1
3
,
|Tugas Propeller dan Sistem Perporosan|
Syukry Maulidy | 4207 100 079 60
MT.CUU_KEE
1. Menghitung daya perencanaan
Factor Koreksi Daya :
a) fc = 1.2 2.0 (Daya maksimum)
b) fc = 0.8 1.2 (Daya rata-rata)
c) fc = 1.0 1.5 (Daya normal)
Maka Daya Perencanaan :
Pd = fc x SHP
2. Menghitung kebutuhan torsi
5
9, 74 10
Pd
T
N
| |
=
|
\ .
3. Menghitung tegangan yang diijinkan
( )
1 2
b
a
sf sf
o
t =
4. Menghitung diameter poros
a) Factor koreksi tegangan / momen puntir :
Beban Halus = 1
Sedikit Kejutan = 1 1.5
Kejutan / Tumbukan = 1.5 3
b) Factor koreksi beban lentur / bending momen :
Bila dianggap tidak ada lenturan = 1
Bila dianggap ada lenturan = 1.2 2.3
|Tugas Propeller dan Sistem Perporosan|
Syukry Maulidy | 4207 100 079 61
MT.CUU_KEE
c) Diameter Poros
=
5,1
1
3
Syarat
t < ta
(Ir. Sularso, MSME DASAR PEMILIHAN DAN PERENCANAAN ELEMEN MESIN)
Tegangan yang Bekerja pada Poros (t )
t =
5,1
(kg/mm
2
)
5. Pemeriksaan Persyaratan (koreksi)
Persyaratan Diameter poros menurut BKI adalah sebagai berikut :
Berdasarkan BKI vol. III section 4 . C.2 tentang sistem dan diameter
poros adalah ;
1 (
)
4
)
3
,
2) PERENCANAAN PERLENGKAPAN PROPELLER
1. Boss Propeller
a) Diameter Boss Propeller
Db = 0,167 x Dprop
tr = 0,045 x Dprop
b) Diameter Boss Propeller terkecil (Dba)
Dba/Db = 0,85 s/d 0,9 diambil 0,9
Dba = 0,9 x Db
|Tugas Propeller dan Sistem Perporosan|
Syukry Maulidy | 4207 100 079 62
MT.CUU_KEE
c) Diameter Boss Propeller terbesar (Dbf)
Dbf/Db = 1,05 ~ 1,1 diambil 1,1
Dbf = 1.1 x Db
d) Panjang Boss Propeller (Lb)
Lb/Ds = 1,8
~
2,4 diambil 2.4
Lb = 2.4 x Ds
e) Panjang Lubang Dalam Boss Propeller
Ln/ Lb = 0,3
Ln = 0,3 x Lb
tb/tr = 0,75
tb = 0,75 x tr
rf/tr = 0,75
rf = 0,75 x tr
rb/tr = 1
rb = 1 x tr
2. Selubung poros
s > 0,03 Ds + 7,5
3. Bentok ujung poros propeller
a) Panjang Konis
Panjang konis atau Lb berkisar antara 1,8 sampai 2,4 diameter poros.
Diambil Lb = 2 Ds
b) Kemiringan Konis
Biro Klasifikasi Indonesia menyarankan harga kemiringan konis berkisar
antara 1/10 sampai 1/15. Diambil sebesar 1/15.
|Tugas Propeller dan Sistem Perporosan|
Syukry Maulidy | 4207 100 079 63
MT.CUU_KEE
1/15 = x / Lb
x = 1/15 x Lb
c) Diameter Terkecil Ujung Konis
Da = Ds - 2x
d) Diameter Luar Pengikat Boss
Biro Klasifikasi Indonesia menyarankan harga diameter luar pengikat boss
atau Du tidak boleh kurang dari 60 % diameter poros.
dn = 60%. Ds
4. Mur pengikat propeller
a) Diameter Luar Ulir(d)
Menurut BKI Vol. III, diameter luar ulir(d) > diameter konis yang besar :
d > 0,6 x Ds
b) Diameter Inti
Dari sularso untuk diameter luar ulir >3 mm maka diameter inti adalah :
di = 0,8 x d
c) Diameter luar mur
Do = 2 x d
d) Tebal/Tinggi Mur
Dari sularso untuk ukuran standar tebal mur adalah 0,8~1 diameter luar
ulir, diambil 0,8. sehingga:
H = 0,8 x d
tebal flens = 0,2. diameter mur
diameter = 1,5. diameter mur
|Tugas Propeller dan Sistem Perporosan|
Syukry Maulidy | 4207 100 079 64
MT.CUU_KEE
5. Perencanaan Pasak Propeller
a) Momen Torsi pada pasak
Momen torsi (Mt) yang terjadi pada pasak yang direncanakan
adalah sebagai berikut :
=
75 60
2
Panjang pasak (L) antara 0,751,5 Ds dari buku DP dan PEM hal. 27
diambil 1.5
L = 1.5 x Ds
Lebar pasak (B) antara 25 % - 30 % dari diameter poros menurut buku
DP dan PEM hal 27 (diambil 27 %)
B = 27 % x Ds
Tebal pasak (t)
t = 1/6 x Ds
Radius ujung pasak (R)
R = 0,0125 x Ds
Bila momen rencana T ditekankan pada suatu diameter poros (Ds),
maka gaya sentrifugal (F) yang terjadi pada permukaan poros
adalah ;
T = 9,74 x 10
5
x
4856.02
145.349
Sedangkan tegangan gesek yang diijinkan (tka) untuk pemakaian
umum pada poros diperoleh dengan membagi kekuatan tarik ob
dengan faktor keamanan (Sf1 x Sf2), sedang harga untuk Sf
umumnya telah ditentukan ;
Sf1 = umumnya diambil 6 (material baja)
Sf2 = 1,0 1,5 , jika beban dikenakan secara tiba-tiba
|Tugas Propeller dan Sistem Perporosan|
Syukry Maulidy | 4207 100 079 65
MT.CUU_KEE
= 1,5 3,0 , jika beban dikenakan tumbukan ringan
= 3,0 5,0 , jika beban dikenakan secara tiba-tiba dan
tumbukan berat
Kedalaman alur pasak pada poros (t1)
t1 = 0, 5 x t
Jari-Jari Pasak
r5 = 7 mm
r4 > r3 > r2 > r1
r4 = 8 mm
r3 = 7 mm
r2 = 6 mm
r1 = 5 mm
r6 = 0,5 x B
6. Kopling
Ukuran Kopling
panjang tirus (BKI) untuk kopling :
l = (1,25 1,5) x Ds
Kemiringan tirus :
Untuk konis kopling yang tidak terlalu panjang maka direncanakan nilai
terendahnya untuk menghitung kemiringan :
x =
1
/10 x l
Diameter terkecil ujung tirus :
Da = Ds 2 x
|Tugas Propeller dan Sistem Perporosan|
Syukry Maulidy | 4207 100 079 66
MT.CUU_KEE
Diameter Lingkaran Baut yang Direncanakan
Db = 2,47 x Ds
Diameter luar kopling :
Dout = (3 5,8) x Ds
Ketebalan flange kopling
Berdasarkan BKI Volume III section 4
Sfl = 370
Pw Cw
n D
.
Panjang kopling :
L = (2,5 s/d 5,5) x Ds x 0,5 diambil 4
Baut Pengikat Flens Kopling
Berdasarkan BKI 2005 Volume III section 4D 4.2
Df = 16 x
Rm z D n
Pw
6
10
Dimana :
Pw = 3657.71 kW
N = 145.349 Rpm
Z = Jumlah baut = 8 buah
Rm = 550 N/m
2
Mur Pengikat Flens Kopling
a. Diameter luar mur
D0 = 2 xdiameter luar ulir (df)
|Tugas Propeller dan Sistem Perporosan|
Syukry Maulidy | 4207 100 079 67
MT.CUU_KEE
b. Tinggi mur
H = (0,8~1) x df
7. Mur Pengikat Kopling
Direncanakan dimensi mur pengikat kopling sama dengan dimensi mur
pengikat propeller yaitu :
a) menurut BKI 78 Vol. III, diameter luar ulir(d) > diameter konis yang besar:
d > 0,6 x Ds
b) Diameter inti
Dari sularso untuk diameter luar ulir >3 mm maka diameter inti adalah :
di = 0,8 x d
c) Diameter luar mur
Do = 2 x d
d) Tebal/tinggi mur
Dari sularso untuk ukuran standar tebal mur adalah (0,8~1) diameter luar
ulir, sehingga:
H = 0,8 x d
Untuk menambah kekuatan mur guna menahan beban aksial
direncanakan jenis mur yang digunakan mengguanakan flens pada
salah satu ujungnya dengan dimensi sbb. :
tebal flens = 0,2. diameter mur
diameter = 1,2. diameter mur
8. Kopling Poros Antara
B
D =
b s
d d 5 +
|Tugas Propeller dan Sistem Perporosan|
Syukry Maulidy | 4207 100 079 68
MT.CUU_KEE
B
D =
b B
d d 3 +
a) Momen torsi
T
=
n
P
x x
s 5
10 74 , 9
b) Jumlah gaya yang bekerja pada seluruh baut
F
=
B
D
T 2
c) Gaya yang bekerja pada sebuah baut
b
F
=
8
10 6 . 0
5
x
d) Tegangan geser yang bekerja pada sebuah baut
sb
t
=
s
b
A
F
e) Tegangan kompresi yang bekerja pada sebuah baut
cb
t
=
c
b
A
F
=
b
b
txd
F
f) Tegangan yang diijinkan
a
t
=
2 1xsf sf
B
o
Faktor keamanan
1. sf1 = 6
2. sf2 = 1,3 - 3
9. Baut Pengikat Flens Kopling
Berdasarkan BKI Volume III section 4D 4.2, Diameter minimum baut kopling
(Df) adalah :
= 16
10
6
|Tugas Propeller dan Sistem Perporosan|
Syukry Maulidy | 4207 100 079 69
MT.CUU_KEE
Dimana :
Pw = daya yang ditransmisikan = 3657.07 kW
N = kecepatan putar poros = 145.349 rpm
Z = Jumlah baut = 8
Rm = kekuatan tensil bahan (SF 55) = 588,42 N/mm2
10. Mur Pengikat Flens Kopling
Diameter luar mur (D0)
D0 = 2 x Df
Tinggi mur (H)
H = (0,8 - 1) x df
11. Perencanaan pasak Kopling
a) Tegangan geser yang diijinkan (tka) ;
tka =
2 1
xsfk sfk
b
o
kg/mm
2
b) Gaya tangensial permukaan poros (F) ;
F =
0, 5
T
Ds
dimana : Ds = 544 mm
T =
5
9, 74 10 Pd
N
,
Pd = daya perencanaan
N = putaran propeller
|Tugas Propeller dan Sistem Perporosan|
Syukry Maulidy | 4207 100 079 70
MT.CUU_KEE
c) Lebar pasak ;
B = (0,25 0,35 ) x Ds
d) Tegangan geser yang bekerja (tk) ;
tk =
F
B L
Syarat pasak (0,75 1,5) x Ds , dalam perhitungan ini diambil nilai ;
L = 0,75 x Ds
e) Tebal pasak (T) ;
t = 1/6 x Ds
f) Radius ujung pasak (R) ;
R = 0,0125 x Ds
g) Penampang pasak ;
= B x t
h) Kedalaman alur pasak pada poros (t1) ;
t1 = 50 % x t
i) Kedalaman alur pasak pada naf (t2) ;
t2 = t t1
Di samping perhitungan di atas, juga diperlukan perhitungan untuk
menghindari dari kerusakan permukaan samping pasak yang disebabkan oleh
tekanan bidang.
Dalam hal ini tekanan permukaan P (kg/mm2) , adalah ;
t L
F
P
.
=
kg/mm2
|Tugas Propeller dan Sistem Perporosan|
Syukry Maulidy | 4207 100 079 71
MT.CUU_KEE
6.3 DETAIL PERHITUNGAN
1) PERENCANAAN DIAMETER POROS PROPELLER
=
5,1
1
3
,
1. Menghitung daya perencanaan
SHP = 3439.8 KW
Factor Koreksi Daya :
fc = 1.0 1.5 (Daya normal)
Maka Daya Perencanaan :
Pd = fc x SHP
= 1.5 x 3439.8
= 5159.7 kW
2. Menghitung kebutuhan torsi
dimana N adalah putaran propeller, dalam perencanaan ini putaran
propeller didapatkan sebesar = 117.11 Rpm
5
9, 74 10
Pd
T
N
| |
=
|
\ .
= 9.74 x 10
5
x ( 5159.7 / 117.1 )
= 42913054 kg.mm
= 4.29 x 10
7
kg.mm
3. Menghitung tegangan yang diijinkan
( )
1 2
b
a
sf sf
o
t =
|Tugas Propeller dan Sistem Perporosan|
Syukry Maulidy | 4207 100 079 72
MT.CUU_KEE
Dimana material poros yang digunakan dalam hal ini adalah S 40 C,
dengan memiliki harga:
ob = 55 kg/mm = 550 N/mm
2
Sf1 = 6 (untuk material baja karbon)
Sf2 = 1,3 3 , dalam perhitungan ini diambil nilai 2.5
Sehingga ;
2
67 . 3
5 . 2 6
55
mm
kg
x
a
= = t
KT = untuk beban kejutan/tumbukan, nilainya antara 1,5 3, diambil 1.5
Cb = diperkirakan adanya beban lentur,nilainya antara 1,2 2,3,diambil 2.1
4. Menghitung diameter poros
a) Factor koreksi tegangan / momen puntir :
Diambil = 1.5
b) Factor koreksi beban lentur / bending momen :
Diambil = 2.1
c) Diameter Poros
=
5,1
1
3
=
5,1
3.667
1,5 2.1 42913054
1
3
= 573
Syarat
t < ta
(Ir. Sularso, MSME DASAR PEMILIHAN DAN PERENCANAAN ELEMEN MESIN)
|Tugas Propeller dan Sistem Perporosan|
Syukry Maulidy | 4207 100 079 73
MT.CUU_KEE
Tegangan yang Bekerja pada Poros (t )
t =
5,1
(kg/mm
2
)
= ( 5.1 x 42913054 ) / 573
3
= 1.164 kg/mm
2
(Syarat Terpenuhi)
5. Pemeriksaan Persyaratan (koreksi)
Persyaratan Diameter poros menurut BKI adalah sebagai berikut :
Berdasarkan BKI vol. III section 4 . C.2 tentang sistem dan diameter
poros adalah ;
1 (
)
4
)
3
,
Maka:
Ds
= 100 x 1.15 x
3439.8 x 0.801
117.11 x 1
3
, mm
Ds
= 329.5 mm
Dimana :
Ds = Diameter poros hasil perhitungan
di = diameter of shaft bore. Jika bore pada poros 0,4 Ds,
maka persamaan berikut dapat digunakan;
1 (di/da)4 = 1,0
di = actual shaft diameter
Pw (SHP) = 3439.8 kW
N = Putaran propeller
= 117.11 rpm
|Tugas Propeller dan Sistem Perporosan|
Syukry Maulidy | 4207 100 079 74
MT.CUU_KEE
Rm = Kuat tarik dari material propeller (400 ~ 600 N/mm2)
= 550 N/mm2
Cw =
160 Rm
560
+
Cw =
160 550
560
+
= 0,801
F = Faktor tipe instalasi penggerak untuk propeller (shaft)
= 100
k = 1.15
Sehingga dari persyaratan menurut BKI harga Ds berdasarkan perhitungan
telah memenuhi syarat ;
573 mm > 329.5 mm
Ds > Ds
Pemilihan diameter direncanakan antara range batas minimum dari
peraturan BKI dan batasan maksimum hasil perhitungan , dengan demikian
maka diameter poros berada pada range tersebut. Dengan
mempertimbangkan besarnya diameter propeller sebesar 4.7 m maka
diambil besar Ds = 573 mm.
2) PERENCANAAN PERLENGKAPAN PROPELLER
|Tugas Propeller dan Sistem Perporosan|
Syukry Maulidy | 4207 100 079 75
MT.CUU_KEE
Keterangan Gambar :
Dba = Diameter boss propeller pada bagian belakang ( m )
Dbf = Diameter boss propeller pada bagian depan ( m )
Db = Diameter boss propeller ( m ) = ( Dba + Dbf )/2
Lb = Panjang boss propeller ( m )
LD = Panjang bantalan duduk dari propeller ( m )
tR = Tebal daun baling baling ( cm )
tB = Tebal poros boss propeller ( cm )
rF = Jari jari dari blade face ( m )
rB = Jari jari dari blade back ( m )
1. Boss Propeller
a) Diameter Boss Propeller
Db = 0,167 x Dprop
Db = 0,167 x 4700
Db = 785 mm
tr = 0,045 x Dprop
tr = 0,045 x 4700
tr = 211.5 mm
(Van Lammern, Resistance, Propulsion and steering of ship)
b) Diameter Boss Propeller terkecil (Dba)
Dba/Db = 0,85 s/d 0,9 diambil 0,9
Dba = 0,9 x Db
= 0,9 x 785
= 706 mm
(T. Obrien , The Design Of Marine Screw Propeller)
c) Diameter Boss Propeller terbesar (Dbf)
Dbf/Db = 1,05 ~ 1,1 diambil 1,1
Dbf = 1.1 x Db
= 1.1 x 785
= 863 mm
|Tugas Propeller dan Sistem Perporosan|
Syukry Maulidy | 4207 100 079 76
MT.CUU_KEE
(T. Obrien , The Design Of Marine Screw Propeller)
d) Panjang Boss Propeller (Lb)
Lb/Ds = 1,8
~
2,4 diambil 2.4
Lb = 2.4 x Ds
Lb = 2.4 x 573
Lb = 1375 mm
(T. Obrien , The Design Of Marine Screw Propeller)
e) Panjang Lubang Dalam Boss Propeller
Ln/ Lb = 0,3
Ln = 0,3 x Lb
Ln = 0,3 x 1375
Ln = 412 mm
tb/tr = 0,75
tb = 0,75 x tr
tb = 0,75 x 211.5
tb = 159 mm
rf/tr = 0,75
rf = 0,75 x tr
rf = 0,75 x 211.5
rf = 159 mm
rb/tr = 1
rb = 1 x tr
rb = 1 x 211.5
rb = 211.5 mm
(T. Obrien , The Design Of Marine Screw Propeller)
|Tugas Propeller dan Sistem Perporosan|
Syukry Maulidy | 4207 100 079 77
MT.CUU_KEE
2. Selubung poros
Sleeve atau selubung poros merupakan selongsong yang digunakan
sebagai bantalan penumpu bearing untuk mengurangi gesekan bearing
dengan poros juga sebagai seal untuk mencegah kebocoran minyak
pelumas (jika digunakan pelumasan minyak) atau sebagai pencegah korosi
akibat air laut jika digunakan pelumasan air. Ketebalan sleeve ditentukan
sebagai berikut :
s > 0,03 Ds + 7,5
s > 0,03 x 573 + 7,5
s > 24.68
Maka tebal sleeve yang direncanakan adalah sebesar 25 mm.
3. Bentuk ujung poros propeller
a) Panjang Konis
Panjang konis atau Lb berkisar antara 1,8 sampai 2,4 diameter poros.
Diambil Lb = 2 Ds
Lb = 2 x 573
Lb = 1260 mm
b) Kemiringan Konis
Biro Klasifikasi Indonesia menyarankan harga kemiringan konis berkisar
antara 1/10 sampai 1/15. Diambil sebesar 1/15.
1/15 = x / Lb
x = 1/15 x 1260
x = 105 mm
(BKI, Volume 3, 2006)
|Tugas Propeller dan Sistem Perporosan|
Syukry Maulidy | 4207 100 079 78
MT.CUU_KEE
c) Diameter Terkecil Ujung Konis
Da = Ds - 2x
Da = 573 ( 2 x 105)
Da = 363 mm
(T. Obrien , The Design Of Marine Screw Propeller)
d) Diameter Luar Pengikat Boss
Biro Klasifikasi Indonesia menyarankan harga diameter luar pengikat boss
atau Du tidak boleh kurang dari 60 % diameter poros.
dn = 60%. Ds
dn = 0.6 x 573
dn = 344 mm
(BKI, Volume 3, 2006)
4. Mur pengikat propeller
a) Diameter Luar Ulir(d)
Menurut BKI Vol. III, diameter luar ulir(d) > diameter konis yang besar :
d > 0,6 x Ds
d > 0,6 x 573
d > 343.73 mm
Dalam hal ini d diambil 344 mm
|Tugas Propeller dan Sistem Perporosan|
Syukry Maulidy | 4207 100 079 79
MT.CUU_KEE
b) Diameter Inti
Dari sularso untuk diameter luar ulir >3 mm maka diameter inti adalah :
di = 0,8 x d
di = 0,8 x 344
di = 275.2 mm
c) Diameter luar mur
Do = 2 x d
Do = 2 x 344
Do = 688 mm
d) Tebal/Tinggi Mur
Dari sularso untuk ukuran standar tebal mur adalah 0,8~1 diameter luar
ulir, diambil 0,8. sehingga:
H = 0,8 x d
= 0,8 x 344
= 275.2 mm
Untuk menambah kekuatan mur guna menahan beban aksial
direncanakan jenis mur yang digunakan mengguanakan flens pada
salah satu ujungnya dengan dimensi sbb. :
tebal flens = 0,2. diameter mur
= 0,2. 344
= 68.8 mm
diameter = 1,5. diameter mur
= 1,5. 344
= 516 mm
|Tugas Propeller dan Sistem Perporosan|
Syukry Maulidy | 4207 100 079 80
MT.CUU_KEE
5. Perencanaan Pasak Propeller
Dasar perancanaan pasak diambil dari buku Dasar Perencanaan dan
Pemilihan Elemen Mesin Ir. Soelarso Ms.Me. Dalam menentukan dimensi dan
spesifikasi pasak propeller yang diperlukan, berikut ini urutan perhitungannya:
a) Momen Torsi pada pasak
Momen torsi (Mt) yang terjadi pada pasak yang direncanakan adalah
sebagai berikut :
=
75 60
2
dimana :
Mt = momen torsi (Kg.m)
DHP = delivery horse power = 3371 kW
N = putaran poros atau putaran propeller
Sehingga
=
75 60
2
=
3371 75 60
2 117.11
= 20624.58
Parameter Yang Dibutuhkan
Panjang pasak (L) antara 0,751,5 Ds dari buku DP dan PEM hal. 27
diambil 1.5
L = 1.5 x Ds
L = 1.5 x 573
L = 859.5 mm
|Tugas Propeller dan Sistem Perporosan|
Syukry Maulidy | 4207 100 079 81
MT.CUU_KEE
Lebar pasak (B) antara 25 % - 30 % dari diameter poros menurut buku
DP dan PEM hal 27 (diambil 27 %)
B = 27 % x Ds
B = 27 % x 573
B = 155 mm
Tebal pasak (t)
t = 1/6 x Ds
t = 1/6 x 573
t = 95.5 mm
Radius ujung pasak (R)
R = 0,0125 x Ds
R = 0,0125 x 573
R = 7 mm
Bila momen rencana T ditekankan pada suatu diameter poros (Ds),
maka gaya sentrifugal (F) yang terjadi pada permukaan poros
adalah ;
T = 9,74 x 10
5
x
3371
117.11
T = 2.8 x 10
7
=
0,5
=
2.8 x 10
7
0,5 573
= 97731.24
Sedangkan tegangan gesek yang diijinkan (tka) untuk pemakaian
umum pada poros diperoleh dengan membagi kekuatan tarik ob
dengan faktor keamanan (Sf1 x Sf2), sedang harga untuk Sf
umumnya telah ditentukan ;
|Tugas Propeller dan Sistem Perporosan|
Syukry Maulidy | 4207 100 079 82
MT.CUU_KEE
Sf1 = umumnya diambil 6 (material baja)
Sf2 = 1,0 1,5 , jika beban dikenakan secara tiba-tiba
= 1,5 3,0 , jika beban dikenakan tumbukan ringan
= 3,0 5,0 , jika beban dikenakan secara tiba-tiba dan
tumbukan berat
Karena beban pada propeller itu dikenakan secara tiba-tiba, maka
diambil harga Sf2 = 1,5. Bahan pasak digunakan S 40 C dengan
harga ob = 55 kg/mm2. Sehingga ;
2
11 . 6
5 , 1 . 6
55
mm
kg
ka
= = t
Sedangkan tegangan gesek yang terjadi pada pasak adalah ;
813 . 0
817 147
24 . 97731
.
=
= =
L B
F
k
t kg/mm2
karena tk < tka maka pasak dengan diameter tersebut memenuhi
persyaratan bahan.
Kedalaman alur pasak pada poros (t1)
t1 = 0, 5 x t
t1 = 0, 5 x 95.5
t1 = 47.75 mm
|Tugas Propeller dan Sistem Perporosan|
Syukry Maulidy | 4207 100 079 83
MT.CUU_KEE
Jari-Jari Pasak
r5 = 7 mm
r4 > r3 > r2 > r1
r4 = 8 mm
r3 = 7 mm
r2 = 6 mm
r1 = 5 mm
r6 = 0,5 x B
= 74 mm
6. Kopling
Ukuran Kopling
Kopling yang direncanakan diesesuaikan dengan kopling gear box yang
digunakan. Bahan material yang digunakan adalah SF 55 dengan kekuatan
tarik sebesar 60 kg/mm2. Berikut ini perencanaannya.Jumlah Baut Kopling.
Jumlah Kopling
Direncanakan 8 buah baut.
panjang tirus (BKI) untuk kopling :
l = (1,25 1,5) x Ds
diambil
l = 1,5 x Ds
= 1,5 x 573
= 859.5 mm
Kemiringan tirus :
Untuk konis kopling yang tidak terlalu panjang maka direncanakan nilai
terendahnya untuk menghitung kemiringan :
|Tugas Propeller dan Sistem Perporosan|
Syukry Maulidy | 4207 100 079 84
MT.CUU_KEE
x =
1
/10 x l
x =
1
/10 x 895.5
x = 90
mm
Diameter terkecil ujung tirus :
Da = Ds 2 x
Da = 573 2 . 90
Da = 393 mm
Diameter Lingkaran Baut yang Direncanakan
Db = 2,47 x Ds
Db = 2,47 x 573
Db = 1415 mm
Diameter luar kopling :
Dout = (3 5,8) x Ds
Diambil
Dout = 3 x Ds
Dout = 3 x 573
Dout = 1719 mm
Ketebalan flange kopling
Berdasarkan BKI Volume III section 4
Sfl = 370
Pw Cw
n D
.
5 . 2291 11 . 117
0.801 5159.7
370
=
= 45.9 mm
Harga minimum diambil 46 mm
|Tugas Propeller dan Sistem Perporosan|
Syukry Maulidy | 4207 100 079 85
MT.CUU_KEE
Panjang kopling :
L = (2,5 s/d 5,5) x Ds x 0,5 diambil 4
L = 4 x Ds x 0,5
L = 4 x 573 x 0.5
L = 1146 mm
Baut Pengikat Flens Kopling
Berdasarkan BKI 2005 Volume III section 4D 4.2
Df = 16 x
Rm z D n
Pw
6
10
Dimana :
Pw = 5159.7 kW
N = 117.11 Rpm
Z = Jumlah baut = 8 buah
Rm = 550 N/m
2
Sehingga
Df = 16 x \ ( Pw 10
6
/ ( n D z Rm) )
Df = 16 x \ ( 5159.7 10
6
/ ( 117.11 x 1490 x 8 x 539) )
Df = 42 mm
Mur Pengikat Flens Kopling
a. Diameter luar mur
D0 = 2 xdiameter luar ulir (df)
D0 = 2 x 42
D0 = 84 mm
|Tugas Propeller dan Sistem Perporosan|
Syukry Maulidy | 4207 100 079 86
MT.CUU_KEE
b. Tinggi mur
H = (0,8~1) x df
H = 1 x 42
H = 42 mm
7. Mur Pengikat Kopling
Direncanakan dimensi mur pengikat kopling sama dengan dimensi mur
pengikat propeller yaitu :
a) menurut BKI 78 Vol. III, diameter luar ulir(d) > diameter konis yang besar:
d > 0,6 x Ds
d > 0,6 x 573
d > 343.8 mm
diambil 344 mm
b) Diameter inti
Dari sularso untuk diameter luar ulir >3 mm maka diameter inti adalah :
di = 0,8 x d
di = 0,8 x 344
di = 275 mm
c) Diameter luar mur
Do = 2 x d
Do = 2 x 344
Do = 688 mm
d) Tebal/tinggi mur
Dari sularso untuk ukuran standar tebal mur adalah (0,8~1) diameter luar
ulir, sehingga:
|Tugas Propeller dan Sistem Perporosan|
Syukry Maulidy | 4207 100 079 87
MT.CUU_KEE
H = 0,8 x d
H = 0,8 x 344
H = 275 mm
Untuk menambah kekuatan mur guna menahan beban aksial
direncanakan jenis mur yang digunakan mengguanakan flens pada
salah satu ujungnya dengan dimensi sbb. :
tebal flens = 0,2. diameter mur
= 0,2. x 344
= 69 mm
diameter = 1,2. diameter mur
= 1,2 x 344
= 413 mm
8. Kopling Poros Antara
Kopling flens
Putaran kerja 117.11 rpm
Diameter poros (ds) 573 mm
Diameter baut 42 mm
Bahan baja S40 C dengan oB = 55 Kg/mm
2
kwalitas pembuatan biasa
perkiraan awal jumlah baut yang memenuhi adalah 8 buah
DB = Ds + 5 db
DB = 573 + 5 x 42
DB = 783 mm
DB = dB + 3 db
DB = 783 + 3 x 42
DB = 909 mm
|Tugas Propeller dan Sistem Perporosan|
Syukry Maulidy | 4207 100 079 88
MT.CUU_KEE
a) Momen torsi
T
=
n
P
x x
s 5
10 74 , 9
T = 9.74 x 10
5
x 5159.7 / 117.11
T = 4.3 x 10
7
kg/mm
2
b) Jumlah gaya yang bekerja pada seluruh baut
F
=
B
D
T 2
F = 2 x 4.3 x 10
7
/ 783
F = 1.1 x 10
5
kg
c) Gaya yang bekerja pada sebuah baut
b
F
=
8
10 1 . 1
5
x
Fb = 0.14 x 10
5
kg
d) Tegangan geser yang bekerja pada sebuah baut
tsb = Fb / As
tsb = Fb / ( db
2
)
tsb = 0.14 x 10
5
/ ( 42
2
)
tsb = 10.11 kg/mm
2
e) Tegangan kompresi yang bekerja pada sebuah baut
tcb = Fb / Ac
tcb = Fb / ( t x db )
tcb = 0.14 x 10
5
/ ( 95.5 x 42)
tcb = 3.5 kg/mm
2
|Tugas Propeller dan Sistem Perporosan|
Syukry Maulidy | 4207 100 079 89
MT.CUU_KEE
f) Tegangan yang diijinkan
a
t
=
2 1xsf sf
B
o
Faktor keamanan
1. sf1 = 6
2. sf2 = 1,3 - 3
Bahan yang digunakan adalah S40 C dengan oB = 55 Kg/mm
2
Faktor keamanan
1. sf1 = 6
2. sf2 = 1,3 - 3
Diambil sf2 = 1.5
Sehingga, Tegangan geser yang diijinkan (tA):
a
t
=
5 . 1 6
55
x
= 6.11 Kg/mm2
Karena
sb
t dan
cb
t <
a
t , maka kopling tersebut harus memenuhi
persyaratan dan desain perhitungan tersebut dapat diterapkan.
9. Baut Pengikat Flens Kopling
Berdasarkan BKI Volume III section 4D 4.2, Diameter minimum baut kopling
(Df) adalah :
= 16
10
6
Dimana :
Pw = daya yang ditransmisikan = 5159.7 kW
N = kecepatan putar poros = 117.11 rpm
Z = Jumlah baut = 8
Rm = kekuatan tensil bahan (SF 55) = 539N/mm2
|Tugas Propeller dan Sistem Perporosan|
Syukry Maulidy | 4207 100 079 90
MT.CUU_KEE
Maka :
= 16
5159.7 10
6
145.349 1490 8 539
= 42
10. Mur Pengikat Flens Kopling
Diameter luar mur (D0)
D0 = 2 x Df
D0 = 2 x 42
D0 = 84 mm
Tinggi mur (H)
H = (0,8 - 1) x df
H = 1 x 42
H = 42 mm
11. Perencanaan pasak Kopling
a) Bahan pasak yang digunakan adalah S 40 C dengan spesifikasi sebagai
berikut ;
ob = 55 kg/mm
Sfk1 = 6
Sfk2 = 1,5
b) Tegangan geser yang diijinkan (tka) ;
tka =
2 1
xsfk sfk
b
o
= 55 / ( 1.5 x 6 ) = 6.11 kg/mm
2
c) Gaya tangensial permukaan poros (F) ;
F =
0, 5
T
Ds
|Tugas Propeller dan Sistem Perporosan|
Syukry Maulidy | 4207 100 079 91
MT.CUU_KEE
dimana : Ds = 573 mm
T =
5
9, 74 10 Pd
N
,
Pd = daya perencanaan = 5159.7 kW
N = putaran propeller = 117.11 RPM
Sehingga,
T = 9.74 10
5
x 5159.7 / 117.11
= 4.3 10
7
kg.mm
F = T/ ( 0.5Ds)
= 4.3 10
7
/ ( 0.5 x 573 )
= 1.5 10
5
kg
d) Lebar pasak ;
B = (0,25 0,35 ) x Ds , , diambil nilai 0,25 x Ds sehingga :
B = 0,25 x 573 = 143 mm
e) Tegangan geser yang bekerja (tk) ;
tk =
F
B L
Syarat pasak (0,75 1,5) x Ds ,
6.11 1.5 10
5
/ (143 x L )
L 337 mm
dalam perhitungan ini diambil nilai ;
L = 0,75 x Ds
L = 0,75 x 573
L = 429.75 mm
|Tugas Propeller dan Sistem Perporosan|
Syukry Maulidy | 4207 100 079 92
MT.CUU_KEE
f) Tebal pasak (T) ;
t = 1/6 x Ds
t = 1/6 x 573
t = 95.5 mm
g) Radius ujung pasak (R) ;
R = 0,0125 x Ds
R = 0,0125 x 573
R = 7 mm
h) Penampang pasak ;
= B x t
= 143 x 95.5
= 13656.5 mm
2
i) Kedalaman alur pasak pada poros (t1) ;
t1 = 50 % x t
t1 = 50 % x 95.5
t1 = 47.75 mm
j) Kedalaman alur pasak pada naf (t2) ;
t2 = t t1
t2 = 95.5 47.75
t2 = 47.75
Di samping perhitungan di atas, juga diperlukan perhitungan untuk
menghindari dari kerusakan permukaan samping pasak yang disebabkan oleh
tekanan bidang.
Dalam hal ini tekanan permukaan P (kg/mm2) , adalah ;
|Tugas Propeller dan Sistem Perporosan|
Syukry Maulidy | 4207 100 079 93
MT.CUU_KEE
P = F / ( L t )
= 1.5 10
5
/ ( 430 x 95.5 )
= 3.6 kg / mm
2
Harga tekanan permukaan untuk poros dengan diameter yang
besar (> 100 mm) adalah Pa = 10 kg/mm
2
. Karena harga P< Pa, maka
dengan dimensi tersebut telah memenuhi persyaratan.
|Tugas Propeller dan Sistem Perporosan|
Syukry Maulidy | 4207 100 079 94
MT.CUU_KEE
7
BAB
PERENCANAAN STERN TUBE
Stern tube merupakan tabung poros yang digunakan sebagai media pelumasan poros
propeller dengan bearing juga dapat berfungsi sebagai penyekat jika terjadi kebocoran.
Pada perencanaan ini, sebagai pelumas poros digunakan minyak. Perencanaan stern tube
adalah sebagai berikut :
7. 1. LANGKAH PERHITUNGAN
1) PANJANG STERN TUBE
Panjang tabung poros propeller = 4 x jarak gading
2) PERENCANAAN BANTALAN
Berdasarkan dari BKI vol. III Sec. IV.
Bahan bantalan yang digunakan adalah : Lignum Vitae
Panjang bantalan belakang =2 x Ds
Panjang bantalan depan = 0.8 x Ds
Tebal bantalan
Menurut BKI III 1988 tebal bantalan efektif adalah sebagai berikut :
B = |
.
|
\
|
|
.
|
\
|
175 , 3
30
Ds
1. Jarak maximum yang diijinkan antara bantalan
Imax = k1 x Ds
Dimana , k1 = 450 (untuk pelumasan dengan minyak)
|Tugas Propeller dan Sistem Perporosan|
Syukry Maulidy | 4207 100 079 95
MT.CUU_KEE
2. Rumah Bantalan (Bearing Bushing)
a) Bahan Bushing Bearing yang digunakan adalah : manganese bronze
b) Tebal Bushing Bearing ( tb )
tb = 0,18 x Ds
3) TEBAL STERN TUBE
t =
|
|
.
|
\
|
|
.
|
\
|
+
|
.
|
\
|
4
4 , 25
3
20
Ds
b = 1,6 t
4) STERN POST
Berdasarkan BKI vol. III hal.96
Tinggi buritan berbentuk segiempat untuk panjang kapal L 125 m, maka :
a) Lebar = (1,4 L) + 90
b) Tebal = (1,6 L) + 15
5) PERENCANAAN GUARD
Perencanaan gambar untuk guard adalah sebagai berikut :
Panjang guard = 217 mm
Tebal guard = 10 mm
7.3. DETAIL PERHITUNGAN
1) PANJANG STERN TUBE
Panjang tabung poros propeller = 4 x jarak gading
= 4 x 600
= 2400 mm
s
|Tugas Propeller dan Sistem Perporosan|
Syukry Maulidy | 4207 100 079 96
MT.CUU_KEE
2) PERENCANAAN BANTALAN
Berdasarkan dari BKI vol. III Sec. IV.
Bahan bantalan yang digunakan adalah : Lignum Vitae
Panjang bantalan belakang = 2 x Ds
= 2 x 573
= 1146 mm
Panjang bantalan depan = 0.8 x Ds
= 0.8 x 573
= 458 mm
Tebal bantalan
Menurut BKI III 1988 tebal bantalan efektif adalah sebagai berikut :
B = |
.
|
\
|
|
.
|
\
|
175 , 3
30
Ds
= 573 / 30 X 3.175
= 61 mm
3. Jarak maximum yang diijinkan antara bantalan
Imax = k1 x Ds
Dimana , k1 = 450 (untuk pelumasan dengan minyak)
Imax = 450 x \ 573
= 10771.8 mm
4. Rumah Bantalan (Bearing Bushing)
a) Bahan Bushing Bearing yang digunakan adalah : manganese bronze
|Tugas Propeller dan Sistem Perporosan|
Syukry Maulidy | 4207 100 079 97
MT.CUU_KEE
b) Tebal Bushing Bearing ( tb )
tb = 0,18 x Ds
= 0.18 x 573
= 103 mm
3) TEBAL STERN TUBE
t =
|
|
.
|
\
|
|
.
|
\
|
+
|
.
|
\
|
4
4 , 25
3
20
Ds
= ( 573/20) + ( 3x25.4/4 )
= 28.65 + 19.05
= 48 mm
b = 1,6 t
= 1.6 x 48
= 77 mm
4) STERN POST
Berdasarkan BKI vol. III hal.96
Tinggi buritan berbentuk segiempat untuk panjang kapal L 125 m, maka :
a) Lebar = (1,4 L) + 90
= (1.4 x 123 ) + 90
= 265 mm
b) Tebal = (1,6 L) + 15
= ( 1.6 x 123 ) + 1.5
= 200 mm
s
|Tugas Propeller dan Sistem Perporosan|
Syukry Maulidy | 4207 100 079 98
MT.CUU_KEE
5) PERENCANAAN GUARD
Perencanaan gambar untuk guard adalah sebagai berikut :
Panjang guard = 217 mm
Tebal guard = 10 mm
6) PERENCANAAN INLET PIPE
Sistem sirkulasi minyak pelumas berdasarkan gaya gravitasi, saluran inlet pipe
pada stern tube dan outlet pipe direncanakan satu buah dengan diameter luar
pipa sebesar 30 mm.
Tugas Propeller dan Sistem Perporosan
Syukry Maulidy | 4207 100 079 99
MT.CUU_KEE
8
BAB
KESIMPULAN
1) Jenis dan type propeller yang digunakan harus disesuaikan dengan type kapal,
konfigurasi system transmisi dan jenis motor penggeraknya.
2) Hubungan antara hull ship dengan propeller harus diperhatikan dalam pemilihan
propeller, karena untuk mencapai kecepatan dinas maka thrust yang dibutuhkan oleh
kapal harus sama dengan thrust yang dihasilkan propeller
3) Semakin besar diameter propeller maka effisiensinya semakin besar pula, kenaikan
effisiensi dapat juga dikarenakan blade area ratio yang bertambah besar.
4) Terdapat dua jenis system pelumasan poros propeller (stern tube), yaitu pelumasan
dengan minyak dan pelumasan dengan air laut. Pemilihan jenis pelumasan disesuaikan
dengan kebutuhan dan pertimbangan teknis.
5) Pada pelumasan minyak, digunakan seal sebagai penyekat agar tidak terjadi
kebocoran sedangkan pada system pelumasan air laut tidak menggunakan seal tetapi
menggunakan packaging yang dipasang pada sekat belakang kamar mesin.
6) Diperlukan poros antara (intermediate shaft) untuk mempermudah
pemasangan/pelepasan dan perbaikan poros.
7) Konstruksi stern tube dirancang sedemikian rupa sehingga dapat menahan stern tube
bearing agar tidak bergeser.
8) Material dari stern tube disesuaikan dengan pelumasannya. Pada perencanaan kopling,
diameter dan jumlah baut kopling harus sesuai dengan diameter dan jumlah baut dari
flens gearbox.
Tugas Propeller dan Sistem Perporosan
Syukry Maulidy | 4207 100 079 100
MT.CUU_KEE
DAFTAR PUSTAKA
Sv. Aa. Harvald. 1992. Tahanan dan Propulsi Kapal. Surabaya: Airlangga University
Press.
Lewis, Edward V. 1988. Principles of Naval Architecture second revision, volume II
Resistance, Propulsion, and Vibration. Jersey City, NJ : The Society of Marine Engineers.
Basic Principles of Ship Propulsion
J.Holtrop and G.G.J Mennen. An Approximate of Power Prediction Method
H. Schneekluth and V. Bertram .1998. Ship Design for Efficiency and Economy. Oxford :
Butterworth
Engine selection guide: MAN B&W
Carlton, John. 2007. Marine Propeller and Propulsion. Oxford : Butterworth
Sularso. Suga, Kiyokatsu. 2002. Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin.
Jakarta : PT. Pradya Paramita.
T.P.OBrien. 1969. The Design Of Marine Screw Propeller. London: Hutchinson and co
LTD
|Tugas Propeller dan Sistem Perporosan|
MT.CUU_KEE
LAMPIRAN
|Tugas Propeller dan Sistem Perporosan|
Syukry Maulidy | 4207 100 079 iv
MT.CUU_KEE
Mesin : MAN BW L35MC6
|Tugas Propeller dan Sistem Perporosan|
Syukry Maulidy | 4207 100 079 v
MT.CUU_KEE
|Tugas Propeller dan Sistem Perporosan|
Syukry Maulidy | 4207 100 079 vi
MT.CUU_KEE
|Tugas Propeller dan Sistem Perporosan|
Syukry Maulidy | 4207 100 079 vii
MT.CUU_KEE
|Tugas Propeller dan Sistem Perporosan|
Syukry Maulidy | 4207 100 079 viii
MT.CUU_KEE
|Tugas Propeller dan Sistem Perporosan|
Syukry Maulidy | 4207 100 079 ix
MT.CUU_KEE
|Tugas Propeller dan Sistem Perporosan|
Syukry Maulidy | 4207 100 079 x
MT.CUU_KEE
Gear Box : ZF 53000 NR2B
|Tugas Propeller dan Sistem Perporosan|
Syukry Maulidy | 4207 100 079 xi
MT.CUU_KEE
Pemilihan Propeller
Jenis Propeller
B4-40 B4-55 B4-70 B4-85 B4-100
No Memilih Propeller
1 SHP HP 4423.23 4423.23 4423.23 4423.23 4423.23
2 DHP HP 4334.77 4334.77 4334.77 4334.77 4334.77
3 w 0.31 0.31 0.31 0.31 0.31
4 t 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10
5 VS Knot 14.00 14.00 14.00 14.00 14.00
6 Va Knot 9.73 9.73 9.73 9.73 9.73
7 Ne RPM 210.00 210.00 210.00 210.00 210.00
8 Ratio 1.694 1.694 1.694 1.694 1.694
9 Np RPM 123.97 123.97 123.97 123.97 123.97
10 BP1 27.95 27.95 27.95 27.95 27.95
11 0.1739\BP1 0.92 0.92 0.92 0.92 0.92
12 1/JO 2.02 2.04 2.00 1.95 1.88
13 P/DO 0.77 0.76 0.78 0.83 0.89
14 o
O
204.56 206.58 202.53 197.47 190.38
15 DO feet 16.05 16.21 15.89 15.49 14.94
16 DB feet 15.25 15.55 15.10 14.72 14.19
17 DMAKS feet 19.25 19.25 19.25 19.25 19.25
18 DB < DMAKS Terpenuhi Terpenuhi Terpenuhi Terpenuhi Terpenuhi
19 o
B
194.33 196.25 192.41 187.59 180.86
20 1/JB 1.92 1.94 1.90 1.85 1.79
21 P/DB 0.86 0.85 0.88 0.92 0.99
22 n 0.59 0.58 0.58 0.56 0.57
Kavitasi
23 Ae/AO 0.40 0.55 0.70 0.85 1.00
24 AO feet
2
182.48 186.11 178.88 170.05 158.06
25 Ae feet
2
72.99 102.36 125.22 144.54 158.06
26 Ad feet
2
72.99 102.36 125.22 144.54 158.06
27 Ap feet
2
63.51 89.53 108.37 123.78 132.82
28 meter
2
5.90 8.32 10.07 11.50 12.34
29 Va m/s 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00
30 Np RPS 2.07 2.07 2.07 2.07 2.07
31 Vr
2
470.42 479.28 461.64 440.08 410.82
32 T 285.18 285.18 285.18 285.18 285.18
33 TC RUMUS 0.20 0.14 0.12 0.11 0.11
34 TC GAMBAR 0.18 0.17 0.18 0.18 0.18
35 TC RUMUS < TC GAMBAR Kavitasi Terpenuhi Terpenuhi Terpenuhi Terpenuhi
36 o0.7R 0.67 0.65 0.68 0.71 0.77
|Tugas Propeller dan Sistem Perporosan|
Syukry Maulidy | 4207 100 079 xii
MT.CUU_KEE
Clearance
37 0.7T 6.16 6.16 6.16 6.16 6.16
38 Clearance 5.20 5.26 5.15 5.02 4.84
39 Clearance < 0.7 T Terpenuhi Terpenuhi Terpenuhi Terpenuhi Terpenuhi
|Tugas Propeller dan Sistem Perporosan|
Syukry Maulidy | 4207 100 079 xiii
MT.CUU_KEE
Perhitungan Engine Propeller Matching
Nm Np bhp
rpm rps 0.95rpm 0.95rps rps rpm KW
0 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
10 0.17 9.55 0.17 0.10 5.90 0.37
20 0.33 19.10 0.34 0.20 11.81 2.93
30 0.50 28.65 0.52 0.30 17.71 9.88
40 0.67 38.20 0.69 0.39 23.61 23.42
50 0.83 47.75 0.86 0.49 29.52 45.75
60 1.00 57.30 1.03 0.59 35.42 79.05
70 1.17 66.85 1.20 0.69 41.32 125.53
80 1.33 76.40 1.37 0.79 47.23 187.39
90 1.50 85.95 1.55 0.89 53.13 266.81
100 1.67 95.50 1.72 0.98 59.03 365.99
110 1.83 105.05 1.89 1.08 64.94 487.13
120 2.00 114.60 2.06 1.18 70.84 632.43
130 2.17 124.15 2.23 1.28 76.74 804.08
140 2.33 133.70 2.41 1.38 82.64 1004.27
150 2.50 143.25 2.58 1.48 88.55 1235.21
160 2.67 152.80 2.75 1.57 94.45 1499.09
170 2.83 162.35 2.92 1.67 100.35 1798.10
180 3.00 171.90 3.09 1.77 106.26 2134.44
190 3.17 181.45 3.26 1.87 112.16 2510.31
200 3.33 191.00 3.44 1.97 118.06 2927.90
210 3.50 200.55 3.61 2.07 123.97 3389.41
|Tugas Propeller dan Sistem Perporosan|
Syukry Maulidy | 4207 100 079 xiv
MT.CUU_KEE
Geometri Propeller
|Tugas Propeller dan Sistem Perporosan|
Syukry Maulidy | 4207 100 079 xv
MT.CUU_KEE
Tugas Propeller dan Sistem Perporosan
Syukry Maulidy | 4207 100 079 xvi
MT.CUU_KEE
Gambar Rencana Garis ( Lines Plan Drawing)
Tugas Propeller dan Sistem Perporosan
Syukry Maulidy | 4207 100 079 xvii
MT.CUU_KEE
Gambar Rencana Umum ( General Arrangement Drawing)
Tugas Propeller dan Sistem Perporosan
Syukry Maulidy | 4207 100 079 xviii
MT.CUU_KEE
Gambar Diagram Burril
Tugas Propeller dan Sistem Perporosan
Syukry Maulidy | 4207 100 079 xix
MT.CUU_KEE
Gambar KT-KQ-J
Tugas Propeller dan Sistem Perporosan
Syukry Maulidy | 4207 100 079 xx
MT.CUU_KEE
TABULATED FUNCTIONS DEPENDENT on r/R and P
V1 for P < 0
P
-1.0 -0.95 -0.9 -0.8 -0.7 -0.6 -0.5 -0.4 -0.2 0
r / R
0.7-1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0.6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0.5 0.0522 0.0420 0.0330 0.0190 0.0100 0.0040 0.0012 0 0 0
0.4 0.1467 0.1200 0.0972 0.0630 0.0395 0.0214 0.0116 0.0044 0 0
0.3 0.2306 0.2040 0.1790 0.1333 0.0943 0.0623 0.0376 0.0202 0.0033 0
0.25 0.2598 0.2372 0.2115 0.1651 0.1246 0.0899 0.0579 0.0350 0.0084 0
0.2 0.2826 0.2630 0.2400 0.1967 0.1570 0.1207 0.0880 0.0592 0.0172 0
0.15 0.3000 0.2824 0.2650 0.2300 0.1950 0.1610 0.1280 0.0955 0.0365 0
V2 for P < 0
P
-1.0 -0.95 -0.9 -0.8 -0.7 -0.6 -0.5 -0.4 -0.2 0
r / R
0.9-1 0 0.0975 0.1900 0.3600 0.5100 0.6400 0.7500 0.8400 0.9600 1
0.85 0 0.0975 0.1900 0.3600 0.5100 0.6400 0.7500 0.8400 0.9600 1
0.8 0 0.0975 0.1900 0.3600 0.5100 0.6400 0.7500 0.8400 0.9600 1
0.7 0 0.0975 0.1900 0.3600 0.5100 0.6400 0.7500 0.8400 0.9600 1
0.6 0 0.0965 0.1885 0.3585 0.5110 0.6415 0.7530 0.8426 0.9613 1
0.5 0 0.0950 0.1865 0.3569 0.5140 0.6439 0.7580 0.8456 0.9639 1
0.4 0 0.0905 0.1810 0.3500 0.5040 0.6353 0.7525 0.8415 0.9645 1
0.3 0 0.0800 0.1670 0.3360 0.4885 0.6195 0.7335 0.8265 0.9583 1
0.25 0 0.0725 0.1567 0.3228 0.4740 0.6050 0.7184 0.8139 0.9519 1
0.2 0 0.0640 0.1455 0.3060 0.4535 0.5842 0.6995 0.7984 0.9446 1
0.15 0 0.0540 0.1325 0.2870 0.4280 0.5585 0.6770 0.7805 0.9360 1
Tugas Propeller dan Sistem Perporosan
Syukry Maulidy | 4207 100 079 xxi
MT.CUU_KEE
V1 for P > 0
P
+1.0 +0.95 +0.9 +0.85 +0.8 +0.7 +0.6 +0.5 +0.4 +0.2 0
r / R
0.7-1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0.6 0.0382 0.0169 0.0067 0.0022 0.0006 0 0 0 0 0 0
0.5 0.1278 0.0778 0.0500 0.0328 0.0211 0.0085 0.0034 0.0008 0 0 0
0.4 0.2181 0.1467 0.1088 0.0833 0.0637 0.0357 0.0189 0.0090 0.0033 0 0
0.3 0.2923 0.2186 0.1760 0.1445 0.1191 0.0790 0.0503 0.0300 0.0148 0.0027 0
0.25 0.3256 0.2513 0.2068 0.1747 0.1465 0.1008 0.0669 0.0417 0.0224 0.0031 0
0.2 0.3560 0.2821 0.2353 0.2000 0.1685 0.1180 0.0804 0.0520 0.0304 0.0049 0
0.15 0.3860 0.3150 0.2642 0.2230 0.1870 0.1320 0.0920 0.0615 0.0384 0.0096 0
V2 for P > 0
P
+1.0 +0.95 +0.9 +0.85 +0.8 +0.7 +0.6 +0.5 +0.4 +0.2 0
r / R
0.9-1 0 0.0975 0.1900 0.2775 0.3600 0.5100 0.6400 0.7500 0.8400 0.9600 1
0.85 0 0.1000 0.1950 0.2830 0.3660 0.5160 0.6455 0.7550 0.8450 0.9615 1
0.8 0 0.1050 0.2028 0.2925 0.3765 0.5265 0.6545 0.7635 0.8520 0.9635 1
0.7 0 0.1240 0.2337 0.3300 0.4140 0.5615 0.6840 0.7850 0.8660 0.9675 1
0.6 0 0.1485 0.2720 0.3775 0.4620 0.6060 0.7200 0.8090 0.8790 0.9690 1
0.5 0 0.1750 0.3056 0.4135 0.5039 0.6430 0.7478 0.8275 0.8880 0.9710 1
0.4 0 0.1935 0.3235 0.4335 0.5220 0.6590 0.7593 0.8345 0.8933 0.9725 1
0.3 0 0.1890 0.3197 0.4265 0.5130 0.6505 0.7520 0.8315 0.8920 0.9750 1
0.25 0 0.1758 0.3042 0.4108 0.4982 0.6359 0.7415 0.8259 0.8899 0.9751 1
0.2 0 0.1560 0.2840 0.3905 0.4777 0.6190 0.7277 0.8170 0.8875 0.9750 1
0.15 0 0.1300 0.2600 0.3665 0.4520 0.5995 0.7105 0.8055 0.8825 0.9760 1
Tugas Propeller dan Sistem Perporosan
Syukry Maulidy | 4207 100 079 xxii
MT.CUU_KEE
Perhitungan Ordinat Propeller
Yface untuk P > 0
P
+1.0 +0.95 +0.9 +0.85 +0.8 +0.7 +0.6 +0.5 +0.4 +0.2 +0.0
r/R
0.2 0.0583 0.0462 0.0385 0.0328 0.0276 0.0193 0.0132 0.0085 0.0050 0.0008 0.0000
0.3 0.0475 0.0355 0.0286 0.0235 0.0194 0.0128 0.0082 0.0049 0.0024 0.0004 0.0000
0.4 0.0328 0.0221 0.0164 0.0125 0.0096 0.0054 0.0028 0.0014 0.0005 0.0000 0.0000
0.5 0.0166 0.0101 0.0065 0.0043 0.0027 0.0011 0.0004 0.0001 0.0000 0.0000 0.0000
0.6 0.0040 0.0018 0.0007 0.0002 0.0001 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
0.7 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
0.8 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
0.9 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
1.0 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
Yback untuk P > 0
P
+1.0 +0.95 +0.9 +0.85 +0.8 +0.7 +0.6 +0.5 +0.4 +0.2 +0.0
r/R
0.2 0.0583 0.0718 0.0851 0.0967 0.1059 0.1207 0.1324 0.1424 0.1504 0.1605 0.1638
0.3 0.0475 0.0663 0.0806 0.0928 0.1028 0.1186 0.1304 0.1401 0.1474 0.1590 0.1626
0.4 0.0328 0.0512 0.0650 0.0777 0.0881 0.1045 0.1171 0.1269 0.1349 0.1463 0.1504
0.5 0.0166 0.0329 0.0529 0.0581 0.0684 0.0848 0.0978 0.1079 0.1156 0.1265 0.1302
0.6 0.0040 0.0171 0.0289 0.0393 0.0479 0.0628 0.0746 0.0838 0.0911 0.1004 0.1036
0.7 0.0000 0.0091 0.0172 0.0243 0.0305 0.0414 0.0504 0.0579 0.0638 0.0713 0.0737
0.8 0.0000 0.0045 0.0087 0.0125 0.0161 0.0225 0.0279 0.0326 0.0364 0.0411 0.0427
0.9 0.0000 0.0015 0.0029 0.0043 0.0056 0.0079 0.0099 0.0116 0.0130 0.0149 0.0155
1.0 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
Tugas Propeller dan Sistem Perporosan
Syukry Maulidy | 4207 100 079 xxiii
MT.CUU_KEE
Yface untuk P 0
P
-1.0 -0.95 -0.9 -0.8 -0.7 -0.6 -0.5 -0.4 -0.2 -0.0
r/R
0.2 0.0463 0.0431 0.0393 0.0322 0.0257 0.0198 0.0144 0.0097 0.0028 0.0000
0.3 0.0375 0.0332 0.0291 0.0217 0.0153 0.0101 0.0061 0.0033 0.0005 0.0000
0.4 0.0221 0.0181 0.0146 0.0095 0.0059 0.0032 0.0017 0.0007 0.0000 0.0000
0.5 0.0068 0.0055 0.0043 0.0025 0.0013 0.0005 0.0002 0.0000 0.0000 0.0000
0.6 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
0.7 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
0.8 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
0.9 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
1.0 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
Yback untuk P 0
P
-1.0 -0.95 -0.9 -0.8 -0.7 -0.6 -0.5 -0.4 -0.2 -0.0
r/R
0.2 0.0463 0.0536 0.0632 0.0824 0.1000 0.1155 0.1290 0.1405 0.1576 0.1638
0.3 0.0375 0.0462 0.0563 0.0763 0.0948 0.1109 0.1254 0.1377 0.1563 0.1626
0.4 0.0221 0.0317 0.0419 0.0621 0.0818 0.0988 0.1149 0.1273 0.1451 0.1504
0.5 0.0068 0.0178 0.0286 0.0490 0.0682 0.0844 0.0989 0.1101 0.1255 0.1302
0.6 0.0000 0.0100 0.0195 0.0371 0.0529 0.0665 0.0780 0.0873 0.0996 0.1036
0.7 0.0000 0.0072 0.0140 0.0265 0.0376 0.0472 0.0553 0.0619 0.0708 0.0737
0.8 0.0000 0.0042 0.0081 0.0154 0.0218 0.0273 0.0320 0.0358 0.0410 0.0427
0.9 0.0000 0.0015 0.0029 0.0056 0.0079 0.0099 0.0116 0.0130 0.0149 0.0155
1.0 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000