Warga Ngampelsari Tolak Pasar Desa
Warga Ngampelsari Tolak Pasar Desa
CANDI (kabarsidoarjo.com)- Keberadaan pasar desa Ngampelsari Kecamatan Candi, ternyata tidak hanya ditentang SMPN 2 Candi yang lokasinya berdekatan. Bagi warga Ngampelsaripun, keberadaan pasar ini juga tidak diinginkan. Terbukti, ratusan warga Desa Ngampelsari Kecamatan Candi, melakukan aksi unjuk rasa di lokasi pembangunan pasar Ngampelsari.
Tidak mau sekolahnya terganggu keberadaan pasar, warga/walimurid SMPN 2 Candi minta pembangunan pasar Desa Ngampelsari yang fisiknya sudah selesai 50% agar dihentikan. Pasalnya, pasar yang belum memiliki izin tersebut bakal mengganggu proses belajar mengajar. Menurut anggota Komisi C DPRD Sidoarjo, HM Yasluck Hasan, jika tidak ada izin sama sekali pembangunannya harus dihentikan dulu. Pembangunan pasar itu sangat bagus untuk investasi tapi jangan sampai mengesampingkan kepentingan lain termasuk dunia pendidikan dan sarana fasilitas umum pada warga. Dilihat dari lokasi pendirian pasar desa, sebenarnya tidak patut karena jaraknya sekitar 3 meterdari SMPN 2 Candi. Kondisi pasar yang sangat ramai dan mudah menimbulkan bau bakal mengganggu konsentrasi belajar siswa saat belajar mulai pukul 07.00 WIB hingga siang hari. "Kalau jam segitu kan kondisi pasar sedang ramai dan siswa sedang enak-enaknya belajar," katanya. Anggota komisi D, Habibul Muis menilai pasar itu tidak tepat karena dipastikan akan menimbulkan gangguan proses pendidikan. Dalam persoalan ini harus dibutuhkan kedewasaan sikap oleh semua pihak jika pembangunan pasar tersebut. Dari aspek ekonomi jika dipandang sangat perlu maka proses komunikasi dengan pihak-pihak terkait khususnya masyarakat sekitar sekarang dan pihak sekolah harus dilakukan lebih awal sehingga dicapai kata sepakat dan tidak saling merugikan, ungkap Habibul Muis. Dijelaskan, apabila persoalan dipaksakan seperti yang terjadi saat ini pasti menimbulkan reaksi yang bisa berbuntut panjang. Seharusnya ada logika dan tidak menang-menangan hingga persoalan menjadi panjang. "Semoga semua pihak lebih bersikap dewasa dan jangan memaksakan diri kasihan masyarakat dan pihak sekolah yang sudah lebih awal ada di lokasi. Terlebih izin IMB dan HOnya belum ada," tandasnya.
Kabag Pemerintahan Desa (Pemdes) Pemkab Sidoarjo, Mulyawan yang dihubungi mengakui jika pembangunan Pasar Ngampelsari belum ada pemberitahuan ke Bupati Sidoarjo H Saiful Ilah. Padahal pasar desa itu menggunakan aset desa dan ditentang oleh warga setempat. Baik itu pembangunannya melalui Built Operation Transfer (BOT) atau Bulit Transfer Operation (BTO) harus ada pemberitahuan ke bupati karena menggunakan tanah desa. "Itu sesuai dengan Kepmendagri nomor 4 tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Kekayaan Desa. Tapi yang terjadi pembangunannya secara langsung tanpa ada pemberitahuan," katanya. Warga Ngampelsari dan wali murid SMPN 2 Candi resah gara-gara berdiri pasar desa. Warga setempat menggelar demo, Minggu (26/6) kemarin menyoal status tanah. Sedang wali murid SMPN 2 Candi resah akibat keberadaan pasar bisa mengganggu proses belajar mengajar siswa. Kades Suwandi yang ditemui di balai desa usai audiensi dengan pendemo, mengakui jika pasar yang menempati aset desa itu belum ada izinnya. Bahkan ia mengaku juga belum minta izin dari SMPN 2 Candi yang ada di sebelah baratnya. Kades Ngampelsari, Suwandi mengaku belum minta izin ke SMPN 2. proyek itu belum mendapatkan izin HO dari Pemkab Sidoarjo tapi pembangunan sudah berjalan. "Izin sudah diurus oleh pihak konsultan yakni CV Perdana. pasar dibangun apakah ada ada orang (penghuni) atau tidak," ujarnya. Mengenai kebisingan yang ditimbulkan dari pasar karena tidak menutup kemungkinan ada penjualVCD/DVD atau bau sampah atau yang lainnya, Suwandi menjelaskan pasar yang dibangun itu adalah pasar modern. Artinya, pagar di sebelah barat dan selatan ditinggikan 5-6 meter dan pintunya Cuma satu yakni di depan. "Ini konsep pasar modern hanya satu pintu," ucap Suwandi. [hds]