Anda di halaman 1dari 3

ABSTRAKSI

Pembangunan hukum nasional di bidang Hukum Acara Pidana, dilandasi oleh motivasi dan tujuan agar masyarakat menghayati hak dan kewajibaannya, meningkatkan pembinaan sikap para pelaksana penegak hukum sesuai dengan fungsi dan wewenangnya masing-masing ke arah tegaknya hukum, keadilan dan perlindungan terhadap harkat dan martabat manusia ketertiban serta kepastian hokum demi terselenggarnya negara hukum sesuai dengan Pancasila dan Undangundang Dasar 1945. Berbagai bentuk pertemuan baik yang bersifat koordinatif maupun yang bersifat instansional dilaksanakan dalam rangka usaha untuk menaggulangi permasalahan-permasalahan yang timbul dalam praktek penerapan KUHAP. Disamping itu guna membina kesamaan persepsi antar aparat penegak hukum, telah dikeluarkan pula berbagai bentuk petunjuk pelaksanaan/petunjuk teknis baik dalam bentuk peraturan pemerintah, Surat Keputusan Pimpinan Departemen yang bersangkutan, Surat Keputusan/Instruksi/Edaran sebagainya. Harold J. Berman lebih lanjut mengatakan pula bahwa masalah pembaharuan hukum adalah merupakan salah satu di antara banyak permasalahan hukum yang dihadapi oleh umat manusia di mana-mana terutama sekali dalam negara-negara berkembang seperti negara kita ini. Bersama antar departemen dan

Hukum berusaha untuk mengatur segla aspek kehidupan manusia dalam segala bentuknya. Oleh karena itu obyek yang diatur hukum sangat kompleks sifatnya. Hukum mengatur segala interaksi sesama manusia sebagai mahkluk sosial, hubungan manusia dengan alam beserta penciptanya. Sedemikian luas dan kompleksnya lapangan yang menjadi bidang pengaturan hukum. Berbagai perbuatan, keadaan, danperistiwa yang terjadi dalam masyarakat yang oleh pembentuk undang-undang di proyeksikan ke dalam ketentuan perundang-undangan.karena sifat manusiawinya pembentuk undang-undang, maka produk undang-undang yang dihasilkan tentu tidak akan terlepas dari kekurangan, kelemahan atau ketidak sempurnaan. Hal-hal inilah yang dalam praktek penerapan . hukum akan mengundang timbulnya berbagai permasalahan hukum. Dari segi sarana hukum ternyata dalam praktek bahwa KUHAP dalam system pengaturannya disamping tidak lengkap dan rinci ada pula ketentuan-ketentuan yang masih samar dalam perumusannya. Hal yang demikian ini menimbulkan berbagai penafsiran di kalangan aparat penegak hukum. Kesimpang siuran penafsiran itu sudah tentu akan menimbulkan dampak negatif bagi usaha mencapai kepastian hukum yang menjadi tujuan KUHAP itu sendiri. Dari segi aparat penegak hukum, ternyata dalam praktek hampir setiap instansi penegak hukum masih dihadapkan kepada kekurangan personel. Di samping kekurangan personel secara kuantitas, secara kualitas pun instansi-instansi itu masih disibukkan oleh usaha-usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis professional aparatnya.

Demikian pula keluhan karena keterbatasan fasilitas/sarana dan dana pendukung pelaksanaan tugas, masih dialami oleh setiap instansi penegak hukum. Di satu pihak mereka dituntut untuk melaksanakan tugas secara cermat, tepat, dan cepat, tetapi di pihak lain untuk memenuhi tuntutan kebutuhan hukum masyarakat, kemampuan aparat penegak hukum masih dibatasi oleh kekurangan fasilitas, sarana dan dana.

Hukum pidana jauh dari mampu dalam memberantas kejahatan, karena pemidanaan hanya akan membuat pelaku jera untuk sementara saja. Penyebabnya adalah adanya suatu perilaku yang kurang bermoral dan sadis dari aparat khususnya aparat penyidik. Perlakuan penyidik terhadap tersangka tindak pidana ternyata masih dianggap perilaku balas dendam yang tidak bermoral bukannya perilaku yang membuat tersangka tindak pidana sadar akan kesalahan yang telah diperbuatnya sehingga tidak melakukan tindak pidana lagi. Dengan adanya perlakuaan yang tidak bermoral tersebut membuat pandangan masyarakat terhadap aparat tersebut terkesan menakutkan sehingga akan memotivasi masyarakat untuk menghormati aparat karena takut bukannya menghormati aparat karena kewibawaannya sebagai penegak hukum dam pengayom masyarakat. Fenomena penyidikan yang yang dilakukan oleh aparat kepolisian terhadap para pelaku tindak pidana ternyata masih mempunyai pro-kontra dari masyarakat. Hal ini disebabkan adanya kekerasan dalam suatu tindakan penyidikan terhadap kasus tindak pidana. Maka tentunya hal ini akan banyak mempengaruhi citra atau image dari aparat itu sendiri tetang kesigapan dan kejujuran aparat dalam mengemban tanggung jawab sebagai aparat penegak hukum. Telah ditulis dalam pasal 422 KUHP

Anda mungkin juga menyukai