Anda di halaman 1dari 1

"Cuma saja ada perbedaan di dalam masalah muamalah & menyikapi orang per orang y ang terkait dengan

Ihyaut Turats tsb. Maka itu sifatnya IJTIHADIY, harusnya TIDA K DIPERMASALAHKAN! Harusnya tidak dipermaslahkan!. Karena itu dakwah salafiyyin ini, dakwah yang besar. Perlu orang-orang yang berjiwa besar, memandang dengan d alil dari Alqur`an dan As-Sunnah. Lebih menjunjung tinggi Al-Qur`an dan As-Sunna h daripada pemikirannya sendiri, dari pada perasaannya, dan daripada hawa nafsun ya" berarti perkara dahulu itu masalah IJTIHADIYAH ya akh, yg dimana kita tidak perl u mempermasalahkan/ berpecah belah/saling bermusuhan dengan saling cela-mencela, saling ta'ashub/ taklid pada gurunya masing2... tapi anehnya akh, sampai sekarang kadang di belakang / setelah kajian masih ada aj yg berucap dibelakang dengan mengatakan si fulan / ust. fulan adalah suruiyah /bukan ahlussunnah/kadzzab jgn belajar sama dia. Namun dilihat dr org yg dituduh tersebut sangat jauh dr pemikiran(aqidah, manhaj, dan akhlaq) sururiyah, bahkan mereka sangat menjunjung tinggi dakwah salaf/ahlussunnah, memerangi pemikiran s ururiyah, dan mereka juga sangat menghormati dan mengambil pendapat ulama2 ahlus sunnah(syaikh rabi' syaikh muqbil, syaikh al albani, ha'iyat kibar ulama di arab saudi, dll). dan org yg mengucapkan/menuduh itu ditanya apa dalilnya/alasannya koq dia(fulan / ust. fulan) dikatakan surury/ bukan ahlussunnah/ kadzdzab, jawaban dia "karena ustadzku ngomong gt, dan aq menghargai pendapat ustadzku tersebut" atau jawaban yg lain "karena dia belajar dgn ust. fulan, dan berteman dgn si fulan yg taklim di ust. fulan yg dituduh kadzdzab sama ustadku" (tidak ada dalil dr al qur'an d an sunnah serta tabayyun terhadap org yg dituduhnya). sampai kapankah fenomena ini berakhir di kalangan Salafiyun di Indonesia ? padahal sudah beberapa ustadz dari kita menasehatkan para tholabul 'ilm utk tida k menyibukkan/ tidak mempermasalahkan dengan perkara ini(yg sudah lama selesai), menyibukkan dengan ilmu, menasehatkan untuk memperbaiki/menghisab diri sendiri, menasehatkan untuk berlemah lembut terhadap orang2 yg menjunjung sunnah(walaupu n di kalangan orang awwam yg mengamalkan sunnah) tentu saja kita tidak hanya tinggal diam dan bisu untuk ingin menyelesaikan feno mena ini dan menginginkan berakhir dengan indah. Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum sampai mereka mengubah ap a-apa yang ada pada diri mereka sendiri. (QS. ar-Ra d: 11). afwan. barkakallahu fikum

Anda mungkin juga menyukai