Anda di halaman 1dari 9

KAIDAH DASAR

BERINTERAKSI DENGAN AL-QURAN









Makalah Ini Disusun Guna memenuhi Tugas
Mata Kuliah Ulumul Quran
Dosen pengampu: DR. H. Moh Abdul Kholiq Hasan, MA,M.Ed
Disusun oleh:
1. Danik Arumi Damayanti (26.10.3.1.045)
2. Dewi Sartika (26.10.3.1.058)
3. Desti Hentya sari (26.10.3.1.069)

JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
SURAKARTA
2011


BAB I
PENDAHULUAN
Al Quran adalah kalamullah, firman Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad
selama 23 tahun.Ia adalah kitab suci umat Islam yang merupakan sumber petunjuk dalam beragama
dan pembimbing dalam menjalani kehidupan dunia dan akhirat.
Oleh karena itu, merupakan suatu kewajiban bagi seorang muslim untuk selalu berinteraksi
aktif dengan Al Quran, menjadikan sebagai sumber inspirasi, berfikir dan bertindak. Membaca Al
Quran merupakan langkah pertama dalam berinteraksi dengannya, kemudian diteruskan dengan
tadabbur yaitu dengan merenungkan dan memahami maknanya sesuai petunjuk salafus shahih, lalu
mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, kemudian dilanjutkan dengan mengajarkannya.
Disamping itu, itu juga dianjurkan menghafalnya dan menjaga hafalan tersebut agar jangan
terlupakan, karena hal itu merupakan salah satu bukti nyata bahwa Allah SWT berjanji akan
manjaga Al Quran dari perubahan dan penyimpangan seperti kitab-kitab yang diturunkan
sebelumnya.














BAB II
PEMBAHASAN
Kaidah Berinteraksi dengan Al-Quran

A. Menghafal Al-Quran
Diantara karakteristik Al-Quran adalah ia merupakan kitab suci yang mudah untuk
dihafal, diingat dan dipahami.
Ayat-ayat Al-Quran mengandung keindahan dan kemudahan untuk dihafal bagi
mereka yang ingin menghafalnya dan menyimpannya dalam hati.
Kita melihat ribuan bahkan puluhan ribu kaum muslimin yang menghafal Al-Quran
dan mayoritas dari mereka adalah anak-anak yang belum menginjak usia baligh. Dalam usia
yang masih belia itu mereka tidak mengetahui nilai kitab suci. Namun, penghafal Al-Quran
terbanyak adalah dari golongan usia mereka.
Jika dilihat perhatian orang-orang Kristen terhadap kitab suci mereka maka didapatkan
tidak seorangpun dari mereka yang hafal isinya walaupun hanya seperempatnya saja baik ia
seorang rahib, pendeta, uskup maupun seorang kardinal. Berbeda dengan Al-Quran banyak
saudara-saudara kita dari India, Pakistan, Bangladesh, Afganistan, Turki, Snegal dan muslim
Asia Afrika Lainnya yang hafalannya bagus padahal mereka tidak memahami bahasa Arab.
Di antara keistimewaan Al-Quran adalah ia merupakan kitab yang dijelaskan dan
dimudahkan untuk dihafal, seperti yang telah dijelaskan dalam karakteristik-karakteristiknya.
Oleh karena ia, dipahami secara global oleh yang kecil dan yang besar, yang berpendidikan
dan yang tidak, dan setiap orang mengambil pemahaman darinya sesuai dengan
kemampuannya. Perlu dikatakan disini, saat dia belajar di Al- kuttab (Madrasah penghafal
Al-Quran), dia pernah membaca kisah-kisah Al-Quran dan nasehatnya dan dia mengetahui
ibrah umum dari kisah-kisah itu, meskipun dia tidak mencapai makna-makna yang
terkandung dalam redaksi Al-Quran, hukum-hukumnya dan hal-hal semacam itu.
Kejadian yang lain adalah saat dia mengulang hafalan surat Ash-shafat kepada syekh
kuttab, dia yaitu syekh Hamid. Dalam surat itu terdapat banyak kisah para Rasul dan
diantaranya adalah kisah Nabi Luth a.s. dan kaumnya yang dihancurkan oleh Allah SWT dan
dibinasakan dengan azab-Nya. Allah SWT berfirman :
f.Bd.1MBbf=
oHN0b0..o0Nfbo
AMBbBMvT
M.JBb)Nf.MJM`1
PvVHBB).NA0.1fV

Sesungguhnya Luth benar-benar salah seorang rasul.(Ingatlah) ketika kami selamatkan dia dan
keluarganya (pengikut- pengikutnya) semua, Kecuali seorang perempuan tua (isterinya yang
berada) bersama-sama orang yang tinggal. Kemudian kami binasakan orang-orang yang lain. Dan
Sesungguhnya kamu (hai penduduk Mekah) benar-benar akan melalui (bekas-bekas) mereka di
waktu pagi, Dan di waktu malam. Maka apakah kamu tidak memikirkan? , yang dimaksud dengan
orang-orang yang lain yaitu mereka yang tinggal di kota yang tidak ikut bersama Luth a.s.
Di antara manfaat menghafal Al-Quran pada masa kanak-kanak adalah meluruskan
lidah, membaca huruf dengan tepat, dan mengucapkan dengan makhraj hurufnya, sehingga
membaca Al-Quran dengan fasih tidak seperti orang awam. Sayangnya, sebagian pendidik
ada yang kurang fasih dalam membaca huruf jim, tidak mengeluarkan lidah saat membaca
tsa, dzal, zha dan lainnya, tidak menebalkan huruf-huruf izhar yang terkenal kha, shad, dhadh,
tha, zha, ghain dan qaf, kapan harus menebalkan huruf rad an kapan menipiskannya, juga
seperti huruf lam dalam kata Allah, dan kapan ditipiskan. Dengan menghafal Al-Quran dan
membacanya dengan baik sejak kecil, membuat lidah kita menjadi lembut sehingga itu
menjadi tabiat kita yang kedua.

1. Keutamaan Menghafal Al-Quran
Banyak hadis Rasulullah saw yang mendorong untuk menghafal Al-Quran atau
membacanya diluar kepala, sehingga hati seorang individu muslim tidak kosong dari sesuatu
bagian dari kitab Allah SWT. Dan Rasulullah saw memberikan kehormatan kepada orang-
orang yang mempunyai keahlian dalam membaca Al-Quran dan menghafalnya,
memberitahukan kedudukan mereka dan mengedepankan mereka dibandingkan orang lain.
Para Penghafal Al-Quran dari Kalangan Sahabat
Banyak terdapat hadis yang berbicara tentang keutamaan orang yang membaca Al-
Quran dan menghafalnya.Seorang penghafal dinamakan al-qarri, sementara kalangan
penghafal dinamakan al-qurra dan, kadang-kadang diungkapkan dengan kata al-jamu.
Al-Bukhari meriwayatkan dari qatadah, Aku bertanya kepada Anas bin Malik,
Siapa yang menghafal Al-Quran pada masa Rasulullah saw? Ia menjawab, Empat orang,
seluruhnya dari kalangan Anshar, yaitu Muadz, Ubay bin Kaab, Zaid bin Tsabit, dan Abu
Zaid (salah satu paman Anas).
Dalam riwayat yang lain Anas berkata, Ketika Rasulullah saw, wafat, hanya ada
empat orang yang hafal Al-Quran, yaitu Abud Darda, Muadz bin Jabal, Zaid bin Tsatbit,
dan Abu Zaid.
Riwayat ini bertentangan dengan riwayat lainnya dari dua segi.Pertama,
menggunakan redaksional hashr pembatasan pada empat orang. Kedua, menyebut Abud
Darda sebagai ganti Ubay bin Kaab.
Tentunya pada masa sahabat, jumlah penghafal Al Quran tidak sebanyak pada masa
sekarang ini karena mereka mempelajari Al Quran sekaligus ilmu dan amalnya. Oleh karena
itu, Umar mengatakan bahwa jika seseorang telah mempelajari surat Al Baqarah dan Al
Imran, maka ia telah tampak terhormat. Artinya ia menjadi orang yang mempunyai
kehormatan dan kedudukan di mata mereka. Saat Umar menhatamkan surat Al Baqarah, ia
menyembelih unta sebagai ucapan syukur kepada Allah SWT atas nikmat itu.
2. Etika Para Penhafal Al Quran
Dalam menghafal Al Quran, ada etika-etika yang harus diperhatikan.Para penghafal
Al Quran mempunyai tugas yang harus dijalankan, sehingga mereka benar-benar menjadi
keluarga Al Quran.Rasulullah pernah berkata tentang mereka yang artinya Allah
mempunyai keluarga dari kalangan manusia.para sahabat bertanya, Ya Rasulullah,siapakah
mereka?Beliau menjawab, ahli Al Quran. Mereka adalah keluarga Allah SWT dan orang-
orang dekat-Nya.
1
Selalu bersama Al Quran
Diantara etika itu adalah selalu bersama Al Quran, sehingga Al Quran tidak hilang
dari ingatannya.Caranya, dengan terus membacanya melalui hafalan, dengan membaca dari
mushaf, atau mendengarkan pembacaannya dari radio atau kaset rekaman.Berkat nikmat
Allah SWT dibeberapa Negara Islam terdapat siaran Al Quranul Karim yang memberikan
perhatian pada pembacaan Al Quran, tajwid dan tafsirnya.
Ibnu Umar r.a. mengatakan bahwa nabi Muhammad saw berkata, yang artinya
perumpamaan orang yang hafal Al Quran adalah seperti pemilik unta yang terikat. Jiak ia
terus menjaganya, maka ia dapat terus memegangnya. Dan jika ia lepaskan maka ia akan
segera pergi.(HR. Bukhari dan Muslim).
Penghafal Al Quran harus menjadikan Al Quran sebagai temannya dalam
kesendiriannya, serta penghiburnya dalam kegelisahannya sehingga ia tidak berkurang dari
hafalannya.
Berakhlak dengan Akhlak Al Quran
Orang yang menghafal Al Quran hendaklah berakhlak dengan akhlak Al Quran
seperti halnya Nabi Muhammad saw. Aisayah.r.a. pernah ditanya tentang akhlak Rasulullah
saw. Ia menjawab Akhlak Nabi saw adalah Al Quran.
2.

1
DR. Yusus Al Qaradhawi.1999.berinteraksi dengan Al Quran.Jakarta:Gema Insani.Dinukilkan dari hadis
diriwayatkan oleh Ahmad dan An NasaI dalam Al Kubra, Ibnu majah (215,dan Al Hakim (1/556).Lihat
Shahih Al Jami ash shagir(2165)
2
DR. Yusus Al Qaradhawi.1999.berinteraksi dengan Al Quran.Jakarta:Gema Insani.Dinukilkan dari hadis
diriwayatkan oleh muslim dalam muslim al musafirin (746)
Penghafal Al Quran harus menjadi kaca tempat orang dapat melihat aqidah Al
Quran, nialai-nilainya, dan akhlaknya agar ia membaca Al Quran dan ayat-ayat itu sesuai
dengan perilakunya. Bukan sebaliknya, ia membaca Al Quran namun ayat-ayat Al Quran
melaknatnya.

Cara mereka menghafal membantu mereka untuk melaksanakan isi Al Quran
itu.Perhatian mereka tidak hanya untuk menghafal kalimat-kalimat dalam Al Quran itu
saja.Namun, yang mereka perhatikan adalah memahami makna dan mengikutinya, baik
dalam bagian perintah maupun larangan.
Ikhlas dalam mempelajari Al Quran
Para pengkaji dan penghafal Al Quran harus mengikhlaskan niatnya dan mencari
keridhoan Allah SWT semata dalam mempelajari dan mengajarkan Al Quran itu.Bukan
untuk pamer dihadapan manusia dan juga tidak untuk mencari dunia.Para penghafal Al
Quran dan penuntut ilmu harus bertaqwa kepada Allah SWT dalam dirinya dan
mengikhlaskan amalnya kepada-Nya. Sedangkan perbuatan dan niat buruk yang pernah
terjadi sebelumnya, maka hendaknya ia segera bertaubat dan kembali kepada Allah SWT
untuk kemudian memulai dengan keikhlasan dalam menuntut ilmu dan beramal.
3. Kewajiban penghafal Al Quran
Mengajarkan Al Quran
Bukhori meriwayatkan dalam kitab shahihnya dari Utsman r.a. bahwa Rasulullah
saw berkata yang artinya sebaik-baiknya kalian adalah orang yang mempelajari Al Quran
dan mengajarkannya.
Al Quran adalah objek yang paling utama untuk dipelajari dan diajarkan.Zarhasyi
berkata dalam kitabnya Al Burham, para ulama sahabat kami mengatakan bahwa
mengajarkan Al Quran adalah fardu kifayah dan menghafalnya adalah wajib bagi umat
Islam. Namun apa yang diamksud dengan mempelajari dan mengajarkan Al Quran? Yang
dimaksud adalah menhghafal kata-kata dan huruf Al Quran dalam hati.Ini dalah tugas
dilakukan oleh katatib (pondok-pondok penghafal Al Quran).Pada masa lalu dan
sebagainnya masih ada hingga saat ini, sementara tugas itu dialkukan oleh sekolah tahfizh
Al Quran.

B. Membaca Al Quran dan Etika etikanya
Allah SWT menurunkan kitabnya yang kekal, Al Quran, agar dibaca oleh lidah-lidah
manusia, didengarkan oleh telinga mereka, ditadabburi akal mereka, dan menjadi
ketenangan bagi hati hati mereka.Ada ulama yang menyebutkan definisi Al Quran sbagai
kitab yang menjadi ibadah dan dengan membacanya.

Keutamaan Membaca Al Quran
bTJb.N.vV01JNBb
v0BC1J6b.Bb.Bb.
VHBb.M
113. Mereka itu tidak sama; di antara ahli Kitab itu ada golongan yang berlaku
lurus[221], mereka membaca ayat-ayat Allah pada beberapa waktu di malam hari, sedang
mereka juga bersujud (sembahyang).

Adapun diantara keutamaan membaca Al Quran dari sunnah Rasulullah SAW adalah
a. Menjadi manusia yang terbaik,
Dari Utsman bin Affan rad, dari Nabi Saw,beliau berkata yang artinya Sebaik-
baiknya kamu adalah orang yang mempelajari AL Quran dan mengajarkannya.HR.Al-
Bukhari.
b. Kenikmatan yang tiada bandingnya,
Dari Abdullah bin Umar RA, dari Nabi, beliau berkata yang artinya Tidak boleh
ghibthah (menginginkan sesuatu yang dimiliki orang lain) kecuali dalam dua hal:
(pertama) orang yang diberikan Allah SWT keahlian tentang al-Quran ,maka dia
melaksanakannya (membaca dan mengamalkannya) malam dan siang hari. Dan seseorang
yang diberi oleh Allah SWT kekayaan harta, maka ia infakkan sepanjang hari dan
malam.Muttafaqun alaih.
c. Al Quran memberi syafaat di hari kiamat
Dari Abu Umamah Al-Bahili RA, ia berkata,Saya mendengar Rasullulah SAW
berkata yang artinya Bacalah AL Quran ,Sesungguhnya ia akan dating pada hari kiamat
memberi syafaat bagi ahlinya (yaitu orang yang membacanya, mempelajari dan
mengamalkannya) HR. Muslim.
d.Pahala berlipat ganda
Dari Ibnu Masud rad,ia berkata , Rasulullah SAW berkata yang artinya
Barangsiapa yang membaca satu huruf dari al Quran maka untuknya satu kebaikan, dan
satu kebaikan dilipat gandakan dengan sepuluh kali lipat. Saya tidak mengatakan alif laam
miim satu huruf, laam satu huruf dan maam satu huruf.HR.At-Tirmidzi.
e.Dikumpulkan bersama para malaikat
Dari Aisyah radhiyallahu anha, ia berkata, Nabi Muhammad SAW berkata ,
Orang yang memahami al Quran dan Ia mahir dalam membacanya maka ia dikumpukan
bersama para malaikat yang mulia lagi berbakti. Sedangkan orang yang membaca Al Quran
dan ia masih berbata-bata dan merasa berat dalam membacanya, maka ia mendapat dua
pahala.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Memahami Al Quran hukumnya adalah wajib. Berdasarkan ayat
berikut:QS.47:24.Ada beberapa tahapan agar kita mampu untuk memahami dan mampu
berinteraksi dengan Al QuranMemperhatikan adab tilawah, membaca satu surat, satu juz, atau
satu ruku dengan pelan-pelan, khusuk,tadabbur dan penuh pengahayatan. Tidak
mementingkan target dalam satu hari harus selasai satu surat, satu juz, atau beberapa
lembar.Memperhatikan dan merenungi suatu ayat, diperdalam untuk mendapatkan arti yang
terkandung dalam ayat tersebut, dengan cara dibaca dengan penuh perasaan dan penhayatan,
mendengarkan dari bacaan orang lain atau kaset dan dilakukan berulang-ulang sampai
mendapat arti yang terkandung dalam ayat tersebut.

















DAFTAR PUSTAKA

AL-Qaradhawi,yusuf 1999. Berinteraksi dengan AL-Quran.Jakarta: Gema isnani press.

Anda mungkin juga menyukai