Anda di halaman 1dari 7

Skenario

Seorang anak berusia 2 tahun dibawa ibunya ke poliklinik ukrida dengan keluhan tengah malam kemarin tiba-tiba terbangun sambil menangis dan memegangi telinga kananya. Sejak 3 minggu yang lalu anak juga mengalami demam, batuk, dan pilek. Pemeriksaan fisik: Suhu 39C, nadi: 100x/menit, RR: 20x/menit.

Identifikasi Masalah
1. Seorang anak usia 2 tahun terbangun tiba-tiba sambil menangis dan memegangi telinga kanan. 2. Sejak 3 minggu lalu mengalami demam, batuk, pilek.

Analisa Masalah
Prognosis komplikasi Preventif anamnesis pemeriksaan

diagnosis penatalaksanaan Anak usia 2 tahun menangis dan memegangi telinga kanan dengan riwayat demam, batuk, pilek sejak 3 minggu yang lalu

patofisiologi

Gejala klinik

Epidemiologi

etiologi

Hipotesis
Pasien menderita otitis media akut supurativa.

Sasaran Pembelajaran
1. anamnesis 2. Pemeriksaan 3. Diagnosis 4. Gejala klinik

5. Epidemiologi 6. Etiologi 7. Patofisiologi 8. Penatalaksanaan 9. Komplikasi 10. Prognosis 11. Preventif

Pembahasan
ANAMNESIS Keluhan utama telinga dapat berupa gangguan pendengaran, suara berdenging (tinnitus), rasa pusing yang berputar (vertigo), rasa nyeri dalam telinga (otalgia), keluar cairan dari telinga (otore). Bila ada keluhan gangguan pendengaran perlu ditanyakan apakah keluhan itu pada 1 atau 2 telinga, timbul tiba-tiba atau bertambah berat bertahap dan sudah berapa lama diderita, adakah riwayat trauma kepala, telinga tertampar, trauma akustik, terpajan bising, pemakaian obat. Apakah gangguan diderita sejak bayi sehingga ada ganggua bicara dan komunnikasi. Pada orang dewasa tua perlu ditanyakan apakah gangguan ini lebih terasa ditempat bising atau tenang. Keluhan tinnitus dapat berupa suara berdenging yang dirasakan di kepala atau telinga, pada 1 atau 2 telinga. Apakah tinnitus disertai gangguan pendengaran dan keluhan pusing berputar. Keluhan vertigo merupakan gangguan keseimbangan dan rasa ingin jatuh yang disertai rasa mual, muntah, rasa penuh di telinga, telinga berdenging yang mungkin kelainanya ada di labirin. Bila vertigo disertai keluhan neurologis seperti disartri, gangguan penglihatan kemungkinan letak kelainanya di sentral. Apakah keluhan ini timbul pada posisi kepala tertentu dan berkurang bila pasien berbaring ad akan timbul lagi bila bangun dengan gerakan yang cepat. Kadang-kadang keluhan vertigo akan timbul bila ada kekakuan otot-otot di leher. Penyakit diabetes mellitus, hipertensi, arteriosklerosis, penyakit jantung, anemia, kanker, sifilis, dapat juga menimbulkan keluhan vertigo dan tinnitus. Bila ada keluhan otalgia perlu ditanyakan apakah pada telinga kanan atau kiri dan sudah berapa lama. Nyeri alih ke telinga dapat berasal dari nyeri di gigi molar atas, sendi

mulut, dasar mulut, tonsil atau tulang servikal karena telinga dipersarafi oleh saraf sensoris yang berasal dari organ-organ tersebut. Bila ada keluhan otore ditanyakan apakah secret ini keluar dari 1 atau 2 telinga, disertai nyeri atau tidak dan sudah berapa lama. Secret yang sedikit biasanya berasal dari infeksi telinga luar dan secret yang banyak dan bersifat mukoid umumnya berasal dari telinga tengah. Bila berbau busuk menandakan adanya kolesteatom. Bila bercampur darah harus dicurigai adanya tumor atau infeksi akut berat. Bila cairan yang keluar jernih harus waspada adanya cairan serebrospinal. PEMERIKSAAN Alat yang diperlukan unuk pemeriksaan telinga adalah lampu kepala, corong telinga, otoskop, pelilit kapas, pengait serumen, pinset telinga, dan garputala. Pasien duduk dengan posisi badan condong sedikit ke depan dan kepala lebih tinggi sedikit dari kepala pemeriksa untuk memudahkan melihat liang telinga dan membrane timpani. Mula-mula dilihat keadaan dan bentuk daun telinga, daerah belakang daun telinga apakah terdapat tanda peradangan atau sikatriks bekas operasi. Dengan meenarik daun telinga ke atas dan ke belakang, liang telinga menjadi lebih lurus dan akan mempermudah untuk melihat keadaan liang telinga dan membrane timpani. Pakailah otoskop untuk melihat leibh jelas bagian-bagian membrane timpani. Otoskop dipegang dengan tangan kanan untuk memeriksa telinga kanan pasien dan dengan tangan kiri bila memeriksa telinga kiri. Supaya posisi otoskop ini stabil maka jari kelingking tangan yang memegang otoskop ditekankan pada pipi pasien. Bila terdapat serumen dalam liang telinga yang menyumbat maka serumen dikeluarkan. Jika konsistensinya cair dapat dengan kapas yang dililitkan, bila konsistensi liat dapat dikeluarkan dengan pengait dan bila berbentuk lempengan dapat dipegang dan dikeluarkan dengan pinset. Jika serumen sangat keras dan menyumbat seluruh liang telinga maka dilunakan lebih dulu dengan karbogliserin. Bila sudah lunak dapat dilakukan irigasi dengan air supaya telinga bersih. Uji pendengaran dilakukan dengan memakai garputala dan dari hasil pemeriksaan diketahui apakah tuli konduktif atau tuli perseptif. Uji penala yang dilakukan sehari-hari adalah uji pendengaran Rinne dan Webber. Uji Rinne dilakukan dengan menggetarkan garputala 512 Hz dengan jari. Kaki garputala

diletakan pada tulang mastoid telinga yang diperiksa selama 3 detik. Pasien menentukan ditempat mana yang terdengar lebih keras. Jika bunyi terdengar lebih keras bila garputala diletakan di depan liang telinga berarti telinga yang diperiksa normal atau menderita tuli perseptif. Keadaan seperti ini disebut Rinne positif. Bila bunyi yang terdengar lebih keras di tulang mastoid, maka telinga yang diperiksa menderita tuli konduktif dan biasanya lebih dari 20 dB. Hal ini disebut Rinne negative. Uji Webber dilakukan dengan meletakan kaki penala yang telah digetarkan pada garis tengah wajah atau kepala. Ditanyakan pada telinga mana yang terdengar lebih keras. Pada keadaan normal pasien mendengar suara di tengah atau tidah dapat membedakan telinga mana yang mendengar lebih keras. Bila pasien mendengar lebih keras pada telinga yang sehat berarti telinga yang sakit menderita tuli perseptif. Bila pasien mendengar lebih keras pada telinga yang sakit berarti telinga yang sakit menderita tuli konduktif. DIAGNOSIS Stadium oklusi tuba Eustachius Tanda adanya oklusi tuba Eustachius ialah adanya gambaran retraksi membran timpani akibat terjadinya tekanan negatif di dalam telinga tengah, karena adanya absorbsi udara. Kadang-kadang membran timpani tampak normal (tidak ada kelainan) atau berwarna keruh pucat. Efusi mungkin telah terjadi, tetapi tidak dapat dideteksi. Stadium ini sukar dibedakan dengan otitis media serosa yang disebabkan oleh virus atau alergi. Stadium hiperemis (stadium presupurasi) Pada stadium hiperemis, tampak pembuluh darah yang melebar di membran timpani atau seluruh membran timpani tampak hiperemis serta edem. Sekret yang telah terbentuk mungkin masih bersifat eksudat yang serosa sehingga sukar dilihat. Stadium supurasi Edem yang hebat pada mukosa telinga tengah dan hancurnya sel epitel superfisial, sertaterbentuknya eksudat yang purulen di kavum timpani, menyebabkan membran timpani menonjol (bulging) k e a r a h l i a n g t e l i n g a l u a r . M e m b r a n t i m p a n i i n i t i d a k b e r g e r a k a t a u p u n m e n j a d i terbatas pergerakannya pada otoskopi pneumatik, yang menunjukkan adanya efusi pada telinga tengah. Timpanosentesis merupakan metode diagnosis yang paling akurat. Pada keadaan ini pasien

tampak sangat sakit, nadi dan suhu meningkat, serta rasa nyeri ditelinga bertambah hebat. Apabila tekanan nanah di kavum timpani tidak berkurang, maka terjadi iskemia, akibat tekanan pada kapiler-kapiler, serta timbul tromboflebitis pada vena-vena kecil dan nekrosis mukosa dan submukosa. Nekrosis ini pada membran timpani terlihat sebagai daerah yang lebih lunak dan berwarna kekuningan. Di tempat ini akan terjadi ruptur. Bila tidak dilakukan insisi membran timpani (miringotomi) pada s t a d i u m i n i , m a k a kemungkinan besar membran timpani akan ruptur dan nanah keluar ke liang telinga luar. Denga nmelakukan miringotomi, luka insisi akan menutup kembali, sedangkan apabila terjadi ruptur,maka lubang tempat ruptur (perforasi) tidak mudah menutup kembali. Stadium perforasi Karena beberapa sebab seperti terlambatnya pemberian antibiotika atau virulensi kuman yang tinggi, maka dapat terjadi ruptur membran timpani dan nanah keluar mengalir dari telinga tengah ke liang telinga luar. Anak yang tadinya gelisah menjadi tenang kembali, suhu badan turun. Keadaan ini disebut dengan otitis media akut stadium perforasi. Stadium resolusi Bila membran timpani tetap utuh, maka keadaan membran timpani perlahan-lahan akan normal kembali. Bila sudah terjadi perforasi, maka sekret akan berkurang dan akhirnya kering.Bila daya tahan tubuh baik atau virulensi kuman rendah, maka resolusi dapat terjadi walaupun tanpa pengobatan. OMA berubah menjadi OMSK bila perforasi menetap dengan sekret yang keluar terus-menerus atau hilang timbul. OMA dapat menimbulkan gejala sisa (sekualae) berupa otitis media serosa bila sekret menetap di kavum timpani tanpa terjadinya perforasi GEJALA KLINIK Keluhan utama adalah rasa nyeri di dalam telinga, keluhan disamping suhu tubuh yang tinggi. Biasanya terdapat riwayat batuk pilek sebelumnya. Selain rasa nyeri terdapat pula gangguan pendengaran berupa rasa penuh di telinga atau rasa kurang dengar. Pada bayi dan anak kecil suhu tubuh dapat mencapai 39,5oC (pada stadium supurasi), anak gelisah dan sukar tidur, tiba-tiba anak menjerit waktu tidur, diare, kejang-kejang, dan kadang-kadang anak memegang

telinga yang sakit. Bila terjadi rupture membrane timpani, maka secret mengalir ke liang telinga, suhu tubuh turun dan anak tertidur tenang. EPIDEMIOLOGI Banyak terdapat pada anak atau bayi. Pada bayi terjadinya OMA dipermudah oleh karenatuba Eustachiusnya pendek, lebar, dan agak horizontal letaknya. Hal ini juga mempengaruhialiran udara sehingga fungsi ventilasi tuba Eustachius pada anakanak cenderung kurang baik.Oleh karena itu, prevalensi adanya tekanan negatif pada telinga tengah menjadi lebih tinggi padaanak-anak ETIOLOGI Kuman penyebab utama OMA adalah bakteri piogenik seperti Streptokokus hemolitikus, Stafilokokus aureus, Pneumokokus. Selain itu kadang-kadang ditemukan Hemofilus influenza, Escherichia colli, Streptokokus anhemolitikus, Proteus vulgaris, dan Pseudomonas aurugenosa. Hemofilus influenza sering ditemukan pada anak berusia dibawah 5 tahun. PATOFISIOLOGI OMA biasanya muncul akibat komplikasi infeksi saluran napas atas. Keluarnya secret dan reaksi radang disebabkan adanya obstruksi dari tuba eustachia. Normalnya mukosa telinga tengah menyerap udara di telinga tengah. Jika udara tidak tergantikan karena obstruksi tuba eustachia, timbul tekanan negative yang menarik cairan intersisial ke dalam tuba dan membentuk secret. Hal ini menyebabkan bakteri dapat tumbuh sehingga terjadi infeksi. PENATALAKSANAAN 1. Stadium oklusi Anak < 12 tahun: Obat tetes hidung HCl efedrin 0,5% dalam larutan fisiologik. Anak > 12 tahun dan dewasa: Obat tetes hidung HCl efedrin 1% dalam larutan fisiologik. Antibiotika. Anak-anak: ampisilin 100 mg/kgBB per hari dibagi 4 dosis atau amoksisilin 40mg/kgBB per hari dibagi 3 dosis atau eritromisin 40 mg/kgBB per hari selama 7 hari. 2. Stadium presupurasi

Dewasa: amoksisilin 500 mg 3x/hari selama 7 hari. Obat tetes hidung. Analgetik. Antibiotika. Miringotomi. Obat cuci telinga H2O2 3% selama 3-5 hari. Antibiotika.

3. Stadium supurasi

4. Stadium perforasi

KOMPLIKASI Sebelum ada antibiotika, OMA dapat menyebabkan abses sub-periosteal sampai meningitis dan abses otak. PROGNOSIS Baik. PREVENTIF 1. pencegahan infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) pada bayi dan anak-anak, 2. pemberian ASI minimal selama 6 bulan, 3. penghindaran pemberian susu di botol saat anak berbaring, 4. dan penghindaran pajanan terhadap asap rokok. KESIMPULAN Pasien menderita otitis media akut supurativa.

Anda mungkin juga menyukai