Anda di halaman 1dari 10

ABSTRAK Judul: HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU, KONTROL DIABETES MELITUS SERTA KEBERSIHA N GIGI DAN MULUT DENGAN KEPARAHAN

GINGIVITIS PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIP E 2 ( STUDI PADA PASIEN RAWAT JALAN BADAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANJARNEGARA) THE CORELATION BETWEEN INDIVIDUAL CHARACTERISTICS, CONTROL OF DIABETES MELLITUS, CLEANNES OF TEETH AND MOUTH WIYH SEVERITY OF GINGIVITIS ON TYPE 2 DIABETES MELL ITUS ( STUDY ON HOSPITALIZED PATIENTS AT BANJARNEGARA DISTRIC REGIONAL GENERAL H OSPITAL) (2003 - Skripsi) Oleh: ANI WINDIYARTI -- E2A301211 Kata Kunci: Kontrol Diabetes, kebersihan gigi dan mulut, keparahan gingivitis.Ke pustakaan : 32, 1980 - 2003 Diabetic control, cleanness of teeth and mouth, seve rity of gingivitis. Masalah kesehatan gigi dan mulut yang paling sering dijumpai di masyarakat s alah satunya adalah gingivitis. Penyakit ini dapat menyerang semua lapisan masya rakat tanpa mengenal perbedaan etnik, suku bangsa, jenis kelamin, usia, tingkat penghasilan dan tingkat pendidikan. Penyakit ini juga dapat menimpa penderita di abetes melitus. Pada penderita diabetes melitus, penyakit gusi berkaitan dengan kontrol diabetesnya. Penderita diabetes melitus yang berkunjung ke Badan Rumah S akit Umum Daerah Banjarnegara terus bertambah setiap tahun. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan karakteristik individ u, kontrol diabetes melitus serta kebersihan gigi dan mulut dengan keparahan gin givitis pada penderita diabetes melitus tipe 2 pasien rawat jalan Badan Rumah Sa kit Umum Daerah Banjarnegara. Penelitian ini merupakan penelitian penjelasan ( Explanatory Reseach ).Metod e yang dipakai adalah metode survei dengan pendekatan Cross Sectional. Sedangkan sistem pengambilan sampel yang dipakai adalah 60 responden secara sistematik ra ndom sampling. Data dikumpulkan terdiri dari data primer dan sekunder. Analisa d ata dilakukan secara diskriptif dan inferensial. Penelitian ini memperoleh hasil bahwa prevalensi gingivitis pada penderita d iabetes melitus tipe 2 sebesar 96.7% dan 51.7% dari jumlah tersebut memiliki tin gkat keparahan ringan, 41.4% adalah sedang. Setelah dilakukan uji Rank Spearman diperoleh hasil bahwa ada hubungan yang bermakna antara umur (p= 0.012), lama me nderita diabetes melitus (p=0.032), kebersihan gigi dan mulut (p=0.010)dan skor plak (p=0.005)dengan keparahan gingivitis pada penderita diabetes melitus. Tidak ada hubungan tingkat pendidikan (p=0.791), tingkat pendapatan (p=0.781), lama m enggosok gigi (p=0.434), status merokok (p=0.496), kadar gula darah (p=0.488), k eteraturan diit (p=0.241), dan keteraturan minum obat (p=0.672) dengan keparahan gingivitis. Berdasarkan hasil penelitian, maka saran yang dapat disampaikan adalah perlu dilakukan penyuluhan oleh petugas kesehatan (dokter gigi/perawat gigi) tentang kontrol atau pengendalian diabetes melitus, lkebersihan gigi dan mulut dan pemer iksaan gigi dan mulut secara rutin kepada penderita diabetes melitus. People in society often have problems of teeth and mouth cleannes, and one o f them is gingivitis. This disease can attack every people without regardingethn ic, nationality, sex, age, level income and grade of education. It also can atta ck the sufferers of Diabetes Mellitus. On the sufferers of Diabetes Mellitus, gu ms diseases is related to their diabetics control. The number of Diabetes Mellit us sufferer that visiting the Banjarnegara Distric Regional General Hospital is increasing every year. The purpose of this research is to find out relation between individual char acteristics, control of Diabetes Mellitus and cleannes of teeth and mouth with s everity of gingiviis on Type 2 Diabetes Mellitus ( Study on non hospitalized pat ients at Banjarnegara District Regional General Hospital).

This research is one kind of Explanatory Research. Method being used is surv ey method with Cross Sectional approach. Sampling system that we use is 60 respo ndents with sistematic random sampling. The informations collected consists of p rimary and secondary datas. Data analysing is descriptive and inferencial. The research results that prevalency of gingivitis on type 2 Diabetes Mellit us is 96.7% and 51.7% from totality has minor severity of gingivitis and 41.4% i s medium. After we did Rank Spearman test, we get result that there is a relatio n between age (p=0.012), duration of suffering diabetes mellitus (p=0.032), clea nness of teeth and mouth (p=0.010), and score of plaque (p=0.005), with severity of gingivitis on type 2 Diabetes. There is no relation between grade of education (p=0.791), level of income ( p=0.781), duration of brushing the teeth (p=0.434), smoking status (p=0.494), va lue of blood glucose (p=0.488), disciplinity of diet (p=0.241), and disciplinity of consuming medecines (p=0.672) with severity of gingivitis. Based on those result, we can give some advices, such as medical employees ( dentist/nurse) have to do some elucidations to the society about controlling Dia betes Mellitus, the cleanness of teeth and mouth and medical examination for tee th and mouth to the Diabetes Mellitus sufferes. Download File Atau Print Halaman Ini . . . . . * Salam sahabat EPIDEMIOLOGI DM DAN ISU MUTAKHIRNYA Posted on December 10, 2007. Filed under: artikel ilmiah EPIDEMIOLOGI, PROGRAM PENANGGULANGAN, DAN ISU MUTAKHIR DIABETES MELLITUSOleh : A ndi Dyah Pratiwi Sam Current Issue, Jurusan Epidemiologi, Fakultas Kesehatan Masy arakat, Universitas Hasanuddin, Makassar, 2007 ABSTRACTDM adalah penyakit tidak menular degenerative yang terjadi hampir disemua organ tubuh. DM sering juga di sebut the great imitator. Dimana kadar gula darah lebih tinggi dari biasa/normal (60 mg/dl 145 mg/dl), ini disebabkan karena gula tidak dapat memasuki sel-sel dikarenakan kekurangan atau resisten terhadap insulin. Metode: pengamatan ini di lakukan dengan cara study pustaka pada beberapa jurnal penelitian DM. Tujuan: d ari pengamatan ini adalah untuk melihat dan menggambarkan epidemiologi DM serta mengidentuifikasi saran-saran dari peneliti untuk dapat melanjutkan penelitian y ang direkomendasikan secara alamiah dengan melihat berbagai literatur dan peneli tian-penelitian yang telah di lakukan untuk menguirangi risiko meningkatnya DM d i Indonesia. Kesimpulan: dari pengamatan ini adalah, peningkatan prevalensi DM d idasari oleh pola herediter dan life style yang dimana laki-laki dan perempuan h ampir sama hanya berbeda pada umur 70-80 tahun Rekomendasi: Masih perlu dilakuka n penelitian tentang DM, dan pembahasan tentang penyakit tidak menular lainnya s ehingga pencegahan penyakit tersebut dapat diupayakan lebih dini.Kata Kunci : DM , endokrin. PENDAHULUAN A. Latar belakangPenyakit Tidak Menular (PTM) merupakan masalah yang sangat substansial, mengingat pola kejadian sangat menentukan status keseh atan di suatu daerah dan juga keberhasilan peningkatan status kesehatan di suatu

negara. Secara global WHO (World Health Organization) memperkirakan PTM menyeba bkan sekitar 60% kematian dan 43% kesakitan di seluruh dunia. Perubahan pola str uktur masyarakat dari agraris ke industri dan perubahan pola fertilitas gaya hid up dan sosial ekonomi masyarakat diduga sebagai hal yang melatarbelakangi preval ensi Penyakit Tidak Menular (PTM), sehingga kejadian penyakit tidak menular sema kin bervariasi dalam transisi epidemiologi. Diabetes Mellitus (DM) merupakan sal ah satu penyakit tidak menular yang prevalensi semakin meningkat dari tahun ke t ahun. Diabetes Mellitus sering disebut sebagai the great imitator, karena prnyak it ini dapat mengenai semua organ tubuh dan menimbulkan berbagai macam keluhan. Gejalanya sangat bervariasi dan dapat timbul secara perlahan-lahan, sehingga pas ien tidak menyadari akan adanya perubahan seperti minum yang menjadi lebih banya k, buang air kecil ataupun berat badan yang menurun. Gejala-gejala tersebut dapa t berlangsung lama tanpa diperhatikan, samapai kemudian orang tersebut pergi ke dokter untuk memeriksakan kadar glukosa darahnya. Pada tahun 1992, lebih dari 10 0 juta penduduk dunia menderita DM dan pada tahun 2000 jumlahnya meningkat menjadi 150 juta yang merupakan 6% dari populasi dewasa. Amerika Seri kat jumlah penderita Diabetes Mellitus pada tahun 1980 mencapai 5,8 juta orang d an pada tahun 2003 meningkat menjadi 13,8 juta orang. Indonesia menempati uruta n keempat dengan jumlah penderita diabetes terbesar di dunia setelah India, Cina dan Amerika Serikat. Dengan prevalensi 8,4% dari total penduduk, diper kirakan pada tahun 1995 terdapat 4,5 juta pengidap diabetes dan pada tahun 2025 diperkirakan meningkat menjadi 12,4 juta penderita. Berdasarkan data Departemen Kesehatan jumlah pasien Diabetes Mellitus rawat inap maupun rawat jalan di rumah sakit menempati urutan pertama dari seluruh penyakit endokrin dan 4% wanita ham il menderita Diabetes Gestasional (www.depkes.go.id). Data Perkumpulan Endokrin ologi Indonesia (Perkeni) dari berbagai penelitian epidemiologis sebagaimana diu ngkapkan Ketua Pengurus Besar Perkeni dr Sidartawan Soegondo SpPD KE menunjukkan , sekitar tahun 1980-an prevalensi diabetes pada penduduk di atas usia 15 tahun adalah 1,5-2,3%. Penelitian tahun 1991 di kota Surabaya mendapatkan prevalensi 1 ,43% pada penduduk di atas 20 tahun. Di pedesaan Jawa Timur tahun 1989, prevalen sinya 1,47%. Hasil penelitian di Jakarta menunjukkan adanya peningkatan prevalen si diabetes dari 1,7% (1982) menjadi 5,7% (1993). Sementara di Depok dan Jakarta , tahun 2001 angkanya 12,8%. Prevalensi diabetes di Makassar meningkat dari 1,5% (1981) menjadi 2,9% (1998). Rumusan masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam tulisan ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimanakah distribusi penyakit Diabetes Mellitus di Indonesia?2. Bagaimanakah frekuensi penyakit Diabetes Mellitus di Indonesia?3. Bagaim anakah determinan penyakit Diabetes Mellitus di Indonesia?4. Program apaka h yang diterapkan dalam menanggulangi masalah penyakit Diabetes Mellitus di Indo nesia?5. Apa isu mutakhir tentang penyakit Diabetes Mellitus?Tujuan Penuli san1. Tujuan umumUntuk mengetahui gambaran epidemiologi, program penanggula ngan, dan isu terbaru tentang penyakit Diabetes Mellitus di Indonesia.2. Tu juan khususa. Untuk mengetahui distribusi penyaka.b. Untuk mengetahui frekuensi penyakit Diabetes Mellitus di Indonesia.c. Untuk mengetahui det erminan penyakit Diabetes Mellitus di Indonesia.d. Untuk mengetahui program yang diterapkan dalam menanggulangi penyakit Diabetes Mellitus di Indonesia.e. Untuk mengetahui isu mutakhir tentang penyakit Diabetes Mellitus. Manfaat penulisan1. Manfaat praktisDiharapkan makalah ini dapat menjadi sumber info rmasi terbaru untuk para analisdalam melakukan penelitian dan juga pihak terkait agar dapat membuat program-program yang akurat untuk mengatasi masalah Diabetes Mellitus khususnya di Indonesia. 2. Manfaat keilmuanDiharapkan dapat menja di kajian dan acuan serta bahan bacaan dalam studi literatur dalam konteks penel itian.3. Manfaat bagi penulisPenulis dapat menambah wawasan tentang penyaki t Diabetes Mellitus dan mampu mempelajari serta mancari tahu atau dapat meneliti hal-hal yang dianggap dapat berhubungan dengan penyakit Diabetes Mellitus. PEMBAHASAN A. Epidemiologi Diabetes Mellitus (DM)

1. Frekuensi Tabel 110 Penyakit Utama Penyebab Kematian Di Rumah Sakit Di Indonesia Tahun 200 2 No Jenis Penyakit % 1. Stroke, tanpa pendarahan 5,9 2. Pneumonia 3,5 3. Demam tifoid 3,5 4. Tuberkulosis paru 3,3 5. Pendarahan intracranial 3,1 6. 7. Pertumbuhan janin lamban, malnutrisi janin, dan gangguan yang berhubunga n dengan kelainan prematur 3,0

Diabetes Mellitus

3,0

8. Trauma (klasifikasi lainnya 3,0 9. Penyakit jantung (klasifikasi lainnya) 2,9 10. Gagal ginjal (klasifikasi lainnya) 2,9 Sumber: Ditjen Yanmedik, Depkes RI

Tabel 1 menunjukkan bahwa penyakit Diabetes Mellitus berada di urutan keenam den gan prevalensi sebesar 3,0% dari 10 penyakit utama yang ada di rumah sakit yang menjadi penyebab utama kematian. Tabel 2Distribusi Penyakit Diabetes Mellitus dan Penyakit Metabolik L ainnya Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit Tahun 2005 No Penyakit Jumlah Kasus Jumlah Mati CFR (%) 1. Diabetes Mellitus 2. Tiroktosikosis 913 67

42.000 3.316

7,9

7,3 3. Gangguan kelenjar tyroid lainnya 4.065 148 3,6 4. Penyakit endokrin dan metabolic lainnya 9.912 823 8,3 Sumber : Statistik RS.Indonesia Edisi Tahun 2005, Ditjen Yanmed Depkes RI Tabel 2 menunjukkan bahwa kematian akibat penyakit di pasien rawat inap rumah sa kit tertinngi disebabkan oleh penyakit Diabetes Mellitus yaitu sebanyak 3.316 ke matian dengan CFR 7,9%. Jadi berdasarkan kedua tabel diatas dapat disimpulkan bahwa meskipun penyakit Di abetes Mellitus berada di urutan keenam dari 10 penyakit yang dapat penyebabkan kematian di rumah sakit Indonesia tetapi Diabetes Mellitus berada diurutan perta ma penyebab kematian di pasien rawat inap rumah sakit.

1. Distribusi a. Distribusi menurut orang

Berdasarkan proses timbulnya penyakit Diabetes Mellitus dapat disimpulkan bahwa orang yang berisiko mengalami Diabetes Mellitus adalah mereka yang memiliki riwa yat Diabetes dari keluarga. Pasien Diabetes Mellitus tipe 2 umumnya dewasa usia 40-an dan mengalami kegemukan (obesitas).dan tidak aktif. Sedangkan pada Diabete s Mellitus tipe 1 biasanya terdapat pada anak-anak dan remaja , salah satu penye babnya adalah seringnya mengkonsumsi fast food. Ibu yang melahirkan bayi dengan berat lebih dari 4 kg juga berisiko mengalami Diabetes Mellitus. Grafik 1Perkiraan Jumlah Orang Dewasa Dengan Diabetes Mellitus Menurut Kelompok Umur Untuk Negara Maju dan Negara Berkembang Tahun 2000 dan 2030 Sumber : Data Sekunder Diagram 1 menunjukkan bahwa di Negara maju orang dewasa yang berisiko untuk ter

kena Diabetes Mellitus adalah yang berumur 65 tahun ke atas sedangkan di Negara berkembang orang dewasa yang berisiko terkena Diabetes Mellitus adalah umur 46-6 4 tahun. Grafik2Prevalensi Diabetes Mellitus G lobal Menurut Jenis Kelamin dan Umur Tahun 2000 Sumber : Da ta Sekunder Grafik 2 menunujukkan bahwa prevalensi kejadian Diabetes Mellitus un tuk jenis kelamin laki-laki dan perempuan hampir sama hanya berbeda pada umur 70 -80 tahun 1. 1. Distribusi menurut tempat Tabel 3Prevalensi Kejadian Diabetes Mellitus Di Beberapa Negara Tahun 2000 dan 2030 No Rangking negara tahun 2000 Orang dengan DM (juta) Rangking negara tahun 2030 Orang dengan DM (juta) 1. India 31,7 India 79,4 2. Cina 20,8 Cina 42,3 3. Amerika Serikat 17,7 Amerika Serikat 30,3 4. Indonesia 8,4 Indonesia 21,3 5. Jepang 6,8 Pakistan 13,9 6. Pakistan 5,2 Brazil 11,3 7. Federasi Rusia 4,6 Banglades 11,1 8. Brazil 4,6 Jepang 8,9 9. Italia 4,3 Filipina 7,8 10. Banglades 3,2 Mesir 6,7 Sumber :D ata Sekunder Tabel 3 menunjukkan bahwa Indonesia menempati peringkat keempat dengan penderita terbesar di dunia yaitu 8,4 juta orang pada tahun 2000 dan diperkirakan terus meningkat dari taun ke tahun yaitu sebanyak 21 , 3 juta orang penderita Diabetes Mellitus. c. Distribusi menurut waktuLamanya s eseorang menderita penyakit dapat memberikan gambaran mengenai tingkat patogenes itas penyakit tersebut. Peningkatan angka kesakitan Diabetes Mellitus dari waktu ke waktu lebih benyak disebabkan oleh faktor herediter, life style (kebiasaan h idup) dan faktor lingkungannya. Komplikasi Diabetes Mellitus dengan penyakit lai n terkait dengan lamanya seseorang menderita Diabetes Mellitus, semakin lama ses eorang menderita Diabetes Mellitus maka komplikasi penyakit Diabetes Mellitus ju ga akan lebih mudah terjadi. 3. Determinan Berbagai hal dapat menjadi pe nyebab terjadinya penyakit Diabetes Mellitus diantaranya adalah :1. Obesita s (kegemukan)Terdapat korelasi bermakna antara obesitas dengan kadar glukosa dar ah, pada derajat kegemukan dengan IMT> 23 dapat menyebabkan peningkatan kadar gl ukosa darah menjadi 200mg%.2. HipertensiPeningkatan tekanan darah pada hipe rtensi erat kaitannya dengan tidak tepatnya penyimpanan garam dan air, atau meni ngkatnya tekanan dari dalam tubuh pada sirkulasi pembuluh darah perifer.3. Riwayat keluarga Diabetes MellitusSeorang yang menderita Diabetes Mellitus didug a mempunyai gen diabetes. Diduga bahwa bakat diabetes merupakan gen resesif. Han ya orang yang bersifat homozigot dengan gen resesif tersebut yang menderita Diab etes Mellitus.4. DislipedimiaAdalah keadaan yang ditandai dengan kenaikan k adar lemak darah (Trigliserida > 250 mg/dl). Terdapat hubungan antara kenaikan p lasma insulin dengan rendahnya HDL (< 35 mg/dl) sering didapat pada pasien Diabe tes.5. UmurBerdasarkan penelitian, usia yang terbanyak terkena Diabetes Mel litus adalah > 45 tahun.6. Riwayat persalinanRiwayat abortus berulang, mel ahirkan bayi cacat atau berat badan bayi > 4000 gram. B. Program penanggulan gan penyakit Diabetes Mellitus di IndonesiaProgram pencegahan primer di Indonesi a telah dilaksanakan oleh PT.Merck Indonesia Tbk bekerja sama dengan Depkes RI d an organisasi profesi (PERKENI) dan organisasi kemasyarakatan (PERSADI dan PEDI) yaitu program bertajuk Pandu Diabetes dengan simbol Titik Oranye. Melakukan keg iatan-kegiatan antara lain memberikan informasi dan edukasi mengenai Diabetes Me llitus dan pemeriksaan kadar gula darah secara gratis bagi sejuta orang yang tel

ah diluncurkan oleh Menkes pada 15 Maret 2003. Menteri Kesehatan Dr.dr. Siti Fad illah Supari, Sp. JP(K) akan membentuk direktorat baru di Departemen Kesehatan u ntuk menangani Penyakit Tidak Menular (PTM )karena berdasarkan data Depkes untuk jumlah pasien Diabetes rawat inap maupun rawat jalan di rumah sakit menempati u rutan pertama untuk seluruh penyakit endokrin.(Depkes,2005)Terdapat klinik kaki diabetes di salah satu rumah sakit milik pemerintah yang merupakan bentuk layana n yang diberikan bagi penderita diabetes. Ini salah satu bentuk perhatian pemeri ntah kepada penderita Diabetes Mellitus mengingat penderita Diabetes sangant ren tan untuk terkena infeksi, hal ini juga merupakan salah satu cara untuk menguran gi amputasi kaki akibat pekait Diabetes Mellitus. Federasi Diabetes Internasiona l (IDF) mengeluarkan pernyataan konsensus baru mengenai pencegahan diabetes, men jelang resolusi Majelis Umum PBB pada bulan Desember 2006 yang menghimbau aksi i nternasional bersama. Konsensus IDF baru ini merekomendasikan bahwa semua indivi du yang beresiko tinggi terjangkiti diabetes tipe-2 dapat diidentifikasi melalui pemeriksaan oportunistik oleh dokter, perawat, apoteker dan dengan pemeriksaan sendiri. Profesor George Alberti, mantan presiden IDF sekaligus penulis bersama konsensus baru IDF mengatakan: Terdapat banyak bukti dari sejumlah kajian di Amer ika Serikat, Finlandia, Cina, India dan Jepang bahwa perubahan gaya hidup (menca pai berat badan yang sehat dan kegiatan olahraga yang moderat) dapat ikut menceg ah berkembangnya diabetes tipe-2 pada mereka yang beresiko tinggi (2-6). Konsens us baru IDF ini menganjurkan bahwa hal ini haruslah merupakan intervensi awal ba gi semua orang yang beresiko terjangkiti diabetes tipe-2, dan juga fokus dari pe ndekatan kesehatan penduduk. (SUMBER: Federasi Diabetes Internasional) C. Isu Mutakhir Isu mutakhir tentang penyakit Diabetes Mellitus adalah : 1. Adanya hubungan timbal balik antara periodontitis (infeksi pada mulut) d engan Diabetes Mellitus, keterlibatan dokter gigi dalam penanganan pasien Diabet es Mellitus perlu ditingkatkan. (Saidina Hamzah Daliemunthe,2003) 2. Dokter gigi dituntut untuk lebih aktif memposisikan diri sebagai mitra d okter umum/dokter spesialis dalam penanganan pasien Diabetes Mellitus. (Saidina Hamzah Daliemunthe,2003) 3. Perlu adanya perlindungan kepada obat tradisional untuk penyakit Diabete s Mellitus agar tetap asli dari tanaman obat dan tidak diberi tambahan zat kimia . (Siti Sapardiyah Santoso, 2003) 4. Perlu dipelajari lebih lanjut dengan mengadakan pendekatan kasus dengan metode penelitian yang khusus pula mengapa penderita IDDM dapat bertahan hidup s elama 1 minggu tanpa insulin dengan melalui penggantian insulin atau adaptasi. ( Haryadi Suparto, 2004) 5. Obat anti Diabetes oral sebaiknya tidak diberikan pada Diabetes Mellitus dengan Tuberkulosis paru karena adanya efek rifampicin dan isoniazid yang mengu rangi efek obat tersebut. (Harsinen Sanusi, 2004) 6. Kadar glukosa darah yang terkontrol pada penderita Diabetes Mellitus dap at menurunkan derajat kegoyahan gigi sebesar 51,45%. (Md Ayu Lely S, 2004) 7. Melakukan penelitian lanjutan dengan menggunakan bahan aktif yang diisol asi dari buah mengkudu untuk mengetahui efeknya dalam menurunkan kadar gula dara h. (Ramadhani RB,2001) 8. Perlu dikembangkan kegiatan di kelompok-kelompok masyarakat guna meningk atkan pengetahuan kesehatan terutama gizi, sehingga masyarakat mempunyai pengeta huan dan kemampuan untuk menangani masalah kesehatan yang dihadapinya. (Yuli Kus umawati, 2006)

9. Perlunya melakukan penelitian isolasi kandungan Eugenia Polyantha dan me nguji khasiat hipoglikemianya untuk menurunkan kadar glukosa darah. (Herra Studi awan,2004) KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

1. Diabetes Mellitus merupakan penyebab kematian tertinggi di bagian instal asi rawat inap di rumah sakit di Indonesia yaitu sebanyak 3.316 kematian dengan CFR 7,9%. 2. Indonesia merupakan negara keempat setelah India, Cina dan Amerika Serik at sebagai penderita penyakit Diabetes Mellitus dengan persentase 8,4 di tahun 2 000 dan diperkirakan akan bertambah persentasenya di tahun 2030 sebesarnya 21,3% . 3. Penyebab utama terjadi Diabetes Mellitus dipengaruhi oleh tidak terkontr olnya glukosa darah akibat factor kegemukan, hipertensi, pengetahuan, life style , dan sebagainya. 4. Program Departemen Kesehatan untuk penanggulangan Diabetes Mellitus adal ah pemeriksaan kadar gula darah secara gratis bagi sejuta orang. B. Saran/ Rekomendasi1. Penanganan penyakit Diabetes Mellitus agar kiranya dapat benar-benar ditangani secara serius, sehingga dapat menurunkan angka kema tian akibat penyakit Diabetes Mellitus.2. Perlu adanya penyuluhan yang lebi h responsible tentang pentingnya kontrol gula darah di setiap individu yang memp unyai faktor risiko DAFTAR PUSTAKA Aazizah, Tanti. Pengaruh Decocta Daun Lidah B uaya (Aloe Vera L) Terhadap Kadar Glukosa Darah Kelinci yang Dibebani Glukosa. J urnal Penelitian Sains dan Teknologi Vol.6 No1, 2005. Harsinen. Diabetes Mellitus dan Tuberkulosis Paru. Jurnal medika Nusantara Volum e : 25 No : 1, 2004. Leida, I. Bahan Handout Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Makassar : Jurusan Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin.Lenny. Diabete s Gaya Hidup Buruk Pangkal Masalah. http://lifestyle.com. Akses 26 September 200 7.Mulawarmanti, D. MekanismeMolekuler Periodontitis Pada Diabetes Mellitus. Jurn al Kedokteran Gigi Volume : 1 No : 1, 2006.Rahaman, Abdul, dkk. Toksisitas dan T eratogenisitas Ekstrak Etanol Campuran (1:1) Herba Sambiloto dan Daun Salam. Maj alah Farmasi Airlangga Vol.III No.2, Agustus 2003.Saidina. Hubungan Timbal Balik Antara Periodontitis Dengan Diabetes Mellitus. Jurnal Dental Volume: 8 No: 2 ,2 003.Sapardiyah. Obat Tradisional Untuk Penyembuhan Penyakit Diabetes Mellitua Da ri Pengobat Tradisional di DKI Jakarta, Yogyakarta dan Surabaya. Jurnal Ekologi Kesehatan Volume : 2 No : 2, Agustus 2003. Suparto, H. Pengaruh Ilmu Rasa Terhadap Insulin Dependent Diabetes Mellitus. The Indonesian Journal of Public Health Volume : 1 No : 3, November 2004. Studiawan. Uji Aktivitas Penurunan Kadar Glukosa Daerah Ekstrak Daun Eugenia Pol yantha Pada Mencit Dengan Metode Aloksan. Jurnal Penelitian Medika Eksakta Vol.5 No3, 2004. ________ Profil Kesehatan Indonesia : Pencapaian Indonesia Sehat di Tahun 2001. http://bankdata.depkes.go.id. Akses 25 September 2007. ________ Memantau Diabetes Secara Mandiri. http://www.info@gizi.net. Akses 25 Se ptember 2007. Increasing of desease of periodontal tissues, which is followed by the destruct ion of the periodontal tissue, lead to tooth mobility. Theoritically, Diabetes M

ellitus (DM) is one of the predisposition factors that cause infection. DM will increase quantity of bacteria in oral, which will cause destruction in periodont al tissue, and continue to cause tooth mobility. However, well controlled DM pat iens can decrease the infection. Therefore, it is necessary to develop further s tudy which is aimed to determine the decrease the tooth mobility of Diabetes Mel litus patients who have controlled their blood glucose. This is a cohort prospective study with an Analitical Observation, the DM patien ts were collected from Persahabatan Hospital, Jakarta. The reaserch subjects are patient 40 65 years old. The Risk group was the DM patients with tooth mobility , which were 74 people, and the non Risk group was 59 people and followed for 3 months. The data was collected by examined respondent s tooth before and after stu dy with tooth examination form. Besides that, the subject answered the questionn aire to know knowledge and attitude about dental health. To know whether the Dia betes Melitus was well controlled or not this study used examination of Glycocil ated Haemoglobin A1C (HbA1C) before and after study. The results of the research showed that the tooth mobility degree for the DM con trolled group was significantly different for the decrese of the tooth mobility before and after study (p<0,0001). The Periodontal Desease was significantly dif ferent for the decrease before and after study (p<0,05), while the Oral Higiene for the two different groups was significantly different (p<0,0001), the Knowled ge about Dental Health for the two different groups was not significantly differ ent (p>0,05), and the Attitude about Dental Health for the two different groups was not significantly different (p>0,05). The Study suggests that decreasing of tooth mobility degree for Diabetic patients should control minimal ones for 3 mo nths with the examination of Glycocilated Haemoglobin A1C to reach 51,45 % decre ase ini tooth mobility degree. Key word : Tooth Mobility, Diabetics Patient, Controlled ABSTRACT Diabetes Mellitus brings health and economic consequences to the patients. The c hronic complications lead to difficulties in its management. A good and rational management could diminish th e difficulties. A research has been done with cross sectional design on April 2003 towards 61 respondents. Research instr uments are questionnaire, fasting and 2nd post-prandial blood sugar concentration. Data processing and analysing was u sing SPSS programme software for Windows 9.05 version. The result shows that most of fasting blood sugar concentr ation has poor 2hr post-prandial blood sugar concentration, while having sufficient knowledge about Diabetes Mellitus, dieting, exercising and anti-diabetic drugs. An approach is needed to obtain what kinds of effort could be carried out to lower or stabilize blood sugar concentration. Further research should focuses on other factors contributing in blood sugar concentration control, such as; attitude, tradition, faith/belief, etc. Keywords : Diabetes Mellitus, Knowledge, Blood Sugar Concentration

Anda mungkin juga menyukai