Anda di halaman 1dari 8

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB 12 DESENTRALISASI REVITALISASI PROSES DAN OTONOMI DAERAH

PRESlDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB 12 DESENTRALISASI REVITALISASI PROSES DAN OTONOMI DAERAH


A. KOI{DISI UMUM

Pada tahun 2007, pelaksanaanberbagai kegiatan dalam rangka mendukung kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah, difokuskan pada penyelesaian seluruh peraturan pelaksana Daerahdan UU No. 33 Tahun dariUU No. 32 Tahun2004 tentangPemerintahan 2004 tentang PerimbanganKeuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, yang terkait dengan pengaturan urusan pemerintahan,pengaturan organisasi perangkat daerah, pengaturan kerja sama antar daerah, serta penyusunan instrumen dan tatacara pembentukan, penghapusan, penggabungan daerah. dan Beberapa pencapaian terkait dengan penataan perundang-undangan mengenai desentralisasi dan otonomi daerah pada tahun 2007, adalah: (1) telah disusun dan diterbitkan sebanyak 18 PeraturanPemerintah(PP), 1 PeraturanPresiden(Perpres),dan 2 PeraturanMenteri Dalam Negeri (Permendagri),dari 27 PP,2 Perpres,dan 3 Permendagri, yang diamanatkan 6 oleh UU No. 32 Tahun200a; Q) telah disusundan diterbitkannya PP yang diamanatkan oleh UU No. 33 Tahun dan I Pcrmendagri, dari 7 PP dan I Permendagri, pemerintahan evaluasipenyelenggaraan RPP mengenai 2004;(31telahdifinalisasibeberapa daerah, pelaksanaan dana dekonsentrasi dan tugas pembantuan, serta perencanaan pembangunan daerah,yang akhirnya pada tahun 2008 telah diterbitkan menjadi PP No 6 Daerah; PP No 8 Pemerintahan tahun 2008 tentang PedomanEvaluasi Penyelenggaraan tahun 2008 tentang TahapanTata Cara Penyusunan,Pengendaliandan Evaluasi Rencana PembangunanDaerah; serta PP No. 7 tahun 2008 Tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan;(4) telah disahkanUndang-UndangNo. 29 tahun 2007 TentangPemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta SebagaiIbukota Negara Republik Indonesiayang evaluasiotonomi merupakanrevisi UU No. 34 Tahun 1999; serta(5) telah dilaksanakan tinggi, terkait dengan khusussecarakomprehensifdenganmelibatkankalanganperguruan pemantapan pelaksanaan otonomi khususdi ProvinsiPapua. Terkait dengan kelembagaan pemerintah daerah, beberapa pencapaian pada tahun 2007, adalah:(l) telah selesai disusun dan diterbitkannya PPNo. 38 Tahun 2007 tentang PembagianUrusan Pemerintahan antaraPemerintah,PemerintahanDaerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/I(otasebagairevisi dari PP No.25 Tahun 2000; (2) telah selesai disusun dan diterbitkannya PP No. 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerahsebagairevisi PPNo. 8 Tahun 2003; (3 ) telah selesaidisusun dan diterbitkannyaPP n Pemerintahan No. 3 Tahun 2007 tentangTata Cara Penyusuna Laporan Penyelenggaraan Kepala Daerah, dan Informasi Laporan Daerah, Laporan KeteranganPertanggungjawaban Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada masyarakat; (4) telah difinalisasikannya dan Peningkatan RancanganPeraturanPresidententangKerangkaNasional Pengembangan Kapasitas dalam rangka Mendukung Desentralisasidan PemerintahanDaerah; (5) telah selesaidisusun dan diterbitkan PermendagriNo. 6 Tahun 2007 Tentang Petunjuk Teknis Minimal (SPM) sebagaiperaturanpelaksana Penyusunan StandarPelayanan dan Penetapan dari PP No 65 Tahun 2005; (6) tersusunnya Pedoman (Handbook) Penyelenggaraan 4l PemerintahDaerah tahun 2007; serta (7) telah dilaksanakannya Pemilihan Kepala

II.12 I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Daerah dan Wakil Kepala Daerah (Gubernur, Bupati, dan Walikota) meliputi pemilihan Gubernurdan Wakil Gubernursecaralangsungdi 6 provinsi, pemilihan Bupati dan Wakil Bupati secara langsungdi 23 kabupaten, pemilihanWalikotadan Wakil Walikotadi 12 dan kota. Selanjutnya pencapaian lain pada tahun2007,padaaspekAparatur Pemerintah Daerah adalah : (l) telah diterbitkannya PermendagriNo. 27 tahun 2007 tentang Pedoman Penyiapan Saranadan Prasarana Dalam Penanggulangan Bencana;2) telah diterbitkannya Permendagri No. 49 tahun 2007 tentangPakaianDinas Aparatur PemadamKebakaran;3) terselenggaranya penyelenggaraan pendidikandan pelatihan(diklat) sebanyak900 orang dalam 30 angkatan yang mendukung penyelenggaraan pemerintahan daerah dan peningkatankoordinasi dan kerja sama antar lembagadiklat pada pemerintahprovinsi, kabupaten dan kota; serta4) terselenggaranya berbagai diklat unggulan/prioritas diklat dan teknis-fungsional,seperti Gladi Manajemen Pemerintahan Daerah sebanyak 60 orang dalam 2 angkatan, Diklat Kepemimpinan Pemerintahan Daerahsebanyak 830 orang dalam 27 angkatan, dan Diklat ManajemenSPM sebanyak30 orang dalam l angkatan. Mengenai kerjasamaantar pemerintahdaerah,beberapa pencapaian pada tahun 2007 antarafain : (l) telah selesaidan diterbitkannya No 50 tahun 2007 tentangTatacara PP PelaksanaanKerjasama Antar Daerah; (2) bertambahnya kelengkapan data dalam penyusunandatabasekerja sama antardaerah; (3) telah munculnya informasi melalui website Diden PUM (http://www.ditjenpum.go.id) mengenaipotensi Daerah yang dapat dikerjasamakan dengan pihak ketiga; serta (4) telah dilakukan fasilita;i dan penandatanganan kesepakatan bersama kerja samaoleh 5 (lima) gubernuryang berbatasan di wilayah Sumatera (Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu,Jambi, dan Riau) dalam rangka peningkatan pendayagunaanpotensi perekonomian, pengembanganjaringan ekonomregional,dan pengembangan perbatasan; daerah Terkait denganpenataan daerahotonom baru, beberapa pencapaian yang teridentifikasi antaralain : (l) telah selesaidan diterbitkannya No. 78 tahun 2007 tentangTatacara PP Pembentukan, Penghapusan, dan Penggabungan Daerah; (2) telah dibentuk jl Daerah Otonom Baru (DOB) sampaipada akhir bulan Desember2007, denganperinciansebagai berikut: a) pada tanggal 7 Januari 2007,telah disahkan16 DOB, diantaranya: Kabupaten Empat Lawang (Provinsi Sumatera Selatan); Kabupaten Gorontalo Utara (Provinsi Gorontalo); KabupatenNagekeo, KabupatenSumba Barat Daya dan Kabupaten Sumba Tengah (Provinsi NTT); Kabupaten Siau Tagolandang Biaro, Kabupaten Minahasa Tenggara,KabupatenBolaang Mongondow Utara dan Kotamobagu (Provinsi Sulawesi Utara);Kabupaten Pidie Jayadan Kota Subulussalam (ProvinsiNAD); Kabupaten Batubara (Provinsi Sumatera Utara); Kabupaten Bandung Barat (Jawa Barat); Kabupaten Kayong Utara (Provinsi Kalimantan Barat); serta Kabupaten Konawe Utara dan Kabupaten liuton Utara (Provinsi Sulawesi Tenggara); b) pada tanggal 15 Maret 2007, telah disahkan sebanyak DoB, yaitu Kabupaten 1 MamberamoRaya (provinsi papua);c) padatanggal l0 Agustus 2007, telah disahkansebanyak8 DOB, diantaranya:KabupatenPadangLawas dan KabupatenPadangLawas Utara (Provinsi SumateralJtara);KabupatenManggaraiTimur (ProvinsiNTT); Kota Tual (ProvinsiMaluku); Kabupaten Kubu Raya (ProvinsiKalimantan Barat); Kabupaten Tana Tidung (Provinsi Kalimantan Timur); Kota Serang (Provinsi Banten); sertaKabupatenPesawaran (Provinsi Lampung); dan d) pada tanggal 6 Desember 2007, telah disahkan sebanyak6 DOB di Provinsi Papua,diantaranya;Kabupaten Puncak Papua,KabupatenDogiyai, KabupatenYali mo, KabupatenLanny Jaya, KabupatenNduga,

II.tz - 2

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

dan KabupatenMemberamoTengah.Hingga akhir tahun 2007, telah terbentuk 187 DOB yang terdiri atas7 provinsi, 149 kabupaten, dan 3l kota, baik yang merupakaninisiatif pembangunan pemerintahmaupun insiatif DPR; serta (3) telah dilaksanakan saranadan yang meliputi fasilitas prasarana hasil pemekaran, kecamatan 65 daerahkabupatenikota di kantor, rumah dinas camat, dan aula dinas kecamatanuntuk mendukung penyelenggaraan pemerintahan DOB. Terkait dengan keuangandaerah, pencapaiantahun 2007 : (l) telah disusun dan diterbitkannya Permendagri 59 Tahun 2007 tentang Perubahanatas PermendagriNo. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagai bentuk penyederhanaan prosespenyusunan keuangandaerahdi APBD dalam prosespengelolaan tingkat operasional, sekaligusmenampung implikasi lahirnya PP No. 38 Tahun 2007 dan peran PFNo.4l Tahun 2007; (2) tersusunnya upaya pemantapan RUU BUMD sebagai BUMD sebagaisaranapelayananumum dan peningkatanpendapatan daerah; (3) telah disusun dan diterbitkannyaPermendagri No. 6l Tahun 2007 tentang PedomanTeknis Pengelolaan KeuanganBadan LayananUmum Daerah;(4) sampaiakhir tahun 2007 telah dilakukanprosesevaluasiPerdatentangPajakdan RetribusiDaerahsebanyak 6.276Perda, yang menghasilkan rekomendasi: 4.022 Perdalayak untuk tetap dilaksanakan,132 Perda disarankan untuk dibatalkan(751 Perda untuk direvisi, dan 2.122Perdadirekomendasikan telah dibatalkan dengan Permendagridan 1.371 Perda saat ini masih dalam proses pembatalan); telah disusundan diterbitkannya (5) No. l7 Tahun 2007 tentang Permendagri PedomanTeknis Pengelolaan Barang Milik Daerah; (6) telah disusun dan diterbitkannya PP No. 2l Tahun 2007 tentangPerubahan Ketiga Atas PeraturanPemerintahNo. 24 Tahun 2004 tentangKedudukanProtokolerdan Keuangan Pimpinandan AnggotaDPRD; (7) telah No. l0 Tahun 2007 tentangPenghitungan Dasar disusundan diterbitkannyaPermendagri Pengenaan Pajak Kendaraan atasAir Tahun 2007, (8) telah disusundan diterbitkannya di PermendagriNo. I I Tahun 2007 tentang Perubahanatas PermendagriNo. 7 Tahun 2006 Daerah,(9) telah disusundan tentangStandarisasi Saranadan Prasarana Kerja Pemerintah Dasar Pengenaan No. 15 Tahun 2007 tentang Penghitungan diterbitkannyaPermendagri No. 9 Tahun 2007 Pajak KendaraanBermotor yang belum tercantumdalam Permendagri Bermotor dan Bea Balik Nama Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan tentangPenghitungan 2007, (10) telah disusun dan diterbitkannya Permendagri No. Kendaraan BermotorTahun EvaluasiRancangan PerdatentangAPBD dan Rancangan l6 Tahun2007 tentangTatacara Peraturan Kepala DaerahtentangPenjabaran APBD; (l l) telah disusundan diterbitkannya Permendagri No. 17 Tahun 2007 tentang PedomanTeknis PengelolaanBarang Milik Daerah; (12) telah disusun dan diterbitkannya PermendagriNo. 21 Tahun 2007 tentang dan Pertanggungjawaban PengelompokanKemampuan Keuangan Daerah, Penganggaran PimpinanDPRD sertaTatacara Pengembalian Penggunaan BelanjaPenunjang Operasional Tunjangan Komunikasi Intensif dan Dana Operasional; (13) telah disusun dan diterbitkannya PermendagriNo. 30 Tahun 2007 tentang Pedoman PenyusunanAnggaran Pendapatan dan Belanja Daerah tahun anggaran 2008; serta (14) telah disusun dan diterbitkannya Permendagri No. 65 Tahun 2007 tentang Pedoman Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang PertanggungiawabanPelaksanaan APBD dan Rancangan Pelaksanaan PeraturanKepala DaerahtentangPenjabaran Pertanggungjawaban APBD. perkiraanpencapaian kegiatanpadatahun 2008, terkait denganaspek Adapun beberapa penataan perundang-undangan mengenaidesentralisasi otonomi daerah,kelembagaan dan daerahantaralain: (l) diterbitkanhasilrevisi Pemerintah Daerah,dan aparaturpemerintah terbatas Undang-undang No. 32 Tahun 2 004 tentang Pemerintahan Daerah; (2)

tr.tz - 3

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

diterbitkannya Undang-undangtentang Keistimewaan DI Yoryakarta; (3) diterbitkannya berbagaiperaturan pelaksanaUndang-undangNo. I I Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh; (4) tersusunnyaSPM sektoral bidang kesehatan,pendidikan dan infratruktur yang disesuaikandengan PP No. 65 Tahun 2005; (5) diterbitkannya Perprestentang Kerangka Nasional Pengembangan dan Peningkatan Kapasitas dalam rangka Mendukung Desentralisasidan PemerintahanDaerah; (6) dilaksanakannya160 Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah (Gubernur, Bupati, dan Walikota) meliputi pemilihan Gubernurdan Wakil Gubernursecara langsung 13 provinsi,pemilihanBupati dan Wakil di Bupati secaralangsungdi 112 kabupaten, dan pemilihan Walikota dan Wakil Walikotadi 35 kota; (7) diterbitkannya PP mengenaiPedomanPersyaratan JabatanPerangkatDaerah; serta(8) terselenggaranya berbagaidiklat unggulan/prioritas dan diklat teknis-fungsional, sepertiDiklat KepemimpinanPemerintahan Daerahsebanyak 210 orang dalam 7 kegiatan, dan berbagaidiklat yang bertujuanmenunjangpenerapan ManajemenSPM sebanyak 630 orang dalam 2l kegiatan. Sedangkanpada aspek kerjasamaantar PemerintahDaerah, penataandaerah otonom baru, serta keuangandaerah,beberapaperkiraan pencapaianpada tahun 2008, adalah : (1) tersosialisasikannyaPP mengenai kerjasama antardaerahdan peraturan pendukung PP tersebut;(2) terfasilitasinyaforum-forum kerjasamaantar daerah dalam hal penyediaan pelayanan publik dasar,peningkatan iklim usahadan investasi, penanganan disparitas antar wilayah, serta penanganan kawasantertinggaldi perbatasan melalui fasilitasi pemerintah dan Pemerintah Provinsi; (3) sampai pada akhir tahun 2007 telah diusulkan ll9 pembentukan Daerah Otonom Baru (DOB), denganperincian 20 usulan pembentukanDOB Provinsi,l0 usulanpembentukan DOB Kota, dan 85 usulanpembentukan DOB Kabupaten; (4) terciptanyapengembangan kebijakan "daerah persiapan"sebelum proses penetapan DOB denganUU, dan mekanisme"pendampingan" selamasatu periode tertenfu setelah ditetapkan menjadiDOB; (5) tersusunnya SistemInformasiManajemenBina Administrasi KeuanganDaerah(BAKD); serta(6) tersedianya SistemInformasi Pengelolaan Keuangan Daerah(SIPKD) dan SistemInformasiKeuangan Daerah(SIKD). Di samping beberapapencapaianpada tahun 2007 dan perkiraan pencapaiantahun 2008, dalam irpaya mempercepatrevitalisasi proses desentralisasidan otonomi daerah, beberapatantangan utama yang akan dihadapi pada tahun 2009 antara lain : (l) belum tersusunnyaGrand Strategt Otonomi Daerah di setiap daerah; (2) belum diselesaikannya penyusunan RencanaAksi Nasional (RAN) Desentralisasi sebagaipenjabaran dari Grand Strategy tersebut; (3) masih adanya berbagai peraturanpelaksanadari UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang belum diselesaikan dan diterbitkan; (4) masih belum sinkron dan harmonisnya ketentuan/aturanyang terkandung dalam UU No. 32 Tahun 2004 tentang PemerintahanDaerah dengan berbagai undang-undangsektoral; (5) perlunya rekomendasi revisi UU No. 32 Tahun 2004 yang cukup luas, terkait dengan berbagai permasalahanpelaksanaan,dan fungsi-fungsi Pemerintah Daerah yang belum cukup diatur, baik untuk law and order maupun untuk pertumbuhan dan kesejahteraan masyarakat,dengan tetap mempertahankan filosofi dasarnya;serta (6) masih banyaknya peraturan daerah yang bertentangandengan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi, memberatkan kepentingan umum, menghambat arus lalu lintas orang/barang, diskriminatif, mengakibatkan ekonomi biaya tinggi, serta tidak kondusif lerhadap perkembangan dunia usaha.

rl.tz - 4

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Beberapa tantangan lain pada tahun 2009 yang terkait dengan kelembagaan dan aparatur pemerintahdaerah,antara lain : (l) belum mantapnyakoordinasi antarorganisasi antara pemerintah, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota karena belum secara konsistennya pembagian urusan pemerintahan dijalankan; (2) masih belum efektifnya pelaksanaan urusan di daerah, karena masih banyak daerah yang belum menyesuaikan organisasipemerintahan daerahnyadenganPP No. 4l tahun 2007; (3) belum efisiennya pelayananumum karena hampir sebagianbesardaerahbelum dapat sepenuhnya menerapkanSPM untuk sektor pendidikan dan kesehatanserta banyak daerahyang belum mampu menyusun pencapaianSPM karena belum adanya pedoman rencana pencapaian SPM dan pedoman pengendalian pelaksanaannyauntuk dijadikan Peraturan Daerah (Perda); (4) belum lengkapnya sistem kerja/standaroperasional prosedur (SOP) lembaga perangkat pemerintahan daerah di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota; (5) belum optimalnya praktik tata kepemerintahanyang baik (good govemance) di tiap tingkatan pemerintahan; (6) Belum optimalnya tugas dan wewenang Gubernur sebagai wakil Pemerintah dalam penyelenggaraanDekonsentrasi dan Tugas Pembantuan; (7) masih sedikitnya daerah yang menyelenggarakanproses perijinan satu atap; (8) mekanisme pembangunan (musrenbang)di tingkat desa maupun kecamatan musyawarahperencanaan juknis yang ada dan belum sepenuhnya mendapatrespondi belum berjalansesuaidengan tingkat kabupaten/kota;(9) masih munculnya protes masyarakatterhadap prosesdan hasil Pilkada sehinggaberpotensimenimbulkankonflik; (10) belum adanya mekanismedan pelaksanaan pemantauan dan pengevaluasian penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah yang terpadu. (11) belum adanya kebijakan rasio ideal jumlah aparatur dengan jumlah penduduk berdasarkan tipologi wilayah kabupaten/kota di Indonesia dan kompleksitas pekerjaan; (12) belum dilakukannya penempatan aparatur pemda berdasarkanpada kompetensi; (13) masih rendahnya kapasitas aparatur pemda dalam administrasi kependudukandan pelayananpublik; (14) masih rendahnyakapasitas personil lembaga diklat, kapabilitas pengajar,dan penyelenggaradiklat pada pemerintah provinsi, kabupaten, dan kota termasuk masih rendahnya sarana dan fasilitas pedoman,standardan manual yang relevan penyelenggaraan diklat; (15) belum tersedianya dengan tugas di bidang kediklatan menyebabkanmekanisme dan prosedur kerja diklat menjadi belum cukup efektif, serta (16) belum optimalnya jaringan kerja diklat dengan perguruantinggi, asosiasiprofesi, dan lembagadonor dalam dan luar negeri. Terkait dengan kerjasamaantar daerah, Daerah Otonom Baru (DOB), dan keuangan daerah,tantanganyang dihadapi pada tahun 2009 adalah:(l) belum optimalnya kerja-sama ekonomi daerah dan penyediaanpelayanan antarpemdakhususnyadalam pengembangan publik; (2) belum efektif dan optimalnya kemajuan pembangunandi daerah akibat belum stabilnya fungsi kerjasama yang strategis; (3) belum tergalinya potensi-potensisfrategis daerah untuk dikerjasamakan; (4) belum cukup besarnya inisiatif pemerintah untuk mendorong tedadinya kerjasama antardaerahsebagai alternatif mengurangi pemekaran daerah; (5) belum mantapnya peran Dewan PertimbanganOtonomi Daerah (DPOD) di DOB; (6) meskipun telah dilakukan dalam prosespembentukandaerah dan pembangunan masih adanya keinginan beberapadaerahuntuk melakukan pemekarantanpa moratorium, analisiskomprehensifterhadappotensi daerah,terutamamenjelang pemilu tahun 2009; (7) belum baiknya koordinasi antara PemerintahDaerah induk dan Pemerintah Daerah baru dalam pengelolaanaset-asetdaerah, aparatur PemerintahDaerah, dan batas wilayah; (8) belum tersedianyakantor-kantor kecamatansebagaiujung tombak pemberianpelayanandi RANDF yang belum optimal; serta (10) masih lemahnya beberapa daerah;(9) pelaksanaan pelaporanmengenaidata dan informasi mengenaipengelolaankeuangandaerah.

II.12 5

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

B. SASARAN PEMBANGUNAN

TAHUN 2OO9

prosesdesentralisasi otonomi pembangunan dan tahun 2009 bidangrevitalisasi Sasaran daerah adalah: di regulasi dan terimplementasikannya kebijakan desentralisasi l. Tersosialisasikannya berkarakterkhusussertadaerahistimewa; daerah-daerah sektoral dengan peraturan 2. Harmonis dan selarasnya peraturan perundang-undangan perundang-undangan mengenai desentralisasidan otonomi daerah khususnya terkait dengan pembagian urusan pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan PemerintahDaerahKabupaten/Kota; pemerintahan daerahsesuaidengantata kelola 3. Meningkatnyakinerja penyelenggaraan yang baik (goodgovernance); pemerintahan 4. Meningkatnya kapasitas,kompetensi dan etika aparatur pemerintah daerah untuk aparaturpemdayang profesional; menciptakan 5 . Meningkatnya kemampuanAparatur Pemda dalam usaha mitigasi bencana,bahaya penerapan di kebakarandan pemenuhanpelayananPemerintahan daerahpascabencana, StandarPelayananMinimal (SPM), dan pelayanansatu atap; pembangunan antaraPemerintahPusatdan PemerintahDaerah 6. Sinkronnya perencanaan
t

7. Meningkatnya regulasimengenai kerjasama daerahdan terfasilitasinya beberapa

baru Kerjasama Antar Daerah(KAD) khususnya dalam pengembangan bentukan ekonomidaerah;


pemerintahandan pembangunandi Daerah 8. Meningkatnya kinerja penyelenggaraan Otonom Baru (DOB); prosespenguatankapasitaskeuangandaerahdan terimplementasikannya 9. Terlaksananya Aksi NasionalDesentralisasi Fiskal(RANDF). Rencana perencanaan pembangunan regulasipenyusunan 10.Tersosialisasinya daerahdan analisis pembangunan dokumenperencanaan konsistensi daerah pembangunan fungsi perencanaan daerah ll. Menguatkan

C. ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNANTAHUN 2OO9


Arah kebijakanpembangunan tahun 2009 bidang revitalisasiprosesdesentralisasi dan otonomi daerahadalah: l. Melakukan penyusunan dan sosialisasi terhadapregulasi serta mengimplementasikan kebijakan di daerah-daerah berkarakter khusus seperti Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam(NAD), Provinsi Papuadan Provinsi Irian Jaya Barat dan daerah istimewa sepertiProvinsi DKI Jakartadan Provinsi DaerahIstimewa (DI) Yoyakarta; 2. Mengharmonisasikan berbagaiperaturanperundang-undangan sektor denganperaturan perundang-undangan mengenai desentralisasi dan otonomi daerah dengan cara penyesuaian Norma, Standar,Prosedurdan Kriteria (NSPK) masing-masingsektor; 3. Meningkatkan kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah melalui: penataan kelembagaan daerah; peningkatan kapasitas perencanaanpembangunan daerah di tingkat desa, kecamatan, kabupaten/kota dan provinsi; evaluasi penyelenggaraan pemerintahan daerah;dan pengembangan kapasitaspemerintahdaerah;

tr.lz - 6

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

4. Melakukanfinalisasipenyempurnaan Undang-Undang 32 Tahun2004 tentang No. Pemerintahan Daerah. profesionalisme 5. Meningkatkan aparatur pemerintah daerah dalampenerapan di Standar Pelayanan Minimal (SPM), pelayanan satu atap dan penyelenggaraan pemerintahan secara luas; 6. Meningkatkan kemampuan AparaturPemdadan Masyarakat dalam mitigasi bencana danbahaya kebakaran sertaterpenuhinya pelayanan pemerintahan di daerah pasca bencana; 7. Meningkatkan kualitas perencanaan pembangunan daerahmelalui penguatan peran musyawarah perencanaan pembangunan (musrenbang) tingkat pusat, provinsidan di kabupaten/kota; 8. Meningkatkan kerjasama antarpemerintah daerah melaluipenguatan regulasi, fasilitasi terhadappengembangan kerjasama ekonomi daerah,dan upaya peningkatan peran gubernur sebagai mediator pembina dan kerjasama antardaerah; 9. Menghentikan sementarapembentukanDaerah otonom Baru (DoB) sampai terlaksananya evaluasi menyeluruh terhadap DOB; 10.Meningkatkan kinerjaDaerah OtonomBaru (DOB) melaluipeningkatan peranDPOD pembangunan DOB; danpercepatan di I l. Menyukseskan Rencana Aksi Nasional Desentralisasi Fiskal(RANDF) di tingkatpusat terutama pengalihan terkaitdengan sebagian danadekonsentrasi tugaspembantuan dan kepada DanaAlokasiKhusus (DAK); 12.Meningkatkan kapasitas keuangan pemerintah daerah melaluiarahan penggunaan dana perimbangan untuk menggalisumber-sumber potensidaerah,implementasi Sistem InformasiPengelolaan Keuangan Daerah(SfPKD) dan pengelolaan keuangan daerah yangbaik.

rr.r2- 7

Anda mungkin juga menyukai