Analisis mengenai dampak lingkungan hidup (AMDAL) merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Pengelolaan Lingkungan Hidup. UU No 23 th 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan, pasal 15 ayat 1: Setiap rencana usaha/kegiatan yang mungkin dapat menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup, wajib memiliki AMDAL, yang tata cara penyusunan dan penilaiannya ditetapkan PP no 27/1999. PP No 27 tahun 1999, pasal 1 yang dimaksud dengan AMDAL adalah kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan atau kegiatan.
1. Pengertian
Memang setiap usaha atau kegiatan apapun pada dasarnya dapat menimbulkan dampak terhadap lingkungan hidup yang perlu diperkirakan sejak perencanaannya sehingga sejak dini dampaknya yang negatif (merusak, merugikan, mencemari,dll) dapat dicegah, ditanggulangi, dikurangi dan kalau bisa dihilangkan. AMDAL merupakan bagian penting dalam pertimbangan pemerintah untuk memberikan perizinan selain kajian kelayakan yang bersifat teknis, dan finansial.
Yang dimaksud dampak (dimpact) lingkungan adalah perubahan lingkungan hidup yang diakibatkan oleh suatu usaha dan atau kegiatan. Dampak itu bisa positif, jika perubahan itu menguntungkan, dan dampak negatif jika merugikan, mencemari, dan merusak lingkungan hidup. Dampak besar dan penting adalah perubahan lingkungan hidup yang sangat mendasar yang diakibatkan oleh suatu usaha dan atau kegiatan. Kriteria dampak penting itu antara lain: Jumlah manusia yang akan kena dampak Luas wilayah penyebaran dampak Intensitas dan lamanya dampak berlangsung Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak Sifat kumulatif dampak Berbalik (reversible)atau tidak berbaliknya (iireversible) dampak.
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Bagi rencana usaha dan atau kegiatan di luar usaha tersebut di atas, wajib melakukan upaya pengelolaan lingkungan hidup dan upaya pemantauan lingkungan hidup yang pembinaannya berada di bawah instansi terkait. Usaha dan atau kegiatan yang akan dibangun di dalam kawasan yang sudah dibuatkan AMDAL, tidak diwajibkan membuat AMDAL lagi, tetapi diwajibkan melakukan pengendalian dampak lingkungan hidup dan perlindungan fungsi lingkungan hidup sesuai dengan rencana pengelolaan lingkungan hidup dan rencana pemantauan lingkungan hidup kawasan. Usaha dan atau kegiatan untuk menanggulangi keadaan darurat tidak perlu dibuatkan AMDALnya. Keadaan darurat ini ditentukan oleh pejabat berwenang. Usaha atau kegiatan yang wajib AMDAL dijelaskan oleh Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No 17, tahun 2001 tentang Jenis Rencana usaha dan atau kegiatan yang wajib dilengkapi AMDAL.
3. Fungsi AMDAL
AMDAL merupakan syarat yang harus dipenuhi untuk mendapatkan izin melakukan usaha dan atau kegiatan, yang diterbitkan oleh pejabat yang berwenang. Keputusan kelayakan lingkungan hidup suatu usaha dan atau kegiatan yang diterbitkan pejabat yang berwenang itu wajib dilampirkan pada permohonan izin melakukan usaha Dalam keputusan itu terdapat ketentuan yang wajib dipatuhi oleh pemrakarsa/pemohon yaitu rencana pengelolaan lingkungan dan rencana pemantauan lingkungan dari usaha/kegiatan itu.
Suatu izin melakukan usaha dan atau kegiatan baru akan diberikan oleh pihak berwenang ( Menteri Negara Lingkungan Hidup atau Gubernur), bila hasil kajian AMDAL menyatakan bahwa rencana usaha dan atau kegiatan tersebut layak lingkungan, yang sesuai dengan hasil penilaian Komisi. Keputusan itu harus diikuti oleh instansi yang berwenang menerbitkan izin usaha. Bila pejabat itu menerbitkan izin usaha tanpa mengikuti keputusan kelayakan lingkungan, maka pejabat tsb dapat menjadi objek gugatan tata usaha negara di PTUN.
Pemrakarsa usaha wajib mengumumkan terlebih dahulu usahanya kepada masyarakat, sebelum menyusun AMDAL (KepKa Bapedal No 2/2000, tentang keterlibatan masyarakat dan keterbukaan informasi dalam proses AMDAL). Dalam kurun waktu 30 hari sejak pengumuman, masyarakat berhak memberikan saran, pendapat, dan tanggapan terhadap rencana usaha yang diusulkan. Saran, pendapat, dan tanggapan masyarakat itu akan dijadikan dasar pertimbangan dalam penilaian AMDAL oleh Komisi untuk penetapan kelayakan lingkungan hidup dari rencana usaha yang diusulkan itu.
DOKUMEN AMDAL
KERANGKA ACUAN (KA) ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL) RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (RKL) RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN (RPL) RINGKASAN EKSEKUTIF
A. KERANGKA ACUAN
Kerangka Acuan (KA) merupakan dasar pembuatan AMDAL yang disusun oleh pemrakarsa dengan berkonsultasi dengan pejabat yang berwenang. KA adalah ruang lingkup studi ANDAL yang merupakan hasil pelingkupan yang disepakati oleh Pemrakarsa/Penyusun AMDAL dan Komisi AMDAL. Tujuan penyusunan KA adalah: Merumuskan ruang lingkup dan kedalaman studi ANDAL Mengarahkan studi ANDAL agar berjalan secara efektif dan efisien sesuai dengan biaya, tenaga, dan waktu yang tersedia. Fungsi KA: Sebagai rujukan penting bagi pemrakarsa, instansi , penyusun studi AMDAL tentang lingkup dan kedalaman kajian ANDAL Sebagai salah satu rujukan bagi penilai dokumen, untuk mengevaluasi hasil kajian ANDAL
1. 2. 1. 2.
Pemakai dokumen KA Pemrakarsa dan penyusun studi ANDAL Perencana dan Pengambil Keputusan studi kelayakan lingkungan
Proses Pelingkupan KA
Pelingkupan merupakan proses terpenting dalam penyusunan KA, yaitu untuk menentukan lingkup permasalahan dan mengidentifikasi dampak besar dan penting dan kedalaman studi ANDAL. Semakin baik pelingkupan, semakin tegas dan jelas arah kajian ANDAL yang dilakukan. Pelingkupan KA terdiri dari: Pelingkupan dampak besar dan penting, meliputi identifikasi dampak potensial, evaluasi dampak potensial, pemusatan pada dampak besar dan penting yang potensial (focussing). Pelingkupan wilayah studi, meliputi batas proyek, batas ekologis, batas sosial, dan batas administrasi. Pelingkupan kedalaman kajian ANDAL, mencakup metode yang digunakan, jumlah sampel, tenaga ahli yang diperlukan, dana dan waktu kajian.
1. 2. 3.
Bab I. Pendahuluan, mencakup Latar belakang (tujuan dan kegunaan usaha/proyek, Landasan hukum dan kebijaksanaan regional dan lokal tentang pengelolaan lingkungan hidup), Tujuan dan kegunaan Studi ANDAL. Bab II. Ruang Lingkup Studi, mencakup lingkup rencana usaha, lingkup rona lingkungan hidup awal, isu-isu pokok, dan lingkup wilayah kajian. Bab III. Metodologi, mencakup metode pengumpulan dan analisis data, metode prakiraan dampak, metode evaluasi dampak. Bab IV. Pelaksana Studi, mencakup Pemrakarsa, Penyusun AMDAL, Biaya studi dan Waktu Studi. Bab V. Daftar Pustaka Bab VI. Lampiran
Sistematika KA
ANDAL adalah telaahan/kajian secara cermat dan mendalam tentang dampak besar dan penting suatu rencana usaha dan atau kegiatan (PP No 27/1999, pasal 1). ANDAL disusun oleh pemrakarsa usaha atau penyusun AMDAL (jasa konsultan yang ditunjuk) berdasarkan pada Kerangka Acuan (KA) yang telah ditetapkan. Penyusunan ANDAL berpedoman pada penyusunan ANDAL, RKL, dan RPL yang telah ditetapkan KepKa Bapedal No 09 Tahun 2000, tanggal 17 Februari 2000, tentang pedoman penyusunan AMDAL.
Bab I. Pendahuluan
1.1. Latar belakang Uraian singkat dan jelas tentang: a. tujuan dan kegunaan usaha, b. peraturan dan perundangan yang berlaku c. kebijaksanaan lokal tentang pengelolaan lingkungan hidup d.kaitan rencana usaha dengan dampak yang akan ditimbulkan e. isu-isu pokok hasil pelingkupan KA. 1.2. Tujuan Studi ANDAL
Bab II. Ruang Lingkup Studi ANDAL Mencakup: a. Kajian dampak besar dan penting pada berbagai tahap, kondisi rona lingkungan hidup yang terkena dampak,. Uraian setiap tahapan kegiatan yang ada di sekitar lokasi usaha beserta dampak-dampak yang ditimbulkan terhadap lingkungan hidup. Aspek yang dikaji sesuai dengan hasil pelingkupan KA. b. Wilayah kajian yang telah digariskan oleh pelingkupan wilayah pada KA . c. Hasil pengamatan lapangan.
a. b. c. d.
Menguraikan semua polutan udara yang akan dihasilkan dan diemisikan oleh proyek yang diusulkan Mengukur dan menetapkan tingkat kualitas udara di daerah proyek Memprakirakan dispersi/sebaran polutan dengan mempertimbangkan arah dan kecepatan angin, tinggi cerobong, iklim setempat, ketinggian daerah proyek. Menghitung jumlah polutan per tahun yang akan diemisikan proyek dan dampaknya dengan mempertimbangkan kondisi iklim daerah proyek Prakirakan dampat polutan terhadap kesehatan manusia, tanaman, khewan, struktur bangunan, dan estetika (bau, warna, asap, smog, dll)
Hasil kajian dampak besar dan penting dari rencana usaha/kegiatan secara holistik/totalitas. Hubungan sebab-akibat antara rencana usaha/kegiatan dan rona lingkungan hidup dengan dampak positif atau negatif yang mungkin timbul Ciri dampak penting (intensitas, lamanya dampak, reversibilitas, dan saling berkaitan satu sama lain) Kelompok masyarakat yang kena dampak dan kesenjangan yang akan ditimbulkan akibat dampak. Seberapa luas dampak yang timbul (lokal, regional, nasional, atau internasional) Analisis bencana alam dan analisis risiko bila lokasi proyek berada di wilayah atau dekat sumber bencana.
Bab VIII. Daftar Pustaka. Rujukan pustaka yang ilmiah dan mutakhir dengan cara penulisan yang baku. Bab IX. Lampiran. Dokumen yang tidak tercantum dalam uraian hendaknya dilampirkan di sini, misalnya: surat izin atau rekomendasi, surat rujukan, fotofoto, diagram, peta, gambar, grafik, tabeltabel serta hal-hal lain yang dianggap penting.
RKL ini merupakan dokumen yang memuat upaya pencegahan, pengendalian, dan penanggulangan dampak besar dan penting yang bersifat negatif, serta upaya peningkatan dampak positif dari usaha/kegiatan. RKL dan RPL merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari AMDAL. RKL merupakan saran tindak lanjut yang menjadi pedoman utama bagi pengelola lingkungan di perusahaan tersebut. RKL bersifat pokok arahan, prinsip-prinsip atau persyaratan yang diperlukan dalam rancangan rinci rekayasa (DED) Dalam implementasinya, RKL dapat dilakukan dengan berbagai pendekatan: sains dan teknologi, sosial ekonomi, dan kelembagaan. Ketiga cara pendekatan ini saling menyempurnakan RKL dan RPL.
E. Ringkasan Eksekutif
1. PENDAHULUAN ( berisi latar belakang kegiatan, Rencana Usaha, Waktu pelaksanaan kajian: prakonstruksi, konstruksi, operasi, pasca operasi, Pemrakarsa kegiatan, DAMPAK BESAR DAN PENTING ( mencakup dampak besar dan penting terhadap lingkungan yang harus dikelola sesuai hasil evaluasi dampak) DAMPAK UPAYA PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (uraian RKL dan RPL yang dilakukan dalam rangka antisipasi dampak yang akan ditimbulkan oleh rencana usaha/kegiatan)
2. 3.
1.
2. 3.
AMDAL: Tingkat Pusat, berkedudukan di Jakarta dibentuk oleh MNLH/BAPEDAL untuk menilai usaha/kegiatan yang bersifat strategis, lokasi melebihi satu propinsi, berada di wilayah sengketa, berada di lautan, atau di lintas batas negara RI dengan negara lain. Tingkat Propinsi, berkedudukan di ibu kota Propinsi, dibentuk oleh Gubernur atau Ka BAPEDALDA propinsi untuk menilai usaha/kegiatan yang lokasinya melebihi satu kabupaten/kota. Tingkat Kabupaten/Kota, berkedudukan di kabupaten /kota dibentuk oleh Bupati atau Walikota, dipimpin oleh Ka Bapedalda kabupaten/kota
1. 2.
Kadaluwarsa AMDAL
Keputusan kelayakan LH suatu usaha/ kegiatan dinyatakan kadaluwarsa atas kekuatan PP no 27/1999, bila rencana usaha/kegiatan tidak dilaksanakan dalam jangka waktu 3 tahun setelah diterbitkannya keputusan kelayakan tsb. Jika telah dinyatakan kadaluwarsa, jika usaha tsb akan dilaksanakan kembali maka pemrakarsa wajib mengajukan kembali permohonan persetujuan atas AMDAL kepada instansi yang bertanggungjawab. Instansi yang bertanggungjawab dapat memutuskan, AMDAL yang pernah disetujui dapat sepenuhnya digunakan lagi, atau pemrakarsa wajib membuat studi AMDAL yang baru.