Anda di halaman 1dari 11

Nama : Fajar Dwi Jayanto Kelas : B D1 ITB

cloud computing

Tanggal : 09 juli 2011 Hari : sabtu Sub kampus : SMKN 1 Cimahi

Cloud Computing (Komputasi Awan)

Perkembangan Informasi saat ini sudah sangat maju dimana banyak konsep yang berkembang seperti openness, one click, sharing, social networking, Saat ini terdapat trend teknologi yang masih terus digali dalam penelitian-penelitian para pakar IT di dunia, yaitu Cloud Computing(Komputasi Awan). Komputasi Awan yang juga sering disebut dengan istilah Cloud Computing merupakan penggunaan teknologi komputer yang ditujukan untuk tujuan pengembangan informasi berbasis internet dimana layanan internet tersebut didukung oleh teknologi yang berpusat di awan. Komputasi Awan merupakan suatu jenis teknologi komputasi yang menyediakan kemampuan yang berhubungan dengan teknologi informasi sebagai suatu layanan dimana memungkinkan user dapat mengakses data melalui teknologi Komputasi Awan (Cloud Computing). User tidak perlu memiliki pengetahuan atau kendali terhadap teknologi yang mendukung layanan tersebut. Dimana suatu saat dengan menggunakan teknologi cloud computing kita dapat memakainya sebagai tempat media penyimpanan data, aplikasi yang memudahkan kita dalam mengakses data yang kita inginkan dari berbagai macam cloud oleh karna itu dengan menggunakan teknologi cloud computing ini diharapkan banyak memberi manfaat atau keuntungan baik dari providernya sendiri maupun pengguna teknologi tersebut. Dengan teknologi cloud computing ini dapat memberikan berbagai macam layanan kepada user secara redistribusi dan dapat dapat di akses dari berbagai macam bentuk

device. Cloud computing mempunyai model yang dapat mendukung service yang biasa disebut dengan Everything as a Service. Sistem dari cloud computing dibagi menjadi 2 yaitu front end dan back end. Antara front end dan back end terkait satu sama lain melalui jaringan yang disebut Internet. Front end adalah bagian dimana pengguna komputer (user) atau client berada. Sedangkan back end adalah bagian dimana cloud dari sistem itu berada. Front end juga meliputi komputer client atau komputer jaringan dan aplikasi yang dibutuhkan untuk dapat mengakses sistem cloud computing. Tidak semua cloud computing memiliki user interface yang sama. Contohnya layanan seperti web browser dan layanan email antara satu dengan yang lain memiliki perbedaan akses yang dimiliki atau perbedaan interface. Pada sistem back end terdapat bermacam jenis komputer, server, dan sistem penyimpanan. Secara teori, sistem cloud computing bisa termasuk didalamnya bermacam program komputer mulai dari pemrosesan data hingga video game, dan biasanya setiap aplikasi memiliki server yang berbeda. Server pusat dari cloud computing akan mengatur sistem mulai dari memonitoring lalu lintas client dan permintaannya, dan menjamin semuanya berjalan dengan baik dan benar. Semuanya itu berjalan dengan sejumlah protokol dan menggunakan software khusus yang disebut middleware. Middleware inilah yang memungkinkan komputer dijaringan dapat berkomunikasi satu dengan lainnya. Aplikasi yang terdapat pada cloud computing pada dasarnya tanpa batas. Dengan middleware yang tepat, sistem cloud computing dapat mengeksekusi semua program layaknya komputer biasa. Jadi, pada dasarnya apapun yang biasa dilakukan pada sebuah PC atau laptop pasti dapat dikerjakan pada cloud computing.

Karakteristik Cloud Computing


Dengan semakin maraknya pembicaraan seputar cloud computing, semakin banyak perusahaan yang mengumumkan bahwa mereka menyediakan layanan cloud computing. Akan sangat membingungkan bagi kita para pengguna untuk memastikan bahwa layanan yang akan kita dapatkan adalah cloud computing atau bukan. Untuk mudahnya, dari semua definisi yang ada, dapat diintisarikan bahwa cloud computing ideal adalah layanan yang memiliki 5 karakteristik berikut ini.

1. On-Demand Self-Services Sebuah layanan cloud computing harus dapat dimanfaatkan oleh pengguna melalui mekanisme swalayan dan langsung tersedia pada saat dibutuhkan. Campur tangan penyedia layanan adalah sangat minim. Jadi, apabila kita saat ini membutuhkan layanan aplikasi CRM (sesuai contoh di awal), maka kita harus dapat mendaftar secara swalayan dan layanan tersebut langsung tersedia saat itu juga. 2. Broad Network Access Sebuah layanan cloud computing harus dapat diakses dari mana saja, kapan saja, dengan alat apa pun, asalkan kita terhubung ke jaringan layanan. Dalam contoh layanan aplikasi CRM di atas, selama kita terhubung ke jaringan Internet, saya harus dapat mengakses layanan tersebut, baik itu melalui laptop, desktop, warnet, handphone, tablet, dan perangkat lain. 3. Resource Pooling Sebuah layanan cloud computing harus tersedia secara terpusat dan dapat membagi sumber daya secara efisien. Karena cloud computing digunakan bersama-sama oleh berbagai pelanggan, penyedia layanan harus dapat membagi beban secara efisien, sehingga sistem dapat dimanfaatkan secara maksimal. 4. Rapid Elasticity Sebuah layanan cloud computing harus dapat menaikkan (atau menurunkan) kapasitas sesuai kebutuhan. Misalnya, apabila pegawai di kantor bertambah, maka kita harus dapat menambah user untuk aplikasi CRM tersebut dengan mudah. Begitu juga jika pegawai berkurang. Atau, apabila kita menempatkan sebuah website berita dalam jaringan cloud computing, maka apabila terjadi peningkatkan traffic karena ada berita penting, maka kapasitas harus dapat dinaikkan dengan cepat. 5. Measured Service Sebuah layanan cloud computing harus disediakan secara terukur, karena nantinya akan digunakan dalam proses pembayaran. Harap diingat bahwa layanan cloud computing dibayar sesuai penggunaan, sehingga harus terukur dengan baik. Mengubah CAPEX menjadi OPEX

Sama seperti kelebihan yang pertama, kelebihan yang kedua masih seputar keuangan. Tanpa cloud computing, investasi hardware dan software harus dilakukan di awal, sehingga kita harus melakukan pengeluaran modal (Capital Expenditure, atau CAPEX).

Sedangkan dengan cloud computing, kita dapat melakukan pengeluaran operasional (Operational Expenditure, atau OPEX). Jadi, sama persis dengan biaya utilitas lainnya seperti listrik atau telepon ketika kita cukup membayar bulanan sesuai pemakaian. Hal ini akan sangat membantu perusahaan secara keuangan.

Lentur dan Mudah Dikembangkan

Dengan memanfaatkan Cloud Computing, bisnis kita dapat memanfaatkan TI sesuai kebutuhan. Perhatikan Gambar 2 di bawah untuk melihat beberapa skenario kebutuhan bisnis. Penggunaan TI secara bisnis biasanya tidak datar-datar saja. Dalam skenario Predictable Bursting, ada periode di mana penggunaan TI meningkat tajam. Contoh mudah adalah aplikasi Human Resource (HR) yang pada akhir bulan selalu meningkat penggunaannya karena mengelola gaji karyawan. Untuk skenario Growing Fast, bisnis meningkat dengan pesat sehingga kapasitas TI juga harus mengikuti. Contoh skenario Unpredictable Bursting adalah ketika sebuah website berita mendapat pengunjung yang melonjak karena ada berita menarik. Skenario On and Off adalah penggunaan TI yang tidak berkelanjutan. Misalnya, sebuah layanan pelaporan pajak, yang hanya digunakan di waktu-waktu tertentu setiap tahun.

Tanpa layanan cloud computing, ke empat skenario ini akan membutuhkan perencanaan TI yang sangat tidak efisien, karena investasi TI harus dilakukan sesuai kapasitas tertinggi, walaupun mungkin hanya terjadi di saat-saat tertentu. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadi kegagalan layanan pada saat peak time tersebut. Dengan cloud computing, karena sifatnya yang lentur dan mudah dikembangkan (elastic and scalable), maka kapasitas dapat ditingkatkan pada saat dibutuhkan, dengan biaya penggunaan sesuai pemakaian. Fokus pada Bisnis, bukan TI

Dengan menggunakan Cloud Computing, kita dapat fokus pada bisnis utama perusahaan, dan bukan berkecimpung di dalam pengelolaan TI. Hal ini dapat dilakukan karena pengelolaan TI dilakukan oleh penyedia layanan, dan bukan oleh kita sendiri. Misalnya, melakukan patching, security update, upgrade hardware, upgrade software, maintenance, dan lain-lain. Apabila kita memiliki tim TI, maka tim tersebut dapat fokus pada layanan TI yang spesifik untuk bisnis kita, sedangkan hal-hal umum sudah ditangani oleh penyedia layanan.

Software as a Service (SaaS)

Sebagai konsumen individual, kita sebenarnya sudah akrab dengan layanan cloud computing melalui Yahoo Mail, Hotmail, Google Search, Bing, atau MSN Messenger. Contoh lain yang cukup populer adalah Google Docs ataupun Microsoft Office Web Applications yang merupakan aplikasi pengolah dokumen berbasis internet. Di dunia bisnis, kita mungkin familiar dengan SalesForce.com atau Microsoft CRM yang merupakan layanan aplikasi CRM. Di sini, perusahaan tidak perlu setup hardware dan software CRM di server sendiri. Cukup berlangganan SalesForce.com maupun Microsoft CRM, kita bisa menggunakan aplikasi CRM kapan dan dari mana saja melalui internet. Kita tidak perlu melakukan investasi server maupun aplikasi. Kita juga akan selalu mendapat aplikasi terbaru jika terjadi upgrade. Intinya, kita benar-benar hanya tinggal menggunakan aplikasi tersebut. Pembayaran biasanya dilakukan bulanan, dan sesuai jumlah pemakai aplikasi tersebut. Dengan kata lain, pay as you go, pay per use, per seat. Nah, semua layanan ini, dimana suatu aplikasi software tersedia dan bisa langsung dipakai oleh seorang pengguna, termasuk ke dalam kategori Software as a Services (SaaS). Secara sederhana, kita langsung mengkonsumsi layanan aplikasi yang ditawarkan. Platform as a Service (PaaS)

Sering terjadi, suatu aplikasi software yang sifatnya package tidak dapat memenuhi kebutuhan proses bisnis kita. Demikian pula dengan SaaS, di mana aplikasi yang ditawarkan sebagai layanan tidak sesuai dengan proses bisnis kita. Nah, pada skenario ini, kita dapat menggunakan jenis layanan yang disebut Platform as a Service (PaaS). Pada PaaS, kita membuat sendiri aplikasi software yang kita inginkan, termasuk skema database yang diperlukan. Skema itu kemudian kita pasang (deploy) di server-server milik penyedia jada PaaS. Penyedia jasa PaaS sendiri menyediakan layanan berupa platform, mulai dari mengatur server-server mereka secara virtualisasi sehingga sudah menjadi cluster sampai menyediakan sistem operasi di atasnya. Alhasil, kita sebagai pengguna hanya perlu memasang aplikasi yang kita buat di atasnya. Jika kita adalah perusahaan pembuat software, PaaS juga memberi alternatif lain. Alihalih memasang software di server konsumen, kita bisa memasang software tersebut di server milik penyedia layanan PaaS, lalu menjualnya ke konsumen dalam bentuk langganan. Dengan kata lain, kita membuat sebuah SaaS. Singkatnya, dengan PaaS, kita membangun aplikasi kita sendiri di atas layanan PaaS tersebut. Adapun contoh vendor penyedia layanan Paas adalah Microsoft Azure dan Amazon Web Services.

Infrastructure as a Service (IaaS)

Ada kasus ketika konfigurasi yang disediakan oleh penyedia PaaS tidak sesuai dengan keinginan kita. Kita berniat menggunakan aplikasi yang memerlukan konfigurasi server yang unik dan tidak dapat dipenuhi oleh penyedia PaaS. Untuk keperluan seperti ini, kita dapat menggunakan layanan cloud computing tipe Infrastructure as a Service (IaaS). Pada IaaS, penyedia layanan hanya menyediakan sumber daya komputasi seperti prosesor, memori, dan storage yang sudah tervirtualisasi. Akan tetapi, penyedia layanan tidak memasang sistem operasi maupun aplikasi di atasnya. Pemilihan OS, aplikasi, maupun konfigurasi lainnya sepenuhnya berada pada kendali kita. Jadi, layanan IaaS dapat dilihat sebagai proses migrasi server-server kita dari on-premise ke data center millik penyedia IaaS ini. Para vendor cloud computing lokal rata-rata menyediakan layanan model IaaS ini, dalam bentuk Virtual Private Server. SaaS, PaaS & IaaS: Kendali dan Tanggung Jawab

Perbedaan SaaS, PaaS dan IaaS dapat dilihat dari sisi kendali atau tanggung jawab yang dilakukan oleh vendor penyedia jasa layanan cloud maupun customer. Pada gambar 2, di situ dijelaskan stack (jenjang) teknologi komputasi dari Networking naik hingga ke Application. Di situ juga dijelaskan sampai di stack mana suatu vendor layanan cloud memberikan layanannya, dan mulai dari jenjang mana konsumen mulai memegang kendali dan bertanggung jawab penuh pada stack di atasnya.

Mulai dari kanan, pada SaaS, seluruh stack merupakan tanggung jawab penyedia layanan cloud. Konsumen benar-benar hanya mengkonsumsi aplikasi yang disediakan. Pada PaaS, penyedia layanan cloud bertanggung jawab mengelola Networking hingga Runtime. Konsumen memiliki kendali dan bertanggung jawab membuat aplikasi dan juga skema database-nya.

Pada IaaS, penyedia layanan Cloud bertanggung jawab untuk Networking hingga Virtualization. Konsumen sudah mulai bertanggung jawab untuk Operating System ke atas. Sebagai perbandingan, di gambar juga ditunjukkan arsitektur tradisional on-premise (bukan cloud), alias semua ada di data center kita. Di sini kita bertanggung jawab untuk seluruh stack, dari Networking hingga Application.

Kelebihan dari penggunaan cloud computing


Keuntungan dari penggunaan cloud computing ini sangat banyak. Mulai dari kemudahan akses dimana aplikasi dan data dapat diakses kapanpun dan dimanapun. Demikian juga untuk urusan penghematan. Anda tidak perlu memikirkan untuk membeli sebuah komputer terbaru dengan memori yang besar beserta berbagai software pendukung. Kelak semua disediakan pada cloud computing. Bila cloud computing ini dikerjakan atau diakses pada sebuah perangkat portabel seperti smartphone atau tablet yang dapat mengakses Internet via WiFi, bayangkan kemudahan yang dapat Anda peroleh. Mungkin yang masih menjadi persoalan terbesar cloud computing adalah tentang keamanan dan privasi. Pencurian data (hack/crack) oleh pihak lain membuat khawatir sebagian orang. Apalagi bila sebuah perusahaan besar yang memiliki data atau rahasia penting kemungkinan masih berfikir panjang sebelum mau memanfaatkan cloud computing ini.

Adapun struktur dari Cloud computing:

Terdapat 6 keuntungan/manfaat dari penggunaan Cloud Computing: Reduced Cost

Penggunaan teknologi cloud menghemat biaya dan lebih efisien dikarenakan menggunakan anggaran yang rendah untuk sumber daya dari sebuah organisasi dan juga membantu dalam menekan biaya operasi yang dikeluarkan oleh sebuah organisasi dalam rangka meningkatkan reability dan kritikan system yang dibangun.

Increased Storage

Sebuah Organisasi yang menggunakan Teknologi Cloud Computing dapat menyimpan data lebih banyak dibandingkan pada private computer.

Highly Automated

Seorang developer tidak perlu khawatir terhadap software agar tetap up to date.

Flexibility

Cloud computing menawarkan lebih banyak lagi flexsibilitas dari metode computing yang lama dan dengan mudah dapat berorientasi pada profit dan perkembangan yang cepat berubah.

More Mobility

Organisasi yang mempunyai pegawai/pengguna dapat mengakses informasi dimanapun mereka berada. Cloud dapat membuat manejmen dan operasional lebih gampang karena system pribadi atau Organisasi yang terkoneksi dalam satu cloud sehingga dapat dengan mudah untuk memonitor dan mengaturnya.

Allows IT to Shift Focus

Sebuah organisasi tidak perlu lagi mengkhawatirkan server yang harus di update dan isu computing lainnya.

Kekurangan dari penggunaan cloud computing

Secara umum cloud computing adalah segala sesuatu yang melibatkan suatu penempatan layanan (hosted services) melalui internet. Disamping manfaat dari cloud computing ada juga beberapa hal yang mungkin menjadi pertimbangan anda untuk tidak mengadopsi sistem cloud computing ini. Dibawah ini adalah beberapa hal diantaranya. Sistem ini memerlukan koneksi internet yang konstan, bila anda tidak memiliki koneksi internet tentu saja itu merupakan hal yang mustahil bagi anda yang ingin menggunkan sistem tersebut. Sistem cloud computing juga tidak dapat bekerja dengan koneksi internet yang lambat. Sebuah koneksi internet yagn lambat seperti layanan dial-up, dapat membuat cloud computing menjadi kurang bagus dan hampir mustahil untuk dilakukan. Applikasi web base memerlukan banyak bandwith untuk menjalankannya. Bila anda memiliki bandwith yang kecil akan sangat lama sekali bagi anda untuk mengganti sebuah halaman situs ke halaman yang lainny.

Dapat melambat. Bahkan walaupun anda telah menggunakan koneksi internet yang cepat sekalipun applikasi berbasis web kadan bisa menjadi lambat untuk di akses , sama saja seperti applikasi lain yang anda gunakan pada komputer anda. karena proses pengiriman informasi sebuah program dari interface ke pusat apalagi di lakukannya di cloud bisa saja mendapatkan beberapa gangguan.

Kesimpulan
Kesimpulannya, dengan cloud computing konsumen membebaskan diri dari tanggung jawab untuk mengelola stack sumber daya komputasi. Levelnya mulai dari SaaS ketika kita benar-benar bebas, PaaS ketika kita masih harus membuat aplikasi, dan IaaS di mana kita juga masih harus sibuk dengan Operating System. Ini berbeda dengan On-Premise di mana kita harus mengurus semua sendiri. Cloud computing sudah hadir saat ini, termasuk di Indonesia. Jadi, cloud computing bukanlah sebuah hype, melainkan sudah menjadi kenyataan dalam dunia TI. Bukan berarti kita semua langsung harus berpindah saat ini juga: pada kenyataannya cloud computing bukanlah untuk semua orang. Masih tetap terdapat jenis-jenis layanan yang memang harus dilakukan secara on-premise, walaupun terdapat juga layanan yang menjadi sangat efisien bila dilakukan dengan cloud computing. Beberapa jenis layanan bahkan dapat dilakukan secara bersamaan (hybrid) dengan menggabungkan kedua jenis implementasi tersebut. Oleh karena itu, carilah penyedia layanan yang dapat memberikan saran yang tepat dan terbaik bagi kebutuhan anda. Kesuksesan penggunaan cloud computing akan sangat ditentukan oleh kemampuan penyedia layanan dalam memberikan layanan yang tepat dan terbaik bagi pelanggan. Source : http://sepanjang-wage.com/apa-itu-cloud-computing/ http://launk.wordpress.com/2010/01/05/cloud-computing-komputasi-awan/ http://islam-download.net/tips-tricks/internet-tips-tricks/kekurangan-padacloud-computing.html http://vandredi-blog.blogspot.com/2011/05/cloud-computing.html

Anda mungkin juga menyukai