Anda di halaman 1dari 13

Faktor-2 Kelembagaan dalam Ekonomi Pertanian

By Luh Putu Suciati

Konsep kelembagaan
istilah kelembagaan : lebih humanistis, menghargai budaya lokal,prasangka positif, mengindikasikan keinginan dan harapan, sesuatu yg mengakar & datangnya dari bawah Istilah organisasi : social form yg bersifat formal, image negatif 2 sisi mata uang sisi statis yaitu struktur sosial & sisi dinamis berupa proses sosial Norman Uphoff (1986) : Kelembagaan pendekatan kultural esensi dari suatu social form sisi dinamis berupa proses sosial. Organisasi pendekatan struktural sisi statis yaitu struktur sosial

Batasan Kelembagaan yg Operasional


Kelembagaan

Aspek Kelembagaan

Aspek-2 Keorganisasian

Aspek Kelembagaan
 Fokus utama adl perilaku / perilaku social  Intinya nilai (value), aturan (rule), dan norma (norm).  Kajian lebih jauh berkenaan dg custom, mores, folkways, usage, kepercayaan, moral, ide gagasan, doktrin, keinginan, kebutuhan, orientasi, dll; serta aspek perilaku berupa pola-pola kelakuan, fungsi dari tata kelakuan, kebutuhan  Bentuk perubahan sosial bersifat cultural.  Panjangnya waktu dlm proses perubahan yang dibutuhkan lebih lama.  Bersifat lebih abstrak dan dinamis.  Dalam ilmu sosiologi berada dalam topik proses sosial

Aspek Keorganisasian
 focus utama kajian adlh struktur/ struktur social)  Inti kajiannya pd peran (role).  Kajian lebih jauh ttg peran, aktivitas, hub. antar peran, integrasi sosial, struktur umum, perbandingan struktur tekstual dg struktur kewenangan kekuasaan, hub.kegiatan dg tujuan, aspek solidaritas klik, profil & pola kekuasaan (sentralistis atau distributive), dll  Bersifat struktural  Perubahan dlm aspek keorganisasian relative lebih cepat.  Lebih visual dan statis.  Berada dlm topik kajian struktur sosial.

Lembaga dan Peranannya dalam Pertanian


Lima kelompok kelembagaan : 1. Kelembagaan Sarana Produksi 2. Kelembagaan Usaha Tani/Produksi 3. Kelembagaan Pasca Panen & Pengolahan Hasil 4. Kelembagaan Pemasaran Hasil 5. Kelembagaan Jasa Layanan Pendukung

Kelembagaan Sarana Produksi


Produsen Saprodi PT PUSRI, PT Pupuk Kujang, PT Petrokimia Gresik, PT Pupuk Kaltim dll. Perusahaan yang menghasilkan pestisida (sebagai formulator) dan kelembagaan yang bergerak di bidang produksi benih seperti PT Sang Hyang Seri , PT Bisi, PT Cagil, PT Pionir dsb. Distributor/ Penyalur saprodi Kelembagaan ekonomi yang bergerak di bidang distribusi/ penyaluran kios-kios sarana produksi dan tempat pelayanan koperasi sebagai pengecer sarana produksi langsung kepada petani selaku konsumen. Asosiasi Untuk mengkoordinasi kegiatan baik di bidang produksi maupun distribusi sarana produksi, biasanya beberapa kelembagaan membentuk asosiasi seperti APPI (Asosiasi Produsen Pupuk Indonesia, ANPI (Asosiasi Niaga Pupuk Indonesia), AP3I (Asosiasi Produsen dan Pengusaha Pestisida) Asperti (Asosiasi Pemasar Hortikultura) dan lain sebagainya.

Kelembagaan Usaha Tani/ Produksi


Rumah tangga petani sebagai unit usaha terkecil Kelembagaan tani dalam bentuk kelompok tani Kelembagaan usaha dalam bentuk perusahaan budidaya

Kelembagaan Pasca Panen & Pengolahan Hasil


Kelembagaan yang melakukan usaha di bidang pasca penen meliputi: Usaha jasa perontokan seperti Power Thresher dan Corn Sheller, usaha pengemasan, sortasi, grading yang dilakukan pedagang dan sebagainya. Kelembagaan usaha di bidang pengolahan (agroindustri) seperti perusahaan penggilingan padi, industri kecap, industri kripik-emping, industi pengalengan buah-buahan dan sebaginya ; Kelembagaan lumbung desa yang berperan untuk mengatasi masalah pangan yaitu untuk memenhi kebutuhan pangan yang sangat mendesak, dimana ketersediaan pangan tidak mencukupi sementara untuk memperolehnya masyarakat relatif tidak memiliki daya beli.

Kelembagaan Pemasaran Hasil


Kelembagaan pemasaran meliputi kelembagaan yang terkait dalam sistem tataniaga hasil pertanian sejak lepas dari produsen sampai ke konsumen. Kelembagaan ini dapat berupa ; pedagang pengumpul, pedagang grosir, dan pedagang eceran.

Kelembagaan Jasa Layanan Pendukung


Kelembagaan di bidang permodalan Kelembagaan ini berupa Perbankan (Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat/BPR), Dana Ventura (sebagai lembaga keuangan non Bank), maupun dana dari penyisihan keuntungan BUMN. Kelembagaan modal menyediakan modal bagi sektor agribisnis. Kelembagaan di bidang penyediaan Alsintan Kelembagaan ini berupa perusahaan/industri pembuatan dan perakitan alsintan baik skala besar maupun skala menengah dan kecil, termasuk usaha perbengkelan yang melakukan perakitan dan pembuat alsintan sederhana yang tersebar di daerah-daerah. Usaha perbengkelan dan produsen alsintan mempunyai peranan yang sangat penting dalam mendukung keberhasilan pendayagunaan dan pengembangan alsintan melalui Usaha Pelayanan Jasa.

Kelembagaan Aparatur Kelembagaan aparatur yang melaksanakan fungsi pelayanan/penyuluhan Pertanian. Kelembagaan aparatur yang memiliki fungsi pengaturan dan pembinaan antara lain organisasi pemerintah (Departemen Pertanian, Dinas Pertanian) serta instansi terkait. Dalam kelembagaan aparatur ini termasuk juga kelembagaan penelitian sebagai sumber teknologi dalam pengembangan agribisnis.

MODEL INOVASI KELEMBAGAAN MELALUI AGRIBISNIS INDUSTRIAL PEDESAAN (AIP)

Anda mungkin juga menyukai