Anda di halaman 1dari 5

PENDAHULUAN Perkembangan daerah sebagai integral dari pembangunun nasional dilaksanakan berdasarkan prinsip otonomi daerah dan pengaturan

sumber daya nasional yang memberikan kesempatan bagi peningkatan demokrasi dan kinerja daerah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat menuju masyarakat yang bebas korupsi, kolusi, dan nepotisme ( undang-undang otonomi daerah, 1999 ). Penyelenggaraan pemerintah daerah sebagai sub sistem pemerintah negara dimaksudkan untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna penyelenggaraan pemerintah dan pelayanan masyarakat sebagai otonomi. Daerah mempunyai kewenangan dan tanggung jawab menyelenggarakan kepentingan masyarakat berdasarkan prinsip-prinsip keterbukaan, partisipasi masyarakat, dan pertanggungjawaban kepada masyarakat. Kunci pembangunan daerah dalam mencapai sasaran pembangunan nasional secara efisien dan efektif adalah perencanaan koordinasi dan keterpaduan antara sektor pembangunan, sektor tersebut di daerah disesuaikan dengan kondisi dan potensi yang dimiliki oleh masing-masing daerah. Tujuan pembangunan dalam kebijakan pembangunan daerah adalah untuk menyelaraskan pertumbuhan dan mengurangi kesenjangan dan tingkat kemajuan antar daerah, melalui pembangunan serasi dan terpadu antar sektor pembangunan daerah yang efisien dan efektif menuju tercapainya kemandirian daerah. Secara makro pertumbuhan atau PDRB dari tahun ke tahun merupakan salah satu indikator dari keberhasilan pembangunan daerah dimana dalam hal ini PDRB dikategorikan dalam berbagai sektor ekonomi yaitu : 1. Sektor Pertanian 3. Sektor Industri Pengolahan 4. Sektor Listrik,Gas, Dan 6. Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran 7. Sektor Angkutan Dan Komunikasi 8. Sektor Keuangan, Persw, dan Jasa Perusahaan 9. Sektor Air Bersih Sektor Jasa-Jasa 2. Sektor Pertambangan dan Penggalian

Pertumbuhan PDRB tidak lepas dari peran setiap sektor-sektor ekonomi tersebut di atas, besar kecilnya kontribusi pendapatan setiap sektor ekonomi merupakan hasil perencanaan secara sektoral yang dilaksanakan di daerah.

PERMASALAHAN Masalah utama di dalam pelaksanaan pembangunan di daerah adalah kurang mampunya pemerintah daerah melaksanakan strategi perencanan yang matang serta kurang jelinya pemerintah daerah dalam melihat pergeseran-pergeseran yang terjadi dari tahun ke tahun dalam sektor ekonomi. Disinilah peranan Badan Perencanaan Daerah (BAPPEDA) cukup dominan dalam menentukan arah serta rencana pembangunan daerah agar pembangunan di daerah berjalan sesuai prioritas sektor yang diinginkan. PEMBAHASAN Perencanaan merupakan suatu proses yang berkesinambungan yang mencangkup keputusan- keputusan atau pilihan pilihan berbagai alternatif, Beberapa buku literatur perencanaan pembangunan (Development planning) pembahasan terhadap pentingnya perencanaan ini sering dikaitkan dengan pembangunan itu sendiri. Dengan demikian, pembahasan pentingnya Perencanaan Bagi Kegiatan Pembangunan dikaitkan dengan aspek pembangunan dapat diklarifikasikan menjadi dua topik utama, yaitu : 1. Perencanaan sebagai alat dari pembangunan. 2. Perencanaan sebagai tolak ukur dari berhasil atau tidaknya pembangunan tersebut. Secara sistematis, kaitan antara aspek perencanaan dan pembangunan dapat digambarkan seperti gambar 1 dibawah ini : Gambar 1 Skema hubungan Antara Perencanaan dan Pembangunan Sebagai alat

Perencanaan Sebagai tolok ukur

Pembangunan

Pembangunan yang berencana

I. Perencanaan sebagai alat dari pembangunan. Perencanaan dianggap sebagai alat pembangunan karena perencanaan memang merupakan alat strategis dalam menuntun jalannya pembangunan. Suatu perencanaan yang disusun secara acak-acakkan (tidak sistematis) dan tidak memperhatikan aspirasi target group (sasaran), maka pembangunan yang dihasilkan tidak seperti yang diharapkan. Dengan demikian dalam konteks perencanaan, sebagai alat maka mempunyai keunggulan komprehensif sebagai berikut : a. Perencanaan dapat dipakai sebagai alat untuk dijadikan pedoman dalam pelaksanaan pembangunan. b. Perencanaan dapat dipakai sebagai alat penentuan sebagai alternatif dan berbagai kegiatan pembangunan. c. Perancanaan dapat dipakai sebagai penentuan skala prioritas. d. Perencanaan dapat dipakai sebagai alat peramalan (forecasting) dari kegiatan dari masa ke masa yang akan datang. (Soekartawi, 1990) II. Perencanaan sebagai tolak ukur dari berhasil atau tidaknya pembangunan tersebut. Sebagai tolak ukur dari pembangunan tidak lepas dari peranan fungsi yang ada. Sementara menurut Lincolin Arsyad fungsi-fungsi perencanaan adalah sebagai berikut: a. Dengan perencanaan diharapkan terdapatnya suatu pengarahan kegiatan, adanya pedoman bagi pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang ditujukan kepada tujuan pembangunan. b. Dengan perencanaan dapat dilakukan suatu perkiraan potensi-potensi, prospek-prospek perkembangan, hambatan serta resiko yang mungkin dihadapi pada masa yang akan datang. c. d. tujuan. e. Perencanaan sebagai alat untuk mengukur atau standar untuk mengadakan pengawasan evaluasi. Perencanaan memberikan kesempatan untuk mengadakan pilihan yang terbaik. Dengan perencanaan dilakukan penyusunan skala prioritas dari segi pentingnya

KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN Persyaratan pertama bagi suatu perencanaan adalah pembentukan suatu komisi perencanaan yang harus diorganisir dengan cara yang tepat. Perencanaan yang baik membutuhkan adanya analisis ynag menyeluruh tentang potensi sumber daya yang dimiliki suata negara beserta segala kekurangannya, oleh kerena itu pembentukan suatu jaringan kantor statistik dari pusat hingga daerah yang bertugas mengumpulkan informasi dan data-data statistik menjadi suatu kebutuhan utama. Penempatan berbagai sasaran dan tujuan yang ingin dicapai hendaknya realistis dan disesuaikan dengan kondisi perekonomian negara tersebut. Penempatan sasaran dan prioritas untuk pencapaian suatu tujuan perencanaan dibuat secara makro dan sektoral. Dalam perencanaan ditetapkan adanya pembiayaan oleh pemerintah sebagai dasar mobilitas sumberdaya yang tersedia. Suatu perencanaan hendaknya mampu menjamin keseimbangan dalam perekonomian. Administrasi yang baik, efisien, dan tidak korup adalah syarat mutlak keberhasilan perencanaan. ( Jhingan, 1993 ) SARAN Pemerintah diharapkan bisa

memaksimalkan potensi yang dimiliki guna meningkatkan PDRB, menuju kemandirian daerah, disamping itu pelaksanaan orientasi pembangunan hendaknya berdasarkan pada potensi dan keadaan setempat terutama sektor pertanian. Penempatan sektor sektor ekonomi dilakukan pada proporsi yang sebenarnya sesuai dengan kemampuan sumber daya manusia terutama sektor basis potensial agar dapat bekerja dengan mekanisme pasar. Program keterkaitan antar sektor ekonomi baik sektor basis maupun sektor non basis terus ditingkatkan sehingga

pertumbuhan semua sektor dapat tumbuh dan berkembang, minimal setara dengan pertumbuhan sektor sektor sejenis dalam Propinsi Jawa Tengah. Program keterkaitan antar sektor ekonomi baik sektor basis maupun sektor non basis terus ditingkatkan sehingga pertumbuhan semua sektor dapat tumbuh dan berkembang, minimal setara dengan pertumbuhan sektor sektor sejenis dalam Propinsi Jawa Tengah. DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Lincolin; 1999, Ekonomi Pembangunan, Edisi Ke-4 Bagian Penerbit STIE YKPN Yogyakarta. Kuncoro, Mudrajat; 1997, Ekonomi Pembangunan, Teori, Masalah, dan Kebijakan, UPP AMP YKPN, Yogyakarta. Soekartawi, 1990, Prinsip Dasar Perencanaan Pembangunan Daerah, Dengan Pokok Bahasan Khusus Perencanaan Pembangunan Daerah, Rajawali Pres, Jakarta. UU No. 22 dan UU No.25 Tahun 1999 Tentang Otonomi Daerah.

Anda mungkin juga menyukai