Anda di halaman 1dari 10

PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA SMK NEGERI I BANDAR LAMPUNG

TAHUN PELAJARAN 2006/2007 Oleh: R. Gunawan Sudarmanto1 ABSTRAK Penelitin ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lingkungan belajar dan minat belajar terhadap prestasi belajar akuntansi. Populasi dan sampel penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMK Negeri 1 Bandar Lampung tahun 2006/2007 yang mendapatkan pelajaran akuntansi keuangan. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, angket, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan yaitu regresi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lingkungan belajar dan minat belajar mampu menjelaskan variasi pada prestasi belajar akuntansi kelas dua SMK Negeri 1 Bandar Lampung sebesar 29,9% selebihnya dijelaskan oleh faktor lain yang tidak dapat dijelaskan dalam model regresi yang diperoleh. Faktor lingkungan belajar memiliki sumbangan yang sangat besar terhadap garis regresi yang dihasilkan dibandingkan dengan minat belajar. Dengan demikian faktor lingkungan belajar sekolah memiliki pengaruh yang lebih dominan dibandingkan dengan minat belajar dalam upaya meningkatkan prestasi belajar akuntansi. Kata kunci: lingkungan belajar, minat, prestasi ABSTRACT This research aim to know the effect of learning environmental and learning enthusiasm to achievement of financial accounting. Population and sampel of this research is entire student of second class of SMK Negeri 1 Bandar Lampung 2006/2007 that studying of financial accounting. Observation, quotionaire, and documentation was conducted to data collecting and the data were analyse by regrassion. Result of this research indicated that environmental and enthusiasm of learning can explain the variation of accounting achievement at the second class of SMK Negeri 1 Bandar Lampung equal to 29,9% and the others effected by another factor which cannot be explained in this regression model. The learning Environmental factor have bigest contribution to linear regression than to enthusiasm of learning. Thereby, the learning environmental factor have more dominant influence than enthusiasm to improving accounting achievement. Keyword: learning environmental, enthusiasm, achievement PENDAHULUAN Prestasi belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah melalui beberapa proses belajar untuk mengetahui sesuatu yang belum diketahuinya, dan hanya dengan belajar maka ia akan dapat mengetahui, mengerti, dan memahami sesuatu dengan baik. Prestasi belajar adalah hasil
1

R. Gunawan Sudarmanto, Drs., S.E., M.M., adalah Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi (Akuntansi) Jurusan Pendidikan IPS FKIP Universitas Lampung, Jl. Prof. Dr. Sumantri Brojonegoro No. 1, Gedungmeneng, Bandar Lampung, 35145

yang diberikan oleh guru kepada siswa dalam jangka waktu tertentu sebagai hasil perbuatan belajar (Wuryani, 2002: 408). Prestasi belajar sebagai lambang pemuas hasrat ingin tahu. Hal ini didasarkan atas asumsi bahwa para ahli psikologi biasanya menyebutkan hal ini sebagai tendensi keingintahuan dan merupakan kebutuhan umum pada manusia, termasuk kebutuhan anak di dalam suatu program pendidikan (Maslow, 1994: 5962). Tingkat prestasi siswa secara umum dapat dilihat pencapian (penguasaan) siswa terhadap materi pembelajaran. Apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 65% yang dikuasai oleh siswa peserta didik maka persentase keberhasilan siswa pada mata pelajaran tersebut tergolong rendah (Djamarah, 2000: 18). Sebagaimana dipahami bersama, banyak faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar berupa; kecerdasan, minat (motivasi), konsentrasi, kesehatan jasmani, ambisi dan tekad, lingkungan, cara belajar, perlengkapan, sifat-sifat negative (Thabrany, 1994: 2141). Lingkungan sekolah yang aman dan tertib, optimisme dan harapan yang tinggi dari warga sekolah, kesehatan sekolah, dan kegiatan-kegiatan yang berpusat pada siswa merupakan iklim sekolah yang dapat menumbuhkan semangat belajar siswa (Slameto, 2003: 64). prestasi belajar dipengaruhi oleh banyak faktor sebagai berikut: (1) Faktor dari luar dan instrumental, lingkungan terdiri dari alam dan sosial. Instrumental terdiri dari kurikulum, program, sarana, fasilitas dan guru (tenaga pengajar) dan (2) Faktor dalam terdiri dari fisiologi dan psikologi, fisiologi terdiri dari kondisi fisik secara umum dan kondisi panca indera. Psikologi terdiri dari kecerdasan siswa, minat, minat (motivasi) serta kemampuan kognitif (Suryabrata, 1998: 167). Lingkungan belajar di sekolah merupakan situasi yang turut serta mempengaruhi kegiatan belajar individu. Hamalik, (2001: 195) menyatakan bahwa lingkungan adalah sesuatu yang ada di alam sekitar yang memiliki makna atau pengaruh tertentu kepada individu. Kondisi lingkungan belajar yang kondusif baik lingkungan rumah maupun lingkungan sekolah akan menciptakan ketenangan dan kenyamanan siswa dalam belajar, sehingga siswa akan lebih mudah untuk menguasai materi belajar secara maksimal. Slameto, (2003: 72) menyatakan lingkungan yang baik perlu diusahakan agar dapat memberi pengaruh yang positif terhadap anak atau siswa sehingga dapat belajar dengan sebaik-baiknya. Lingkungan pendidikan dibedakan menjadi tiga bagian yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat (Ahmadi dan Uhbiyanti, 1992: 66). Adapun lingkungan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah lingkungan belajar yang berada disekitar siswa yaitu rumah (keluarga) dan sekolah. Keadaan keluarga yang kurang harmonis, orang tua kurang perhatian terhadap prestasi belajar siswa dan keadaan ekonomi yang lemah atau berlebihan bisa menyebabkan turunnya prestasi belajar anak (Hamalik, 2001: 194). Cara orang tua mendidik, relasi antaranggota keluarga, suasana rumah dan keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan jelas akan memberikan pengaruh terhadap belajar siswa (Slameto, 2003: 6064). Demikian juga dengan lingkungan sekolah, kondisi lingkungan sekolah juga dapat mempengaruhi kondisi belajar antara lain adanya guru yang baik dan

jumlah yang cukup memadai sesuai dengan jumlah bidang studi yang ditentukan, peralatan belajar yang cukup lengkap, gedung sekolah yang memenuhi persyaratan bagi berlangsungnya proses belajar yang baik, adanya teman dan keharmonisan diantara semua personil sekolah (Hakim, 2002: 18). Aspek lingkungan sekolah meliputi: (1) Relasi guru dan siswa, Guru yang kurang berinteraksi dengan siswa secara akrab, menyebabkan proses belajar mengajar kurang lancar. Juga siswa merasa jauh dari guru, maka segan berpartisipasi secara aktif dalam belajar, (2) Relasi siswa dengan siswa, Bila di dalam kelas ada grup yang saling bersaing secara tidak sehat, maka jiwa kelas tidak terbina bahkan hubungan kebersamaan siswa tidak tampak, (3) Sarana belajar, Sarana belajar yang cukup memadai membuat siswa lebih bersemangat dalam belajar, dan (4) Disiplin sekolah, Peraturan sekolah yang tegas dan tertib akan membantu kedisiplinan siswa dalam menjalankan kegiatan belajar (Slameto, 2003: 6569). Faktor lain yang turut mempengaruhi prestasi belajar akuntansi adalah motivasi/minat belajar. Motivasi/minat dapat diartikan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitasaktivitas tertentu dalam mencapai tujuan (Sardiman, 2004: 73). Menurut Donald dalam Sardiman, (2004: 73), Motivasi (minat) adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Maksud dari pernyataan tersebut adalah motivasi (minat) akan menyebabkan terjadinya perubahan energi yang ada dalam diri individu, sehingga akan berkaitan dengan persoalan gejala kejiwaan atau psikologi seseorang, perasaan dan juga emosi, untuk kemudian bertindak atau melakukan sesuatu. Motivasi (minat) belajar mempunyai fungsi untuk (a) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi, (b) Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai, dan (c) Menyeleksi perbuatan, yaitu menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut (Sardiman, 2004: 85). Donald dalam Soemanto, (1998: 203) memberikan definisi minat (motivasi) sebagai suatu perubahan tenaga di dalam diri/pribadi seseorang yang ditandai oleh dorongan afektif dan reaksi-reaksi dalam usaha-usaha mencapai tujuan. Dorongan afektif tersebut terlihat nyata dalam tingkah laku manusia. Hamalik, (2001: 158) berpendapat bahwa minat (motivasi) adalah perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Tanpa adanya tujuan, orang tidak akan berminat (motivasi) untuk berbuat sesuatu. Seorang siswa melakukan kegiatan belajar selalu mempunyai tujuan mengapa ia melakukan kegiatan belajar tersebut. Oleh karena itu, minat (motivasi) merupakan faktor penting dalam kegiatan belajar. Adanya minat (motivasi) diharapkan dapat memperoleh hasil yang memuaskan dalam setiap kegiatan. Hamalik, (2001: 110) yang menyatakan bahwa belajar tanpa adanya minat (motivasi) kiranya sulit untuk mencapai keberhasilan secara optimal. Hal ini

juga didukung oleh pendapat Dalyono, (1997: 57) yang menyatakan bahwa kuat lemahnya minat (motivasi) seseorang turut mempengaruhi keberhasilan. Oleh karena itu dalam kegiatan belajar, minat (motivasi) dalam belajar perlu diusahakan terutama yang berasal dari dalam diri dengan cara senantiasa memikirkan masa depan yang penuh tantangan dan harus dihadapi untuk mencapai cita-cita senantiasa memasang tekad bulat dan selalu optimis bahwa cita-cita dapat dicapai dengan belajar. Dalam kegiatan proses pembelajaran, minat/motivasi merupakan aspek yang sangat penting, hal ini dikarenakan (a) motivasi (minat) memberi semangat terhadap seorang peserta didik dalam kegiatan-kegiatan belajarnya, (b) motivasi (minat) perbuatan merupakan pemilih dari tipe kegiatan-kegiatan dimana seseorang berkeinginan untuk melakukannya, dan (c) motivasi (minat) juga memberi petunjuk pada tingkah laku (Rusyan, dkk., 1989: 96 97). Sardiman, (2004: 83) mengemukakan ciri-ciri seseorang yang memiliki minat (motivasi) tinggi yaitu berupa; (1) Tekun dalam menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai), (b) Ulet menghadapi kesulitan ridak (tidak lekas putus asa), (c) Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah, (d) Lebih senang bekerja mandiri, (e) Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (halhal yang berifat mekanis, berulang-ulang begitu saja sehingga kurang kreatif), (f) Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yankin akan sesuatu), (g) Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu, dan (h) Senang mencari dan memecahkan maslah soal-soal. Berdasarkan pembahasan di atas penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lingkungan belajar dan minat belajar terhadap prestasi belajar akuntansi siswa kelas dua SMK Negeri 1 Bandar Lampung tahun pelajaran 2006/2007. Paradigma yang dikemukakan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut. Lingkungan Belajar Prestasi Belajar Minat Belajar Gambar 1. Model pengaruh lingkungan belajar sekolah dan minat belajar terhadap prestasi belajar akuntansi siswa kelas dua SMK Negeri 1 Bandar Lampung METODE PENELITIAN Metode yang digunakan adalah deskriprif verifikatif yaitu untuk menentukan tingkat pengaruh variabel-variabel dalam suatu populasi dengan pendekatan ex post facto. Pendekatan ex post facto merupakan penelitian yang mengamati peristiwa telah terjadi dengan merunut ke belakang untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menimbulkan kejadian tersebut (Sugiyono, 1999: 7). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa

kelas XI SMK Negeri 1 Bandar Lampung tahun 2006/2007 sebanyak 4 kelas dengan jumlah siswa 148 siswa. Seluruh siswa tersebut merupakan sampel penelitian. Variabel yang terdapat dalam penelitian ini adalah lingkungan belajar, motivasi belajar, dan prestasi belajar. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, angket, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan yaitu regresi linear ganda. Dalam analisis regresi besarnya varian atau perubahan pada Y yang dapat dijelaskan atau diterangkan oleh persamaan garis regresi (Sudarmanto, 2005: 2). Analisis regresi tersebut dilakukan dengan menggunakan program SPSS. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh lingkungan akuntansi belajar sekolah terhadap prestasi belajar

Analisis yang dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh lingkungan belajar sekolah terhadap prestasi belajar akuntansi siswa kelas dua di SMK Negeri 1 Bandar Lampung digunakan statistik regresi sederhana dengan mengajukan hipotesis sbb. Ho : tidak ada pengaruh lingkungan belajar sekolah terhadap prestasi belajar akuntansi siswa kelas dua di SMK Negeri 1 Bandar Lampung Ha : ada pengaruh lingkungan belajar sekolah terhadap prestasi belajar akuntansi siswa kelas dua di SMK Negeri 1 Bandar Lampung Hasil analisis regresi menggunakan SPSS tersebut menunjukkan besaranbesaran statistik berupa R = 0,471, Fhitung = 39,427, dan Sig = 0,000. Berdasarkan besaran statistik tersebut di atas menunjukkan bahwa Fhitung berada pada taraf signifikansi 0,000 yang lebih kecil dari besarnya alpha 0,050. Hasil analisis tersebut membuktikan bahwa Ho harus ditolak dan Ha dapat diterima baik pada taraf signifikansi lima persen maupun satu persen, yang berarti bahwa ada pengaruh lingkungan belajar sekolah terhadap prestasi belajar akuntansi siswa kelas dua di SMK Negeri 1 Bandar Lampung. Sesuai dengan hasil analisis yang dilakukan sebelumnya menunjukkan bahwa harga koefisien R untuk pengaruh lingkungan belajar sekolah terhadap prestasi belajar akuntansi sebesar 0,471, hal ini berarti bahwa terdapat hubungan yang bersifat pengaruh antara lingkungan belajar sekolah terhadap prestasi belajar akuntansi siswa kelas dua SMK Negeri 1 Bandar Lampung. Pengaruh lingkungan belajar sekolah terhadap prestasi belajar akuntansi tersebut sangat signifikan yang ditunjukkan dengan koefisien R lebih besar dari nol (berarti terdapat hubungan) dan koefisien signifikansi lebih kecil dari 0,05. Pengaruh lingkungan belajar sekolah terhadap prestasi belajar akuntansi dapat diprediksi melalui persamaan regresi yang berupa Y = 33,589 + 0,482x1. Persamaan garis regresi tersebut menunjukkan bahwa prestasi belajar akuntansi (Y) siswa kelas dua SMK Negeri 1 Bandar Lampung akan berubah sebesar 0,482 apabila terjadi perubahan pada lingkungan belajar sekolah sebesar satu satuan dan perubahan tersebut akan bergerak satu arah. Apabila terjadi peningkatan sebesar satu satuan pada lingkungan

belajar sekolah maka prestasi belajar akuntansi akan meningkat sebesar 0,482, demikian juga sebaliknya. Hasil analisis juga menunjukkan bahwa lingkungan belajar sekolah mampu menjelaskan variasi pada prestasi belajar akuntansi sebesar 22,2% selebihnya dijelaskan oleh faktor lain yang tidak dapat dijelaskan dalam model regresi yang diperoleh. Pengaruh minat belajar terhadap prestasi belajar akuntansi Sebagaimana uji hipotesis pertama, analisis yang dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh minat belajar terhadap prestasi belajar akuntansi siswa kelas dua di SMK Negeri 1 Bandar Lampung digunakan statistik regresi linear sederhana dengan mengajukan hipotesis sbb. Ho : tidak ada pengaruh minat belajar terhadap prestasi belajar akuntansi siswa kelas dua di SMK Negeri 1 Bandar Lampung Ha : ada pengaruh minat belajar terhadap prestasi belajar akun-tansi siswa kelas dua di SMK Negeri 1 Bandar Lampung Hasil analisis regresi menggunakan SPSS tersebut menunjukkan besaranbesaran statistik berupa R = 0,463, Fhitung = 37,676, dan Sig = 0,000. Sesuai dengan besaran statistik tersebut di atas menunjukkan bahwa Fhitung berada pada taraf signifikansi 0,000 yang lebih kecil dari besarnya alpha 0,050. Hasil analisis tersebut membuktikan bahwa Ho harus ditolak dan Ha dapat diterima baik pada taraf signifikansi lima persen maupun satu persen, yang berarti bahwa ada pengaruh minat belajar terhadap prestasi belajar akuntansi siswa kelas dua di SMK Negeri 1 Bandar Lampung. Berdasarkan pada hasil analisis yang dilakukan sebelumnya menunjukkan bahwa harga koefisien R = 0,471, hal ini berarti bahwa terdapat hubungan yang bersifat pengaruh antara minat belajar terhadap prestasi belajar akuntansi siswa kelas dua SMK Negeri 1 Bandar Lampung. Pengaruh minat belajar terhadap prestasi belajar akuntansi tersebut sangat signifikan yang ditunjukkan dengan koefisien R lebih besar dari nol (berarti terdapat hubungan) dan koefisien signifikansi lebih kecil dari 0,05. Pengaruh minat belajar terhadap prestasi belajar akuntansi dapat diprediksi melalui persamaan regresi yang berupa Y = 38,667 + 0,437x1. Persamaan garis regresi tersebut menunjukkan bahwa prestasi belajar akuntansi (Y) siswa kelas dua SMK Negeri 1 Bandar Lampung akan berubah sebesar 0,482 apabila terjadi perubahan pada minat belajar sebesar satu satuan dan perubahan tersebut akan bergerak satu arah. Apabila terjadi peningkatan sebesar satu satuan pada minat belajar maka prestasi belajar akuntansi akan meningkat sebesar 0,437, demikian juga sebaliknya. Hasil analisis pengaruh tentang minat belajar terhadap prestasi belajar akuntansi menunjukkan bahwa minat belajar mampu menjelaskan variasi pada prestasi belajar akuntansi sebesar 21,4% dan selebihnya dijelaskan oleh faktor lain yang tidak dapat dijelaskan dalam model regresi yang diperoleh.

Pengaruh lingkungan belajar sekolah dan minat belajar terhadap prestasi belajar akuntansi Sebagaimana dilakukan sebelumnya, analisis yang dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh lingkungan belajar sekolah dan minat nelajar terhadap prestasi belajar akuntansi siswa kelas dua di SMK Negeri 1 Bandar Lampung digunakan statistik regresi linear ganda dengan mengajukan hipotesis sbb. Ho : tidak ada pengaruh lingkungan belajar sekolah dan minat belajar terhadap prestasi belajar akuntansi siswa kelas dua di SMK Negeri 1 Bandar Lampung Ha : ada pengaruh lingkungan belajar sekolah dan minat belajar terhadap prestasi belajar akuntansi siswa kelas dua di SMK Negeri 1 Bandar Lampung Hasil analisis regresi linear ganda menggunakan SPSS tersebut menunjukkan besaran-besaran statistik berupa R = 0,546, Fhitung = 29,154, dan Sig = 0,000. Berdasarkan besaran statistik tersebut di atas menunjukkan bahwa Fhitung berada pada taraf signifikansi 0,000 yang lebih kecil dari besarnya alpha 0,050. Hasil analisis tersebut membuktikan bahwa Ho harus ditolak dan Ha dapat diterima baik pada taraf signifikansi lima persen maupun satu persen, yang berarti bahwa ada pengaruh lingkungan belajar sekolah dan minat belajar terhadap prestasi belajar akuntansi siswa kelas dua di SMK Negeri 1 Bandar Lampung. Dalam analisis regresi linear sederhana dan pembahasannya keduanya menunjukkan ada pengaruh masing-masing variabel bebas (lingkungan belajar sekolah dan minat belajar) terhadap variabel terikat (prestasi belajar). Pada bagian ini akan dibahas pengaruh lingkungan belajar sekolah dan minat belajar terhadap prestasi belajar akuntansi secara bersama (ganda). Sesuai dengan hasil analisis pengaruh lingkungan belajar sekolah dan minat belajar terhadap prestasi belajar akuntansi yang dilakukan sebelumnya menunjukkan bahwa harga koefisien R untuk pengaruh lingkungan belajar sekolah dan minat belajar terhadap prestasi belajar akuntansi sebesar 0,546, hal ini berarti bahwa terdapat hubungan yang bersifat pengaruh antara lingkungan belajar sekolah dan minat belajar terhadap prestasi belajar akuntansi siswa kelas dua SMK Negeri 1 Bandar Lampung. Pengaruh lingkungan belajar sekolah dan minat belajar terhadap prestasi belajar akuntansi tersebut sangat signifikan yang ditunjukkan dengan koefisien R lebih besar dari nol (berarti terdapat hubungan) dan koefisien signifikansi lebih kecil dari 0,05. Pengaruh lingkungan belajar sekolah dan minat belajar terhadap prestasi belajar akuntansi dapat diprediksi melalui persamaan regresi yang berupa Y = 23,969 + 0,335x1 + 0,294x2. Persamaan garis regresi tersebut menunjukkan bahwa variasi prestasi belajar akuntansi (Y) siswa kelas dua SMK Negeri 1 Bandar Lampung dapat dijelaskan oleh lingkungan belajar sekolah dan minat belajar. Berdasarkan persama Y = 23,969 + 0,335x1 + 0,294x2 berarti bahwa prestasi belajar akuntansi akan berubah sebesar

0,335 apabila terjadi perubahan pada lingkungan belajar sekolah sebesar satu satuan dimana minat belajar tetap dan perubahan tersebut akan bergerak satu arah. Apabila terjadi peningkatan sebesar satu satuan pada lingkungan belajar sekolah maka prestasi belajar akuntansi akan meningkat sebesar 0,335, demikian juga sebaliknya. Demikian juga dengan variabel minat belajar. Apabila terjadi perubahan satu satuan pada minat belajar maka akan mengakibatkan perubahan prestasi belajar sebesar 0,294 satuan dan perubahan tersebut akan terjadi searah. Perubahan yang terjadi pada variabel lingkungan belajar sekolah dan minat belajar tentu saja akan terjadi secara simultan sebagaimana yang ditampilkan pada persamaan garis regresi. Prestasi belajar akuntansi akan berubah sebesar 0,335 + 0,294 apabila terjadi perubahan pada lingkungan belajar sekolah dan minat belajar masing-masing sebesar satu satuan dan perubahan tersebut akan bergerak satu arah. Apabila terjadi peningkatan msing-masing sebesar satu satuan pada lingkungan belajar sekolah dan minat belajar maka prestasi belajar akuntansi akan meningkat sebesar 0,335 + 0,294, demikian juga sebaliknya. Hasil analisis juga menunjukkan bahwa lingkungan belajar sekolah dan minat belajar mampu menjelaskan variasi pada prestasi belajar akuntansi sebesar 29,9% selebihnya dijelaskan oleh faktor lain yang tidak dapat dijelaskan dalam model regresi yang diperoleh. Dengan demikian jelas bahwa efektifitas garis regresi Y = 23,969 + 0,335x1 + 0,294x2 tersebut sebesar 29,9 persen. Pembahasan lebih lanjut yaitu menentukan besarnya sumbangan masing-masing variabel bebas dalam memberikan kontribusi variasi perubahan pada prestasi belajar. Berdasarkan hasil analsis regresi linear ganda ditampilkan besaran statistik untuk menghitung sumbangan masing-masing prediktor berikut ini. Tabel 1. Ringkasan hasil hitungan jumlah kuadrat regresi masing-masing variabel bebas Variabel (sumber) Lingkungan belajar Minat belajar Total DF 1 1 JK Regesi 2385,8 819,5 3205,3

Berdasarkan hasil hitungan yang disajikan pada Tabel 1 di atas dapat dihitung besarnya sumbangan relatif dan sumbangan efektif masing-masing prediktor terhadap kriterium (variabel terikat) berikut ini. Tabel 2. Ringkasan hasil hitungan sumbangan relatif dan sumbangan efektif masing-masing variabel bebas Variabel (sumber) Lingkungan belajar Minat belajar Total JK Regesi 2385,8 819,5 3205,3 SR (%) 74,43 25,57 100,00 SE (%) 22,25 7,65 29,90

Hasil analisis sumbangan efektif tersebut menunjukkan bahwa variabel independen lingkungan belajar sekolah memiliki sumbangan yang sangat besar terhadap garis regresi yang dihasilkan. Sumbangan efektif masingmasing variabel bebas terhadap variasi prestasi belajar akuntansi secara rinci menunjukkan 22,25% untuk lingkungan belajar dan 7,65% untuk minat belajar. Hasil analisis tersebut sejalan dengan kebutuhan belajar untuk siswa-siswa SMK Negeri 1 yang sangat membutuhkan lingkungan yang kondusif. Proses pembelajaran pada Sekolah Menengah Kejuruan Bisnis dan Manajemen membutuhkan lingkungan yang mendukung sehingga kegiatan (praktik) yang harus dilakukan oleh siswa dapat dikerjakan dengan baik. SIMPULAN Berdasarkan pada analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, maka penelitian ini dapat disimpulkan bahwa lingkungan belajar sekolah dan minat belajar mampu menjelaskan variasi pada prestasi belajar akuntansi siswa kelas dua SMK Negeri 1 Bandar Lampung sebesar 29,9% selebihnya dijelaskan oleh faktor lain yang tidak dapat dijelaskan dalam model regresi yang diperoleh. Faktor lingkungan belajar sekolah memiliki sumbangan yang sangat besar terhadap garis regresi yang dihasilkan dibandingkan dengan minat belajar. Dengan demikian faktor lingkungan belajar sekolah memiliki pengaruh yang lebih dominan dibandingkan dengan minat belajar dalam upaya meningkatkan prestasi belajar akuntansi. DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, Abu dan Nur Uhbiyanti. 1992. Ilmu Pendidikan. Rhineka Cipta. Jakarta. Dalyono, M. 1997. Psikologi Pendidikan. Rhineka Cipta. Jakarta Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2000. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Rhineka Cipta. Jakarta. Hakim, Thursan. 2002. Belajar Secara Efektif. IKAPI. Jakarta. Puspa Suara. Anggota

Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta Maslow, Abraham. 1004. Motivasi dan Kepribadian. Lembaga Manajemen. Jakarta. Rusyan, A. Tabrani dkk. 1989. Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. CV. Remaja Karya. Bandung. Sardiman, A.M. 2004. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta. Jakarta. Soemanto, Wasty. 1998. Psikologi Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta. Sudarmanto, R. Gunawan. 2005. Analisis Regresi Linear Ganda dengan SPSS. Penerbit Graha Ilmu. Yogyakarta. Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta. Bandung. Thabrany, Hasbullah. 1994. Persada. Jakarta. Rahasia Sukses Belajar. Raja Grafindo

Wuryani, Sri Estuti. 2002. Psikologi Pendidikan. PT Gramedia Widiasarana. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai