Anda di halaman 1dari 9

RINGKASAN MATERI MANAJEMEN KEUANGAN BAB X DAN BAB XI

OLEH: DEWI ULFANANI 105020201111037 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS KONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2011

BAB X MEMBUAT KEPUTUSAN INVESTASI MODAL 1. Proyeksi arus kas: sekilas pandang Dalam suatu proyek harus dipertimbangka apakah proyek tersebut akan menambah atau mengurangi arus kas. Langkah pertama yang adalah dengan menentukan arus kas yang relevan a. Arus kas relevan Adalah perubahan pada keseluruhan arus kas perusahaan yang merupakan akibat dari mengadakan suatu proyek. Karena arus kas berisfat perubahan atau tambahan, arus kas ini disebut juga arus kas tambahan (incremental cash flows) yakni selisih antara arus kas perusahaan di masa depan bila proyek tersebut dilaksanakan dengan arus kas perusahaan di masa depan tanpa proyek tsb. b. Prinsip berdiri-sendiri (stand alone) Sebuah asumsi bahwa evaluasi atas suatu proyek dapat dilakukan berdasarkan pada arus kas tambahan proyek tersebut 2. Arus kas tambahan Beberapa kesalahan umum yang terjadi pada penentuan arus kas tambahan yang umumnya a. Sunk cost Yaitu Biaya yang telah terjadi dan tidak dapat dikeluarkan sehingga tidak boleh diperhitungkan dalam keputusan investasi. Tidak relevan untuk investasi sehingga bag. Keuangan harus mewaspadai untuk mengeluarkan sunk cost dari analisis. b. Biaya kesempatan yang hilang (opportunity cost) Adalah Alternative paling bernilai yang dilepaskan apabila suatu pilihan investasi dilakukan. c. Efek samping Dampak negative dari pada arus kas dari produk baru yang ada sebagai akibat adnya pelucuran produk baru disebut sebagai erosi yakni arus kas dari proyek baru yang menjadi beban bagi proyek yang sudah ada. d. Modal kerja bersih

Dalam memulai proyek disayaratkan untuk memiliki modal kerja bersih. Investasi perusahaan pada modal kerja bersih suatu proyek memiliki sifat mirip dengan pinjaman. e. Biaya pendanaan Komposisi utang dan ekuitas yang dipilih oleh suatu perusahaan untuk mendanai proyeknya merupakan keputusan menejrial ang dapat berubah dan secara umum menentukan bagaimana arus kas dari proyek tersebut akan dibagikan kepada pemilik dan kreditur. f. Isu lainnya Pertama kita hanya memperhatikan perhitungan arus kas, ketika arus kas benar-benar terjadi. Bukan ketika pendapatan atau bebannya terjadi. Kedua, kita memperhatikan arus kas setelah pajak karena pajak pastinya akan melibatkan pembayaran kas. Karena biasanya ketika disebutkan arus kas tambahan biasanya diartikan sebagai arus kas setelah pajak. Arus kas setelah pajak dan laba akuntansi, atau laba bersih merupakan dua hal yang berbeda. 3. a. Laporan keuangan performa dan arus kas proyek Pendahuluan: laporan Keuangan proforma Adalah laporan keuangan yang memproyeksikan operasi pada tahun-tahun mendatang. Untuk laporan ini kita membutuhkan: estimasi jumlah unit penjualan, harga jual per unit, biaya variable per unit,total biaya tetap, nilai total investasi yang dibutuhkan termasuk investasi pada modal kerja bersih. b. Proyeksi arus kas (bab 2) Arus kas proyek= arus kas dari operasi proyek - Perubahan pada modal kerja bersih proyek - Pengeluaran modal proyek Pada titik ini kita akan mengubah informasi akuntansi menjadi arus kas. c. Proyeksi total arus kas dan nilai Setelah kita memperoleh proyeksi arus kas, kita dapat menggunakannya untuk beberapa criteria yang telah dipelajari yakni NPV, IRR dan RIHA (telah dijelaskan pada bab sebelumnya). 4. Lebih lanjut tentang arus kas proyek a. Tinjauan mendalam atas modal Kerja bersih

Dalam menghitung kegiatan operasi akan selalu terjadi kegiatan utang dan piutang, sedangkan arus kas belum terjadi. Hal ini tidak akan menjadi masalah selama kita tidak melupakan analaisi perubahan modal kerja bersih dalam perhitungan kita. Misal: laporan laba rugi suatu proyek Penjualan Biaya Laba bersih Saldo awal Piutang usaha Utang usaha Modal kerja bersih $880 550 $330 $500 310 $190 Saldo akhir $910 605 $305 Perubahan +$30 +55 -$25

Total arus kas= arus kas dari kegiatan operasi - perub.mdl krj bersh pengluarn mdal = $190- (-$25)-0 = $215 Arus kas = arus kas masuk - arus kas keluar = ($500- 30) (310 55) =($500-310) ( 30 55) =arus kas dari kegiatan operasi perubahan pada modal kerja bersih =$ 190 (- 25) b. Penyusutan Penyusutan akuntansi adalah pengeluaran yang tidak melibatkan pengeluaran kas. Akibatnya, penyusutan memiliki dampak terhadap arus kas hanya karena pengaruhnya terhadap pajak. Modifikasi atas penyusutan dengan ACRS (MACRS) Penyusutan dihitung dengan mengalikan biaya perolehan asset tersebut dengan presentase tertentu yang nilainya tetap. Nilai buku vs nilai pasar Dalam menghitung nilai penyusutan berdasarkan perpajakan yang berlaku, masa ekonomis dan nilai pasar masa depan dari asset tidak diperhitungkan. Sebagai akibatnya , nilai buku asset dapat berbeda secara signifikan dengan nilai pasar aktualnya. = $215

Jika selisih antara nilai pasar dan nilai buku melebihi nilai penyusutannya maka harus dibayar pajak, dan harus dilakukan peyensuaian atas perbedaan tersebut. Dan ini bukanlah pajak atas keuntungan modal. Apabila nilai buku melebihi nilai pasar, maka untuk kepentingan perpajakan, perbedaan yang ada akan diperlakukan sebagai kerugian. 5. Definisi alternative atas arus kas dari kegiatan operasi Dalam diskusi selanjutnya , harus tetap diingat bahwa arus kas adalah uang yang masuk dikurangi uang yang keluar. a. Pendekatan dari bawah ke atas Karena kita mengabaikan beban pembiayaan apa pun dalam perhitungan OCF (arus kas dari kegiatan operasi) maka: Laba bersih proyek = EBIT- pajak OCF = laba bersih + penyusutan b. Pendekatan dari atas ke bawah OCF = Penjualan biaya- pajak c. Pendekatan perlindungan pajak OCF = (penjualan - biaya ) x (1-T) + penyusutan x T 6. Beberapa kasus khusus seputar analisis arus kas terdiskonto a. Mengevaluasi proposal Penghematan biaya Salah satu keputusan yang sering kita hadapi adalah apakah akan meningkatkan fasilitas tersebut lebih efektif dari biayanya. Masalahnya adalah apakah penghematan biaya yang dihasilkan dapat menutupi biaya modal yang diperlukan. b. Menentukan harga penawaran Ada lelucon klasik bahwa pemenang dalam tender adalah yang memberikan penawaran paling rendah. Untuk itu diperlukan strategi perhitungan keuangan agar penawanran rendah yang dilakukan tetap mendatangkan keuntungan. Harga terendah yang dapat kita tetapkan dengan memastikan adanya laba adalah apabila NPVnya bernilai nol. Perhitungan selanjutnya dapat memakai pendekatan arus kas dari atas ke bawah dan pendekatan perlindungan pajak. c. Evaluasi pilihan peralatan dengan masa manfaat yang berbeda

Masalah terakhir berhubungan dengan pemilihan antara beberapa system, pemasaangan peralatan, atau prosedur yang berbeda. Tujuan kita adalah memilih biaya yang paling efektif. Pendekata yang dilakuakn disini akan terjadi jika: 1)alternative pilihan yang dievaluasi memiliki masa manfaat yang berbeda 2)sama pentingnya. Langkah pertama adalah dengan menghitung nilai kini dari biaya kedua peralatan tersebut. Kemudian dihitung biaya ekuivalen tahunan (EAC) (penjelasan pada bab 6)

BAB XI ANALISIS DAN EVALUASI PROYEK 1. Evaluasi dan estimasi NPV Berdasarkan bab 9 evaluasi meiliki nilai positif bila nilai pasarnya melebihi biayanya. a. Kasus dasar Dalam bab sebelumnya dalam mengerjakan arus kas terdiskonto kita akan melakukan serangkaian perhitungan hingga mendapati NPV positif. Namun, yang perlu kita cermati lagi adalah apakah serangkaian perhitungan kita telah benar?. b. Arus kas proyeksi versi actual Jika kita memproyeksikan arus kas pada suatu masa bukan berarti arus kas kita pada masa tsb. harus sama persis dengan yang kita proyeksikan. Tapi, yang seharusya diharapkan adalah proyeksi kita akan benar secara rata-rata. c. Risiko peramalan / prakiraan Adalah kemungkinan kesalahan dalam memproyeksikan arus kas sehingga akan berpengaruh pada pembuatan keputusan yang salah, disebut juga resiko estimasi. d. Sumber-sumber nilai Pertahanan pertama terhadap resiko peremalan adalah hal apa dalam investasi ini yang mengarah pada NPV positif?. Dan yang penting diingat

adalah investasi NPV positif mungkin tidak umum, dan banyakanya proyek yang memiliki NPV positif hampir dapat dipastikan terbatas pada setiap perusahaan. Jika kita tidak bisa mengartikulasikan beberapa dasar ekonomi untuk menyimpulkan bahwa kita sudah menemukan sesuatu khusus, kesimpulan bahwa proyek kita mempunyai NPV positif harus dipandang dengan beberapa kecurigaan. 2. Analisis scenario dan analisa bagaimana jika yang lain a. Saat memulai Yang pertama dilakukan adalah menghitung proyeksi awal untuk kasus dasar. Dan kemungkinan kesalahannya. Setelah itu, menyelidiki dampak dari asumsi-asumsi yang berbeda di masa depan pada estimasi kita. Satu cara untuk mengorganisasi penyelidikan ini adalah dengan membuat batas atas dan batas bawah pada berbagai komponen proyek. Ketika kita telah menentukan batas atas dan batas bawah, kita tidak mengesampingkan kemungkinan nilai actual berada di luar kisaran ini. Kita tidak menginginkan rata-rata yang benar berada di luar kisaran ini. b. Analisis scenario Adalah penentuan pada apa yang akan terjadi pada estimasi NPV jika kita ajukan pertanyaan bagaimana-jika, dengan membuat scenario terburuk dan terbaik/ pesimistis- optimistis c. d. Analisis sesitivitas Investigasi atas apa yang terjadi pada NPV ketika satu variabel dirubah Analisis simulasi Kombinasi antara analisis scenario dan analisis sensitifitas 3. Analisis titik impas Adalah suatu analisis yang popular dan biasanya menggunakan alat untuk meneliti hubungan antara penjualan dan laba. a. Biaya tetap dan biaya variable Biaya tetap (fixed cost) : biaya-biaya yang tidak berubah ketika jumlah output berubah dalam waktu tertentu.

Biaya variable (variable cost) : biaya-biaya yang berubah ketika jumlah output yang dihasilkan juga berubah. Biaya variable total = kuantitas total x biaya per satuan output atau VC= Q x v. Biaya total atau TC = VC + FC = v x Q + FC b. c. Titik impas akuntansi (accounting break-even) Adalah tingkat penjualan yang menghasilkan laba bersih sebesar nol. Impas akuntansi :melihat lebih dekat Laba bersih = (penjualan- Biaya variable biaya tetap depresiasi ) x (1- T) = (S- VC- FC D ) x (1-T) 0= (S- VC- FC D ) x (1-T) (1-T) S- VC- FC- D = 0 S-VC (P-v) x Q Q d. =FC + D = FC + D =(FC + D) / (P-v) P x Q v x Q = FC + D

Kegunaan impas akuntansi Terdapat bebrapa pertimbangan mengapa dengan mengetahui titik impas akuntansi dapat bermanfaat. Pertama, impas akuntansi adan periode pengembalian pokok adalah teknik pengukuran yang sama. Kedua, para manajer biasanya memperhatikan kontribusi suatu proyek yang akan diambil terhdap total pendapatan akuntansi perusahaan. Ketiga, suatu proyek hanya berbasis impas akuntansi akan kehilangan uang dalam pandangan keuangan atau baiya kesempatan alternative.

4. Arus kas operasi, volume penjualan, dan kondisi impas a. b. Impas akuntansi dan arus kas Menghitung OCF kemudian menghitung titik impas akuntansinya (poin 3.c) Volume penjualan dan arus kas operasi Dengan mengabaikan pajak, OCF dapat dituliskan secara sederhana sebagai laba sebelum bunga dan pajak ditambah depresiasi: OCF = [ (P v) x Q- FC D ] + D = (P- v) x Q - FC c. Titik impas arus kas, akuntansi, dan keuangan OCF = (P- v) x Q FC

Q = (FC + OCF ) / (P- v) Titik impas akuntansi = Q = FC + D / P v Titil impas kas = Q = FC / P v Titik impas keuangan = Q =(FC + OCF* ) / P- v *OCF adalah yang menghasilkan NPV nol. 5. Pengungkit operasi a. Gagasan dasar Adalah tingkat ketergantungan suatu perusahaan atau proyek terhadap biaya tetap b. Pengaruh pengungkit operasi Semakin besar daya pengungkit operasi, semakin besar potensi bahaya resiko perkiraan. Cara mengatasi proyek yang penuh ketidakpastian adalah dengan menjaga tingkat pengungkit operasi serendah mungkin. c. Mengukur pengungkit organisasi Tingkat pengungkit operasi, degree of operating leverage DOL dapat dikukur dengan cara, Presentae perubahan OCF = DOL x Presentase perubahan Q DOL = 1 + FC/OCF d. Pengungkit operasi dan titik impas Pengungkit operasi adalah suatu factor kunci dari ukuran impas. Tingkat pengungkit operasi menggambarkan tentang kepekaan arus kas operasi terhadap volume penjualan. 6. Penjatahan modal ( capital rationing) Suatu kondisi yang terjadi ketika suatu perusahaan memiliki nilai NPV proyek positif, tetapi tidak mampu memperoleh pendanaan yang diperlukan. a. Penjatahan lunak (soft rationing ) Suatu kondisi yag terjadi ketika unit-unit dalam suatu bisnis dialokasikan sejumlah dana tertentu untuk keperluan penganggaran modal b. Penjatahan keras (hard rationing ) Suatu situasi yang terjadi ketika suatu bisnis tidak dapat memperoleh pendanaan dri manapun untuk proyek-proyeknya.

Anda mungkin juga menyukai