Anda di halaman 1dari 14

Dan Di Langit Terdapat Rizkimu Dan Apa Yang Dijanjikan Kepadamu Oleh Muhaimin Iqbal Selasa, 16 February 2010

07:55
Ibnu Katsir ketika mentafsirkan ayat yang saya jadikan judul tulisan ini (QS 51:22) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan Dan dilangit terdapat rizkimu adalah hujan yang membawa rizki; sedangkan yang dimaksud dengan Dan Apa yang dijanjikan kepadamu adalah surga bagi orang-orang yang bertakwa. Ibnu Katsir yang kitab tafsirnya menjadi rujukan umat seluruh dunia karena kedalaman ilmunya; insyallah jauh lebih besar peluang benarnya ketimbang kelirunya. Lantas mengapa bagi kita yang hidup di Jakarta ini, hujan secara perlahan tetapi pasti dicitrakan sebagai penyebab musibah tahunan yang harihari ini melanda yaitu banjir ?. Pasti yang salah bukan ayat atau tafsirnya; tetapi perilaku kita yang salah dalam mengelola potensi rizki dari hujan ini. Pada tulisan kali ini saya ingin mengajak pembaca untuk mengembalikan pandangan bahwa hujan sebagai sumber rizki agar kita pandai mengelola dan mensyukuri-nya; bukan sebaliknya memandang hujan sebagai sumber musibah sehingga banyak orang berharap agar hujan tidak turun !. Sesungguhnya kita sangat-sangat beruntung hidup di negeri kepulauan yang berada paling dekat dengan katulistiwa. Negeri yang berada di Equator Belt ini hanya Indonesia, beberapa negara Amerika latin khususnya Brasil dan beberapa negara Afrika. Tetapi Afrika sangat kering, dan Brasil tidak terlalu banyak memiliki wilayah laut seperti kita di Indonesia. Dengan posisi yang seperti inilah, Indonesia menjadi salah satu negara yang paling banyak memiliki hujan. Dampak dari hujan tropis ini berikutnya adalah di Indonesia-lah terdapat paling banyak spesies tumbuhan, binatang dan microorganism yang kemudian dikenal sebagai biodiversity. Karena posisi yang unique ini pulalah maka ketika United Nation menyatakan tahun ini sebagai 2010 International Year of Biodiversity Indonesia menjadi salah satu pusat perayaannya, yaitu di Bali mulai akhir pekan ini. Sejalan dengan tafsir diatas, kemudian juga bukti kekayaan biodiversity yang tidak ada duanya tersebut masihkah kita belum bisa melihat rizki dari langit yang dibawa oleh hujan itu ?. Kalau melihat saja kita belum bisa, tentu kita akan kesulitan untuk memiliki visi pengelolaannya. Untuk belajar menangkap secara harfiah rizki dari langit yang terbawa oleh hujan ini, team kami di Pesantren Wirausaha Jonggol membuat eksperimen kecil dalam laboratorium sederhana untuk pembibitan Jamur. Jamur adalah sumber protein yang sehat dan bisa diproduksi dari awang-awang. Karena untuk menghasilkan 10 kg jamur perhari selama 4-5 bulan berturut-turut, awalnya hanya dibutuhkan jaringan yang diambil dari jamur induk sebesar ujung jarum. Untuk bisa tumbuh baik, jamur pada umumnya memerlukan suhu udara antara 22o C - 28o C dan kelembaban udara antara 60% - 70%. Suhu dan kelembahan yang dipersyaratkan untuk pertumbuhan jamur ini dengan mudah dapat dipenuhi oleh sebagian besar wilayah negeri ini. Dari mana negeri ini memperoleh keberuntungan tersebut ?, ya dari hujan yang secara kontinyu mengguyur sebagian besar wilayah negeri ini secara reguler. Jadi secara internal negeri ini sesungguhnya sangat beruntung dengan rizki yang terbawa seiring dengan seringnya turun hujan. Kita bisa membanjiri dunia dengan protein yang murah yang bisa diproduksi secara massal di Indonesia. Untuk memproduksi jamur secara massal ini tidak dibutuhkan tanah yang luas, tidak membutuhkan pupuk-pupuk yang mahal (yang sering diributkan subsidinya), tidak membutuhkan modal yang besar (yang hanya dimiliki para konglomerat dan tuan tanah); yang kita butuhkan terutama adalah lingkungan dengan suhu dan kelembaban yang tepat yang sudah dianugerahkan oleh Allah secara melimpah melalui curah hujan negeri ini. Yang kita butuhkan kemudian adalah ilmu perjamuran dan ketrampilan wirausaha/manajemen yang memadai; namun lagi-lagi ilmu membuat benih jamur insyaallah tidak sesulit membuat roket Anda bisa belajar bareng kami (kami juga lagi belajar soalnya) gratis; memanage industri jamur saya yakin juga tidak sesulit mengelola bank yang di bailout (yang kalau kita lihat di televisi nampaknya nggak ada yang bisa mengelola dengan benar !); jadi orang-orang kebanyakan seperti Anda dan saya insyallah bisa memproduksi protein yang murah ini secara massal. Bila ini benar-benar dapat kita lakukan, maka kebutuhan protein negeri ini akan dapat tercukupi dengan murahdan syukur-syukur kita bisa menjadi solusi bagi milyaran penduduk dunia yang kini sedang kekurangan pangan dan gizi. Allaahumma shayyiban naafian; Ya Allah jadikanlah hujan ini mafaat

Bila Anda Ingin Mengubah Dunia Oleh Muhaimin Iqbal Kamis, 09 April 2009 07:30
Hari ini adalah hari-H, hari dimana hati para caleg Dag-Dig-Dug menunggu hasil pemilu yang diadakan serentak di seluruh negeri. Karena untuk DPR RI saja hanya ada 560 kursi yang diperebutkan oleh 11,219 caleg; maka kurang dari 5% caleg yang akan gembira hatinya karena terpilih. Sebaliknya lebih dari 95%nya akan kecewa. Bagi yang terpilih, ingat-lah janji-janji Anda terhadap para rakyat pemilih, Ingatlah janji Anda untuk membuat perubahan di negeri yang terpuruk dengan berbagai macam krisis dan bencana ini. Jangan sampai Anda membawa penyesalan di akhir hayat Anda, mumpung Anda masih diberi kesempatan - belajarlah dari penyesalan yang tertulis di batu nisan seorang penulis berikut: "Ketika aku muda, aku ingin mengubah seluruh dunia. Lalu aku sadari, betapa sulit mengubah seluruh dunia ini, lalu aku putuskan untuk mengubah negeriku saja. Ketika aku sadari bahwa aku tidak bisa mengubah negeriku, aku mulai berusaha mengubah masyarakatku. Ketika aku semakin tua, aku sadari tidak mudah mengubah masyarakatku, maka aku mulai berusaha mengubah keluargaku. Kemudian akupun sadar aku semakin renta, aku juga tak bisa mengubah keluargaku. Ketika waktuku sudah hampir habis, aku menyesal ternyata satu-satunya yang bisa aku ubah adalah diriku sendiri. Bila saja aku bisa mengubah diriku sejak dahulu, aku pasti bisa mengubah keluargaku kemudian masyarakatku. Pada akhirnya aku akan mengubah negeriku dan setelah itu aku pun bisa mengubah seluruh dunia ini." Bagi yang tidak terpilih, jangan sedih- jangan gundah. Kembalilah mengaji bersama kami rakyat kebanyakan. Sebagai rakyat biasa kita tetap bisa mengubah dunia, tidak percaya ? Ada pelajaran yang sangat indah dari ulama besar abad ini Imam Asy-Syahid Hasan Al Banna bagi Anda yang ingin mengubah dunia. Dunia tidak bisa diubah dengan teori dan juga janji; dunia hanya bisa diubah dengan amal yang nyata. Amal-pun tidak bisa sembarang amal, melainkan amal yang berkwalitas, ikhlas dan dilakukan dengan urutan yang benar. Berikut adalah urutan amal bagi yang ingin mengubah dunia. 1) Perbaikilah diri Anda sendiri dahulu : targetnya adalah menjadikan diri Anda kuat secara fisik, kokoh akhlaq, luas wawasan, mampu mandiri dengan penghasilan sendiri, selamat aqidah (tidak syirik sedikitpun), benar dalam beribadah, selalu memperbaiki diri, mampu mengatur waktu, rapi dalam segala urusan dan mampu memberi manfaat pada orang lain. Menjadikan keluarga Anda keluarga muslim : mendidik dan membimbing anak dengan dasar-dasar Islam, menjaga etika Islam dalam setiap aktivitas. Mengajak masyarakat ke Islam : menyebarkan seruan kebaikan, mencegah kemungkaran, segera melakukan kebajikan, mewarnai kehidupan masyarakat dengan Islam. Memerdekakan Tanah Air : membebaskan diri dan negeri dari segala bentuk penjajahan baik yang sifatnya politik, ekonomi maupun penjajahan pemikiran. Membenahi pemerintahan : membawa kearah pemerintahan yang Islami, pemimpin adalah pelayan umat, menjamin pelaksanaan hal-hal yang diperintahkan /diwajibkan dalam Islam dan melarang hal-hal yang memang terlarang dalam Islam. Mengembalikan Khilafah : mengembalikan eksistensi kekhalifahan Islam yang telah hilang berpuluh tahun, memerdekakan negeri-negeri Muslim yang masih terjajah dan menghidupkan kejayaannya. Kepeloporan internasional ( ustadziyatul alam) : Baru saat itulah Anda-Anda bersama kita semua umat Islam insyaallah bisa merubah dunia, membebaskan dunia dari segala fitnah, dan kita hanya tunduk semata-mata kepada Allah.

2)

3)

4)

5)

6)

7)

Dari urut-urutan tersebut diatas, kita bisa lihat bahwa membenahi pemerintahan baru bisa kita lakukan di urutan ke 5 setelah kita sukses di empat urutan sebelumnya. Kita paling hanya bisa bermimpi untuk memperbaiki masyarakat, negeri/pemerintahan apalagi dunia bila untuk memperbaiki diri dan keluarga saja kita tidak bisa. Mari kita sekarang mulai dari square-one, kita mulai dari urutan pertama dulu, kemudian kedua, ketiga dan sambil terus memohon kepadaNya agar niat kita menyempurnakan amal sampai urutan ke 7 disampaikanNya entah kapan, entah pada generasi kita atau anakcucu yang jelas kita telah memulai dari langkah yang benar1, 2, 3. Amin.

7 "I" Untuk Para (Calon) Entrepreneur... Oleh Muhaimin Iqbal Sabtu, 21 August 2010 09:50
Mengikuti anjuran Rasulullah SAW melalui hadits yang berbunyi : Kalimat hikmah (perkataan yang baik/bijaksana) adalah senjatanya orang mukmin, dimanapun ia mendapatkannya maka dia lebih berhak untuk mengambilnya (HR. Tirmidzi/Ibnu Majjah), maka kali ini kita mengambil pelajaran dari kiat sukses salah seorang pengusaha keturunan yang terkenal di Indonesia. Setelah saya selaraskan dengan nilai-nilai Islam, maka kiat sukses ini saya sajikan dalam 7 "I" berikut : 1. Informasi Ayat pertama di Al-quran yang turun ke Rasulullah SAW adalah Iqra...(bacalah...), ini untuk menggambarkan betapa pentingnya membaca atau menangkap informasi ini. Membaca apa yang tersurat seperti yang ada di Al-Quran ataupun membaca apa yang tersirat di alam sekitar kita. Hasil dari bacaan tersebut terkumpullah informasi di otak kita yang kemudian sebagian bisa menjadi peluang untuk berusaha. Bila Anda tahu misalnya masyarakat sekitar Anda membutuhkan sesuatu, dan Anda-pun tahu bagaimana atau dimana sesuatu tersebut bisa diperoleh maka Anda sudah bisa jadi pengusaha dalam pemenuhan sesuatu kebutuhan tersebut. Beberapa dekade lalu contohnya ada pengusaha di Indonesia yang menangkap informasi bahwa masyarakat perlu cara minum yang mudah, maka mulailah dia membotolkan air yang terus kemudian berkembang menjadi air dalam kemasan gelas plastik, dalam galon dlsb. Tanpa kita sadari inilah hasil informasi yang diolah oleh pengusaha tersebut sehingga kita begitu mudah menyajikan minum untuk tamu kita misalnya. Seandainya produk air dalam kemasan ini belum ada, maka mungkin kita masih harus merebus air setiap saat ada tamu di rumah !. 2. Intelligence Intelligence adalah kemampuan untuk mengangkap dan mempelajari fakta kemudian trampil pula mengolahnya. Informasi yang sama berseliweran di depan kita semua, namun sebagian kita bisa menangkap kemudian mengolahnya menjadi suatu usaha sebagian yang lain tidak menangkap apa apa, faktor intelligence inilah yang sangat berperan dalam hal ini. Karena berupa ketrampilan atau skills otak, maka intelligence ini bisa diasah atau dilatih. Bila diasah untuk ketrampilan mengolah peluang usaha misalnya, maka pemilik intelligence ini akan memiliki apa yang disebut business acumen yaitu kemampuan untuk secara cepat memahami situasi kemudian cepat pula mengambil keputusan bisnisnya. Bagaimana melatihnya ?, sesi-sesi idea brainstorming seperti yang kami adakan di Pesantren Wirausaha Daarul Muttaqiin adalah salah satu contohnya. 3. Intuisi Kadang sebuah informasi tidak begitu jelas, antara ada dan tiada. Namun bagi entrepreneur yang berbakat dan berketrampilan, dia sudah bisa mengambil keputusan berdasarkan intuisi-nya. Intuisi adalah pengetahuan atau kepercayaan tentang sesuatu berdasarkan instink, tanpa harus membuktikan bahwa sesuatu itu ada beneran atau tidak. Intuisi tentang suatu bidang usaha lagi-lagi bisa diasah dengan pengalaman dan praktek di lapangan. 4. Ilham Setiap kita sebenarnya telah diberi ilham untuk mampu membedakan sesuatu itu buruk atau baik fa alhamahaa fujuu ra haa wa takwahaa (QS 91 : 8), jadi tanpa bertanya ke siapapun sebenarnya hati kecil kita bisa berfatwa untuk diri kita sendiri apakah suatu jalan itu akan membawa kepada suatu kebajikan /ketakwaan atau membawa keburukan. Hanya saja lagi-lagi bila hati ini tidak dilatih untuk menggunakan ilham tersebut, maka hati ini akan mati tidak mampu lagi membedakan mana suatu kejahatan dan mana suatu kebajikan. Seorang muslim yang bekerja/berusaha dalam lingkungan ribawi misalnya, awalnya hati kecil menolak, gelisah dlsb. Namun karena tidak ditinggalkannya pekerjaan/usaha tersebut lama kelamaan hatinya tidak bekerja lagi dia enjoy saja di lingkungan ribawi tersebut. 5. Inisiasi Setelah kita menangkap peluang, mengolahnya dengan cerdas, instuisi kita mengatakan ini peluang yang baik dan hati kecil kita pun comfortable dengan ide tersebut maka ini belum apa-apa dan tidak akan menjadi apa-apa sebelum pekerjaan mengolah peluang tersebut benar-benar di inisiasi atau dimulai. Inilah yang paling berat, banyak orang pinter dengan berjuta ide man of ideas tetapi tidak menjadikan satupun ide-nya diterapkan. Di perpustakaan-perpustakaan perguruan tinggi tersedia ratusan ribu atau bahkan jutaan thesis-thesis dari S1 sampai S3, namun hanya sebagian sangat kecil saja dari pemikiran-pemikiran cemerlang tersebut ter-inisiasi-kan dalam sesuatu yang riil. Tidak ada cara lain untuk melawan ketakutan terhadap sesuatu selain menghadapinya, maka inisiasi inilah cara kita untuk melawan

ketakutan akan gagal dalam mengimplementasikan rencana, dalam membangun usaha dan seterusnya.

6. Istiqomah Setelah kita mulai mengimplementasikan rencana-rencana usaha kita, berbagai masalah akan bermunculan. Peluang itu berkorelasi langsung dengan risiko, artinya di setiap risiko yang kita hadapi ada peluang bagi kita bila kita berhasil mengatasi risiko tersebut. Yang diperlukan adalah sikap istiqomah dalam implementasi usaha, yaitu kemampuan kita untuk secara tekun dan terus menerus mengatasi masalah-masalah yang muncul dari rencana yang diimplementasikan dan tidak lari dari masalah atau kesulitan, maka sesungguhnya bersaman dengan kesulitan ada kemudahan, sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan (QS 94:5-6). Lebih dari itu bila usaha yang kita implementasikan adalah dalam rangka ketaatan kita kepada Sang Pencipta, misalnya diniatkan untuk menciptakan lapangan kerja yang banyak, diniatkan untuk memberi makan di hari kelaparan, maka insyaallah Allah akan menurunkan malaikatnya membantu kelancaran usaha kita. Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka (istiqomah), maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan): "Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu" (QS 41:30). 7. Insyaallah Sebagai orang beriman, kita yakin betul bahwa segala sesuatu hanya terjadi bila Allah menghendakinya terjadi. Sebaliknya, sekeras apapun kita mengusahakannya bila Allah tidak menghendaki sesuatu itu terjadi maka pasti tidak akan terjadi. Maka tidak ada yang bisa kita sombongkan dari segala upaya ini, karena hanya Dia-lah yang menetukan keberhasilan atau kegagalannya, yang kita bisa lakukan adalah sekedar berusaha. Lantas bagaimana kita menyikapi dengan I yang ketujuh ini untuk menunjang keberhasilan kita ?, kiat-nya adalah menyelaraskan usaha kita dengan kehendak Allah; karena yang Dia kehendaki pasti terjadi maka bila kita bisa menangkap kehendakNya di alam ini, itulah peluang sukses terbesar kita. Lantas bagaimana kita bisa menangkap kehendak Allah ini ?, kembali ke I yang pertama yaitu informasi atau membaca apa yang tersurat (di Al-Quran) dan yang tersirat di Alam. Insyaallah.

Antara Visi, Mimpi dan Doa Oleh Muhaimin Iqbal Kamis, 04 March 2010 17:35 Dalam sejarah dunia abad lalu, ada pemimpin dunia yang sangat terkenal akan kekuatan visinya yaitu John F. Kennedy. Di hadapan Konggres Amerika pada tahun 1961 dia mengungkapkan visinya bahwa bangsa Amerika harus bisa mencapai bulan sebelum akhir dekade itu.
Di tengah bangsa Amerika yang lagi limbung sebenarnya visi ini jauh melampaui jamannya. Visi ini muncul ketika bangsa Amerika ragu apakah jalan hidup yang mereka pilih sudah benar, apakah bukannya komunis yang benar karena saat itu komunis lagi menghebohkan dengan keberhasilan Soviet meluncurkan satelit yang mengorbit bumi. Bahkan bangsa Amerika lagi nggumun-nggumun-nya dengan keberhasilan soviet mengirim kosmonot Yuri Gagarin ke antariksa. Namun sekitar delapan tahun kemudian, meskipun JFK sendiri sudah meninggal visinya teralisasikan dengan sejarah Neil Amstrong dan Buzz Aldrin sebagai manusia-manusia pertama yang menginjakkan kakinya di bulan pada tanggal 20 Juli 1969. Jadi visi lebih penting ketimbang sumber daya dan kondisi yang melingkungi manusia itu sendiri. Dengan sumber daya melimpah tetapi tidak didukung oleh visi yang jelas maka sumber daya yang melimpah ini tidak akan banyak manfaatnya. Sebaliknya dengan sumber daya yang terbatas dan dengan lingkungan yang tidak sepenuhnya kondusif sekalipun, pemimpin yang mempunyai visi yang kuat akan bisa mengeluarkan rakyatnya dari penderitaan dan bahkan bisa menjadi bangsa pemenang meskipun tidak harus tercapai pada saat dia memimpin. Lantas bagaimana kita tahu apakah kita sudah memiliki visi yang jelas atau kita baru sekedar bermimpi ?. Bedanya terletak pada jabarannya. Visi yang jelas dapat dijabarkan menjadi Mission, Goals, Strategies dan Action Plans sampai sedetilnya. Sedangkan mimpi tidak perlu penjabaran, Anda bisa saja mimpi lagi menikmati liburan di Paris tetapi berangkatnya naik sepeda dari Depok namanya juga mimpi, boleh-boleh saja dan tidak perlu penjelasan detil. Perbedaan antara visi dan mimpi ini pulalah yang antara lain membedakan sedikit karyawan yang benar-benar pindah kwadrant menjadi pengusaha, dengan mayoritas karyawan yang tetap menjadi karyawan sampai pensiun padahal sejak awal bekerja yang mayoritas ini juga bervisi (sebenarnya masih mimpi) menjadi pengusaha. Golongan yang pertama menjabarkan visinya dan berbuat (action plans) maka sampailah apa yang di-visi-kannya; golongan kedua tidak bermuat apa-apa dengan mimpinya maka mimpi tetap menjadi mimpi. Dalam hal visi ini, sebagai umat Islam kita sesungguhnya punya contoh tauladan yang jauh lebih agung dari John F. Kennedy. Tauladan kita adalah bapak para nabi yaitu Nabi Ibrahim A.S. Bayangkan ditengah padang pasir yang gersang tidak ada pepohonan, di tempat yang sangat jauh dari keramaian manusia nabi Ibrahim sudah memiliki visi yang sangat jelas akan seperti apa tempat itu nantinya. Visi ini dituangkan dalam doa-doa-nya yang diabadikan di Al-Quran antara lain sebagai berikut : Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdoa: Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rezeki dari buahbuahan kepada penduduknya yang beriman di antara mereka kepada Allah dan hari kemudian ". (QS 2 :126) Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezkilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur. (QS 14:137). Kini ribuan tahun kemudian, visi itu benar-benar terwujud. Kita bisa menikmati buah-buahan apa saja di Mekkah, meskipun buah-buahan itu sendiri tidak ditanam disana. Buah-buahan, makanan, pakaian dan berbagai kebutuhan manusia mengalir bak air bah dari seluruh dunia ke tempat yang di visikan nabi Ibrahim tersebut diatas. Lebih dari itu manusia yang berduyun-duyun ke Mekkah juga mayoritasnya memiliki satu tujuan saja yaitu menyembah Allah semata yang dimanifestasikan dalam bentuk sholat. Nah, kalau Kennedy saja yang tidak membaca petunjuk Al-Quran bisa membawa bangsanya mencapai bulan. Kita yang dituntun dengan petunjuk dan contoh yang sempurna dari Al-Quran dan Hadits sudah seharusnya dapat berbuat lebih dari yang dilakukan oleh JFK. Bukan hanya petunjuk dan contoh yang sangat komprehensif yang kita punya, tetapi juga kita dibekali dengan doa-doa yang matsur seperti yang dilafalkan Nabi Ibrahim tersebut diatas. Ayo sekarang kita semua, mulai dari diri kita bangun dari mimpi-mimpi kita dan mulai membangun visi sambil tidak berhenti untuk terus berdo'a. Semoga Allah menunjuki jalanNya untuk kita semuaAmin.

Memilih Bidang Pekerjaan Di Akhir Zaman... Oleh Muhaimin Iqbal Minggu, 02 May 2010 08:57
Ada salah satu Ustadz saya yaitu Ustadz Ihsan Tandjung yang sangat mendalami subject akhir zaman. Mulai dari tanda-tandanya, rujukannya sampai hal-hal yang perlu kita persiapkan untuk menghadapinya. Saking banyaknya referensi beliau dalam masalah ini, beliau sampai menulis satu situs khusus yang alamatnya di internet sudah self-explanatory yaitu www.bolehjadikiamatsudahdekat.com . Mendalami masalah akhir zaman, tidak harus membuat kita pesimistis dalam menghadapi kehidupan ini. Justru sebaliknya, bila kita sadar bahwa Boleh Jadi Kiamat Sudah Dekat maka kita akan berusaha mencari bekal sebanyaknya untuk hidup sesudah itu yaitu kehidupan yang abadi di akhirat kelak. Kesadaran akan akhir zaman juga akan membuat kita buru-buru bertaubat bila dalam perjalanan hidup kita ada hal-hal yang kita langgar mumpung masih ada waktu !. Buru-buru kita ke kembali ke jalan Allah menyambut seruanNya : Maka segeralah kembali kepada (menaati) Allah. Sesungguhnya aku seorang pemberi peringatan yang nyata dari Allah untukmu. (QS 51 :50). Nah bagaimana dalam konteks bidang pekerjaan, bila dalam pekerjaan yang kita tekuni tersebut kita masih terlibat dalam hal yang sangat terlarang seperti riba, riswah (suap), mengambil hak orang lain, berbuat kerusakan di bumi, mendholimi rakyat dlsb.dlsb ?. Banyak potensi pekerjaan yang bisa kita pilih, yang aman dari hal-hal yang terlarang tersebut. Bahkan banyak pula jenis pekerjaan yang bisa kita lakukan tersebut yang memiliki dasar yang kuat di Al-Quran ataupun di Hadits. Kaidahnya adalah apa yang disebutkan di AlQuran ataupun Hadits yang shoheh adalah benar ketika diturunkan, benar saat ini, dan akan tetap benar sampai akhir zaman. Mengapa demikian ?, karena agama ini adalah agama Akhir zaman maka segala tuntunannya pasti valid sampai akhir zaman. Termasuk tuntunannya dalam hal pekerjaan ini. Pekerjaan bertani atau bercocok tanam misalnya, akan selalu baik sampai akhir zaman karena kita bahkan diperintahkan untuk tetap menanam benih yang ada di tangan kita walaupun seandainya proses terjadinya kiamat sudah mulai. Contoh pekerjaan lain yang juga insyallah valid sampai akhir zaman adalah menggembala (memelihara) kambing. Untuk yang satu ini, Imam Nawawi yang sangat mashur dengan kitab yang menjadi rujukan para juru dakwah hingga kini membahas secara khusus dalam kitabnya Riyadhush Shalihin. Dalam bab Beruzlah beliau menyampaikan bahwa beruzlah atau menyendiri ketika moral manusia sudah rusak, takut agama ini terfitnah dan takut terjerumus dalam keharaman dan syubhat adalah hal yang disunahkan. Nah ketika kita menyendiri dan takut kepada hal yang haram, lantas apa pekerjaan kita untuk menghidupi diri dan keluarga kita ?. Memelihara kambing, itulah salah satu jawabannya. Untuk jawaban ini tidak tanggung-tanggung, Imam Nawawi memberikan tiga Hadits shoheh sebagai rujukannya. Berikut adalah haditshadits tersebut : Dari Abu Hurairah R.A. dari Nabi SAW, dia bersabda : "Setiap Nabi yang diutus oleh Allah adalah menggembala kambing". Sahabatsahabat beliau bertanya : Begitu juga engkau ? ; Rasulullah bersabda : Ya, aku menggembalanya dengan upah beberapa qirath penduduk Mekah. (H.R. Bukhari) Dari Abu Said berkata : Rasulullah SAW bersabda : Hampir saja harta muslim yang terbaik adalah kambing yang digembala di puncak gunung dan tempat jatuhnya hujan. Dengan membawa agamanya dia lari dari beberapa fitnah (kemungkaran atau peperangan sesama muslim). (H.R. Bukhari) Dari Abu Hurairah R.A. dari Rasulullah SAW, beliau bersabda : Termasuk penghidupan manusia yang terbaik, adalah seorang laki-laki yang memegang kendali kudanya di jalan Allah. Dia terbang diatasnya (dia menaikinya dengan jalan yang cepat). Setiap mendengar panggilan perang dia terbang diatasnya dengan bersemangat untuk mencari kematian dengan jalan terbunuh (dalam keadaan syahid) atau mati biasa. Atau seorang laki-laki yang menggembala kambing di puncak gunung dari atas gunung ini atau lembah dari beberapa lembah. Dia mendirikan sholat, memberikan zakat dan menyembah kepada Tuhannya hingga kematian datang kepadanya. Dia tidak mengganggu kepada manusia, dan hanya berbuat baik kepada mereka. (H.R. Muslim). Jadi menggembala (memelihara) kambing bukan hanya commercially feasible seperti yang sudah saya tulis sebelumnya; tetapi juga memiliki dasar yang shahih. Maka tidak malu saya berulang kali mengajak para pembaca untuk belajar menekuni profesi yang sering dianggap kuno oleh sebagian orang di zaman teknologi ini. Bagi yang berminat, silahkan datang ke lokasi kandang kami di Jonggol dan mulai belajar mempersiapkan diri dengan profesi akhir Jaman. Insyaallah.

Blue Ocean Mindset , Bukan Bersaing Tetapi Berlomba Dalam Kebajikan Oleh Muhaimin Iqbal Rabu, 10 February 2010 08:13
Lima tahun lalu Harvard Business School Press menerbitkan buku yang legendaris bagi dunia usaha dengan judul Blue Ocean Strategy dan sub judul How To Create Uncontested Market Space and Make the Competition Irrelevant. Buku ini ditulis oleh Chan Kim dan Renee Mauborgne yang keduanya adalah professor di INSEAD. Inti dari isi buku ini adalah strategy bagi para pelaku usaha untuk bisa keluar dari medan persaingan yang tidak sehat yang digambarkan sebagai red ocean karena berdarah-darahnya pertempuran di pasar menuju pasar yang boleh dikatakan tanpa pesaing yang digambarkan sebagai blue ocean karena tidak adanya setetes-pun darah yang tercecer. Selain menginspirasi para pelaku dunia usaha; buku ini sebenarnya bisa juga memberi inspirasi bagi para aktifis gerakan sosial, keagamaan dan bahkan pada para ustad dan juru dakwah. Dulu ada Dai kondang yang sering memberikan pencerahan kita untuk meninggalkan persaingan yang tidak sehat. Dengan arif Dai tersebut menceritakan betapa naifnya persaingan antara tukang ojek dengan tukang ojek, tukang cukur dengan tukang cukur, bahkan Daipun katanya bersaing dengan Dai lainnya. Nasihat Dai ini esensinya sama dengan isi buku tersebut diatas; bila kita jumud pada segmen kita, menganggap orang lain yang juga menggarap segmen ini adalah pesaing yang harus diserang maka kita akan berdarah-darah kehabisan tenaga, sementara kita sendiri akan kehabisan sumber daya kreatif kita untuk melihat adanya segmen lain yang perlu penggarapan. Dengan wawasan tersebut diataslah maka kami tidak pernah merasa bersaing dengan penggerak Dinar lainnya; meskipun ada yang mungkin menganggap kami sebagai pesaing dan ofensif terhadap apa yang kami lakukan kami tidak merasa perlu untuk membalasnya, karena ini hanya akan mengurangi kemampuan kreatif kita. Medan amal Islami ini terlalu luas untuk kita, sehingga kita tidak harus tetap berada di red ocean; begitu banyak blue ocean diluar sana yang bisa menjadi lapangan kita untuk berbuat kreatif dan beramal secara maksimal. Bahwasanya orang lain melakukan hal yang sama, kami anggap dia bukanlah pesaing mereka adalah sparring partners kita untuk bisa berlomba-lomba dalam kebajikan atau fastabihul khairat. Bahkan kini istilah blue ocean yang menyegarkan sebagai lawan kata red ocean yang panas berdarah-darah, seolah terwujud secara lahiriah di project Pesantrem Wirausaha yang kami cetuskan sejak beberapa bulan lalu. Bila Anda berkunjung kesana, Anda akan menemukan saudara-saudara Anda yang dengan tulus ikhlas berbagi ilmu dan pengalaman di berbagai bidang usaha mulai dari pertanian, perikanan, peternakan, perdagangan dan berbagai bidang lainnya; tidak ada yang menganggap Anda pesaing atau calon pesaing. Semua adalah saudara yang masing-masing menjadi sparring partners bagi yang lain untuk fastabihul khairat. Dengan Blue Ocean Mindset ini, dunia terasa sejuk bagi kita sesejuk komplek Pesantren Kita diatas. Semoga sparring partners kita dapat merasakan kesejukan yang sama. Wa Allahu Alam.

Jaga Mudamu Sebelum Pensiunmu Oleh Muhaimin Iqbal Selasa, 05 January 2010 07:02
Di awal tahun 50-an ada ekonom kondang Ludwig Von Mises yang menggambarkan kondisi para pensiunan di Amerika Serikat sebagai orang-orang yang di-authanasia-kan oleh pemerintahnya (seperti orang sakit keras yang dibiarkan meninggal tanpa pertolongan ). Tulisannya yang berjudul Authanasia of the Pension Funds intinya menguraikan bagaimana para pensiunan menderita dengan daya beli yang terus menurun karena faktor inflasi. 60 tahun kemudian sampai hari ini, para pensiunan di Amerika dan juga para pensiunan di seluruh dunia yang mengikuti system ekonomi ribawi-nya tetap saja secara umum menderita secara finansial dan seolah masih juga di authanasia-kan oleh pemerintahnya masing-masing yang tidak mampu mengendalikan inflasi. Bila inflasi menyengsarakan para pensiunan, apakah lantas kondisi sebaliknya bila terjadi deflasi akan memakmurkan mereka ?. Ternyata tidak juga. Di negeri yang sama Amerika Serikat, yang saat ini tingkat suku bunganya mendekati nol persen ternyata para pensiunan juga malah terancam kelangsungan penerimaan dana pensiunannya. Mengapa demikian ?, karena selama ini para pengelola dana pensiun mengandalkan instrumen finansial seperti deposito, government bond dan sejenisnya sebagai unggulan investasinya. Ketika deposito dan bond memberikan hasil yang sangat rendah, maka putaran dana mereka tidak memadai lagi untuk menopang program santunan yang berkelanjutan kepada para pensiunan. Contoh yang konkrit juga terjadi di Jepang yang sudah sejak lama menganut rezim suku bunga rendah. Pengelola dana pensiun dari maskapai penerbangan terbesar negeri itu sampai harus menegosiasikan ulang dengan para pensiunannya untuk menurunkan penerimaan mereka. Pilihan yang sangat berat karena kalau penerimaan pensiunan diturunkan akan lebih menyengsarakan mereka, sementara bila dilanjutkan seperti semula perusahaannya yang tidak akan survive. Jadi buah simalakamanya inflasi dan deflasi bagi pensiunan adalah begini : Bila inflasi tinggi, para pensiunan berkemungkinan untuk terus dapat menerima pensiunnya tetapi dengan daya beli yang terus menyusut. Sebaliknya bila terjadi deflasi, kemampuan para perusahaan/pengelola dana pensiun untuk secara berkelanjutan mampu membayarkan uang pensiun kepada yang berhak menerimanya yang terancam. Ketika Von Mises menulis artikel tersebut diatas 60 tahun lalu dicuekin oleh masyarakatnya, apa dampaknya ? ya itu tadi sampai kini para pensiunan di Amerika Serikat tetap menderita. Nah bagaimana sekarang kita, agar sekian puluh tahun dari sekarang ketika kita pensiun tidak menghadapi simalakama inflasi dan deflasi ini?. Berikut adalah beberapa poin yang bisa dilakukan : 1). Mulai secara bertahap lindungi hasil jerih payah Anda dari risiko finansial inflasi dalam bentuk benda riil yang daya belinya bertahan. Emas/Dinar; sawah, pohon, ternak dlsb. adalah beberapa diantaranya. 2) Meskipun di tempat kerja Anda dapat jatah pensiun yang dikelola perusahaan/pengelola dana pensiun. Jangan terlalu mengandalkan dana pensiun ini kemungkinan besarnya tidak akan cukup untuk menopang hari tua Anda. Menabung benda riil tetap Anda perlukan. 3) Bila perusahaan/pengelola dana pensiun Anda mempunyai program yang mengijinkan Anda mengelola dana pensiun Anda sendiri ambil program ini dan kelola sendiri di sektor riil. Bila belum mampu mengelola sendiri, cari mitra yang bisa mengelolanya sambil Anda belajar sektor-sektor usaha yang menjadi minat Anda. 4) Banyak-banyak investasi pada diri Anda sendiri sedari muda. Ikut pelatihan-pelatihan bidang usaha yang menjadi minat Anda, banyakbanyak belajar berusaha. Mencoba dan gagal di usia muda masih lebih baik dibandingkan mencoba dan gagal di usia tua ketika sumber daya dan dana kita sudah tidak ada lagi. Tidak semua eksperimen usaha ini membutuhkan biaya; di Pesantren Wirausaha Anda bisa belajar berusaha tanpa harus mengeluarkan satu sen-pun biaya. 5) Banyak-banyak investasi pada orang-orang di sekitar kita; mendidik mereka dan membimbingnya. Mereka inilah yang akan menjalankan dan meneruskan usaha kita setelah kita lanjut dimakan usia. Allhummajal khaira umry aakhirahu wa khaira amaly khawaatimahu wa khaira ayyaami yauma alqooka fiih, Ya Allah jadikanlah yang terbaik dari umurku adalah akhirnya, dan yang terbaik dari amal perbuatanku adalah penutupnya, dan yang terbaik dari hariku adalah hari ketika aku bertemu denganMu. Amin.

Entrepreneurship : Beranikah Anda Membakar Kapal Anda?


Oleh Muhaimin Iqbal Jum'at, 08 January 2010 07:39 Dalam sejarah Islam ada panglima perang yang memiliki strategi luar biasa, benar-benar luar biasa karena tidak pernah dilakukan oleh siapapun sebelumnya. Panglima perang tersebut adalah Thariq Bin Ziyad yang pada tahun 97 H (sekitar tahun 710 Masehi) memimpin 7,000 pasukan Islam memasuki Spanyol yang dijaga oleh 25,000 pasukan pimpinan Raja Roderick. Untuk menyemangati pasukannya agar tidak gentar melawan musuh yang memiliki kekuatan jauh lebih besar, dan agar tidak ada satupun dari pasukaannya yang berpikir untuk ambil langkah mundur - apa yang di lakukan Thariq ?, dia membakar seluruh kapal-kapal yang dipakai pasukannya untuk mencapai pantai tenggara Spanyol. Ketika pasukannya bertanya-tanya tentang apa yang dilakukan sang panglima ini, Thariq menjawabnya dengan pidato yang terkenal sbb : Wahai saudara-saudaraku, lautan ada di belakang kalian, musuh ada di depan kalian, ke manakah kalian akan lari?, Demi Allah, yang kalian miliki hanyalah kejujuran dan kesabaran. Ketahuilah bahwa di pulau ini kalian lebih terlantar dari pada anak yatim yang ada di lingkungan orang-orang hina. Musuh kalian telah menyambut dengan pasukan dan senjata mereka. Kekuatan mereka sangat besar, sementara kalian tanpa perlindungan selain pedangpedang kalian, tanpa kekuatan selain dari barang-barang yang kalian rampas dari tangan musuh kalian. Seandainya pada hari-hari ini kalian masih tetap sengsara seperti ini, tanpa adanya perubahan yang berarti, niscaya nama baik kalian akan hilang, rasa gentar yang ada pada hati musuh akan berganti menjadi berani kepada kalian. Oleh karena itu, pertahankanlah jiwa kalian. Tekad yang sangat kuat untuk hidup mulia atau mati syahid Isy Kariman au Mut Syahidan inilah yang dapat membawa kejayaan Islam dari waktu ke waktu. Kita tahu akhirnya dalam sejarah bahwa diawali oleh tekad yang sangat kuat dan kebergantungan kepada Allah semata tersebut, Islam menjangkau wilayah yang paling luas beberapa puluh tahun kemudian setelah strategi ini ditempuh Thariq dan pasukan-pasukannya. Ketika cerita tentang Thariq ini diajarkan secara turun temurun baik di dunia Islam maupun diluar Islam, maka sekitar 800 tahun kemudian, kurang lebih sepuluh generasi setelah Islam masuk Spanyol anak keturunan bangsa Spanyol yang bernama Hernando Cortez - pun meniru bulat-bulat strategi Thariq tersebut diatas ketika ia memimpin ekspedisi penaklukan ke Mexico. Hernando Cortez yang memimpin expedisi penaklukan bangsa Aztecs untuk merebut emas dan harta-harta lainnya ini membakar keseluruhan 11 kapal yang digunakan untuk membawa pasukannya mencapai daratan Mexico. Dengan demikian tidak ada pikiran untuk mundur, jalan hanya satu arah yaitu maju kedepan. Kita juga tahu hasil dari kebulatan tekat Hernando Cortez ini, sampai sekarang bahasa resmi yang dipakai di Mexico adalah bahasa Spanyol. Ini menunjukkan betapa berhasilnya Hernando Cortez meniru strategi Thariq Bin Ziyad dalam upayanya untuk menaklukkan Mexico yang menjadi jajahan Spanyol sampai beratus tahun kemudian. Kalau seorang Hernando Cortez saja bisa belajar dan menikmati ke-sukses-an dari meniru strategi Panglima Perang Islam Thariq Bin Ziyad, masa kita umat Islam di masa kini tidak bisa mencapai kesuksesan dengan belajar dari keberhasilan tokoh pejuang sekaliber Thariq ini ?. Kalaulah medan kita bukan atau belum medan perang saat ini, minimal strategi Thariq dengan membakar kapal ini bisa kita terapkan di tekad kita untuk membangun usaha, untuk meninggalkan tempat kerja yang kita ragukan kebersihan-nya misalnya. Dari pengalaman saya berinteraksi dengan sekian banyak peserta Pesantren Wirausaha dan juga peserta yang ikut pelatihan CIED (Center for Islamic Entrepreneurship Development) , penghalang terbesar dari setiap peserta yang ingin menjadi entrepreneur adalah keberaniannya untuk benar-benar terjun ke usaha serta benar-benar meninggalkan pekerjaan sebelumnya. Pengalaman saya sendiri-pun menunjukkan demikian; tidak kurang dari enam kali usaha berwiraswasta yang saya lakukan diluar jam kantor - ketika saya masih aktif sebagai eksekuitif ; tidak satupun yang berhasil. Yang ketujuh, kedelapan dan seterusnya insyaallah berhasil karena kapal saya benar-benar saya bakar. Untuk mencapai karir puncak di Industri asuransi & investasi di usia muda, dengan sangat bersusah payah saya peroleh gelar profesi yang paling tinggi di New Zealand, Australia dan Inggris. Sangat sedikit professional asuransi & investasi Indonesia yang mencapai pengakuan semacam ini. Namun sejak lahirnya fatwa MUI bahwa bunga bank haram awal 2004 ( Fatwa No 1 Tahun 2004 Tentang Bunga), tidak ada lagi yang perlu diperdebatkan mengenai keharaman bunga bank dan produk-produk yang terkait dengannya di dunia finansial - maka pekerjaan saya sebelumnya harus saya tinggalkan. Maka alhamdulillah kapal yang namanya gelar professional dan karir puncak di industri finansial tersebut telah habis saya bakar dua tahun lalu. Sejak saat itu, mirip yang dilakukan oleh Thariq dan juga Cortez, medan pertempuran saya menjadi medan pertempuran yang sama sekali baru. Tidak mudah, tetapi juga tidak mustahil hanya pertolongan Allah-lah yang menjadikan yang sukar itu mudah. Jadi bagi Anda yang ingin pindah quadrant dari pegawai/eksekutif ke pengusaha, bila Anda berani membakar kapal Anda, Insyallah

Andapun juga bisa berhasil.!. Wa Allahu Alam.

10

Ada Gajah Di Ruang Tamu Kita? Oleh Muhaimin Iqbal Kamis, 14 January 2010 07:13
Yang demikian (siksaan) itu adalah karena sesungguhnya Allah sekali-kali tidak akan merubah sesuatu nikmat yang telah dianugerahkan-Nya kepada sesuatu kaum, hingga kaum itu merubah apa yang ada pada diri mereka sendiri, dan sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS 8:53) Ilustrasi ini saya ambil dari Training beberapa tahun lalu. terjebak dalam kondisi yang bisa/tidak mau merubahnya kondisi tersebut. materi Ice Breaking pada Change Management Ceritanya adalah tentang orang kebanyakan yang sangat tidak menyenangkan, tetapi karena tidak sampai lama kelamaan terbiasa hidup dengan

Suatu hari Mr. Stuck yang sangat letih pulang kerja mendapati ada seekor gajah yang nongkrong di ruang tamunya. Meskipun kaget, sedih dan jengkel bukan kepalang karena keletihannya Mr.Stuck memutuskan untuk membiarkan gajah tersebut di ruang tamunya dan berharap bisa mengusirnya esuk pagi setelah kondisinya segar. Esuk paginya Mr. Stuck bangun kesiangan seperti biasanya, dia buru-buru berangkat kerja. Ketika melihat gajah masih nongkrong di ruang tamunya, dia berniat nanti saja sepulang kerja mengusir gajah tersebut. Sore hari ketika dia pulang kerja, kembali sangat letih dan memutuskan untuk mengusir gajah esuk pagi saja. Begitu seterusnya, hari berganti hari tahun berganti tahun; Mr. Stuck meskipun dengan perasaan jengkel dia dengan terpaksa hidup bersama gajah di ruang tamu seumur hidupnya. Fenomena gajah di ruang tamu ini adalah cerminan hal yang mengagetkan, tidak seharusnya, menjengkelkan dlsb. yang ada di sekitar kita dalam bentuk yang bisa bermacam-macam. Dalam skala bangsa Indonesia yang lagi hangat misalnya adalah system hukum kita yang terasa sangat timpang. Orang-orang kecil yang mencuri semangka, buah kakau, pisang dipenjara. Sementara yang merugikan negara trilyunan melenggang bebas, yang mengobok-ngobok kewibawaan hukum juga bebas. Well kalau toh diantara yang mengobok-ngobok rasa keadilan tersebut akhirnya di penjara, dia tetap hidup mewah bak hotel bintang lima di dalam penjara. System hukum yang demikian ini jelas sangat menjengkelkan kita sebagai rakyat, mungkin juga menjengkelkan para pemimpin negeri ini.tetapi karena mereka sangat letih dengan perbagai persoalan, saya tidak heran kalau sampai bertahun kedepan akan tetap ada gajah nongkrong di ruang tamu tersebut di system hukum kita. Dalam skala pribadi, masing-masing kita juga kadang punya masalah dengan tamu yang tidak diundang tersebut gajah yang sudah terlanjur nongkrong di ruang tamu kita. Salah satu contohnya adalah pekerjaan yang tidak kita sukai, tetapi terpaksa kita jalani seumur hidup kita sampai pensiun. Ada tes sederhana yang dapat mengukur apakah Anda cocok dan dapat menikmati pekerjaan Anda atau sebaliknya. Tes ini adalah dengan melihat apa yang Anda rasakan setiap Minggu sore/malam. Bila setiap minggu malam Anda lebih sering bahagia menyongsong pekerjaan esuk hari, maka kemungkinan besarnya pekerjaan tersebut memang cocok untuk Anda dan Anda dapat menikmatinya. Sebaliknya, bila Anda tidak bisa menikmati akhir pekan Anda karena membayangkan pekerjaan yang tidak menyenangkan hari Senin-nya; maka sangat bisa jadi pekerjaan yang Anda tekuni ini memang tidak cocok untuk Anda sehingga Anda tidak bisa menikmatinya. Bila ini yang terjadi maka pekerjaan inilah yang disebut ada gajah nongkrong di ruang tamu Anda. Hanya Anda sendiri yang bisa mengusir gajah tersebut, karena kalau tidak maka gajah tersebut tetap nongkrong di ruang tamu Anda sampai Anda pensiun artinya Anda tersiksa seumur hidup dengan pekerjaan Anda. Wa Allahu Alam.

11

Ketika Allah Mengirimkan Malaikatnya Untuk Menyelesaikan Urusan Kita..


Oleh Muhaimin Iqbal Kamis, 24 September 2009 15:27 (Ingatlah), ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu, lalu diperkenankan-Nya bagimu: "Sesungguhnya Aku akan mendatangkan bala bantuan kepadamu dengan seribu malaikat yang datang berturut-turut". (QS 8:9) Sebagai orang beriman kita semua yakin bahwa hidup mati kita, rizki kita, jodoh kita dan segala sesuatu yang terjadi ataupun yang tidak terjadi terhadap kita semua sudah tercatat disisinya sebelum Allah menciptakannya (QS 57:72); namun jarang kita merasakan kehadiranNya atau para malaikatNya ketika hal ini (suatu peristiwa) terjadi. Dalam sejarah peperangan kaum muslimin dari sejak zaman nabi sampai yang terakhir terjadi di Gaza beberapa bulan lalu; banyak kita baca bahwa para mujahidin tersebut begitu nyatanya merasakan kehadiran Allah dan para malaikatNya membantu mereka memenangkan peperangan. Hal ini pun sebagian diceritakan langsung d Al-Qur'an seperti dalam surat Al Anfal : 9 tersebut diatas. Selama krisis Gaza banyak pula diceritakan betapa para mujahidin Palestina merasakan langsung kehadiran Allah dan para malaikatNya membantu mereka memenangkan peperangan; diantaranya adalah cerita berlariannya tentara Yahudi karena mendengar gemuruh pasukan berkuda (padahal zaman sekarang tidak ada pasukan berkuda); ditundukkannya anjing-anjing pelacak Yahudi hanya dengan 'diajak omong' oleh pasukan Islam yang lagi menjulurkan kepalanya di permukaan tanah (badannya bersembunyi dalam tanah); lolosnya pengiriman senjata ke garis depan peperangan karena penjaga perbatasan diajak ngomong oleh seorang 'nenek' dlsb-dlsb. Di saat kita tidak berharap ke sesuatu selain hanya kepadaNya, kehadiran Allah dan malaikat-malaikat yang dikirimkanNya ternyata juga dapat dirasakan oleh orang-orang awam seperti kita. Semalam hal inipun dirasakan oleh keluarga besar GeraiDinar; ketika salah satu programmer yang membuat program grafik harga Dinar yang jadi rujukan andalan di Geraidinar.Com memerlukan 4 kantong donor darah A+ untuk persiapan operasinya. Di seluruh kantor PMI dan bank-bank darah di Jakarta habis persediaan darah di musim lebaran ini karena sepanjang Ramadhan sangat sedikit orang yang mendonorkan darahnya. Sampai menjelang tengah malam di kantor PMI Kramat kami tidak peroleh darah yang dibutuhkan satu kantongpun, sehingga kami dengan lunglai memutuskan untuk pulang dengan harapan akan berusaha mencari kembali besuk pagi. Sebelum sampai mobil, salah satu dari kami mendapatkan telepon bahwa "tetangga dari teman dari ponakan" bersedia menyumbangkan darah A+ malam itu juga. 'Malaikat' ini akan segera berangkat dari rumahnya diujung selatan Jakarta tengah malam itu juga, mengemudikan mobil sendiri untuk secepatnya sampat Kramat untuk mendonorkan darahnya kepada orang yang sebenarnya nggak ada hubungan sama sekali recipient-nya hanya "om dari temen dari tetangganya". Coba kita bayangkan pada diri kita, kebanyakan dari diri kita. Bersedia kah kita tengah malam dibangunin tetangga, untuk kemudian saat itu juga harus berangkat nyetir mobil sendiri dari pinggiran kota ke pusat kota untuk menyumbangkan darah kepada orang yang bahkan tidak kita kenal sama sekali ?. Kemungkinan besarnya kita tidak akan tergerak untuk melakukan hal ini; tetapi nyatanya ada orang-orang yang bisa melakukan hal ini - siapakah mereka ini ?; hanya Allah-lah yang bisa menggerakkan hati orang-orang semacam ini. Orang-orang semacam ini adalah 'malaikat' dalam wujud manusia yang digerakkan oleh Allah untuk menolong menyelesaikan masalah kita. Bahkan kalau kita hayati dan rasakan, kita bisa selalu merasakan kehadiranNya pada saat kita membutuhkan. KehadiranNya ini juga bisa kita rasakan ketika Dia mengirim orang-orang yang jujur menjadi mitra bisnis kita, orang-orang yang sabar menjadi klien kita, orangorang yang berilmu dan ikhlas menjadi guru-guru kita, teman-teman yang hanya mencintai kita karena Allah dlsb. dlsb. Dr. Yusuf Qaradhawi mensarikan cara memperoleh pertolongan Allah pada saat kita membutuhkan dalam beberapa butir berikut: Pertolongan Allah hanya diberikan kepada pelaku yang benar-benar turun di lapangan untuk berjuang. (QS 8 :9) Pertolongan Allah hanya diberikan kepada orang-orang yang menolong agamaNya. (QS 47:7) Hamba yang ikhlas dan memurnikan ibadah kepadaNya (QS 10:22) Hamba yang mensucikan diri dari mengkonsumsi segala hal yang diharamkanNya. (Hadits) Hamba yang menderita. (QS 21 : 87-88) Hamba yang terus berdoa karena tidak tahu kapan doanya akan dikabulkan tidak tergesa-gesa. (Hadits).

Pekerjaan membangun ekonomi yang berkeadilan dan bebas riba di tengah arus kapitalisme global nan ribawi sungguh merupakan pekerjaan yang sangat besar, yang hanya bisa diselesaikan dengan kekuatan yang sangat besar - yang jelas diluar kemampuan kita manusia yang lemah ini. Namun karena yang akan menolong kita adalah Allah yang Maha Besar, maka insyallah tidak akan ada hal yang merintangi upaya kita untuk memujudkan berlakunya aturan syariah di bumi ini. Syaratnya ya itu tadi, kita harus berjuang untuk bisa menghadirkan pertolongan Allah dengan terjun langsung ke lapangan perjuangan (tidak cukup berwacana, berseminar dan berdebat), menolong agama Allah, ikhlas, mensucikan diri, bersedia menderita dan terus tidak berhenti berdoa. Semoga kekurangan kekurangan atas apa yang kita lakukan, Dia pula yang menyempurnakan karena Dia-lah yang Maha Sempurna

12

Amin.

13

Itikaf Dan Terapi Gelas Panas Oleh Muhaimin Iqbal Selasa, 08 September 2009 06:23
Sekian tahun lalu ketika saya masih bekerja di lingkungan yang stress-full, salah satu teknik yang saya pakai untuk mengendalikan stress adalah apa yang disebut Terapi Gelas Panas. Prinsipnya sederhana saja, persis seperti kita memegang gelas panas semakin panas suatu gelas (karena isinya air panas) semakin sebentar kita bisa memegangnya. Bila kita memaksakan memegang gelas panas tersebut dalam waktu yang lebih lama maka tangan kita bisa melepuh dibuatnya. Kita tahu secara reflek kapan tepatnya harus melepas gelas dari tangan kita sebelum tangan kita melepuh, bahkan kalau kita tadinya tidak tahu suatu gelas terlalu panas untuk kita pegang- baru menyentuh saja tangan kita langsung kita lepaskan kembali. Setelah dibiarkan agak dingin, maka kita coba untuk memegangnya kembali. Bila waktunya cukup aman gelas tersebut kita pegang tanpa membuat tangan melepuh , maka baru gelas bisa kita pegang terus sampai keperluan kita selesai. Menangani masalah yang menyita pikiran juga demikian; bila suatu masalah terlalu berat untuk kita pikirkan maka jangan dipaksa terus dipikirin sampai terbawa mimpi, bisa stress kita dibuatnya. Pikirkan sedikit saja dahulu untuk sekedar tahu ada masalah tersebut, kemudian lepas lagi dari pikiran kita. Sering masalah yang kita hadapi tidak seburuk awalnya ketika masalah tersebut pertama kali muncul, masalah-masalah yang membuat stress terkadang justru masalah sederhana saja tetapi awal kemunculannya pada waktu yang kita tidak siap menerimanya. Maka cari waktu yang baik ketika pikiran kita siap benar mengatasi masalah tersebut, dan selesaikan pada waktu-waktu yang baik tersebut. Beruntunglah bagi umat ini yang diberi syariat untuk menegakkan sholat 5 waktu, karena sholat yang khusu akan dapat menyegarkan dan memulihkan pikiran kita dari waktu kewaktu. Ditengah pekerjaan yang sangat rumit dari pagi sekalipun, datang waktu dhuhur kita lepas sejenak pekerjaan tersebut dengan sholat. Habis dhuhur dilanjutkan kembali dan dilepas waktu sholat Ashar, begitu seterusnya maka insyaallah tidak akan sempat stress pikiran kita. Terapi gelas panas berupa sholat ini, hanya dimiliki umat Islam dan khususnya yang rajin menegakkan sholat dengan khusu soalnya kalau sholatnya tidak khusu bahkan masalah yang ada akan terbawa sampai sholat sekalipun !. Kalau sholat menjadi terapi gelas panas untuk mengatasi masalah yang bersifat harian, ada lagi yang lebih hebat karena bisa mengatasi masalah yang sifatnya menahun yaitu Itikaf. Itikaf adalah tinggal atau menetap di dalam masjid dengan niat beribadah untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Para ulama sepakat bahwa itikaf, khususnya 10 hari terakhir di bulan Ramadhan, adalah ibadah yang disunnahkan oleh Rasulullah SAW. Beliau sendiri melakukanya 10 hari penuh di bulan Ramadhan. Aisyah, Umar bin Khattab, dan Anas bin Malik menegaskan hal itu, Adalah Rasulullah SAW. beritikaf pada 10 hari terakhir di bulan Ramadhan. (HR. Bukhari dan Muslim). Bahkan, pada tahun wafatnya Rasulullah SAW. beritikaf selama 20 hari. Menurut Ibnu Qayyim Itikaf disyariatkan dengan tujuan agar hati beritikaf dan bersimpuh di hadapan Allah, berkhalwat dengan-Nya, serta memutuskan hubungan sementara dengan sesama makhluk dan berkonsentrasi sepenuhnya kepada Allah. Dengan syariat itikaf inilah kita bisa melepas gelas panas atau masalah yang kita pegang menahun, bahkan kita pegang sepanjang karir kita untuk mendekatkan diri spenuhnya kepada Allah, mohon ampunanNya, mohon petunjukNya agar setelah itikaf kita menjadi orang yang lebih baik lebih dekat kejalanNya. Begitu seharusnya setiap kali kita selesai melaksanakan itikaf, kita seperti menaiki anak tangga yang dari waktu ke waktu semakin dekat- semakin dekat kepadaNya. Buku Mengembalikan Kemakmuran Islam Dengan Dinar dan Dirham, yang kemudian diimplementasikan dalam gerakan Dinar di GeraiDinar dan kemudian lahirnya situs ini, juga diawali dari itikaf di Masjidil Haram (2006). Hari-hari ini kita sudah mendekati 10 hari terakhir bulan Ramadhan, waktunya saya berangkat itikaf kembali. Maka sesudah tulisan ini, saya mohon diri kepada para pembaca untuk tidak menulis dan tidak menjawab email selama masa itikaf. Insyaallah bila masih diberi usia, diberi rizky ilmu dlsb., selesai itikaf di awal bulan syawal saya akan mulai menulis dan menjawab email kembali.

14

Anda mungkin juga menyukai