Anda di halaman 1dari 7

Ratna Zulfarosda 0810480201 Agroekoteknologi Manajemen Produksi Tanaman (A)

1. Standar Operasional Prosedur Pemasangan Ajir Kacang panjang

Nomor IV Tahun 2009 1. Definisi : Merupakan kegiatan memasang penyanggah/ penopang dekat dengan tanaman kacang panjang. 2. Tujuan : Membantu tanaman tumbuh tegak, mengurangi kerusakan fisik tanaman yang disebabkan beban buah dan tiupan angin, memperbaiki pertumbuhan daun dan tunas, mempermudah pemeliharaan. 3. Validasi/Referensi a. Teknologi ProduksiKacang panjang (Balai Penelitian Tanaman Sayuran, 1998) b. Panduan Budidaya Tanaman Sayuran (Anas D. Susila, Departemen Agronomi dan Hortikultura, IPB) c. Bercocok Tanam Sayuran (Direktorat Bina Produksi Hortikultura, Ditjen Pertanian Tanaman Pangan, 1986) 4. Bahan dan Alat a. Bambu/batang kayu b. Golok/pisau c. Tali gawar 5. Fungsi Bahan dan Alat a. Bambu/kayu digunakan sebagai bahan pembuat ajir b. Golok/pisau digunakan untuk membuat ajir. c. Tali gawar digunakan untuk mengikat tanaman pada ajir. 6. Prosedur Pelaksanaan : a. Buat ajir dari bambu/ kayu dengan ukuran 4 x 200 cm. b. Pasang ajir sesegera mungkin antara 7 10 hari setelah tanam. Tancapkan 10 cm dari tanaman sedalam 15 20 cm dengan posisi miring kedalam (system ganda) atau tegak lurus (system tunggal) c. Pasang tali gawar pada bagian tengah dan atas ajir. d. Lilitkan tanaman pada ajir searah jarum jam setelah tanaman berumur 10 15 hari. e. Ulangi setiap 2 - 3 hari sekali. G. Sasaran Terpasangnya ajir dan tali gawar untuk merambatkan tanaman.

2. SOP Penjarangan Anakan Pisang Nomor SPO PB IX Desember 2004 A. Definisi : Mematikan sebagian anakan sehingga anakan tidak terlalu banyak dalam setiap rumpun. B. Tujuan : Mengatur jumlah pohon/anakan pisang dalam setiap rumpun. C. Validasi : a. Pengalaman petani di Kec. STM Hilir Kab. Deli Serdang. b. Hasil penelitian Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Provinsi Sumatera Utara. D. Alat dan Bahan : Alat pengorek/pisau, minyak tanah E. Fungsi : a. Alat pengorek/pisau untuk menghilangkan titik tumbuh. b. Minyak tanah untuk disuntikkan/disiramkan pada titik tumbuh. F. Prosedur Pelaksanaan : a. Menetapkan posisi anakan yang akan dipelihara. b. Kriteria anakan yang dipilih antara lain : 1) Tinggi antara 20 40 cm. 2) Pertumbuhan kuncup daun baik. 3) Pilih anakan yang tumbuh disebelah luar dari pohon induk. c. Penjarangan dilakukan setelah pohon induk berumur 30 minggu dengan menyisakan dalam satu rumpun sebanyak 2 3 anakan. d. Anakan yang dipilih adalah anakan yang berasal dari pohon induk dengan umur yang berbeda. e. Cara mematikan anakan dilakukan dengan : Potong anakan sebatas permukaan tanah, congkel bagian tengah batang lalu tuangkan 2-3 ml ( sendok teh) minyak tanah. f. Setelah dipakai semua peralatan dicuci dan disimpan.

Gambar 4 (atas). Memilih anakan yang akan dibuang dan menyisakan 2 3 anakan Gambar 5 (bawah). Mematikan anakan dengan menuangkan sendok teh minyak tanah G. Sasaran : Jumlah anakan setiap rumpun sesuai dengan rekomendasi (2 3 anakan). 3. Standar operasional Pemotongan Jantung Pisang Nomor SPO PB XII Desember 2004 A. Definisi : Memotong jantung pisang setelah sisir terakhir keluar. B. Tujuan : a. b. Untuk mengoptimalkan penyerapan unsur hara oleh bakal buah. Mencegah penularan penyakit.

C. Validasi : a. Pengalaman petani di Kec. STM Hilir Kab. Deli Serdang. b. Hasil penelitian Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) provinsi Sumatera Utara. c. Balai Penelitian Buah (Balitbu) Solok. D. Alat dan Bahan : Pisau/sabit/parang/golok, tangga. E. Fungsi : a. Pisau digunakan untuk memotong jantung pisang. b. Tangga untuk alat bantu pemotongan. F. Prosedur Pelaksanaan : a. Pemotongan ontong dilakukan bila buah terakhir yang normal sudah melengkung ke atas. b. Pemotongan dengan menggunakan pisau dari arah kanan pada 15 - 20 cm dari sisir terakhir yang normal.

c. Setelah dipakai semua peralatan dicuci dan disimpan. G. Sasaran : Penyerapan unsur hara pada saat pembentukan buah optimal.
4. Standar Prosedur Operasional Pembrongsongan Pisang

Nomor SPO PB XIII Desember 2004 A. Definisi : Membungkus buah sehingga diperoleh buah dengan permukaan kulit yang mulus. B. Tujuan : a. b. Mencegah serangan hama/penyakit pada buah. Meningkatkan mutu buah.

C. Validasi : a. Pengalaman petani di Kec. STM Hilir, Kab. Deli Serdang. b. Hasil penelitian Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) provinsi Sumatera Utara. c. Balai Penelitian Buah (Balitbu) Solok. D. Alat dan Bahan : Plastik Polyethilene biru (ketebalan 0,03 0,04 mm, panjang 150 cm dan diameter 85 cm), tangga, alat pemasang srongsong. E. Fungsi : a. Plastik Polyethilene biru untuk membungkus buah sehingga terhindar dari serangan hama. b. Tangga untuk membantu pembrongsongan pada tanaman tinggi. c. Alat pemasang srongsong untuk membantu pemasangan plastik polyethylene pada tandan buah. F. Prosedur Pelaksanaan : a. Pembrongsongan dilakukan pada saat seludang pisang pertama belum membuka dan jantung pisang sudah mulai merunduk. b. Pembrongsongan dilakukan dengan menggunakan plastik berwarna biru (polyethilene), dengan mengusahakan agar seludang atas tidak masuk kedalam plastik srongsong.

Gambar 7. Pembrongsongan Pisang

c. Plastik dipasang longgar diperhitungkan dengan besarnya buah yang akan dihasilkan kemudian ikatkan plastik pada pangkal tandan. d. Secara berkala dilakukan pemeriksaan untuk mencegah tersangkutnya seludang yang sudah terlepas serta penggenangan air pada plastik agar tidak terjadi pembusukan pada tandan buah. G. Sasaran : Buah bebas dari serangan hama dan penyakit dan buah mulus.
5. Standar Prosedur Operasional Penyanggahan Tanaman Pisang

Nomor SPO PB XIV Desember 2004 A. Definisi : Menyanggah pohon pisang agar tidak roboh. B. Tujuan : Membantu agar pohon pisang tidak roboh karena pertumbuhan tandan buah (tergantung varietas dan besarnya tandan). C. Validasi : a. Pengalaman petani di Kec. STM Hilir, Kab. Deli Serdang. b. Hasil penelitian Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH) provinsi Sumatera Utara.

Gambar 8. Penyanggahan tandan buah D. Alat dan Bahan : Bambu E. Fungsi : Bambu untuk menahan pohon agar tidak roboh F. Prosedur Pelaksanaan : a. Penyanggahan dilakukan dengan menggunakan bambu. b. Penyanggahan dengan bambu dipasangkan pada tandan buah dengan posisi searah dengan tandan buah dan diikat pada batang pohon. c. Bambu penyangga tidak boleh mengenai buah pisang. G. Sasaran : Pertumbuhan tandan buah optimal dan batang tidak roboh.

6. Standar Prosedur Operasional Penyisiran Pisang

Nomor SPO PB XX Desember 2004 A. Definisi : Proses memisah-misahkan bagian sisir buah. B. Tujuan : Untuk memudahkan pemeraman, grading, pengemasan, pengangkutan, dan pemasaran pisang. C. Validasi : Hasil penelitian Pusat Kajian Buah-buahan Tropika (PKBT) Institut Pertanian Bogor. D. Alat dan Bahan : Pisau/golok E. Fungsi : Pisau/golok untuk memotong sisir buah dari tandannya. F. Prosedur Pelaksanaan : a. Penyisiran dengan menggunakan pisau/golok yang tajam dengan memotong batang tandan disekitar sisiran buah. b. Penyisiran dimulai dari sisir buah yang paling bawah lalu ke atas. c. Hindari luka pada buah saat penyisiran (luka irisan) agar kemulusan buah tetap terjaga. d. Tangkai sisiran diberi daun atau kertas koran, untuk menghindari getah buah agar tidak menetes/menempel pada buah. e. Setelah dipakai semua peralatan dicuci dan disimpan. G. Sasaran : Untuk mempermudah proses pemeraman, grading, pengemasan, pengangkutan dan pemasaran.
7. Standar Prosedur Operasional Pemeraman Pisang

Nomor SPO PB XXI Desember 2004 A. Definisi : Proses mematangkan buah. B. Tujuan : Untuk mempercepat proses pematangan buah untuk mencapai standar mutu yang diinginkan. C. Validasi : Pengalaman petani di Kec. STM Hilir Kab. Deli Serdang. D. Alat dan Bahan : Kantong plastik/karung goni, karbit atauethr el. E. Fungsi : a. Kantong plastik untuk membungkus tandan pisang yang diperam. b. Karbit atauethr el untuk menstimulator pematangan buah.

F. Prosedur Pelaksanaan : a. Masukkan tandan/sisir pisang yang akan diperam kedalam kantong plastik. b. Tempatkan karbit (5 gr/kantong) didalam tumpukan bungkus pisang. c. Ikat dan tutup rapat dan biarkan selama 24 jam. d. Bila menggunakanethr el celup tandan/sisir selama 30 detik ke dalam larutanethr el 1.000 ppm (1 cc ethrel/liter air), kemudian ditiriskan/digantung. G. Sasaran : Tingkat kematangan untuk standar yang diinginkan. REFERENSI Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran & Biofarmaka. 2009. SOP Kacang Panjang. http://www.scribd.com/doc/34647340/Kacang-Panjang-SOP-EDIT [4 Juni 2011] Poerwamto, Roedhy. 2004. Buku Standar Operasional (SOP) Pisang Barangan. http://www.scribd.com/doc/25402985/Standar-Operational-Procedure-Pisang [4 Juni 2011]

Anda mungkin juga menyukai