Diabetes Mellitus Tipe II Dengan Ketosis
Diabetes Mellitus Tipe II Dengan Ketosis
Pembimbing: Dr. SRI KUNMARTINI, Sp.PD Oleh: FARIDA Opponent: ADE N PRIE
IDENTITAS
Nama Umur Jenis kelamin Status Agama Pekerjaan Alamat JakPus Tanggal masuk RS : Tn. K : 55 tahun : Laki-laki Laki: Menikah : Islam : Sipil Swasta : Jl. Mendut 2 Menteng : 19 Mei 2008
DATA DASAR
Anamnesis ( autoanamnesis tanggal 19 Mei 2008 )
Keluhan Utama: Badan terasa lemas sejak 2 hari SMRS Keluhan Tambahan: Sering BAK, cepat haus, badan terasa gatal dan mengantuk
Pasien kemudian pergi berobat ke Puskesmas dan disarankan untuk minum teh manis. Setelah merasa baikkan pasien dipulangkan. Sesampainya di rumah pasien kembali merasa lemas, cepat haus dan mengantuk. Dan oleh istrinya dibuatkan teh manis hingga 3-4 gelas. 3Sampai 1 hari SMRS pasien masih diberikan teh manis sebanyak 2 gelas. Namun keluhan tidak berkurang malah semakin memburuk.
Dalam kesehariannya pasien mengaku sering sekali minum teh manis sebanyak 4-5 gelas dengan gula pasir sebanyak 2-3 2sendok makan per gelas. Juga jarang berolahraga. Keluhan sering lapar, kesemutan dan mata kabur disangkal.
Status Lokalis
Kulit : Warna kulit sawo matang, ikterik (-), (sianosis (-), kelembaban kulit cukup, suhu (raba hangat. Kepala : Normocephal Rambut : Hitam, distribusi merata dan tidak mudah dicabut KGB : Tidak teraba membesar Wajah : Simetris, ekspresi wajar Mata : Konjungtiva pucat -/-, sclera ikterik -/-, udem palpebra -/-
Telinga : Normotia Hidung : Deformitas (-), sekret (-) ((Mulut & gigi : mukosa mulut basah warna merah muda, caries (-),M2 dan M3 rahang (atas kanan-kiri tidak ada karena dicabut, kananstomatitis (-), bibir tidak kering, sianosis (-) ((Tenggorokan : Faring hiperemis (-), tonsil TI-TI (TItenang Leher : pembesaran kelenjar tiroid (-), deviasi (trakea (-) pembesaran KGB (-) ((-
Thoraks
Paru : Inspeksi: Simetris saat statis dan dinamis, retraksi (-) (Palpasi : Fremitus taktil kanan dan kiri sama Perkusi : Sonor pada kedus lapang paru, batas paru-hati ICS VI linea parumidclavicula dextra Auskultasi: Suara nafas dasar vesikuler +/+, ronki -/-, wheezing -/-
Jantung Inspeksi: Ictus cordis tidak tampak Palpasi : Ictus cordis tidak teraba Perkusi : Batas kanan:ICS V linea sternalis dextra Batas kiri : ICS V midclavicula sinistra Batas atas : ICS III linea sternalis sinistra Auskultasi: BJ I-II regular, murmur (-), gallop (-) I((-
Abdomen Inspeksi: Membuncit, sikatriks (-) (Palpasi : supel, nyeri tekan (-), hati dan (limpa tidak teraba, ballottement (-) (Perkusi : timpani pada ke 4 regio abdomen Auskultasi: Bising usus (+) normal Ektremitas : akral hangat, edem (-), (pemeriksaan sensibilitas dan motorik dalam batas normal
Pembuluh darah: A. Temporalis : teraba pulsasi A. Karotis : teraba pulsasi A. Brakhialis : teraba pulsasi A. Radialis : teraba pulsasi A. Poplitea : teraba pulsasi A. Dorsalis pedis : teraba pulsasi A. Tibialis posterior : teraba pulsasi
Hematologi 19-05-2008 19-05Hb 18,1 (13-18 juta) (13Ht 49 (40-52) (40Leukosit 5,9 (4,3-6) (4,3Trombosit 6400 (4800-10800) (4800MCV 245000 (150000-400000) (150000MCH 83 (80-96 fl) (80MCHC 31 (27-32 pg) (27Kimia 37 (32-36 g/dl) (32Ureum 38 (20-50 mg/dl) (20Kretinin 1,3 (0,5-1,5 mg/dl) (0,5Na 138 (135-145 mEq/l) (135K 4,4 (3,5-5,3 mEq/l) (3,5Cl 98 (97-107 mWq/l) (97GDS 295 (<140 mg/l) Aseton darah + (-) (-
AGD19-05AGD19-05-2008
PH 7,412 (7,37-7,45) (7,37PCO2 35,1 (32-46 mmHg) (32PO2 74,9 (71-104 mmHg) (71HCO3 22,9 (21-29 mEq/l) (21BE -0,8 (-2 s.d +2 mEq/l) (Saturasi O2 96 (94-98%) (94EKG : dalam batas normal
RESUME
Pasien Tn. K berusia 55 tahun datang dari IGD RSPAD GATOT S dengan keluhan ketika masuk adalah merasa lemas sejak 2 hari SMRS, dirasakan tiba-tiba saat malam hari. Pasien juga tibamengeluh sering BAK sebanyak 5x pada malam hari. Sehingga pasien merasa cepat haus. Dan pada siang harinya pasien sering mengantuk. Badan pasien juga kadang-kadang terasa gatal. kadangPasien mengaku telah mengalami penurunan berat badan.
Pasien kemudian pergi berobat ke Puskesmas dan disarankan untuk minum teh manis. Setelah merasa baikkan pasien dipulangkan. Sesampainya di rumah pasien kembali merasa lemas, cepat haus dan mengantuk. Dan oleh istrinya dibuatkan teh manis hingga 3-4 gelas. 3Sampai 1 hari SMRS pasien masih diberikan teh manis sebanyak 2 gelas. Namun keluhan tidak berkurang malah semakin memburuk.
Dalam kesehariannya pasien mengaku sering sekali minum teh manis sebanyak 4-5 gelas dengan gula pasir sebanyak 2-3 2sendok makan per gelas. Juga jarang berolahraga. Keluhan sering lapar, kesemutan dan mata kabur disangkal.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 130/70 mmHg, IMT 21,32. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan hiperglikemia dan ketosis.
DAFTAR MASALAH
DM tipe 2 dengan ketosis
PENGKAJIAN
DM tipe 2 dengan ketosis ditegakkan dari anamnesis terdapat keluhan klasik DM berupa poliuri, polidipsi serta penurunan berat badan dan keluhan berupa lemas, mengantuk dan badan terasa gatal. Terdapat riwayat DM yang tidak terkontrol. Pada pemeriksaan fisik didapatkan nilai IMT 21,23. Pada pemeriksaan laboratorium menunjukkan hiperglikemia dengan aseton (+)
RENCANA PENATALAKSANAAN
Rencana diagnostic Kurva gula darah harian tiap 6 jam + aseton Darah Rutin Profil lipid, Asam urat Foto thoraks Funduskopi
Rencana terapeutik a. Medikamentosa - IVFD NaCl 0,9% 30 tpm - Actrapid 3x10 unit
b. Suportif Diet DM Perhitungan jumlah kalori BB ideal = 90% x (165 cm- 100 ) x 1 kg = 58,5 cmJumlah kebutuhan kalori per hari:
Kebutuhan kalori basal: 58,5x30 kalori=1755 kalori Koreksi karena umur, dikurangi 5% = 5%x1755=87,75 kalori Kebutuhan untuk aktifitas istirahat ditambah 10% = 175,5 kalori
Terbagi dalam 3 porsi: Makan pagi 20% = 368,55 kalori, Makan siang 30% = 552,825 kalori dan makan sore 25% = 460,68 dan makanan ringan 10% = 184,275. c. Rencana edukatif Kontrol teratur Olahraga 3-4 kali seminggu kurang lebih 330 menit
KESAN UMUM
Quo Vitam : Dubia ad bonam Quo Functionam : Dubia ad bonam Quo Sanationam : Dubia ad bonam
TINJAUAN PUSTAKA
Diabetes mellitus merupakan suatu kelompok penyakio metabolic dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya. keduaDiagnosis
Keluhan klasik DM berupa: poliuria, polidipsia, polifagia, dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya. Keluhan lain dapat berupa: lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur, dan disfungsi ereksi pada pria serta pruritus vulva pada wanita.
Gejala klasik DM + glukosa sewaktu 200 mg/dL atau Gejala klasik DM + Kadar glukosa darah puasa 126 mg/dL atau Kadar glukosa darah 2 jam pada TTGO 200 mg/dL Klasifikasi Tipe I Destruksi sel beta, umumnya menjurus ke defisiensi insulin absolute
autoimun idiopatik
Tipe II Bervariasi mulai yang terutama dominant resisten insulin disertai defisiensi insulin relative sampai yang terutama defek sekresi insulin disertai resistensi insulin Tipe III - Defek genetic fungsi sel beta
Defek genetic kerja insulin Penyakit eksokrin pancreas Endokrinopati Karena obat atau zat kimia Infeksi Sebab imunologi yang jarang Sindrom genetic lain yang berkaitan dengan DM
Pilar penatalaksanaan
Edukasi
Perjalanan penyakit DM Makna dan perlunya pengendalian dan pemantauan DM Penyulit DM dan risikonya, dll
Terapi gizi medis Karbohidrat: - Dianjurkan sebesar 45-65% total asupan energi 45Pembatasan KH total <130 g/hari tidak dianjurkan Sukrosa tidak boleh lebih dari 10% total asupan energi
Lemak
: - Dianjurkan sebesar 20-25% kebutuhan kalori. 20Lemak jenuh <7% kebutuhan kalori Lemak tidak jenuh ganda <10% Kolesterol <300 mg/hr. Usahakan MUFA, membatasi PUFA dan asam lemak jenuh
Protein
: - 15-20% total asupan energi 15: - tidak lebih dari 3000 mg : 25 g/hari terutama serat larut
Garam Serat
Latihan Jasmani 3-4 kali seminggu selama kurang lebih 30 menit seperti berjalan, menggunakan tangga, berkebun harus tetap dilakukan
Intervensi farmakologis 1. Obat hipoglikemik oral (OHO) a. pemicu sekresi insulin: sulfonylurea dan glinid b. penambah sensitifitas terhadap insulin: metformin c. penghambat glukoneogenesis: metformin d. penghambat absorpsi glukosa: penghambat glukosidase alfa 2. Insulin a. insulin kerja cepat b. insulin kerja pendek c. insulin kerja menengah d. insulin kerja panjang e. insulin campuran tetap
Penyulit DM Ketoasidosis diabetic Hiperosmolar non ketotik Hipoglikemi Penyulit menahun 1. Makroangiopati :
2. Mikroangiopati : 3. Neuropati
pembuluh darah jantung pembuluh darah tepi pembuluh darah otak retinopati diabetic nefropati diabetic