Anda di halaman 1dari 6

PEMBERIAN MOTIVASI GURU DALAM PEMBELAJARAN Ditulis oleh Uus Manzilatusifa Penulis: Dra. Hj. Uus Manzilatusifa, M.Si.

(dosen tetap pada Universitas Langlangbuna di Bandung). Abstrak: Pemberian motivasi guru dalam pembelajaran dapat terdiri atas Pemberian Penghargaan, yang dapat menumbuhkan inisiatif, kemampuan kemampuan yang kreatif dan semangat berkompetisi yang sehat, pemberian penghargaan sebagai upaya pembinaan motivasi tidak sela harus berwujud atau lu barang, tetapi dapat juga berupa pujian-pujian dan hadiah-hadiah im-material. Pemberian perhatian yang cukup terhadap siswa dengan segala potensi yang dimilikinya merupakan bentuk motivasi yang sederhana, karena banyak yang tidak memiliki motivasi belajar diakibatkan tidak dirasakannya adanya perhatian. Ajakan Berpartisipasi. Pada diri manusia ada sesuatu perasaan yang dihargai apabila dia dilibatkan pada sesuatu kegiatan yang dianggap berharga. Oleh karena itu guru, harus selalu mengajak dan mengulurkan tangan bagi siswa untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran guna lebih bergairah dalam belajar dan memperkaya proses interaksi antar potensi siswa dalam proses pembelajaran. Kata Kunci: motivasi, proses pembelajaran, proses interaksi pembelajaran. A. Pendahuluan Kegiatan pembelajaran yang melahirkan interaksi unsur -unsur manusiawi adalah sebagai suatu motivasi dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Belajar merupakan kegiatan aktif siswa dalam membangun makna dan pemah aman. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utamanya mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik dalam jalur formal. Guru dalam menjalankan fungsinya diantaranya berkewajiban untuk menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dialogis, dan memberikan motivasi kepada siswa dalam membangun gagasan, prakarsa, dan tanggung jawab siswa untuk belajar. Motivasi yang timbul dari dirinya untuk berbuat sesuatu muncul secara kodr ti a dari diri manusia itu sendiri disebut motivasi intrinsik, sedangkan manusia yang menyebabkan mampu melaksanakan tugas dengan maksimal karena ada dorongan dari luar disebut motivasi ekstrinsik. Dengan demikian guru diharapkan merupakan orang yang karenaprofesinya sanggup menimbulkan dan mengembangkan motivasi untuk kepentingan proses aspek-aspek pembelajaran di dalam kelas yang keberadaan siswanya berbeda beda secara individual, misalnya perbedaan minat, bakat, kebutuhan, kemampuan,

l t

l ti i l j

i l i it i l t i i l l j i t t i i t t t i l ti t it it j i t ti

i l j i ti i l j ii t i i l j ti l ti i il l ti i i i l ili i t i

t j i i t i i t t l B ti ti ti M it : 1 M ti i t l l t j t ti

M ti ti i ii t t t F

i ti

l t l

2000:44

ti

i i

li M ti l M ti

li t i i t j

ti

i l ti

t ti i t l l i l li il t

t ii ii

M ti

iB t i

j l i t j i l i t ii i C M ti M ti il 1 iti t i ti i i i i i it t

t i t 1997:247 ti i t i l l t l M li ti 2000:11 ti t i

ti il l i

t i t t tt l j i i i t ti i i ti l l t ti i i

j l t

ti i

i l t t i t

t i t j

ti

l j l t l l i : i i i i ti t j i t t t i l li i t

i i

t i tj

i t ti

berupa pujian-pujian dan hadiah-hadiah i -material 2 Pemberian Perhatian. Pemberian perhatian yang cukup terhadap siswa dengan segala potensi yang dimilikinya merupakan bentuk moti asi yang sederhana, karena banyak yang tidak memiliki moti asi belajar diakibatkan tidak dirasakannya adanya perhatian. Sebagaimana yang dijelaskan Dimyati dan Mudjiono (2002:42 prinsip-prinsip yang berkaitan dengan perhatian dan moti asi pembelajaran yaitu perhatian merupakan peranan penting dalam kegiatan belajar. Dari kajian teori belajar pengolahan informasi terungkap bahwa tanpa adanya perhatian tidak mungkin adanya pembelajaran. Perhatian akan timbul pada siswa apabila bahan pelajaran sesuai dengan kebutuhannya, apabila bahan pelajaran dirasakan sebagai suatu yang dibutuhkan, diperlukan untuk belajar lebih lanjut atau diperlukan sehari-hari akan membangkitkan moti asi untuk mempelajarinya. Apabila perhatian alami ini tidak ada, maka siswa perlu dibangkitkan perhatiannya. 3. Ajakan Berpartisipasi. Pada diri manusia ada sesuatu perasaan yang dihargai apabila dia dilibatkan pada sesuatu kegiatan yang dianggap berharga. Oleh karena itu guru, harus selalu mengajak dan mengulurkan tangan bagi siswa untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran guna lebih bergairah dalam belajar dan memperkaya proses interaksi antar potensi siswa dalam proses pembelajaran. Selain hal-hal diatas, untuk membangkitkan moti asi yang efektif adalah melalui prnsip-prinsip moti asi dalam belajar. Setiap siswa memiliki rasa ingin tahu, oleh karena itu guru memberikan penguatan bahwa siswa pasti bisa. Prinsip-prinsip moti asi dalam belajar adalah sebagai berikut : 1. Kebermaknaan. Siswa akan termoti asi untuk belajar jika kegiatan dan materi belajatr dirasa bermakna bagi dirinya. Keberadaan lazimnya terkait dengan bakat, minat, pengetahuan, dan tata nilai siswa. 2. Pengetahuan dan keterampilan Prasyarat. Siswa akan dapat belajat dengan baik jika dia telah menguasai semua prasyarat baik berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Oleh karena itu, siswa akan menggunakan pengetahuan awalnya untuk menafsirkan informasi dan pengalamannya. Penafsiran itu akan membangun pemahaman yang dipengaruhi oleh pengetahuan awal itu. Dengan demikian, guru perlu memahami pengetahuan awal siswa untuk dikaitkan dengan bahan yang akan dipelajarinya. Sehingga membuat belajar menjadi lebih mudah dan bermakna. 3. Model. Siswa akan menguasai keterampilan baru dengan baik jika guru memberikan contoh dan model untuk dilihat dan ditiru. 4. Komunikasi Terbuka. Siswa akan termoti asi untuk belajar jika penyampaian

dilakukan secara terstuktur sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif siswa sehingga pesan pembelajaran dapat dievaluasi dengan tepat. 5. Keaslian dan Tugas yang Menantang. Siswa akan termotivasi untuk belajar jika mereka disediakan materi, kegiatan baru atau gagasan murni/asli (novelty) dan berbeda. Kebaruan atau keaslian gagasan akan menambah konsentrasi siswa pada pembelajaran. Hal ini berpengaruh pada pencapaian hasil belajar. Konsentrasi juga dapat bertambah bila siswa menghadapi tugas yang menantang dan sedikit melebihi kemampuan. Sebaliknya bila tugas terlalu jauh dari kemampuan, akan terjadi kecemasan, dan bila tugas kurang dari kemampuan akan terjadi kebosanan. 6. Latihan yang Tepat dan Aktif. Siswa akan dapat menguasai materi pembelajaran dengan efektif jika KBM memberikan kegiatan latihan yang sesuai dengan kemamapuan siswa dan siswa dapat berperan aktif untuk mencapai kompetensi yang diharapkan. 7. Penilaian Tugas. Siswa akan memperoleh pencapaian belajar yang efektif jika tugas dibagi dalam rentang waktu yang tidak terlalu panjang dengan frekuensi pengulangan yang tinggi. 8. Kondisi dan Konsekuensi yang Menyenangkan. Siswa akan belajar dan terus belajar jika kondisi pembelajaran dibuat menyenangkan, nyaman dan jauh dari perilaku yang menyakitkan perasaan siswa. Belajar melibatkan perasaan. Suasana belajar yang menyenangkan sangat diperlukan karena otak tidak akan bekerja optimal bila perasaan dalam keadaan tertekan. Perasaan senang biasanya akan muncul bila belajar diwujudkan dalam bentuk permainan khususnya pendidikan usia dini. Selanjutnya bermain dapat dikembangkan menjadi eksperimentas yang lebih tinggi. 9. Keragaman Pendekatan. Siswa akan belajar jika mereka diberi kesempatan untuk memilih dan menggunakan berbagai pendekatan dan stategi belajar. Pengalaman belajar tidak hanya berorientasi pada buku teks tetapi juga dapat dikemas dalam berbagai kegiatan praktis seperti proyek, simulasi, drama dan atau penelitian/pengujian. 10. Mengembangkan Beragam Kemampuan. Siswa akan belajar secara optimal jika pelajaran disajikan dapat mengembangkan berbagai kemampuan seperti kemampuan logis matematis, bahasa, musik, kinestetik, dan kemampuan inter maupun intra personal. Tiap siswa memiliki lebih dari satu kecerdasan yang meliputi kecerdasan : musik, gerak badan (kinestetik), logika-matematika, bahasa, ruang, intra pribadi, dan antar pribadi. Sekolah perlu menyediakan berbagai pengalaman belajar yang memungkinkan kecerdasan itu berkembang; sehingga anak dengan berbagai kecerdasan yang berbeda dapat terlayani secara optimal. 11. Melibatkan Sebanyak Mungkin Indera. Siswa akan menguasai hasil belajar

dengan optimal jika dalam belajar siswa dimungkinkan menggunakan sebanyak mungkin indera untuk berinteraksi dengan isi pembelajaran. 12. Keseimbangan Pengaturan Pengalaman Belajar. Siswa akan lebih menguasai materi pembelajaran jika pengalaman belajar diatur sedemikian rupa sehingga siswa mempunyai kesempatan untuk membuat suatu refleksi penghayatan, mengungkapkan dan mengevaluasi apa yang dia pelajari. D. Kesimpulan 1. Guru adalah merupakan orang yang karena profesinya sanggup menimbulkan dan mengembangkan motivasi untuk kepentingan proses pembelajaran di kelas sehingga tercapai tujuan pembelajaran dengan cara: pemberian penghargaan, pemberian perhatian, dan ajakan berpartisipasi. 2. Prinsip-prinsip motivasi dala pembelajaran, teridiri atas: kebermaknaan, pengetahuan dan keterampilan prasyarat, model, komunikasi terbuka, keaslian dan tugas yang menantang, latihan yang tepat dan aktif, penilaian tugas, kondisi dan konsekuensi yang menyenangkan, keragaman pendekatan, mengembangkan beragam kemampuan, melibatkan sebanyak mungkin indera, dan keseimbangan pengaturan pengalaman belajar.

Daftar Pustaka Dimyati, Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Bandung. PT Rineka Cipta Depdiknas. 2004. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta E. Kusmana, Pachrudin. 2000. Asas, strategi-metode. UPI. Bandung Irianto. 1997. Edisi Kedua. Pengantar Manajemen. IBII STIE. Jakarta Kamus Besar Bahasa Indonesia. 1997. Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Balai Pustaka. Jakarta Mulia Nasution. 2000. Manajemen Modern. Pionir Jaya. Bandung Otong Kardisaputra. Belajar dan Pembelajaran. FKIP Unla. Bandung Sardiman. 2000. Interaksi dan Motivasi Belajar. Grafindo Persada. Jakarta

Sargassum sp Ciri-ciri umum dari genus ini menurut Aslan (1991) sebagai berikut : Bentuk thallus umumnya silindris atau gepeng. Cabangnya rimbun menyerupai pohon di darat.

Bentuk daun melebar, lonjong atau seperti pedang. Mempunyai gelembung udara (bladder) yang umumnya soliter. Warna thallus umumnya coklat Klasifikasi Sargassum sp menurut Bold dam Wynne (1985) : Kingdom : Plantae Divisio : Phaeophyta Class : Phaeophyceae Ordo : Fucales Family : Sargassaceae Genus : Sargassum Species : Sargassum sp

Anda mungkin juga menyukai