1
PROSES PRODUKSI BATU KAPUR
A. Latar Belakang
Potensi batu kapur di Indonesia sangat besar dan tersebar hampir merata di seluruh
kepulauan Indonesia, seperti di Padalarang (Jawa Barat), Kalimantan Tengah (Kota Waringin
Barat, Barito Utara, Murung Raya), Palimanan (Kab. Cirebon, Jabar) dan daerah lainnya. Batu
kapur yang terdapat di alam bermacam-macam ienisnya, antara lain : kalsit (CaCO3), dolomit
(CaCO3.MgCO3), magnesit (MgCO3), siderit (FeCO3), ankerit |Ca2Fe(CO3)4|, dan aragonit
(CaCO3) yang berkomposisi kimia sama dengan kalsit tetapi berbeda dalam struktur kristalnya.
Batu kapur banyak digunakan oleh berbagai industri untuk keperluan tertentu. Untuk
pemakaian di industri kimia, batu kapur perlu diproses terlebih dahulu dengan proses
pembakaran hingga meniadi kapur tohor (CaO) atau kapur padam |Ca(OH)2|. Selain itu batu
kapur dapat iuga dimanIaatkan untuk dibuat sebagai bahan baku nutrisi pakan ternak yang
dikenal dengan sebutan kalsium hidroIosIat (CaHPO4).
Batu kapur merupakan mineral alam yang dapat dikalsinasi meniadi kapur tohor/kalsium
oksida (CaO), yang umumnya digunakan pada proses peleburan logam, pengolahan limbah, dan
pembuatan batu bata ringan untuk gedung bertingkat/apartemen.
Batu kapur atau limestone adalah sebuah batuan sedimen dengan rumus kimia CaCO
3
terdiri dari mineral Calcite (Calsium Carbonate). Batu Kapur merupakan salah satu bahan baku
utama pada proses pembuatan semen selain tanah liat (Clay), yang merupakan sumber Kalsium
Oksida (CaO). Pada proses pembakaran Batu kapur akan terurai meniadi CaO dan CO
2
Selain
CaO terdapat unsur negatiI yang sangat tidak diinginkan didalam batu kapur yaitu MgO
(Magnesium Oksida) yang mana batu kapur dengan kandungan MgO yang tinggi akan
memberikan eIek negatiI apabila batu kapur tersebut digunakan sebagai bahan baku dalam
semen. semen yang dihasilkan akan berkualitas rendah pada aplikasinya akan mengakibatkan
pemuaian (Ekspansi), selain itu MgO dalam batu kapur akan memberikan eIek warna gelap
daripada semen yang dihasilkan Batu kapur merupakan mineral alam yang dapat dikalsinasi
M
2
meniadi kapur tohor/kalsium oksida (CaO), yang umumnya digunakan pada proses peleburan
logam, pengolahan limbah, dan pembuatan batu bata ringan untuk gedung bertingkat/apartemen.
B. Proses Produksi
Hingga saat ini, proses kalsinasi batu kapur pada umumnya dilakukan dengan
menggunakan tungku tegak, hal ini dikarenakan modal awal yang relatiI murah, namun tungku
ini memiliki produktivitas yang relatiI kecil bila dibandingkan dengan tungku lorong (tunnel
kiln). Tungku tunel terdiri dari dua buah lorong yang terhubung satu sama lain, dengan paniang
tungku 13.590 mm. Didalamnya terdapat 21 buah lorri yang berisikan batu kapur berukuran 2-10
cm, yang digerakkan oleh empat buah pendorong mekanik pada kedua uiung tungku tersebut.
Proses pembakaran batu kapur dilakukan dengan menggunakan pulverized coal burner pada
masing-masing lorong. Pembakaran batu kapur di dalam lorong berlangsung selama beberapa
iam dengan temperatur ruang bakar 1100 oC.
Proses pembuatan kapur hidrolik
Bahan mentahnya adalah kira-kira 65 - 75 terdiri dari batu gamping yaitu kalsium
karbonat dengan kotoran-kotoran berupa silika, alumina, magnesia dan oxida besi.
Cara pembuatan ; kapur hidrolik dibuat dengan membakar batu kapur yang mengandung
silika dan lempung sampai meniadi klinker dan mengandung cukup kapur dan silikat akan tetapi
yang mengandung cukup kapur bebas sehingga masa klinker itu dapat menghasilkan kapur tohor
setelah berhubungan dengan air. Bilamana kadar alumina dan silika dalam batu kapur bertambah,
maka panas yang teriadi berkurang dan pada suatu saat reaksi antara kapur dan air itu berhenti.
Pada suhu tinggi alumina dan silika berpadu dengan kalsiumoxida, kalsium-silikat, dan aluminat
yang tidak mudah bergabung dengan air bila berada dalam bentuk gumpalan-gumpalan. Oleh
karena itu dalam proses pemberian air dibubuh kan kapur tohor sehingga gumpalan-gumpalan
yang besar terpecah-pecah meniadi serbuk halus akibat pengembangan kapur tohor. Produksi
kapur di Indonesia Bahan mentah yang biasa dipakai sebagai pozzolan yang
terdapat di Indonesia adalah teras bahan seperti batu apung yang disemburkan oleh gunung
berapi. Disamping teras batu apung memperlihatkan iuga siIat-siIat seperti pozzolan dan dapat
dipergunakan sebagai kapur teras (pozzolime). Hasil akhir adalah campuran dari pozzolan dan
M
3
kapur tohor. Perbandingannya berkisar antara 1 : 2 dan I : 3 de ngan kapur selalu situ bagian dan
pozzolan dua atau tiga bagian. Dapur pembakaran kapur di Indonesia berkisar antara yang paling
sederhana sampai yang cukup modern dengan cerobong vertikal. Dapur ini biasanya diisi dengan
batu kapur yang ukurannya terlampau besar, dengan akibat bahwa sebagian terbakar berlebihan,
cukup terbakar, kurang terbakar, atau tidak terbakar sehingga hasilnya kurang memuaskan.
Disamping itu dalam mematikan kapur tohor yang dihasilkan itu, seringkali dipergunakan terlalu
banyak air, sehingga kapur mati yang diperoleh kadar airnya terlalu tinggi yang
menyebabkannya segera menyerap karbondioksida dari udara dan membentuk kembali kalsium
karbonat. Di Padalarang batu kapur yang dibakar itu berukuran iauh lebih kecil dari pada yang
telah disebut diatas. Sebagai bahan pembakaran dipakai kayu dan serbuk arang batu yang
dicampurkan dalam iumlah-iumlah tertentu diantara batu kapur. Selaniutnya pembakaran
dilakukan dengan menggunakan kayu melalui dua buah lubang pembakaran dibawah. Kapur
tohor yang dihasilkan adalah ringan, suatu bukti bahwa pembakaran telah dilaksanakan dengan
baik dan kapur mati yang diperoleh adalah kering serta halus tanpa gumpalan-gumpalan.
Apabila hanya beberapa ratus kilogram kapur tohor akan dimatikan, maka dengan
menghamparkan kapur tohor itu dan kemudian memercikannya dengan air akan didapat kapur
mati yang kering serta cukup baik iika dilaksanakan dengan seksama. Namun demikian dengan
membasahi kapur tohor tersebut dengan cukup air akan diperoleh hasil yang lebih memuaskan.
Bilamana 10 atau 50 ton kapur tohor akan dimatikan perlu tersedia suatu peralatan industri
khusus guna keperluan tersebut.
Hasil akhir adalah batu kapur silikat dan kira-kira 1/4 nya adalah kapur tohor. Bahan
berbentuk halus tersebut dapat segera bergabung dengan air. Kapur hidrolik memperl.ihatkan
siIat-siIat hidroliknya, namun tidak cocok untuk bangunan-bangunan didalam air oleh karena
untuk mencapai kekerasannya kapur hidrolik membutuhkan udara segar. Udara diperlukan agar
proses karbonisasi antara kalsium hydroxida dan karbondioksida dari udara berlangsung dengan
baik. Proses ini menghasilkan kalsium karbonat yang akan mengeras, sehingga kapur mencapai
kekuatannya yang penuh.
unLuk mendapaLkan kapur Lohor secara Lradlslonal vana slap dlpasarkan blasanva dlperlukan
wakLu vana cukup lama valLu seklLar 310 harl Lermasuk wakLu unLuk mendlnalnkannva
Proses Pembuatan Kalsium Karbonat. Kalsium karbonat dengan rumus kimia
CaCO3. Batu kapur memang merupakan sumber utama kalsium karbonat. Di pasaran,
M
4
kalsium karbonat diiual dalam dua ienis yang berbeda.Yang membedakan kedua ienis produk
tersebut terletak pada tingkat kemurnian produk kalsium karbonat di dalamnya. Kedua ienis
produk kalsium karbonat atau CaCO3 yang dimaksud adalah heavv and light tvpes.
Kalsium karbonat heavv tvpe diproduksi dengan cara menghancurkan batu kapur hasil
penambangan meniadi powder halus, lalu disaring sampai diperoleh ukuran powder yang
diinginkan. Selaniutnya tepung kalsium karbonat hasil penyaringan disimpan dalam silo-silo atau
tempat penyimpanan yang berukuran besar sebelum dikemas.
Sedangkan kalsium karbonat light tvpe diperoleh setelah melalui proses produksi yang
agak rumit, dibandingkan dengan heavv tvpe. Pertama-tama batu kapur dibakar dalam tungku
berukuran raksasa, untuk mengubah CaCO3 meniadi CaO (oksida kalsium) dan gas karbon
dioksida atau CO2.
CaCO3 --~ CaO CO2
Proses selaniutnya, CaO yang terbentuk kemudian dicampur dengan air dan diaduk. Maka
terbentuklah senyawa kalsium hidroksida atau Ca(OH)2. Kalsium hidroksida yang telah
terbentuk kemudian disaring untuk memisahkan senyawa-senyawa pengotor.
CaO H2O --~ Ca(OH)2
Ca(OH)2 yang telah disaring kemudian direaksikan dengan CO2 untuk membentuk CaCO3 dan
air, seperti dituniukkan oleh persamaan reaksi berikut:
Ca(OH)2 CO2 --~ CaCO3 H2O
Endapan CaCO3 hasil reaksi di atas kemudian di saring dan dikeringkan. Selaniutnya Kalsium
hidroksida dihaluskan meniadi powder CaCO3.
M
5