Anda di halaman 1dari 6

Nobel untuk penemu teknik bayi tabung

Robert Edwards bersama bayi tabung pertama di dunia Louise Brown Imuwan Inggris Robert Edwards, tokoh yang menciptakan pengobatan fertilitas manusia dengan teknik IVF, menerima hadiah Nobel untuk bidang kedokteran. Upaya yang dimulai pada tahun 1950 an, 1960 an dan tahun 1970 an berakhir dengan "bayi tabung" pertama di dunia pada bulan Juli 1978. Sejak itu hampir empat juta bayi dilahirkan dengan teknik IVF tersebut. Komite hadiah Nobel mengatakan prestasinya itu memungkinkan pengobatan untuk kemandulan, satu kondisi medis yang melanda 10% pasangan di seluruh dunia.

Bapak kesuburan
Profesor Robert Edwards, 85 tahun, memulai dasar penelitiannya itu hampir lima puluh tahun lalu. Dia kemudian sadar bahwa pembuahan di luar tubuh manusia bisa menjadi pengobatan masalah kesuburan. Ilmuwan lain sebelumnya berhasil membuktikan bahwa sel telur kelinci bisa dibuahi di dalam tabung ketika ditambah sperma yang meningkatkan reproduksi mereka. Profesor Edwards, bersama dengan Patrick Steptoe yang meninggal tahun 1988, kemudian terus memperbaiki teknik ini dengan menerapkannya pada manusia.

IVF adalah pembuahan sel telur dan sperma di luar tubuh manusia Sukses yang diraih keduanya itu membuat kemungkinan pasangan tidak subur menjadi satu banding lima setelah melewati serangkaian proses IVF, hampir sama dengan pasangan subur yang menjalani pembuahan secara alami. Pasangan ilmuwan ini mendapat berbagai tantangan dalam melakukan penelitian itu seperti tentangan dari gereja dan pemerintah serta sikap skeptis dari sesama ilmuwan. Mereka juga kesulitan mencari dana untuk membiayai penelitian itu dan harus bergantung pada dana yang disumbangkan dari sumber di luar pemerintah. Namun mereka kemudian berhasil mengembangkang "satu tonggak dalam dunia kesehatan modern", ujar Dewan Hadiah Nobel di Institut Karolinska Swedia.

Memberi harapan besar


"Sekarang visi Robert Edwards adalah satu kenyataan dan membawa kebahagiaan bagi seluruh orang tak subur di dunia," ujar dewan. Profesor Edwards sendiri sekarang sedang sakit sehingga tidak bisa mengeluarkan pernyataan kepada media. "Sayang sekali, Profesor Edwards sedang tidak sehat saat ini," ujar anggota komite Nobel Goran Hansson di acara jumpa pers. "Saya telah berbicara dengan istrinya dan dia gembira. Dia yakin suaminya juga akan gembira." Bayi tabung pertama, Louise Brown yang sekarang berusia 32 tahun, mengatakan: "Ini berita yang sangat bagus. Ibu dan saya sangat gembira bahwa salah satu pendahulu IVF mendapat penghargaan yang memang pantas diterima. "Kami sangat menyayangi Bob dan dengan gembira mengucapkan selamat kepada dia dan keluarga." Profesor Basil Tarlatzis, mantan presiden Federasi Masyarakat Fertilitas Internasional, mengatakan: "Ini adalah penghargaan yang memang sudah pantas. "IVF membuka harapan baru bagi jutaan empat juta pasangan di seluruh dunia. "Edwards dan Steptoe merupakan pendahulu dan hadiah Nobel tidak hanya menghargai penelitian mereka tetapi sains reproduksi. "Setelah keberhasilan proyek mereka, Robert kemudian mengembangkan reproduksi buatan".

Wanita AS Lahirkan Bayi dari Embrio Beku Selasa, 12/10/2010, 14:38 WIB Bayi laki-laki dari embrio yang sudah dibekukan selama 20 tahun, Mei lalu dilahirkan seorang wanita di Amerika Serikat. Menurut laporan Majalah Fertility and Sterility, hal ini merupakan kejadian unik dan pertama kali terjadi. foto medicaltourismco.com Selama ini belum pernah ada bayi lahir dalam keadaan sehat dari embrio yang telah beku sekian lama. Adalah Dokter Sergio Oehninger dari Jones Institute for Reproductive Medicine, Eastern Virginia Medical School yang telah menangani perawatan pada ibu bayi berusia 42 tahun itu selama sepuluh tahun. Lantaran mengalami infertilitas, perempuan yang dirahasiakan identitasnya itu terpaksa membekukan embiro janinnya selama 19 tahun 7 bulan di institut tersebut. Dokter Oehninger memang dikenal sebagai pakar "bayi tabung". Dialah salah satu dokter yang membantu kelahiran Elizabeth Carr Comeau yang menjadi bayi tabung pertama di dunia pada 1981. Kini Comeau telah menikah dan bekerja sebagai produser berita untuk situs Web The Boston Globe. TEKNIK BAYI TABUNG Sebutan bayi tabung bagi embiro yang awalnya dipertemukan di luar rahim, menurut Dokter Oehniger sebenarnya tidak tepat. Istilah yang tepat adalah "in-vitro fertilization" karena kelahiran mereka terjadi ketika sel telur dan sel sperma orang tua mereka bergabung dalam cawan petri, bukan tabung reaksi. Kemudian setelah menjadi embrio akan diikatkan ke rahim ibunya hingga tumbuh sempurna. (ans/der Bayi tabung atau fertilisasi (pembuahan) in vitro adalah suatu teknik pembuahan dimana sel telur (ovum) dibuahi di luar tubuh wanita. Proses pembuahan dilakukan dalam sebuah tempat khusus sejenis tabung atau cawan petri berisi medium kultur. Tabung tersebut dikondisikan sedemikian rupa sehingga menyerupai tempat pembuahan yang asli yaitu rahim wanita. Prinsip bayi tabung sebenarnya tak serumit yang dibayangkan. Tim dokter hanya membantu mempertemukan sel telur dari sang ibu dan sel sperma dari sang ayah agar terjadi pembuahan. Prosesnya mula-mula dengan melakukan pengambilan sel telur dari wanita yang baru saja mengalami ovulasi (pelepasan sel telur dari indung telur) dengan menggunakan suatu alat khusus Kemudian sel telur yang diambil tadi dibuahi dengan sperma yang sudah dipersiapkan dalam tabung yang suasananya dibuat persis seperti dalam rahim.

Hasil pembuahan dipelihara beberapa saat dalam tabung tersebut sampai pada suatu saat tertentu akan ditanam kembali ke dalam rahim wanita tersebut. Selanjutnya diharapkan embrio akan tumbuh sebagaimana layaknya di dalam rahim wanita dan wanita tersebut akan mengalami kehamilan dan perkembangan selama kehamilan seperti biasa. Ada dua metode dalam proses bayi tabung, yaitu konvensional dan injeksi sperma intra sitoplasma (Intra Cytoplasmic Sperm Injection/ICSI). Dua metode ini dilakukan dengan berbagai pertimbangan yang berbeda. Metode konvensional dilakukan jika berdasarkan pertimbangan medis, sel sperma masih dapat berenang dan membuahi sendiri sel telur. Pada teknik ini pertama dilakukan perangsangan indung telur (superovulasi). Perangsangan berlangsung 5-6 minggu sampai sel telur dianggap cukup matang untuk "dipetik". Selanjutnya, sel telur diambil dengan tuntunan alat ultrasonografi melalui vagina. Ketika sel telur tersebut disimpan dalam inkubator, sperma dikeluarkan, dibersihkan, lalu diambil sekitar 50.000 - 100.000 sperma. Sperma tersebut disebarkan di sekitar sel telur dalam sebuah wadah khusus. Dari sinilah kemungkinan nama bayi tabung berasal, karena pembuahan berlangsung dalam sebuah tabung. Sel telur yang telah dibuahi, ditandai dengan adanya dua sel inti, segera membelah menjadi embrio. Maksimal empat embrio yang berkembang ditanamkan ke rahim. Proses selanjutnya tak jauh berbeda dengan kehamilan biasa. Tingkat keberhasilan metode ini sekitar 15% dan jika pertimbangan teknis maupun fisiologis tak memungkinkan metode konvensional maka metode ICSI adalah pilihan terakhir.Berbeda cara konvensional, pada ICSI hanya dibutuhkan satu sperma dengan kualitas terbaik. Sperma "jagoan" itu, melalui pipet khusus, akan disuntikkan ke dalam satu sel telur yang juga terbaik. Metode ini umumnya dilakukan terhadap sperma bermasalah, misalnya jika jumlah sperma motil setelah preparasi kurang dari normal (500.000 buah). Sel telur dibuahi oleh satu sel sperma yang disuntikkan oleh jarum khusus. Sel sperma tak perlu bersusah payah berenang menembus dinding sel telur. Setelah pembuahan terjadi dan embrio terbentuk, dilakukan "penanaman" dalam rahim. Dengan teknik ini, keberhasilan bayi tabung meningkat menjadi 30 - 40%, terutama pada pasangan usia subur. Masalah biaya, penggunaan metode ICSI cenderung sedikit lebih mahal dibandingkan metode konvensional.Program bayi tabung ini memang relatif mahal. Selain membutuhkan peralatan berteknologi tinggi, harga obat-obat stimulasinya juga bisa mencapai Rp 18-20 jutaan. Karena belum diproduksi di dalam negeri, obat-obatan tersebut semuanya harus didatangkan dari luar negeri. Biaya program bayi tabung ini berkisar antara Rp 30-50 juta. Beberapa rumah sakit di Indonesia yang telah berhasil dengan program ini diantaranya RS Anak & Bersalin Harapan Kita Jakarta, RSUPN Cipto Mangunkusumo Jakarta, RS Hasan Sadikin Bandung, RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Pasangan suami istri yang berminat mengikuti program bayi tabung ini harus memenuhi beberapa persyaratan. Antara lain, mereka adalah pasangan suami istri sah, sudah menikah 12 bulan atau lebih, usia istri harus di bawah 42 tahun, dan mengikuti pemeriksaan fertilitas. Mereka juga sudah mendapatkan konseling khusus mengenai program fertilisasi in vitro, prosedur, biaya, kemungkinan keberhasilan atau kegagalan serta komplikasinya, siap biaya serta siap hamil, melahirkan, dan memelihara bayinya.

Jika melihat faktor kesuburan, untuk wanita idealnya berumur antara 30-35 tahun. Artinya, pada umur-umur tersebut persentase keberhasilan program bayi tabung lebih tinggi jika dibandingkan usia wanita yang lebih tua (36-40 tahun).Hampir seperempat abad sudah usia teknologi kedokteran bayi tabung sehingga banyak perkembangan yang sudah dicapai dan kian hari semakin menjanjikan. Teknologi ini terbukti sangat membantu pasangan suami istri yang mengalami kesulitan untuk memperoleh keturunan. Hanya masalah biaya masih menjadi kendala utama dalam penerapan teknologi ini.

Anda mungkin juga menyukai