Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
AKUNTASI BIAYA
***
PUTRA BANGSA
KEBUMEN 2011 0
AKUNTANSI BIA A
2. Alokasi biaya overhead departemen pembantu ke departemen produksi.Disini ada dua macam metode : a) Metode langsung b) Metode alokasi bertahap,yang terdiri ari : 1. Metode alokasi kontinu 2. Metode Aljabar 3. Metode urutan alokasi yang diatur 3. Perhitungan tarif pembebanan biaya overhead perdepartemen PENYUSUNAN ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK PER DEPARTEMEN Ada 4 Tahap: a) Penaksiran biaya overhead langsung departemen atas dasar kapasitas yang direncanakan untuk tahun anggaran b) Penaksiran biaya overhead tidak langsung departemen c) Distribusi biaya overhead tidak langsung departemen ke departemen yang menikmati manfaatnya. d) Menjumlah biaya overhead pabrik per departemen( langsung maupoun tidak langsung) untuk mendapatkan anggaran biaya overhead pabrik per depatemen ( baik departemen produksi maupun pembantu.) a) Penaksi an biaya overhead lan sun departemen atas dasar kapasitas yan direncanakan untuk tahun an aran Biaya overhead pabrik langsung departemen(direct departemental expenses) adalah jenis biaya overhead pabrik yang terjadi atau dapat langsung dibebankan kepada departemen tertentu. Contoh: Upah tenaga kerja tidak langsung di departemen cetak merup akan bop langsung departemen tersebut, Contoh lain BOP langsung departemen ini adalah biaya bahan penolong, gaji mandor, lembur karyawan dan biaya penyusutan suatu departemen. Dalam penyusunan anggaran biaya overhead pabrik per departemen,langkah pertama adalah dengan menaksir berapa biaya overhead langsung departemen pada tingkat kapasitas yang direncanakan. b) Penaksiran biaya overhead tidak lan sun departemen Adalah jenis biaya overhead pabrik yang manfaatnya dinikmati lebih dari satu departemen. Contoh BOP tidak langsung departemen antara lain gaji pengawas departemen, biaya penyusutan gedung pabrik, biaya perbaikan dan pemeliharaan gedung.Biaya depresiasi gedung (misal gedung percetakan) manfaatnya dinikmati oleh depatemen pengesetan,departemen cetak dan departemen penjilidan. Dalam perhitungan tarif biaya overhead pabrik per departemen produksi,biaya overhead tidak langsung harus didistribusikan lebih dulu ke departemen yang menikmati manfaatnya atas dasar distribusi tertentu berikut ini:
c) Distribusi biaya o erhead tidak langsung departemen ke departemen yang menikmati manfaatnya Untuk penentuan tarif, B P tak langsung departe en harus didisjribusikan kepada departe en-departe en yang menikmati manfaat berdasarkan salah satu dasar distribusi diatas d) Menjumlah biaya o erhead pabrik per departemen Setelah B P tak langsung departemen didistribusikan kepada departemen departemen yang menikmati manfaat jasa departemen pembantu, langkah berikutnya adalah menjumlahkan taksiran B P langsung dan tidak langsungdepartemen dalam tiap-tiap departemen. B P per departemen ini kemudian dipisahkan menurut perlakunya dalam hubungannya dengan perubahan v lume kegiatan kedalam B P tetap dan B P variabel.
PABRIK
DEPARTEMEN
PEMBANTU
KE
Setelah anggaran BOP per departemen disusun langkah berikutnya adalaHh mengalokasikan BOP departemen pembantu ke departemen produksi yang menikmati manfaat jasa departemen pembantu. Alokasi BOP departemen pembantu ke departemen produksi dapat dilakukan dengan salah satu dari dua cara berikut yaitu Metode Alokasi Langsung (direct allocation methods dan Metode Alokasi Bertahap (step methods . 1. Metode Alokasi Langsung (direct allocation methods) Dalam metode ini, BOP departemen pembantu dialokasikan ke tiap departemen produksi yang menikmatinya. Metode alokasi langsung digunakan apabila jasa yang dihasilkan oleh departemen pembantu hanya dinikmati oleh departemen produksi saa. Dalam metode ini j tidak ada departemen pembantu yang memanfaatkan jasa departemen pembantu lain. 2. Metode Alokasi Bertahap (step allocation methods) Metode bertahap ini digunakan apabila jasa yang dihasilkan departemen pembantu tidak hanya produksi saja, tetapi juga dapat dimanfaatkan atau departemen pembantu yang lain. Misalnya departemen pembangkit listrik yang memasok listrik yang tidak hanya untuk departemen produksi saja, tetapi juga untuk departemen pembantu lain. Begitu juga sebaliknya departemen listrik menerima jasa perbaikan dan perawatan dari departemen bengkel. Oleh karena itu pada metode ini, sebelum BOP di dua departemen pembantu tersebut dialokasikan ke departemen produksi, perlu diadakan alokasi BOP antar
3
departemen pembantu yang saling menikmati jasa tersebut. Sehingga alokasi BOP dari departemen pembantu ke departemen produksi dilakukan secara bertahap, dengan terlebih dahulu mengalokasikan BOP antar departemen pembantu yang baru kemudian dilanjutkan dengan mengalokasikan BOP departemen pembantu ke departemen produksi. Metode alokasi bertahap dapat dibagi menjadi dua metode : a) Metode alokasi bertahap yang mempertimbangkan transfer jasa timbal balik antar departemen pembantu. Dalam metode yang memperhitungkan transfer jasa timbal balik ini terdapat beberapa metode yang dapat digunakan, yaitu: Metode Alokasi Kontinyu (continous allocation methods) dan Metode Aljabar (algebraic methods) b) Metode alokasi bertahap yang tidak mempertimbangkan transfer jasa timbal balik antar departemen pembantu. Dalam metode yang tidak memperhitungkan transfer jasa timbal balik ini, metode alokasi yang digunakan adalah Metode Urutan Alokasi yang Diatur (specified order of closing) ( Adapun contoh ada pada halaman 227 -229 ,Akuntansi Biaya ,Oleh Mulyadi)
METODE ALOKASI BERTAHAP YANG MEMPERHITUNGKAN JASA TIMBAL BALIK ANTAR DEPARTEMEN PEMBANTU
Berbeda dengan metode alokasi langsung, dimana BOP departemen pembantu dialokasikan ke departemen produksi secara langsung, tanpa memperhitungkan jasa yang dinikmati oleh antar departemen pembantu sendiri Metode alokasi bertahap ini digunakan apabila antar departemen pembantu terdapat transfer jasa secara timbal balik dan di dalam pembuatan tarif BOP transfer jasa timbal balik ini akan diperhitungkan, maka perlu dilakukan alokasi BOP antar departemen pembantu, sebelum BOP departemen pembantu dialokasikan seluruhnya ke departemen produksi. Untuk mengikuti uraian dalam pembahasan ini dengan baik, dalam pembahasan ini perlu diadakan pembedaan istilah yang akan dipakai. Istilah yang menggambarkan pembagian BOP tak langsung departemen kepada departemen-departemen yang menikmati manfaatnya,baik departemen produksi maupun departemen pembantu adalah distribusi BOP. Setelah biaya langsung dan tidak langsung departemen dikelompokkan dalam masingmasing departemen, langkah selanjutnya adalah membagikan BOP departemendepartemen pembantu ke departemen-departemen produksi (metode langsung) atau kepada departemen pembantu lain dan departemen produksi (metode bertahap). Istilah yang digunakan untuk menggambarkan pembagian BOP departemen pembantu ke departemen produksi atau dari departemen pembantu ke departemen pembantu kin dan departemen produksi adalah Alokasi BOP. Untuk keperluan penentuan tarif BOP, jumlah BOP departemen produksi setelah alokasi BOP dari departemen pembantu kemudian dibagi dengan dasar pembebanan yang dipakai pada masing-masing departemen produksi. Atas dasar tarif ini BOP dibagikan kepada produk di departemen produksi. Istilah yang digunakan untuk menggambarkan pembagian BOP di departemen produksi kepada produk adalah Pembebanan BOP. Untuk menggambarkan perbedaan istilah distribusi, alokasi dan pembebanan BOP digambarkan pada gambar
Jika antar dua departemen pembantu terjadi transfer jasa secara timbal balik,maka tarif alokasi biaya departemen pembantyu yang satu belum dapat dihitung,sebelum ada alokasi biaya dari departemen pembantu yang lain, dan sebaliknya .Untuk memecahkan lingkaran setan ini digunakan salah satu dari dua metode berikut : metode alokasi kontinu dan metode aljabar
METODE ALOKASI KONTINU
Metode alokasi Kontinyu (continuous allocation methods. Dalam metode ini, BOP departemen-departemen pembantu yang saling memberikan jasa dialokasikan secara terus menerus, sehingga jumlah BOP yang belum dialokasikan menjadihabis atau sampai jumlah yang tak berarti. Metode Aljabar (algebraic methods Dalam metode ini, jumlah biaya tiap departemen pembantu dinyatakan dalam persamaan aljabar
CONTOH
PT. Rifani memiliki 3 Departemen Produksi, yaitu departemen A, departemen B dan departemen C serta 2 departemen pembantu, yaitu departemen X dan Departemen Y. Taksiran BOP dan taksiran kapasitas dari tiap departemen adalah sebagai berikut :
Taksiran Kapasitas Dept A : 100.000 JKL Dept B : 25.000 JM Dept C : Rp 36.000.000 Perbandingan Service atau jasa yang diberikan oleh departemen pembantu X dan Y kepada departemen produksi adalah sebagai berikut:
Dari soal diatas perhitungan tarif BOP untuk tiap departemen produksi (A, B, C) dengan menggunakan metode : a. Metode alokasi kontinyu b. Metode aljabar Sebagai berikut: a. Metode alokasi kontinyu
b. Metode aljabar Jumlah biaya departemen pembantu dinyatakan dalam persamaan aljabar. Misal X=jumlah biaya departemen X setelah menerima alokasi biaya dari departemenY Y= jumlah biaya departemen Y setelah menerima alokasi biaya dari departemen X Maka: X = Rp 3.046.000 + 10 % Y Y = Rp 5.000.000 + 15 % X Penyelesaian lanjutannya: X = Rp 3.046.000 + 10 % (5.000.000 + 15 % X)
6
= Rp 3.046.000 + 500.000 + 0,015 X = Rp 3.546.000 + 0,015 X X - 0,015 X = Rp 3.546.000 0.985 X = Rp 3.546.000 X = Rp 3.600.000 Y = Rp 5.000.000 + 15 % (3.600.000) = Rp 5.000.000 + 540.000 Y = Rp 5.540.000
METODE ALOKASI BERTAHAP YANG TIDAK MEMPERHITUNGKAN TRANSFER JASA TIMBAL BALIK ANTAR DEPARTEMEN PEMBANTU
Dalam praktek metode Aljabar dan metode alokasi kontinu sering menimbulkan kesulitan dalam perhitungan bila perusahaan memiliki banyak departemen pembantu.Maka dalam praktek metode alokasi bertahap yang banyak digunakan adalah metode urutan alokasi yang diatur(specified order of closing) yang mempunyai karakteristik: 1. Biaya overhead departemen pembantu dialokasikan secara bertahap. 2. Alokasi biaya overhead departemen pembantu diatur urutannya sehingga arus alokasi biaya menuju ke satu arah. 3. Pedoman umum di dalam mengatur urutan alokasi biaya overhead departemen pembantu sbb: a) Biaya overhead departemen pembantu yang jasanya paling banyak dipakai oleh departemen lain,dialokasikan pada urutan yang pertama. b) Urutan alokasi biaya dapat juga didasarkan pada urutan besarnya biya overhead dalam masing-masing departemen pembantu. c) Departemen pembantu yang paling banyak menerima jasa dari departemen pembantu lain,diletakan paling akhi r dalam proses alokasi biaya overhead. 4. Selama melakukan alokasi biaya overhead harus diperhatikan pedoman umum berikut: a) Tidak diadakan alokasi biaya overhead ke dalam departemen yang biaya overhead nya telah habis dialokasikan ke departemen lain.
7
b) Departemen pembantu yang saling memberikan jasa,bila jumlahnya tidak material dan saling mengkompensasi ,tidak diadakan alokasi biaya overhead kedalamnya. Perhatikan gambar dibawah : ALOKASI BIAYA OVERHEAD DEPARTEMEN PEMBANTU dengan METODE URUTAN ALOKASI YANG DIATUR Departemen Pembantu Departemen Produksi Dep . A Dep . B Dep. C Dep . X Dep . Y
( 1)
( 1)
(2)
( 3)
( 3)
ALOKASI BIAYA OVERHEAD DEPARTEMEN PEMBANTU YANG MEMPERHITUNGKAN JASA TIMBAL BALIK ANTAR DEPARTEMEN PEMBANTU Departemen Pembantu Departemen Produksi Dep . A Dep . B Dep. C Dep . X Dep . Y
= Arah alokasi biaya overhead pabrik,( ) angka urutan alokasi biaya = Biaya overhead pabrik
8
2.094.000
Selisih Kapasitas Kapasitas normal Kapasitas sesunguhnya yang terjadi Selisih Kapasitas Tarif biaya overhead tetap Selisih Kapasitas Selisih bersih biaya overhead tahun 20xx
Selisih anggaran
Rp298.150 Ru i)
Rp79.150 Laba)
Urutan pencatatan biaya overhead pabrik dalam metode variable costing,disajikan jurnaljurnal untuk mencatat transaksi yang bersangkutan dengan biaya overhead berdasar data( buku Mulyadi halaman 256 ).Setiap jurnal diberi nomor urut dan untuk memudahkan pemahaman prosedur pencatatan biaya overhead pabrik berikut ini,nomor jurnal dicantumkan dalam Gambar Jurnal #1 Pencatatan Biaya Overhead Pabrik Variable yang Dibebankan Departemen Produksi Pencatatan BOP yang Sesungguhnya Terjadi di Departemen Pembantu dan Departemen Produksi Pencatatan Pemisahan BOP ke dalam Biaya Tetap dan Biaya Variable. Alokasi Biaya Overhead departemen Pembantu ke Departemen Produksi. Penutupan Rekening BOP Variable yang Dibebankan ke Rekening BOP Variable Sesungguhnya. Penutupan Rekening BOP Variable Sesungguhnya ke Rekening Rugi Laba. Penutupan Rekening BOP Tetap Sesungguhnya ke Rekening Rugi Laba
10
Jurnal #2
Jurnal #6 Jurnal #7
Biaya Overhead Pabrik Biaya Overhead Pabrik Tetap Sesungguhnya Departemen Sesungguhnya Listrik Departemen Listrik
Re-Chart By ESP
Jurnal #4
Jurnal #3a
Jurnal #4
Ru i Laba
Jurnal #2
Jurnal #5
Jurnal #1
Jurnal #6 Jurnal #3b Biaya Overhead Pabrik Variable Sesungguhnya Departemen B Biaya Overhead Pabrik Variable Yang Dibebankan Departemen B Barang Dalam Proses BOP Variable Departemen B
Jurnal #5
Jurnal #1
Jurnal #6
Jurnal #7
Jurnal #3c
Jurnal #7
Selesai
Sumber Penulisan Tugas : 1. Akuntansi Biaya-Bab VIII,Departentalisasi Biaya Overhead Pabrik, Mulyadi 2. Sumber lain
11
Gambar-Pencatatan
Biaya Overhead Pabrik Departemen Pembantu,BOP yan an dibebankan,Penutupan Rekenin biaya Overhead Variable yan dibebankan,Selisih BOP d Penutupan Rekenin BOP Tetap
Alokasi
12