Anda di halaman 1dari 16

DEVOLUSI VS EVOLUSI

I. MAKHLUK MANUSIA MENURUT SAIN MODERN 1. Sain modern menyatakan bahwa makhluk manusia berasal dari primordial soup (senyawa kimiawi awal) yang ter-bentuk di planet Bhumi setelah terjadi ledakan dahsyat (Big Bang) semesta. Dari senyawa kimiawi awal ini lalu muncul banyak organisme (makhluk) sederhana ber-sel satu.Selanjutnya makhluk-makhluk ber-sel satu itu ber-evolusi selama jutaan tahun men-jadi beraneka-macam makhluk dan binatang. Diantaranya adalah monyet yang, katanya, ber-evolusi lebih lanjut menjadi makhluk manusia. 2. Dengan demikian menurut teori materialistik ini, manusia adalah kombinasi unsur-unsur kimiawi materi alam fana pada tingkatan evolusi paling tinggi, paling maju dan paling beradab. Dengan kata lain, manusia adalah perwujudan makhluk paling maju dan paling beradab yang muncul secara kebetulan melalui proses evolusi dari kombinasi unsur-unsur kimiawi materi alam fana. 3. Tetapi proses evolusi makhluk dari organisme sederhana ber-sel satu sampai menjadi makhluk manusia, tidak bisa di-buktikan secara empiris pernah terjadi. Disamping itu, banyak sifat dan prila-

laku manusia tidak bisa dijelaskan berdasarkan teori evolusi. 4. Meski demikian, para sarjana duniawi yang berwatak materialistik berkata bahwa mereka akan mampu mengungkapkan kebenaran teori nya dengan melaksanakan riset lebih intensip di masa datang. Mereka tak perduli bahwa riset nya yang telah berlangsung lebih dari 200 tahun hanya menimbul kan perdebatan belaka dikalangannya sendiri. Sementara itu, bukti-bukti pisik dan metapisik yang menolak teori mereka semakim banyak bermunculan dari tahun ke tahun. II. MAKHLUK MANUSIA MENURUT AJARAN VEDA 1. Menurut Veda, makhluk manusia adalah salah satu dari 8.400.000 jenis kehidupan yang ada di alam semesta material. Manusia adalah kombinasi dari unsur-unsur berikut (Bg. 7.4 dan 12.37).
a. UNSUR SPIRITUAL : JIVA ROHANI-ABADI YANG SADAR. b. UNSUR MATERIAL : MATERI HALUS (EGO, PIKIRAN DAN KECERDASAN) DAN MATERI KASAR (ETHER, UDARA, API, AIR DAN TANAH).

2. Jiva adalah diri sejati sang manusia. Ia (jiva) adalah tenaga marginal (para prakrti) Sri Krishna (Bg.7.5) dan merupakan bagian kecil nan kekal yg. terpisah dari Beliau (Bg.15.7). Dengan kata lain, sang jiva adalah individu spiritual kekal-abadi dan merupakan bagian kecil-terpisah dari Tuhan. 3. Kepribadian Tuhan YME, Sri Krishna memiliki enam kehebatan yaitu: a. Paling

kaya, b. Paling tampan/menarik hati, c. Paling berpengetahuan/maha mengetahui, d. Paling kuat/perkasa, e. Paling tidak terikat/bebas/merdeka, dan f. Paling masyur/terkenal (Visnu-Purana 6.5.47). Oleh karena merupakan bagian kecil dari Beliau, maka sang jiva pun memiliki semua kehebatan itu, tetapi dalam kuantitas amat sedikit/kecil. 4. Akibat salah menggunakan kebebasan/kemerdekaan yang sedikit itu dengan ber-keinginan (iccha) menikmati secara ter-pisah dari Sri Krishna dan tidak mau/enggan (dvesa) melayani Beliau di dunia rohani, maka sang jiva jatuh ke dunia fana dan mendapat badan jas mani untuk menikmati kesenangan material (Bg.7.27: Iccha dvesa samutthena dvandva mohena bharata ... sarge yanti parantapa). 5. Begitulah asal-usul kejatuhan sang jiva ke dunia fana atau alam material. Jatuhnya sang jiva dari dunia rohani ke dunia fana disebut devolusi. III. BER-DEVOLUSI DAN BER-EVOLUSI DI ALAM MATERIAL 1. Begitu masuk ke alam fana, sang jiva lahir dengan badan jasmani dewani di susunan planet bagian atas alam semesta material dan me-nikmati kesenangan material. 2. Oleh karena semakim keras dicengram maya dengan sifat-sifat alam yang lebih rendah yaitu rajas (kenafsuan) dan tamas (kegelapan), maka dalam setiap kelahiran berikutnya sang jiva semakim merosot dengan mempero leh badan jasmani yang lebih rendah dan hidup disusunan planet yang le

bih rendah pula. Merosotnya sang jiva kedalam jenis kehidupan yang lebih rendah di alam material disebut devolusi. 3. Dengan berganti-ganti badan jasmani, sang jiva merasakan suka-duka kehidupan material. Akan tetapi, oleh karena kenikmatan material yang dirasakannya berhakekat semu/khayal (maya-sukha), maka praktis ia hanya menderita belaka dalam samudra kehidupan dunia fana. Ia mengembara di alam material dan terus berjuang keras agar hidup bahagia. 4. Sementara berjuang keras seperti itu, akhirnya sang jiva merasa capek dan bosan. Pelan-pelan ia tertarik pada kegiatan spiritual. Kemudian dari satu kelahiran ke kelahiran berikutnya, sang jiva memperoleh badan jasmani yang tingkatannya lebih tinggi. 5. Meningkatnya sang jiva dari jenis kehidupan lebih rendah ke jenis kehidupan lebih tinggi disebut evolusi. IV. EVOLUSI SPIRITUAL VS EVOLSI MATERIAL 1. Telah dijelaskan bahwa, menurut Veda, bila sang jiva jatuh dari dunia rohani ke dunia fana, dikatakan ia ber-devolusi. Begitu pula, bia ia merosot dengan lahir dalam jenis kehidupan lebih rendah selama mengembara di alam material, dikatakan ia ber-devolusi pula. Sedangkan bila kedudukan sang jiva meningkat dengan lahir dalam jenis kehidupan yang lebih tinggi, di katakan ia ber-evolusi.

2. Jadi evolusi menurut Veda adalah meningkatnya kesadaran sang makhluk hidup (jiva) dengan menghuni badan jasmani yang tingkatannya lebih tinggi, bukan perobahan pisik (physical mutation). Dan me-ningkatnya kesadaran karena karma bajik, bukan karena seleksi alam (natural selection). Ini disebut evolusi spiritual. 3. Tetapi para sarjana duniawi berwatak materialistik tidak mengakui bahwa makhluk hidup bisa ber-devolusi. Mereka hanya mengakui bahwa segala makhluk yang ada sekarang di Bhumi muncul melalui proses evolusi. Dan, mereka mengerti evolusi sebagai perobahan pisik. Dari pisik sederhana menjadi pisik yang lebih komplek dan lebih maju. Dari pisik tingkat rendah tak beradab menjadi pisik lebih tinggi dan beradab. Kata mereka, ini semua terjadi secara alamiah atau sesuai seleksi alam. Ini disebut evolusi material. 4. Menurut Veda, segala makhluk di alam semesta material muncul dari proses devolusi yaitu jatuh dari dunia rohani karena keinginanya menikmati secara terpisah dari Sri Krishna ( lihat uraian II 4 dan 5). Manusia modern yang kini menghuni planet Bhumi pun muncul dai proses devolusi yaitu jatuh dari susunan planet bagian atas atau alam sorgawi, akibat karma buruk yang mereka kembangkan dalam pengembaraannya di alam material. 5. Kebenaran pernyataan Veda ini ditunjukkan oleh fakta bahwa semua suku bangsa kuno (Mesir, Persia, Romawi, Yunani, Jepang. China, Indian Aztek, Inca dan Maya, dsb.) menyatakan bahwa ne-

nenek moyang mereka berasal dari Matahari atau Bulan, bukan berasal dari proses evolusi monyet seperti yang dimengerti oleh para sarjana duniawi pada jaman modern sekarang. 6. Tetapi teori evolusi sain modern yang tercantum dalam banyak textbooks di berbagai Universitas dan Akademi di seluruh dunia, telah di-anggap kebenaran yang tidak bisa diganggu-gugat dilingkungan kaum cendekiawan yang menganggap diri paling maju dan paling beradab. V. BHAKTI DALAM HUBUNGANNYA DENGAN DEVOLUSI DAN EVOLUSI 1. Jika sang manusia tidak memanfaatkan badan jasmaninya untuk melakukan pelayanan bhakti kepada Sri Krishna, melainkan hanya sibuk dalam kegiatan pamerih memuaskan indriya jasmani di dunia fana, maka ia (sebagai jiva rohani-abadi) bisa ber-devolusi dalam kelahiran berikutnya dengan memperoleh badan jasmani binatang, hewan, burung, serangga, reptil, pohon atau ikan. 2. Sebaliknya, jika sang manusia dengan baik memanfaatkan badan jasmaninya untuk melakukan pelayanan bhakti kepada Sri Krishna selama hidupnya di dunia fana (Bhumi), maka ia (sebagai jiva abadi-rohani) bisa berevolusi dalam kelahiran berikutnya dengan memperoleh badan brahmana, rishi, yogi atau pandita untuk menyempurnakan bhakti nya.

3. Bhakti sempurna kepada Sri Krishna menyebabkan seseorang (sebagai jiva abadi-rohani) ber-evolusi lebih lanjut untuk kembali memperoleh badan spiritual dan pulang ke dunia rohani Vaikuntha-loka. 4. Proses devolusi dan evolusi menurut Veda dapat digambarkan sbb.
BADAN JASMANI
a. BADAN JASMANI IBARAT PAKAIAN BAGI SANG JIVA (BG.2.22) UNTUK HIDUP DI ALAM FANA. BADAN JASMANI DI-IBARATKAN PULA SEBAGAI KERETA / KENDARAN BAGI SANG JIVA UNTUK MENIKMATI ALAM FANA (KATHA UP.13.3.3-4) DAN BG.18.61).
b. ADA 8.400.000 JENIS BADAN JASMANI DISEDIAKAN OLEH BRAHMA DI ALAM SEMESTA MATERIAL BAGI PARA JIVA UNTUK MENIKMATI KEBA HAGIAAN MATERIAL DUNIA FANA. c. JADI BADAN JASMANI BUKAN SEMATA-MATA PERWUJUDAN SENYAWA KIMIAWI UNSUR-UNSUR MATERI ALAM FANA. IA BUKAN PULA HASIL PROSES EVOLUSI DARI ORGANISME BERSEL TUNGGAL YANG MUNCUL DARI SENYAWA KIMIAWI TERSEBUT. d. VEDA MENYATAKAN, MENGERTI/MEMAHAMI/ MENGINSYAFI/MENYADARI PERBEDAAN ANTARA BADAN JASMANI YANG MATERIAL DAN SEMENTARA DENGAN SANG JIVA YANG SPIRITUAL-ABADI, DISEBUT PENGETAHUAN (BG.13.3).

DEVOLUSI

EVOLUSI

DEVOLUSI

DEVOLUSI

EVOLUSI

VI. TEORI EVOLUSI PALSU Teori evolusi sain modern yang dikemukakan oleh para sarjana duniawi berwatak materialistik adalah palsu. Sebab: 1. Apa yang disebut proses evolusi makhluk dari organisme ber-sel tunggal sampai menjadi makhluk manusia yang dikenal sekarang, tidak bisa dibuktikan secara empiris pernah terjadi. 2. Para sarjana pencetus/penggagas teori evolusi tidak mampu menciptakan jenis makhluk apapun ber-dasar-kan prinsip-prinsip sain modern melalui persenyawaan kimiawi unsur-unsur materi alam fana. 3. Teori evolusi ini tidak mampu menjelaskan secara ilmiah bagaimana unsur-unsur kimiawi (atom dan molekul) itu berinteraksi satu dengan yang lain didalam tubuh sehingga manusia memiliki kesadaran, rasa cinta, kasihan, benci, sedih, bahagia, dsb. 4. Juga teori evolusi sain modern tidak mampu menjelaskan secara ilmiah beraneka macam penomena paranormal/metapisik, clairvoyance, procognition, hipnotis, OBE (Out of Body Experience), apparition (penampakan makhluk halus/hantu), NDE (Near Death Experience), komunikasi secara telepatik, mediumship, psychic activities (kesurupan, peramalan, mencari orang hilang, dsb), ingatan pada penjelmaan sebelumnya (reincarnation memories) dan psychic healing (penyembuhan dengan ilmu jiwa).

VII. KONSEP DEVOLUSI DAN EVOLUSI VEDA 1. Konsep devolusi dan evolusi Veda mampu menjelaskan secara logis dan rasional beraneka hal yang menyangkut makhluk manusia. Konsep ini dilandasi oleh 3 (tiga) unsur utama badan jasmani.
A UNSUR SPIRITUAL : JIVA ROHANI DAN ABADI YANG SADAR (BADAN SPIRITUAL) UNSUR MATERI HALUS: a. KE-AKU-AN PALSU (EGO) b. KECERDASAN (BUDDHI) c. PIKIRAN (MANAH) (BADAN MATERIAL HALUS) UNSUR MATERI KASAR: a. ETHER b. UDARA c. API d. AIR e. TANAH (BADAN MATERIAL KASAR) DALAM PIKIRAN TERKUMPUL (DALAM WUJUD HALUS) : a. 5 OBYEK INDRIYA b. 5 INDRIYA PERSEPSI c. 5 INDRIYA PEKERJA

5 INDRIYA PERSEPSI a. TELINGA b. KULIT c. MATA d. LIDAH e. HIDUNG

5 OBYEK INDRIYA a. SUARA b. SENTUHAN c. WUJUD d. RASA e. AROMA (PARA PELAYAN PIKIRAN)

5 INDRIYA PEKERJA a. MULUT b. TANGAN c. KAKI d. ANUS e. KEMALUAN

2. Hakekat sang jiva dijelaskan dalam Bhagavad-Gita bab II.17-25. Ego/ke-aku-an palsu (ahankara) adalah unsur jasmani halus yang selalu membuai sang jiva dengan identitas palsu, Aku adalah badan jasmani ini dengan nama si Anu dan urusanku adalah bekerja keras agar hidup bahagia. Dengan kata lain, ego berfungsi sebagai pengubah kesadaran dari spiritual ke material. 3. Kecerdasan (buddhi) adalah unsur jasmani halus sebagai sarana bertimbang. Ia berfungsi sebagai penganalisa dalam membedakan dan menentukan salah dan benar, baik dan buruk, bermanfaat dan tidak bermanfaat, dsb. 4. Pikiran (manah) adalah pusat semua indriya dan obyek indriya. Dikatakan bahwa seluruh obyek indriya, indriya persepsi dan indriya pekerja adalah unsur-unsur pembantu/pelayan pikiran. Pikiran ber fungsi sebagai sarana perekam/penyimpan data/informasi yang berasal dari semua indriya. 5. Keinginan, rasa marah, senang, susah, dsb. yang timbul dalam pikiran adalah akibat-akibat dari interaksi unsur-unsur jasmani halus (Bg.13.7). 6. Proses pemanfaatan unsur-unsur jasmani halus dan jasmani kasar oleh sang jiva (makhluk hidup) terlaksana atas pengaturan Sri Krishna dalam aspekNya sebagai Paramatma (Bg.13.23, upadrastanumanta ca .. paramatmeti capy uktah. Bg.15.15, sarvasya caham hrdi sannivisto mattah smrtir jnanam apohanam ca).

VIII. ANALOGI KOMPUTER Kedudukan Tuhan sebagai Paramatma, sang jiva, badan jasmani halus dan kasar beserta seluruh indriyanya, dapat digambarkan sebagai berikut.
TUHAN/PARAMATMA = PROGRAMMER

BADAN JASMANI = KOMPUTER JASMANI HALUS = SOFTWARE JASMANI KASAR = HARDWARE


SANG JIVA = PEMAKAI KOMPUTER

ALAM DUNIA = DISPLAY PADA LAYAR KOMPUTER

IX. PROSES DEVOLUSI SANG JIVA DARI DUNIA ROHANI KE DUNIA FANA Sesuai dengan keinginan (iccha) sang jiva untuk menikmati secara terpisah dari Sri Krishna karena tidak mau/enggan (dvesa) melayani Nya di dunia rohani, maka Beliau memindahkan sang jiva ke dunia fana. Dengan memanfaatkan badan material yang diperoleh, sang jiva bekerja keras mengejar kesenangan material dalam ikhtiarnya hidup bahagia di dunia fana (lihat uraian II.3-4). X. PROSES DEVOLUSI SANG JIVA DI DUNIA FANA Devolusi terjadi dan dialami oleh jiva berjasmani manusia, sebab ia hanya

sibuk dalam kegiatan memuaskan indriya jasmani (Bg.2.62- 63). Semua ke giatan materialistik ini ter-rekam dalam pikiran dan menyelimutinya. Akibatnya pada saat ajal dia hanya ingat pada kegiatan yang paling sering dilakukan dan paling disenanginya itu. Begitulah, karena pada saat ajal dia hanya ingat pada kegiatan pesta-pora menyantap berbagai macam makanan dan minuman,maka mentalitas ba bi terbentuk dalam pikirannya. Sehingga dia (sebagai jiva abadirohani), setelah menjalani hukuman di neraka atas dosa-dosa (membunuh binatang, dsb) yang diperbuat, kemudian lahir sebagai babi (Bg.15.8, sariram yad apnoti ... vayur gandham ivasayat. Bg.15.9, srotram caksuh sparsanam ca ... adhisthaya manas cayam visayan upasevate).

XI. PROSES EVOLUSI SANG JIVA DI DUNIA FANA 1. Para jiva (makhluk hidup) yang menghuni badan jasmani lebih rendah dari badan jasmani manusia (binatang, reptil, burung, serangga, pohon dan akuatik), secara otomatis ber-evolusi setelah ajal dengan mendapatkan badan jasmani yang tingkatannya lebih tinggi. Begitulah, jika si burung mati, maka ia (sebagai jiva rohani-abadi) lahir dengan jasmani binatang. Jika si ikan mati, ia lahir dengan jasmani pohon. 2. Sang jiva berjasmani manusia bisa ber-evolusi (yaitu mendapatkan badan jasmani yang kedudukannya lebih tinggi) hanya bila dia tekun melakukan kegiatan spiritual bhakti kepada Tuhan. Jika tidak, dia pasti ber- devolusi

(lihat uraian V). Phala kegiatan spiritual bhakti kepada Tuhan bersifat permanen (Bg.2.40) dan mensucikan pikiran/kesadaran. Sehingga setelah me ninggal, sang rohaniawan kemudian ber- evolusi dengan lahir sebagai rishi atau pandita untuk menyempurnakan bhakti nya kepada Tuhan. 3. Kegiatan spiritual bhakti yang ter-rekam dalam pikiran dan mendominasi pikiran, memungkinkan sang jiva berjasmani manusia hanya ingat Sri Krishna pada saat ajal. Sehingga akhirnya ia ber-evolusi, kembali mendapatkan badan spiritual dan tinggal di dunia rohani. XII. PENOMENA KEGIATAN PARANORMAL/METAPISIK 1. Ada sejumlah kecil orang tertentu (karena karma nya dari penjelmaan sebelumnya) memiliki kemampuan paranormal atau metapisik yaitu memanfaatkan tenaga jasmani halus. Dengan kemampuan metapisik ini, seseorang bisa: a. Secara halus pergi ke tempat jauh dalam sekejap. b. Mengetahui jenis benda yang disembunyikan di tempat rahasia. c. Berkomunikasi jarak jauh secara telepatik (melalui pikiran). d. Mengunjungi orang lain secara gaib. e. Berhubungan dengan makhluk halus dan memanfaatkannya. f. Memperlihatkan penomena aneh (menggerakkan benda, menciptakan buah, mengeluarkan api dari tangan, dsb). g. Mengendalikan gerak-gerik orang lain (hipnotis) dan menyembuhkan

secara ajaib. 2. Oleh karena kemampuan halus (paranormal/metapisik) ini sering digunakan untuk tujuan jahat, maka pada jaman modern ini ia di-salah pahami dan disebut ilmu hitam (black-magic). Tetapi sebenar nya ia adalah kemampuan alamiah dari pikiran (manah) yang se-seorang bisa manfaatkan untuk hal-hal seperti itu. 3. Veda menyatakan bahwa para rishi, yogi, tapasvi dan rohaniawan lain yang secara spiritual telah amat maju, mampu memanfaatkan pikiran dengan berbagai cara untuk berbagai tujuan. Kemampuan alamian metapisik/paranormal ini disebut siddhi. 4. Menurut Veda, siddhi bisa dimiliki dengan cara: a. Mengendalikan indriya-indriya jasmani dan pikiran. b. Mengendalikan nafas, dan c. Memusatkan pikiran kepada Tuhan (Paramatma) - Bhag.11.5.1. 5. Banyak jenis siddhi disebutkan dalam Veda (Bhag.11.15), antara lain: a. Anurmi-mattvam, kemampuan mengatasi lapar dan haus. b. Dura-sravana darsanam, mampu melihat dan mendengar dari jauh. c. Mano-javah, bepergian ke tempat jauh secepat pikiran. d. Para-kaya-pravesanam, mampu masuk ke badan orang lain. e. Advandvam, mengatasi panas, dingin dan dualitas lainnya. f. Para-cittady-abhijnata, mampu mengetahui isi pikiran orang lain. g. Tri-kala-jnatvam, mampu mengetahui peristiwa masa lalu, masa sekarang dan masa datang.

6.Tetapi, kata Veda (Bhag.11.15.33) pemanfaatan siddhi untuk tujuan-tujuan material seperti itu adalah penghalang besar bhakti kepada Tuhan. XIII. PENOMENA OBE DAN NDE 1. OBE (Out of Body Experience) adalah melihat tubuh sendiri ter-geletak tak sadar ketika di-operasi atau mengalami kecelakaan. Ini te-rjadi karena sang jiva berada diluar tubuh dengan jasmani halus dan melihatnya. 2. NDE (Near Death Experience) adalah pengalaman hampir mati. Ini terjadi, antara lain, karena sang jiva yang berbadan halus di-tangkap oleh Yamaduta (utusan Yama, deva kematian) lalu di- kembalikan lagi karena salah tangkap atau karena belum waktunya ia mati.

XIV. PENOMENA HANTU DAN MAKHLUK HALUS 1. Hantu adalah jiva (makhluk hidup) yang hanya memiliki jasmani halus. Karena karma buruk (seperti bunuh diri), ia tak bisa segera memperoleh jasmani kasar untuk menikmati kehidupan material dunia fana. Akibatnya, sang hantu sengsara ngembara kesana-kemari. Ia selalu mencari kesempatan memperoleh kenikmatan material dengan memasuki tubuh se-seorang untuk di-manfaatkan sesuai kehendaknya. 2. Keinginan keras untuk bisa menikmati seperti itu menyebabkan indriyaindriya halusnya ber-interaksi dengan unsur-unsur materi kasar. Karena

itu, si hantu bisa sepintas di-lihat orang dalam wujud menakutkan sesuai dengan kondisi deritanya. 3. Dengan berbadan hantu, sang jiva memiliki siddhi yang disebut para-kaya-pravesanam, kemampuan memasuki tubuh se-seorang. 4. Adapula orang-orang yang telah mati kadang-kadang ter-lihat dalam wujud halus hilir-mudik didalam rumah. Mereka adalah para jiva yang hanya memiliki jasmani halus. Oleh karena amat melekat pada keluarga dan keyaan material yang dimiliki semasih hidup, maka indriya - indriya jasmani halusnya ber-interaksi dengan unsur-unsur materi kasar. Karena itu, mereka terlihat dalam wujud halus seperti itu dan disebut makhluk halus. 5. Semua penomena ini terjadi atas pengaturan Tuhan (Paramatma) yang bertindak sebagai penentu hasil (phala) perbuatan (karma) sang jiva (makhluk hidup). XV. PENOMENA REINKARNASI (PUNARBHAVA) Ingatan seorang anak pada kejadian-kejadian yang tidak pernah di-alami se jak lahir dan ciri-ciri pisik yang ada pada tubuhnya, menunjukkan bahwa ia (sebagai jiva abadi-rohani) telah pernah hidup sebelumnya di dunia dengan badan jasmani lain.

Anda mungkin juga menyukai