Anda di halaman 1dari 11

(Berdasarkan UU No.

18 Tahun 2004 Tentang Perkebunan) PERKEBUNAN menurut Undang-undang Republik Indonesia, barangkali belum semua di antara kita yang pernah membacanya. Dalam Undang-undang No. 8 Tahun 2004 tentang perkebunan, yang dimaksud dengan Perkebunan adalah segala kegiatan yang mengusahakan tanaman tertentu pada tanah dan/atau media tumbuh lainnya dalam ekosistem yang sesuai, mengolah dan memasarkan barang dan jasa hasil tanaman tersebut, dengan bantuan ilmu pengetahuan dan teknologi, permodalan serta manajemen untuk mewujudkan kesejahteraan bagi pelaku usaha perkebunan dan masyarakat. Tanaman tertentu adalah tanaman semusim dan/atau tanaman tahunan yang karena jenis dan tujuan pengelolaannya ditetapkan sebagai tanaman perkebunan. Usaha perkebunan adalah usaha yang menghasilkan barang dan/atau jasa perkebunan. Pelaku usaha perkebunan adalah pekebun dan perusahaan perkebunan yang mengelola usaha perkebunan. Pekebun adalah perorangan warga negara Indonesia yang melakukan usaha perkebunan dengan skala usaha tidak mencapai skala tertentu. Perusahaan perkebunan adalah pelaku usaha perkebunan warga negara Indonesia atau badan hukum yang didirikan menurut hukum Indonesia dan berkedudukan di Indonesia yang mengelola usaha perkebunan dengan skala tertentu. Skala tertentu adalah skala usaha perkebunan yang didasarkan pada luasan lahan usaha, jenis tanaman, teknologi, tenaga kerja, modal, dan/atau kapasitas pabrik yang diwajibkan memiliki izin usaha. Perkebunan diselenggarakan berdasarkan atas berkelanjutan, keterpaduan, kebersamaan, berkeadilan. Perkebunan diselenggarakan dengan tujuan: meningkatkan pendapatan masyarakat; meningkatkan penerimaan negara; meningkatkan penerimaan devisa negara; menyediakan lapangan kerja; asas manfaat dan keterbukaan, serta meningkatkan produktivitas, nilai tambah, dan daya saing; memenuhi kebutuhan konsumsi dan bahan baku industri dalam negeri; dan mengoptimalkan pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan. Perkebunan mempunyai fungsi ekonomi, yaitu peningkatan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat serta penguatan struktur ekonomi wilayah dan nasional; fungsi ekologi, yaitu peningkatan konservasi tanah dan air, penyerap karbon, penyedia oksigen, dan penyangga kawasan lindung; dan sosial budaya, yaitu sebagai perekat dan pemersatu bangsa. Tanaman puring sudah memiliki reputasi sebagai tanaman hias dengan berbagai warna daun seperti merah, pink, kuning, oranye karat, dan kadangkadang bahkan ungu. Tanaman puring populer digunakan untuk menambah warna-warni dekorasi dan menghias interior hotel. Sebenarnya tanaman puring telah lama dikenal masyarakat indonesia sebagai tanaman pagar atau tanaman peneduh di makam-makam. Baru pada tahun 2007, puring mulai naik daun sebagai koleksi tanaman hias. Tanaman puring ini pada dasarnya adalah sebuah semak kecil yang dapat mencapai ketinggian sekitar 1,5 hingga 2 meter. Akar adalah bagian paling sensitif dari tanaman. Ada sekitar 1600 spesies tanaman di dunia dan paling cocok untuk ditanam di rumah kaca atau ruang terbuka. Daun tanaman ini bervariasi dalam bentuk dan ukuran tergantung spesifik tanaman. Selain enak dipandang, puring juga tanaman yang dapat menyerap racun dari udara. Tanaman puring telah terbukti mampu menyerap gas NOx. NOx adalah polutan berbahaya yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar kendaraan. Cara Perawatan Tanaman Puring Tanaman puring membutuhkan intensitas sinar matahari tinggi. Jadi, tempatkan tanaman selama 3-5 jam di jendela timur atau barat. Hal ini akan memberikan jumlah sinar matahari yang cukup untuk kelangsungan hidupnya. Tanaman puring akan kehilangan warna daunnya jika kekurangan sinar matahari yang dibutuhkan. Tentu sangat disayang kan bukan, tanaman puring terlihat kecantikannya dari warna daun.Tanaman puring lebih suka tumbuh pada suhu sekitar 30 oC. Fluktuasi suhu dianggap menjadi faktor masalah bagi tanaman. Jika suhu terlalu panas atau terlalu dingin, bisa menjadi alasan bagi daun untuk gugur. Penyiraman berat dan lingkungan kelembaban tinggi juga mendukung pertumbuhan tanaman puring. Namun, penyiraman berat tidak berarti penyiraman secara terus menerus. Jika tanaman tidak mendapatkan cukup air, maka daun akan gugur dan ujung daun berwarna coklat. Penyiraman tanaman dapat dilakukan sekali atau dua kali sehari. Tidak ada patokan pasti mengenai volume penyiraman. Puring merupakan tanaman yang berbatang keras dan berkayu, sehingga gampang distek atau dicangkok. Umumnya petani penangkar puring mencangkok selama kurang lebih dua minggu hingga batang cangkok berakar. Perbanyakan puring dengan cara stek juga banyak dilakukan tetapi hasilnya kurang optimal. Kendala yang sering dihadapi jika distek adalah sering mengalami busuk pada akar stekan. Selain itu waktu yang diperlukan sekitar tiga bulan untuk menghasilkan tanaman dengan daun rimbun. Jika menggunakan cangkok waktu yang diperlukan sekitar 2 bulan. MANFAAT TANAMAN MAHONI !!! Pohon mahoni selama ini dikenal sebagai penyejuk jalanan atau sebagai bahan untuk membuat segala bentuk furniture. Berdasarkan penelitian di laboratorium, pohon mahoni (Swietenia mahagoni), termasuk pohon yang bisa mengurangi polusi udara sekitar 47% - 69%. Pohon mahoni yang ditanam di hutan kota atau sepanjang jalan berfungsi sebagai filter udara dan daerah tangkapan air. Daun-daunnya bertugas menyerap polutan-polutan di sekitarnya. Sebaliknya, dedaunan itu akan melepaskan oksigen (O2) yang membuat udara di sekitarnya menjadi segar. Ketika hujan turun, tanah dan akar-akar pepohonan itu akan "mengikat" air yang jatuh, sehingga menjadi cadangan air. Mahoni merupakan tanaman yang berasal dari Hindia Barat dan Afrika dapat tumbuh subur bila tumbuh di pasir payau dekat dengan pantai. Mahoni dikelompokkan menjadi dua, mahoni berdaun kecil (Swietenia mahagoni Jacg.) dan mahoni berdaun besar (Swietenia macrophylla King). Keduanya termasuk dalam keluarga Meliaceae. Mahoni berdaun besar dapat tumbuh baik pada lahan dengan ketinggian bervariasi antara 0-1.000 meter di atas permukaan laut dengan curah hujan 1.600-4.000 mm per tahun dan tipe iklim A sampai D. Pada umumnya mahoni senang pada tanah yang bersolum dalam. Jenis ini juga masih bisa bertahan pada tanah yang sewaktu-waktu tergenang air.

Mahoni baru berbunga setelah berumur 7 tahun. Buahnya buah kotak, bulat telur, berlekuk lima, warnanya cokelat. Biji pipih, warnanya hitam atau cokelat. Mahoni merupakan pohon penghasil kayu keras dan digunakan untuk keperluan perabot rumah tangga serta barang ukiran. Kayunya juga sering dibuat penggaris karena tak mudah berubah. Getahnya baik untuk bahan perekat. Tinggi pohon mahoni bisa mencapai 30 meter, bahkan bisa lebih. Penyebarannya dengan biji. Setelah umurnya antara 7-8 tahun mahoni sudah mulai berbunga. Buahnya berbentuk bulat telur, kalau masih muda berwarna hijau dan setelah besar menjadi cokelat. Dalam buah yang berlekuk lima itu berisi biji mahoni yang bentuknya pipih dengan ujungnya agak tebal berwarna cokelat kehitam-hitaman. Kalau buah itu sudah tua sekali, kulit buahnya akan pecah sendiri dan biji-bijinya yang pipih itu beterbangan tertiup angin ke sana kemari berjatuhan ke tanah lalu tumbuh menjadi pohon mahoni baru. Kandungan flavonoida pada mahoni berguna untuk melancarkan peredaran darah, terutama untuk mencegahnya tersumbatnya saluran darah, mengurangi tingkat kolesterol, mengurangi penimbunan lemak pada dinding saluran darah, membantu mengurangi rasa sakit, pendarahan dan lebam, bertindak sebagai anti oksidan dan berfungsi menyingkirkan radikal bebas. Sedangkan saponin berguna mencegah penyakit sampar, mengurangi lemak badan, meningkatkan sistem kekebalan, mencegah pembekuan darah dan tingkat gula dalam darah, serta menguatkan fungsi hati dan memperlambat proses pembekuan darah. Demikianlah pohon mahoni selain memiliki nilai estetis dan dapat berfungsi sebagai pengurang efek polusi ternyata juga memiliki kandungan kimia yang berperan penting dalam pengobatan alternatif. Tidak ada salahnya kita mengetahui jenis dan manfaat tanaman tersebut, sehingga kita dapat ikut berperan dalam menjaga kelestarian lingkungan dengan cara yang paling alamiah, yaitu menanam dan memeliharanya.(pien) Kelapa sawit Afrika (Elaeis guineensis). Kelapa sawit (Elaeis) adalah tumbuhan industri penting penghasil minyak masak, minyak industri, maupun bahan bakar (biodiesel). Perkebunannya menghasilkan keuntungan besar sehingga banyak hutan dan perkebunan lama dikonversi menjadi perkebunan kelapa sawit. Indonesia adalah penghasil minyak kelapa sawit terbesar di dunia. Di Indonesia penyebarannya di daerah Aceh, pantai timur Sumatra, Jawa, dan Sulawesi. African Oil Palm (Elaeis guineensis) Kelapa sawit berbentuk pohon. Tingginya dapat mencapai 24 meter. Akar serabut tanaman kelapa sawit mengarah ke bawah dan samping. Selain itu juga terdapat beberapa akar napas yang tumbuh mengarah ke samping atas untuk mendapatkan tambahan aerasi. Seperti jenis palma lainnya, daunnya tersusun majemuk menyirip. Daun berwarna hijau tua dan pelepah berwarna sedikit lebih muda. Penampilannya agak mirip dengan tanaman salak, hanya saja dengan duri yang tidak terlalu keras dan tajam. Batang tanaman diselimuti bekas pelepah hingga umur 12 tahun. Setelah umur 12 tahun pelapah yang mengering akan terlepas sehingga penampilan menjadi mirip dengan kelapa. Bunga jantan dan betina terpisah namun berada pada satu pohon (monoecious diclin) dan memiliki waktu pematangan berbeda sehingga sangat jarang terjadi penyerbukan sendiri. Bunga jantan memiliki bentuk lancip dan panjang sementara bunga betina terlihat lebih besar dan mekar. Tanaman sawit dengan tipe cangkang pisifera bersifat female steril sehingga sangat jarang menghasilkan tandan buah dan dalam produksi benih unggul digunakan sebagai tetua jantan. Buah sawit mempunyai warna bervariasi dari hitam, ungu, hingga merah tergantung bibit yang digunakan. Buah bergerombol dalam tandan yang muncul dari tiap pelapah. Minyak dihasilkan oleh buah. Kandungan minyak bertambah sesuai kematangan buah. Setelah melewati fase matang, kandungan asam lemak bebas (FFA, free fatty acid) akan meningkat dan buah akan rontok dengan sendirinya. Buah terdiri dari tiga lapisan:

y y y

Eksoskarp, bagian kulit buah berwarna kemerahan dan licin. Mesoskarp, serabut buah Endoskarp, cangkang pelindung inti

Inti sawit (kernel, yang sebetul]]nya adalah biji) merupakan endosperma dan embrio dengan kandungan minyak inti berkualitas tinggi. Kelapa sawit berkembang biak dengan cara generatif. Buah sawit matang pada kondisi tertentu embrionya akan berkecambah menghasilkan tunas (plumula) dan bakal akar (radikula). [sunting] Syarat hidup Habitat aslinya adalah daerah semak belukar. Sawit dapat tumbuh dengan baik di daerah tropis (15 LU - 15 LS). Tanaman ini tumbuh sempurna di ketinggian 0-500 m dari permukaan laut dengan kelembaban 80-90%. Sawit membutuhkan iklim dengan curah hujan stabil, 2000-2500 mm setahun, yaitu daerah yang tidak tergenang air saat hujan dan tidak kekeringan saat kemarau. Pola curah hujan tahunan memengaruhi perilaku pembungaan dan produksi buah sawit. Tipe kelapa sawit Kelapa sawit yang dibudidayakan terdiri dari dua jenis: E. guineensis dan E. oleifera. Jenis pertama yang terluas dibudidayakan orang. dari kedua species kelapa sawit ini memiliki keunggulan masing-masing. E. guineensis memiliki produksi yang sangat tinggi dan E. oleifera memiliki tinggi tanaman yang

rendah. banyak orang sedang menyilangkan kedua species ini untuk mendapatkan species yang tinggi produksi dan gampang dipanen. E. oleifera sekarang mulai dibudidayakan pula untuk menambah keanekaragaman sumber daya genetik. Penangkar seringkali melihat tipe kelapa sawit berdasarkan ketebalan cangkang, yang terdiri dari

y y y

Dura, Pisifera, dan Tenera.

Dura merupakan sawit yang buahnya memiliki cangkang tebal sehingga dianggap memperpendek umur mesin pengolah namun biasanya tandan buahnya besar-besar dan kandungan minyak per tandannya berkisar 18%. Pisifera buahnya tidak memiliki cangkang, sehingga tidak memiliki inti (kernel) yang menghasilkan minyak ekonomis dan bunga betinanya steril sehingga sangat jarang menghasilkan buah. Tenera adalah persilangan antara induk Dura dan jantan Pisifera. Jenis ini dianggap bibit unggul sebab melengkapi kekurangan masing-masing induk dengan sifat cangkang buah tipis namun bunga betinanya tetap fertil. Beberapa tenera unggul memiliki persentase daging per buahnya mencapai 90% dan kandungan minyak per tandannya dapat mencapai 28%. Untuk pembibitan massal, sekarang digunakan teknik kultur jaringan. [sunting] Hasil tanaman Minyak sawit digunakan sebagai bahan baku minyak makan, margarin, sabun, kosmetika, industri baja, kawat, radio, kulit dan industri farmasi. Minyak sawit dapat digunakan untuk begitu beragam peruntukannya karena keunggulan sifat yang dimilikinya yaitu tahan oksidasi dengan tekanan tinggi, mampu melarutkan bahan kimia yang tidak larut oleh bahan pelarut lainnya, mempunyai daya melapis yang tinggi dan tidak menimbulkan iritasi pada tubuh dalam bidang kosmetik.[1] Bagian yang paling populer untuk diolah dari kelapa sawit adalah buah. Bagian daging buah menghasilkan minyak kelapa sawit mentah yang diolah menjadi bahan baku minyak goreng dan berbagai jenis turunannya. Kelebihan minyak nabati dari sawit adalah harga yang murah, rendah kolesterol, dan memiliki kandungan karoten tinggi. Minyak sawit juga diolah menjadi bahan baku margarin. Minyak inti menjadi bahan baku minyak alkohol dan industri kosmetika. Bunga dan buahnya berupa tandan, bercabang banyak. Buahnya kecil, bila masak berwarna merah kehitaman. Daging buahnya padat. Daging dan kulit buahnya mengandung minyak. Minyaknya itu digunakan sebagai bahan minyak goreng, sabun, dan lilin. Ampasnya dimanfaatkan untuk makanan ternak. Ampas yang disebut bungkil inti sawit itu digunakan sebagai salah satu bahan pembuatan makanan ayam. Tempurungnya digunakan sebagai bahan bakar dan arang. Buah diproses dengan membuat lunak bagian daging buah dengan temperatur 90 C. Daging yang telah melunak dipaksa untuk berpisah dengan bagian inti dan cangkang dengan pressing pada mesin silinder berlubang. Daging inti dan cangkang dipisahkan dengan pemanasan dan teknik pressing. Setelah itu dialirkan ke dalam lumpur sehingga sisa cangkang akan turun ke bagian bawah lumpur. Sisa pengolahan buah sawit sangat potensial menjadi bahan campuran makanan ternak dan difermentasikan menjadi kompos. BUDIDAYA BUAH NAGA DI KEBUN Pembudidayaan buah naga untuk usaha produksi dilakukan dikebun. Untuk menghasilkan produksi yang maksimal tentu saja harus dengan persiapan yang matang, perawatan yang baik dan penanggulangan gangguan penyakit yang tepat. Berikut ini kegiatan pembudidayaan diulas secara lengkap : Pengolahan Tanah Pengolahan tanah adalah faktor penting yang harus diperhatikan agar tanaman buah naga bisa tumbuh dan berkembang dengan baik. Perakaran buah naga memerlukan tanah yang gembur karena perakarannya merayap dipermukaan tanah, apabila tanah terlalu keras atau liat, akar tidak bisa tumbuh baik pada tanah. Sebelum digemburkan sebaiknya tanah dibersihkan dari gulma dan rerumputan untuk menghindari penyakit. Setelah itu tanah digemburkan dengan mencangkul sedalam satu cangkulan dengan dibolak-balik. Setelah itu dibuat lubang-lubang tanam sesuai dengan cara tanamnya apakah menggunakan system panjatan tunggal atau sistem kelompok Pada sistem panjatan tunggal pengolahan tanah hanya dilakukan disekitar lubang tanam saja, berbeda dengan sistem kelompok pengolahan tanah dilakukan pada seluruh alur barisan tempat penanaman. Media tanam untuk panjatan tunggal menggunakan campuran tanah galian diberi pasir sekitar 5 kg, bubuk bata merah 5 kg, pupuk kandang kering 10 kg dan dolomit 300 g kemudian dicampur sampai merata. Pada model sistem tanam berkelompok untuk setiap alur sepanjang 4 m media tanamnya yaitu pasir 8 kg, pupuk kandang 20 kg dan bisa ditambahkan bubuk bata merah sebanyak 10 kg apabila tanah terlalu porous. Jika tidak menggunakan bubuk bata merah , jumlah pupuk kandang ditambahkan 10 kg lagi jadi total 30 kg. Ditambah dolomit yang mengandung magnesium sebanyak 600g. Bahan-bahan tersebut dicampur merata pada tanah galian. Setelah penyiapan media tanam selesai kemudian disiram dan biarkan terkena matahari sampai kering. Pengeringan ini bertujuan agar tanah terbebas dari racun dan penguapan lain.

Sistem Pengairan Untuk sistem pengairan pada lahan disesuaikan dengan kondisi lahan, system cara tanamnya, dan pengadaan sumber air yang ada disekitar lahan. Bisa menggunakan cara pengairan tradisional yaitu system leb yaitu menggunakan parit sedalam 20 cm yang dibuat disekitar barisan tanaman. Atau juga bisa menggunakan system pengairan pipa yang dibuat sedemikian rupa untuk mengalirkan air pada seluruh tanaman. Penanaman Pada Lahan Penanaman bibit lahan tanam yang harus diperhatikan adalah kedalaman yang terlalu dalam malah akan menghambat pertumbuhannya. Kedalaman penanaman adalah 20% dari panjang bibit. Misal bibit yang mau ditanam berukuran panjang 50-80 cm maka kedalamannya sekitar 10-15 cm. Sebelum ditanam sebaiknya bibit setek diolesi Ridomil sebanyak 40 g yang dicampur dengan 1 liter air untuk mencegah kebusukan pada pangkal batang setek. BUDIDAYA NANAS 1. Pembibitan Keberhasilan penanaman nanas sangat ditentukan oleh kualitas bibit. Nanas dapat dikembangbiakan dengan cara vegetatif dan generatif. Cara vegetatif digunakan adalah tunas akar, tunas batang, tunas buah, mahkota buah dan stek batang. Cara generatif dengan biji yang ditumbuhkan dengan persemaian, (jarang digunakan). Kualitas bibit yang baik harus berasal dari tanaman yang pertumbuhannya normal, sehat serta bebas dari hama dan penyakit. 1) Persyaratan Benih Bibit yang baik harus mempunyai daun-daun yang nampak tebal-tebal penuh berisi, bebas hama dan penyakit, mudah diperoleh dalam jumlah banyak, pertumbuhan relatif seragam serta mudah dalam pengangkutan terutama untuk bibit stek batang. 2) Penyiapan Benih Benih nanas dari biji (generatif) jarang digunakan karena membutuhkan teknik khusus dan beberapa jenis nanas tidak dapat melakukan penyerbukan sendiri dan tidak menghasilkan biji. Cara perbanyakan secara vegetatif (tunas akar) mempunyai ciri khusus: tunas yang tumbuh dari bagian batang yang terletak di dalam tanah, jumlah tunas akar per rumpun relatif sedikit, bentuk daun lebih langsing, masa remaja tunas akar relatif pendek. Cara vegetatif lain (tunas batang) mempunyai ciri-ciri tunas yang tumbuh dari batang dan jumlah tunas per rumpun relatif sedikit. Tunas batang mempunyai ciri-ciri tunas yang tumbuh pada tangkai buah di bawah tangkai buah dan di atas tunas batang, jumlah tunas buah per tanaman relatif banyak hingga mencapai 10 tunas dan ukuran tunas yang bervariasi tergantung dari pertumbuhan tanaman. Untuk cara vegetatif dengan mahkota buah ciri-cirinya adalah tunas yang ditumbuhkan dari mata tunas yang non-aktif pada batang, kemudian disemaikan dalam media steril dengan perlakuan khusus serta jumlah bibit yang dihasilkan banyak, seragam, dan mudah dalam pengangkutan. Penyiapan benih (bibit) untuk tanaman nanas dibedakan menjadi bibit tunas batang dan bibit nanas dari stek. Penyiapan bibit tunas batang: memilih tunas batang pada pohon induk yang sedang berbuah/setelah panen. Tunas batang yang baik adalah panjang 30-35 cm. Daun-daun dekat pangkal pohon dipotong untuk mengurangi penguapan dan mempermudah pengangkutan, setelah itu biarkan selama beberapa hari di tempat teduh dan bibit siap angkut ke tempat penanaman langsung segera ditanam. Untuk penyiapan bibit nanas dari stek, langkah pertama yang dilakukan adalah memotong batang nanas yang sudah dipanen buahnya sepanjang 2,5 cm, kemudian potongan dibelah menjadi 4 bagian yang mengandung mata tunas. Media semai berupa pasir bersih dalam bak tanam. Bibit yang dihasilkan dengan tinggi 25-35 cm atau berumur 3-5 bulan dicabut, ditanam di kebun. Bila bibit akan diangkut dalam jarak jauh, akar-akarnya dibungkus dengan humus lembab. 3) Teknik Penyemaian Persemaian untuk nanas memerlukan perlakuan khusus. Akan lebih baik apabila dioleskan zat perangsang akar (mis; Rootone) pada permukaan belahan batang untuk mempercepat pertumbuhan akar. Belahan batang pada bak persemaian disemaikan sedalam 1,5 - 2,5 cm dan jarak tanam 5-10 cm. Kondisi media persemaian dijaga agar tetap lembab dan sirkulasi udara baik, dengan menutup bak persemaian dengan lembar plastik tembus cahaya (bening). Stek batang nanas dibiarkan bertunas dan berakar. Media persemaian disuburkan dengan pupuk kandang. Campuran media berupa tanah halus, pasir dan pupuk kandang halus (1:1:1) atau pasir dengan pupuk kandang halus (1:1). 4) Pemeliharan Pembibitan Pemeliharaan pembibitan/persemaian penyiraman dilakukan secara berkala dijaga agar kondisi media tanam selalu lembab dan tidak kering supaya bibit tidak mati. Pemupukan dilakukan dengan pemberian pupuk kandang dengan perbandingan kadar yang sudah ditentukan. Penjarangan dan pemberian pestisida dapat dilakukan jika diperlukan. Pemindahan bibit dapat dilakukan jika ukuran tinggi bibit mencapai 25-30 cm atau berumur 3-5 bulan. 3. Teknik Penanaman 1) Penentuan Pola Tanam

Pola tanam merupakan pengaturan tata letak tanaman dan urutan jenis tanaman dengan waktu tertentu, dalam kurun waktu setahun. Dalam teknik penanaman nanas ada beberapa sistem tanam, yaitu: o sistem baris tunggal atau persegi dengan jarak tanam 150 x 150 cm baik dalam maupun antar barisan; 90 x 30 cm jarak dalam barisan 30 cm, dan jarak antar barisan adalah 90 cm. o Sistem baris rangkap dua dengan jarak tanam 60 x 60 cm, dan jarak antar barisan sebelah kiri dan kanan dari 2 barisan adalah 150 cm dan jarak tanam 45 x 30 cm, dan jarak antar barisan tanaman sebelah kiri dan kanan dari 2 barisan tanaman adalah 90 cm. o Sistem baris rangkap tiga dengan jarak tanam 30 x 30 cm membentuk segitiga sama sisi dengan jarak antar barisan sebelah kiri/ kanan dari 3 barisan tanaman: 90 cm dan jarak tanam 40 x 30 cm dengan jarak antar barisan sebelah kiri/kanan dari 3 barisan adalah 90 cm. o sistem baris rangkap empat dengan jarak 30 x 30 cm dan jarak antar barisan sebelah kiri/kanan dari 4 barisan tanaman 90 cm. 2) Pembuatan Lubang Tanam Pembuatan lubang tanam pada jarak tanam yang dipilih sesuai dengan sistem tanam. Ukuran lubang tanam: 30 x 30 x 30 cm. Untuk membuat lubang tanam digunakan pacul, tugal atau alat lain. 3) Cara Penanaman Penanaman yang baik dilakukan pada awal musim hujan. Langkah-langkah yang dilakukan: (1) membuat lubang tanam sesuai dengan jarak dan sistem tanam yang dipilih; (2) mengambil bibit nanas sehat dan baik dan menanam bibit pada lubang tanam yang tersedia masing-masing satu bibit per lubang tanam; (3) tanah ditekan/dipadatkan di sekitar pangkal batang bibit nanas agar tidak mudah roboh dan akar tanaman dapat kontak langsung dengan air tanah; (4) dilakukan penyiraman hingga tanah lembab dan basah; (5) penanaman bibit nanas jangan terlalu dalam, 3-5 cm bagian pangkal batang tertimbun tanah agar bibit mudah busuk. 4. Pemeliharaan Tanaman 1) Penjarangan dan Penyulaman Penjarangan nanas tidak dilakukan karena tanaman nanas spesifik dan tidak berbentuk pohon. Kegiatan penyulaman nanas diperlukan untuk mengganti tanaman yang tidak tumbuh dengan baik dengan harapan memperoleh hasil tanaman yang seragam dan serempak. 2) Penyiangan Penyiangan diperlukan untuk membersihkan kebun nanas dari rumput liar dan gulma pesaing tanaman nanas dalam hal kebutuhan air, unsur hara dan sinar matahari. Rumput liar sering menjadi sarang dari dan penyakit. Waktu penyiangan tergantung dari pertumbuhan rumput liar di kebun, namun untuk menghemat biaya penyiangan dilakukan bersamaan dengan kegiatan pemupukan. Cara penyiangan dilakukan dengan mencabut rumput dengan tangan/kored/cangkul. Tanah di sekitar bedengan digemburkan dan ditimbunkan pada pangkal batang nanas sehingga membentuk guludan. SYARAT TUMBUH 1. Iklim 1. Tanaman nanas dapat tumbuh pada keadaan iklim basah maupun kering. 2. Pada umumnya tanaman nanas ini toleran terhadap kekeringan serta memiliki kisaran curah hujan yang luas sekitar 1000-1500 mm/tahun. Akan tetapi tanaman nanas tidak toleran terhadap hujan salju karena rendahnya suhu. 3. Tanaman nanas dapat tumbuh dengan baik dengan cahaya matahari rata-rata 33-71% dari kelangsungan maksimumnya, dengan angka tahunan rata-rata 2000 jam. 4. Suhu yang sesuai untuk budidaya tanaman nanas adalah 23-32 derajat C, tetapi juga dapat hidup di lahan bersuhu rendah sampai 10 derajat C. 2. Media Tanam 1. Pada umumnya hampir semua jenis tanah yang digunakan untuk pertanian cocok untuk tanaman nanas. Meskipun demikian, lebih cocok pada jenis tanah yang mengandung pasir, subur, gembur dan banyak mengandung bahan organik serta kandungan kapur rendah. 2. Derajat keasaman yang cocok adalah dengan pH 4,5-6,5. Tanah yang banyak mengandung kapur (pH lebih dari 6,5) menyebabkan tanaman menjadi kerdil dan klorosis. Sedangkan tanah yang asam (pH 4,5 atau lebih rendah) mengakibatkan penurunan unsur Fosfor, Kalium, Belerang, Kalsium, Magnesium, dan Molibdinum dengan cepat. 3. Air sangat dibutuhkan dalam pertumbuhan tanaman nanas untuk penyerapan unsur-unsur hara yang dapat larut di dalamnya. Aerasi dan drainasenya harus baik, sebab tanaman yang terendam akan sangat mudah terserang busuk akar. Nanas sangat suka jika ditanam di tempat yang agak miring, sehingga begitu ada air yang melimpah, begitu cepat pula tanah tersebut menjadi kering. 3. Ketinggian Tempat

Nanas cocok ditanam di ketinggian 800-1200 m dpl. Pertumbuhan optimum tanaman nanas antara 100-700 m dpl.

Budidaya gaharu Jarak Tanam Jarak tanam 3 x 3 m (1.000 pohon/ha.), namun dapat juga 2.5 x 3 m sampai 2.5 x 5 m. Jika tanaman gaharu ditanam pada lahan yang sudah ditumbuhi tanaman lain, maka jarak tanaman gaharu minimal 3 m dari tanaman tersebut. Lubang tanam Ukuran lubang tanam adalah 40 x 40 x 40 cm. Lubang yang sudah digali dibiarkan minimal 1 minggu, agar lubang beraerasi dengan udara luar. Kemudian masukkan pupuk dasar, campuran serbuk kayu lapuk dan kompos dengan perbandingan 3 : 1 sampai mencapai ukuran lubang. Kemudian setelah beberapa minggu pohon gaharu, siap untuk ditanam. Penanaman Penanaman benih gaharu sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan di pagi hari sampai jam 11.00, dan dapat dilanjutkan pada jam 4 petang harinya. Pemeliharaan Pemupukan dapat dilakukan sekali 3 bulan, namun dapat juga setiap 6 bulan dengan kompos sebanyak 3 kg melalui pendangiran dibawah canopy. Penggunaan pupuk kimia seperti NPK dan majemuk dapat juga ditambahkan setiap 3 bulan dengan dosis rendah (5 gr/tanaman) setelah tanaman berumur 1 tahun, kemudian dosisnya bertambah sesuai dengan besarnya batang tanaman. Hama tanaman gaharu yang perlu diperhatikan adalah kutu putih yang hidup di permukaan daun bawah, bila kondisi lingkungan lembab. Pencegahan dilakukan dengan pemangkasan pohon pelindung dan pruning agar kena cahaya matahari diikuti penyemprotan pestisida seperti Tiodane, Decis, Reagent., dll Pembersihan gulma dapat dilakukan sekali 3 bulan atau pada saat dipandang perlu. Pemangkasan pohon dilakukan pada umur 3 sampai 5 tahun, dengan memotong cabang bagian bawah dan menyisakan 4 sampai 10 cabang atas. Pucuk tanaman dipangkas dan dipelihara cukup sekitar 5 m, sehingga memudahkan pekerjaan inokulasi gaharu.

Teknik budidaya meranti telah dikenal di kalangan rimbawan dalam upaya rehabilitasi hutan dan pembangunan hutan tanaman. Namun, dengan berkurangnya areal hutan, maka penanaman meranti di lahan selain hutan (non hutan) menjadi sebuah tantangan. Salah satu areal non hutan yang potensial untuk pengembangan meranti adalah kebun karet. Kebun karet yang dikelola dengan sistem wanatani menjadi salah satu alternatif untuk menanam meranti, dengan tujuan pengayaan jenis dan pembangunan usaha kayu rakyat skala kecil. Walaupun meranti memiliki karakter bibit yang berbeda dengan karet, namun dapat ditanam bersama-sama dengan karet muda di lahan yang terbuka, maupun karet dewasa. Petani karet dapat menanam meranti di kebun karet, sehingga diharapkan selain memperoleh manfaat dari getah karet juga mendapat manfaat dari kayu meranti. pembibitan meranti. A. Persemaian Persemaian dapat dilakukan dengan 5 cara antara lain: 1. Stek Batang Stek Batang adalah bagian dari batang kayu yaitu ranting yang masih muda. Pembibitan dengan menggunakan Stek Batang yang masih berusia muda karena batang tersebut mempunyai kemampuan mengeluarkan tunas lebih baik dan unggul. Lama pembibitan Stek batang hingga masa siap tanam adalah 1,4 tahun. 2. Semai Biji Persemaian dengan menggunakan biji sangat ditentukan oleh musim. Hal ini mau menunjukkan bahwa persemaian menggunakan biji hanya bisa dilakukan pada musim buah. Artinya biji yang akan disemai diambil dari hutan dan dibudidayakan dengan suhu di bawah 30C dan kelembaban mencapai 90. Berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa meranti baru dapat berbuah dalam kurun waktu 3 (tiga) Tahun sekali. Ini berarti persemaian menggunakan biji baru dapat dilakukan dalam kurun waktu cukup lama. Dalam persemaian biji dibutuhkan waktu selama 6-8 bulan untuk mencapai masa tanam. 3. Cabutan Cara pengadaan bibit hampir serupa dengan semai biji. Bibit diambil dari hutan, yang masih kecil dan dicabut. Selepas musim berbuah biji yang berhamburan bertunas secara alamiah dan menjadi bibit tanaman yang cukup potensial pada waktu mendatang. Cabutan itu baru dapat diambil bila sudah mencapai tinggi 18 Cm. Tanaman tersebut diambil berikut dilakukan pemeliharaan secara lebih teliti. Lama pembibitan sampai masa siap tanam membutuhkan waktu 1 (satu) Tahun. 4. Stek Pucuk Lama pembibitan sampai masa siap tanam adalah 1 tahun. Bibit diambil dari ujung pohon meranti yang berusia kurang dari 5 (lima) tahun. Kemudian ditanam dengan media serbuk gergaji dimasukkan ke dalam Green House. Prosesnya adalah serbuk gergaji direbus untuk menghilangkan getahnya

selanjutnya dijemur dan dimasukkan ke dalam wadah penanaman. Tanaman yang pucuknya diambil dan dijadikan stek pucuk dibudidayakan sendiri bukan diambil dari hutan. Untuk mengurangi penguapan beberapa daun stek pucuk harus dipotong. Hal ini juga untuk menjaga kestabilan kelembaban. Perlakuan khusus terhadap stek pucuk adalah pengkabutan setiap hari supaya kelembaban di dalam Green House terjaga dan penyiraman 4 (empat) hari sekali. Stek pucuk dapat dipindahkan ke lapangan ketika bersia 1,5 tahun. Berdasarkan data yang tercatat pembibitan dengan menggunakan stek pucuk menempati urutan pertama. 5. Stam Lama pembibitan 1,4 Tahun. Stam dilakukan untuk mencari bibit unggul. Pembibitan Stam dilakukan dengan cara penyambungan terhadap meranti sejenis yang memiliki kualitas unggul. Stam mulai bertunas pada usia 1 bulan. Cara pembibitan ini merupakan metode terapan untuk menjaga ketersediaan bibit meranti. Secara umum dalam persamaian, suhu dan kelembaban harus diperhatikan secara serius. Suhu harus tidak lebih dari 30C dan kelembaban mencapai 90. Cara-cara yang dilakukan dalam proses persemaian adalah untuk tetap menjaga regenerasi hutan. Hasil dari semua itu kemudian ditanam kembali di hutan. Hal ini mau menunjukkan bahwa PT. SBK tidak ingin adanya kesenjangan antara penebangan dan penanaman. Maka diupayakan berbagai hal berhubungan dengan masalah penyediaan bibit meranti. Searah dengan pemikiran di atas maka dilakukan pembibitan meranti seperti yang sudah diuraikan di atas.

B. Tahap-Tahap Pembibitan Pembibitan dilakukan untuk menjaga ketersediaan bibit meranti. Ini adalah upaya awal untuk tetap menjaga kelestarian hutan. Secara umum ada 3 (tiga ) Proses pembibitan, antara lain: a. Penyungkupan Penyungkupan dilakukan selama 3 (tiga) bulan dengan menggunakan media tanam TOP SOIL (lapisan tanah bagian atas yang berwarna hitam, mengandung kualitas kesuburan amat baik) dan dimasukan ke dalam wadah di mana suhu dan kelembabannya selalu dijaga. Pada proses ini tanaman tidak perlu diberi pupuk karena tanaman tersebut masih mempunyai cadangan makanan yang cukup untuk pertumbuhannya. Hal yang perlu dilakukan adalah penyiraman secara rutin yakni 4 hari sekali, supaya media tidak terlalu basah dan terlalu kering. b. Penyapihan Penyapihan dilakukan dengan tujuan penyesuaian akan lingkungan, di mana sinar matahari yang masuk diatur secara baik. Untuk mengatur kestabilan suhu dan sinar marahari yang masuk digunakan palanet. 1. Blok Penggarisan; kualitas sinar matahari yang masuk ke dalam area pembibitan diatur sedemikian rupa yaitu hanya 25%. Blok ini merupakan lanjutan dari penyungkupan. 2. Blok Penyapihan; kualitas sinar matahari yang diperkenankan masuk ke area pembibitan hanya mencapai 50%. Blok ini merupakan lanjutan dari blok sebelumnya. 3. Blok Siap tanam; kualitas sinar matahari yang masuk ke area pembibitan adalah 75 %. pada blok ini merupakan adaptasi/penyesuaian dengan alam sebenarnya. Artinya tanaman secara perlahan mulai mengalami situasi alam yang sungguhnya. Dalam masa penyapihan tanaman harus melewati proses yang telah dirancang secara sistematis yaitu dari blok penggarisan hingga blok siap tanam. F. Jenis jenis Meranti Beberapa jenis meranti, antara lain: Lefrosula, Suria Joreisus, Suria Parpefefula, dan Smetiana. Kayu yang diproduksi adalah kayu yang berumur 25 Tahun ke atas yang berdiameter minimal 40 Cm. G. Penanaman Sebelum dilakukan penanaman didahului persiapan lahan. Beberapa hal yang harus dipersiapkan adalah: Pertama; pembuatan jalur bersih sekitar 3M dan jarak antar jalur 20Cm yang dibuat secara manual. Kedua; Pemasangan ajir (patok tanam). Jarak antar ajir tanam adalah 2,5M. Ajir terbuat dari kayu keras yang berdiameter 5-7Cm. Ketiga; Pembuatan lubang tanam dengan ukuran 30 x 30Cm. Keempat; Pengisihan lubang tanam dengan top soil yang diambil dari sekitar pohon induk. Pada tanaman meranti yang kurang subur akan diberikan mikoriza (mico = jamur dan riza = akar) yang berfungsi untuk menggemburkan tanah yang pada akhirnya menyuburkan tanah sehingga tanaman meranti dapat bertumbuh lebih subur. Matoa (Pometia pinnata) adalah tanaman khas Papua dan menjadi flora identitas Provinsi Papua Barat. Matoa termasuk ke dalam famili Sapindaceae. Pohon matoa dapat tumbuh tinggi dan memiliki kayu yang cukup keras. Tinggi pohon 50 m, akar papan tingginya mencapai 5 m, daun majemuk berseling, bersirip genap, tangkai daun panjang 1 m, anak daun 4 - 13 pasang bentuknya bundar memanjang dengan tepi yang bergerigi. Mahkota bunga agak berbulu pada bagian luar, kelopak bunga agak menyatu. Buahnya berbentuk bulat melonjong seukuran telur puyuh atau buah pinang (keluarga Palem) dengan panjang 1,5-5 cm dan berdiameter 1-3 cm, kulit licin berwarna coklat kehitaman bila masak (kalau masih muda berwarna kuning kehijauan, ada juga yang menyebut hijau-kekuningan). Kulit ari putih bening melekat pada biji, manis dan harum. Rasa buahnya "ramai", dan susah didefinisikan. Coba saja tanya kepada yang pernah memakannya, maka ada yang bilang rasanya masin, seperti antara rasa buah leci dan buah rambutan. Ada juga yang merasakannya sangat manis seperti buah kelengkeng. Ada yang bilang manis legit. Ada lagi yang merasakan aromanya seperti antara buah kelengkeng dan durian. Pendeknya, buah matoa berasa enak, kata mereka yang suka. Tanaman ini mudah diperbanyak/ dikembang biakkan melalui biji, dan cara lain seperti cangkok serta okulasi. Matoa tumbuh di daerah yang sejuk atau dengan kata lain lebih mudah tumbuh di pada ketinggian 900 - 1700 m dpl, topografi datar atau miring, meskipun dapat pula tumbuh di dataran rendah, dengan waktu berbunga bulan Juli - Agustus dan berbuah pada bulan November - Februari.

Dari pohon matoa, selain diambil buahnya, batang kayunya juga sangat bermanfaat dan bernilai ekonomis. Tinggi pohonnya dapat mencapai 40-50 meter dengan ukuran diameter batangnya dapat mencapai 1 meter hingga 1.8 meter. Batang kayu pohon matoa termasuk keras tetapi mudah dikerjakan. Banyak dimanfaatkan sebagai papan, bahan lantai, bahan bangunan, perabot rumah tangga, dsb. yang ternyata tampilan kayunya juga cukup indah. Tanaman Kakao merupakan tanaman perkebunaan berprospek menjanjikan. Tetapi jika faktor tanah yang semakin keras dan miskin unsur hara terutama unsur hara mikro dan hormon alami, faktor iklim dan cuaca, faktor hama dan penyakit tanaman, serta faktor pemeliharaan lainnya tidak diperhatikan maka tingkat produksi dan kualitas akan rendah. 1. Persiapan Lahan - Bersihkan alang-alang dan gulma lainnya - Gunakan tanaman penutup tanah (cover crop) terutama jenis polong-polongan seperti Peuraria javanica, Centrosema pubescens, Calopogonium mucunoides & C. caeraleum untuk mencegah pertumbuhan gulma terutama jenis rumputan - Gunakan juga tanaman pelindung seperti Lamtoro, Gleresidae dan Albazia, tanaman ini ditanam setahun sebelum penanaman kakao dan pada tahun ketiga jumlah dikurangi hingga tinggal 1 pohon pelindung untuk 3 pohon kakao (1 : 3) 2. Pembibitan - Biji kakao untuk benih diambil dari buah bagian tengah yang masak dan sehat dari tanaman yang telah cukup umur - Sebelum dikecambahkan benih harus dibersihkan lebih dulu daging buahnya dengan abu gosok - Karena biji kakao tidak punya masa istirahat (dormancy), maka harus segera dikecambahkan - Pengecambahan dengan karung goni dalam ruangan, dilakukan penyiraman 3 kali sehari - Siapkan polibag ukuran 30 x 20 cm (tebal 0,8 cm) dan tempat pembibitan - Campurkan tanah dengan pupuk kandang (1 : 1), masukkan dalam polibag - Sebelum kecambah dimasukkan tambahkan 1 gram pupuk TSP / SP-36 ke dalam tiap-tiap polibag - Benih dapat digunakan untuk bibit jika 2-3 hari berkecambah lebih 50% - Jarak antar polibag 20 x 20 cm lebar barisan 100 cm - Tinggi naungan buatan disesuaikan dengan kebutuhan sehingga sinar masuk tidak terlalu banyak - Penyiraman bibit dilakukan 1-2 kali sehari - Penyiangan gulma melihat keadaan areal pembibitan - Pemupukan dengan N P K ( 2 : 1 : 2 ) dosis sesuai dengan umur bibit, umur 1 bulan : 1 gr/bibit, 2 bulan ; 2 gr/bibit, 3 bulan : 3 gr/bibit, 4 bulan : 4 gr/bibit. Pemupukan dengan cara ditugal - Siramkan POC NASA dengan dosis 0,5 - 1 tutup/pohon diencerkan dengan air secukupnya atau semprotkan dengan dosis 4 tutup/tangki setiap 2-4 minggu sekali - Penjarangan atap naungan mulai umur 3 bulan dihilangkan 50% sampai umur 4 bulan - Amati hama & penyakit pada pembibitan, antara lain ; rayap, kepik daun, ulat jengkal, ulat punggung putih, dan ulat api. Jika terserang hama tersebut semprot dengan PESTONA dosis 6-8 tutup/tangki atau Natural BVR dosis 30 gr/tangki. Jika ada serangan penyakit jamur Phytopthora dan Cortisium sebarkan Natural GLIO yang sudah dicampur pupuk kandang selama + 1 minggu pada masing-masing pohon 3. Penanaman a. Pengajiran - Ajir dibuat dari bambu tinggi 80 - 100 cm - Pasang ajir induk sebagai patokan dalam pengajiran selanjutnya - Untuk meluruskan ajir gunakan tali sehingga diperoleh jarak tanam yang sama b. Lubang Tanam - Ukuran lubang tanam 60 x 60 x 60 cm pada akhir musim hujan - Berikan pupuk kandang yang dicampur dengan tanah (1:1) ditambah pupuk TSP 1-5 gram per lubang c. Tanam Bibit - Pada saat bibit kakao ditanam pohon naungan harus sudah tumbuh baik dan naungan sementara sudah berumur 1 tahun - Penanaman kakao dengan system tumpang sari tidak perlu naungan, misalnya tumpang sari dengan pohon kelapa - Bibit dipindahkan ke lapangan sesuai dengan jenisnya, untuk kakao Mulia ditanam setelah bibit umur 6 bulan, Kakao Lindak umur 4-5 bulan - Penanaman saat hujan sudah cukup dan persiapan naungan harus sempurna. Saat pemindahan sebaiknya bibit kakao tidak tengah membentuk daun muda (flush) 4. Pemeliharaan Tanaman a. Penyiraman dilakukan 2 kali sehari (pagi dan sore) sebanyak 2-5 liter/pohon 6. Pemangkasan - Pemangkasan ditujukan pada pembentukan cabang yang seimbang dan pertumbuhan vegetatif yang baik. Pohon pelindung juga dilakukan pemangkasan agar percabangan dan daunnya tumbuh tinggi dan baik. Pemangkasan ada beberapa macam yaitu :

- Pangkas Bentuk, dilakukan umur 1 tahun setelah muncul cabang primer (jorquet) atau sampai umur 2 tahun dengan meninggalkan 3 cabang primer yang baik dan letaknya simetris. - Pangkas Pemeliharaan, bertujuan mengurangi pertumbuhan vegetatif yang berlebihan dengan cara menghilangkan tunas air (wiwilan) pada batang pokok atau cabangnya. - Pangkas Produksi, bertujuan agar sinar dapat masuk tetapi tidak secara langsung sehingga bunga dapat terbentuk. Pangkas ini tergantung keadaan dan musim, sehingga ada pangkas berat pada musim hujan dan pangkas ringan pada musim kemarau. Pangkas Restorasi, memotong bagian tanaman yang rusak dan memelihara tunas air atau dapat dilakukan dengan side budding. 7. Panen Saat petik persiapkan rorak-rorak dan koordinasi pemetikan. Pemetikan dilakukan terhadap buah yang masak tetapi jangan terlalu masak. Potong tangkai buah dengan menyisakan 1/3 bagian tangkai buah. Pemetikan sampai pangkal buah akan merusak bantalan bunga sehingga pembentukan bunga terganggu dan jika hal ini dilakukan terus menerus, maka produksi buah akan menurun. Buah yang dipetik umur 5,5 - 6 bulan dari berbunga, warna kuning atau merah. Buah yang telah dipetik dimasukkan dalam karung dan dikumpulkan dekat rorak. Pemetikan dilakukan pada pagi hari dan pemecahan siang hari. Pemecahan buah dengan memukulkan pada batu hingga pecah. Kemudian biji dikeluarkan dan dimasukkan dalam karung, sedang kulit dimasukkan dalam rorak yang tersedia. BUDIDAYA TANAMAN SUREN Suren ( Toona sureni ) dikenal dengan berbagai nama sesuai dengan daerah tempat tumbuh, seperti surian (Sumatra); surian wangi ( Malaysia ); danupra ( Philippina); ye tama (Myanmar); surian ( Thailand) dan nama perdagangannya yaitu limpaga. Kayunya berbau harum sehingga tahan terhadap serangan rayap maupun bubuk kayu dengan warna kemerahan. Tanaman ini tumbuh pada daerah bertebing dengan ketinggian 600 2.700 m dpl dengan temperature 22C. Bagian tanaman yang dapat dimanfaatkan selain kayunya sebagai bahan bangunan, furniture, veneer, panel kayu dan juga kulit dan akarnya dimanfaatkan untuk bahan baku obat diarrhoea dan ekstrak daunnya dipakai sebagai antibiotik dan bio-insektisida; sedangkan kulit batang dan buahnya dapat disuling untuk menghasilkan minyak esensial (aromatik). Tajuk tidak terlalu lebar sehingga pohon suren biasa digunakan sebagai tanaman pelindung atau pembatas di ladang dan sebagai winbreak di perkebunan Deskripsi Pohon Pohon suren ini memiliki karakter khusus seperti harum yang khas apabila bagian daun atau buah diremas dan pada saat batang dilukai atau ditebang. Ada ciri lain yang dapat membedakan secara sekilas, yaitu : 1. Batang Bentuk batang lurus dengan bebas cabang mencapai 25 m dan tinggi pohon dapat mencapai 40 sampai 60 m. Kulit batang kasar dan pecah-pecah seperti kulit buaya berwarna coklat. Batang berbanir mencapai 2 m. 2. Daun Daun suren berbentuk oval dengan panjang 10-15 cm, duduk menyirip tunggal dengan 8-30 pasang daun pada pohon berdiameter 1-2 m. 3. Bunga Kedudukan bunga adalah terminal dimana keluar dari ujung batang pohon. Susunan bunga membentuk malai sampai 1 meter. Musim bunga 2 kali dalam setahun yaitu bulan Februari-Maret dan September-Oktober. 4. Buah Buah : musim buah 2 kali dalam setahun yaitu bulan Desember-Februari dan April-September, dihasilkan dalam bentuk rangkaian (malai) seperti rangkaian bunganya dengan jumlah lebih dari 100 buah pada setiap malai. Buah berbentuk oval, terbagi menjadi 5 ruang secara vertikal, setiap ruang berisi 6 9 benih. Buah masak ditandai dengan warna kulit buah berubah dari hijau menjadi coklat tua kusam dan kasar, apabila pecah akan terlihat seperti bintang. Ciri lain dari buah masak yaitu, pohon seperti meranggas/tidak berdaun. Benih : Warna benih coklat , panjang benih 3-6 mm dan 2-4 mm lebarnya dan pipih, bersayap pada satu sisi sehingga benihnya akan terbang terbawa angin. Dalam 1 kg terdapat 64.000 benih. Ekstraksi : Buah disimpan diatas tampah kemudian dijemur di bawah sinar matahari selama 2 hari dari jam 9-12 siang, kemudian dirontokkan dengan cara memukul-mukul tangkai buah di atas tampah atau dalam karung agar benih tidak terbang. Untuk seleksi dapat dengan cara menampi agar benih dan kotoran terpisah. 5. K a y u Gubal kayu suren berwarna kemerahan, tekstur kayu kasar mempunyai struktur liang bergelang dengan ira yang bersimpul atau beralun. Kayu suren termasuk kelas awet sehingga termasuk ke dalam kelas kayu ringan. Persemaian 6. Viabilitas benih Benih suren mempunyai kadar air awal sekitar 11% sehingga viabilitasnya akan turun setelah 2 3 bulan. Apabila disimpan dalam ruang AC (18-20C) dapat bertahan sampai 5 bulan dengan daya kecambah 56%. 7. Perkecambahan / Persemaian Secara umum, benih suren dapat dikecambahkan dengan menabur benih dalam bedengan maupun polibag ( Gambar 1 A ). tetapi untuk praktisnya dapat dilakukan dengan cara menggantung rangkaian buah di atas bedengan dan buah akan merekah dengan sendirinya dan benih tidak akan terbang jauh, setelah itu disapih ke dalam polibag. Sedangkan cara lain yaitu dengan menabur benih di dalam bak kecambah ( Gambar 1 B ). Media kecambah digunakan campuran tanah+pasir (1:1) dan setelah benih ditabur ditutup dengan media yang sama. Setelah berumur 2 - 3 minggu (berdaun 2) semai dapat dipindahkan ke polibag ukuran 10 x 12 cm. 8. Pembibitan

Media yang digunakan campuran tanah+pasir+kompos (7:2:1) dan setiap 1 m media ditambahkan pupuk TSP 1 sendok makan (5gr), kemudian masukkan ke dalam polibag ukuran 10x12 cm. Semai disimpan di bawah naungan (shadingnet) dengan intensitas cahaya 90%. Setelah berumur 3 bulan dipersemaian dapat dipindahkan ke lapangan. 9. Penanaman Di daerah Cianjur ( Desa Cugenang ) dekat Perkebunan teh Gedeh, masyarakat biasa menanam disekeliling kebun atau sawah sebagai pembatas blok atau tersebar ditengah-tengah kebun. Sedangkan di perkebunannya sendiri tersebar di antara tanaman teh dan di pinggir jalan sepanjang perkebunan PENYEBARAN DAN TEMPAT TUMBUH Pohon Surian menyebar secara alami di Sumatera, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara dan Selatan, Maluku, Bali, Nusa Tenggara Barat serta Papua. Sifat pohon surian dapat tumbuh baik di tempat-tempat terbuka dan mendapat cahaya langsung (<1200 m dpl). Jenis ini menghendaki iklim agak kering dengan tipe curah hujan A sampai C. Jenis tanah yang dikehendaki meliputi tanah-tanah berlempung yang dalam, subur, berdrainase baik serta menyenangi tanah basa. Spesies : Cinnamomum burmanni Blume. Nama Indonesia : kayu manis Deskripsi : Kayu manis merupakan pohon hingga tinggi dapat mencapai 15 m, kadang berbanir kadang tidak mempunyai banir, pepagannya licin tidak bergaris dan berwarna coklat keabu-abuan hingga coklat kemerahan, dengan bau aromatik yang sangat kuat, getahnya keputihan atau kuning muda. Daunnya agak berhadapan, berseling atau spiral, dengan titik-titik kelenjar dan berbau harum ketika diremas, berbentuk lonjong - menjorong hingga melanset, merah muda kemudian hijau muda ketika muda. Perbungaan di ujung atau di ketiak daun, bunga biseksual jarang yang berbunga tunggal. Buahnya berbiji 1, bulat telur, bijinya juga membulat telur. Distribusi/Penyebaran : Persebaran kayu manis ada di Malesia. Di Indonesia kayu manis sudah ditanam luas di Jawa dan Sumatra. Kayu manis merupakan rempah-rempah tertua yang telah mencapai Egypt sejak abad 17 Sebelum Masehi. Penjualan kayu manis dilakukan sejak abad 15 - 16 ketika terjadi perdagangan oleh orang Eropa. Habitat : Kayu manis terdapat di Indonesia hingga ketinggian 2000 m dari permukaan laut, tetapi daerah yang paling cocok pada ketinggian 500 1500 m dpl. Dengan curah hujan 2000 - 2500 mm per tahunl Tanah yang disenangi adalah tanah lempung berpasir yang subur dan sedang dapat menghasilkan kulit kayu yang terbaik. Perbanyakan : Budidaya dilakukan melalui bijinya, buah yang tua yang mempunyai kulit tebal dan harum baunya diseleksi untuk dipakai sebagai pohon induk. Budidaya dengan stek telah dicoba juga. Biji segar dapat berkecambah pada 5 - 15 hari, dan umumnya diletakkan pada tempat pembibitan hingga berumur 12 bulan. Penanaman di lapangan harus dikerjakan secara hati-hati, karena kerusakan akar dapat menyebabkan terjadinya kanker arak. Jarak tanam direkomendasikan 2.4 x 2.4 m. Manfaat tumbuhan : Kulit kayu manis biasa digunakan dalam rempahrempah baik secara domestik maupun industri. Minyak yang dihasilkan dari kulit kayunya disebut oleoresin juga dimanfaatkan walaupun tidak secara luas, misalnya untuk membuat sabun mandi dan minyak wangi. Daun dan cabangnya pun seringkali disuling untuk menghasilkan minyak. Buah kayu manis yang kering kadang digunakan juga untuk rempah-rempah atau memberi rasa pada makanan. Bubuk kayu manis juga dapat digunakan sebagai obat untuk penyakit kram perut, selain itu juga dilaporkan digunakan untuk obat diaere, malaria, batuk, sakit dada. Minyak kayu manis kadang digunakan dalam campuran teh dan kegunaan lain sebagai antibakteri, dan untuk kehilangan nafsu makan. Di Indonesia kayu manis ini juga dipakai untuk pohon pelindung jalan dan peneduh. Akhir-akhir ini banyak penelitian menguraikan pentingnya minyak kayu manis. Di Malaysia telah digalakkan penggunaan kayu manis untuk industri lokal yang dapat menaikkan pendapatan petani. Penelitian selanjutnya untuk penggunaan minyak kayu manis masih diperlukan sehingga dapat terungkap apakah minyak dari jenis ini yang diperoleh dari daun dan ranting dapat digunakan untuk bahan baku energi alternatif. Sumber Prosea : 13: Spices p.94-99 (author(s): Nguyen, K.D., Tran, Hop & Siemonsma, J.S.) Kategori : Biofuel PENANAMAN karet 1. 2. 3. 4. 5. Pembuatan lubang tanam dan pengajiran kedua. Jarak tanam untuk tanah ringan 45X45X30 Cm, untuk tanah berat 60 X 60 X 40 Cm. Lubang dibiarkan satu bulan atau lebih. Jenis penutup tanah; Puecaria Javanica, Colopogonium moconoides dan centrosema fubercens,penanaman dapat diatur atau ditugal setelah tanah diolah dan di bersihkan, jumlah bibit yang ditanam 15 20 Kg/Ha dengan perbandingan 1 : 5 : 4 antara Pueraria Javanoica : Colopoganium moconoides dan cetrosema fubercens Penanaman ; bibit ditanam pada lubang tanah yang telah dsiberi tanda dan ditekan sehingga leher akan tetap sejajar dengan permukaan tanah, tanah sekeliling bibit diinjak-injak sampai padat sehingga bibit tidak goyang, untuk stump mata tidur mata menghadap ke sekatan atau di sesuaikan dengan arah angin.

II. PEMELIHARAAN 1. Penyulaman Bibit yang baru ditanam selama tiga bulan pertama setelah tanam diamati terus menerus. Tanaman yang mati segera diganti. Klon tanaman untuk penyulaman harus sama. Penyulaman dilakukan sampai unsur 2 tahun. Penyulaman setelah itu dapat berkurang atau terlambat pertumbuhannya. Pemotongan Tunas Palsu Tunas palsu dibuang selama 2 bulan pertama dengan rotasi 1 kali 2 minggu, sedangkan tunas liar dibuang sampai tanaman mencapai ketinggian 1,80 meter. Merangsang Percabangan Bila tanaman 2 3 tahun dengan tinggi 3,5 meter belum mempunyai Pengeringan batang (ring out) cabang perlu diadakan perangsangan dengan cara :

2.

3.

4.

Pembungkusan pucuk daun (leaf felding) Penanggalan (tapping) Pemupukan Pemupukan dilakukan 2 kali setahun yaitu menjelang musim hujan dan akhir musim kemarau, sebelumnya tanaman dibersihkan dulu dari rerumputan dibuat larikan melingkar selama 10 Cm. Pemupukan pertama kurang lebih 10 Cm dari pohon dan semakin besar disesuaikan dengan lingkaran tajuk. D o s i s (gram/pohon) Umur (Bulan) Urea Rock Pospat (Rp) Pupuk dasar 23 78 12 18 24 36 48 75 75 100 100 250 275 300 200 150 150 175 175 400 400 400 50 50 62 62 150 200 200 50 50 50 50 100 100 100 MOP Kleresit

Cat : Jenis Pupuk dapat diganti asalkan kandungan unsur haranya setara. 5. Pemeliharaan Penutupan Tanah Tabel Waktu Dosis dan Cara Pemupukan Tanaman Penutup Tanah Waktu Saat tanam Dosis 20 Kg Fospat alam atau sesuai dengan berat bibit Cara Pemberian Dicampur dan ditabur bersama-sama dengan biji..

Umur 3 bulan

200 300 fosphat alam setiap hektar

diatur dan ditabur, di atur Leguinosa

6.

Tumpangsari/Tanaman sela/intercroping Syarat-syarat pelaksanaan tumpangsari : Topografi tanah maksimum 11 (8%) Pengusahaan tanaman sela diantara umur tanaman karet 0 2 tahun. Jarak tanam karet sistem larikan 7 X 3 meter atu 6 X 4 meter. Tanaman sela harus di pupuk. Setelah tanaman sela dipanen segera diusahakan tanaman penutup tanah.

Anda mungkin juga menyukai