Anda di halaman 1dari 3

PERSPEK T I F

JUSUF SUTANTO
THE Jusuf Sutanto CENTER Email: sw@jusufsutanto.com Website: www.jusufsutanto.com

POLITIK ISTANA dan The Tao of General


Percakapan kami dengan Jusuf Sutanto masih terus berlanjut. Kali ini kami menanyakan perihal politik istana. Berikut jawaban Jusuf menurut pandangan Kearifan Kuno, bidang yang dikuasainya. MANAGERS SCOPE: Satu hal yang sering kali terjadi di organisasi termasuk perusahaan adalah politik istana. Bagaimana pandangan Anda? JUSUF SUTANTO: Politik istana adalah suatu masalah yang hampir melanda semua organisasi, tapi jarang sekali dibahas secara terbuka dan bagaimana mengatasinya. Mari kita coba membuka arsip lama dan menggali pelajaran apa yang bisa didapat dari budaya yang umurnya sudah 5000 tahun. Ada suatu syair kuno Jiao tu si zou gou peng Kalau kelincinya sudah ditangkap, Anjing pemburunya boleh direbus . MS: Kaitan syair tersebut dengan yang kami tanyakan? JS: Dalam ceritera silat Pendekar Kelana digambarkan pada peralihan Dinasti Yuan ke Ming yang sudah mulai redup perannya, sehingga ketidakpuasan ada dimanamana. Ada dua orang sahabat kental yang berjuang meruntuhkan dinasti ini yaitu Thio Kun Po dan Sheng Ie Chuan. Keduanya mempunyai ilmu silat yang tinggi dan berhati mulia, sehingga menjadi orang kepercayaan pemimpin utama pemberontak dan berhasil menjatuhkan Dinasti Yuan, maka lahirlah Dinasti Ming. Pemimpin pemberontak menjadi raja pertama dari dinasti Ming dan meminta supaya kedua orang tersebut mau membantu membangun dinasti baru. Thio Kun Po menolak karena masih mau memperdalam ilmu. Sheng Ie Chuan menerima

18

OKTOBER 2008

tawaran dan diangkat menjadi jenderal besar. Mula-mula rencana membangun pemerintahan baru, berjalan mulus karena ditangani langsung orangorang yang sudah mempunyai rekam jejak yang baik. Jenderal Sheng bisa berbuat apa saja atas nama raja. Ketika putera raja, dari permaisuri maupun selir, sudah mulai tumbuh remaja dan masing-masing mempunyai pengasuh sendiri, mulailah tumbuh benih rivalitas di istana. Ini menjadi semakin memuncak sejalan dengan bertambahnya umur putera mahkota sedangkan usia sang raja semakin uzur sehingga mau tidak mau sudah harus ada gambaran siapa yang akan menjadi penerus. Mulailah sekarang terjadi intrik di istana, saling memfitnah dan sebagainya. Semua ini bisa diatasi Jenderal Sheng yang memang dikenal selalu berada dalam jalan lurus dan mengabdi tanpa pamrih pribadi. Dalam setiap masalah yang krusial, dia selalu minta bantuan Thio Kun Po. Sheng menawarkan agar Thio mau tinggal di istana dan akan diberi jabatan tinggi. Thio selalu menolak dengan alasan masih mau belajar. MS: Bagaimana kisah selanjutnya? JS: Perkembangan waktu membuat kondisi fisik dan mental raja semakin menurun. Intrik di kalangan istana semakin menggila dengan menggu-

nakan semua cara untuk satu tujuan mendapatkan kekuasaan. Kondisi ini membuat raja meragukan Jenderal Sheng yang selama ini paling dipercaya. Pada suatu hari, raja mengirimkan satu poci anggur dan sepotong ayam untuk sang jenderal. Sesuatu yang belum pernah terjadi selama ini. Jenderal Sheng tahu di balik semua itu raja bermaksud menguji kesetiaan. Sheng masuk ke kamar, mengenakan pakaian kebesaran seorang jenderal lengkap dengan semua bintang jasa, lalu mengambil dupa dan bersembahyang ke langit. Sesudah itu dia menyantap ayam dan minum anggur yang dia tahu sudah diberi racun mematikan. Kisah ini mau menjelaskan bagaimana Kearifan Timur mengenai The Tao of General. Orang yang selama ini telah diberi kepercayaan penuh oleh raja, akan tetap setia sampai mati, meski harus mengorbankan diri sebagai kehormatan yang tertinggi bagi seorang Jenderal seperti halnya gugur di medan pertempuran bagi seorang prajurit. MS: Bagaimana nasib Thio Kun Po? JS: Thio Kun Po adalah salah satu bentuk jalan hidup yang mau selalu terlibat dalam kehidupan tapi tidak mau menghamba pada kepuasan material, pangkat dan sebagainya. Dia merasa

KARENA HANYA ORANG YANG TELAH MEMAHAMI ARTI KEHIDUPAN BISA MENJALANINYA DALAM TINGKAT SETINGGI MUNGKIN.

dalam hidup ini masih banyak yang belum diketahui dan harus dipelajari sehingga menjadikan belajar sepanjang hidup sebagai tujuan utama. Karena hanya orang yang telah memahami arti kehidupan bisa menjalaninya dalam tingkat setinggi mungkin. MS: Kalau begitu, bagaimana mengatasi masalah politik istana? JS: Pada dinasti di masa lalu, ada suatu keharusan semua putera raja dan semua pembesar membaca kitab mengenai perubahan - I Ching. Tujuannya supaya memahami situasi seperti dikatakan Konfusius ketika berdiri di tepi sungai: Semuanya mengalir pergi seperti ini, siang malam tiada henti. Dengan demikian bisa diharapkan mereka bisa berperilaku dengan sebaikbaiknya sehingga bisa meringankan raja dalam menjalankan pemerintahan.
OKTOBER 2008

19

punya uang dan bisa membeli mesin, tapi tanpa partisipasi karyawan yang telah
Meski memiliki mimpi yang sama bersama para pemimpin, maka impian itu tidak mungkin

terwujud.
Runtuhnya sebuah dinasti dianggap berasal dari kelalaian mempelajari kitab I Ching. MS: Apa relevansinya dengan syair di atas? JS: Di sinilah relevansi syair di atas tentang anjing yang boleh direbus kalau kelincinya sudah ditangkap Seperti banyak dituturkan dalam sejarah, bagaimana kuatnya hubungan antar pejuang untuk merebut sesuatu yang besar, seperti misalnya kemerdekaan. Setelah berhasil lalu sang pemimpin menyingkirkan begitu saja orang-orang yang telah membantunya. Di lingkungan perusahaan adakalanya orang yang akan disingkirkan diberi jabatan tapi tidak diberi pekerjaan sehingga harga dirinya hilang dan akhirnya mengundurkan diri. Dari pengalaman ini, maka generasi pendahulu akan mempersiapkan diri supaya jangan sampai diperlakukan begitu, misalnya dengan enggan menurunkan pengalamannya pada yang muda dan berjuang supaya dekat dengan pemimpin tertinggi. Generasi muda dalam posisi serba salah. Dari sinilah mulai muncul Politik Kantor.

MS: Bagaimana mengantisipasi agar hal itu tidak terjadi? JS: Di Barat diatasi dengan demokratisasi dan membatasi masa jabatan seorang pemimpin, misalnya tidak boleh lebih dari dua periode. Juga ada kebebasan berpendapat sehingga politik istana suatu elite yang memerintah hanya berlangsung dua periode. Di Timur orang mencoba melalui pendidikan hakikat tentang perubahan dan etika bagaimana supaya manusia bisa memberikan kontribusi dari generasi ke generasi. Keduanya adalah baik dan perlu disinergikan sehingga bisa membangun Corporate Culture dan Philosophy yang sehat. Pemilik perusahaan besar , misalnya di Jepang, mengintegrasikan kearifan ini untuk membangun falsafah perusahaan. Seluruh karyawan diajak mempunyai mimpi bersama tentang visi misalnya untuk 100 tahun mendatang. Dengan terbukanya cakrawala yang luas, masing-masing pihak tahu posisinya dimana sehingga diharapkan pro-aktif memberikan kontribusi- nya demi kesinambungan perusahaan. Peran senior diberikan tempat yang sewajarnya untuk membimbing yunior Dengan demikian maka jajaran manajemen akan tahu batas dalam

bermain politik kantor meski tak ada satu pun perusahaan bisa mengklaim bebas dari masalah ini. MS: Bagaimana peran Thio Kun Po untuk selanjutnya ? JS: Kisah ini dibuat oleh sastrawan yang memahami Taoism dan mau mengajarkan bagaimana seharusnya mengelola negara dalam perubahan yang terus terjadi dan tidak bisa dihindari. Untuk itu para pemimpin harus memahami ilmu tentang hukum-hukum yang menyebabkan perubahan. Caranya adalah dengan mengembangkan budaya belajar sepanjang hidup mulai dari raja sampai rakyat jelata. Perusahaan juga sama, akan mengalami proses perubahan dan penuaan. Karena itu diperlukan ilmu yang bukan hanya sekadar bagaimana mendapatkan untung, tapi juga bagaimana perusahaan selain survive juga berkelanjutan dan tambah maju dalam dunia yang terus berubah. Karena itu dalam manajemen muncul ilmu The Learning Organization. Namun sayang sekali latar belakang budayanya tidak disentuh sehingga nasibnya hanya akan seperti TQC yang diajarkan tanpa latar belakang budaya Jepang.

20

OKTOBER 2008

Anda mungkin juga menyukai