Anda di halaman 1dari 5

Sudoku Indonesia

Jumat, 14 April, 2006


Sudoku. Aku?
Filed under: Sudoku Sejarah sudokuindonesia @ 21:31

So, do you Sudoku? Its the hot newgame. New York Post, 6 April 2005 Its Sudokuacrossword without words that has consumed the country. AP, 24 Mei 2005 For years local readers know it as 99 rather than sudoku. The Nation, Thailand, 9 Nopember 2005 It doesnt matter what else New Zealanders are doing, theyre certainly doing Sudoku,New Zealand Herald, 6 Maret 2006 Sudoku is Here! Americas Hottest Puzzle. Every week in LIFE www.life.com *** Sudoku adalah permainan asah-otak, asah-logika, disajikan di koran-koran, buku dan internet. Tampilannya sederhana: bujursangkar terdiri dari tiga kali tiga kotak, masing-masing kotak terbagi lagi menjadi tiga kali tiga sel. Setiap sel diisi angka 1 sampai 9. Setiap soal Sudoku hanya mempunyai satu solusi, namun mempunyai variasi yang tak terhingga. Nikoli, sebuah penerbit di Jepang, menyatakan Sudoku sebenarnya penyederhanaan kalimat bahasa Jepang Suuji wa dokushin ni kagiru, yang berarti terbatas hanya angka tunggal, sedangkan SU berarti angka dan DOKU berarti tunggal. Nikoli pertama kali melihatnya di majalah Amerika, Dell Puzzle Magazines, sebutannya Number Place. Puzzle Number Place ini hasil karya seorang arsitek, Howard Garns, di tahun 1979, terinspirasi oleh Latin Square, sebuah konsep matematika temuan Leonard Eulers, warga Swiss, pada 1783. Sejak 1984 Nikoli menerbitkan Sudoku. Tidak ada sambutan berarti. Dua tahun kemudian aturannya diubah lebih menantang: susunan angka harus memiliki pola-pola simetris. Dan Sudoku pun menjadi hit. Total sirkulasi lima majalah Sudoku di Jepang mencapai 600.000 setiap bulan.

1997, seorang warga Inggris, pensiunan hakim Hongkong, Wayne Gould , membeli buku-buku Sudoku di Tokyo. Disusunnya sebuah program untuk mengeluarkan soal-soal Sudoku secara instan. Berhasil diselesaikannya pada 2003, 20 tahun sejak istilah Sudoku lahir di Jepang, 25 tahun setelah permainan Number Place lahir di Amerika, Wayne Gould berhasil membujuk koran Inggris, The Times, untuk memuatnya seputar Nopember 2004. Tiga hari kemudian, The Daily Mail mengikuti jejak rekannya. Sudoku mulai mewabah di Inggris. The Telegraph mencoba menyajikan Sudoku produknya sendiri di awal tahun 2005, produsernya sampai kewalahan menerima 60.000 email karena sudoku yang disajikan ternyata mempunyai solusi lebih dari satu. Lalu sudoku craze pun menjalar ke segala penjuru dunia. 222 tahun setelah Latin Square. Wayne Gould, sendirian menyuplai ke 140 suratkabar dunia. Belum lagi master-master sudoku lain yang terus bermunculan. Koran-koran Ingris : Daily Mail, Telegraph, Times, Guardian, dan Independent, masing-masing menerbitkan kumpulan soal-soal sudoku dalam beberapa seri buku. Di Amerika Serikat buku-buku Sudoku masuk top ten best-seller. Di amazon.com, toko buku online terbesar, ada 314 judul buku Sudoku. Hanya di Inggris, dua juta buku sudoku terjual dalam kurun kurang setahun (Reuters, 22 Oktober 2005). Internet pun semakin ramai. Situs-situs baru bermunculan, menyajikan soal sudoku maupun informasi-informasi lain, baik sejarah, cara-cara penyelesaian, bahkan software untuk komputer maupun handphone. Jika tahun lalu kita ketikkan sudoku di Yahoo atau Google, hasil pencarian yang diberikan hanya puluhan. Hari ini, 11 April 2006, Yahoo merespons hampir 36 juta, sedang Google memberi hasil pencarian lebih dari 93 juta. Ini fenomena tersendiri. Bukan computer game dengan tampilan grafis memikat. Hanya sebuah puzzle sederhana. Dalam kurun satu tahun bisa merambah seluruh benua, disukai tua muda. Hampir semua koran nasional di setiap negara menyajikan Sudoku. Ada yang menyebutnya sebagai Rubiks Cube abad 21, mengacu pada popularitas permainan asal Rusia pada 1980-an. Daya tarik Sudoku adalah kesederhanaannya. Pemain hanya mengisi setiap sel dengan angka 1 sampai 9 tanpa tertulis dua kali dalam lajur-lajur dan kotak yang sama. Tidak ada penjumlahan atau hitungan apa pun. Hanya bersandar pada logika dan sebab-akibat. Ada yang menghitung untuk sudoku berukuran 99, variasi dengan satu solusi berjumlah 6.670.903.752.021.072.936.960. Bagaimana melafalkannya? Jika solusinya disusun secara simetris, ada 5.472.730.538 variasi. Dari berbagai sumber diperoleh data penyebaran awal Sudoku khusus di Asia dimulai di Hindustan Times (India Mei 2005), The Star (Malaysia Juni 2005), Apple Daily (Hongkong Agustus 2005), Sport Hankook (Korea Selatan September 2005), New Paper (Singapura Oktober 2005).

Di Indonesia? Kompas 24 Oktober 2005 mengabarkan: Wayne Gould menebar wabah Sudoku, Intisari edisi Januari 2006, menulis Sudoku, Kotak Ajaib yang Mewabah namun Indonesia tetap tak terjangkiti. 27 Pebruari 2006, di Sudoku Players Forum , Punky mengenal sudoku saat tinggal di Australia mengeluh tidak menemukan satu pun media cetak Indonesia yang memuat Sudoku. Dan muncul pertanyaan pengelola forum : Why would they not want Sudoku?! Jawabannya mungkin karena tidak ada yang menawarkan. Para pemain Sudoku Indonesia masih di bawah permukaan, mengandalkan internet dan mencetak sendiri lewat komputer untuk di perjalanan. Belum ada media cetak yang memberi soal-soal Sudoku. Belum terdengar ada lomba Sudoku. Buku? Kalau tidak salah ada di Gramedia. [indra] Ada yang punya informasi lain? Gabung ya di Sudoku Indonesia Group Salam Sudoku
http://sudokuindonesia.wordpress.com/category/sudoku-sejarah/ 15:49 5/10/2011

Sudoku
5 January 2006 | 11 comments

Sudoku (atau ada pula yang menulisnya Su Doku) adalah sebuah puzzle yang didasarkan pada konsep Latin Square. Latin Square sendiri diperkenalkan pada tahun 1783 oleh Leonhard Euler, seorang matematikawan asal Swiss. Papan Sudoku terbuat dari sembilan buah kotak berukuran 33 (kita sebut saja blok) yang disusun sedemikian rupa sehingga menghasilkan kotak besar berukuran 99. Beberapa kotak

sudah diisi sebagai petunjuk awal dan tugas pemain adalah melengkapi angka-angka pada kotak yang lain sehingga keseluruhan papan permainan terisi secara lengkap. Tentu saja permainan ini ada aturannya, tetapi amatlah sederhana: kotak-kotak pada setiap baris, kolom, dan blok harus berisi sebuah angka yang unik dari 1 hingga 9. Angka-angka ini sebenarnya tidak memiliki hubungan aritmetis satu sama lain. Anda boleh menggantinya dengan 9 huruf, lambang, bahkan warna yang berbeda. Jika Anda mengira bahwa puzzle ini berasal dari Negeri Matahari Terbit, Anda salah. Nama puzzle ini memang berbahasa Jepang, tetapi asalnya bukanlah dari sana. Permainan ini tadinya bernama Number Place dan pertama kali dipublikasikan pada tahun 1979 dalam sebuah majalah khusus puzzle, Dell Puzzle Magazines, di Manhattan, New York, dan terus berlangsung sampai sekarang. Adalah Howard Garns, seorang mantan arsitek, meninggal tahun 1989, yang paling dicurigai sebagai orang yang menciptakan permainan ini ketika dia berusia 74 tahun. Tahun 1984 Nikoli, sebuah perusahaan penerbitan, membawa permainan ini ke Jepang dan menerbitkannya di sebuah media cetak khusus puzzle miliknya, Monthly Nikolist. Mereka menamakannya Suuji Wa Dokushin Ni Kagiru, disingkat Sudoku dan mematenkan kata ini. Media lain pun kemudian menerbitkan permainan ini dengan nama aslinya, Number Place. Mulai saat itulah permainan ini mewabah di Jepang. Lebih dari 600.000 majalah tentang Sudoku terjual di Jepang setiap bulannya. Lucunya, mereka lebih senang menyebutnya Number Place, sementara orang di luar Jepang menamakannya Sudoku. Dari Jepang, puzzle ini kemudian ditemukan oleh Wayne Gould, seorang pensiunan hakim asal Matamata, Selandia Baru, ketika dia pada tahun 1997 berbelanja di sebuah toko buku di Tokyo. Gambar kotak-kotak berisi angka itu langsung menarik perhatiannya dan dia pun menjadi pecandu berat permainan ini. Dia pun kemudianselama lebih dari 6 tahunmenulis sebuah program komputer agar soal permainan ini bisa dibangun secara lebih cepat. Gould lalu menawarkannya pada The Times, Inggris, yang kemudian menerbitkannya pada akhir tahun 2004 dengan nama Su Doku. Sampai saat ini, Times menerbitkan Su Doku setiap hari, menggunakan program buatan Gould ini. Gould pun kemudian menjual puzzle ini di situsnya. Dia menargetkan penghasilan satu juta dollar untuk tahun ini dari penjualan perangkat lunak dan royalti bukubukunya. Sudoku menjadi benar-benar mewabah di Inggris ketika The Daily Telegraph mengenalkannya pada pembacanya pada bulan Februari 2005. Media lain pun kemudian mengikuti dengan menyediakan permainan ini di edisinya masing-masing. Pertengahan Mei 2005 adalah awal demam Sudoku. Segala hal tentang Sudoku menjadi ladang uang: pemuatan di koran harian, penerbitan buku, penerbitan majalah, pertunjukkan televisi, siaran radio, pelayanan langganan lewat email, dan penyediaan layanan di telepon genggam. Khusus untuk buku, News & Star mencatat bahwa 6 dari 10 buku nonfiksi yang paling laris saat ini adalah buku tentang Sudoku. Hal ini cukup membuat J.K. Rowling, penulis serial Harry Potter, diberitakan khawatir akan kelancaran penjualan buku-bukunya. Dari Inggris, Sudoku kemudian menyebar di daratan Eropa, dari Prancis sampai Slowakia, lalu menular pula ke Australia dan Amerika. Variasi Sudoku pun kemudian dibuat.

Menjalarnya demam Sudoku ke seluruh dunia dimungkinkan karena untuk menyelesaikan permainan ini tidak diperlukan pengetahuan umum, kepandaian atas bahasa tertentu, juga kemampuan matematika. Anda hanya memerlukan kecermatan, kesabaran, dan logika. Bagaimana di Indonesia? Akankah virus Sudoku, yang disebut-sebut sebagai virus puzzle yang paling cepat menyebar di seluruh dunia, juga akan hinggap di sini? Saya menemukan beberapa edisi buku Sudoku di toko buku Gramedia, tapi tidak tahu apakah buku ini termasuk laris atau tidak. Koran Kompas menurunkan berita tentang Sudoku pada bulan Oktober 2005, tetapi tidak mencoba memuat permainan ini di edisi Minggu; pun majalah bulanan Intisari, yang memiliki tradisi memuat puzzle di setiap edisinya.
http://priatna.or.id/2006/01/05/sudoku/ 16:04 10/05/2011

Anda mungkin juga menyukai