Anda di halaman 1dari 9

Riwayat Hidup Abraham Harold Maslow dilahirkan di Brooklyn, New York, pada tanggal 01 April 1908.

[2] Maslow dibesarkan dalam keluarga Yahudi Rusia dengan orangtua yang tidak mengenyam pendidikan tinggi.[3] Pada masa kecilnya, ia dikenal sebagai anak yang kurang berkembang dibanding anak lain sebayanya. Ia mengatakan bahwa dirinya adalah seorang anak Yahudi yang tumbuh dalam lingkungan yang mayoritas dihuni oleh non Yahudi.[2] Ia merasa terisolasi dan tidak bahagia pada masa itu.[4] Ia bertumbuh di perpustakaan di antara bukubuku.[4] Ia awalnya berkuliah hukum, namun pada akhirnya, ia memilih untuk mempelajari psikologi dan lulus dari Universitas Wisconsin.[4] Pada saat ia berkuliah, ia menikah dengan sepupunya yang bernama Bertha pada bulan desember 1928 dan bertemu dengan mentor utamanya yaitu profesor Harry Harlow.[4] Ia memperoleh gelar bachelor pada 1930, master pada1931, dan Ph.D pada 1934. Maslow kemudian memperdalam riset dan studinya di Universitas Columbia dan masih mendalami subjek yang sama. Di sana ia bertemu dengan mentornya yang lain yaitu Alfred Adler, salah satu kolega awal dari Sigmund Freud.[4] Pada tahun 1937-1951, Maslow memperdalam ilmunya di Brooklyn College.[2] Di New York, ia bertemu dengan dua mentor lainnya yaitu Ruth Benedict seorang antropologis, dan Max Wertheimer seorang Gestalt psikolog, yang ia kagumi secara profesional maupun personal.[4]Kedua orang inilah yang kemudian menjadi perhatian Maslow dalam mendalami perilaku manusia,

kesehatan mental, dan potensi manusia. [4] Ia menulis dalam subjek-subjek ini dengan mendalam. Tulisannya banyak meminjam dari gagasan-gagasan psikologi, namun dengan pengembangan yang signifikan.[4] Penambahan tersebut khususnya mencakup hirarki kebutuhan, berbagai macam kebutuhan, aktualisasi diri seseorang, dan puncak dari pengalaman.[4] Maslow menjadi pelopor aliran humanistik psikologi yang terbentuk pada sekitar tahun 1950 hingga 1960-an.[4] Pada masa ini, ia dikenal sebagai "kekuatan ke tiga" di samping teori Freud dan behaviorisme.[4] Maslow menjadi profesor di Universitas Brandeis dari 1951 hingga 1969, dan menjabat ketua departemen psikologi di sana selama 10 tahun.[3] Di sinilah ia bertemu dengan Kurt Goldstein (yang memperkenalkan ide aktualisasi diri kepadanya) dan mulai menulis karyakaryanya sendiri.[3] Di sini ia juga mulai mengembangkan konsep psikologi humanistik.[3] Ia menghabiskan masa pensiunnya di California, sampai akhirnya ia meninggal karena serangan jantung pada 8 Juni 1970.[3] Kemudian, Pada tahun 1967, Asosiasi Humanis Amerika menganugerahkan gelar Humanist of the Year.[3] [sunting]Teori Humanistik dan Aktualisasi Diri Abraham Maslow dikenal sebagai pelopor aliran psikologi humanistik.[5] Maslow percaya bahwa manusia tergerak untuk memahami dan menerima dirinya sebisa mungkin. Teorinya yang sangat terkenal sampai dengan hari ini adalah teori tentang Hierarchy of Needs atauHirarki Kebutuhan.[5] Kehidupan keluarganya dan pengalaman

i h t i l i . S t l h i II, l l i t i i l i l [ ] l t t i i i . l ti l hnya, namun ia memili i agasan sendi i untuk mengerti jalan ikir manusia.[ ] hi
[ ]

Psikolog humanis ercaya ahwa setiap orang memiliki keinginan yang kuat untuk merealisasikan potensi potensi dalam dirinya, untuk mencapai tingkatan aktualisasi diri.[ ] ntuk membuktikan bahwa manusia tidak hanya bereaksi terhadap situasi yang terjadi di sekelilingnya, tapi untuk mencapai sesuatu yang lebih, aslow mempelajari seseorang dengan keadaan mental yang sehat, dibanding mempelajari seseorang dengan masalah kesehatan mental.[ ] al ini menggambarkan bahwa manusia baru dapat mengalami puncak pengalamannya" saat manusia tersebut selaras dengan dirinya maupun sekitarnya.[ ] alam pandangan aslow, manusia yang mengaktualisasikan dirinya, dapat memiliki banyak puncak dari pengalaman dibanding manusia yang kurang mengaktualisasi dirinya. [ ]
[sunting]

irarki Kebutuhan

dengan kebutuhan yang lebih mendasar ada di bagian paling bawah

Interpretasi dari irarki Kebutuhan

aslow yang direpresentasikan dalam bentukpiramida

Maslow menggunakan piramida sebagai peraga untuk memvisualisasi gagasannya mengenaiteori hirarki kebutuhan.[7] Menurut Maslow, manusia termotivasi untuk memenuhi kebutuhankebutuhan hidupnya.[7] Kebutuhan-kebutuhan tersebut memiliki tingkatan atau hirarki, mulai dari yang paling rendah (bersifat dasar/fisiologis) sampai yang paling tinggi (aktualisasi diri). [7]Adapun hirarki kebutuhan tersebut adalah sebagai berikut : 1. Kebutuhan fisiologis atau dasar 2. Kebutuhan akan rasa aman 3. Kebutuhan untuk dicintai dan disayangi 4. Kebutuhan untuk dihargai 5. Kebutuhan untuk aktualisasi diri Maslow menyebut empat kebutuhan mulai dari kebutuhan [[fisiologis[[ sampai kebutuhan harga diri dengan sebutan homeostatis. [3] Homeostatis adalah prinsip yang mengatur cara kerja termostat (alat pengendali suhu). [3]Kalau suhu terlalu dingin, alat itu akan menyalakan penghangat, sebaliknya kalau suhu terlalu panas, ia akan menyalakan dingin.[3] Begitu pula dengan tubuh manusia, ketika manusia merasa kekurangan bahan-bahan tertentu, dia akan merasa memerlukannya.[3] Ketika dia sudah cukup mendapatkannya, rasa butuh itu pun kemudian berhenti dengan sendirinya.[3] Maslow memperluas cakupan prinsip homeostatik ini kepada kebutuhan-kebutuhan tadi, seperti rasa aman, cinta dan harga diri yang biasanya tidak kita kaitkan dengan prinsip tersebut.[3] Maslow menganggap kebutuhan-kebutuhan defisit tadi sebagai kebutuhan untuk bertahan.[3] Cinta dan kasih sayang pun

sebenarnya memperjelas kebutuhan ini sudah ada sejak lahir persis sama dengan insting.[3]
[sunting]Kebutuhan

Fisiologis

Pada tingkat yang paling bawah, terdapat kebutuhan yang bersifat fisiologik (kebutuhan akan udara, makanan, minuman dan sebagainya) yang ditandai oleh kekurangan (defisi) sesuatu dalam tubuh orang yang bersangkutan. [7]Kebutuhan ini dinamakan juga kebutuhan dasar (basic needs) yang jika tidak dipenuhi dalam keadaan yang sangat estrim (misalnya kelaparan) bisa manusia yang bersangkutan kehilangan kendali atas perilakunya sendiri karena seluruh kapasitas manusia tersebut dikerahkan dan dipusatkan hanya untuk memenuhi kebutuhan dasarnya itu.[7] Sebaliknya, jika kebutuhan dasar ini relatif sudah tercukupi, muncullah kebutuhan yang lebih tinggi yaitu kebutuhan akan rasa aman (safety needs).[7]
[sunting]Kebutuhan

Rasa Aman

Jenis kebutuhan yang kedua ini berhubungan dengan jaminan keamanan, stabilitas, perlindungan, struktur, keteraturan, situasi yang bisa diperkirakan, bebas dari rasa takut dan cemas dan sebagainya.[5] Karena adanya kebutuhan inilah maka [[manusia[[ membuat peraturan, undang-undang, mengembangkan kepercayaan, membuat sistem, asuransi, pensiun dan sebagainya.[5] Sama halnya dengan basic needs, kalau safety needs ini terlalu lama dan terlalu banyak tidak terpenuhi, maka pandangan seseorang tentang dunianya bisa terpengaruh dan pada gilirannya pun perilakunya akan cenderung ke arah yang makin negatif.[5]
[sunting]Kebutuhan

Dicintai dan Disayangi

Setelah kebutuhan dasar dan rasa aman relatif dipenuhi, maka timbul kebutuhan untuk dimiliki dan dicintai (belongingness and love needs).[5]Setiap orang ingin mempunyai hubungan yang hangat dan akrab, bahkan mesra dengan orang lain. [5] Ia ingin mencintai dan dicintai.[5]Setiap orang ingin setia kawan dan butuh kesetiakawanan.[5] Setiap orang pun ingin mempunyai kelompoknya sendiri, ingin punya "akar" dalam masyarakat.[5] Setiap orang butuh menjadi bagian dalam sebuah keluarga, sebuah kampung, suatu marga, dll.[5] Setiap orang yang tidak mempunyai keluarga akan merasa sebatang kara, sedangkan orang yang tidak sekolah dan tidak bekerja merasa dirinya pengangguran yang tidak berharga. [5] Kondisi seperti ini akan menurunkan harga diri orang yang bersangkutan.[5]
[sunting]Kebutuhan

Harga Diri

Di sisi lain, jika kebutuhan tingkat tiga relatif sudah terpenuhi, maka timbul kebutuhan akan harga diri (esteem needs). [5] Ada dua macam kebutuhan akan harga diri.[5] Pertama, adalah kebutuhan-kebutuhan akan kekuatan, penguasaan, kompetensi, percaya diri dan kemandirian.[5] Sedangkan yang kedua adalah kebutuhan akan penghargaan dari orang lain, status, ketenaran, dominasi, kebanggaan, dianggap penting dan apresiasi dari orang lain.[5] Orang-orang yang terpenuhi kebutuhannya akan harga diri akan tampil sebagai orang yang percaya diri, tidak tergantung pada orang lain dan selalu siap untuk berkembang terus untuk selanjutnya meraih kebutuhan yang tertinggi yaitu aktualisasi diri (self actualization).[7]
[sunting]Kebutuhan

Aktualisasi Diri

Kebutuhan ini merupakan kebutuhan yang terdapat 17 meta kebutuhan yang tidak tersusun secara hirarki,

melainkan saling mengisi.[7] Jika berbagai meta kebutuhan tidak terpenuhi maka akan terjadi meta patologi seperti apatisme, kebosanan, putus asa, tidak punya rasa humor lagi, keterasingan, mementingkan diri sendiri, kehilangan selera dan sebagainya.[7]
[sunting]Meta Kebutuhan dan Meta Patologi

Menurut Maslow, meta kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri terdiri dari:


     

       

  

Kebenaran Kebaikan Keindahan atau kecantikan Keseluruhan (kesatuan) Dikotomi-transedensi Berkehidupan (berproses, berubah tetapi tetap pada esensinya) Keunikan Kesempurnaan Keniscayaan Penyelesaian Keadilan Keteraturan Kesederhanaan Kekayaan (banyak variasi, majemuk, tidak ada yang tersembunyi, semua sama penting) Tanpa susah payah (santai, tidak tegang) Bermain (fun, rekreasi, humor) Mencukupi diri sendiri

[sunting]Meta Patologi

Jika berbagai meta kebutuhan tidak terpenuhi maka akan terjadi meta patologi seperti:


Apatisme

Kebosanan  Putus asa  Tidak punya rasa humor lagi  Keterasingan  Mementingkan diri sendiri  Kehilangan selera dan sebagainya [sunting]Kritik

Pada perkembangannya, teori ini juga mendapatkan kritik.[3] Hal ini dikarenakan adanya sebuah loncatan pada piramida kebutuhan Maslow yang paling tinggi, yaitu kebutuhan mencapai aktualisasi diri. [3] Kebutuhan itu sama sekali berbeda dengan keempat kebutuhan lainnya, yang secara logika mudah dimengerti. [3] Seakan-akan ada missing link antara piramida ke-4 dengan puncak piramida. Seolah-olah terjadi lompatan logika. [3]
[sunting]

Setiap tindakan manusia didorong atas kebutuhannya karena setiap manusia memiliki kebutuhan yang berbeda dalam satu masa tertentu. Setiap orang berusaha untuk memenuhi kebutuhannya,karena pemenuhan kebutuhan adalah tuntutan kehidupan.Pemenuhan kebutuhan adalah syarat bagi kelangsungan hidup manusia manusia mempunyai kebutuhan yang berbeda-beda dalam kehidupannya Jika ilmu ekonomi melihat kebutuhan sebagai faktor pendorong atau motif dari tindakan atau aktivitas ekonomi manusia maka kali ini kita akan sedikit meraba ranah psikologis manusia dengan mencoba melihat kebutuhan dari sudut pandang psikologi salah satu teori psikologi yang cukup masyhur tentang kebutuhan manusia adalah teori hiararchy of Needs A. Maslow. bukan Ahmad Maslow tapi Abraham Maslow. dia adalah seorang pakar psikologi atau disebut juga bapak psikologi transpersonal. dalam hierarcy of needs theory,Maslow membagi tingkatan kebutuhan manusia kedalam 5 tingkatan dari yang paling rendah sampai yang paling tinggi sebagai berikut: 1.Physical cneeds/kebutuhan fisiologis 2.Safe and secure Needs/kebutuhan akan rasa aman dan keselamatan 3.Social Needs/kebutuhan sosial 4.Esteem/penghargaan 5.Self-actualization/aktualisasi diri 1.Kebutuhan fisiologis kebutuhan ini merupan basic needs atau kebutuhan paling dasar yang merupakan sarat manusia untuk dapat bertahan hidup. Kebetuhan ini merupan kebutuhan vital manusia yang meliputi kebutuhan biologis manusia seperti: +bernafas +makan +minum +pakaian

+tempat tinggal +tidur 2.Kebutuhan keamanan dan keselamatan setelah kebutuhan dasar manusia terpenuhi maka manusia membutuhkan rasa aman dan selamat bagi dirinya agar dapat bekerja dan melakukan aktivitas dengan tenang dan nyaman karena manusia tidak dapat bekerja dengan baik jika berada dalam bahaya ketakutan.Kebutuhan keamanan dan keselamatan meliputi: 1.Keamanan pribadi 2.Keamanan finansial 3.Kesehatan dan penghidupan yang layak, dan 4.Jaminan terhadap kecelakaan,rasa sakit dan kerugian 3.Kebutuhan sosial merupakan kebutuhan manusia dengan manusia yang lain dan dengan lingkungannya. Manusia adalah makhluk yang hidup dalam kelompok sosial yang disebut masyarakat.Kebutuhan sosial meliputi: 1.Pertemanan 2.Keintiman atau kedekatan 2.Keinginan memiliki keluarga yang mendukung dan komunikatif dalam kebutuhan sosial ada yang disebut rasa memiliki dan diterima. Manusia membutuhkan

Anda mungkin juga menyukai