Anda di halaman 1dari 10

(35.

)Surat al-Ashri dan hukum tadjwid nya:

1.

Demi masa.

2.

Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian,

3.

kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran.

Mad asli Ikhfa Izhar Mad badal Mad tamkin

: : : : :

(36.)Masalah pokok yang dipelajari dalamlmu tajwid:

1. Haqqul huruf, yaitu segala sesuatu yang lazim ada (wajib ada) pada setiap huruf. Hak huruf ini meliputi sifat-sifat huruf (sifatul huruf) dan tempat-tempat keluarnya huruf (makhorijul huruf). Apabila hak huruf ditiadakan, maka semua suara yang diucapkan tidak mungkin mengandung makna karena bunyinya menjadi tidak jelas. 2. Mustahaqqul huruf, yaitu hukum-hukum baru (Aridlah) yang timbul oleh sebabsebab tertentu setelah hak-hak huruf melekat pada setiap huruf. Mustahaqqul huruf meliputi hukum-hukum seperti Idzhar, Ikhfa, Iqlab, Idghom, Qolqolah, Ghunnah, Tafkhim, Tarqiq, Mad, waqaf dll. 3. Makhorijul Huruf, yaitu membahas tentang tempat-tempat keluarnya huruf. 4. Sifatul Huruf, yaitu membahas tentang sifat-sifat huruf.

5. Ahkamul Huruf, yaitu membahas tentang hukum-hukum yang lahir dari hubungan antar huruf. 6. Ahkaamul madd wal Qoshr, yaitu membahas tentang hukum-hukum memanjangkan dan memendekkan bacaan. 7. Ahkaamul waqfi wal ibtidaa i , yaitu membahas tentang hukum-hukum menghentikan dan memulai bacaan. 8. Al Khoththul Utsmani, yaitu membahas tentang bentuk tulisan mushhaf Utsmani.

(38.)Pamahaman tentang mazhab


1. Mazhab Hanafi Pendiri mazhab Hanafi ialah : Numan bin Tsabit bin Zautha.Diahirkan pada masa sahabat, yaitu pada tahun 80 H = 699 M. Beliau wafat pada tahun 150 H bertepatan dengan lahirnya Imam Syafii R.A. Beliau lebih dikenal dengan sebutan : Abu Hanifah An Numan. Abu Hanifah adalah seorang mujtahid yang ahli ibadah. Dalam bidang fiqh beliau belajar kepada Hammad bin Abu Sulaiman pada awal abad kedua hijriah dan banyak belajar pada ulama-ulama Ttabiin, seperti Atha bin Abi Rabah dan Nafi Maula Ibnu Umar. Mazhab Hanafi adalah sebagai nisbah dari nama imamnya, Abu Hanifah. Jadi mazhab Hanafi adalah nama dari kumpulan-kumpulan pendapat-pendapat yang berasal dari Imam Abu Hanifah dan murid-muridnya serta pendapat-pendapat yang berasal dari para pengganti mereka sebagai perincian dan perluasan pemikiran yang telah digariskan oleh mereka yang kesemuanya adalah hasil dari pada cara dan metode ijtihad ulama-ulama Irak . Maka disebut juga mazhab Ahlur Rayi masa Tsabiit Tabiin. Dasar-dasar Mazhab Hanafi Abu Hanifah dalam menetapkan hukum fiqh terdiri dari tujuh pokok, yaitu : Al Kitab, As Sunnah, Perkataan para Sahabat, Al Qiyas, Al Istihsan, Ijma dan Uruf. Murid-murid Abu Hanifah adalah sebagai berikut :a.Abu Yusuf bin Ibrahim Al Anshari b.Zufar bin Hujail bin Qais al Kufi c.Muhammad bin Hasn bin Farqad as Syaibani d.Hasan bin Ziyad Al Lulu Al Kufi Maulana Al Anshari . Daerah-daerah Penganut Mazhab Hanafi Mazhab Hanafi mulai tumbuh di Kufah ,kemudian tersebar ke negara-negara Islam bagian Timur. Dan sekarang ini mazhab Hanafi merupakan mazhab resmi di Mesir, Turki, Syiria dan Libanon. Dan mazhab ini dianut sebagian besar penduduk Afganistan,Pakistan,Turkistan,Muslimin India dan Tiongkok. 2. Mazhab Maliki Mazhab Maliki adalah merupakan kumpulan pendapat-pendapat yang berasal dari Imam Malik dan para penerusnya di masasesudah beliau meninggal dunia. Nama lengkap dari pendiri mazhab ini ialah : Malik bin Anas bin Abu Amir. Lahir pada tahun 93 M = 712 M di Madinah. Selanjutnya dalam kalangan umat Islam beliau lebih dikenal dengan sebutan Imam Malik. Imam Malik terkenal dengan imam dalam bidang hadis Rasulullah SAW.

Imam Malik belajar pada ulama-ulama Madinah. Yang menjadi guru pertamanya ialah Abdur Rahman bin Hurmuz. Beliau juga belajar kepada Nafi Maula Ibnu Umar dan Ibnu Syihab Az Zuhri. Adapun yang menjadi gurunya dalam bidang fiqh ialah Rabiah bin Abdur Rahman. Imam Malik adalah imam negeri Hijaz, bahkan tokohnya semua bidang fiqh dan hadits. Dasar-dasar Mazhab Maliki Dasar-dasar mazhab Maliki diperinci dan diperjelas sampai tujuh belas pokok yaitu : 1. Nashul Kitab 2. Dzaahirul Kitab 3. Dalilul Kitab 4. Mafhum muwafaqah 5. Tanbihul Kitab, terhadap illat 6. Nash-nash Sunnah 7. Dzahirus Sunnah 8. Dalilus Sunnah 9. Mafhum Sunnah 10. Tanbihus Sunnah 11. Ijma 12. Qiyas 13. Amalu Ahlil Madinah 14. Qaul Shahabi 15. Istihsan 16. Muraaatul Khilaaf 17. Saddud Dzaraai. Sahabat-sahabat Imam Maliki dan Pengembangan Mazhabnya Di antara ulama-ulama Mesir yang berkunjung ke Medinah dan belajar pada Imam Malik ialah :
y Abu Muhammad Abdullah bin Wahab bin Muslim. y Abu Abdillah Abdur Rahman bin Qasim al Utaqy. y Asyhab bin Abdul Aziz al Qaisi. y Abu Muhammad Abdullah bin Abdul Hakam. y Asbagh bin Farj al Umawi. y Muhammad bin Abdullah bin Abdul Hakam. y Muhammad bin Ibrahim bin Ziyad al Iskandari.

Adapun ulama-ulama yang mengembangkan mazhab Maliki di Afrika dan Andalus ialah :
y Abu Abdillah Ziyad bin Abdur Rahman al Qurthubi. y Isa bin Dinar al Andalusi.

y Yahya bin Yahya bin Katsir Al Laitsi. y Abdul Malik bin Habib bin Sulaiman As Sulami. y Abdul Hasan Ali bin Ziyad At Tunisi. y Asad bin Furat. y Abdus Salam bin Said At Tanukhi.

Sedang Fuqaha-fuqaha Malikiyah yang terkenal sesudah generasi tersebut di atas adalah sebagai berikut :
y Abdul Walid al Baji y Abdul Hasan Al Lakhami y Ibnu Rusyd Al Kabir y Ibnu Rusyd Al Hafiz y Ibnu Arabi y Ibnul Qasim bin Jizzi

Daerah-daerah yang Menganut Mazhab Maliki. Awal mulanya tersebar di daerah Medinah, kemudian tersebar sampai saat ini di Marokko, Aljazair, Tunisi, Libia, Bahrain, dan Kuwait.

3.Mazhab Syafii. Mazhab ini dibangun oleh Al Imam Muhammad bin Idris Asy Syafii seorang keturunan Hasyim bin Abdul Muthalib. Beliau lahir di Guzah tahun 150 H bersamaan dengan tahun wafatnya Imam Abu Hanifah yang menjadi Mazhab yang pertama.Guru Imam Syafii yang pertama ialah Muslim bin Khalid, seorang Mufti di Mekah. Imam Syafii sanggup hafal Al Qur-an pada usia sembilan tahun. Setelah beliau hafal Al Qur-an barulah mempelajari bahasa dan syiir ; kemudian beliau mempelajari hadits dan fiqh. Mazhab Syafii terdiri dari dua macam ; berdasarkan atas masa dan tempat beliau mukim. Yang pertama ialah Qaul Qadim; yaitu mazhab yang dibentuk sewaktu hidup di Irak. Dan yang kedua ialah Qul Jadid; yaitu mazhab yang dibentuk sewaktu beliau hidup di Mesir pindah dari Irak. Keistimewaan Imam Syafii dibanding dengan Imam Mujtahidin yaitu bahwa beliau merupakan peletak batu pertama ilmu Ushul Fiqh dengan kitabnya Ar Risaalah. Dan kitabnya dalam bidang fiqh yang menjadi induk dari mazhabnya ialah : Al-Um.

Dasar-dasar Mazhab Syafii Dasar-dasar atau sumber hukum yang dipakai Imam Syafii dalam mengistinbat hukum sysra adalah :
y Al Kitab. y Sunnah Mutawatirah. y Al Ijma. y Khabar Ahad. y Al Qiyas. y Al Istishab.

Sahabat-sahabat beliau yang berasal dari Irak antara lain :


y Abu Tsaur Ibrahim bin Khalid bin Yaman al-Kalabi al-Bagdadi. y Ahmad bin Hanbal yang menjadi Imam Mazhab keeempat. y Hasan bin Muhammad bin Shabah Az Zafarani al-Bagdadi. y Abu Ali Al Husain bin Ali Al Karabisi. y Ahmad bin Yahya bin Abdul Aziz al Bagdadi.

Adapun sahabat beliau dari Mesir :


y Yusuf bin Yahya al Buwaithi al Misri. y Abu Ibrahim Ismail bin Yahya al Muzani al Misri. y Rabi bin Abdul Jabbar al Muradi. y Harmalah bin Tahya bin Abdullah Attayibi y Yunus bin Abdul Ala Asshodafi al Misri. y Abu Bakar Muhammad bin Ahmad.

Daerah-daerah yang Menganut Mazhab Syafii Mazhab Syafii sampai sekarang dianut oleh umat Islam di : Libia, Mesir, Indonesia, Pilipina, Malaysia, Somalia, Arabia Selatan, Palestina, Yordania, Libanon, Siria, Irak, Hijaz, Pakistan, India, Jazirah Indo China, Sunni-Rusia dan Yaman. 4. Mazhab Hambali.

Pendiri Mazhab Hambali ialah : Al Imam Abu Abdillah Ahmad bin Hanbal bin Hilal Azzdahili Assyaibani. Beliau lahir di Bagdad pada tahun 164 H. dan wafat tahun 241 H. Ahmad bin Hanbal adalah seorang imam yang banyak berkunjung ke berbagai negara untuk mencari ilmu pengetahuan, antara lain : Siria, Hijaz, Yaman, Kufah dan Basrsh. Dan beliau dapat menghimpun sejumlah 40.000 hadis dalam kitab Musnadnya. Dasar-dasar Mazhabnya. Adapun dasar-dasar mazhabnya dalam mengistinbatkan hukum adalah :
y Nash Al Qur-an atau nash hadits. y Fatwa sebagian Sahabat. y Pendapat sebagian Sahabat. y Hadits Mursal atau Hadits Doif. y Qiyas.

Dalam menjelaskan dasar-dasar fatwa Ahmad bin Hanbal ini didalam kitabnya Ilaamul Muwaaqiin. Pengembang-pengembang Mazhabnya Adapun ulama-ulama yang mengembangkan mazhab Ahmad bin Hanbal adalah sebagai berikut :
y Abu Bakar Ahmad bin Muhammad bin Hani yang terkenal dengan nama Al Atsram; dia telah mengarang Assunan Fil Fiqhi Alaa Mazhabi Ahamd. y Ahmad bin Muhammad bin Hajjaj al Marwazi yang mengarang kitab As Sunan Bisyawaahidil Hadis. y Ishaq bin Ibrahim yang terkenal dengan nama Ibnu Ruhawaih al Marwazi dan termasuk ashab Ahmad terbesar yang mengarang kitab As Sunan Fil Fiqhi.

Ada beberapa ulama yang mengikuti jejak langkah Imam Ahmad yang menyebarkan mazhab Hambali, diantaranya :
y Muwaquddin Ibnu Qudaamah al Maqdisi yang mengarang kitab Al Mughni. y Syamsuddin Ibnu Qudaamah al Maqdisi pengarang Assyarhul Kabiir. y Syaikhul Islam Taqiuddin Ahmad Ibnu Taimiyah pengarang kitab terkenal Al Fataawa. y Ibnul Qaiyim al Jauziyah pengarang kitab Ilaamul Muwaaqiin dan Atturuqul Hukmiyyah fis Siyaasatis Syariyyah.Ibnu Taimiyah dan Ibnul Qaiyim adalah dua tokoh yang membela dan mengembangkan mazhab Hambali.

Daerah yang Menganut Mazhab Hambali . Awal perkembangannya, mazhab Hambali berkembang di Bagdad, Irak dan Mesir dalam waktu yang sangat lama. Pada abad XII mazhab Hambali berkembang terutama pada masa pemerintahan Raja Abdul Aziz As Suudi. Dan masa sekarang ini menjadi mazhab resmi pemerintahan Saudi Arabia dan mempunyai penganut terbesar di seluruh Jazirah Arab, Palestina, Siria dan Irak.

Mazhab yang saya dukung adalah ... Alasan saya ...

(37.)ayat al-quran ygmencerminkan sumber hukum islam yg disepakati oleh para ulama

Al-Quran Al-Quran merupakan sumber utama dan pertama dalam pengambilan hukum. Karena Al-Quran adalah perkataan Allah yang merupakan petunjuk kepada ummat manusia dan diwajibkan untuk berpegangan kepada Al -Quran. Allah berfirman dalam surat al-Baqarah ayat 2; Al-Maidah Ayat 44-45, 47 :

Kitab (Al-Quran) ini tidak ada keraguan padanya petunjuk bagi mereka yang bertaqwa. (Al-Baqarah; 2)

Dan barang siapa yang tidak memutuskan hukum men urut apa yang diturunkan Allah, maka mereka adalah golongan orang -orang kafir. Tentu dalam hal ini yang bersangkutan dengan aqidah, lalu;

Dan barang siapa yang tidak memutuskan hu kum menurut apa yang diturunkan Allah maka mereka adalah orang-orang yang dhalim. Dalam hal ini urusan yang berkenaan dengan hak -hak sesama manusia

Dan barang siapa yang tidak me mutuskan hukum menurut apa yang diturunkan Allah maka mereka adalah golongan orang-orang fasik. Dalam hal ini yang berkenaan dengan ibadat dan larangan -larangan Allah.

Al-Hadits/Sunnah Sumber kedua dalam menentukan hukum ialah sunnah Rasulullah SAW . Karena Rasulullah yang berhak menjelaskan dan menafsirkan Al -Quran, maka As-Sunnah menduduki tempat kedua setelah Al-Quran. Allah berfirman dalam Al-Quran surat an-Nahl ayat 44 dan al-Hasyr ayat 7, sebagai berikut;

Dan kami turunkan kepadamu Al -Quran agar kamu menerangkan kepada ummat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka supaya mereka memikirkan. (AnNahl : 44) , Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka ambillah dia, dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah sangat keras sikapnya. (Al-Hasyr: 7) Kedua ayat tersebut di atas jelas bahwa Hadits atau Sunnah menduduki tempat kedua setelah Al-Quran dalam menentukan hukum. Al-Ijma Yang disebut Ijma ialah kesepakatan para Ulama atas suatu hukum setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW. Karena pada masa hidupnya Nabi Muhammad SAW seluruh persoalan hukum kembali kepada Beliau. Setelah wafatnya Nabi maka hukum dikembalikan kepada para sahabatnya dan para Mujtahid. Kemudian ijma ada 2 macam : 1. Ijma Bayani ( ) ialah apabila semua Mujtahid mengeluarkan pendapatnya baik berbentuk perkataan maupun tulisan yang menunjukan kesepakatannya. 2. Ijma Sukuti ( ) ialah apabila sebagian Mujtahid mengeluarkan pendapatnya dan sebagian yang lain diam, sedang di amnya menunjukan setuju, bukan karena takut atau malu. Dalam ijma sukuti ini Ulama masih berselisih faham untuk diikuti, karena setuju dengan sikap diam tidak dapat dipastikan. Adapun ijma bayani telah disepakati suatu hukum, wajib bagi ummat Islam untuk mengikuti dan mentaati. Karena para Ulama Mujtahid itu termasuk orang-orang yang lebih mengerti dalam maksud yang dikandung oleh Al -Quran dan Al-Hadits, dan mereka itulah yang disebut Ulil Amri Minkum ( ) Allah berfirman dalam Al -Quran surat AnNisa ayat : 59

Hai orang yang beriman taatilah Allah dan taatilah Rasul -Nya dan Ulil Amri di antara kamu.

Dan para Sahabat pernah melaksanakan ijma apabila terjadi suatu masalah yang tidak ada dalam Al-Quran dan Hadits Rasulullah S.A.W. Pada zaman sahabat Abu Bakar dan sahabat Umar r.a jika mereka sudah sepakat maka wajib diikuti oleh seluruh ummat Islam. Inilah beberapa Hadits yang memperkuat Ijma sebagai sumber hokum, seperti disebut dalam Sunan Termidzi Juz IV hal 466.. , Sesungguhnya Allah tidak menghimpun ummatku atas kesesatan dan perlindungan Allah beserta orang banyak. Selanjutnya, dalam kitab Faidlul Qadir Juz 2 hal 431 . Sesungguhnya ummatku tidak berkumpul atas kesesatan maka apabila engkau melihat perselisihan, maka hendaknya engkau berpihak kepada golongan yang terbanyak. Al-Qiyas Qiyas menurut bahasanya berarti mengukur, secara etimologi kata itu berasal dari kata Qasa ( ). Yang disebut Qiyas ialah menyamakan sesuatu dengan sesuatu yang lain dalam hukum karena adanya sebab yang antara keduanya. Rukun Qiyas ada 4 macam: al-ashlu, al-faru, al-hukmu dan as-sabab. Contoh penggunaan qiyas, misalnya gandum, seperti disebutkan dalam suatu hadits sebagai yang pokok (al -ashlu)-nya, lalu al-faru-nya adalah beras (tidak tercantum dalam al-Quran dan al-Hadits), al-hukmu, atau hukum gandum itu wajib zakatnya, as -sabab atau alasan hukumnya karena makanan pokok. Dengan demikian, hasil gandum itu wajib dikeluarkan zakatnya, sesuai den gan hadits Nabi, dan begitupun dengan beras, wajib dikeluarkan zakat. Meskipun, dalam hadits tidak dicantumkan nama beras. Tetapi, karena beras dan gandum itu kedua -duanya sebagai makanan pokok. Di sinilah aspek qiyas menjadi sumber hukum dalam syareat Islam. Dalam Al-Quran Allah S.WT. berfirman :

Ambilah ibarat (pelajaran dari kejadian itu) hai orang-orang yang mempunyai pandangan. (Al-Hasyr : 2) : , . . :

Dari sahabat Muadz berkata; tatkala Rasulullah SAW mengutus ke Yaman, Rasulullah bersabda bagaimana engkau menentukan apabila tampak kepadamu suatu ketentuan? Muadz menjawab; saya akan menentukan hukum dengan kitab Allah?

Muadz menjawab; dengan Sunnah Rasulullah s.aw. kemudian nabi bersabda; kalau tidak engkau jumpai dalam Sunnah Rasulullah dan dalam kitab Allah? Muadz menjawab; saya akan berijtihad dengan pendapat saya dan saya tidak kembali; Muadz berkata: maka Rasulullah memukul dadanya, kemudian Muadz berkata; Alhamdulillah yang telah memberikan taufiq kepada utusan Rasulullah SAW dengan apa yang Rasulullah meridlai-Nya. Kemudian Al-Imam Syafii memperkuat pula tentang qiyas dengan firman Allah S.W.T dalam Al-Quran :

Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu membunuh binatang buruan ketika kamu sedang ihram, barang siapa diantara kamu membunuhnya dengan sengaja, maka dendanya ialah mengganti dengan binatang ternak yang seimbang dengan buruan yang dibunuhnya, menurut putusan dua orang yang adil di antara kamu. (Al -Maidah: 95). Sebagaimana madzhab Ahlussunnah wal Jamaah lebih mendahulukan dalil Al-Quran dan Al-Hadits dari pada akal. Maka dari itu madzhab Ahlussunnah wal Jamaah mempergunakan Ijma dan Qiyas kalau tidak mendapatkan dalil nash yang shareh (jelas) dari Al-Quran dan As-Sunnah.

Anda mungkin juga menyukai