Anda di halaman 1dari 34

BAB I PENDAHULUAN

1. Gambaran Siti Jenar

Dalam bahasa jawa, SITI adalah tanah. Jenar adalah merah. Manusia diciptakan dari tanah, tak lebih dari sekedar tanah merah. Sisanya adalah ruh Allah.Syehk Siti Jenar pernah mendapat wejangan dari Nabi Khaidir. Nama asli Syekh Siti Jenar adalah Ali Hasan Alias Abdul Jalil atau Syekh Lemah Abang. Syekh Siti Jenar, termasuk wali yang paling terkenal, lebih-lebih dalam kalangan abangan di Jawa, ia mendapat penghargaan yang sangat tinggi, Boleh jadi kata abangan merupakan penisbahan kaum itu kepada Syekh Lemah Abang. Menurut cerita,Syekh Siti Jenar demikian keramat dan sakti, bisa masuk bumi waktu dikejar-kejar oleh para Sunan untuk menangkapnya. Dibah tanah yang gelap gulita serta sempit itu, lantaran keramatnyaSyekh Siti Jenar menciptakan menjadi terang benderang dan luas lapang seluas alam semestalengkap dengan langitnya yang cerah. Untuk menandingi ini maka para Sunan menciptakan mendung, hujan, dan topan badai, sehingga alam di bawah Bumi itu laksana bongkah, kembali gelap gulita dan sempit seperti sedia kala. Kemudian Syekh SIti Jenar, dengan keramatnya mencitakan suatu keadaan yang asri indah, lengkap laksana sorga dengan buah-buahan. Langitnya bagai berahta ratna mutu manikam amat indah. Untuk mengatasi keramat Siti Jenar, Para Sunan menciptakan api dan kapak-kapak api, membakar habis hasil ciptaan Siti Jenar . sedangkan untukmenadingi ketujuh Wali lain yang mengeroyok hendak menangkapnya, Syekh SIti Jenar membagi dirinya sampai menjelma tujuh Syekh Siti Jenar kembar yang mengalahkan para wali. Dalam cerita di sebutkan Syekh Siti Jenar memisahkan diri dari Wali Songo dan melawan delapan Wali lainnya. Umumnya berita-berita tentang Siti Jenar bersifat legenda penuh dengan hal-hal yang aneh,hebat-hebat dan ajaib, alim dan keramat sebagai Wali-wali

lainnya. Syekh Siti Jenar mendirikan pergurua secara terbuka untuk menadingi para guru yang perguruannya rahasia. Maka perguruan Suan Giri,pesantre-pesantren mulai sepi tidak tahan bersaing melawan perguruan Syekh Siti Jenar. Sampai-sampai putra Sunan Kalijaga sendiri yaitu putra angkat Sultan DemakPangeranPenggi, Kebo Kenongo, Ki Ageng Tingkir, Buyut Pangeran Beta, tidak ketinggalan. Mereka ikut berguru kepada Wali lainnya. Tentang diri Syekh Siti Jenar, dalam cerita yang di nukil rinkes kita dapati silsilah Syekh Siti Jenar berasal dari nabi Muhammad Saw. Melalui Fatimah, imam Kusain (Husain), Said Jenal Ngabidin (Syainal Abidin), Muhammad Bakil (AL-Baqir), Batuk Ngisa Yuwu, Malakka, Syekh Datuk Syoleh. Adapun tasawwuk yang di ikuti Syeh Siti Jenar adalah tasawwuk, Wujudiyyah ,dengan tarekat Jabariyah dan Qodariyah. Tarekat ini di ajarkan oleh Syeh SIti Jenar sekitar tahun 1527 M. tarekat ini mutawatir dari nabi Muhammad Saw melalui Abu bakar Ash-Siddiq. Pada prinsipnya, yaitu adalah kesatuan hamba dengan Tuhan-Nya (manunggaling kaulah Gusti) . Derajat tertinggi itu bisa di capai ketita manusia sudah benar-benar lepas dari basyar (tubuh). Tidak ada wirit dengan bilangan tertentu. Jamaah di wajibkan senantiasa mengingat Allah dalam situasi apapun sembari melakukan aktifitas. Tak ada desah nafas tanpa menyebut Allah. Tata cara yang bebas itu menjadi ciri khas tarekat Syeh Siti Jenar. Prinsip aliran ini ialah bahwa semua orang bebas bertemu Tuhan. Guru merupakan pembimbing bukan penentu, semua derajatnya sama. Jamaah baru akan di baiat dan akan di beri pelajaran mengenai prinsip tarekat. Menurut para wali, kesalahannya bukan terletak pada ajarannya, tetapi pada kenyataannya bahwa ia membuka rahasia tertinggi yang sesungguhnya hanya bisa di ajarkan kepada orang-orang tertentu, bukan kepadaa orang awam. Siti Jenar mengajarkan ilmu, Syasyahidan(ilmu persaksian) . Kata syasyahidan adalah ringkasan dari syahadah muta awwilah dalam ajaran ini diri pribadi itulah wujud yang abadi dan uluhiyah(men-Tuhan). Dalam ajaran ini

terdapat rumusan : tidak ada Tuhan slain AKU .ungkapan ini sesunggunya tak lain ialah kutipan langsung terhadap firman Allah dalam Al-Quran surah Tha ha(20:14)

Artinya: Sesungguhnya AKU Allah, tiada Tuhan selain AKU. Sembahlah AKU. Identifikasi aKU(Tuhan) dalam ayat ini di terjemahkan langsung dengan diri pribadi atau hudup kita pribadi. Muhammad adalah cahaya saya (manusia) rasa atau rahasia saya (manusia). Tarekat Syekh SIti Jenar justru menempatkan syariat sebagai landasan utama hidup beragama. Sholat, sakat,puasa dan segala kewajiban yang lain, tetap di akui dan wajib di laksanakan. Meski hubungam dengan Tuhan bisa di lakukan di luar sholat perintah itu tetap wajib di laksanakan sebagai bentuk ketaatan kepada Allah aliran ini tidak memiliki kitab tertentu, sehinggan pengajarannya langsung dari guru ke murid. Namun bila seseorang telah menjadi anggota, pandangan terhadap ajaran tu tatap sama. Dalam menyebarkan ajarannya, Syekh Siti Jenar mengunakan pendekatan yang sangat populer yakni dialog guru-murid. Meski ketika itu Sunan yang lain telah berhasil menanamkan pengaruh di seluruh pesisir Jawa, namun pada saat yang sama Syekh Siti Jenar juga telah menanamkan pengaruh kuat. Tarekat Syekh Siti Jenar juga mengenal paham Fana , istilah untuk pengamalan manuasia ketika mencapai puncak hubungan dengan Tuhan. Proses ini sulit di gambarkan, karena merupakan pengalaman batin yang tak terbayangkan oleh manusia biasa. Pembahasan mengenai penghayatan gaib di lukiskan sebagai arus balik dari kerangka pemikiran tajalli , dalam ajaran martabat tujuh , yakni : ahadiat, wahdat, wahidiat, alam arwah, alam mitsal,alam ajzam, insan kamil. Syekh Siti Jenar mengajak manusia agar senantiasa waspada, bersahaja, mengendalikan diri, engurangi kenikmatan duniawi, dan bersyukur meski dalam keadaan sempit. Agar dengan demikian di harapkan dapat memahami asal dan tujuan kehidupan, yaitu husnul khatimah atau akhir perjalanan hidup yang baik dan membahagiakan.

Kesempurnaan menurut Syekh Siti Jenar di hayati dengan seluruh kesempurnaan cipta-rasa-karsa . Manusia sempurna telah menghayati dan mengerti awal akhir hidupnya/meninggal. Manusia telah kembali dan manunggal dengan pencipta-Nya ( Allah). Manusia sempurna memiliki kebijaksanaan dan kekuatan mengetahui peristiwa di luar batasan ruang dan waktu. Istilah lain dari ilmu kesempurnaan ialah ma rifat . Syekh Siti Jenar memang suka bermain dengan kalimat-kalimat mutasabihat seperti haiyun da iman la yamutu Abadan . Artinya hidup kekal tidak mati selamanya. Menurut Syekh Siti Jenar, hidup di dunia sebagai kematian dan lepasnya nyawa sebagai awal (hati-hati memaknainya!!!). Dengan kalimat ini oleh para Sunan, Syekh Siti Jenar di nilai menyebarkan ajaran sesat yang membuat orang awam gampang terpeleset dari akidah. Inilah yang mencemaskan Wali Songo. Bila ini di ikuti, maka dakwah Wali Songo bisa gagal. Oleh dewan wali, ia di tugasi mengajar syahadat dan tauhid karena Syekh Siti Jenar merupakan bagian dari kelompok dakwah Wali Songo. Namun belakangan, pelajaran Syekh Siti Jenar malah mengarah pada imu hakekat menunggaling kaulah gusti (kesatuan hambah dengan Tuhan-Nya), ini bukan wilayah syariat. Wali Songo menilai, itu tidak cocok bagi orang awam.

2.

Riwayat Siti Jenar

Syekh Siti Jenar atau Syekh Lemah Abang itu adalah salah seorang anggota Wali Songo, namun karena Siti Jenar di anggap mengajarkan ajaran yang menimbulkan keresahan umat dan mengabaikan syariat agama maka Siti Jenar di hokum mati. Selanjutnya kedudukan Siti Jenar di gantikan oleh Sunan Bayat. Syekh Siti Jenar bernama asli Syekh Abdul Jalil ia adalah putra seorang ulama Malaka Syekh Datuk Sholeh yang hijrah ke tanah Cirebon. Sejak masih kecil Abdul Jalil di tinggal mati kedua orang tuanya. Ia di ambil sebagai anak angkat oleh Ki Danu Sela seorang kuwu Cirebon. Ki Danu Sela adalha keturunan prabu Kertawijaya Maharaja Majapahit. Dia menikah dengan Ratu Inten Dewi putri Prabu sura wi sesa Ratu Sang Hiang, Ratu Aji di Pakuan Pajajaran, keturunan Sri Baduga Maha raja.

Sejak kecil Abdul Jalil menimbah ilmu agama islam kepada ulama besar bernama Syekh Datuk Kahti,kemudian melanjutan pendidikannya ke mekah dan Baghdad. Ia kembali ke tanah Jawa untuk berdakwah mengajarkan agama islam. Salah seorang muridnya yang terkasih adalah Raden Sahid yang kemudian hari berjuluk Sunan Kalijaga. Syekh Abdul Jalil membuka dukuh-dukuh ia mengajarkan agama islam sacara kaffah antara syariat, tarekat, hakekat, dan ma rifat di ajarkan secara berimbang dan berjenjang. Ajaran sufinya adalah yang di sebut syasa hidan. Karena itu kemudian ia lebih di kenal sebagai Syekh Lemah Abang atau Syekh Siti Jenar. Syekh Abdul Jalil tidak sembarangan mengajarkan hakekat dan ma rifat hanya orang-orang khusus yang sungguh-sungguh mencari kebenaran. Menurut Syekh Siti Jalil untuk mencapai AKU, yang wajib di nafikan dari keberadaan seorang salik adalah aku. Selama aku masih mengaku ada maka AKU tidak mengakuinya. Sehingga selamanya aku akan terhijab dari AKU. Demikian banyaknya pengikut Syekh Siti Jenar dan mereka memuja-mujanya bagaikan dewa. Padahal yang demikian itu tidak dikehendaki oleh Syekh Siti Jenar. Maka buru-buru Syekh SIti Jenar berpamit meninggalkan padepokan. Sebelum pergi ia berwasiat kepada murid dan orang-orang yang mengaku sebagai pengikutnya. sebelum aku pergi meninggalkan kalian,sangat baik jika aku tinggalaka wasiat kepada kalian, yang dengan wasiat itu kalian tidak akan tersesat dalam
menjalani hidup di dunia dan di akhirat. Ya,denga wasiat itu kalian akan selalu berada di jalan kebenaran sampai kehadirat-Nya. Sebab itu, jangan sekali-kali kalian melepaskan wasiat yang aku tinggalkan itu pegang erat wasiat itu sebagai pusaka,

yakni! . Inilah wasiatku, setiap orang harus sadar jika segala sesuatu yang tergelar di alam semesta ini aladah nisbi. Tidak ada yang bersikap mutlak. Lantaran itu, masing-masing orang harus hidup tengah-tengah. Tidak berlebihan dan tidak melampaui batas. Prinsip Ini hendaknya kalian jadikan pusaka dalam segala hal yang menyangkut kehidupan kalian, baik yang duniawiyah maupun ukhrawiyah dan ilahyah. Dalam kehidupan, kalian bisa memaknai prinsip ini dengan kehidupan dunia yang sederhana dan tidak berlebih-lebihan sehingga membuat orang tertimbun benda-benda kekayaannya. Kalian juga boleh memaknainya sebagai pengekangan terhadap napsu perut dan napsu syahwat yang sesuai

dengan nilai-nilai kepantasan. Kalian juga boleh memaknainya sebagan pengekangan terhadap ambisi kekuasaan yang membahayakan. Hak-hak rohani harus dipenuhi secara pantas. Hak-hak jasmanipun hendaknya tidak diabaikan. Bayarlah hak rohani dan jasmani secara seimbang.Ada di antara ummat islam yang memiliki pandangan berlebihan dalam memaknai Yang Ilahi. Bahwa aku, Syekh Siti Jenar tidak pernah mengajarka keyakinan yang berlebihan dan melampaui batas. Ajaranku tetap bertolak dari prinsip tengahtengah. Sebab jika seorang menganggap bahwa Allah adalah Kebaikan, Kesempurnaan,kesucian, Maha kasih, dan dari-Nya tidak bisa memancar ketidak baikan, ketidak sempurnaan, ketidak sucian, dan kemurkaan maka sejatinya orang tersebut telah terperangkap kedalam jaring-jaring masalah rumit yang bakal membawanya ke jurang kemusyrikan. Mereka akan menganggap ketidakbaikan dan ketidaksempurnaan berasal dari Zat selain Allah, yaitu kuasa kegelapan dan kejahatan. Itu berarti, mereka menganggap ada dua Zat yang berbeda, yaitu Zat Allah dan zat selain Allah. Kalu keyakinan itu di ikuti maka orang akan menolak keberadaan Asma Ilahi yang saling bertolak belakang(alasma al-mutaqabilah) yang berujung pada Asma Allah sebagai keseluruhan asma ilahi yang bertentagan (majmuh al-sma al-mutaqabilah). Mereka akan menolak nama ilahi Yang Maha Menyesatkan (al-mudhill) Yang Memberi Kesempitan (alqabidh), Yang Maha Menista (al-mudzil), Yang Maha Memberi Bahaya (adh-dharr), Yang Membinasakan (al-mumit). mereka juga akan mengingkari bahwa ibris, setan, mahluk kegelapan, dan manusia terkutuk tidak berasal dari Allah. Padahal, sesuai prinsip/ firman Allah innallilahi wa inna ilaihi rajiun (segala sesuatu berasal dari Allah dan akan kembali kepada-Nya). Dengan adanya agama islam dimaksudkan agar makhluk yang ada di bumi dan di lagit, dan termasuk dirimu itu, beribadah sujud kepada Allah dengan hati yang iklas samapai kepala di letakkan di muka bumi, sehingga bumi dan segala keindahannya tidak tampak di hadapanmu, hatimu akan ingat allah semata-mata. Yang demikianlah seharusnya perasaanmu, senantiasa merasa sujud di bumi ini. Mengapa pula menjalankan duduk diam seakan-akan menunggu sesuatu?. Melambangkan pengosongan diri dengan harapan bertemu Allah. Padahal sebenarnya itu tidak dapat mempertemukan dengan Allah. Allah yang kau sembah itu betul-betul ada. Dan hanya Allah-lah tempat kamu mengabdikan diri dengan sesunggunya. Dan janganlah sekali-kali dirimu menganggap sebagai Allah!.

Sangatlah tidak masuk akal jika kalian sebagai murid dan pengikutku memperlakukan aku secara berlebihan. Bagaimana mungkin aku bisa membiarkan kalian menciumi kakiku merangkup lututku, bahkan mengambil tanah bekas telapak kakiku. Itu melampaui batas itu justru aku tentang selama ini. Sebab, nabi Muhammad Saw manusia agung yang menjadi panutanku, selalu menolah diperlakukan secara berlebihan. Dia selalu menampakkan kehambaan dan kerendahan hati dia selalu berada di tengah-tengah dan mengajarkan agar pengikutnyapun berada di tengah-tengah. Lantaran itu mulai saat ini, aku katakan bahwa mereka yang memperlakukan aku atau siapapun di antara manusia secara berlebihan dan bahkan meberhalakan, maka bukanlah dia itu dari antara pengkutku, apalagi murid rohaniaku. Ketika Syekh Siti Jenar kembali ke Cerebon ada seorang bernama Hasan Ali membuat dukuh baru tak jauh dari dukuh Syekh Siti Jenar. Ia mendakwakan dirinya sebagai Syekh Siti Jenar. Padahal Syekh Siti Jenar sejatinya adalah Syekh Abdul jalil. Orang ini sengaja memakai nama gelar Syekh Abdul Jalil untuk kepentingannya sendiri. Hasan Ali ini adalah putra Resi Bungsu dan cucu dari Prabu Sura Wisesa Raja Pakuan Pajajaran nama asli Hasan Ali adalah Raden Anggaraksa ia mengajarkan ilmu yang menjadi kebalikan dari ajaran Syekh Siti Jenar. Menurut Hasan Ali untuk mencapai kebenaran sejati di perlukan tata cara sebagai berikut: untuk mencapai AKU maka yang wajib dikuat tegukan adalah aku, tanpa menguatkan angan-angan hayalan menjadi Allah maka mausia tidak akan bisa menyatu dan menjadi Allah. Sebab itu, kuat dan teguhkan daya hayalanmu bahwa engkau adalah Allah sendiri. Akumu adalah Aku Allah Di antara ajarannya adalah berupa teknik pernapasan ditambah sederetan doa-doa yang di ajarkannya pun lazimnya berkaitan dengan ilmu kanuragan ( kesaktian), ilmu pengobatan, ilmu sihir yang rbercampur aduk dengan ajaran batiniah. Murid murid yang umumnya datang dari kalangan awam tidak memahami ilmu keislaman. Mereka tidak bisa membedakan mana ilmu pengetahuan rohani yang menuju jalan kebenaran dan mana pengetahuan perdukungan yang diliputi hasrat nafsu rendah badani. Kemudian ada orang bernama San Ali Anshar mengaku sebagai Syekh Siti Jenar. Ia juga membuka perguruan. Dialah gurunya Hasan Ali alias Raden Anggaraksa. Seperti muridnya ia juga mengajarkan tarekat ganjil yang di campur denga ilmu ketabihan, ilmu sihir dan ilmu kanuragan. Ia mengajarkan paham bersatunya hamba dengan Tuhan (wahdatul wujud). Juga mengajrka zikir

berjamaah, yaitu di lakukan bersama antara laki-laki dan perempuan. Semua berteriak-teriak seperti orang kesurupan dan banyak yang pinsan. Ia juga berpendapat watita (istri) bisa dimiliki secara bersama-sama oleh jamaahnya.

3.

Faham Syekh Siti Jenar

3.1 Tentang Kesatuan Wujud

Syekh Siti Jenar mengajarkan ilmu beraliran wahdatul wujud (kesatuan wujud) dengan melakukan ittihad (kesatuan mutlat). Ajaran ittihad ini laksana api dengan nyalanya , laut dengan ombaknya, atau kembang dengan sarinya . Keselarasan hubungan antara Tuhan, manusia dan alam menjadi ajaran pokok Syekh Siti Jenar. Mengenal Tuhan berarti mengenal asal kejadian manusia, yang sekaligus tempat kembalinya manusia di kemudian hari. Arti prinsip tersebut adalah asal-usul, tujuan, dan proses kejadian manusia. Manusia adalah penyatuan roh Tuhan (Allah) dengan diri manusia. Di saat Adam di ciptakan, Allah memasukkan roh-Nya kedalam diri Adam. Jadi pada diri manusia sudah ada Allah. Smua tingkah laku manusia merupakan perwujudan tindakan Allah. Secara konsisten, semua ajaran di ajarkan Syekh SIti Jenar kepada para murid, serta s iapa saja yang berguru kepadanya. Dalam tingkat tertinggi, pengikutnya sampai merasa bahwa tidak ada dirinya sendiri, yang ada hanya Allah (fana fillah-baqa billah) . Berkaitan dengan Zat Tuhan yang di ibaratkan dengan samudra, manusia adalah setitik air di dalamnya. Hal ini memiliki konsep yang menyatakan saya bukanlah saya, engkau bukanlah engkau, juga engkau bukanlah saya. Saya sekali waktu adalah saya dan engkau, engkau sekali waktu adalah engkau dan saya . Menyatunya manusia dengan Tuhan itu ibarat cermin dengan orang bercermin , bayangan dalam cermin itu adalah manusia. Pandangan hidup sufistik yang di anut Syekh Siti Jenar sesungguhnya di kembangkan dan di anut pula wali lainnya. Dalam soal ajaran tentang Tuhan dan sholat, Siti Jenar berpendapat bahwa Tuhan bersemayam dalam diri dan sholat

lima kali sehari dan zikir itu adalah sesuatu keputusan hati, tergantung kehendakNya. Benar atau salah, baginya adalah apa yang di terima dari pribadi dengan segala keberanian dan tanggung jawab. Posisi Yang Maha Suci itu terletak di dalam diri pribadi manusia. Pandangan ini dapat dilihat dari pernyataan Siti jenar kelilingilah cakrawala dunia ini membungkanlah engkau kelangit yang tinggi, dan salamilah dalamnya bumi hingga lapis ketujuh, engkau tidak akan menemukan Wujud Yang Mulia . Kemana saja engkau pergi, engkau hanya akan menemukan kesunyian dan kesenyapan. Jika pergi ke utara, selatan, barat, ke timur dank e tengah-tengah, yang ada di semua tempat itu sama dengan di sini, Allah Maha Esa, Maha Kuasa atas segala apa yang ada. Konsep Tuhan bagi Siti Jenar jika bersumber dari hati yang tulus dan jujur. Tuhan tidak dapat di lukiskan dengan gambaran apapun. Tuhan ada di sini dan di sana, sekarang dan nanti, meliputi segala tempat, ruang dan waktu. Isi dalam daging tubuh ini adalah isi perut yang kotor, bukan jantung dan bukan pula otak yang terpisah dari tubuh. Tetapi nafas yang melaju pesat bagaikan anak panah terlepas dari busurnyalah yang dapat menjelajah ke Mekah dan Madinah. Wujud manusia hanyalah jazad yang akhirnya akan menjadi jenazah, yang membusuk bercampur tanah dan debu. Nafasnyalah yang mengelilingi dunia, meresap ke dalam tanah, api, air, dan udara yang akhirnya kembali ke tempat asaldan aslinya. Hal itu di sebabkan karena seumanya merupaka barang baru, dan bukan asli. Bagi Siti Jenar, Tuhannya adalah Tuhan yang bersifat jalal dan jamal, yaitu Tuhan Yang Maha Mulia dan Maha Indah. Karena itulah sholat bagi Siti Jenar timbul dari kesadaran yang sangat pribadi, bukan di paksakan atau lantarang faktor sesuatu di luar diri. Ketaatan seseorang juga bukan di sebabkan karena dari atau kepalan tangannya sudah tebal dan menghitam. Dalam konteks pandangan inilah, bagi Siti Jenar dia hanya menganggap bahwa Tuhan-Lah satu-satunya penguasa alam ini dan Dia pulalah yang berkuasa atas segala kehendak-Nya. Dia-Lah yang Maha Kuasa, pangkal segala ilmu, Maha Mulia, Maha Indah, Maha Sempurna, rupa warna-Nya tanpa cacat. Dalam raga manusiaAllah tak tampak, Dia sangat sakti, menguasai segala yang terjadi/ yang akan terjadi dan menjelajahi seluruh alam semesta. Untuk ini bagi Siti Jenar berbuat baik dan menyembah karena atas kehendak-Nya.

3.2

Dari Mana dan Hendak Kemana Manusia

Dalam pengertian sederhana adalah asal mula dan tujuan mahkluk. Dari manakah manusia di lahirkan ke dunia?, untuk apa dan kemana setelah terlahir ke dunia ini. Asal menjelmanya atau lahirnya jiwa/ sukma manusia, yaitu dari alam gaib, lahir kealam dunia (alam syahadat), dengan jalan atau proses ; melalui 4 anatsir : a) Udara. b) Air. c) Api. d) Tanah. Yang lahir menjadi manusia dengan perantaraan ibu-bapak. Bahwa manusia itu di samping mempunyai kekuatan, tenaga jasmani, dan fikiran yang di pergunakan untuk keperluan hidup sehari-hari, sebenarnya masih mempunyai kekuatan lainnya lagi yang lebih besar, dan bahkan menjadi pusat sumber tenaga manusia, tetapi tertutup oleh tabir gaib. Oleh karena itu, pada umumnyas jarang yang dapat memperoleh dan memperoleh dan menggunakan tenaga rohani sehingga terdapat macam-macam cara untuk menggalinya. Di antaranya dengan melaksanakan sesaji. Cara tersebut kemudian menjadi naluri yang di wariskan kepada kita sekarang.tetapi karena terdesak oleh perkembangan zaman, naluri mengadakan sajen itu sekarang jarang di laksanakan, bahkan pada umumnya sudah banyak yang tidak mengerti, sehingga naluri tersebut menjadi hamper tersisih dari sejarah kebudayaan kita yang asli. Adapun naluri mengadakan sesaji itu di maksudkan untuk usaha mendisiplinkan diri sendiri supaya ingat, bahwa manusia itu mempunyai unsur rohani. Kita harus mengenal dan mendekati saudara yang bersifat gaib/ halus itu, supaya mendapat bantuan dan pengayoman dalam melakukan keperluan hidup sehari-hari.

Falsafah hidup orang Jawa percaya mengenai istilah empat saudara dan sebagai penuntun adalah saudara ke-Lima. Kata saudara melambangkan sifat nafsu setiap manusia yakni keigninan serta dorongan hati yang kuat kea rah kebaikan atau kejahatan, seperti : Sifat nafsu amarah Nafsu birahi atau supiah Nafsu baik atau mutmainnah. Waktu bayi akan lahir, yang keluar dulu air kawah, karena itu di sebut kakak. Setelah lahir keluar ari- ari, karena itu di sebut adik. Di samping itu, waktu bayi lahir ; keluar darah dan daging. Jadi darah, daging dan kelima ari-ari adalah lima jiwa yang menjadi satu yaitu manusia. Ari-ari anak yang baru lahir di tanam, di beri lampu supaya terang dan di pelihara sampai batas waktu tertentu. Ini maksudnya agar ari-ari yang tidak kelihatan (gaib) dapat menjaga keselamatan anak. Sebagai eksistensi tersebut melampangkan keempat nafsu manusia yang berpusat pada aku (yang kelima). Keempat nafsu tersebut adalah: Aluama (nafsu angkaramurka) Amarah (nafsu lekas marah) Supiah (nafsu birahi), Sedangka yang kelima di sebut: Mulhimah sebagai pusat memberikan arah keempat nafsu tersebut. Adapun empat anasir kejadian manusia adalah: a) Anasir tanah dengan sifat kekuatan nafsu aluama b) Anasir api dengan sifat kekuatan nafsu amarah c) Anasir air dengan sifat kekuatan nafsu supiah d) Anasir udara dengan sifat kekuatan nafsu mutmainnah Yang di maksud dengan perjalanan hidup manusia di dunia dengan memilih dan mementukan nasibnya sendiri, kemudian beralih menempuh perjalanan hidup sesudah mati raganya berada di alam gaib lagi. Tuhan seluruh sekalian alam. Bahwa menjelmanya atau lahirnya jiwa / sukma menjadi manusia di dunia ini, adalah merupakn utusan Tuhan, perintah Tuhan. Pertanyaan, apa tujuan hidup? mengandung arti yang sangat dalam sifatnya filosofis. Istilah yang di pergunakannya adalah dari mana dan hendak kemana manusia di lahirkan.

Pandangan tentang asal dan tujuan hidup, atau awal dan akhir hidup manusia sebagai berikut: ketahuilah perihal hidup sejati manusia hidup di dunia ini, ibarat hanya singgah untuk minum, ibarat burung terbang lepas tinggalkan kurungan di mana nanti hinggap janganlah keliru, ibarat orang bertandang, saling tengok toh akhirnya harus pulang,pulang ke asal mula . Dari bait tersebut secara samar-samar dapat kita pahami asal mula dan tujuan akan dari segala yang ada di dunia ini, bahwa manusia hidup di dunia ini hanyalah sebentar, ibarat hanya singgah untuk minum. Oleh karena itu dunia yang fana ini di sebut alam madya (tengah-tengah). Di bawah ini adalagi syair yang berbunyi: dari mana asal mulanya dulu manusia dan segala mahluk, segala yang ada di alam ini sebenarnya semua itu pasti ada yang mengadakan, yaitu Pencipta Alam Semesta, Tuhan Yang Maha Agung, itulah asal mula, dan itupulalah tujuan akhir dari semua yang ada .

Dari kedua bait temban tersebut dapat kita tarik kesimpulan inna lillahi wa inna ilaihi rajiun . Bahwa manusia dan segala yang ada di semesta ini adalah ciptaan/berasal dari Sang Maha Pencipta, Tuhan Yang Maha Esa dan semuanya akan kembali pada asalnya. Umur manusia sangat singkat dibandingkan dengan kehidupan yang abadi sesudah mati. Untuk itu hidup harus berdasarkan kepada kebenaran. Kebenaran sejati datangnya hanya dari Tuhan. Untuk mendapatkan kebenaran sejati manusia harus mencapai kesadaran sejati . Ini dapat di capai melalui ilmu atau pengetahuan sejati. Agar sampai pada ilmu sejati manusia harus dapat melihat kenyataan sejati. Untuk mendapatka itu manusia harus melakukan dua hal, yakni : Menyiapkan jiwa raganya menjadi manusia yang kuat Suci serta mohon rahmat Tuhan agar dirinya terbuka unutk menjalani prinsip tersebut di atas. Sesuatu yang dicapai tidak hanya kekuatan penalaran atau rasio belaka, karena pada suatu saat rasio dapat berhenti dan manusia harus mengguna rasa sejati. Dengan begitu manusia akan dapat melihat kenyataan sejati tentang dirinya, asal mula dirinya, asal mula kehidupan dan akhir kehidupan.

Bahwa untuk mencapai tuhan harus melalui tahapan yakni : syariat, tarekat, hakekat dan ma rifat. Ini mengikatkan kepada kita, bahwa untuk mengenal diri manusia harus melalui tahapan yaitu : Syariat ---- ( sembah raga) Tarekat ----(sembah kalbu) Hakekat ----(sembah jiwa) Ma rifat ----(sembah rasa). Seseorang harus pula mengerti asal usul manusia dan hidup pengabdian kepada Tuhan Yang Maha Esa. Kesempurnaan dalam kematian yang secara gambling disebut juga kembali kesisi Tuhan Yang Maha Esa, dengan tata cara hidup layak untuk mencapai budi suci , dan menguasai panca indra serta hawa nafsu untuk mendapatkan tuntunan Sang Guru Sejati ( Allah ) . Bagi mereka yang mengamalkannya akan memetik manfaatnya berupa ilham. Pintu gerbang rasa sejati yang dalam hal ini mempunyai nilaigaib. Bersifat gaib dan menyatunya dengan Tuhan Yang Maha Esa. Artinya ujung dari segala pengetahuan atau tingkat setinggi-tingginya ilmu yag dapat di capai oleh manusia. Karena ilmu pengetahuan yang diperoleh dari ma rifat ini lebih tinggi mutunya dari pada ilmu pengetahuan yang di peroleh dengan akal. 4. Islam Abangan dan Islam Resmi

Hubungan antara agama dan kekuasaan tanpa tercermin dalam bentuk pengaruh da dukungan penuh Wali Songo terhadap kekuasaan Raden Fatah, seperti ketika khalifah di dukung penuh oleh ulama fikih. Walaupun demikian faham Siti Jenar tampak dikembangkan sebagai model ke agamaan penguasa yang merupakan keturunan murid Syekh Siti Jenar. Faham model Siti Jenar kemudian tumbuh meluas dalam bentuk tradisi keagamaan pemeluk islam dan tradisi keagamaan orang Jawa. Tidak penting dalam mereka apakah resmi memeluk islam atau tidak menyatakan diri sebagai pemeluk islam. Mereka inilah yag sering diberi label orang abangan . Sementara orienrtasi islam resmi seperti model pendekatan kekuasaan Wali Songo berkembang

di kalangan elit muslim.Dua model islam, tradisi tinggi dan tradisi rakyat, tampaknya menjadi sebab mengapa gerakan islam hamper selalu gagal memproleh dukungan rakyat abangan. Betapapun juga Siti Jenar turut andil dalam proses pengembangan dan pembaruan islam ia mempunyai konteksnya sendiri. Artinya, pembaruan yang dikembangkan Siti Jenar adalah pembaruan melalui jalur kebudayaan atau islam cultural. Tak heran beliau pun agrab dengan Khi Ageng Pengging, Raja Majapahit yang tidak mau tunnduk kepada Raden Fatah. Siti Jenar tidak mengambil jalur hukum maupun politik dalam proses pembaruan itu. Hanya sufisme yang kemudian ia jadikan sebagai model pembaruan dijalur kulturalnya itu. Berbagai upacara selamatan dan sesaji merupakan bentuk tradisi keagamaan rakyat yang sudah ada sebelum islam yang tetap di lestarikan. Sistem kepercayaan dan ritual local yang terwakili dalam tradisi Khi Ageng Pengging, justru tidak dapat diterima oleh Wali Songo. Kerajaan islam pasca Demak Bintara, sebaliknya merupakan bentuk kemenangan tokoh Khi Ageng Pengging yang pernah berguru pada Siti Jenar. Namun demikian, idiologi dari system kepercayaan dan ritual Siti Jenar boleh jadi merupakan penyebab tokoh ini tidak pernah memperoleh pengakuan resmi pada masa Wali Songo. Syekh Siti Jenar dituduh telah membocorkan apa yang seharusnya di rahasiakan. Dari tuduhan itu, nyata bahwa sebenarnya para wali lainnya membenarka ajarannya dan dalam hatinya juga mengikuti aliran Syekh Siti Jenar. Namun ajaran itu khusus anya di peruntukkan bagi mereka yang telah lanjut ilmunya. Pembeberan rahasia yang pelik kepada umum, itulah pokok kesalahan Syekh Siti Jenar. Inti ajaran wujudiyyah yang di anut oleh Syekh Siti Jenar, ialah bahwa segala sesuatu yang berwujud adalah percikan sinar Ilahi. Manusia adalah salah satu wujud yang terdapat di dunia. Ajaran Siti Jenar telah berkembang di dalam sejarah islam sejak abad ke XI masehi. Beberapa tokoh sufi terdahulu seperti ; AlHallaj, dan ibn Arabi, telah mengembankan sebagian ajaran seperti yang di ajarkan oleh Syekh Siti Jenar. Karena kedalaman ilmunya tokoh tersebut dan kedangkalan fikiran ulama fikih pada saat itu sehingga ajarannya di salahkan

(bid ah) bahkan pengikutnya di anggap kafir.ajaran Wali Songo memang lebih di terima oleh ummat negeri ini dengan terbuka dan sepenuh hati. Namun, ajaran Siti Sejar mungkin juga terus hidup dalam kesadaran keagamaan ummat, walaupun tidak secara terbuka. Pandangan umum ummat islam diatas,bersumber pada keputusan Wali Songo tentang sesatnya ajaran yang di sebarkan Siti Jenar. Dewan kerajaan Demak Bintara dengan anggota utamanya Wali Songo, memandang ajaran Syekh Siti Jenar bukan hanya sesat, tetapi telah mengganggu ketentraman masyarakat dan strabilitas kekuasaan Raden Fatah. Setelah gagal membujuk atas nama Raden Demak, dewan agama menetapkan hukuman mati bagi Siti Jenar. Sejak itu, Wali Songo memberantas seluruh pengikut Siti Jenar dengan kekuatan bersenjata. Konflik Siti Jenar dengan Wali Songo itu menarik karena melibatkan seluruh keturunan Raja terekhir Majapahit. Khi Ageng Pengging keturunan Prabu Wijaya seorang murid Siti Jenar, memilih hidup di luar istana dan tidak bersedia tunduk pada kekuasaan Raden Fatah. Masyarakat Karebet, dikenal sebagai Joko Tingkir nantinya berhasil menjadi raja. Mastarakat karebetalah yang telah menurunkan Raja-raja dari kerajaan Mataram islam di kawasan Yogyakarta dan Surakarta. Hukuman mati yang di jatuhkan pada Syekh Siti Jenar dan pengikutnya seperti Khi Ageng Pengging ( ayahanda Mas Karebet), bukanlah persoalan yang merisaukan. Hidup duniawi bagi mereka hanyalah bayangan palsu dari hidup sesungguhnya yang baru di jalani manusia setelah ajal tiba. 5. Wejangan Nabi Khaidir Kepada Siti Jenar

Konon dalam satu riwayat diceritakan, Syekh Siti Jenar menempuh jalan pintas, menerobos hutan, naik gunung turun jurang dan tanjakan, tetebingan didakinya tanpa terasa perjalanannya tiba di tepi pantai. Hatinya bingung kesulitan menempuh jalan selanjutnya. Terhalang oleh samudra luas. Sejauh mata memandang yasng Nampak hanyalah air. Di diam termenung mencari jalan yang sebaiknya ditempuh. Sementara itu, di tepi samudra bertemu seseorang yang mengetahui segala perjalananyang di alami oleh Siti Jenar dengan sejuta ke prihatinan, karena ingin

meraih hidayat. Berbagai cara telah di tempuh, juga melalui penghayatan kejiwaan dan berusaha mengungkap berbagai rahasia yang tersembunyi, namun mustahil, kecuali kalau mendapatkan anugerah atau rahmad dari Allah Yang Maha Besar. Sementara itu Siti Jenar fternyata sudah terjun, merenangi lautan luas, tidak memperfulikan nasib jiwanya sendiri. Semakin lama Siti Jenar, sudah hampir di tengah samudra, mengikuti jalan untuk mencapai hakikat yang tertinggi dari Allah SWT. Setelah Siti Jenar di tengah samudra, ia melihat seseorang yang sedang berjalan tenang di antara air di tengah samudra yang tidak di ketahui dari mana datangnnya, sosok manusia itu bertanya : hai Siti Jenar apakah tujuanmu mendatangi tempat ini?. Apakah yang kau harapkan?. Padahal di sini tidak ada apa-apa. Siti Jenar di sini banyak bahayanya tidak ada yang dapat di harapkan hasilnya . Mengendalikan fikiranmu saja masih belum apa-apa, padahal kamu tidak takut mati. Kutegaskan sekali lagi,di sini tidak mungkin kau dapatkan apa yang kau maksudkan, sambung orang itu. Siti Jenar bingung tidak tahu apa yang harus di perbuat, dia menjawab, bahwa di tidak mengetahui akan langkah yang sebaiknya perlu di tempuh. Orang itu bertanya, apakah kamu mengharapkan hidayahtullah? Siti Jenar menganggup penuh hormat. Akhirnya orang itu menjelaskan, ikutilah petunjukku sekarang ini! . pergilah kemekah,dengan keperluan naik haji, ,maka ketahuilah olehmu, sungguh sulit menjalankan liku-liku kehidupan itu. Jangan pergi kalau belum tahu yang kau tuju, dan jangan makan juga, kalau belum tahu rasanya yang dimakan, jangan berpakaian, kalau belum tahu kegunaan berpakaian . lebih jelasnya tanyalah sesama manusia, sekaligus dengan persamaannya, kalau sudah jelas amalkanlah!. Demikianlah seharusnya hidup itu. Demianlah pula dengan orang berbakti, bila belum yakin benar, pada siapakah yang harus di sembah? .

Siti Jenar ketika mendengar itu, seketika tertunduk mohon belas kasihan, setelah mendapati bahwa orang ini betul-betul tahu yang terkandung di dalam hatinya. Siti Jenar meminta keterangan yang jelas, siapakah nama tuan?, mengapa di sini sendirian? . Orang itu menjawab, sesungguhnya saya ini khaidir. Siti Jenar berkata, saya menghatur hormat sedalam-dalamnya kepada tuan junjungan para wali, mohon petunjuk, adapun saya perlu di kasihani ; saya juga tidak tahu, tentang benar tidaknya pengabdian saya ini. Dapat dikatakan lebih bodoh, dungu, serta tercela dijagat, menjadi baha tertawaan di muka Bumi, saya ibarat keris tanpa kerangka, ibarat bacaan tanpa isi yang tersirat . Berkata Nabi Khaidir kepada Siti Jenar. jika kamu berkehendak naik haji ke Mekah, kamu harus tahu tujuan yang sebenarya menuju ke Mekah itu. Ketahuilah, mekah itu hanyalah tapak tilas saja, yaitu bekas tempat tinggal Nabi Ibrahim. Beliaulah yang membuat bangunan Ka bah, Masjidil Haram, serta yang menghiasa ka bah itu dengan benda yang berupa batu hitam (hajar aswad). Allah menurunkannya dari sorga, yang tergantung di tengah ka bah tanpa di gantungkan. Apakah ka bah itu yang hendak kamu sembah?. Kalau itu yang menjadi niatmu, berarti kamu sama halnya menyembah berhala, di dalamnya ada batu . perbuatan itu tidak jauh beda dengan yang di perbuat oleh orang kafir, karena hanya sekedar menduga-duga saja wujud Allah yang di sembah, dengan senantiasa kepada berhalanya . Oleh karena itu, biarpun kamu naik haji, bila belum tahu tujuan yang sebenarya dari ibadah haji, tentu kamu akan merugi besar. Maka dari itu, ketahuilah bahwa ka bah yang sedang kamu tujuh itu bukannya yang terbuat dari tanah atau kayu apalagi kayu, tetapi ka bah yang hendak kau kunjungi itu sebenarnya ka bah tullah (ka bah Allah). Demikian itu sesungguhnya iman hidayat yang harus kamu yakinkan dalam hatimu Nabi haidir berkata, hai Jenar segeralah kemari! Masuklah ke dalam tubuhku .

Siti jenar terheran hatinya, seraya berkata; melalui jalan manakah saya harus masuk ke dalam tubuh Tuan padahal tubuh saya besar, melebihi tubuh Tuan. Nabi Khaidir berkata, besar mana kamu dengan bumi semua ini beserta isinya, hutan rimba dan samudrah serta gunung, tidak bakal penuh bila di masukkan kedalam tubuh ini! . Siti jenar setelah mendengarnya, semakin takut. Pada ambang keraguan tiba-tiba menolehlah nabi Khaidir dan berkata ini jalan di telingahku ini, Siti Jenar masuk dengan segera, ajaib dengan cepat ia sudah samapai ke dalam tubuh Nabi Khaidir as . Melihat samudra luas tiada bertepi sejauh mata memandang, semakin di amati semakin jauh tampaknya. Pada saat itulah Nabi Khaidir as bertanya, hai apa yang kamu lihat? . Segera menjawab Siti Jenar, ya jauh, tak ada yang kelihatan . Angkasa raya yang ku amati, kosong jauh tidak kelihatan apa-apa, kemana kakiku melangkah, tidak tahu arah utara, selatan, barat dan timurpun tidak kami kenali lagi, bawah dan atas serta muka, juga belakang saya tidak mampu membedakannya. Bahkan semakin membingungkan. Nabi khaidir berkata, usahakanlah jangan sampai bingung hatimu . Usai ucapan manusia itu, tiba-tiba suasana kelihatan terang, kelihatan di hadapannya Nabi Khaidir as. Siti jenar melihat Nabi Khaidir as melayang di udara, kelihatan memancarkan cahaya gemerlapan, saat itulah Siti jenar melihat lagi arah utara, selatan, barat, dan timur sudah kelihatan jelas, atas serta bawah juga sudah terlihat dan mampu menjaring matahari. Tenang rasanya sebab melihat Nabi Khaidir as rasanya berada di alam yang lain dari yang lain. Nabi Khaidir as berkata, jangan berjalan hanya sekedar berjalan, lihatlah dengan sungguh-sungguh apa yang terlihat olehmu! .

Siti jenar menjawab, ada warna empat macam, yang Nampak padaku semua itu, sedah tidak kelihatan lagi, hanya empat macam yang ku ingat yaitu hitam, merah, kuning, dan putih . Nabi Khaidir as berkata, yang pertama yang kamu lihat cahaya mencorong tapi tidak tahu namanya ketahuilah itu adalah pancamaya, yang sebenarnya ada di dalam hatimu sendiri yang mengatur hatimu. Pancamaya yang indah itu di sebut muka sifat (mukasyafah), bila mana kau mampu membimbing dirimu kedalam sifat yang terpuji yaitu sifat yang asli,Maka dari itu jangan asal bertindak, selidikilah semua bentuk jaringan sampai tertipu nafsu, usahakanlah semaksimal agar hatimu menduduki sifat asli. Perhatikan terus hatimu, supaya tetap dalam jati diri . Nabi khaidir as melanjutkan; adapun yang kuning, merah, hitam, serta putih itu adalah penghalang hati. Sebab isinya dunia ini sudah lengkap yaitu terbagi ke dalam tiga golongan, semuanya adalah penghalang tingkah laku. Kalau mampu menjauhi semua itu, pasti dapat bekumpul dengan gaib, itu yang menghalangi meningkatkan citra diri. Hati yang tiga macam (hitam, merah, kuning) semua itu menghalangi pikiran dan kehendak tiada putus-putusnya akan menyatuh dengan Tuhan Yang maha Suci. Jika tidak tercampur oleh tiga hal itu, tentu terjadi hilangnya jiwa, abadi senantiasa berdekatan rapat namun perlu di perhatikan dan di ingat dengan seksama. Bahwa pernghalang yang ada di hati mempunyai kelebihan yang perlu kamu ketahui dan sumber inti kekuatannya. Yang hitam lebih perkasa ; pekerjaannya marah mudah sakit hati, angkara murka serta membabi buta. Itulah hati yang menghalangi/menutup kepada kebajikan yang demikian itulah pekerjaan si hitam. Sedangkan yang berwarna merah ; ikut menunjukkan nafsu yang tidak baik. Segala keinginan nafsu keluar dari si merah ; mudah emosi dalam mencapai tujuan hingga menutupi kepada hati yang sudah jernih terang, menuju akhir hidup yang baik ( husnul khatimah ). Adapun yang berwarna kuning ; kemampuannya menanggulangi segala hal yakni, fikiran yang baik akan menjadi pekerjaan semakin baik. Hati kuninglah yang

menghalangi timbulnya fikiran yang tidak baik, yang hanya membuat kerusakan, mengantarkan kejurang kehancuran. Sedangkan yang putih itulah yang sebenarnya ; membuat hati tenang serta suci, pahlawan dalam kedamaian. Hanya itulah yag dapat di rasakan manusia, akan kesaksian sesungguhnya yang terwujud adanya, hanya menerima anugrah semata-mata, hanya itulah yang dapat di laksanakan. Kalau tetap berusaha agar abadi berkumpulnya diri dekat Tuhan, maka senantiasa menghadapi tiga musuh yang sangat kejam besar dan tinggi hati (sombong). Ketiga musuhmu itu saling bekerja sama, padahal si putih tanpa teman hanya sendirian saja makanya sering dikalahkan. Kalau sekiranya dapat mengatasi akan segala kesukaran yang timbul dari tiga hal itu, maka jadilah persatuan erat terwujud. Tanpa berpedoman itu semua tidak akan terjadi persatuan erat antara manusia dan pencipta-Nya. Siti Jenar sudah memahaminya, dengan semangat mulai berusaha, disertai tekad membaja, demi mendapatkan pedoman akhir kehidupan, demi kesempurnaan dekat dengan Allah SWT. setelah hilang empat macam warna ada hal lain lagi, yakni nyala satu delapan warnanya . Siti Jenar pelan berkata, apakah namanya nyala satu delapan warnanya, apa yang dimaksud sebenarnya. Nyalanya semakin jelas nyata, ada yang seperti Ratna bersinar (mutiara berkilauan), ada yang Nampak berubah-ubah warnanya menyambarnyambar, ada yang seperti permata berkilat tajam sinarnya . Nabi Khaidir as ; dia itulah sesungguhnya tinggal. Pada dirimu sendiri(manusia)sudah tercakup makna di dalamnya. Rahasianya terdapat pada dirimu juga, serta isi bumi tergambar pada tubuhmu, dan juga seluruh alam semesta. Dunia kecil tidak jauh beda. Ringkasnya utara, barat, selatan, timur dan atas serta bawah .

juga warna hitam, merah, kuning, dan putih, itulah isi kehidupan dunia. Dunia kecil dan alam semesta dapat dikatakan sama isinya. Kalau di timbang denga yang ada dalam dirimu(manusia), kalau hilang warna yang ada dunia kelihatan kosong, kesulitannya tidak ada, dikumpulkan kepada Wujud Rupa Yang Satu, tidak lelaki dan tidak pula perempuan . sama pula dengan bentuk yang ada ini, yang bila dilihat berubah-ubah putih, camkamlah dengan cermat semua itu!. Siti Jenar mengamati, yang seperti cahaya berganti-ganti kuning, cahayanya terang benderang memancar, mwlingkar mirip pelangi, apakah itun yang dimaksdkan wujud dati zat yang dicari dan didambakan yang merupakan hakekat wujud sejati? . Nabi Khaidir as menjawab ; itu bukan yang kau dambakan, yang dapat menguasai segala keadaan. Yang kau dambakan tidak dapat kau lihat, tidak berbentuk apa lagi berwarna, tidak berwujud garis, tidak dapat di tangkap mata, juga tidak bertempat tinggal, hanya dapat dirasakan oleh orang yang khawasmata hatinya(mukasyafah), hanya berupa penggambaran(symbol) yang memenuhi jagat raya, dipegang tidak dapat . bila itu yang kau lihat, yang Nampak seperti berubah-ubah putih, yang terang benderang sinarnya, memancarka sinar yang menyala, sang permana itulah sebutannya, hidupnya ada pada dirimu ;permana itu,menyata pada dirimu, tetapi tidak ikut merasakan suka dan duka, tempat tinggalnya pada ragamu(manusia). Tidak ikut suka dan duka, juga tidak ikut sakit dan menderita dan jika sang permana meninggalkan temaptnya raga menjadi tidak berdaya dan pasti lemahlah seluruh badanmu, sebab itulah letak kekuatannya ; ikut merasakan, kehidupan bersama nyawa itu yang berhak merasakan kehidupan, yang mengerti rahasia di dunia. Dan itulah yag sedang mengenai pada dirimu, seperti yang diibaratkan bulu pada hewan yang tumbuh di sekitar raga, hidupnya karena adanya permana dihidupi oleh nyawa yang mempunyai kelebihan, menguasai seluruh badan. Permana itu bila mati ikut menanggung, namun bila telah hilang nyawanya kemudian yang hidup hanyalah sukma/ nyawa yang ada.

Kehilanga itulah yang di dapatkan, kehidupan nyawalah yang ssungguhnya. Yang sudah berlalu di Ibaratkan seperti rasanya pohon yang tidak berbuah, sang permana mengetahui dengan sadar sesungguhnya satu asal. Perhatikan sesame seksama penjelasan tadi!. Menjawablah Siti Jenar, kalau begitu maakah warna bentuk yang sebenarnya? . Nabi Khaidir as berkata, hal itu tidak dapat kau pahami di dalam keadaan nyata semata-mata, tidak semudah itu untuk mendapatkannya . Siti Jenar menyela pembicaraan, saya mohon pelajaran lagi, sampai saa paham betul. Saya menyerahkan hidup dan mati demi mengharapkan tujuan yang pasti, jangan sampai tanpa hasil . Nabi Khaidir as berkata, yang isinya bercampur perlambang san sindiran, umpamanya ada orang bercampur dengan rahasia yang terasa sebagai jiwa suci. Nabuat yang penuh rahasia itu sebebenarnya rahasia ini yaitu ketika masih berada di sifat jamal ialah johar awal bila sudah keluar menjadi johar akhir yang sudah dewasa yang awal itulah rahasia sejati. Si Johar akhir itu ternyata dalam satu wujud satu pati dan satu hidup dengan johar ketika dalam kesatuan satu wujud satu raksasatu hidup menyatu dengan jihar awal. Adapun johar akhir ini ialah satu wujud dalam keadaan sehidup semati segala ulah johar akhir selamanya bersikap pasrah. Sedangkan johar batin ini ialah yang di puji dan di sembah hanyalah Allah Yang Maha Esa, Maha Kuasa, Allah Yang Sejati. Tidak ada sama sekali rasa sakit karena sebenarnya nuqad gaib ialah nuqad gaib ketika di masa awal ia tidak hidup juga tidak mati dan sebenarnya yang di katakan nuqad itu tidak lain gaib jugalah namanya. Sudalah tiba datang nuqad itu yaitu nuqad yang sudah hidup sejak dahulunya dicipta menjadi alif. Alif itu sendiri jizim latif dan keberadaanmu(manusia) yang sebenarnya itulah yang di namakan neqdhu.

Sekarang johar jati yaitu namamu itu semasa hidup yaitu syahdat jati dalam hidup dan kehidupanmu dan di sebut juga darah hidup. Darah hidup itu sendiri disebut rasullalah rasa sejati. Syahdat jati adalah darah yaitu tempat segala zat/mahkluk merasakan rasa yang sebenarnya tentang hidup dan kehidupan sama dengan satuan JibrilMuhammad-Allah . Ketiganya dan keempatnya adalah yang di sebut darah hidup. Jelasnya coba perhatikan orang mati. Apakah ada darahnya?. Darah itu hilang kini, hilangnya menyatu dengan sukma. Sukma atau ruh hilang adalah kembali pada alif tersebut. Sukma yang hilang dan kembali kepada alif itu di sebut ruh idhofi. Pengertian jizim latif atau yang di sebut jizim alif ialah jizim angling yang sudah reda terdahulu kala yaitu alif yang di sebut angling padahal alif itu tanpa mata tidak berkata-kata, tidak mendengar. Tanpa perilaku tidak melihat dan itulah alif yang arti sebenarnya ingkawi. Alif jatuh/bertempat/berada pada nuqadnya. Ketiadaannya, keberadaannya menjadi alif itu karna di jabarkan/di kembangkan, bukankah ruh idhofih itu bagian Dzatullah. Setelah diajarkan semua pelajaran sampai selesai, tentang ruh idhofih yang menjadi inti pembahasannya. Adapun wujud sesungguhnya alif itu, asal dan mulanya berasal dari johar alif itu yang di namakan kalam karsa. Timbullah hasrat kehendak Allah itu menjadikan terwujudnya dirimu, dengan adanya wujud dirimu menunjukkan akan adanya Allah dengan sesungguhnya. Allah itu Maha Esa tidak serupa dengan mahluknya. Siapa yang mengetahui asal mula kejadian dirinya tidak akan / berani membanggakan dirinya sendiri. Adapun sifat jamal (sifat yang bagus) itu ialah sifat yang selalu berusaha menyebutkan bahwa pada dasarnya adanya dirinya itu karena ada yang mewujudkan adanya. Demikian yang di firmankan Alah kepada Nabi Muhammad Saw yang menjadi kekasihnya. Dalam hadiz qudsih Allah berfirman: kalau tidak ada dirimu, SAYA (Allah) tdak akan di kenal / disebut. Hanya dengan sebab adanya kamulah yang menyebutkan akan keberadaan-KU, sehingga kelihatan seolah-olah satu dengan dirimu. Adanya AKU (Allah) menjadikan ada dirimu. Wujudmu menunjukkan adanya wujud Dzat KU

Dan untuk memperjelas jati dirimu, tidakkah kamu sadari bahwa hampir ada persamaan Asma-KU yang baik (Asmaul Husnah) dengan sebutan manusia yang baik (misalnya; Allah Yang Maha Pengasih; dengan Siti Fatimah mengasihi anaknya). Itu semua kau maksudkan untuk memudahkan penggambaran perwujudan tentang Diri-KU. Padahal kau tahu, AKU berbeda dengan dirimu, yang tidak mungkin dapat di samakan satu sama lain (laisyah kamitslihi syaiun). Dan kau pasti mengalami kesulitan dan tidak mungkin dapat melukiskan atau menyebutkan Asma-KU dengan setepat-tepatnya.Namamu yang baik dapat menyerupai Nama-KU yang baik. Apakah kamu sudah dapat meraih sebutan nama yang baik itu?. Baik di dunia maupun di akhirat. Nabi Khaidir As mengakhiri pembacaan firman Allah SWT, kemudian melanjutkan member penjelasan pada Siti Jenar. Tanda-tanda adanya Allah itu, ada pada dirimu sendiri harap di renungkan dan di ingant betul. Asal mula alif itu , akan menjadikan dirimu bersusah payah selagi hidup. Bagi orang yang senang membicarakan dan memuji dirinya sendiri, akan dapat melemahkan semangat usahanya, antara tidak dan iya penuh kebimbangan. Sedangkan yang di maksudkan dengar Johar Budi (mutiara budi) ialah bila sudah mengetahui maksud dari budi iman yaitu menjalankan segal tingkah laku dengan di dasari ke imanan pada Allah. Alif tercipta karena sudah menjadi ketentuan yang di gariskan. Sesungguhya alif itu, tetap kelihatan apa adanya tidak dapat berubah, itulah yang disebut alif. Adanya pun bila terjadi perubahan, itulah yang di sebut alif adi, yang menyesuaikan diri dengan keadaanmu. Mutiara awal kehidupan (Johar Awal) di maksudkan dengan kehidupan dahulu yang betul-betul terjadi sebagaimana tinja junub dan jinabat. Jahar awal ibarat bebauan /aroma akan tiba saatnya,tidak boleh tidak akan kita laksanakan dan rasakan di dalam kehidupan di dunia ini. Kehidupan yang telah di gariskan sebelumnya oleh Johar itu, telah memuat garis hidup dan mati kita. Segalanya telah di tentukan di dalam Johar awal. Dari keterangan tentang Johar awal tadi, tentu akan menimbulkan pertanyaan; mengapa kamu wajib sholat, di dalam dunia ini?. Asal mula di wajibkan menjalankan sholat itu ialah di sesuaikan dengan ketentuan di zaman azali, kegaiban yang kau rasakan saat itu, bukankah kamu juga berdiri tegak, bersidikap menciptakan kehiningan hati, bersidikap menyatukan konsentrasi, menyatukan segala gerakanmu,

Ucapanmu juga kamu satukan akhirnya kau rukuk tunduk kepada yang menciptakanmu, merasa sedih karena malu sehingga menciptakan /timbul keluar air matamu yang jernih, sehingga tenanglah segala kehidupan ruhmu, rahasia iman dapat kau resapi. Setelah merasakan semua itu, mengapa kau harus sujud ke bumi?. Pangkat mula di kerjakan sujud bermula adanya cahaya yang member pertanda pentingnya sujud, yaitu merasa berhadapan denga wujud Allah biarpun tidak dapat melihat wujud yang sesungguhnya, dan yakin bahwa Allah melihat segali wujud gerak gerik kita. Dengan adanya agama Islam dimksudkan, agar mahluk yang ada di Bumi dan di langit, dan termasuk dirimu itu, beribadah sujud kepada Allah dengan hati yang ikhlas sampai kepala diletakkan di muka Bumi, sehingga Bumi dengan segala keindahannya tidak tampak dihadapanmu. Hatimu hanya ingat Allah semata. Yang demikian itulah seharusnya perasaanmu, senantiasa merasa sujud di Bumi ini. Mengapa pula menjalanka duduk diam seakan-akan menunggu sesuatu?. Melambangkan pengosonga diri dengan harapan ketemu Allah. Padahal sebenarnya itu tidak dapat mempertemukan dengan Allah. Allah yang kau sembah itu betul-betul ada. Dan hanya Allah lah tempat kamu mengabdikan diri dengan sesungguhnya. Dan jangan lah sekali-kali dirimu menganggap sebagai Allah! Dan dirimu jangan pula menganggap sebagai Nabi Muhammad. Untuk menemuka rahasia(rahsa) yang sebenarnya harus jelih, sebab antara rahasia yang satu berbeda dengan rahasia yang lain. Dari Allah lah Nabi Muhammad mengetahui segala rahasia yang tersembunyi. Dan Nabi Muhammad sebagai mahkluk yang dimuliakan Allah. Dan beliau sering menjalankan puasa dan akan dimuliaka mahkluk-Nya, kalau mau mengeluarkan sedekah. Dan dimuliakan mahkluk-Nya, bagi yang dapat naik haji. Dan mahkluknya akan dimuliakan, kalau melakukan ibadah shalat. Matahari berbeda dengan bulan, perbedannya terdapat pada cahaya ayng dipancarkannya. Sudahkah hidayat iman(petunjuk iman) terasa dalam dirimu?.tauhid adalah pengetahuan yang penting ubntuk menyemah Allah, juga ma rifat harus kita miliki untuk mengetahui kejelasan yang terlihat, ya ru yat(ya dengan melihat pakai mata telanjang) sebagai saksi adanya yang terlihat dengan nyata.

Mari kita dalami sifat Allah, sifat Allah yang sesungguhnya, yang asli, aslinya dari Allah. Sesungguhnya Allah itu, Allah yang hidup. Segala af al-Nya(perbuatanNya) adalah berasal dari Allah. Itulah yag dimaksud dengan ru yati. Kalau hidupmu seantiasa kamu gunakan ru yat, maka itu namanya khoiroti(kebajikan hidup). Johar awal khoiroti (mutiara awal kebajikan hidup) sudah berasil kau dapatkan, untuk itu secara tidak langsung kamu sudah mendapatkan pengawasan kamil(penglihatan yang sempurna). Insang kami(manusia yang sempurna) berasal dari Dzatullah, sesungguhnya ketentuan gaib yang telah tersurat adalah kehendak Dzat yang sebernya. Sifat Allah berasal dari Dzat Allah. Bila mana tidak tertulis namamu, du dalam nuqad gaib insang kamil, itu bukan berarti tidak tersurat yaitulah yang dinamakan puji budi (usaha yang terpuji). Berusaha memperbaiki hidup, akan menjadikan kehidupan nyawamu semakin baik. Dan serta badannya, akan disebut badan Muhammad, yang mendapat kesempurnaan hidup. Siti Jenar berkata lemah lembut, mengapa sampai ada orang mati dimasukkan keneraka? Ohon penjelasan sebenarnya . Nabi Khaidir As berkata dengan teersenyyum manis, wahai Jenar!neraka jasmani juga ada dalam dirimu sendiri, dan yang di peruntukkan bagi siapa saja yang belim mengenal dan meniru laku Nabiullah. Hanya ruh yang tak mati. Hidupnya ruh jasmani itu, yang sama dengan sifat hewan, maka akan di masukkan kedalam neraka. Juga yang mengkuti bujuk rayu iblis, atau mengikuti nafsu yang meraja lela seenaknya tanpa kendali, tidak mengikuti petunjuk Allah SWT. Mengendalikan ilmu saja, tanpa mempedulikan sesame manusia keturunan Nabi Adam, itu di sebut iman tahdlot. Ketahuilah bahwa ummat manusia itu termasuk badan jasmanimu.pengetahuan tanpa guru itu, ibarat orang menyembah tanpa mengetahui yang di sembah. Dapat menjadi kafi tanpa diketahui, karena yang di sembah kayu dan batu, tidak mengerti apa hukumnya, itulah kafir yang bakal masuk neraka.

Adapun yang dimaksud ruh idhofih adalah , sesuatu yang kelak tetap kekal sampai akhir kiamat dan tetap berbentuk ruh yang berasal dari ruh Allah. Yang dimaksud dengan cahaya adalah yang memacar terangseta tidak berwarna, yang senantiasa menerangi hati penuh kewaspadaan, selalu mewasdiri/ introfeksi mencari kekurangan diri sendiri serta mempersiapkan akhir kematian nanti. Merasa sebagai anak adam yang harus mempertanggung jawabkan segala perbuatan; ruh idhafi sudah ada sebelum kau (manusia) tercipta.Syirik itu dapat terjadi, tergantung saat menerima sesuatu yang ada itulah yang disebut johar ning. Keenamnya johar awal; Johar Awal adalah mutiara ibaratnya. Mutiara yang indah penghias raga agar nampak menarik. Mutiara akan tampak indah menawan. Bermula dari ibarat yang ketujuh, dikala mendegarkan firman Allah, maka ruh idhofi akan menyesuaikan, yang terdapat di dalam Dzat Allah Yang Maha Mutlak. Ruh pasrah kepada Dzatullah. Itulah yang dimaksudkan ruh idhofi . Johar Awal itupula yang menimbulkan sholat diam. Sholat diam tidak perlu menggunakan air wuduh, untuk membersihkan khadas tidak di syaratkan. Itulah sholat batin yang sebenarnya, diperbolehkan makan tidur, shatwat. Demikian tata cara sholat diam (sholat selamanya selagi masih hidup dimana saja dan kapan saja serta situasi bagaimanpun juga). Perbuatan itu termasuk hal yang terpuji, yag sekaligus merupakan perwujudan syukur kepada Allah. Johar tadi bersatu padu menghilangkan sesuatu yang menutupi/ mempersulit mengetahui keberadaan Allah Yang Terpilih. Adanya itu menunjukkan adanya Allah, yang mustahil kalau tidak berwujud sebelumnya. Kehidupan itu seperti lawar dengan wayangnya, sedang wayang itu tidak tahu warna dirinya. Akibatya junub sudah bersatu erat, tetap bersih badan jasmanimu. Adapun Muhammad badan Allah; nama Muhammad tidak pernah pisah dengan nama Allah.

Bukankah hidayat itu perlu diyakini?. Sebagai pengganti Allah, dapat pula di sebut utusan Allah. Nabi Muhammad juga termasuk badan mukmin atau orang yang beriman. Ruh mukmin identik pula dengan ruh idhofi dalam keyakinanmu. Bukakah demikian itu pengetahuanmu. Kalu tidak begitu berarti sama dengan hewan yang tidak tahu adanya sesuatu di masa yang sudah lewat (azali). Kelak nanti tidak boleh tidak, karena tidak mengetahui keislaman maka matinya tersesat, kufur serta kafir badannya. Namun bagi yang telah mendapatkan pelajaran ini, segala permasalahan di pahami lenih saksama baru di kerjakan. Allah itu tidak berjumlah tiga. Yang menjadi suri tauladan adalah Nabi Muhammad saw. Bukankan sebenarnya orangorang kufur itu mengingkari empat masalah yang prinsip. Diantaraya bingung karena tiada pedoman manusia yang dapat di teladani. Adapun wujud Dzatullah itu, tidak ada satu mahkluk satu pun yang mengetahuinya kecuali Allah sendiri. Ruh idhofi menimbulkan iman, ruh idhofi berasal dari Allah Yang Maha Esa. Itulah yang di sebut iman tauhid. Meyakini adanya Allah juga adanya Muhammad sebagai rasulullah. Tauhid hidayat yang sudah ada padamu, menyatu dengan Tuhan Yang Terpilih. Menyatu dengan Allah, baik di dunia maupun di akhirat. Dan akmu harus merasa bahwa Allah itu ada pada dirimu. Ruh idhofi ada di dalam dirimu. Ma rifat itulah sebutannya. Hidupnya di sebut syahadat( kesaksian) , hiudp tunggal d dalam hidup. Sujud rukuk dan penghiasnya, rukuk berarti dekat dengan Tuhan. Penderitaan yang selalu menyertai menjelang ajal (sekarat) tidak akan terjadi padamu. Jangan ikut takut menghadapi sakratul maut, dan jangan ikut takut menjelang pertemuanmu dengan Allah. Perasaan takut itulah yang disebut dengan sekarat. Ruh idofi tidak akan mati ; hidup mati, mati hidup. Akuilah sedalam-dalamnya bahwa keberadaanmu itu, terjadi karena Allah itu hidup dan menghidupi dirimu, dan menghidupi segala yang hidup alif harus dimintakan pejelasannya pada guru, dan berani mendalaminya.

Sesungguhnya semua itu, tidak dapat dijelaskan dengan tepat maksud sesungghnya. Orang menjelangkan shalat itu berarti sudah mendapatkan keanugrahan sifat Allah. Sebagai saran pengabdian hamba terhadap Tuhannya. Yang menjalankan shalat sesungguhnya raga. Raga yang shlat itu terdorong oleh adany iman yang hidup pada diri orang yang menjalankannya. Seandanya nyawa tidak hidup, maka lam tamsyur (maka tidak akan menolong) semua perbuatan yang dijalankan secara tersurat, sholat itu adalah perbuatan dan kehendang orang yang menjalankan, namun sebenarnya Allah-Lah yang berkehendak atas hambanya. Itulah hakikat dari Tuhan Pencipta-Nya. Semua ruh berada di tangan-Nya, yaitu terdapat pada ruh idhofi. Ruh idhofi adalah sifat jamal (sifat yang bagus/indah) keindahan yang berasal dari Dzatullah. Ruh idhofi nama dari sebuah tingkatan (maqom), yang tersimpan pada diri utusan Allah (rasulullah). Syarat jisim latif (jazad halus) itu, tetap hidup dan tidak mati. Cahaya berasal dari ruh itu, yang terus menerus meliputi jasad. Yang mengisyaratkan adanya sifat jalal (sifat yang perkasa ) dan sekaligus mengisyaratkan adanya sifat jamal (sifat keindahan). Johar awal mayit (Mutiara awal kematian) itu, member isyarat hilangnya diri ini. Jelasnya, semua yang tercipta akan mati. Setelah semuanya menemui kematian di dunia, maka akan berganti hidup di akhirat. Kurang lebih tiga hari perubahan hidup itu pasti terjadi. Asal mula manusia terlahir dari adanya ayah, ibu serta Tuhan Yang Maha Pencipta. Satu kelahiran berasal dari tiga asal lahir. Yaitulah isyarat dari tiga hari. Satelah dititipkan selama tujuh hari, maka dikembalikan kepada yang menitipkan (yang member amanat). Titipan itu harus seperti sedia kala. Bukankah tauhid itu sebagai sarana untuk ma rifat. Titipan yang ketiga puluh hari, itu juga termasuk titipan, yang ada kemiripan dengan yang tujuh hari. Kalau menangis mengeluarkan air mata karena menyesali sewaktu masih hidup. Seperti teringat semasa kehidupan itu berasal dari nur. Yang mana cahayanya mewujudkan dirimu. Hal itulah yang menimbulkan kesedihan dan penyesalan berkepanjangan. Tak kecuali siapapun akan merasakan itu semua,

sebagai mana kamu mati, saya merasa kehilangan. Mati hilang bertepan hari kematian yang keempat puluh hari. Bagaimanakah yang lebih tepat untuk melukiskan persamaan sesame mahkluk hidup secara keseluruha? Allah dan Muhammad satu. Seratuspun dapat dilukiskan seperti satu bentuk. Seperti di ibaratkan dengan adanya cahaya, yang bersumber dari cahaya Muhammad yang sesungguhnya. Sama halnya pada saat kamu memohon sesuatu. Ruh jazad hilang di dalamnya di hadirat Tuhan Yang Maha Pemberi. Tepat pada hari yang keseribu, tidak ada yang tertinggal. Kembalinya pada Allah sudah dalam keadaan yang sempurna. Sempurna seperti mual pertama di ciptakan. Siti Jenar terang hatinya mendengar pelajaran yang barun di terima dari gurunya Nab Khaidir as. Sudah senanglah hatinya, tapi belum mau keluar dari dalam tubuh Nabi Khaidir as. Siti Jenar menghaturkan sembah, sambil berkata kalau begitu hamba tidak mau keluar dari raga tuan. Sudah nyaman di sini. Yang bebas dari segala sengsara derita. Tiada selera makan dan tidur. Tidak merasa ngantuk dan lapar. Tidak harus bersusah payah. Yang terasa adalah rasa nikmat dan manfaat . Nabi Khaidir as memperingatkan : yang demikian itu tida boleh kalau tanpa kematian! . Nabi Khaidir merasa semakin ibah kepada pemohon yang meruntukkan rasa ibah. Berkata Nabi Khaidir as : kalau begitu jangan sampai kau kembali! Kalau sudah kau kuasai jangan hanya digunakan sebagai dasar bila ingat saja!. Karena hal itu sebagai rahasia Allah. Tidak diperkenangkan kalau di obrolan! Kepada sesame manusia. Kalau tanpa seizinnya! Sekiranya ada yang akan mempersoalka, memperbincangka masalah ini! Jangan sampai terlanjur, jangan sampai membanggakan diri, jangan peduli terhadap gangguan cobaan hidup!. Tapi justru terimalah dengan sabar!.

Cobaan hidup yang menuju kematin. Ditimbulkan akibat buah fikir. Bentuk yang sebenarnya ialah tersimpan rapat di dalam jagatmu!. Hidup tanpa ada yang menghidupi kecuali Allah saja. Tiada antara lamanya tentang adanya itu bukankah sudah berada di tubuhmu?, sungguh bersama lainnya selalu ada dengan kau tak mungkin terpisahkan!. Kemudian tidak pernah memberitahukan dari mana asalnya dulu. Yang menyatu dalam gerak perputaran wahana (Bumi). Bukankah beritanya sebenarnya sudah ada padamu? Cara mendengarnya bagi ruh sejati. Tidaklah menggunakan telinga cara melihatnya juga tanpa dengan mata. Adapun telinganya,matanya yang diberikan oleh Allah ada padamu itu. Secara lahir sukma itu sudah ada padamu. Secara batinnya ada pada sukma itu sendiri. Ibarat seperti batan pohon di bakar. Pasti ada asapnya api. Menyatu dengan batang pohonnya. Seperti minyak dengan susu. Tubuhnya di kuasai oleh gerak dan kata hati. Seperti wayang ragamu itu. Karena dalanglah segala geraknya dalang. Sedangkan panggungnya jagad. Bentuk wayang adalah sebagai bentuk badan/raga. Bergerak bila digerakkan. Segalanya tampak kelihatan jelas antara perbuatan dan ucapan. Yang berhak menentukan semuanya, tidak tampak wajahnya. Justru tanpa wujud dalam bentuknya karena sudah ada pada dirimu. Umpama yang berkaca itu Hyang Sukma. Adapun bayangan dalam kaca itu, itulah dia yang bernama manusia. Ajaran itu ibarat sebagai benih, yang di ajari ibarat lahan. Bila kau bijaksana, penglihatanmu musnakan pada matamu. Jadikanlah penglihatan sukma dan rasa. Demikianpun wujudmu, suaramu serahkan kembali kepada Yang Empunya Suara!. Justru kau hanya melakukan saja sebagai pemiliknya, sebenarnya hanya mengatas namai saja. Maka dari itu kau jangan memiliki kebiasaan yang menyimpang. Bila sudah menyatu dalam suatu wujud. Apa kata hatimu apa yang kau rasakan. Apa yang kau pikir terwujud ada. Yang kau cita-citakan tercapai. Bila sudah memaham dam menguasai amalan dan ilmu ini. Hendaknya semakin cermat dan teliti atas berbagai masalah. Masalah itu satu tempat dengan pengarunya. Artinya mati di dalam hidup, atau sama dengan hidup di dalam mati. Ialah hidup abadi. Yang mati itu nafsunya. Lahiriah badan yang menjadi mati tertimpa

pada jasad yang sebenarnya.kenyataannya satu wujud, raga sirna. Hai jenar terimalah hal ini sebagai ajaranku dengan senang hati!. Nabi Khaidir brekata dan tersenyum, tak ada yang di tuju semuanya udah tercakup haknya. Tedak ada yang di harapkan dengan keprawiran, kesaktian semuanya sudah berlalu. Toh semuanya itu alat peperangan . Habislah sudah wejangan Nabi Khaidir. Siti jenar merasa senang hatinya . kehendak hati rasanya sudah mendapat petunjuk. Rasa hatinya menjelajahi jagat raya tanpa sayap. Jasadnya sudah terkendali, menguasai hakekat semua ilmu. Umpama bunga yang sudah lama kuncup sekarang sudah mekar berkembang. Kemudian di suruh keluar dari raganya Nabi khaidir kembali kealamnya semula. Lalu Nabi Khaidir berkata hai Jenar, kau sudah di terima oleh Yang Maha Kuasa. Berhasil menyebarkan aroma kasturi yang sebenarnya dan rasa yang memanaskan hatimupun lenyap. Sudah dijelajah eluruh permukaan bumi, berarti kau sudah mengetahui jawaban atas pertanyaanmu. Arti godaan hati ialah rasa qona ah yang semakin di mantapkan. Ibarat memakai pakaian sutra yang indah. Selalu mawas diri dalam bertingkah laku dan halus. Di resapkan kedalam jiwa, diawat seperti emas. Dihiasi dengan keselamatan, dipajang seperti permata. Agar mengetahui akan kemauannya berbagai tingkah-laku manusia. Perhaluslah budi pekertimu/akhlakmu. Warna hati kita yang sedang mekar baik, seiring di namakan kasturi jati. Sebagai pertanda bahwa kita tidak mudah goyah terhadap gerak-gerik sikap hati yang ingin menggapai sesuatu tanpa ilmu. Ingin mendalami pengetahuan tentang ruh itu justru keliru. Lagi pula cara penataan kita itu ibaratnya busana justru di pakai sebagai kerudung. Sedangkan ikat kepala sebagai sarungmu. Kemudian terlibat ingatan ketika dulu, ibarat menjalin mat ketika berada di dalam rongga ragaku tanpa olehmu Jenar cahaya. Yag warnanya merah dan kuning itu, sebagai hambatan yang menghadang agar gagal usaha/ cita-cita. Dan yang putih di tengah itulah yang sebenarnya harus di ikuti. Kelimanya harus tetap di waspadai. Kuasailah jangan sampai lupa! Bisa di percaya sifapnya. Berkat kesediaanku berbuat sebagai penyekat. Untuk alat pembebas sikap berbangga diri. Bukankah mengetahui pemuka agama yang ternyata salah di dalam

penafsiran dan penyampaian keterangannya. Anggapnnya sudah benar, malah mematikan pengertian yang benar akibatnya terperosot di dalam penerapannya. Apa kebiasaan ketika hidup di dunia, ketika menghadapi datangnya mati disitulah biasanya tidak kuat menerima ajal. Merasa beratya meninggalkan kehidupan dunia tak tersangkal lagi. Begitulah beratnya mencari kemuliaan bila salah menjawab pertanyaan Bumi, lebi baik jangan jadi manusia!. Kalau matinya binatang mudah penyelesaiannya karena matinya tanpa pertanggung jawaban. Bila kau sudah merasa hatimu benar, akan hidup abadi tanpa hisab. Ibaratnya tubuh Bumi itu. Katerdiamannya tidak membatu, kesepiannya tidak mencari, tidak mempeduikan pembicaraan orang lain yang ditujukan kepadanya. Ingatlah pada Agamawan selalu mencari penyelesaian yang benar. Yaitu bagaimana hialng dan mati bersama raganya ialah yang di idamkannya. Hai Jenar kembalilah kamu ke pulau Jawa!. Bukankah sebenarnya kau mencari dirimu juga? Siti Jenar bergegas, bersembah dan berkata dengan beribu kasih untuk memenuhinya, hamba setua dan taat. Nabi Khaidir lalu musnah lenyap. Siti Jenar tampak berdo a di samudra tapi tidak tersentuh air. Siti Jenar berjanji dalam hati, atas peringatan/ajaran sang guru yang sempurna. Bukankah ia masih ingat? Hasrat hati yang telah memiliki/mengetahui ilmu tingkat tinggi. Isinnya jagat telah terkuasai dalam hati. Merasa mantapdan disimpan baik dalam ingatan. Sehingga serba mengetahui dan tak akan keliru/salah lagi. Diresapi dalam jiwa dan dijunjung tinggi sampai mati. Ia telah lulus dari sumber aroma kasturi yang sebenarnya. Sehingga sifat panasnya hati lenyap. Sesudah itu Siti Jenar pulang. Hatinya sudah tidak goyah lagi karena segala ajaran itu tampak jelas dalam batin. Ia tidak salah lagi melihat dirinya siapa sebenarnya. Penjelmaan jiwanya menyatu dalam satu wujud. Walau secara lahiria dirahasiakan, norma tata cara/perilaku iwa satria, berhasil dikuasai. Ia sudah menggunakan mata hatinya yang tajam, ibarat hewan dengan bebannya.

Sudah tak aka ada/terjadi kematian dalam kehidupan setelah ia menerima ajaran gurunya. Sudah tamat dan dikuasai dengan tersimpan dalam hati, serta di imankan dengan cermat. Benar-benar terasa sebagai anugrah Tuhan. Adapun segala ketercelaan hati sudah lenyap. Rasanya tekanglah dunia dan akhirat. Karena kebersihan dan kesucian jiwa sudah ditemukan.

Anda mungkin juga menyukai