Anda di halaman 1dari 6

ACARA III APLIKASI PUPUK KOMPOS CAIR 1. METODOLOGI PRAKTIKUM A.

Waktu dan Tempat Praktikum Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 01 Juni 2011, di Green House Fakultas Pertanian Universitas Mataram.

B. Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah: botol plastik, gelas ukur, gelas plastik, pasir halus, benih kacang tanah dan air.

C. Cara Kerja 1. Pembuatan/pengenceran pupuk kandang cair Diambil 10 ml pupuk kandang cair dengan menggunakan gelas ukur, dimasukkan kedalam botol plastik, ditambahkan 90 ml air bersih, kemudian dikocok sampai semua bahan tercampur merata. 2. Pengaplikasian Diisi gelas plastik dengan medium pasir halus sampai penuh, disiram media tersebut dengan air sampai menunjukkan kapasitas lapang, ditanam benih kacang tanah pada media tersebut sampai kedalaman 1 2 cm, dibiarkan berkecambah 2 3 hari, setelah tumbuh baru bibit tersebut disiram setiap selang 1 hari (tergantung kondisi kelembaban media) dengan pupuk kandang cair yang telah diencerkan terlebih dahulu, diamati setiap 3 hari sekali.

2. HASIL dan PERHITUNGAN A. Hasil Pengukuran Tabel pengukuran tinggi tanaman 3 hari setelah tanam (HST) No. Bahan bupuk cair indikator pengamatan (tinggi tanaman @ 3 HST) Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3 3 cm 2,5 cm 3,5 cm 2,5 cm 3 cm 3,8 cm 3,2 cm 3 cm 2,7 cm 2,5 cm 3 cm 3 cm

1 2 3 4

Sapi Kambing Kuda Kontrol

Tabel pengukuran tinggi tanaman 7 hari setelah tanam (HST) No. Bahan bupuk cair indikator pengamatan (tinggi tanaman @ 7 HST) Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3 4 cm 3,5 cm 5 cm 4 cm 4,2 cm 4,2 cm 4 cm 4,5 cm 4,2 cm 3,8 cm 4 cm 5 cm

1 2 3 4

Sapi Kambing Kuda Kontrol

B. Perhitungan 1. Pengukuran tinggi tanaman 3 HST Perlakuan Sapi Kambing Kuda Kontrol Lay-out Perlakuan Sapi Kambing Kuda Kontrol Ulangan 3 2,5 2,5 3 3,2 3 2,5 3 3,5 3,8 2,7 3 Total 9 9,3 8,9 8,5 35,7 Ulangan 3 2,5 2,5 3 3,2 3 2,5 3

3,5 3,8 2,7 3

JKT = (32+2,52+3,52+...+32) 106,2075 = 107,97 106,2075 = 1.7625




JKG = JKT JKP = 1,7625 0,109167 = 1,653333 ANOVA Sumber Keragaman Tinggi tanaman Galat Total db 3 8 11 Jumlah Kuadrat 0,109167 1,653333 1,7625 Kuadrat Tengah 0.036389 0.206667 F-hitung 0.176075 F-0,05 4,07 F-0,01 7,59

UJI LANJUT BNT :

Semua dibandingkan dengan control : Perlakuan Sapi Kambing Kuda Kontrol Perbedaan Perlakuan Kambing Sapi Kuda Kontrol Rerata 3,1 3 2,966667 2,833333 Perbandingan 0.266667 0.166667 0.133333 Sig. NS NS NS Rerata 3 3,1 2,966667 2,833333 Perbandingan 0.166667 0.266667 0.133333 Sig. NS NS NS

2. Pungukuran tinggi tanaman 7 HST

Perlakuan Sapi Kambing Kuda Kontrol Lay-Out Perlakuan Sapi Kambing Kuda Kontrol

Ulangan 4 3,5 4 4,2 4 4,5 3,8 4

5 4,2 4,2 5

Ulangan 4 3,5 4 4,2 4 4,5 3,8 4

5 4,2 4,2 5

Total 12,5 12,4 12,7 12,8 50,4

JKT = (42+3,52+52+...+52) 211,68 = 213,86 211,68 = 2,18




JKG = JKT JKP = 2,18 0,033 = 2,1467

ANOVA Sumber Keragaman Tinggi tanaman Galat Total db 3 8 11 Jumlah Kuadrat 0,0333 2,1467 2,18 Kuadrat Tengah 0,0111111 0,2683375 F-hitung F-0,05 F-0,01 7,59

0.041407 4,07

UJI LANJUT BNT :

Semua dibandingkan dengan control : Perlakuan Sapi Kambing Kuda Kontrol Perbedaan Perlakuan Kuda Sapi Kambing Kontrol Rerata 4,2333 4,1667 4,1333 4,2667 Perbandingan - 0.0334 - 0.1 - 0.1334 Sig. NS NS NS Rerata 4,1667 4,1333 4,2333 4,2667 Perbandingan - 0.1 - 0.1334 - 0.0334 Sig. NS NS NS

3. PEMBAHASAN Pada praktikum pupuk dan pemupukan ini dilakukan pengamatan respon tanaman kacang tanah terhadap 3 (tiga) macam pupuk organik cair yakni yang berbahan dasar dari kotoran sapi, kambing dan kuda. Disamping itu, ada 2 tanaman yang lain yang diuji juga yakni tanaman jagung dan tanaman kedelai, namun kelompok kami mendapat tanaman kacang tanah untuk diuji. Kontrol tidak menggunakan pupuk sama sekali, hanya menggunakan air biasa saja untuk mengetahui apakah ada perbedaan pertumbuhan yang signifikan yang terjadi pada masing-masing perlakuan pupuk tersebut. Medium yang digunakan adalah pasir halus. Tujuannya adalah untuk mempercepat proses identifikasi respon tanaman tersebut. Respon tanaman yang didapatkan berdasarkan pengukuran tinggi tanaman 3 hari setelah tanam dan 7 hari setelah tanam menunjukkan hasil yang negatif, dimana pertumbuhan tanaman menjadi lebih terhambat daripada pertumbuhan tanaman pada kontrol. Hal tersebut dapat terjadi karena kemungkinan pupuk cair yang digunakan tersebut masih terlalu pekat sehingga berakibat menghambat pertumbuhan tanaman, dimana yang diharapkan adalah mempercepat proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

Respon tanaman terhadap ketiga pupuk kandang cair tersebut tidak memberikan hasil yang signifikan sehingga tidak perlu dilakukan uji lanjut terhadap data hasil pengamatan tersebut. Namun uji lanjut dibutuhkan untuk mengetahui sedikit perbedaan yang dihasilkan terhadap respon tanaman apakah sama respon yang diberikan pada awal pertumbuhan dan setelah 7 hari setelah tanam. Uji lanjut menggunakan BNT digunakan karena jumlah sampel yang diuji kurang dari 30 unit. Data hasil pengukuran tinggi tanaman pada 3 hari setelah tanam memberikan pengaruh pupuk kandang cair yang berasal dari kotoran kambing yang lebih memberikan pertumbuhan yang lebih cepat, setelah itu baru sapi dan kemudian kuda yang paling lambat. Namun hasil ini belum dapat memberikan hasil yang baik, karena kemungkinan pertumbuhan tanaman yang lebih tersebut dapat disebabkan faktor pertumbuhab dari benih yang ditanam memang lebih subur, atau ketika memilih sampel yang akan diukur praktikan memilih tanaman yang paling tinggi untuk diukur. Data hasil pengukuran tinggi tanaman pada 7 hari setelah tanam menunjukkan perbedaan dari hasil pengukuran 3 hari setelah tanam, dimana pertumbuhan tinggi tanaman yang lebih cepat adalah sampel pada perlakuan menggunakan pupuk kandang cair kuda, setelah itu sapid an paling lambat adalah pupuk kandang cair kambing. Data ini menunjukkan bahwa pupuk kandang cair kuda lebih baik dari pupuk kandang cair sapi maupun kambing. Data pada hasil praktikum ini belum dapat dijadikan data rekomenda si untuk proses produksi pertanian pada masyarakat, sehingga masih perlu dilakukan penelitian lebih lanjut apa yang menjadi penyebab terhambatnya pertumbuhan tanaman tersebut dan bagaimana cara memecahkan solisinya.

Anda mungkin juga menyukai