Anda di halaman 1dari 5

BAB II DESKRIPSI BAHAN PENGAJARAN A.

Pengertian Evaluasi (evaluation) Evaluasi atau penilaian dalam bidang pengajaran dapat diartikan sebagai suatu proses untuk mengukur kadar pencapaian tujuan. Tuckman (1975:12) mengartikan penilaian sebagai suatu proses untuk mengetahui/menguji apakah suatu kegiatan, proses kegiatan, keluaran suatu program telah sesuai dengan tujuan atau criteria yang telah ditentukan. Pengertian evaluasi berkaitan erat dengan pengertian pengukuran (measurement). Orang sering mencampuradukkan kedua pengertian ini. Untuk dapat memberikan penilaian secara tepat, misalnya tentang kemampuan siswa memahami teks argumentasi, pengajar memerlukan data-data tentang kemampuan siswa dalam hal itu. Untuk mendapatkan data tersebut, misalnya skor, pengajar memerlukan kegiatan yang disebut pengukuran. Jadi, pengukuran itu merupakan proses mengukur yang berfungsi sebagai alat evaluasi. Ia berhubungan dengan data-data kuantitatif saja misalnya berupa skor-skor siswa. Dari kegiatan pengukuran ini proses evaluasi dimulai. Data kuantitatif yang didapat dari pengukuran diubah menjadi pernyataan kualitatif yang berupa penilaian. Misalnya, skor 40, 60, 80 dari hasil pengukuran dapat dinilai sebagai kurang mampu, cukup mampu, dan sangat mampu. A. Tujuan dan Fungsi Penilaian Ada beberapa tujuan dan atau fungsi penilaian dalam pengajaran di sekolah 1. Untuk mengetahui apakah tujuan-tujuan pengajaran yang telah ditetapkan telah tercapai dalam kegiatan pembelajaran. 2. Untuk memberikan objektivitas pengamatan kita terhadap perilaku hasil belajar siswa 3. Untuk mengetahu kemampuan siswa dalam bidang/topik tertentu. 4. Untuk menentukan kelayakan siswa, misalnya naik kelas, lulus. 5. Untuk memberikan umpan balik bagi kegiatan pembelajaranyang dilakukan.

B. Tujuan Pengajaran dan Keluaran Hasil Belajar Tujuan pengajaran akan terlihat dalam keluaran hasil belajar. Dengan kata lain, tercapai tidaknya tujuan dapat dilihat dari keluaran hasil belajar. Gagne (1979:49-56) memerinci keluaran hasil belajar sebagai berikut: 1. Keterampilan intelektual (Intelectual skills) Keterampilan intelektual adalah kecakapan yang membuat seseorang berkompeten, yang memungkinkan untuk menanggapi konseptualisasi lingkungannya. Keterampilan ini berkaitan dengan pengetahuan bagaimana (bukan pengetahuanapa) melakukan aktivitas. Ada empat subkategori, yaitu (a) pembedaan (discrimination), (b) konsep (concepts), (c) aturan (rules), (d) aturan tingkat tinggi (higher-order rules). 2. Strategi kognitif (Cognitives strategies) Strategi kognitif merupakan kecakapan khusus yang memungkinkan siswa dapat belajar dan menentukan sesuatu secara sendiri, misalnya belajar bagaimana belajar yang paling cocok untuk dirinya sendiri. 3. Informasi Verbal (Verbal information) Informasi verbal adalah hasil belajar yang berupa informasi dan pengetahuan verbal. Informasi itu dapat dibedakan ke dalam fakta, nama, prinsip, dan generalisasi. 4. Keterampilan motor (motor skill) Keterampilan motor adalah keluaran belajar yang berkaitan dengan gerakan otot, misalnya berdeklamasi 5. Sikap (attitudes) Sikap merupakan sejumlah bentuk keluaran belajar yang berkaitan dengan nilai-nilai seperti toleransi, suka membaca, mencintai sastra, kesediaan bertanggung jawab.

Bloom dkk. Membedakan keluaran belajar ke dalam tiga ranah (domain), yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotor 1.Ranah Kognitif Ranah kognitif berkaitan dengan pengetahuan/ kemampuan intelektual. Kemampuan ini meliputi ingatan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. 2. Ranah Afektif Ranah ini meliputi perasaan, nada, emosi, dan variasi tingkatan penerimaan dan penolakan terhadap sesuatu. 3. Ranah Psikomotor Ranah ini berkaitan dengan gerakan-gerakan otot, misalnya pengucapan lafal bahasa. C. Alat Penilaian Secara garis besar alat penilaian dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu tes dan non-tes. Alat yang berupa non-tes dapat berupa (1) skala bertingkat (untuk mengukur sikap, pendapat, keyakinan, dan nilai, (2) wawancara, dan (3) pengamatan. Skala yang umum dikenal adalah Skala Likert. Alat tes dapat dibedakan menjadi berbagai macam, bergantung dari segi mana kita akan membedakannya. Ada tes buatan guru, ada tes standar. Ada tes pengukur keberhasilan, yang meliputi (1) tes kemampuan awal: (a) pretes, (b) tes prasyarat, (c) tes penempatan. (2) Tes Diagnostik, (3) tes Formatif, dan (4) tes sumatif. Berdasarkan bentuknya, dibedakan tes esai dan tes objektif, yang masing-masing masih dapat diperinci lagi. D. Penilaian terhadap Alat Tes Tes adalah alat penilaian. Tes yang baik paling tidak memenuhi syarat validitas dan reliabilitas. 1. Validitas Validitas tes menunjuk pada pengertian apakah tes itu dapat mengukur apa yang akan diukur (Ebel, 1979: 298). Misalnya, kita mempunyai sebuah tes kemampuan apresiasi sastra. Apakah tes itu mampu mengukur kemampuan apresiasi sastra yang sesungguhnya? Artinya, siswa yang mendapat nilai baik memang benar-benar lebih baik

kemampuan apresiasi sastranya daripada siswa yang mendapat nilai kurang baik. Validitas tes meliputi (a) validitas isi, (b) validitas ukuran, (c) validitas sejalan, (d) validitas konsep, (e) validitas ramalan. 2. Reliabilitas Reliabilitas tes menunjuk pada pengertian apakah tes itu dapat mengukur kemampuan/keterampilan secara konsisten pada subjek yang sama atau sebanding. Ada beberapa cara/teknik untuk mengetahui tingkat reliabilitas tes itu: (a) Tes dicobakan lebih dari satu kali terhadap siswa yang sama. Hasil tes dikorelasikan dan jika koefisien korelasi yang diperoleh cukup tinggi, maka tes tersebut dapat dikatakan reliabel. (b) Teknik belah dua, artinya kita memisahkan skor hasil tes ke dalam dua kelompok, yaitu kelompok nomor soal ganjil dan kelompok nomor soal genap. Skor dari soal nomor ganjil dan genap itu lalu dikorelasikan. Jikakoefisien korelasinya cukup tinggi, maka tes itudapat dikatakan reliabel. (c) Rumus Kuder-Richardson (KR) 20 dan 21, (d) Teknik butir parallel. Pengujian tingkat reliabilitas tes butir parallel mendasarkan diri pada keajegan jawaban siswa terhadap butir-butir soal yang dimaksudkan untuk mengukur tujuan yang sama. (e) Teknik bentuk parallel. Jika pada teknik butir parallel yang berparalel hanya butir-butir soal tertentu yang mengukur satu tujuan, teknik bentuk parallel yang berparalel perangkat tes secara keseluruhan. E. Analisis Butir Tes Yang dimaksud dengan analisis butir tes yaitu penilaian terhadap butir-butir tes, yang meliputi tingkat kesukaran,daya pembeda, dan efektivitas pengecoh (distraktor) untuk tes objektif pilihan ganda. Semua itu dilakukan agar kita memperoleh butir tes yang layak, valid dan reliabel. F. Tes Kebahasaan Tes kebahasaan merupakan alat yang dipakai untuk mengukur kemampuan ataupun penguasaan bahasa pembelajar. Tes ini meliputi (a) tes kompetensi kebahasaan, yaitu tentang pengetahuan system bahasa dan (b) tes kemampuan berbahasa baik yang

bersifat reseptif maupun produktif. Adapun bentuk tes yang digunakan dapat berupa tes diskrit, tes integrative, maupun tes pragmatik/komunikatif.

Anda mungkin juga menyukai