Anda di halaman 1dari 10

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA

Pertemuan 8

MODUL

RISET PERIKLANAN (3 SKS)


Oleh : SM. Niken Restaty, S.Sos, M.Si.
DESKRIPSI
Dalam modul ini akan dibahas mengenai metode ekperimen yang meliputi pengertian metode ekperimen, tujuan diadakannya ekperimen dan jenis-jenis metode ekperimen.

POKOK BAHASAN
Metode Eksperimen

TUJUAN INSTRUKTUSIONAL UMUM


Mahasiswa mengerti dan paham mengenai metode ekperimen

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah mengikuti mata kuliah ini diharapkan mahasiswa dapat : 1. menjelaskan dan memahami pengertian metode eksperimen (& beri contoh). 2. menjelaskan tujuan diadakannya meotode ekperimen 3. menjelaskan jenis-jenis metode ekperimen (beserta memberikan contoh) 4. membuat design metode ekpserimen.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

SM NIKEN RESTATY, S.Sos, M.Si RISET IKLAN

Pengertian metode ekperimen dan variabel kontrol Sebenarnya Eksperimen adalah metode peneltian yang ditujukan untuk meneliti hubungan sebab akibat dengan memanipulasi satu atau 2 variabel pada satu atau lebih kelompok eksperimen, dan membandingkan hasilnya dengan kelompok kontrol yang tidak mengalami manipulasi. Contoh : meneliti efek diberikan diklat (pendidikan dan latihan) terhadap prestasi kerja karyawan. Dalam penelitian eksperimen ini maka pada satu kelompok diberikan diklat (kelompok ini kita sebut dengan kelompok eksperimental) dan pada kelompok yang lain tidak diberikan diklat (disebut kelompok kontrol). Sedangkan diklat itu sendiri disebut treatment (garapan). Lalu bagaimana kita mengukurnya ? Adalah dengan melihat hasil dari prestasi kerja karyawan setelah diberi diklat dalam waktu (periode) tertentu. Eksperimen di dalam penentilitian sosial tentunya tidak sama dnegna eksperimen dalam laboratorium yang dilakukan oleh ahli ilmu eksakta. Laboratorium dalam peneitian sosial bisa ruangan kelas,pasar, kantor, kelompok manusia, dsb tanpa peralatan yang ada seperti dalam laboratorium sesungguhnya. Dari contoh di atas, terlihat bahwa peneliti dalam menggunakan metode eksperimen perlu menciptakan kondisi-kondisi tertentu yang sering sulit dilaksanakan. Eksperimen di dalam penelitian sosial memang sulit dilakukan karena yang diteliti adalah gejala sosial. Padahal gejala sosial tidak dapat diadakan secara eksperimental atau diciptakan untuk diteliti. Artinya, peneliti sosial hanya meneliti gejala-gejala sosial yang ada dalam masyarakat bukan menciptakan gejala sosial tersebut untuk diteliti. Menyadari akan hal tersebut maka penelti ilmu sosial dalam bereksperimen berusaha menyamakan atau menyeragamkan situasi dan konsidi hubngan variabelvariabel yang diteliti. Inilah gambaran sederhana tentang pemahaman metode ekperimen. Tetapi pada kenyataannya, tidak sesederhana itu. Dalam penelitian-penelitian sosial, desain metode eksperimen yang digunakan untuk penelitian akan sulit mendapatkan hasil yang akurat karena banyak variabel luar yang ikut berpengaruh dan sulit mengontrolnya. Prestasi kerja (dalam contoh di atas) ternyata tidak hanya dipengaruhi oleh diklat saja tetapi dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor lain, seperti motivasi, lingkungan kerja, dsb. Eksperimen di dalam penentilitian sosial tentunya tidak sama dnegna eksperimen dalam laboratorium yang dilakukan oleh ahli ilmu eksakta. Laboratorium dalam peneitian sosial bisa ruangan kelas,pasar, kantor, kelompok manusia, dsb tanpa peralatan yang ada seperti dalam laboratorium sesungguhnya.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

SM NIKEN RESTATY, S.Sos, M.Si RISET IKLAN

Dari contoh di atas, terlihat bahwa peneliti dalam menggunakan metode eksperimen perlu menciptakan kondisi-kondisi tertentu yang sering sulit dilaksanakan. Eksperimen di dalam penelitian sosial memang sulit dilakukan karena yang diteliti adalah gejala sosial. Padahal gejala sosial tidak dapat diadakan secara eksperimental atau diciptakan untuk diteliti. Artinya, peneliti sosial hanya meneliti gejala-gejala sosial yang ada dalam masyarakat bukan menciptakan gejala sosial tersebut untuk diteliti. Menyadari akan hal tersebut maka penelti ilmu sosial dalam bereksperimen berusaha menyamakan atau menyeragamkan situasi dan konsidi hubngan variabelvariabel yang diteliti.

Tujuan dilakukannya penelitian eksperimen. Seorang peneliti ketika memilih menggunakan metode eksperimental dalam penelitian tentu saja dengan alasan atau tujuan tertentu. Pertama, untuk menyelidiki apakah ada hubungan sebab akibat dengan memberikan perlakuan-perlakuan tertentu pada beberapa kelompok ekperimen dan kelompok kontrol (untuk perbandingan). Selain itu metode percobaan dapat pula untuk mengetahui seberapa besar pengaruh (seperti dalam contoh, mencari seberapa besar pengaruh diklat terhadap prestasi kerja, maka harus membandingkan prestasi kerja karyawan sebelum mendapat diklat dan sesudah mendapat diklat atau membandingkan orang yang mempunyai kemampuan sama yang tidak mendapat diklat). Ketiga, untuk meningkatkan reliabilitas terhadap penemuan yang telah diperoleh. Dan keempat adalah menguji teori. Yang perlu digarisbawahi dalam metode ini adalah metode ekperimen bukan merupakan tujuan akhir yang diinginkan dalam penelitian. Metode ini hanya cara (analognya adalah sebagai pisau dalam memasak) untuk mencapai tujuan.

Ciri (karakteristik) metode eksperimen Ada usaha untuk mengubah atau membuat keadaaan tertentu atau dalam bahasa metodologi memanipulasi, mengubah (treatment). 1. Dua (2) variabel atau lebih, minimal 2 kelompok (kelompok eksperimen & kelompok kontrol). 2. Penelitian eksperimen memandang penting urutan waktu karena berkaitan dengan proses eksperimen yang dilakukan.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

SM NIKEN RESTATY, S.Sos, M.Si RISET IKLAN

3. Hasil penelitian eksperimen tampak langsung karena treatment pada kelompok tertentu hasilnya lebih tampak jelas. Ketentuan Pokok Metode Eksperimen Ketentuan pokok mengenai metode eksperimen dapat dipelajari melalui unsurunsur yang melingkupinya, yaitu : definisi, sampel, tipe eksperimen, rencana eksperimen, rencana pengukuran, statistika dan matematika dan ketentuan tentang generalisasi. Tentang definisi, dipahami bahwa baik untuk komunikasi maupun ilmu sosial yang lain, harus diberikan definisi yang tegas dan menyeluruh. Tegas maksudnya adalah eksplisit, dan menyeluruh maksudnya semua aspek atau dimensi yang terkait disebutkan. Juga dipertimbangkan tentang kedudukan definisi itu dalam kaitan variabel penelitian. Mengenai sampling, ada ketentuan bahwa pengambilannya harus mempertimbangkan beberapa faktor; misalnya jumlah populasi, keadaan geografi atau wilayah, teknik pengumpulan serta analisis data yang akan dipakai. Tentang tipe eksperimen yang dilakukan, dapat disebutkan ada 3 tipe. Pertama, membandingkan 2 keadaan dengan 2 kelompok (eksperimen dan kontrol). Kedua, perbandingan dengan beberapa kelompok eksperimen atau kontrol, dan ketiga, studi fungsional tentang dua keadaan yang berbeda, yang dikaitkan dengan waktu (time series). Penjelasan untuk lebih lengkapnya ada pada sub Tipe-tipe atau jenis-jenis eksperimen. Pada rencana eksperimen dan rencana pengukuran, perlu ditetapkan sakla yang akan dipakai, agar dapat dilakukan secara konsisten. Misalnya menggunakan skala Likert, skala Bogardus, dsb. Langkah-langkah (pedoman) membuat rancangan eksperimen : 1. Apa tujuan eksperimen tersebut 2. Apa yang hendak diukur atau diuji 3. Berapa faktor (variabel) yang terlibat 4. Berapa tingkat faktor (berbagai derajat variabel bebas) yang terlibat 5. Jenis data mana yang diinginkan 6. Cara pengumpulan data yang bagaimana yang paling mudah dilakukan 7. Teknik analisis data apa yang paling tepat untuk digunakan 8. Berapa banyak biaya yang diperlukan dalam penelitian tersebut 9. Seberapa banyak biaya tersebut dapat dipenuhi

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

SM NIKEN RESTATY, S.Sos, M.Si RISET IKLAN

10. Fasilitas apa yang tersedia untuk melakukan eksperimen tersebut 11. Studi-studi apa yang pernah dilakukan untuk menunjang eksperimen tersebut 12. Apa hasil yang akan didapat dengan melakukan ekperimen tersebut Jenis-jenis metode eksperimen 1. Pre-experimental designs Dikatakan pre-eksperimental designs karena design ini belum merupakan eksperimen sungguh-sunggh. Mengapa ? karena masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen. Jadi hasil ekperimen yang merupakan variebl dependen itu bukan semata-mata dipengaruhi oleh varibel independen. Hal ini dapat terjadi karena tidak adanya varibael kontrol dan sampel tidak dipilih secara random. Bentuk pre-eksperimental ada beberapa macam : a. One-shot case study Desain ini dapat digambarkan sbb : X.O Keterangan : X = treatment yang diberikan (variabel independen) O = observasi/hasil (variabel dependen) Formula tersebut dapat dibaca : terdapat suatu kelompok diberi treatment/perlakuan dan selanjutnya diobservasi hasilnya. (Treatment adalah sebagai variabel independen dan hasil adalah varibel dependen). Contoh : Pengaruh diklat (X) terhadap prestasi kerja karayawan (O). (terdapat kelompok pegawai yang diberi diklat, kemudian setelah selesai dan bekerja beberapa bulan diukur prestasi kerjanya. b. One-group pretest-posttest design Kalau pada point a, tidak ada pretsst maka desain ini ada pretest sebelum diberi perlkauan. Dengan demikian hasil perlkauan dapat diketahui lebih akurat karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan. Formulasnya : Keterangan : O1 = Nilai pretest (sebelum diberi diklat) O2 = nilai post test (setelah diberi diklat) Pengaruh diklat terhadap prestasi kerja pegawai = (O1 - O2) c. Intact-group comparison O1 X O 2

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

SM NIKEN RESTATY, S.Sos, M.Si RISET IKLAN

Desain ini terdapat satu kelompok yang digunakan untuk penelitian, tetapi dibagi 2, yaitu setengah kelompok untuk eksperimen (yang diberi perlakuan) dan setengah untuk kelompok kontrol (yang tidak diberi perlakuan). Formulanya dapat digambarkan sbb : X O1 O2 Keterngan : O1 = hasil pengukuran setengah kelompok yang diberi perlakuan O2 = hasil pengukuran setengah kelompok yang tidak diberi perlakuan Contoh ; Terdapat sekelompok karyawan di bidang pemasaran yang separuh dalam tugasnya berbaju seragam (O1) dan separuhnya lagi tidak berseragam (O2). Setelah beberapa minggu diukur prestasi kerjanya, kelompok mana yang lebih berprestasi dalam bid. Pemasaran. Jadi pengaruh seragam terhadap prestasi penjualan adalah (O1 O2). Ketiga desain di atas jika diterapkan dalam penelitian akan banyak variabelvaraibel luar yang berpengaruh dan sulit dikontrol, sehingga validitas internal penelitrian menjadi rendah. d. as 2. true experimental design Dikatakan true eksperimental (eksperimen yang betul-betul) karena dalam desain ini, peneliti dapat mengontrol semua variabel luar yang mempengaruhi jalannya eksperimen. Dengan demikian validitas internal (kualitas pelaksanaan rancangan penelitian) dapat menjadi tinggi. Ciri utama dari true eksperimen adalah bahwa sampel ynag digunakan untuk eksperimen maupun sebagai kelompok kontrol diambil secara random dari populasi tertentu. Ada 2 bentuk design true eksperimental : a. Posttest-only control design Dalam desain ini terdapat 2 kelompok yang masing-masing dipilih secara random (R). Kelompok pertema diberi perlakuan (X) dan keompok yang lain tidak. Kelompok yang diberi perlakuan disebut kelompok eksperimen dan kelompok yang tidak diberi perlakuan disebut kleompok kontrol. Dalam penelitian yang sesungguhnya, pengaruh treatment dianalisi dengan uji beda (t-test misalnya). Jika terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

SM NIKEN RESTATY, S.Sos, M.Si RISET IKLAN

eksperimen dan kelompok kontrol maka perlakuan yang diberikan berpengaruh secara signifikan. Formulanya : R R b. Pretest-control group design Dalam desain ini terdapat 2 kelompok yang dipilih secara random kemudian diberi pretest untuk mengetahui adakah perbedaan antara kelompok ekperimen dan kelompok kontrol. Hasil pretest yang baik bila nilai kelompok ekperimen tidak berbeda secara signifikan. Formula : RO1 RO3 c. as 3. Factorial design Desain faktorial merupakan modifikasi dari design true eksperimental yaitu dengan memperhatikan kemungkinan adanya variabel moderator yang mempengaruhi perlakuan (variabel independen) terhadap hasil (variabel dependen). Pada sedain ini semua kelompok dipilih secara random, kemudian masing-masing diberi pretest. Kelompok untuk penelitian dinyatakan baik, jika setiap kelompok nilai pretestnya sama. Jadi O1 = O2 = O3 = O4. Dalam hal ini variabel moderatornya adalah Y1 dan Y2. Formula : R O1 R O3 R O5 R O7 Contoh : Dilakuakn penelitian untuk mengethaui pengaruh metode pemasaran tertentu terhadap nilai penjualan. Untuk itu dipilih 4 kelompok secara random. Variabel moderatornya adalah jenis kelamin yaitu laki-laki (Y1) dan wanita (Y2). Treatment (metode pemasaran baru) dicoba pada keompok ekperimen pertama yang telah diberi pretest (O1 = kelompok laki-laki) dan kelompok eksperimen kedua yang telah diberi pretest (O5 = kelompok perempuan). Pengaruh perlakuan (metode pemasaran baru) terhadap nilai penjualan barang untuk kelompok pria = (O2 - O1) (O4 - O5) X X Y1 O2 Y1 O4 Y2 O6 Y2 O8 X O2 O4 X O2 O3

Pengaruh perlakuan (O2 O1) (O4 O3)

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

SM NIKEN RESTATY, S.Sos, M.Si RISET IKLAN

Pengaruh perlakuan (metode pemasaran baru) terhadap nilai penjualan barang untuk kelompok wanita = (O6 O5) (O8 - O7). Bila terpdat perbedaan pengaruh metode pemasaran terhadap nilai penjualan antara kelompok pria dan wanita maka penyebab utamanya bukan karena treatmen yang diberikan (karena treatmen yang diberikan sama) tetapi karena adanya variabel moderator, yang dalam hal ini adalah jenis kelamin. Pria dan wanita menggunakan metode pemasaran yang sama, tetapi pada umumnya, kelompok wanita lebih berhasil dalam pemasaran.

4. as

1. Syarat-syarat Percobaan yang Baik Beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh suatu eksperimen yang memenuhi syarat. Syarat-syarat pokok antara lain adalah sebagai berikut: a. Eksperimen harus bebas dari bias.

b. Eksperimen harus punya ukuran terhadap error.


c. Eksperimen harus punya ketetapan. d. Tujuan harus didefinisikan sejelas-jelasnya. e. Eksperimen harus punya jangkauan yang cukup. 8.a Eksperimen harus bebas dari bias. Eksperimen harus sedemikian rupa direncanakan sehingga tidak bias. Ketidakbiasan Suatu eksperimen dapat dijamin dengan adanya desain yang baik. Secara garis besar, adanya randomisasi mengurangi sifat bias dari eksperimen. 8.b Harus ada ukuran terhadap error Dengan adanya desain yang baik, maka error dapat diukur. Dalam istilah desain eksperimen error tidak sama artinya dengan kesalahan. Yang dengan error adalah semua variasi ekstra, yang juga dimaksud

mempengaruhi hasil di samping pengaruh perlakuan-perlakuan. Dengan adanya ukuran error, maka eksperimen menjadi objektif sifatnya. Ukuran error ini bergantung pada desain eksperimen yang dipilih.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB SM NIKEN RESTATY, S.Sos, M.Si RISET IKLAN

8.c Eksperimen harus punya ketepatan. Eksperimen harus dilakukan dengan desain yang dapat menambah ketepatan. Ketepatan dapat terjamin jika error teknis dapat dihilangkan dan adanya replikasi pada eksperimen. Ketepatan atau presisi dapat ditingkatkan jika error teknis, seperti kurang akuratnya alat penimbang, kurang baiknya dalam menggunakan meteran, dan sebagainya, maka jumlah replikasi dapat menambah ketetapan eksperimen. 8.d Tujuan eksperimen harus jelas. Sering kita lihat bahwa eksperimen-eksperimen yang dilaksanakan oleh peneliti-peneliti muda kurang jelas tujuan eksperimennya. Tujuan eksperimen dengan mengatakan bertujuan untuk membandingkan perlakuan A dengan perlakuan B, dan seterusnya, adalah kurang jelas. Tujuan eksperimen harus dibuat sejelas-jelasnya, ditambah dengan alasanalasan yang kuat mengapa memilih perlakuan demikian. Pada kondisi mana hasilnya akan diaplikasikan serta pada daerah ilmu mana sasaran penelitian tersebut ingin diterapkan. Tujuan eksperimen didefinisikan dan dapat dituangkan dalam hipotesa-hipotesa nol yang akan dikembangkan. 8.e Eksperimen harus punya jangkauan yang cukup Tiap eksperimen harus mempunyai jangkauan atau skope yang cukup sesuai dengan tujuan penelitian. Untuk lebih memperjelas pengertian jangkauan atau skope, marilah kita lihat ekesperimen berikut ini. Seorang peneliti ingin melihat pengaruh memberikan susu pada anak lembu. Peneliti akan melakukan eksperimen. Timbul pertanyaan. Sampai umur berapa kita sebutkan lembu sebagai anak lembu.Sampai umur 3 bulan. Sampai umur 5 bulan. Sampai umur di mana anak lembu berhenti menyusui? Pemilihan umur anak lembu yang akan dicoba dalam penelitian tersebut adalah jangkauan dari eksperimen. Yang sudah terang, jangkauan atau skope dari eksperimen di atas adalah kecil, karena si peneliti hanya mengamati satu stage saja dari seluruh perkembangan lembu sampai lembu tersebut mati. Skope penelitian harus sesuia dengan tujuan penelitian. Apakah eksperimen hanya dilakukan untuk bibit satu tanaman uuntuk melihat daya

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

SM NIKEN RESTATY, S.Sos, M.Si RISET IKLAN

kecambahnya,

ataukah

sampai

tanaman

tersebut

berbuah?

Dan

sebagainya. Skope dari eksperimen sangat penting artinya untuk keperluan mengadakan perulangan eksperimen sehingga satu faktor sudah kita atur konstan. Tetapi pada dewasa ini dengan adanya teknik eksperimen faktiorial, pengulangan eksperimen telah dapat dilakukan secara simultan. Misalnya jika ingin diuji pengaruh dua jenis pupuk dengan level yang berbeda, maka peneliti tidak perlu membuat dua eksperimen, yaitu eksperimen pertama untuk membandingkan level pupuk pertama, dan percobaan kedua untuk membandingkan level pupuk yan lain. Tetapi dapat dibuat satu eksperimen dengan kombinasi jenis pupuk dan level pemupukan denga eksperimen faktorial.

Daftar Pustaka Laurence W Neuman, Social Research Methods, Qualitative and Quantitative Approache, Allyn & Bacon, USA, 2000 Rianto adi & Heru Prasadja. Langkah-langkah penelitian sosial, Penerbit Arcan, Jakarta, 1991. Dr. Sugiyono, Metode Penenltian Bisnis, Penerbit Alfabeta, Bandung, 2001 Drs. Jalaluddin Rakhmat, M.Sc, Metode Penelitian Komunikasi dilengkapi dengan contoh analisis statistik, remaja rosdakarya, Bandung, 1998

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

SM NIKEN RESTATY, S.Sos, M.Si RISET IKLAN

Anda mungkin juga menyukai