. Gambar 1.1 Riser porch pada FPSO Belanak Struktur yang menerima beban siklis melewati umur kelelehannya maka akan terjadi sebuah keretakan (crack) yang bila keretakan merambat dapat menyebabkan kepecahan pada struktur. Hal ini juga berlaku pada riser porch seperti gambar 1.1 yang mengalami beban hidrodinamis secara berulang ulang (siklis). Untuk itu diperlukan analisa untuk mengetahui berapa umur riser porch
setelah terjadinya initial crack dengan menggunakan metode fracture mechanics (Kurniawan, 2009). Seperti halnya desain struktur yang lainnya, riser porch yang telah mengalami initial crack dipastikan akan berkurang keandalannya. Hal ini dikarenakan strees intensity factor semakin meningkat setelah terjadinya initial crack. Hal ini tentu saja akan dapat memicu terjadinya perambatan retak (da/dN). Semakin bertambahnya perambatan retak tentu saja mengakibatkan stress intensity factor yang terjadi lebih meningkat lagi dan menyebabkan semakin bertambahnya kecepatan perambatan retak. Dengan demikian diperlukan kajian lanjutan untuk mengetahui keandalan riser porch pasca initial crack dan tahap perambatannya.. Dalam Tugas Akhir ini, analisa keandalan dilakukan pada seluruh riser porch FPSO Belanak yang berjumlah 17 buah. Data spesifikasi FPSO Belanak dapat dilihat pada Tabel 1.1 berikut . Tabel 1.1 Data spesifikasi FPSO Belanak Parameter Length over all (LOA) Depth Moulded Breadth Moulded Vessel draft light (Ballasted Condition) Block Coefficient (Cb) Prismatic Coefficient (Cp) Midship Coefficient (Cm) Unit m m m m Nominal 285 26 58 14 0.896 0.827 0.906
FPSO Belanak telah beroperasi di perairan Natuna pada kedalaman 90 m. Kondisi lingkungannya antara lain kecepatan angin sebesar 24 m/s, massa jenis air laut sebesar 1025 kg/m3 serta data prediksi gelombang return period di perairan Natuna dapat dilihat pada Tabel 1.2. Tabel 1.2 Prediksi gelombang return period perairan Natuna Arah Pembebanan NE (45) SE (135) 5.3 2.4 10.1 7.6 0.9 0.9
Deskripsi
Parameter Gelombang signifikan (Hs) 100 tahunan Periode (T) Kecepatan Arus
Units m s m/s
Tabel 1.2 Prediksi gelombang return period perairan Natuna (lanjutan) Arah Pembebanan NE (45) SE (135) 4.1 1.9 9.4 6.9 0.9 0.8 2.9 8.3 0.8 1.3 5.7 0.8
Deskripsi 10 tahunan
Parameter Gelombang signifikan (Hs) Periode (T) Kecepatan Arus Gelombang signifikan (Hs) Periode (T) Kecepatan Arus
1 tahunan
Sementara itu, data mooring FPSO Belanak dapat dilihat pada Tabel 1.3 berikut Tabel 1.3 Data Mooring Description Chain type Chain Length Chain Nominal Diameter Unit m mm Quantity Studless 236.0 117.0
Seluruh riser porch diasumsikan memliki spesifikasi material yang sama Struktur ini memiliki spesifikasi material sebagai berikut Klasifikasi Tipe material Tegangan ijin Modulus Young Poisson ratio : High Carbon Steel : ASTM A 694 grade F60 : 415 Mpa : 210 Mpa : 0.29
Perhitungan yang dilakukan pada tugas akhir ini meliputi analisa global struktur dengan menggunakan software MOSES dan Orcaflex untuk mendapatkan nilai tension pada riser porch. Setelah itu dilakukan analisa lokal menggunakan software ANSYS dengan input nilai tension yang dihasilkan pada analisa global. Output hasil analisa lokal digunakan sebagai random variable dalam perhitungan keandalan riser porch. Moda kegagalan dalam perhitungan keandalan didefinisikan sebagai terjadinya crack propagation Keandalan riser porch dihitung dengan menggunakan metode Monte Carlo.
1.3 TUJUAN
Adapun tujuan dari tugas akhir ini adalah sebagai berikut 1. Mendapatkan nilai tension pada masing-masing riser porch pada FPSO Belanak.. 2. Mendapatkan nilai stress intensity factor riser porch akibat adanya retak awal yang terjadi. 3. Mendapatkan keandalan masing-masing riser porch setelah terjadinya initial crack dan pada setiap tahap perambatannya..
5. Perhitungan tension pada riser porch mempertimbangkan beban FPSO dan beban lingkungan (gelombang, arus, angin) untuk analisa statisnya serta beban siklis akibat gelombang untuk analisa dinamisnya. 6. Analisa lokal dilakukan pada riser porch. 7. Retak awal diasumsikan terjadi pada riser porch berdasarkan code DNV OS F201. 8. Riser porch diasumsikan sebagai silinder homogen. 9. Untuk pemodelan perambatan retak, digunakan model dengan material properties elastis (tidak mengalami tegangan sebelumnya) 10. Metode perhitungan stress intensity factor yang digunakan adalah Elastic Plastis Fracture Mecanics (EPFM). 11. Keandalan riser porch sebelum terjadinya initial crack diasumsikan 1. 12. Moda kegagalan diasumsikan sebagai terjadinya perambatan retak ke arah thickness dan circumferrencial dengan pers. (1.1a) dan pers. (1.1b) sebagai berikut :
da dN ( K max
2
2 K max E
min
2 min
0.7t a 67308160
mm/cycle
(1.1a)
da dN
( K max
2 K max
min
2 min
mm/cycle
(1.1b)
13. Metode analisa keandalan yang digunakan adalah metode Monte Carlo.
1.5 MANFAAT
Dari hasil pengerjaan tugas akhir ini didapatkan pemahaman mengenai prosedur perhitungan perambatan retak, penentuan stress intensity factor serta pemahaman terhadap perhitungan keandalan struktur. Dari kesimpulan yang didapatkan dari
penelitian, akan diketahui keandalan riser porch setelah terjadinya keretakan dan tahap perambatannya. Data ini dapat digunakan sebagai referensi untuk pengambilan keputusan yang berhubungan dengan perawatan dan inspeksi struktur.