Anda di halaman 1dari 3

TUGAS PSIKOLOGI PERKEMBANGAN II Kematian

Disusun oleh: Florensia Tina Atmaja (07410042)

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA 2011

TUGAS PSIKOLOGI PERKEMBANGAN II KEMATIAN Sepanjang rentang kehidupan, manusia mengalami perubahan dalam

perkembangannya, mulai dari manusia dilahirkan hingga usia lanjut. Salah satu tugas perkembangan pada masa usia lanjut adalah mempersiapkan dan menyesuaikan diri dengan peristiwa kematian pasangan hidup. Kematian seorang teman hidup merupakan trauma khususnya bagi kedua pasangan yang sebelumnya selalu menjalani kehidupan yang sangat aktif bersama-sama. Setelah mengalami kematian pasangan hidup, masing-masing individu memiliki tingkat loneliness yang berbeda-beda, dimana wanita setelah mengalami kematian pasangan hidupnya cenderung memiliki tingkat loneliness yang tinggi dibandingkan dengan pria hal ini disebabkan karena karakteristik wanita yang lebih mungkin mengakui dirinya kesepian dan lebih membutuhkan teman untuk berbagi pikiran dan pengalaman dibandingkan pria. Pria lebih banyak mengingkari kesepian yang dialaminya. Salah satu alasan untuk hal tersebut adalah pria yang kesepian kurang dapat diterima dan lebih sering ditolak secara sosial. Menurut stereotip jenis kelamin, pria dianggap kurang pantas mengekspresikan emosinya, dan pria yang menyatakan dirinya kesepian yang berarti menyimpang dari harapan tersebut. Sepanjang rentang kehidupan, manusia mengalami perubahan dalam

perkembangannya, mulai dari manusia dilahirkan hingga usia lanjut. Pada tahap terakhir dalam rentang kehidupan yaitu masa usia lanjut, dimana periode ini ditandai dengan adanya berbagai perubahan fisik, psikis maupun social. Kematian pasangan hidup mempengaruhi tingkat dan aktivitas sosial serta persahabatan yang biasa dilakukan serta mempengaruhi pola hidupnya yang mengalami perubahan. Perubahan ini menimbulkan efek terhadap penyesuaian diri dan pola kehidupan dalam keluarga. Untuk itu mereka diharapkan dapat merasakan kebahagiaan dalam menjalani kehidupan masa tuanya tanpa pasangan hidup. Kenyataan yang ada, banyak lanjut usia yang tidak siap menghadapi hari tua tanpa pasangan hidup mereka . Mereka tidak merasakan

kepuasan dan kebermaknaan hidup seperti yang diharapkan, bahkan banyak diantara mereka yang merasa tidak bahagia, depresi ataupun juga kesepian. Kesepian sebagai salah satu problem psikologis yang dapat dialami oleh siapa saja, termasuk juga oleh orang lanjut usia. Kesepian merupakan sebuah pengalaman subjektif yang tidak menyenangkan karena adanya perasaan kurang dalam hal hubungan seseorang (Deaux, dkk, 1993). Menurut Weis (dalam Peplau & Perlman, 1982) orang yang mengalami kesepian cenderung kurang memperhatikan dirinya dan kurang terlibat dalam hubungan dengan orang lain. Tidak semua individu yang mengalami kesepian dapat menjalin hubungan interpersonal dengan orang lain, bahkan individu tersebut seringkali tidak mampu lagi membina hubungan baru yang akrab. Manusia membutuhkan hubungan yang akrab, intim, dan mendalam. Bukan hanya secara jasmaniah, melainkan terlebih secara batiniah. Setelah mengalami kematian pasangan hidup, masing-masing individu memiliki tingkat loneliness yang berbeda-beda. Menurut Borys & Perlman (dalam Deaux, 1993) mengatakan bahwa wanita memiliki tingkat loneliness yang lebih tinggi dibanding pria. Menurut Cohn, Strassberg & Corby (dalam Brehm 1992), wanita biasanya mempunyai ciri khas seperti cenderung membuka diri, termasuk hal-hal yang bersifat pribadi, lebih berorientasi pada perasaan, senang terlibat dalam diskusi-diskusi intim, dan lebih terbuka dalam membicarakan perasaan mereka kepada orang lain. Menurut Peetronio & Weiss (dalam Derlega 1993), pria pada umumnya tidak suka membuka diri, terutama dalam hal yang berkaitan dengan hal-hal bersifat pribadi, karena bagi pria membuka diri berarti mengungkapkan kelemahannya dan menurunkan sifat maskulinitasnya.

Anda mungkin juga menyukai