Anda di halaman 1dari 2

KRETIFITAS Pertumbuhan dan perkembangan manusia tidak akan lepas dari tiga potensi primer (fisik, kreatif, dan

ratio) dan tiga potensi sekunder gerak imajinasi dan perasaan. Menurut Tabran (1998) dalam diri manusia terdapat proses yang sifatnya sadar, ambang sadar, dan tidak sadar. Perkembangan ratio atau daya nalar merupakan gabungan antara gerak dan imajinasi, perkembangan kreatif merupakan gabungan antara imajinasi dan perasaan. Unsur fisik, kreatif dan ratio tersebut selalu bekerja secara bersamaan dalam diri manusia hanya kadarnya saja berbeda-beda tergantung pada usia sejak bayi sejak dewasa. Kreatifitas merupakan salah satu istilah yang sering digunakan dalam penelitian psikologi masa kini dan sering digunakan dengan bebas di kalangan orang awam. Kreatifitas merupakan ranah psikologis yang kompleks dan multidimensional (Dedy Supriadi, 1994). Banyak definisi tentang kreatifitas, namun tidak ada satu definisi pun yang dapat diterima secara universal. Untuk lebih menjelaskan pengertian kreatifitas, akan dipaparkan beberapa perumusan yang merupakan simpulan para ahli mengenai kreatifitas. Kreatifitas merupakan proses mental yang unik, suatu proses yang semata-mata dilakukan untuk menghasilkan sesuatu yang baru, berbeda dan orisinal. Sebaliknya, kreatifitas mencakup jenis pemikiran spesifik, yang disebut Guilfold Pemikiran berbeda (divergent thinking). Pemikiran menyimpang dari jalan yang telah dirintis sebelumnya dan mencari variasi. Kreatifitas adalah kemampuan seseorang untuk menghasilkan komposisi, produk, atau gagasan apa saja yang pada dasarnya baru dan sebelumnya tidak dikenal pembuatnya. Banyaknya definisi tentang kreatifitas merupakan salah satu masalah kritis dalam meneliti mengidentifikasi dan mengembangkan kreatifitas. Dalam dunia pendidikan yang terpenting kreatifitas perlu dikembangkan. Sehubungan dengan pengembangan kreatifitas, terdapat empat aspek konsep kreatifitas (Rhodes, 1987) diistilahkan sebagai Fuor p s of creatifity person, process, press, produk. Teori Pembentukan Pribadi Kreatif Teori Psikoanalisis Pada umumnya teori-teori psikoanalisis melihat kreatifitas sebagai hasil mengatasi suatu masalah, yang biasanya mulai di masa anak-anak. Pribadi kreatif dipandang sebagai seorang yang pernah memiliki pengalaman traumatis, yang dihadapi dengan memungkinkan gagasangagasan yang disadari dan yang tidak disadari bercampur menjadi pemecahan inovatif dari trauma. Tindakan kreatif mentransformasi keadaan psikis yang tidak sehat menjadi sehat. Teori Freud Menurut beberapa pakar psikologi kemampuan kreatif merupakan ciri kepribadian yang menetap pada lima tahun pertama dari kehidupan. Freud adalah tokoh utama. Teori Kris

Erns Kris (1900-1957) menekankan bahwa mekanisme pertahanan regresi sering memunculkan tindakan kreatif. Orang yang kreatif menurut teori ini adalah mereka yang paling mampu memanggil bahan dari alam pikiran tidak sadar. Seseorang yang kreatif tidak mengalami hambatan untuk bisa seperti anak dalam pemikirannya mereka dapat mempertahankan sikap bermain mengenai masalah-masalah serius dalam kehidupannya. Dengan demikian mereka mampu melihat masalah-masalah dengan cara yang segar dan inovatif, mereka melakukan regresi demi bertahannya ego (regression in the survive og the ego). Teori Jug Carl Jug (1875-1967) percaya bahwa alam ketidak-sadaran (ketidaksadaran kolektif) memainkan peranan yang amat penting dalam pemunculan kreatifitas tingkat tinggi. Dari ketidaksadaran kolektif ini timbul penemuan, teori, seni, dan karya-karya baru lainnya. Teori Humanistik Berbeda dengan teori psikoanalisis, teori humanistik melihat kreatifitas sebagai hasil dari kesehatan psikologis tingkat tinggi. Kreatifitas dapat berkembang selama hidup, dan tidak terbatas pada lima tahun pertama. Ciri-ciri kepribadian kreatif: 1. Biasanya anak kreatif selalu ingin tahu, memiliki minat yang luas dan menyukai kegemaran dan aktivitas yang kreatif. 2. Anak dan remaja kreatif biasanya cukup mandiri dan memiliki rasa percaya diri tinggi. Mereka lebih berani mengambil resiko (tetapi dengan perhitungan) dari pada anak-anak pada umumnya. Artinya dalam melakukan sesuatu bagi mereka amat berarti, penting dan disukai, mereka tidak perlu menghiraukan kritik ataupun ejekan dari orang lain. 3. Merekapun tidak takut untuk membuat kesalahan dan mengemukakan pendapat mereka walaupun tidak disetujui oleh orang lain. 4. Orang yang inovatif berani berbeda, menonjol, membuat kejutan atau menyimpang dari tradisi. Rasa percaya diri, keuletan dan ketekunan membuat mereka tidak cepat putus asa dalam mencapai tujuannya. Thomas Alpa Edisson dikatakan bahwa dalam melakukan percobaan dia mengalami kegagalan lebih dari 200 kali, sebelum dia berhasil dengan penemuan bola lampu yang bermakna bagi kehidupan umat manusia. Ia mengungkapkan genius is 1% inspiration and 99% prespiration.

Anda mungkin juga menyukai