Anda di halaman 1dari 53

Dear Friend, Sering banget orang2 disekitar bicara soal harga diri.

Sebenarnya apa sih harga diri itu ? Sedikit dibawah ini ulasan ..tuk memahami harga diri itu sebenarnya dan kiat jitu meningkatkan harga diri.

Kata para ahli,harga diri berkaitan dgn 2 hal yaitu perasaan kompetensi pribadi & perasaan nilai pribadi, atau dg kata lain harga diri itu merupakan perpaduan antara kepercayaan diri & penghormatan diri. Mempunyai harga diri yg kuat berarti merasa cocok dg kehidupan & penuh keyakinan, yaitu mempunyai kompetensi dan sanggup mengatasi masalah2 kehidupan. Dlm proses pertumbuhan & proses kehidupan, ternyata tdk mudah dlm membentuk sikap diri yg positip. Karena kita mungkin mempunyai pandangan yg tdk menyenangkan terhdp diri kita sendiri entah karena pengaruh komentar teman, saudara, ortu atau pasangan sendiri. Bisa juga kita merasa gagal, tdk dpt berbuat apa2, merasa tdk bertanggung jawab terhadap sesuatu yg harus dilakukan atau tdk bisa berkata jujur dll. Harga diri dlm tingkat apapun merupakan pengalaman pribadi yg berada dlm inti kehidupan kita. Harga diri adalah apa yg kita pikirkan & rasakan sendiri, bukanlah apa yg dipikirkan atau dirasakan oleh org lain terhadp kita. Tak seorgpun dpt mengendalikan kita dan mempercayai kepercayaan/kecintaan kita terhadap diri sendiri.

"Tergantung kita" : Kita dp dicintai oleh siapapun, bahkan dikagumi oleh setiap org, tapi tetap saja merasa sebagai org yg tdk berharga. Kita dpt memancarkan citra keyakinan & bersikap membodohi org lain, tapi secara sembunyi2 kita cemas karena ketdk berdayaan kita sendiri, kita dpt memenuhi harapan2 org lain tapi blm dpt memenuhi harapan diri sendiri, dpt dipuja oleh org lain padahal diri kita sendiri masih tetap bangun tidur tiap pagi dgn rasa cemas,ketakutan & kehampaan. Yg lbh menyedihkan, banyak org mencari kepercayaan & penghormatan diri dengan cara negative dan akhirnya gagal dlm pencarian ini, yg akan timbul adalah perasaan tdk dihargai atau merasa hancur harga dirinya. Kita akan melihat bahwa harga diri yg positif paling baik dipahami sebagai salah satu bentuk dari pencapaian spiritual atau memahami harga diri sebagai satu kondisi kesadaran, sehingga kita akan berhenti mengatakan ; "seandainya memiliki pacar cantik, seandainya aku punya mobil lbh bagus lagi, seandainya istri/suami memahami keinginanku tuk kawin 10 kali, seandainya...seandainya.... tentu aku akan lebih bahagia". Kita akan merasakan bahwa keinginan2 itu sangat tdk rasional.

Jika kita mendalami benar hakekat sejati harga diri, maka akan tau bahwa harga diri tdk bersifat kompetitif & komparatif. Harga diri yg sejati tdk diungkapkan melalui pemujaan diri sendiri dgn mengorbankan org lain atau dg mengagungkan seseorg yg jauh lbh unggul dr org lain, atau menyengsarakan org lain utk membahagiakan seseorang. Arogansi & terlalu mengagungkan kemampuan hanyalah menggambarkan betapa rapuhnya harga diri kita, bukannya mencerminkan kokohnya harga diri kita.

"Perlu kesadaran" : Salah satu karakter harga diri yg sehat adalah keadaan seseorg yg tdk memerangi diri sendiri maupun org lain. Ada 4 kata yg sangat tepat tuk menggambarkan apa yg bisa kita lakukan untuk meningkatkan harga diri dan membangkitkan lebih dlm kepercayaan / penghormatan diri yaitu HIDUP- DENGAN - PENUH - KESADARAN. Dlm situasi tertentu, hdp dg penuh kesadaran berarti membangkitkan kondisi pikiran yg sesuai dgn apa yg kita hadapi, yg mana dlm setiap situasi yg berbeda membutuhkan kondisi pikiran & proses mental yg berbeda. Hdp dgn penuh kesadaran adalah bertanggung jawab terhdp kesadaran yg sesuai dg tindakan yg kita lakukan. Pd intinya ini merupakan dasar kepercayaan diri & penghormatan diri.

Jadi, harga diri adalah suatu fungsi. Bukan suatu yg kita bawa dari lahir, tp bagaimana kita menggunakan kesadaran kita. Apapun pilihan yg kita ambil mempunyai keterkaitan dengan kesadaran, sikap kejujuran kita thdp kenyataan dan tingkat integritas pribadi. Hidup dg penuh kesadaran secara langsung tdk berarti menyadari fakta2 realistis, fakta2 bathinia, fakta2 dunia luar kita. Ini tdk berarti kita hrs menyukai apa yg kita lihat,tapi hrs mengenali perbedaan apa yg salah & apa yang benar. Juga kesadaran bahwa keinginan2, ketakutan2 atau penolakan2 tdk akan bisa mengubah fakta.

Mari kita coba berdiri didepan cermin & perhatikan seluruh tubuh yg tampak dicermin. Pasti ada bagian2 yg kita sukai maupun bagian yg tdk kita sukai. Mungkin dlm hati akan bilang," Gimana bisa nerima diri sendiri kalau ada bagian2 yg nggak asyik ?". Menerima tdk berarti harus menyukai, menerima bukan berarti tdk boleh membayangkan atau menginginkan perubahan/perbaikan2 pada diri sendiri. Menerima berarti mengahyati tanpa penolakan atau pengingkaran bahwa kenyataan tetaplah kenyataan. kalau kita tidak mengingkari kenyataan itu artinya kita menghargai realitas. Jadi punya harga diri itu perlu memang penting, belajarlah meningkatkan harga diri dimulai dengan HIDUP DENGAN PENUH KESADARAN. Moga bermanfaan tuk semua.

Manusia sering salah dalam menilai harga dirinya, kadangkala terlampau tinggi, kadangkala terlalu rendah. Sangat jarang seseorang dapat dengan tepat menilai harga dirinya. Sebagai sebuah contoh perenungan mari kita lihat kesalahan orang dalam menilai harga dirinya, yaitu dalam keluarga. Seorang suami cenderung merasa bahwa dia lebih bernilai dari istrinya, sebab suami merasa dia adalah orang yang mencari uang. Jadi karena suami merasa semua kebutuhan keluarga baru bisa dipenuhi karena uang yang diperolehnya maka dia berpikir dirinya lebih berharga daripada istrinya. Perasaan lebih berharga ini kemudian diwujudkan dalam bentuk tindakan-tindakan yang menempatkan istrinya lebih rendah dari suami. Ketika makan harus dilayani istri, jika tidak dilakukan suami marah. Ketika istri minta uang, dengan gaya interogasi menanyakan untuk keperluan apa uang yang diminta tersebut. Bahkan tidak jarang ada suami yang tidak mengijinkan istrinya mengambil putusan apapun dalam keluarga, semua harus suami yang memutuskan apa yang boleh atau tidak boleh dilakukan. Hal ini dianggap wajar dalam sebuah hubungan suami istri, padahal ini adalah wujud dari penilaian suami yang terlampau tinggi pada dirinya. Suami merasa wajar kalau harga dirinya lebih utama dari istrinya. Situasi ini dalam kasus tertentu bisa berganti posisi yaitu istri yang merasa dirinya lebih bernilai dibandingkan suaminya. Coba kita pikirkan secara mendalam, benarkah jika orang yang bekerja lalu menghasilkan uang, dia lebih berharga dibandingkan orang yang tidak bekerja? Jika perbandingan ini dilakukan diantara orang bekerja dan pengangguran, maka jawabannya, ya. Namun apabila perbandingan ini dilakukan dalam hubungan suami istri, maka telah terjadi kesalahan yang fatal. Suami dan istri dalam sebuah keluarga tidak ada yang lebih utama, mereka sejajar. Jika hubungan ini tidak sejajar maka keluarga ini tidak beres. Suami yang bekerja dan mendapatkan uang tidak berhak mengklaim dia lebih berharga dibanding si istri. Suami bekerja dan punya uang itu sudah menjadi kewajibannya. Apa yang merupakan kewajiban tidak bisa kita tuntut sebagai sebuah keunggulan. Sebagai ilustrasi: tukang becak kita bayar lalu dia antar kita ke tujuan, sesampai di tujuan apakah boleh tukang becak tersebut berkata saya berjasa sudah mengantar penumpang. Tukang becak tidak dapat mengatakan dia sudah berjasa, karena dia wajib mengantar penumpang yang sudah membayarnya. Sebuah pelaksanaan kewajiban tidak bisa dikatakan perbuatan yang hebat. Orang tua wajib mengurus anaknya, maka ketika orang tua mengurus anak dengan baik itu bukanlah hal-hal yang harus mendapat penghargaan, hal itu sudah seharusnya dan biasa saja. Jadi boleh saja suami minta dilayani istrinya, namun dalam sudut pandang bahwa suami merasa perlu adanya orang yang menolong dia. Sebaliknya istri mau melayani suami karena mau menjadi penolong suami. Kegagalan dalam menilai harga diri secara tepat ini menjadi sumber dari kehancuran dalam banyak rumah tangga. Ketika seseorang merasa harga dirinya lebih tinggi dari orang lain maka cenderung orang tersebut akan mendominasi orang lainnya. Setelah kita melihat fakta bahwa di dalam hubungan suami-istri persoalan harga diri seringkali salah tempat, tapi untuk selanjutnya pembahasan tidak akan mengenai persoalan harga diri dalam keluarga. Namun kami ingin mencari akar dari salahnya persepsi manusia akan harga diri dan bagaimana Tuhan memperbaiki kesalahan manusia ini.

Sejarah penyimpangan manusia sehingga gagal untuk bisa menilai harga dirinya dengan tepat adalah saat manusia ingin seperti Allah (waktu kamu memakannya.kamu akan menjadi seperti Allah Kejadian 3:5). Pada saat Allah menciptakan manusia, maka terjadi suatu hubungan yang istimewa antara pencipta dan ciptaan. Namun hubungan istimewa ini tidaklah berarti bahwa terjadi kesetaraan antara pencipta dan ciptaan. Pencipta adalah otonom, Dia tidak tergantung kepada ciptaan. Keberadaannya mandiri, bebas dari intervensi siapapun karena Dia yang berdaulat. Pencipta tidak bisa diatur karena Dia adalah aturan itu sendiri. Sedangkan ciptaan adalah makhluk yang bergantung kepada pencipta. Ciptaan tidak mandiri namun tunduk pada pencipta dan diatur oleh pencipta. Keberadaan manusia dalam taman eden adalah wujud daripada kesempurnaan Allah dalam menempatkan ciptaan. Namun kesempurnaan rancangan Allah di hancurkan oleh ambisi manusia. Ciptaan yang sempurna menjadi gagal dihadapan Allah yaitu ketika menerima tawaran iblis supaya harga dirinya meningkat menjadi sama dengan pencipta. Manusia yang dijadikan dari tidak ada menjadi ada ingin supaya menjadi setara dengan Allah yang maha ada. Ketika pikiran ingin menjadi seperti Allah ini diwujudkan maka bukan keberhasilan yang diperolehnya namun sebuah kegagalan yang didapatkan. Ketika manusia gagal dan dinyatakan sudah berdosa, maka ukuran harga dirinyapun menjadi kacau. Ambisi manusia untuk menjadi seperti Allah terus tertanam menjadi sifat egois, mau menang sendiri, merasa dirinya lebih utama dari yang lain dan ini terus diturunkan dari generasi ke generasi. Oleh karena persoalan harga diri, bangsa dengan bangsa berperang. Karena harga diri Hitler menjadi pembantai 6 juta orang Yahudi. Demi harga diri terjadi pembantaian suku suku dan etnis diberbagai belahan dunia. Oleh karena harga diri banyak orang rela membunuh orang lain demi membela iman kepercayaannya. Harga diri manusia harus dikembalikan pada posisi yang tepat, untuk hal ini Allah sangat mengerti. Harga diri manusia oleh Allah mau dikembalikan pada posisi yang sebenarnya yaitu sebagai ciptaan yang berharga di mata Allah. Apa tindakan Allah yang maha mulia dan kudus, untuk mengembalikan posisi manusia? Dia datang pada malam natal menjadi manusia. Ini bukan peristiwa biasa, tetapi ini adalah tindakan Allah yang mau menurunkan harga dirinya sehingga sama dengan manusia. Ketika Allah menurunkan harga dirinya ini, Dia sangat mengerti konsekuensinya yaitu ciptaannya itu bahkan akan menghinanya dan menyalibkannya. Seseorang yang di salib adalah orang yang dipandang sangat hina dari segi kualitas kejahatannya, maka hukumannya pun haruslah yang paling menghinakan. Apakah Yesus telah memenuhi kriteria ini untuk menerima hukuman sehina itu? Jawabnya adalah tidak, karena Pontius Pilatus dengan jelas mengatakan bahwa ia tidak mendapati kesalahan pada Yesus. Akan tetapi mengapa Yesus harus di salib? Yesus harus disalibkan karena Allah Maha Suci. Kesucian Allah tidak dapat berkompromi dengan keberdosaan manusia. Dosa adalah tindakan yang sangat hina di hadapan Allah, oleh karenanya harus ada hukuman yang sepadan dengan hinanya dosa tersebut. Pilihan Allah untuk mengembalikan harga diri manusia hingga dapat kembali seperti pada saat diciptakan membawa sebuah konsekuensi, Allah harus beinkarnasi menjadi manusia dan mati menanggung hukuman dosa dengan cara yang paling hina. Allah tetap mengerjakan rencananya

tidak bergantung kepada reaksi dari ciptaannya, sebab ketika ciptaan itu mengerti maksud dari tindakan Allah, maka akan ada orang-orang yang bisa dikembalikan harga dirinya menjadi ciptaan yang baru. Ciptaan baru adalah orang-orang yang bisa kembali berhubungan dengan Allah sama seperti ketika manusia pertama kali diciptakan. Menikmati sorga, dan tahu harga diri yang sebenarnya yaitu makhluk yang berharga di mata Tuhan. Inilah esensi paling penting dari peristiwa penebusan dosa oleh Yesus di atas kayu salib. Setelah kita tahu bahwa Yesus telah bertindak untuk mengembalikan harga diri manusia yang paling penting yaitu menjadi makhluk yang berharga di mata Tuhan, bagi yang menerimanya menjadi Juru Selamat maka berhak berada di sorga bersama dengan Allah. Maka masih perlukah kita menginginkan harga diri yang lain? Menginginkan orang-orang di gereja menghormati karena posisi pelayanan yang melekat pada diri kita? Mengejar popularitas tertentu supaya harga diri kita menonjol? Mengejar kekayaan sehingga orang lain terkagum-kagum atas apa yang kita miliki? Sadarilah, ketika harga diri kita sudah dipulihkan oleh Tuhan, maka yang diperlukan adalah sikap rendah hati karena kita yang tidak layak dijadikan layak oleh Allah yang menciptakan alam semesta ini Ya Tuhan dan Allah kami, Engkau layak menerima puji-pujian dan hormat dan kuasa; sebab Engkau telah menciptakan segala sesuatu; dan oleh karena kehendakMu semuanya itu ada dan diciptakan.(Wahyu 4:11). Pekerjaan kita yang utama di bumi ini adalah menjadi rekan sekerja Allah (karena kami adalah kawan sekerja Allah I Korintus 3:8-9), mau meneladani kerendahan hati Allah yang meninggalkan sorga demi umat manusia. Maka menjadi rekan sekerja Allah adalah menjadi PELAYAN (Jika seseorang ingin menjadi yang terdahulu, hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya dan pelayan dari semuanya Markus 9:35) dan HAMBA (..dan barangsiapa ingin menjadi yang terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hamba untuk semuanya.. Markus 10:44), bukan menjadi tuan-tuan dan nyonya-nyonya yang sombong. Jadikan orang lain lebih utama daripada diri sendiri. Bangsiapa meninggikan diri, dia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan (Matius 23:12, Lukas 14:11).
TINJAUAN TENTANG HARGA DIRI Harga diri merupakan salah satu aspek kepribadian yang mempunyai peran penting dan berpengaruh besar terhadap sikap dan perilaku individu. Coopersmith (dikutip dalam Burn, 1998) mengatakan bahwa : Harga diri merupakan evaluasi yang dibuat individu dan kebiasaan memandang dirinya, terutama sikap menerima, menolak, dan indikasi besarnya kepercayaan individu terhadap kemampuan, keberartian, kesuksesan, keberhargaan. Secara singkat, harga diri adalah Personal judgment mengenai perasaan berharga atau berarti yang diekspresikan dalam sikap-sikap individu terhadap dirinya. Stuart dan Sundeen (1991), mengatakan bahwa harga diri adalah penilaian individu terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisa seberapa jauh perilaku memenuhi ideal dirinya. Dapat didimpulkan bahwa harga diri menggambarkan sejauhmana individu tersebut menilai dirinya sebagai orang yang memeiliki kemampuan,

keberartian, berharga, dan kompeten. 1.1 Karakteristik Harga Diri Menurut Coopersmith (dalam Burn, 1998) harga diri mempunyai beberapa karakteristik, yaitu : (1) harga diri sebagai sesuatu yang bersifat umum; (2) harga diri bervariasi dalam berbagai pengalaman; dan (3) evaluasi diri. Individu yang memiliki harga diri tinggi menunjukkan perilaku menerima dirinya apa adanya, percaya diri, puas dengan karakter dan kemampuan diri dan individu yang memiliki harga diri rendah, akan menunjukkan perhargaan buruk terhadap dirinya sehingga tidak mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial (Stuart dan Sundeen, 1991 dan Keliat, 1995). 1.2 Pembentukan Harga Diri Harga diri mulai terbentuk setelah anak lahir, ketika anak berhadapan dengan dunia luar dan berinteraksi dengan orang-orang di lingkungan sekitarnya. Interaksi secara minimal memerlukan pengakuan, penerimaan peran yang saling tergantung pada orang yang bicara dan orang yang diajak bicara. Interaksi menimbulkan pengertian tentang kesadaran diri, identitas, dan pemahaman tentang diri. Hal ini akan membentuk penilaian individu terhadap dirinya sebagai orang yang berarti, berharga, dan menerima keadaan diri apa adanya sehingga individu mempunyai perasaan harga diri (Burn, 1998). Harga diri mengandung pengertiansiapa dan apa diri saya. Segala sesuatu yang berhubungan dengan seseorang, selalu mendapat penilaian berdasarkan kriteria dan standar tertentu, atribut-atribut yang melekat dalam diri individu akan mendapat masukan dari orang lain dalam proses berinteraksi dimana proses ini dapat menguji . individu, yang memperlihatkan standar dan nilai diri yang terinternalisasi dari masyarakat dan orang lain. 1.3 Aspek-Aspek dalam Harga Diri Coopersmith (1998) membagi harga diri kedalam empat aspek: 1) Kekuasaan (power) Kemampuan untuk mengatur dan mengontrol tingkah laku orang lain. Kemampuan ini ditandai adanya pengakuan dan rasa hormat yang diterima individu dari orang lain. 2) Keberatian (significance) Adanya kepedulian, penilaian, dan afeksi yang diterima individu dari orang lain. 3) Kebajikan (virtue) Ketaatan mengikuti standar moral dan etika, ditandai oleh ketaatan untuk menjauhi tingkah laku yang tidak diperbolehkan. 4) Kemampuan (competence) Sukses memenuhi tuntutan prestasi. 1. 4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Diri Faktor-faktor yang melatarbelakangi harga diri yaitu : (1) pengalaman; (2) pola asuh; (3) lingkungan; dan (4) sosial ekonomi (Coopersmith, dalam Burn, 1998). Pengalaman merupakan suatu bentuk emosi, perasaan, tindakan, dan kejadian yang pernah dialami

individu yang dirasakan bermakna dan meninggalkan kesan dalam hidup individu. (Yusuf, 2000). Pola asuh merupakan sikap orangtua dalam berinteraksi dengan anak-anaknya yang meliputi cara orangtua memberikan aturan-aturan, hadiah maupun hukuman, cara orangtua menunjukkan otoritasnya, dan cara orangtua memberikan perhatiannya serta tanggapan terhadap anaknya (Shochih, 1998). Lingkungan memberikan dampak besar kepada remaja melalui hubungan yang baik antara remaja dengan orangtua, teman sebaya, dan lingkungan sekitar sehingga menumbuhkan rasa aman dan nyaman dalam penerimaan sosial dan harga dirinya (Yusuf, 2000). Sosial ekonomi merupakan suatu yang mendasari perbuatan seseorang untuk memenuhi dorongan sosial yang memerlukan dukungan finansial yang berpengaruh pada kebutuhan hidup seharihari (Ali dan Asrori, 2004). 1.5 Hambatan dalam Perkembangan Harga Diri Menurut Dariuszky (2004) yang menghambat perkembangan harga diri adalah : Perasaan takut , yaitu kekhawatiran atau ketakutan (fear). Dalam kehidupan sehari-hari individu harus menempatkan diri di tengah-tengah realita. Ada yang menghadapi fakta-fakta kehidupan dengan penuh kebenaran, akan tetapi ada juga yang menghadapinya dengan perasaan tidak berdaya. Ini adalah tanggapan negatif terhadap diri, sehingga sekitarnya pun merupakan sesuatu yang negatif bagi dirinya. Tanggapan ini menjadikan individu selalu hidup dalam ketakutan yang akan mempengaruhi seluruh alam perasaannya sehingga terjadi keguncangan dalam keseimbangan kepribadian, yaitu suatu keadaan emosi yang labil. Maka dalam keadaan tersebut individu tidak berpikir secara wajar, jalan pikirannya palsu, dan segala sesuatu yang diluar diri yang dipersepsikan secara salah. Dengan demikian tindakan-tindakannya menjadi tidak adekuat sebab diarahkan untuk kekurangan dirinya. Keadaan ini lama kelamaan tidak dapat dipertahankan lagi, yang akhirnya akan menimbulkan kecemasan, sehingga jelaslah bahwa keadaan ini akan berpengaruh pada perkembangan harga dirinya. Perasaan salah yang pertama dimiliki oleh individu yang mempunyai pegangan hidup berdasarkan kesadaran dan keyakinan diri, atau dengan kata lain individu sendiri telah menentukan kriteria mengenai mana yang baik dan buruk bagi dirinya Perasaan salah yang kedua adalah merasa salah terhadap ketakutan, seperti umpamanya orangtua. Keadaan ini kemudian terlihat dalam bentuk kecemasan yang merupakan unsur penghambat bagi perkembangan kepercayaan akan diri sendiri. II. TINJAUAN TENTANG REMAJA Istilah remaja sesungguhnya memiliki arti yang luas, mencakup kematangan mental, emosional, sosial dan fisik (Hurlock, 1998). Pandangan ini didukung oleh Piaget (Hurlock, 1998) yang menyatakan bahwa secara psikologis remaja adalah suatu usia dimana anak tidak merasa bahwa dirinya berada di bawah tingkat

orang yang lebih tua melainkan merasa sama atau paling tidak sejajar. 2.1 Batasan Usia Remaja Mengenai batasan usia remaja itu sendiri, para ahli memasukkannya dalam beberapa periode. Menurut Hurlock (1998), masa remaja dibagi kedalam dua periode, yaitu : (1) remaja awal (early adolescence), antara usia 13 17 tahun untuk wanita dan 14 17 untuk laki-laki; (2) remaja akhir (late adolescence), antara 17 21 tahun. (Mappiare, 1992). Menurut Mappiare (1992) batasan usia remaja di Indonesia : (1) remaja awal, antara 12/13 17/18 tahun; (2) remaja akhir, antara 17/18 21/22 tahun. 2.2 Karakteristik Remaja Ciri khas remaja sering disebut storm and stress, remaja sangat peka, sering berubah sikap atau haluan (Hall dalam Mappiare, 1992). Masa ini biasanya dirasakan sebagai masa sulit, karena pada periode ini terjadi perubahan fisik dan perkembangan psikologisnya yang pesat, sehingga masa ini sering disertai dengan gejala dan permasalahan baik fisiologis maupun psikologis (Pudigjogyanti, 1995). Masa remaja seringkali dikenal dengan nama mencari jati diri atau disebut dengan identitas ego (Erikcson, dalam Ali & Asrori, 2004). Karakteristik yang sering terjadi pada remaja (Soekanto, dalam Ali & Asrori, 2004) : (1) kegelisahan (2) pertentanga (3) mengkhayal (4) aktivitas kelkompok (5) keinginan mencoba sesuatu 2.3 Tugas Perkembangan Remaja Kay (dalam Yusuf, 2000) mengemukakan tugas-tugas perkembangan remaja sebagai berikut : 1) Menerima fisiknya sendiri berikut keragaman kualitasnya. 2) Mencapai kemandirian emosional dari orangtua atau figur-figur yang mempunyai autoritas. 3) Mengembangkan keterampilan komunikasi interpersonal dan belajar bergaul dengan teman sebaya atau orang lain, baik secara individual maupun kelompok. 4) Menemukan manusia model yang dijadikan identitasnya. 5) Menerima dirinya sendiri dan memiliki kepercayaan terhadap kemampuannya sendiri. 6) Memperkuat self control atas dasar skala nilai, prinsif-prinsif atau falsafah hidup. 7) Mampu meningkatkan reaksi dan penyesuaian diri. III. HARGA DIRI REMAJA Menurut Flemming & Courtney (1984) dalam Frey (1994) mengemukakan bahwa harga diri pada remaja dibagi menjadi lima aspek, yaitu : 1) Perasaan ingin dihormati Perasaan ingin diterima oleh orang lain, perasaan ingin dihargai, didukung, diperhatikan, dan merasa diri berguna.

2) Percaya diri dalam bersosialisasi Merasa percaya diri, mudah bergaul dengan orang lain, baik baru dikenal maupun baru dikenal. 3) Kemampuan akademik Sukses memenuhi tuntutan prestasi ditandai oleh keberhasilan individu dalam mengerjakan bermacam-macam tugas pekerjaan dengan baik dan benar. 4) Penampilan fisik Kemampuan merasa diri punya kelebihan, merasa diri menarik, dan merasa percaya diri. 5) Kemampuan fisik Mampu melakukan sesuatu dalam bentuk aktivitas, dapat berprestasi dalam hal kemampuan fisik. Terdapat beberapa cara untuk meningkatkan harga diri pada remaja, seperti yang dikemukakan oleh Dariuszky (2004), yaitu : 1) Berikan perhatian secara pribadi disaat mereka membutuhkan. Mendengarkan perkataannya dengan seksama, tetap menatapnya dan memperlihatkan bahwa kita memahami apa yang dirasakannya. Dengarkan tanpa memberikan penilaian dan tidak perlu mengkomentarinya. 2) Perlihatkan kasih sayang dalam bentuk ucapan maupun tindakan;, dengan tersenyum hangat dan berikan sentuhan. 3) Berikan pujian secara spesifik dengan memberitahukan Bahwa kita menyukai apa yang dilakukannya. 4) Jelaskan apa yang baik dan tidak baik dari ucapannya maupun tindakannya. 5) Lakukan sesuatu yang khusus supaya dapat memuaskan kebutuhan atau memintanya dalam hal tertentu. 6) Jelaskan dan tegaskan bakat istimewa yang dimilikinya. 7) Hargai prestasi baiknya mulai dari yang sederhana dengan senyum dan pujian. DAFTAR PUSTAKA Ali, M & Asrori, M. 2004. Psikologi Remaja : Perkemnbangan Peserta Didik. Jakarta : Bumi Aksara. Atkinson (1999). Pengantar Psikologi. Jakarta: Penerbit Erlangga. Burn, R.B (1993). Konsep Diri : teori, Pengukuran, Perkembangan dan Perilaku. Alih bahasa oleh Eddy. Jakarta: Arcan. Dariuszky, G. 2004. Membangun Harga Diri. Bandung : CV. Pionir Jaya. Direktorat Kesehatan Jiwa Masyarakat (2001). Buku Pedoman Umum Tim Pembina, Tim Pengarah & Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa. Direproduksi oleh Proyek Peningkatan Kesehatan Khusus APBD 2002. Frey, D.C. (1994). Enhauching Selg Esteem. USA: Accelerated Development Inc. Hurlock, E.B (1998). Perkembangan Anak. Alih bahasa oleh Soedjarmo & Istiwidayanti. Jakarta: Erlangga. Kozier, B (1991). Fundamental of Nursing : Concept, Process, and Practice. Fourth Edition. California : Addison-Wesley Publishing

Company. Mappiare, A. (1992). Psikologi Remaja. Surabaya: Usaha Nasional. Pudigjogyanti, Clara. R. 1995. Konsep Diri dalam Pendidikan. Jakarta : Arcan. Stuart & Sundeen (1998). Principle and Practice of Psychiatric Nursing. 6 th. Ed. Philadelphia: The C V Mosby. .

Harga Diri
Kunci Kesuksesan dan Pencapaian Prestasi
Ariesandi S.,CHt SekolahOrangtua.com
Bab 1: Harga Diri Rendah Pemicu Ledakan Amarah SekolahOrangtua.com 2 Ariesandi S.,CHt.

Bab 1 Harga Diri Rendah Pemicu Ledakan Amarah


Seorang anak laki-laki dilahirkan di sebuah keluarga yang kurang beruntung dan serba kekurangan. Ayahnya adalah suami ketiga dari sang ibu dan meninggal beberapa bulan sebelum bocah kecil tersebut lahir. Jadi bocah ini sejak lahir tak pernah melihat dan mengenal ayahnya. Sang ibu adalah wanita yang sangat keras kepala, dominan dan sulit mencintai seseorang. Ia menjadi seperti itu karena dibesarkan dengan penuh rasa curiga dan menerima banyak kekerasan fisik dari orangtuanya. Suami keduanya menceraikan sang ibu karena sering dipukuli oleh sang istri! (Salah satu bentuk emansipasi wanita??? Semoga bukan!) Sejak bocah kecil ini lahir maka sang ibu harus bekerja keras siang malam untuk menghidupi keluarganya. Bocah kecil ini tumbuh sendiri tanpa cinta dan kasih sayang yang hangat. Yang lebih parah lagi bocah ini sering menjadi sasaran amarah ibunya yang tak pernah lepas dari gejolak emosi. Perasaan tidak diinginkan, tidak dipedulikan dan kesepian adalah bagian tak terpisahkan dari sang bocah. Ia sering ditinggalkan sendirian oleh temannya karena menurut temannya ia

jelek, tidak menarik, kurang sopan, tak tahu aturan dan semaunya sendiri. Ia tumbuh menjadi remaja dengan IQ yang tinggi namun sering berkelahi dengan sesama teman laki-lakinya. Tak ada anak perempuan yang mau berdekatan dengannya. Prestasinya di sekolah sangat jelek karena IQ tingginya hanya sebuah potensi yang tak pernah terwujud karena tertutup oleh awan kelabu yang muncul dalam hatinya. Ia masuk dalam pendidikan angkatan laut karena ia mendengar bahwa laki-laki yang masuk ke sana akan dididik menjadi pria sejati dambaan hatinya sejak kecil. Namun penolakan seakan tak mau lepas dari dirinya. Ia tetap diejek dan dijauhi teman-temannya. Ia melawan dan mengajak mereka semua berkelahi untuk mendapatkan pengakuan. Ia menolak dan menentang perintah pimpinan yang menghukumnya. Ia diadili dan dikeluarkan dari pendidikan angkatan laut tersebut dengan alasan kehadirannya mengacau tatanan yang sudah ada dan tidak diinginkan oleh teman-temannya. Inilah dia bocah kecil yang telah menjelma menjadi lelaki dewasa muda yang berbadan kurus, berkepala agak botak, penuh keputusasaan, tidak diinginkan, tak punya SIM dan tak punya keterampilan selain berkelahi. Yang paling parah dari semua itu adalah ia merasa tidak berharga dan tidak berguna. Ia pindah ke negara lain dengan harapan bisa mengubur masa lalunya dan memulai sesuatu yang baru. Namun penolakan seakan belum mau pergi dari dirinya. Ia susah mencari teman, Bab 1: Harga Diri Rendah Pemicu Ledakan Amarah SekolahOrangtua.com 3 Ariesandi S.,CHt. dan sering diejek dan dipermalukan. ia berkenalan dengan seorang gadis yang merupakan anak haram dan menikah dengannya. Ia membawa istrinya ke negara asalnya Amerika. Tidak lama juga sang istri bersikap seperti orang lainnya suka merendahkannya, suka mengejeknya dan tak pernah percaya terhadap apa yang dikatakannya. Walau ia memiliki dua anak namun ia tak pernah memperoleh respek dari anaknya sebagai seorang ayah. Setiap hari ia harus memenuhi tuntutan sang istri yang makin lama makin ia rasakan susah dipenuhi. Istrinya menjadi lawan yang paling sulit ditaklukkannya. Harapannya untuk memperoleh teman hidup yang bisa mengisi kekosongan hatinya tak pernah terwujud. Ia semakin jauh dari impiannya. Sang istri sering melecehkan kemampuan seksnya di hadapan teman-temannya. Sang istri bahkan berani mengunci dirinya dalam kamar mandi dan mengusirnya pergi dari rumah karena dirasa tak mampu bertindak sebagai suami dan kepala keluarga. Ia menyendiri beberapa hari dan kemudian pulang untuk memohon pada sang istri diijinkan masuk. Ia merangkak di hadapan istrinya dan menelan semua hinaan istrinya. Ia bersedia memenuhi tuntutan istrinya. Ia menghadiahi istrinya kado senilai $78 dari gajinya yang sangat kecil. Dan .. istrinya mengejek upayanya dan menghinanya. Sang istri membuat lelucon tentang ketidakmampuannya di hadapan teman-temannya yang hadir. Ia harus merangkak dan memohon-mohon pada istrinya untuk tidak melakukan hal seperti itu lagi. Namun ia hanya bisa terduduk dan mendapatkan dirinya diselimuti dengan awan gelap yang mengaburkan semua impiannya tentang kehidupan yang indah. Tak seorang pun menginginkannya. Ia merasa tak perlu memohon lagi. Egonya tercabik menjadi serpihan kecil-kecil dan terbang dibawa angin ke segala penjuru. Ia jelas bukan siapa-siapa. Ia adalah orang yang paling tidak diinginkan oleh dunia ini! Ia jatuh tertidur. Keesokan paginya ia mendadak menjadi sosok pria yang berubah. Ia mengambil senapan yang

tersembunyi di pojok garasinya dan menyandangnya pergi ke tempatnya bekerja. Dan dari lantai enam bangunan penyimpanan buku tempatnya bekerja ia mengintai sesuatu. Menjelang sore hari ia mendapatkannya. Ia menembakkan dua peluru senapannya ke kepala Presiden Amerika John F.Kennedy. Dialah bocah kecil yang sejak awal tadi kita ikuti kisahnya. Namanya Lee Harvey Oswald. Dialah seorang pria gagal yang tak pernah diinginkan dimanapun ia berada. Ia telah membunuh seorang pria yang diinginkan oleh keluarganya, memiliki banyak kelebihan dan kekayaan seperti yang diinginkannya. Oswald telah membuktikan pada dunia satu keterampilan yang telah dipelajarinya sejak remaja dalam kehidupan yang gelap. Bab 1: Harga Diri Rendah Pemicu Ledakan Amarah SekolahOrangtua.com 4 Ariesandi S.,CHt. Dia tetap harus bertanggung jawab terhadap apa yang telah dilakukannya. Tak akan ada yang membenarkan tindakannya walau kita semua tahu ia menjadi seperti itu bukan atas kemauannya sendiri. Itu semua adalah ledakan rasa amarah karena menginginkan diterima oleh masyarakat. Lingkungan telah membentuknya menjadi seperti itu tanpa ia sadari. Banyak dari kita merasakan kepedihan seperti yang dirasakan oleh Oswald . Beberapa dari kita memilih penyaluran yang lebih positif dan beberapa memilih jalan seperti Oswald untuk mendapatkan pengakuan. Pemahaman akan jalan hidupnya membantu kita mengerti tentang siapa dirinya bukan hanya sebagai pembunuh namun juga sebagai pria putus asa yang patut dikasihani. Ia mendambakan sesuatu sejak dilahirkan dan tak pernah terpenuhi. Dalam kesenggangan waktu menunggu peradilannya ia menyadari sebuah rasa rendah diri yang menyeruak sejak masa kecilnya dan berubah menjadi ledakan amarah yang luar biasa. Ia berusaha menaikkan harga dirinya dengan berbagai cara dan tak pernah bisa. Cara terakhir yang ia pilih bahkan mengakibatkan suatu hal yang tak akan pernah bisa membuatnya memiliki kemungkinan untuk memenuhi kekosongan hatinya. Bab 2: Harga Diri dan Perilaku anak SekolahOrangtua.com 5 Ariesandi S.,CHt.

Bab 2 Harga Diri dan Perilaku Anak


Seorang pelajar laki-laki yang duduk di SMP kelas 2, sebut saja Klien X, duduk dalam ruangan saya. Ia bersama ayah dan ibunya yang sudah menyerah mengatasi perilakunya. Setelah berbasa-basi sejenak saya meminta Klien X menunggu sebentar di luar sementara saya mewawancarai kedua orangtuanya untuk mengetahui latar belakang kepribadian mereka dan pola asuh yang selama ini mereka jalankan. Sang ayah adalah seorang pengusaha dan sang ibu adalah seorang ibu rumah tangga yang sesekali saja membantu suaminya. Sang ayah adalah laki-laki yang berkepribadian Phlegmatis Melankolis sedangkan sang ibu Koleris Melankolis (tentang tipe kepribadian dan bagaimana hal ini bisa memengaruhi pola asuh dan pola komunikasi antara orangtua anak, silakan pelajari materi yang sangat mendasar dan penting ini di paket produk pembelajaran berjudul Effective Communication in Parenting yang bisa Anda peroleh dari web site SekolahOrangtua.com. Dan si anak sendiri, Klien X, adalah seorang anak phlegmatis yang cinta damai, suka hal monoton, cenderung santai,sulit mengambil keputusan dan tidak menyukai konflik. Ini tentu

menjadi sasaran empuk bagi sang ibu yang memiliki karakter to the point, suka memerintah dan ingin semuanya sempurna. Dikarenakan perilaku yang ia terima sehari-hari dari orangtuanya maka si anak mengembangkan suatu bentuk harga diri rendah. Berikut ini beberapa hal yang sering ia alami dalam kehidupan sehari-hari yang ia terima dari papa mamanya: ySering dikritik secara berlebihan. Kamu ini selalu saja tidak beres. Ayo bereskan dulu tempat tidurmu baru bereskan bukumu . Dan si anak menjawab bagaimana sih katanya tadi diminta bereskan semuanya, sekarang saya bereskan buku dulu salah lagi yKurang dipercaya, mamanya sering menanyakan pada temannya apa yang menjadi tugas sekolah dan ia sering mengeluh Mama ini kok tidak percaya sih pada ceritaku? ySelalu dibuatkan keputusan Pokoknya kamu harus lakukan perintah mama dulu, jangan banyak tanya. Nanti kamu akan mengerti. Mama dan papa tak mungkin menjerumuskan kamu! Nah itulah hal yang sering ia alami sehari-hari. Dan karena itu terjadi sangat sering maka pikiran bawah sadarnya menarik satu kesimpulan yang tak pernah disadari oleh si anak maupun oleh kedua orangtuanya. Salah satu kesimpulan yang ditarik oleh pikiran bawah sadar si Klien X adalah: Saya anak yang tidak becus dan kurang dipercaya Bab 2: Harga Diri dan Perilaku anak SekolahOrangtua.com 6 Ariesandi S.,CHt. Satu kesimpulan harga diri rendah ini cukup membuat siapapun di dunia ini merasa kecewa pada dirinya sendiri. Akibatnya : motivasi diri sulit muncul. Bisakah kita bayangkan prestasi seperti apakah yang akan dicapai oleh seseorang dengan motivasi diri rendah? TIDAK ADA PRESTASI! Sekeras apapun kita memotivasi seseorang namun jika ia memiliki motivasi diri yang rendah maka upaya yang kita lakukan hanyalah sebuah impian yang tak kunjung menjadi kenyataan. Itulah yang terjadi pada Klien X. Dalam kesehariannya Klien X berusaha memenuhi kebutuhan emosionalnya akan penghargaan dan pengakuan yang jarang ia dapatkan dari kedua orangtuanya melalui cara-cara berikut : memukul temannya, mengganggu temannya yang lagi belajar, melakukan sesuatu negatif yang bisa menarik perhatian dan lain sebagainya. Lebih celaka lagi tak ada yang bisa memahaminya. Semua perilaku negatif tersebut langsung ditanggapi dengan hukuman yang disertai labeling. Inilah label yang ia terima : anak nakal, anak usil, anak yang kurang perhatian, anak yang susah diatur, anak yang tidak niat sekolah dan anak bandel. Semua yang ia terima membuat harga dirinya makin hancur dan si anak menjadi merasa makin tidak berdaya menghadapi semuanya. Dalam hati kecilnya ia ingin menjadi lebih baik (terungkap saat proses wawancara ) namun program bawah sadarnya yang terlanjur terkena virus labeling memainkan peran sangat besar dan sangat kuat. Dan tidak ada orang sekitarnya yang bisa memahami hal ini! Dari kasus Klien X di atas kita bisa memetik pelajaran betapa harga diri seorang anak bisa sangat memengaruhi perilakunya. Dan jika dibiarkan tak tertangani maka semua itu bisa menjadi makin besar seperti sebuah bola salju yang menggelinding makin besar.

Satu hal penting dari kasus di atas : janganlah menanggapi perilaku seorang anak secara langsung tapi tanggapilah apa yang ada di balik perilaku tersebut. Ya apa yang ada di balik sebuah perilaku adalah dalang dari semuanya. Jika dalangnya ditangkap maka semua menjadi berubah. Bagaimanakah cara melakukannya? Ikutilah terus bagian selanjutya Bab 3: Proses Terbentuknya Harga Diri SekolahOrangtua.com 7 Ariesandi S.,CHt.

Bab 3 Proses Terbentuknya Harga Diri


Dari dua cerita nyata di depan kita sekarang bisa memahami mengapa harga diri begitu penting bagi perkembangan seseorang. Sekarang kita akan meninjau bagaimana proses terbentuknya harga diri. Harga diri seseorang terbentuk sejak ia masih anak-anak. Harga diri adalah sebuah nilai perbandingan antara diri ideal seseorang dengan kenyataan yang ia dapati secara fisik. Saat seorang anak tumbuh biasanya ia akan memiliki figur otoritas dalam pandangannya. Figur ini bisa siapapun. Bisa ayahnya, ibunya, pamannya, bibinya, kakeknya atau neneknya atau siapapun juga. Figur yang paling kuat dalam dirinya akan menjadi kompas hidupnya. Ia akan memodel figur tersebut dalam segala aspeknya. Program tentang figur ini mengkristal dalam memori bawah sadarnya. Berdasarkan program ini si anak akan menentukan ingin menjadi seperti apa dirinya. Inilah yang kita sebut Diri Ideal. Harapan orang lain terhadap diri seorang anak juga ikut membentuk diri ideal seorang anak. Misal seorang anak yang sering mendengar kamu seharusnya bisa mencapai . Maka secara tidak langsung ia akan menarik kesimpulan bahwa harusnya ia bisa mencapai hal tersebut. Apa yang diharapkan oleh orang tersebut akan menjadi garis akhir bagi dirinya. Namun dalam kenyataan sehari-hari diri ideal ini belum tentu bisa terwujud dengan segera. Saat inilah mulai merasakan suatu perasaan tertentu dan kemudian mulai menilai dirinya sendiri. Cara anak menilai dirinya sendiri sebagai anak pemalas, anak rajin, anak berbakti, anak yang suka makan dan lain sebagainya inilah yang kita namakan Citra Diri. Satu hal yang menarik tentang citra diri adalah bahwa lingkungan ikut membentuk cara anak memandang dirinya. Labeling yang diberikan pada anak akan memperkuat cara pandang seorang anak terhadap dirinya sendiri. Misal seorang anak dikatakatai Dasar anak nakal dan tak tahu malu maka secara tidak langsung ia akan mulai menyerap citra tersebut ke memori bawah sadarnya dan kemudian memroses hal itu menjadi kenyataan. Pada satu titik si anak akan menyimpulkan di dalam pikiran bawah sadarnya bahwa ia memang nakal. Hal lain yang bisa membentuk citra diri adalah kritikan. Kritikan secara tidak langsung mengatakan pada anak bahwa ia tidak mampu. Setelah beberapa kritikan maka si anak punya Bab 3: Proses Terbentuknya Harga Diri SekolahOrangtua.com 8 Ariesandi S.,CHt.

cukup alasan untuk mengatakan pada dirinya sendiri bahwa ia memang tidak mampu atau bahkan tidak berharga karena tidak bisa meraih apa yang diharapkan oleh orang lain maupun yang diharapkan oleh dirinya. Hasil perbandingan antara diri ideal dengan kenyataan yang ia dapat itulah yang akan membentuk harga diri seorang anak. Dengan kata lain saat seorang anak merasa harusnya mendapat prestasi juara 1 (karena orang di sekitarnya sering mengatakan hal itu atau diharapkan orangtua mencapai juara 1) dan ternyata ia hanya mendapatkan urutan 5 maka ia akan memandang dirinya tidak mampu. Semakin sering hal seperti ini terjadi maka semakin kuatlah kesimpulan yang akan dibuatnya tentang ketidakmampuan dirinya. Penilaian inilah yang menentukan harga diri. Perilaku seorang anak adalah cerminan dari apa yang terdapat dalam dirinya. Jika ingin memperbaiki perilaku tersebut masuk dan lihatlah ke dalam apa yang perlu diperbaiki di sana. Ariesandi Sekolahorangtua.com Bab 4: Pengaruh Harga Diri SekolahOrangtua.com 9 Ariesandi S.,CHt.

Bab 4 Pengaruh Harga Diri


Apakah Pengaruh Harga Diri pada Kehidupan? Sekarang mulai makin jelas bahwa harga diri adalah suatu komponen penting dalam pembentukan konsep diri seorang anak yang nantinya akan dibawa terus hingga dewasa. Dari contoh kasus Lee Harvey Oswald dan Klien X di depan jelaslah bahwa harga diri mereka sangatlah jelek. Mereka ditolak oleh lingkungannya. Mereka diberi label negatif oleh lingkungannya. Sebagus apapun tindakan positif yang telah mereka lakukan tetap tidak mendapatkan penghargaan karena label rusak yang sudah terlanjur menempel pada diri mereka. Seorang anak ataupun orang dewasa yang memiliki harga diri yang baik akan memiliki kontrol emosi yang lebih baik karena mereka merasakan penerimaan yang cukup atas dirinya. Dengan begitu mereka merasa tak perlu bereaksi berlebihan untuk mendapatkan penghargaan atau perhatian. Dengan kata lain kita bisa melihat bahwa orang yang meledak-ledak menanggapi sesuatu hampir bisa dipastikan memiliki harga diri yang kurang sehat. Untuk itu ia perlu merendahkan orang lain agar dirinya nampak lebih tinggi. Selain itu seorang dengan harga diri sehat akan bisa menempatkan dirinya dengan mudah dalam berbagai situasi karena merasa aman secara emosi. Mereka bisa mengeluarkan pendapat dengan sangat mudah namun tetap respek pada yang lain dan bebas dari rasa takut terhadap pandangan orang lain. Pernahkah Anda menjumpai seorang yang takut terhadap pandangan orang lain? Ya ini cukup banyak kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Bayangkan jika ini terjadi pada seorang wiraniaga (agen asuransi, agen properti, pelaku MLM, pelaku bisnis) yang harus selalu mengenalkan bisnis atau produk mereka pada orang lain. Mereka akan mundur sebelum berperang. Mereka akan mengangkat telepon untuk membuat janji dengan prospek. Dan setelah telepon tidak diangkat atau pembantu di telepon mengatakan bahwa orang yang Anda cari sedang

keluar maka Anda akan merasakan kelegaan luar biasa. Aneh bukan, Anda berharap bisa ketemu untuk presentasi atau mengenalkan bisnis atau produk tetapi saat yang hendak dijumpai tidak ada malah senang. Seolah terbebas dari rasa bersalah karena tidak perlu mencari alasan bohong untuk menghindar dari tugas tersebut. Inilah salah satu ciri harga diri yang kurang bagus. Bab 4: Pengaruh Harga Diri SekolahOrangtua.com 10 Ariesandi S.,CHt. Kasus lain yang sering muncul adalah saat seseorang dihadapkan pada kemungkinan untuk naik jabatan atau memiliki karir ataupun bisnis yang lebih berkembang. Pada kasus ini harga diri yang kurang baik akan menyebabkan unjuk kerja rendah sehingga promosi jabatan atau bisnis yang lebih berkembang tidak terjadi dulu. Perhatikan apa yang terjadi di sini adalah semacam sabotase diri! Saya teringat salah seorang klien yang ingin naik jabatan tapi begitu diberi jabatan tersebut ia malah jadi stres dan tak bisa tidur sampai berhari-hari. Ia merasa dirinya masih belum layak memikul jabatan tersebut. Masalah khas harga diri rendah! Bagaimana pengaruh harga diri rendah pada seorang anak? Dalam banyak kasus anak-anak sering menjadi korban namun tidak disadari. Yang lebih celaka adalah penanganan dari orangtua dan guru tidak pernah sampai pada akar masalahnya. Yang ditangani adalah perilaku yang muncul di permukaan. Jika seorang anak berjalan-jalan di kelas mengganggu temannya maka ia langsung dihukum. Jika seorang anak melawak di kelas dan teman-temannya tertawa maka si anak langsung diperingati dan jika masih tidak mempan diperingati maka diminta keluar kelas. Saat di rumah pun perlakuan yang diterima anak dari orangtuanya tak jauh berbeda. Saat nilainya jelek maka diminta belajar lebih keras dan diberi PR lebih banyak. Jika masih belum berubah dipanggilkan guru les. Jika guru les masih belum bisa menghasilkan perubahan maka dicarikan guru les yang lebih galak yang tidak akan pulang sampai jam berapapun sebelum si anak bisa. Jadi kehidupan anak sangat terbatas sekali antara sekolah rumah atau tempat les pelajaran sekolah. Apa akibatnya? Harga diri anak makin jelek. Ia makin merasa dirinya tak mampu karena diberi pelajaran tambahan pun masih tetap nilainya jelek! Apalagi sampai gonta-ganti guru pun nilainya tetap jelek! Dalam benak anak Saya ini betul-betul anak yang tidak mampu belajar atau melakukan apapun yang diminta papa, mama dan guru! (citra diri jelek) Dan si anak akan berusaha mencari cara agar ia dihargai di luar lingkungan rumah dan sekolah. Video game adalah salah satunya. Ia menjadi jagoan di sana. Ia dihargai dengan poin-poin dan level kesulitan yang semakin menanjak. Teman-temannya menobatkan sebagai raja video game . Rokok dan minuman keras adalah yang berikutnya saat si anak menginjak remaja. Ia dianggap berani tampil beda dengan benda-benda ajaib itu. Teman-temannya menghargai keberaniannya menenggak minuman keras dan menghabiskan puluhan batang rokok. Harga diri semu melambung tinggi. Ia menjadi berarti di kalangan tersebut. Bab 4: Pengaruh Harga Diri SekolahOrangtua.com 11 Ariesandi S.,CHt. Hal lain lagi sebagai sarana untuk mendongkrak harga diri adalah dengan berpenampilan aneh. Kita semua pernah menjumpai anak remaja dengan gaya rambut acak-acakan dengan cat warna

warni. Atau remaja putri dengan rok mini super ketat dan atasan yang hanya sampai pusar. Atau asesoris mahal yang mereka gunakan sebagai sarana penambal harga diri yang kurang baik. Kasus anak-anak hingga masalah orang dewasa seperti di atas adalah kasus yang sering ditangani oleh para tim terapis kami di Sekolah Orangtua (www.sekolahorangtua.com) atau pun di Klinik Hipnoterapi Indonesia (www.akademihipnoterapi.com). Hampir bisa dikatakan semua kasus itu bermula dari rusaknya citra diri yang menghasilkan harga diri rendah. Dapatkah Anda bayangkan beberapa atau semua kasus yang saya sebutkan di atas terjadi pada anak Anda? Dari semua cerita di atas bisa kita simpulkan bahwa harga diri adalah : unsur penting dalam menentukan sikap dan kepribadian seseorang yang pada gilirannya akan menentukan prestasi hidupnya. Inilah kunci keberhasilan hidup! Semua orangtua menginginkan anaknya bahagia dan sukses. Namun di era informasi dan teknologi ini banyak orangtua tidak tahu kemana harus menuntun anaknya. Banyak hal-hal kecil namun penting dan mendasar terabaikan. Lebih dari itu tidak sedikit orangtua rela mengeluarkan uang ratusan ribu untuk makan dan jutaan lagi untuk membeli handphone canggih namun tidak untuk belajar menambah pengetahuan demi masa depan dirinya dan anaknya. Dapatkan berbagai jawaban penting di Program Pembelajaran SO Gold Membership dari SekolahOrangtua.com Bab 5: Menjaga dan Meningkatkan Harga Diri SekolahOrangtua.com 12 Ariesandi S.,CHt.

Bab 5 Menjaga dan Meningkatkan Harga Diri


Nah para pembaca sekalian, kita sekarang sampai pada bagian penting dari topik kali ini. Namun sebelumnya saya mengingatkan bahwa apa yang disampaikan di sini bukan dimaksudkan untuk menggantikan pelatihan ataupun penanganan holistik dari masalah harga diri yang dialami. Saat Anda telah melakukan saran-saran dalam buku ini dan masih mengalami masalah maka saatnya untuk mencari bantuan dari para praktisi yang telah mendapatkan pelatihan dan sertifikasi di bidang ini. Silakan kunjungi SekolahOrangtua.com untuk mendapatkan informasi ini. Sekarang mari kembali kepada topik penting kita. Bagaimana menjaga dan meningkatkan harga diri? Ada beberapa hal penting yang bisa kita lakukan untuk menjaga dan meningkatkan harga diri. Saya akan menyebutkan poin-poin pentingnya : yCobalah mengenang kembali keberhasilan yang pernah Anda capai. Jika membantu anak kita maka ingatkan dia tentang keberhasilan-keberhasilan yang pernah diraihnya. Ini bisa berupa pertanyaan yang mengingatkan sebuah momen, bisa juga dengan melihat simbol-simbol keberhasilan tersebut seperti piala, trophy, piagam ataupun medali. Ambil waktu sejenak untuk merenungkan itu semua. Gali potensi positif yang muncul

saat itu. Kuatkan diri sendiri (atau anak Anda) dengan kalimat-kalimat positif yang mencerminkan identitas diri positif. Tips penting saat melakukan teknik ini adalah jangan menyepelekan sekecil apapun keberhasilan yang pernah kita raih atau anak kita raih. Contoh keberhasilan kecil yang mungkin sering diremehkan adalah menolong seorang nenek menyeberang jalan saat sedang hujan deras, menepikan anak kucing yang kedinginan dan berada di tengah jalan saat kita sedang melaju kencang dan terburu-buru. yTuliskan kualitas positif diri Anda pada secarik kertas dan carilah cara atau kesempatan untuk melakukannya lagi. Kualitas positif ini bisa muncul juga saat Anda mengingat-ingat keberhasilan-keberhasilan yang telah Anda raih. yMinta sahabat Anda menuliskan kualitas positif yang Anda miliki. Anda bisa minta tolong pada 3 atau 5 sahabat Anda. Pastikan mereka adalah sahabat yang selama ini memang mau mendukung Anda dan dapat dipercaya. Katakan saja pada mereka sebuah alasan sederhana seperti ini misalnya Saya lagi diminta mengisi kuesioner untuk wawancara perusahaan ( atau untuk apapun yang Anda pandang masuk akal) dan kesulitan menjawab sebuah pertanyaan. Maukah kamu membantunya? Pertanyaannya adalah Bab 5: Menjaga dan Meningkatkan Harga Diri SekolahOrangtua.com 13 Ariesandi S.,CHt. saya diminta menuliskan kualitas positif diri saya sendiri. Bisakah minta tolong kamu berikan penilaian tersebut untuk saya? ySetiap malam menjelang tidur tuliskan 5 hal positif yang telah Anda lakukan pada hari tersebut. Ingat tuliskan hal positif sekecil apapun dan syukurilah, setelah itu berangkatlah tidur. Jika Anda saat ini sedang mengasuh dan membesarkan seorang anak maka perhatikan beberapa hal-hal berikut ini : Janganlah memberi mereka label-label negatif, karena itu akan menjadi kutukan yang terwujud Janganlah mengkritik mereka secara berlebihan. Kritikan berlebihan akan membuat mereka merasa tidak mampu. Arahkan dengan bijaksana melalui penggunaan kata-kata yang dirancang sedemikian rupa memenuhi rasa aman emosional mereka (penjelasan detil tentang teknik ini ada dibahas di paket pembelajaran Effective Communication in Parenting yang bisa Anda peroleh dari web site SekolahOrangtua.com. Saat hendak memotivasi anak-anak perhatikanlan tipe dan ciri setiap kepribadian. Tiap kepribadian memiliki cara motivasi yang berbeda. Saat kita mengatakan Ah masa begini saja tak bisa. Lihat kawanmu itu mudah sekali melakukannya. Masa kamu kalah sama dia? maka seorang anak akan langsung terpacu tetapi anak lain malah tidak terpacu dan kehilangan semangat. Rahasia memotivasi seorang anak / orang dewasa juga bisa Anda ikuti di paket produk pembelajaran berjudul Effective Communication in Parenting yang bisa Anda peroleh dari web site SekolahOrangtua.com. Janganlah menjelekkan seorang anak di depan orang lain atau di depan temantemannya Hindari membuang barang-barang kesayangannya Hindari memukul terutama saat ia telah berusia 6 tahun lebih Saat Anda selesai memarahinya maka peluklah dia dan katakan bahwa Anda tetap menyayanginya. Setelah itu ucapkan papa / mama percaya bahwa kamu pasti menjadi

lebih baik di lain waktu Jika ia telah bisa membaca, tulislah surat rahasia yang isinya menyatakan kekaguman Anda padanya dan berterima kasihlah karena mereka telah melakukan sesuatu yang menurut Anda benar Hargai mereka setiap melakukan keberhasilan sekecil apapun Dan hal-hal positif lainnya yang bisa membangkitkan pandangan positif seorang anak terhadap dirinya sendiri Untuk pembelajaran intensif mengenai Bagaimana Membangun Keluarga yang Harmonis, Sukses dan Bahagia, ikuti pembelajaran intensif SO Parenting Class. Baca detilnya.. 14 . Seorang therapist keluarga yang telah berpengalaman lebih dari 15 tahun dalam merubah kehidupan ratusan individu dan keluarga untuk menjadi pribadi yang luar biasa yang seharusnya memang dimiliki setiap pribadi dan terus aktif sampai sekarang untuk membantu individu dan keluarga meraih kembali takdirnya dalam kehidupan ini. Penulis 6 buku Bestseller Gramedia : Hypnoparenting: Menjadi Orangtua Efektif dengan Hypnosis Mathemagics: Cara Jenius Belajar Matematika Becoming a Money Magnet Manage Your Mind for Success Five Principles to turn Your Dreams into Reality Rahasia Mendidik Anak Agar Sukses dan Bahagia The Secret of Instant Change (segera terbit) Pendiri Sekolah Orangtua (www.sekolahorangtua.com) Pendiri Akademi Hipnoterapi Indonesia (www.akademihipnoterapi.com) Pendiri Klinik Hipnoterapi Indonesia (www.akademihipnoterapi.com) Pendiri kursus pengembangan dan pemberdayaan diri holistik yang diberi nama Mentor Kesuksesan (www.mentorkesuksesan.com) Pengusaha di bidang kebugaran Konsultan Pendidikan dan Konsultan Pemberdayaan Manusia di beberapa perusahaan 15 .

Buku-buku yang telah ditulis untuk kemajuan bangsa Indonesia : Segera terbit the Secret of Instant Change , yang akan membahas teknik untuk menetralisir muatan emosi negatif dengan sangat cepat. Teknik ini berguna untuk menghilangkan phobia, trauma ataupun untuk mengaktifkan Money magnet factors yang ada dalam diri setiap individu.

Aku sedih, kecewa. Aku merasa galau dan lebih pendiam dari biasanya. Gairah hidupku menurun drastis. Suatu hari di tengah rapuh perasaanku, aku ke luar dari rumah dan bertemu lelaki itu tanpa sengaja.

Surti: Aku merasa malam menjadi sangat panjang. Aku ingin cepat meraih pagi, bertemu matahari agar aku bisa mendengar suaranya menyapa gendang telingaku dan menemu wajahnya yang selalu membayang di pelupuk mataku. Cahaya fajar seolah membangunkanku dari tidur. Aku segera beranjak dari tempat tidur dan mulai membenahi pekerjaan rumah. Mengumpulkan semua pakaian kotor di dalam sebuah ember dan menuangkan bubuk detergen secukupnya. Setelah itu kusibak gordyn jendela. Kubuang puntung rokok Ardi di dalam asbak dan beberapa bekas bungkus kacang atom. Kucuci gelas bekas minuman kopi Ardi bersama gelas dan piring kotor lainnya. Setelah melaksanakan sholat Shubuh aku menjerang air, menyapu rumah kemudian mulai mencuci. Sepanjang tanganku bergerak di atas tumpukan pakaian kotor, aku merasa ada yang berbeda dalam hidupku. Aku menjadi lebih bersemangat menjalani rutinitasku. Aku juga merasa enjoy dengan diri dan hidupku. Dari bibirku mengalun sebuah lagu happy. Cinta satu malam, oh indahnya. Cinta satu malam buatku bahagia Gembira sekali kau hari ini, Tik. Pasti hatimu lagi senang ya, Ardi tiba-tiba muncul di depan pintu kamar mandi. Kehadirannya mengejutkanku. Memangnya artis saja yang boleh menyanyi, Bang? jawabku. Cepat-cepat kuselesaikan cucian dan menyiapkan sarapan untuk Ardi. Selagi memasak mie telor, Ardi yang sudah selesai mandi berdiri di belakangku. Sejauh mana terapi yang sudah kau lakukan, Tik? Apa kata tabib yang mengobatimu? tanyanya. Aku disuruh rajin terapi dan secara teratur minum obat yang diraciknya, Bang, kataku menunjuk sebuah gelas yang berisi ramuan dari beberapa tumbuhan tradisional. Dia mengatakan kapan kau akan hamil? tanyanya lagi. Aku memindahkan mie telur ke sebuah piring. Dia tidak pernah memastikan kapan aku bisa hamil, Bang. Kehamilan itu kan merupakan rahasia Tuhan, yang penting kita tetap berusaha untuk bisa punya anak, Apa perlu kita mencobanya pagi ini sebelum aku berangkat ke pabrik, Tik? bisik Ardi sambil memelukku dari belakang. Hatiku berdebar. Jangan sekarang, Bang. Pagi ini aku harus terapi lagi, ujarku melepaskan diri. Ardi menatapku agak lama, sebelum menghabiskan sarapannya. Aku hanya makan sedikit. Pikiranku tertuju ke tempat lain. Aku ke luar dari rumah dengan hati-hati, seperti seekor kucing yang ingin mengambil sesuatu di rumah tuannya dan takut ketahuan mencuri. Jantungku berdegup lebih cepat, rasanya ingin cepat sampai ke tujuan. Perasaanku berubah menjadi amat lega, ketika dari bangku angkot yang membawaku aku melihat lelaki itu ada di simpang jalan. Kau selalu terlambat. Selalu aku yang

lebih dulu sampai, katanya. Tentu saja kau lebih awal sampai. Kau tidak harus mengerjakan apa-apa di rumah seperti aku, sahutku sambil duduk di boncengan sepeda motornya. Kami berangkat menuju sebuah lokasi yang direncanakan Iwan. Berada di pinggiran kota, bukan saja nyaman untuk berteduh dari panas dan hujan, tetapi juga terletak di sebuah bukit yang di bawahnya mengalir sungai. Di sekitarnya ditumbuhi pohon dan bunga-bunga yang indah. Angin bertiup lembut membawa nuansa kesejukan. Sesekali terdengar suara burung-burung yang menyatu dengan nuansa alam. Wan, kenapa ya aku selalu terngiang-ngiang kata-kata Kak Mirna? Aku tak ubahnya kue bolu yang bantut. Aku seperti ladang kering yang tidak menghasilkan tanaman. Mungkin baginya aku seperti gurun pasir yang gersang. Hei, dengar. Kau tidak seperti itu. Kalau kau sakit, pasti ada obat yang akan menyembuhkanmu. Begitu juga kalau kau ingin hamil, banyak cara yang dapat kau lakukan untuk mencapai keinginanmu. Lagipula tidak sepantasnya kakak iparmu terlampau ikut campur dalam urusan rumah tangga kalian, Kau orang yang paling memahamiku, Wan. Kalau tak ada kau, entah bagaimana rapuhnya aku. Kau harus yakin. Aku akan mengobatimu. Kau harus rajin mengikuti arahanku, mengkomsumsi ramuan yang telah kuracik. Aku akan terus berusaha untuk mewujudkan impianmu. Aku menganggukkan kepala, menatap lelaki di hadapanku tanpa canggung. Sebelum kami bisa sedekat ini, acapkali aku merasa ditikam sunyi dan hampa, seolah aku tenggelam di antara keramaian dunia. Lima belas tahun menikah tanpa kehadiran seorang anak dari rahimku membuat cap jelek terarah padaku. Aku sedih, kecewa. Aku merasa galau dan lebih pendiam dari biasanya. Gairah hidupku menurun drastis. Suatu hari di tengah rapuh perasaanku, aku ke luar dari rumah dan bertemu lelaki itu tanpa sengaja. Entah kenapa lelaki itu seolah dapat merasakan apa yang kurasakan. Kata-katanya menentramkan hatiku. Perhatiannya membuatku seperti disiram kesejukan. Surti, kau sedang memikirkan apa? Sudahlah, kau jangan terlalu keras berfikir. Aku tidak suka melihat wajah cantikmu berubah tegang dan lelah, lelaki itu menyentuh kepalaku tanpa malumalu dan membelai rambutku. Aku mengangguk. Kali ini kubenamkan kepalaku di dadanya. Ardi: Senja mulai jatuh, matahari sebentar lagi beranjak ke peraduannya. Sejak ke luar dari pabrik tempatku bekerja, hatiku tidak tenang. Setiapkali Surti pergi untuk terapi, dia akan pulang setelah maghrib, karena harus mengantri di tempat praktek tabib. Sembari mengendarai sepeda motorku di jalan, aku memikirkan Surti. Tiba-tiba hatiku dilanda resah. Sejak awal sampai sekarang, aku tidak pernah diikutsertakan menjalani terapi. Surti tidak pernah memberiku ramuan khusus agar dapat kukomsumsi. Bukankah sebagai suami Surti, aku harusnya ikut juga diperiksa? Sampai sekarang aku bahkan tidak tahu seperti apa tabib yang menerapi Surti. Demi melihat semangat yang menyala di dalam dirinya, aku menahan diriku untuk bertanya padanya.

Aku kini tidak akan tinggal diam. Aku akan terus memantau gerak gerik Surti. Aku ingin sekali tahu tentang apa dan bagaimana terapi yang dilakukannya selama ini. Aku tidak ingin terus membiarkan perasaan tidak menentu bersarang di dalam hatiku. Surti: Bau busuk itu tercium juga, meski sepandai-pandainya aku menutupinya. Ardi melihatku sedang berboncengan bersama lelaki itu di jalan. Aku gemetar, seluruh tubuhku ikut bergetar. Sampai di rumah aku tak sanggup mengangkat wajahku di depannya. Sapu yang kupegang terjatuh. Gelas berisi kopi yang akan kuberikan untuk Ardi terlepas dari tanganku, terpelanting jatuh dan pecah di lantai, isinya tumpah dan mengenai celana jeans Ardi. Belum pernah aku merasa ketakutan seperti ini. Siapa laki-laki itu, Tik? Kenapa kau bisa berada di boncengannya? Jadi selama ini kau telah membohongiku dengan minta izin keluar rumah untuk terapi, nyatanya kau pergi bersama laki-laki itu? suara Ardi berubah keras dan diwarna emosi. Aku tidak bisa berkutik. Diam bagai patung. Seperti seekor kucing yang telah ketahuan oleh tuannya mencuri ikan dan dimarahi habis-habisan. Ardi terus memberondongku dengan pertanyaan-pertanyaannya. Seperti rentetan bunyi senjata yang dilepas seorang aktor di film laga terhadap musuh-musuhnya. Apalah dayaku, tanpa menunggu waktu lama aku pun mengungkapkan semuanya. Kuceritakan dari awal aku bertemu lelaki itu, bagaimana dia memperhatikanku dan seolah mengetahui seluk beluk rahimku yang sunyi. Dia bahkan mempunyai cara untuk mewujudkan impianku memiliki keturunan. Entah kenapa aku begitu mempercayainya, mengikuti semua arahannya. Sampai-sampai kuberikan apa yang seharusnya selalu kujaga dan kuharamkan buat orang lain kepadanya. Sunyi. Tak ada makian atau pukulan Ardi mengenai anggota tubuhku. Tiba-tiba aku seperti dibangunkan dari sebuah mimpi buruk. Kupeluk tubuh Ardi yang geming, kucium tangannya bercampur linangan air mataku. Terduduk aku di atas lantai, memeluk lututnya sembari mengucapkan kata maaf yang mungkin terdengar sumbang di telinganya. Tubuhnya membalik dariku, lalu terdengar rintihan suara tangisnya disertai suara pukulan tangannya ke dinding rumah kontrakan kami. Ardi: Kau hanya punya dua cara, memaafkannya atau menceraikannya. Tinggal kau pilih yang mana. Terserah kau. Asal kau jangan nekat membunuh orang. Seumur hidup kau tak akan tenang. Sebuah suara bergaung dari bilik hatiku yang tengah mengusung amarah dan sakit hati. Aku geming sekian lama, tak tahu apa yang harus kulakukan dan apa yang harus kupikirkan. Bagaimanapun aku tidak akan menyalahkan istriku atas semua ini. Aku sangat mengenal Surti selama lima belas tahun perkawinan kami, ditambah masa pacaran selama dua tahun. Mungkin ketika Surti sedang rapuh dan butuh pegangan atas problem yang terjadi dalam rumah tangga kami, laki-laki itu hadir seolah menjadi pahlawan baginya. Dia membuat surti melupakan aku, rumah tangga kami dan segala-galanya. Bagi Surti kini lelaki itulah segalanya. Lelaki yang tidak jelas pekerjaannya dan tinggal di sebelah kelurahan kami bersama istri dan anaknya. Aku tidak akan menyakiti surti, karena aku mencintainya, tapi aku membenci lelaki itu. Tidak pernah aku sangka, di balik terapi Surti selama ini, Iwanlah yang berperan sebagai aktor

sekaligus sutradara untuk semua kebohongan yang diciptakannya. Tabib palsu, bohongbohongan, fiktif. Tabib kurang ajar. Tidak perlu ada kompromi atau negosiasi untuk sebuah langkah menebus harga diri! Itu yang ada dalam pikiranku kini. Tiba-tiba terlintas rencana-rencana di otakku. Lelaki itu saja bisa menjadi sutradara yang ulung, kenapa aku tidak? Surti: Tunggu aku di simpang jalan itu. Kita harus bertemu. Aku kangen kau, hatiku berdebar kencang membaca sms dari Iwan. Aku menggeleng kuat. Tidak mungkin, bisik hatiku. Aku tidak memiliki keberanian untuk menemui lelaki itu lagi. Sungguh! Tapi Ardi memberitahukan kalau dia lembur malam ini, bisik hatiku lagi. Aku akhirnya memilih untuk pergi. Sampai di simpang jalan itu, mataku membelalak lebar. Seketika tangisku pecah. Langit di atasku seakan rubuh menimpaku. Di antara keramaian orang-orang, aku melihat dua tubuh lelaki tergeletak penuh memar dan bersimbah darah. Apa yang terjadi? Ardi, bagaimana dia bisa berada di tempat ini, sedangkan dia mengatakan lewat sms bahwa dia akan lembur malam ini? Dan Iwan, bagaimana dia bisa mengirimkan pesan singkat yang beberapa menit lalu kuterima? Aku jatuh terjerembab di tanah dengan kecamuk tanya yang tidak mampu aku temukan jawabannya. Tiba-tiba di tengah deras air mataku, aku merasakan tubuh Ardi bergerak di pangkuanku. Separuh matanya yang memar dan terluka menatapku. Surti sayang, aku menang. Aku telah mengalahkan lelaki itu lewat pertarungan yang hebat. Aku menang, Tik, lalu mata itu kembali terpejam.

Pernahkah saudara menyaksikan pagelaran tari topeng? Ketika seseorang mengenakan topeng (mask) di wajahnya, maka akan tampil suatu ciri kepribadian yang sangat berbeda dengan kehidupan sesungguhnya dari orang yang mengenakannya. Seandainya yang mengenakan topeng dalam suatu pagelaran seni tersebut adalah salah seorang teman atau saudara yang semula kita kenal baik, maka kita juga tidak dapat mengenal identitas diri mereka lagi. Dengan topeng, seseorang dapat memerankan sosok diri yang sangat berbeda. Sebab identitas dirinya semula telah lenyap dan berganti dengan identitas diri yang lain. Sebenarnya kata persona yang menjadi kata dasar dari person (orang), personal (pribadi, perorangan), dan personality (kepribadian) sebenarnya berasal dari istilah Roma kuno. Dalam pemahaman orang Roma kuno, istilah persona berarti topeng (mask); selain itu persona (topeng) juga untuk menunjuk seseorang yang memiliki secara penuh kewarganegaraan Roma. Saat seseorang memiliki secara penuh kewarganegaaran Roma, maka dia wajib memiliki identitas diri yang baru. Sebagai warganegara Roma, dia kini memiliki hak dan kewajiban yang saling mengikat sehingga dia tidak boleh bertingkah-laku sesuka hatinya.

Dalam kehidupan sehari-hari kita juga sering mengenakan topeng dalam berbagai bentuk, yaitu sikap yang mencoba untuk menyembunyikan jati-diri yang sesungguhnya agar orang-orang di sekitar kita tidak dapat mengetahui watak asli kita yang sesungguhnya Untuk itu dengan wajah bertopeng yang demikian, kita akan berusaha menampilkan wajah yang selalu manis dan ramah padahal sesungguhnya hati kita saat itu penuh dengan kemarahan, iri-hati dan kebencian. Dengan penggunaan topeng kepribadian, maka umumnya kita akan diterima dengan baik oleh semua pihak. Sebab kita dapat menampilkan wajah yang selalu berubah-ubah sesuai dengan kehendak dan harapan orang-orang di sekitar kita. Pengertian topeng kepribadian dalam konteks ini menunjuk upaya penyembunyian diri yang asli dan kemampuan untuk berubah-ubah seperti bunglon, namun secara esensial dia tidak memiliki identitas diri yang telah diperbaharui. Jadi sepertinya topeng kepribadian berhasil memberi kesan dan bentuk identitas diri yang baik dan mungkin mengesankan terhadap diri seseorang; tetapi sesungguhnya dia penuh dengan kemunafikan/kepalsuan diri. Namun semua topeng kepribadian tersebut akan segera terlepas dan terlihat wajah aslinya saat dia mengalami kesusahan, hal-hal yang pahit dan mengecewakan. Wajah aslinya ternyata adalah sikap egoisme, sikap iri-hati, pendendam, haus pujian, berpikiran picik dan berjiwa kerdil. Dengan demikian makna identitas diri yang baru seharusnya jauh dari sikap munafik atau sikap pura-pura. Jadi makna identitas diri yang baru pada hakikatnya menunjuk kepada pola kehidupan yang telah diperbaharui secara esensial, sehingga dia mampu meninggalkan segala sifat-sifat atau karakternya yang lama dan tidak terpuji. Sesuai dengan namanya, Yakub yang berarti penipu dia sering mempraktekkan kelicikannya untuk merebut hak kesulungan Esau, kakaknya dengan sepiring bubur kacang merah dan roti (Kej. 25:29-34). Yakub juga berhasil merebut berkat kesulungan yang seharusnya diberikan Ishak kepada Esau dengan cara menempelkan bulu-bulu di tangannya sehingga Ishak, ayahnya yang matanya buta menyangka bahwa dirinya adalah Esau (Kej. 27:18-29). Ini menunjukkan jati diri Yakub yang sesungguhnya adalah seorang pandai namun licik. Dia pandai memanfaatkan kekurangan dan kelemahan kakaknya Esau yang kurang mampu berpikir panjang, sehingga Esau mau menjual hak kesulungannya dengan sepiring bubur kacang merah dan roti. Yakub juga pandai memakai topeng untuk mengelabuhi Ishak ayahnya dengan berperan seolah-olah dirinya adalah Esau sehingga ayahnya memberikan berkat kesulungan atas dirinya. Namun akibat ulahnya yang licik itu, sejak itu Yakub harus melarikan diri dari rumah ayah dan ibunya karena Esau sangat mendendam dan ingin membunuh dirinya. Dia kemudian lari ke daerah Padan-Aram untuk menemui pamannya yang bernama Laban di Haran. Setelah cukup lama Yakub bekerja di Laban dan memperoleh 4 orang isteri, maka Yakub kemudian lari meninggalkan rumah Laban. Ternyata kehidupan Yakub ditandai oleh berbagai macam ketakutan dan kegelisahan. Yakub harus menanggung hukuman atas kelicikan dan penipuan yang telah ia lakukan, sehingga dia harus sering melarikan diri. Saat itu Yakub juga sedang gelisah dan takut untuk berjumpa dengan Esau, kakaknya. Untuk itu Yakub mengirimkan banyak persembahan kepada Esau dengan tujuan agar Esau tidak membunuh dia. Persembahan yang dikirimkan Yakub kepada Esau bukan karena ungkapan yang tulus dan kasih dari seorang adik kepada kakaknya; tetapi persembahan itu diberikan agar dapat menyenangkan dan melunakkan hati Esau, sebab Yakub sendiri sedang gelisah dan takut (Kej. 32:20-21). Orang-orang yang memiliki karakter seperti Yakub sering tidak mampu membedakan makna persembahan sebagai suap dengan persembahan sebagai ungkapan kasih. Hal ini terjadi karena mereka belum mengalami pembaharuan hidup dengan identitas diri yang baru.

Namun Allah yang penuh kasih-karunia itu tidak membiarkan Yakub untuk terus-menerus hidup dengan topeng kepribadian yang licik dan berjiwa penipu. Saat Yakub melakukan penyeberangan di sungai Yabok, seorang malaikat Tuhan menyerang dan bergulat dengan dia. Mereka berdua bergulat sampai fajar menyingsing (Kej. 32:24). Dalam pergulatan tersebut tampaknya Yakub yang pernah diberkati oleh Ishak, ayahnya dengan berkat kesulungan menjadi tidak terkalahkan. Maka malaikat Tuhan tersebut segera memukul sendi pangkal paha Yakub sehingga dia terpelecok dan menjadi pincang. Pukulan yang melumpuhkan dari malaikat Tuhan tersebut mempunyai makna simbolis yaitu untuk menghentikan kehidupan Yakub yang sering melarikan diri dari satu tempat ke tempat yang lain. Kini Yakub harus berjalan pincang. Dia tidak dapat lagi berjalan dan lari seperti sebelumnya. Untuk itu Yakub membutuhkan berkat yang baru dari Allah untuk memberi peneguhan. Sebab berkat Allah yang sebelumnya diperoleh Yakub dengan cara yang licik dan menipu; maka dia membutuhkan berkat Allah yang mampu mengubah identitas dirinya yang lama dan meneguhkan identitas dirinya yang baru. Itu sebabnya nama Yakub diubah menjadi Israel (Kej. 32:28). Yakub diberi nama Israel karena Allah berkenan memberkati dia (Kej. 32:29), setelah dia bergumul dengan Allah dan menang. Tentunya pengertian kemenangan Yakub di sini bukan untuk menunjukkan seseorang yang berhasil mengalahkan Allah dengan kekuatannya. Yakub diberi Allah sebuah kemenangan berdasarkan kasih karuniaNya. Itu sebabnya di Kej. 32:30 Yakub menamai tempat itu Pniel, sebab katanya: Aku telah melihat Allah berhadapan muka, tetapi nyawaku tertolong!. Berkat keselamatan Allah diperoleh Yakub di sungai Yabok bukan berdasarkan hasil tipu daya dan kelicikannya; tetapi karena kasih-karunia dan pemilihan Allah atas dirinya. Peneguhan berkat Allah tersebut juga memampukan Yakub untuk menjumpai dan berdamai dengan Esau, kakaknya yang pernah ditipu dan diperdaya. Transformasi terhadap identitas diri kita hanya akan terjadi ketika kita membiarkan Allah memukul dan meruntuhkan kekuatan atau kebanggaan kita. Selama kita merasa diri kuat, berjaya, dan selalu dapat melakukan apa yang dikehendaki akan memperkuat kristalisasi terhadap jati-diri kita yang lama. Dengan kristalisasi terhadap jati-diri kita yang lama itu, justru makin menyulitkan diri kita untuk terus berubah dan mengalami pembaharuan hidup. Sebab dengan topeng diri kita yang makin menyatu dengan struktur kepribadian yang ada, maka kita sering tidak mampu lagi untuk membedakan realitas kebenaran dengan kecurangan, keadilan dengan kelaliman, kemuliaan dengan kehinaan, antara iman dengan keyakinan diri, dan antara kasih dengan kebencian. Itu sebabnya kita sering menjumpai seseorang yang terus-menerus hidup dengan topeng diri sampai akhir hayatnya. Dia tidak pernah berani menatap wajah asli yang dimilikinya. Apabila ada orang atau teman yang berusaha membantu untuk menunjukkan wajah asli yang dimilikinya, maka dia akan segera menyerang dan membenci mereka. Dia lebih menyukai kepalsuan dan kemunafikan dirinya; dan tidak pernah mau berubah. Orang-orang dengan karakter demikian sering melupakan satu hal yang prinsipial dalam hidup ini yaitu bahwa dia memang bisa menipu banyak orang, tetapi dia tidak dapat menipu setiap orang. Akibatnya di saat dia merasa mampu terus menipu dan membohongi banyak orang, pada saat itulah tibatiba seluruh topeng diri yang dikenakan akan segera terlepas. Seluruh kekuatan dan kehebatan dirinya segera sirna dan tersingkaplah seluruh kebobrokan moral yang selama ini mampu disembunyikan dengan sangat rapi. Seandainya topeng diri tersebut belum pernah tersingkap, bukan berarti orang tersebut dapat hidup dengan tenang dan tenteram. Sebaliknya seseorang yang terus hidup dalam kristalisasi topeng diri akan selalu hidup dalam kegelisahan, kecemasan dan ketakutan yang membuat dia untuk selalu lari dari satu tempat ke tempat yang lain.

Yakub telah memperoleh berkat yang istimewa dari Allah dengan identitas diri yang baru sebagai Israel. Tetapi identitas dirinya sebagai Israel harus ditandai dengan keadaan fisik yang tidak menyenangkan. Sebab setelah Yakub menerima berkat Allah, dia harus berjalan pincang sebab pangkal pahanya terpelecok. Setiap berjalan, Yakub harus merasakan sakit di pangkal pahanya dan tidak memungkinkan dia untuk berjalan dengan cepat dan leluasa. Dia kini harus berjalan tertatih-tatih, serba perlahan, serba terbatas dan kadang-kadang dia harus membutuhkan bantuan orang lain. Tetapi dengan kondisi fisik yang demikian Yakub justru makin belajar apa artinya bersandar kepada Allah. Berkat khusus dari Allah yang serba berlimpah kepada Yakub, kini harus dihayati dalam keterbatasan dan kelemahan fisiknya. Dia tidak bisa lari secepat dahulu; tetapi justru dalam ritme jasmaniah yang serba melambat itu Allah telah meletakkan berkat keselamatan yang istimewa bagi Yakub. Bahkan berkat Allah tersebut melampaui keterbatasan hidupnya, sebab berkat Allah juga akan terus berlanjut sampai kepada keturunannya. Umat Israel sebagai keturunan dari Yakub selalu mengenang peristiwa pergumulan Yakub melawan malaikat Tuhan, yaitu bagaimana malaikat Tuhan tersebut berhasil melumpuh kekuatan fisik dari bapa leluhurnya. Itu sebabnya umat Israel sampai sekarang tidak makan daging yang menutupi sendi pangkal paha (Kej. 32:32). Dalam hal ini umat Israel mengenang dengan tidak makan daging yang menutupi sendi pangkal paha untuk mengingat agar mereka tidak lagi bersikap seperti Yakub, bapa leluhurnya. Sebagai umat, mereka telah diberkati Allah dengan berkat yang berlimpah-limpah; namun berkat Allah tersebut perlu direspon dengan kerendahan hati yaitu terus belajar bersandar kepada Allah. Israel perlu menghayati bahwa berkat Allah tersebut seharusnya membawa perasaan damai dan sejahtera; karena itu mereka tidak perlu gelisah dengan lari ke sana kemari untuk memperoleh perlindungan dan keselamatan. Bukankah kehidupan kita seperti Yakub yang juga masih sering dibelenggu oleh perasaan gelisah dan cemas sehingga kita harus lari ke sana kemari, padahal kita telah memperoleh jaminan keselamatan yang pasti di dalam karya penebusan Kristus? Selama kita mengenakan topeng diri yaitu kemunafikan, maka kita akan terus berlari ke sana kemari dengan perasaan gelisah. Tetapi saat kita mengenakan berkat Allah sebagai sumber kekuatan bagi identitas diri yang baru, maka kehidupan kita akan dipenuhi oleh keselamatan dan damaisejahtera. Selaku Israel yang baru, kita telah ditebus oleh Kristus dan memperoleh identitas baru sebagai umat Allah. Itu sebabnya kita dipanggil untuk menyalurkan dan mengkomunikasikan berkat keselamatan Allah kepada banyak orang. Di Mat. 14:14 menyaksikan bagaimana orang banyak yang tetap mengelilingi Yesus sampai hari mulai sore. Lalu para murid Tuhan Yesus berkata demikian: Tempat ini sunyi dan hari sudah mulai malam. Suruhlah orang banyak itu pergi supaya mereka dapat membeli makanan di desa-desa." Dalam hal ini para murid Yesus mengajukan suatu solusi yang sangat praktis dan ekonomis yaitu agar Tuhan Yesus segera membubarkan orang banyak yang ada di sekelilingNya, dan menyuruh mereka membeli makanan di desa-desa sekitar. Tetapi Tuhan Yesus tidak memilih solusi yang serba praktis dan ekonomis tersebut. Dia berkata: "Tidak perlu mereka pergi, kamu harus memberi mereka makan." Dengan identitas yang baru, Tuhan Yesus mengingatkan agar kita selaku gerejaNya selalu mau peduli dan memperhatikan kebutuhan yang mendasar dari umat manusia. Gereja tidak boleh membubarkan umat atau orang-orang yang sedang haus memperoleh makanan rohani dan kebenaran. Setiap umat yang percaya dipanggil untuk bertanggungjawab dengan memberi makan kepada orang-orang yang ada di sekitarnya. Sebab setiap umat yang percaya sebenarnya memiliki sesuatu yang ada pada diri mereka, dan mereka harus yakin bahwa Allah akan

memberkati apa yang mereka miliki untuk menjadi berkat bagi banyak orang. Ketika para murid berkata: "Yang ada pada kami di sini hanya lima roti dan dua ikan" (Mat. 14:17), Tuhan Yesus justru menyuruh membawa lima roti dan dua ikan itu kepadaNya. Sesudah Tuhan Yesus mengucap berkat dan memecah-mecahkan 5 roti, Dia segera memberikan roti tersebut kepada murid-muridNya untuk diteruskan dan dibagikan kepada orang banyak. Dalam peristiwa ini para murid juga memperoleh peran yang sangat penting yaitu membagi-bagikan roti kepada orang banyak, sehingga semua orang akhirnya dapat makan sampai kenyang. Tuhan Yesus tidak langsung memberikan roti tersebut kepada orang banyak, tetapi Dia melibatkan secara aktif para muridNya sebagai kawan sekerjaNya. Jadi para murid bukan sekedar para penonton, tetapi mereka menjadi para pelaku dari pekerjaan penggandaan roti untuk memberi makan kepada orang banyak yang sedang lapar. Sebelum mengenal Tuhan Yesus, para murid adalah orang-orang yang selalu berpikiran serba praktis dan ekonomis terhadap sesama yang sedang miskin dan kelaparan. Mereka sama seperti pola kehidupan Yakub sebelum bergumul dengan Allah, yaitu selalu pandai menyiasati situasi orang-orang yang lemah dan miskin. Itu sebabnya mereka selalu mampu mengeruk keuntungan dari kesusahan orang lain. Tetapi setelah menjadi kawan sekerja Kristus, para murid memperoleh identitas dan peran yang baru yaitu menjadi penyalur berkat keselamatan Allah kepada banyak orang. Saat mereka membagikan roti kepada orang banyak, para murid harus belajar menahan diri untuk tidak makan terlebih dahulu. Mereka harus memprioritaskan terlebih dahulu kebutuhan orang banyak, barulah setelah itu mereka boleh menikmati berkat makanan yang disediakan oleh Kristus. Inilah pengejawantahan dari identitas diri yang baru sebagai umat Allah, yaitu selalu mengutamakan kepentingan sesama dari pada kepentingan diri sendiri! Tangan mereka selalu terulur dan siap membantu sesama yang sedang menderita, walau sebenarnya mereka saat itu juga sedang kekurangan dan keterbatasan secara fisik. Tetapi ketika mereka mengulurkan tangan dan menyalurkan berkat-berkat Allah, mereka selalu dilengkapi oleh Allah dan tidak pernah kekurangan. Dalam keterbatasan dan kelemahan yang mereka miliki, mereka dipakai oleh Allah sebagai penyalur berkat keselamatan. Jika demikian, bagaimanakah pola kehidupan kita saat ini? Apakah kehidupan kita masih mengenakan topeng dan identitas diri yang lama, yaitu selalu berusaha memperdaya orang-orang yang kita anggap bodoh dan lemah? Ataukah kehidupan kita saat ini telah diperbaharui dengan identitas yang baru sehingga kita selalu berusaha secara optimal dan segenap hati untuk menyalurkan berkat-berkat keselamatan Allah bagi banyak orang? Manakala kehidupan kita ditandai dengan identitas yang baru, maka kita akan semakin belajar untuk terus bersandar kepada Allah dan kuasa anugerahNya. Sehingga kita tidak lagi bersikap seperti Yakub yang merasa mampu memiliki akal yang banyak dan pengetahuan yang luas, tetapi menggunakan semua kelebihan tersebut untuk memperdaya orang lain. Justru ketika kita memiliki identitas yang baru sebagai umat percaya, kita akan memanfaatkan semua kelebihan dan keterbatasan kita untuk menjadi berkat keselamatan bagi banyak orang. Amin.

Faktor yang mempegaruhi harga diri meliputi penolakan orang tua, harapan orang tua yang tidak relistis, kegagalan yang berulang kali, kurang mempunyai tanggungjawab personal, ketergantungan pada orang lain dan ideal diri yag tidak realistis. Sedangkan menurut Dariuszky (2004) yang menghambat perkembangan harga diri adalah : Perasaan takut , yaitu kekhawatiran atau ketakutan (fear). Dalam kehidupan sehari-hari individu harus menempatkan diri di tengah-tengah realita. Ada yang menghadapi fakta-fakta kehidupan dengan penuh kebenaran, akan tetapi ada juga yang menghadapinya dengan perasaan tidak berdaya. Ini adalah tanggapan negatif terhadap diri, sehingga sekitarnya pun merupakan sesuatu yang negatif bagi dirinya. Tanggapan ini menjadikan individu selalu hidup dalam ketakutan yang akan mempengaruhi seluruh alam perasaannya sehingga terjadi keguncangan dalam keseimbangan kepribadian, yaitu suatu keadaan emosi yang labil. Maka dalam keadaan tersebut individu tidak berpikir secara wajar, jalan pikirannya palsu, dan segala sesuatu yang diluar diri yang dipersepsikan secara salah. Dengan demikian tindakan-tindakannya menjadi tidak adekuat sebab diarahkan untuk kekurangan dirinya. Keadaan ini lama kelamaan tidak dapat dipertahankan lagi, yang akhirnya akan menimbulkan kecemasan, sehingga jelaslah bahwa keadaan ini akan berpengaruh pada perkembangan harga dirinya. Perasaan salah yang pertama dimiliki oleh individu yang mempunyai pegangan hidup berdasarkan kesadaran dan keyakinan diri, atau dengan kata lain individu sendiri telah menentukan criteria mengenai mana yang baik dan buruk bagi dirinya Perasaan salah yang kedua adalah merasa salah terhadap ketakutan, seperti umpamanya orangtua. Keadaan ini kemudian terlihat dalam bentuk kecemasan yang merupakan unsur penghambat bagi perkembangan kepercayaan akan diri sendiri.

Faktor yang mempegaruhi harga diri meliputi penolakan orang tua, harapan orang tua yang tidak relistis, kegagalan yang berulang kali, kurang mempunyai tanggungjawab personal, ketergantungan pada orang lain dan ideal diri yag tidak realistis. Sedangkan menurut Dariuszky (2004) yang menghambat perkembangan harga diri adalah : Perasaan takut , yaitu kekhawatiran atau ketakutan (fear). Dalam kehidupan sehari-hari individu harus menempatkan diri di tengah-tengah realita. Ada yang menghadapi fakta-fakta kehidupan dengan penuh kebenaran, akan tetapi ada juga yang menghadapinya dengan perasaan tidak berdaya. Ini adalah tanggapan negatif terhadap diri, sehingga sekitarnya pun merupakan sesuatu yang negatif bagi dirinya. Tanggapan ini menjadikan individu selalu hidup dalam ketakutan yang akan mempengaruhi seluruh alam perasaannya sehingga terjadi keguncangan dalam keseimbangan kepribadian, yaitu suatu keadaan emosi yang labil. Maka dalam keadaan tersebut individu tidak berpikir secara wajar, jalan pikirannya palsu, dan segala sesuatu yang diluar diri yang dipersepsikan secara salah.

Dengan demikian tindakan-tindakannya menjadi tidak adekuat sebab diarahkan untuk kekurangan dirinya. Keadaan ini lama kelamaan tidak dapat dipertahankan lagi, yang akhirnya akan menimbulkan kecemasan, sehingga jelaslah bahwa keadaan ini akan berpengaruh pada perkembangan harga dirinya. Perasaan salah yang pertama dimiliki oleh individu yang mempunyai pegangan hidup berdasarkan kesadaran dan keyakinan diri, atau dengan kata lain individu sendiri telah menentukan criteria mengenai mana yang baik dan buruk bagi dirinya Perasaan salah yang kedua adalah merasa salah terhadap ketakutan, seperti umpamanya orangtua. Keadaan ini kemudian terlihat dalam bentuk kecemasan yang merupakan unsur penghambat bagi perkembangan kepercayaan akan diri sendiri.
Penatalaksanaan harga diri

Pendahuluan Peristiwa- peristiwa traumatik seperti bencana alam, konflik berkepanjangan yang dialami oleh saudara-saudara kita telah meninggalkan dampak yang serius. Mereka mengalami kehilangan baik pekerjaan, harta benda, maupun saudara. Dampak kehilangan-kehilangan tersebut sangat mempengaruhi persepsi individu akan kemampuan dirinya, yang berakibat dapat mengganggu harga diri seseorang. Biasanya harga diri sangat rentan terganggu pada saat remaja dan usia lanjut. Dari hasil riset ditemukan bahwa masalah kesehatan fisik mengakibatkan harga diri rendah. Harga diri tinggi terkait dengam ansietas yang rendah, efektif dalam kelompok dan diterima oleh orang lain. Sedangkan harga diri rendah terkait dengan hubungan interpersonal yang buruk dan resiko terjadi harga diri rendah dan skizofrenia. Gangguan harga diri dapat digambarkan sebagai perasaan negatif terhadap diri sendiri termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri. Harga diri rendah dapat terjadi secara situasional (trauma) atau kronis (negatif self evaluasi yang telah berlangsung lama). Dan dapat di ekspresikan secara langsung atau tidak langsung (nyata atau tidak nyata). Pengkajian Harga diri rendah merupakan komponen Episode Depresi Mayor, dimana aktifitas merupakan bentuk hukuman atau punishment (Stuart & Laraia, 2005). Depresi adalah emosi normal manusia, tapi secara klinis dapat bermakna patologik apabila mengganggu perilaku sehari-hari, menjadi pervasif dan muncul bersama penyakit lain. Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi negativ terhadap diri sendiri dan kemampuan diri. Berikut ini adalah tanda dan gejala harga diri rendah :

1. 2. 3. 4. 5.

Mengkritik diri sendiri Perasaan tidak mampu Pandangan hidup yang pesimis Penurunan produktifitas Penolakan terhadap kemampuan diri

Selain data diatas, kita dapat juga mengamati penampilan seseorang dengan harga diri rendah, yang terlihat dari kurang memperhatikan perawatan diri, berpakaian tidak rapi, selera makan kurang, tidak berani menatap lawan bicara, lebih banyak menunduk, bicara lambat dengan nada suara lemah. Pengumpulan data yang dilakukan oleh perawat meliputi perilaku yang objektif dan teramati serta bersifat subjektif dan dunia dalam pasien sendiri. Faktor presdisposisi Berbagai faktor menunjang terjadinya perubahan dalam konsep diri seseorang. Faktor ini dapat dibagi sebagai berikut : 1. Faktor yang mempengaruhi harga diri meliputi, penolakan orang tua, harapan orang tua yang tidak realistis, kegagalan yang berulang kali, kurang mempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan pada orang lain dan ideal diri yang tidak realistis. 2. Faktor yang mempengaruhi penampilan peran adalah, steriotip peran seks, tuntutan kerja, dan harapan peran kultural. 3. Faktor yang mempengaruhi identitas personal meliputi, ketidak percayaan orang tua, tekanan dari kelompok sebaya dan perubahan dalam struktur sosial.

Diagnosa keperawatan Diagnosa keperawatan terhadap kasus harga diri rendah didapat melalui observasi, wawancara ataupun pemeriksaan fisik bahkan melalui sumber sekunder, maka perawat dapat menegakkan diagnosa keperawatan pada pasien sebagai berikut : Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah

1. Resiko perubahan sensori persepsi berhubungan dengan harga diri rendah. 2. Isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah. 3. Gangguan harga diri : harga diri rendah berhubungan dengan tidak efektifnya koping individu : koping defensif. Konsep diri sangat erat kaitannya dengan diri individu. Kehidupan yang sehat, baik fisik maupun psikologi salah satunya di dukung oleh konsep diri yang baik dan stabil. Konsep diri adalah hal-hal yang berkaitan dengan ide, pikiran, kepercayaan serta keyakinan yang diketahui dan dipahami oleh individu tentang dirinya. Hal ini akan mempengaruhi kemampuan individu dalam membina hubungan interpersonal. Meskipun konsep diri tidak langsung ada, begitu individu di lahirkan, tetapi secara bertahap seiring dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan individu, konsep diri akan terbentuk karena pengaruh ligkungannya. selain itu konsep diri juga akan di pelajari oleh individu melalui kontak dan pengalaman dengan orang lain termasuk berbagai stressor yang dilalui individu tersebut. Hal ini akan membentuk persepsi individu terhadap dirinya sendiri dan penilaian persepsinya terhadap pengalaman akan situasi tertentu. Gambaran penilaian tentang konsep diri dapat di ketahui melalui rentang respon dari adaptif sampai dengan maladaptif. Konsep diri itu sendiri terdiri dari beberapa bagian, yaitu : gambaran diri (body Image), ideal diri, harga diri, peran dan identitas. PERILAKU YANG BERHUBUNGAN DENGAN HARGA DIRI YANG RENDAH Mengkritik diri sendiri dan/atau orang lain Penurunan produktivitas Destruksi yang diarahkan pada orang lain Gangguan dalam berhubungan Rasa diri penting yang berlebihan Perasaan tidak mampu Rasa bersalah Mudah tersinggung atau marah yang berlebihan Perasaan negatif mengenai tubuhnya sendiri Keteganggan peran yang dirasakan Pandangan hidup yang pesimis

Keluhan fisik Pandangan hidup yang bertentangan Penolakan terhadap kemampuan personal Destruktif terhadap diri sendiri Pengurangan diri Menarik diri secara sosial Penyalahgunaan zat DIAGNOSA DAN TERAPI MEDIS Pemberian terapi medis pada kasus harga diri rendah juga tidak digolongkan sendiri dan lebih mengarah kepada pemberian obat golongan antidepresan, karena fungsi dari obat anti depresan adalah memblok pengambilan kembali neurotransmitter norepineprin dan serotonin, meningkatkan konsentrasinya pada sinaps dan mengkoreksi defisit yang diperkirakan menyebabkan alam perasaan melankolis. Hal ini sesuai dengan masalah neurotransmitter yang dihadapi oleh klien dengan harga diri rendah yaitu adanya penurunan neurotransmitter seperti serotonin, norepineprin. Terdapat banyak jenis antidepresan tetapi pada kasus harga diri rendah kali ini pemberian obat yang dapat diberikan lebih banyak dalam jenis Tricyclic Anti Depresan (TCA) : Amitriptiline, Imipramine, desipramine, notriptilin, sesuai dengan fungsi dari obatnya yaitu untuk meningkatkan reuptake seorotonin dan norepinefrin sehingga meningkatkan motivasi klien dan sesuai dengan indikasinya yaitu pengobatan yang diberikan pada klien dengan depresi tetapi juga mengalami skizofrenia sehingga mempunyai efek pengobatan yang saling meningkatkan. TERAPI KEPERAWATAN Terapi keperawatan yang diberikan pada klien dengan harga diri rendah kronis ini meliputi tindakan untuk klien secara pribadi, juga untuk keluarga dan komunitas di lingkungan klien tinggal. Terapi yang diberikan tetap dengan menggunakan tindakan keperawatan generalis ditambah dengan tindakan berupa terapi kognitif untuk individu, triangle terapi untuk keluarga dan terapi aktivitas kelompok sosialisasi dan logoterapi untuk terapi kelompok pada klien harga diri rendah kronis. Terapi tersebut akan diuraikan sebagai berikut: 1. Tindakan keperawatan pada klien: a. Tujuan: 1) Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki

2) 3) 4) 5)

Kien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan Klien dapat menetapkan/memilih kegiatan yang sesuai kemampuan Klien dapat melatih kegiatan yang sudah dipilih, sesuai kemampuan Klien dapat merencanakan kegiatan yang sudah dilatihnya

b. Tindakan keperawatan: 1) Terapi generalis Prinsip tindakan:


y y y y y y y y y

Identifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki klien. Bantu klien menilai kemampuan yang dapat digunakan Bantu klien memilih/menetapkan kemampuan yang akan dilatih Latih kemampuan yang dipilih klien Beri pujian yang wajar terhadap keberhasilan klien Bantu menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan yang dilatih Evaluasi kemampuan pasien sesuai jadwal kegiatan harian Latih kemampuan kedua Motivasi klien memasukkan kemampuan kedua kedalam jadwal harian

2) Terapi Kognitif Prinsip tindakan: Sesi I Sesi II : Mengungkapkan pikiran otomatis : Mengungkapkan alasan

Sesi III : Tanggapan terhadap pikiran otomatis Sesi IV : Menuliskan pikiran otomatis Sesi V : Penyelesaian masalah

Sesi VI : Manfaat tanggapan Sesi VII : Mengungkapkan hasil Sesi VIII : Catatan harian Sesi IX : Support system

2. Tindakan keperawatan pada keluarga a. Tujuan : 1. Keluarga dapat membantu pasien mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki 2. Keluarga memfasilitasi aktifitas pasien yang sesuai kemampuan 3. Keluarga memotivasi pasien untuk melakukan kegiatan sesuai dengan latihan yang dilakukan 4. Keluarga mampu menilai perkembangan perubahan kemampuan pasien b. Tindakan keperawatan : 1) Terapi generalis Prinsip tindakan:
y y y y

Menjelaskan tanda-tanda dan cara merawat klien harga diri rendah Menjelaskan cara-cara merawat klien dengan HDR Mendemonstrasikan dihadapan keluarga cara merawat klien denganHDR Memberikan kesempatan kepada keluarga mempraktekkan cara merawat klien dengan HDR seperti yang telah di demonstrasikan perawat sebelumnya

2) Triangle terapi Prinsip tindakan : Sesi I Sesi II : Mengenali dan mengekspresikan perasaan : Menerima orang lain (klien)

Sesi III : Penyelesaian masalah Sesi IV : Mengungkapkan hasil Tindakan keperawatan untuk kelompok 1) Terapi generalis : TAKS Prinsip tindakan:
y y y y

Sesi 1 : Membantu klien meningkatkan kemampuan memperkenalkan diri Sesi 2 : Membantu klien berkenalan dengan anggota kelompok Sesi 3 : Membantu klien untuk mampu bercakap-cakap dengan anggota kelompok Sesi 4 : Membantu klien untuk mampu menyampaikan topik pembicaraan tertentu dengan anggota kelompok

y y y

Sesi 5 : Bantu klien untuk mampu menyampaikan dan membicarakan masalah pribadi dengan orang lain Sesi 6 : Bantu klien untuk mempu bekerja sama dalam permainan sosialisasi kelompok Sesi 7 : Bantu klien untuk mamu menyampaikan pendapat tentang manfaat kegiatan kelompok yang telah dilakukan

2) Logo terapi Prinsip tindakan :


y y y y y

Sesi 1 : Mengenal masalah Sesi 2 : Mengajukan pertanyaan pada diri sendiri Sesi 3 : Melihat dan merenungkan pengalaman yang bermakna Sesi 4 : Mengungkap makna dalam kondisi kritis Sesi 5 : Evaluasi dan terminasi

Beberapa terapi keperawatan yang dapat diberikan kepada klien dengan harga diri rendah kronis ini adalah terapi kognitif, logo therapy dan triangle therapy untuk di modifikasi dengan terapi medis yang diberikan. Dengan pertimbangan pemberian psikofarmaka hanya untuk mengatasi masalah penyakitnya saja dimana gejalanya diharapkan menjadi berkurang atau hilang tetapi tidak merubah pola pikir, perasaan dan perbuatan klien, sehingga klien akan kembali pada situasi mengalami harga diri rendah. Karena sebenarnya masalah utama penyebab dari harga diri rendah kronis yang dialami belum diatasi dan kemampuan koping yang dipergunakan dalam menghadapi tekanan belum digunakan seefektif mungkin. Terapi Kognitif Kata cognitive atau cognition berarti pengetahuan atau pemikiran, oleh karena itu kognitif terapi dianggap sebagai pengobatan psikologi untuk pikiran. Secara sederhana terapi kognitif menjalankan asumsi tentang pikiran, keyakinan, sikap dan persepsi terhadap prasangka tanpa tekanan emosi yang berpengalaman dan juga intensitas emosi tersebut. Terapi kognitif ini ditemukan oleh Aaron Beck,M.D untuk terapi depresi. Dr Beck dan peneliti lainnya mengembangkan metode untuk menggunakan terapi kognitif untuk masalah psikiatrik lainnya, seperti, panik, masalah untuk pengontrolan marah dan pengguna obat. Bentuk terapi ini diterima sangat baik dalam menyokong penelitian, terutama terapi yang menyangkut depresi. (Westermeyer, 2005). Harga diri rendah kronis merupakan gejala yang dominan pada kondisi klien dengan depresi, sehingga terapi kognitif sangat tepat dilakukan pada klien dengan harga diri rendah kronis. Dengan dilakukannya terapi kognitif, diharapkan dapat merubah pikiran negatif klien menjadi pikiran yang positif. Menurut Burns (1988), hasil penelitian di Amerika menyimpulkan bahwa terapi kognitif lebih cepat mengatasi depresi dan gangguan emosional lainnya daripada psikoterapi konvensional seperti terapi perilaku, terapi kelompok dan terapi yang berorientasi pada pengenalan diri (insight oriented) maupun terapi obat-obatan (anti depresan). Terapi kognitif dapat melatih klien untuk mengubah cara klien menafsirkan dan memandang segala sesuatu pada saat klien mengalami kekecewaan, sehingga klien merasa lebih baik dan dapat bertindak lebih produktif.

Terapi kognitif merupakan bentuk psikoterapi yang digunakan untuk pengobatan klien depresi, kecemasan, phobia, dan bentuk lain dari penyakit mental. Cognitive therapy merupakan dasar pemikiran tentang bagaimana klien berfikir (kognitif), bagaimana klien merasakan (emosi) dan bagaimana klien bertingkah laku dalam semua interaksi. Secara khusus, apa yang klien pikirkan menentukan perasaan dan tingkah laku klien. Karena itu pikiran negatif dapat menyebabkan distress dan menghasilkan masalah. Cognitive Therapy merupakan salah satu pendekaan psikoterapi yang paling banyak diterapkan dan telah terbukti efektifitasnya dalam mengatasi berbagai gangguan, termasuk kecemasan dan depresi. Asumsi yang mendasari terapi kognitif terutama untuk kasus depresi yaitu bahwa gangguan emosional berasal dari distorsi (penyimpangan) dalam berfikir. Perbaikan dalam keadaan emosi hanya dapat berlangsung lama kalau dicapai perubahan pola-pola berfikir selama proses proses terapi. Demikian pula pada pasien pola pikir yang maladaptif (disfungsi kognitif) dan gangguan prilaku, diharapkan klien mampu melakukan perubahan cara berfikir dan mampu mengendalikan gejala-gejala dari gangguan yang dialami. Terapi kognitif berorientasi pada pemecahan masalah, dengan terapi yang dipusatkan pada keadaan disini dan sekarang, yang memandang individu sebagai pengambilan keputusan penting tentang tujuan atau masalah yang akan dipecahkan dalam proses terapi. Tujuan utama dalam terapi kognitif menurut Gara (2003) adalah: 1. Membangkitkan pikiran-pikiran negatif/berbahaya, dialog internal atau bicara sendiri (self talk), dan interpretasi terhadap kejadian-kejadian yang dialami. Pikiran-pikiran negatif tersebut muncul secara otomatis, sering diluar kesadaran klien, apabila menghadapi situasi stress atau mengingat kejadian penting masa lalu. Distorsi kognitif tersebut perilaku maladaptif, yang menambah berat masalah. 2. Terapi bersama klien mengumpulkan bukti yang mendukung atau menyanggah interpretasi yang telah diambil. Oleh karena pikiran otomatis sering didasari atas kesalahan logika atau pemahaman yang salah, maka terapi kognitif diarahkan untuk membantu klien mengenali dan mengubah distorsi kognitif. Klien dilatih mengenali pikirannya, dan mendorong untuk menggunakan keterampilan, menginterpretasikan secara lebih rasional terhadap struktur kognitif yang maladaptif. 3. Menyusun desain eksperimen (pekerjaan rumah) untuk menguji validitas interpretasi dan menjaring data tambahan untuk diskusi didalam proses terapi. Dengan demikian terapi kognitif diharapkan berperan sebagai mekanisme proteksi agar kecemasan dan depresi tidak mengancam, karena klien belajar mengatasi faktor-faktor yang menyebabkan munculnya gangguan. Menurut Burns (1988) , teknik kontrol mood yang efektif dan sederhana dalam terapi kognitif yang bertujuan : 1. Perbaikan simptomatik secara cepat: Terhentinya segala gejala depresi sering terjadi dalam waktu singkat (12 minggu) 2. Memahami: Penjelasan tentang mengapa klien murung dan apa yang dapat klien lakukan untuk mengubahnya. Klien akan mengetahui penyebab cengkraman kuat perasaannya dan dapat membedakan emosi yang normal dan abnormal.

3. Kendali diri: Klien akan mengetahui cara menerapkan strategi pertolongan diri yang efektif dan aman, sehingga dapat kembali merasa lebih baik. Terapis akan membimbing klien mengembangkan rencana bantu-diri (self-help) secara bertahap, realistis dan praktis. 4. Pencegahan dan pertumbuhan pribadi: Pencegahan yang bertahan lama terhadap gelombang rasa murung di masa depan dapat bersandar pada penilaian kembali beberapa nilai dan sikap dasar yang melatarbelakangi kecenderungan klien mengalami depresi. Terapis akan membantu klien bagaimana menghadapi dan mengevaluasi kembali beberapa asumsi tertentu mengenai nilai dan martabat manusia. Logo Therapy Logoterapi berfokus pada arti eksistensi manusia dan usahanya mencari arti itu. Logoterapi memandang manusia sebagai totalitas yang terdiri dari tiga dimensi: fisik, psikologis, dan spiritual. Untuk memahami diri dan kesehatan kita harus memperhitungkan ketiganya. Selama ini dimensi spiritual diserahkan kepada agama, dan pada gilirannya agama tidak diajak bicara untuk urusan fisik dan psikologis. Kedokteran, termasuk psikoterapi telah mengabaikan dimensi spiritual sebagai sumber kesehatan dan kebahagiaan. Teknik analisa dalam logoterapi meliputi mengajukan pertanyaan pada diri sendiri, melihat dan merenungkan pengalaman yang bermakna dan mengungkap makna dalam kondisi kritis. Pada klien dengan harga diri rendah kronis, dimana klien lebih dominan memandang aspek negatif dirinya dan kurang bergairah dalam mencari makna kehidupan ataupun dalam pencapaian tujuan hidup. Penerapan logoterapi pada klien dengan harga diri rendah kronis akan membantu klien dalam mengungkapkan perasaan dan menemukan makna kehidupan serta akan meningkatkan neurotransmitter di otak (terutama serotonin), sehingga harga diri klien dapat meningkat secara bermakna. Triangle Therapy Setiap hubungan antara terapis, klien dan keluarga dalam psikoterapi merupakan bagian dari triangle relationship (hubungan segitiga). Hal ini karena setiap klien merupakan bagian dari multi generasi yang disebut keluarga. Setiap terapi berpengaruh bagi keluarga dan dipengaruhi oleh keluarga. Hal ini sesuai dengan konsep triangle therapy bahwa jika dua orang anggota keluarga terjadi konflik, maka dibutuhkan pihak ketiga untuk menyelesaikan dan mendukung penyelesaian masalah mereka. Secara alamiah, proses dalam kehidupan manusia dipengaruhi oleh tiga sisi jaringan hubungan tersebut. Ketiga jaringan tersebut membentuk hubungan yang disebut emotional triangle. Pada klien dengan harga diri rendah kronis, pola interaksi dengan keluarga tidak berjalan dengan baik. Sehingga dengan dilakukannya triangle therapy ini dapat membantu klien dalam mengekspresikan perasaannya dan klien dapat diterima dalam keluarganya dan mendapat support dari keluarga dalam penyelesaian masalah klien. Inti dari terapi ini adalah bukan saja menghilangkan gejala yang ditimbulkan dari masalah yang dihadapi. Akan tetapi adalah bagaimana membantu klien dengan harga diri rendah kronis yang biasanya menggunakan koping regresi menjadi lebih dewasa dalam menghadapi masalah yang dialaminya dan mencegah

supaya gejala yang dialaminya tidak muncul kembali. Proses pendewasaan ini adalah proses belajar menjadi diri sendiri dalam berinteraksi dengan orang lain.

Penatalaksanaan Keperawatan pada Pasien Harga Hiri Rendah


A. PENGERTIAN Harga diri rendah kronis adalah evaluasi diri/perasaan tentang diri atau kemampuan diri yang negatif dan dipertahankan dalam waktu yang lama (NANDA, 2005). Individu cenderung untuk menilai dirinya negatif dan merasa lebih rendah dari orang lain (Depkes RI, 2000). B. PROSES TERJADINYA MASALAH Harga diri rendah kronis terjadi merupakan proses kelanjutan dari harga diri rendah situasional yang tidak diselesaikan. Atau dapat juga terjadi karena individu tidak pernah mendapat feed back dari lingkungan tentang perilaku klien sebelumnya bahkan mungkin kecenderungan lingkungan yang selalu memberi respon negatif mendorong individu menjadi harga diri rendah. Harga diri rendah kronis terjadi disebabkan banyak faktor. Awalnya individu berada pada suatu situasi yang penuh dengan stressor (krisis), individu berusaha menyelesaikan krisis tetapi tidak tuntas sehingga timbul pikiran bahwa diri tidak mampu atau merasa gagal menjalankan fungsi dan peran. Penilaian individu terhadap diri sendiri karena kegagalan menjalankan fungsi dan peran adalah kondisi harga diri rendah situasional, jika lingkungan tidak memberi dukungan positif atau justru menyalahkan individu dan terjadi secara terus menerus akan mengakibatkan individu mengalami harga diri rendah kronis. Rentang respons konsep diri dari adaptif sampai maladaptif adalah : Adaptif Maladaptif |-||| -| Aktualisasi diri Konsep Diri (+) Harga Diri Rendah Depersonalisasi Kerancuan Identitas

Gb. 1. Rentang respon konsep diri (Stuart & Sundeen, 1995)

Harga diri rendah merupakan komponen Episode Depresi Mayor, dimana aktifitas merupakan bentuk hukuman atau punishment (Stuart & Laraia, 2005). Depresi adalah emosi normal manusia, tapi secara klinis dapat bermakna patologik apabila mengganggu perilaku sehari-hari, menjadi pervasif dan muncul bersama penyakit lain. Menurut NANDA (2005) tanda dan gejala yang dimunculkan sebagai perilaku telah dipertahankan dalam waktu yang lama atau kronik yang meliputi mengatakan hal yang negatif tentang diri sendiri dalam waktu lama dan terus menerus, mengekspresikan sikap malu/minder/rasa bersalah, kontak mata kurang/tidak ada, selalu mengatakan ketidak mampuan/kesulitan untuk mencoba sesuatu, bergantung pada orang lain, tidak asertif, pasif dan hipoaktif, bimbang dan ragu-ragu serta menolak umpan balik positif dan membesarkan umpan balik negatif mengenai dirinya. Mekanisme koping jangka pendek yang biasa dilakukan klien harga diri rendah adalah kegiatan yang dilakukan untuk lari sementara dari krisis, misalnya pemakaian obat-obatan, kerja keras, nonton TV terus menerus. Kegiatan mengganti identitas sementara, misalnya ikut kelompok sosial, keagamaan dan politik. Kegiatan yang memberi dukungan sementara, seperti mengikuti suatu kompetisi atau kontes popularitas. Kegiatan mencoba menghilangkan anti identitas sementara, seperti penyalahgunaan obat-obatan. Jika mekanisme koping jangka pendek tidak memberi hasil yang diharapkan individu akan mengembangkan mekanisme koping jangka panjang, antara lain adalah menutup identitas, dimana klien terlalu cepat mengadopsi identitas yang disenangi dari orang-orang yang berarti tanpa mengindahkan hasrat, aspirasi atau potensi diri sendiri. Identitas negatif, dimana asumsi yang bertentangan dengan nilai dan harapan masyarakat. Sedangkan mekanisme pertahanan ego yang sering digunakan adalah fantasi, regresi, disasosiasi, isolasi, proyeksi, mengalihkan marah berbalik pada diri sendiri dan orang lain. Terjadinya gangguan konsep diri harga diri rendah kronis juga di pengaruhi beberapa faktor predisposisi seperti faktor biologis, psikologis, sosial dan kultural. Faktor biologis biasanya karena ada kondisi sakit fisik secara yang dapat mempengaruhi kerja hormon secara umum, yang dapat pula berdampak pada keseimbangan neurotransmitter di otak, contoh kadar serotonin yang menurun dapat mengakibatkan klien mengalami depresi dan pada pasien depresi kecenderungan harga diri rendah kronis semakin besar karena klien lebih dikuasai oleh pikiran-pikiran negatif dan tidak berdaya. Struktur otak yang mungkin mengalami gangguan pada kasus harga diri rendah kronis adalah: 1. System Limbic yaitu pusat emosi, dilihat dari emosi pada klien dengan harga diri rendah yang kadang berubah seperti sedih, dan terus merasa tidak berguna atau gagal terus menerus. 2. Hipothalamus yang juga mengatur mood dan motivasi, karena melihat kondisi klien dengan harga diri rendah yang membutuhkan lebih banyak motivasi dan dukungan dari perawat dalam melaksanakan tindakan yang sudah dijadwalkan bersama-sama dengan

perawat padahal klien mengatakan bahwa membutuhkan latihan yang telah dijadwalkan tersebut. 3. Thalamus, sistem pintu gerbang atau menyaring fungsi untuk mengatur arus informasi sensori yang berhubungan dengan perasaan untuk mencegah berlebihan di korteks. Kemungkinan pada klien dengan harga diri rendah apabila ada kerusakan pada thalamus ini maka arus informasi sensori yang masuk tidak dapat dicegah atau dipilah sehingga menjadi berlebihan yang mengakibatkan perasaan negatif yang ada selalu mendominasi pikiran dari klien. 4. Amigdala yang berfungsi untuk emosi. Adapun jenis alat untuk mengetahui gangguan struktur otak yang dapat digunakan adalah: 1. Electroencephalogram (EEG), suatu pemeriksaan yang bertujuan memberikan informasi penting tentang kerja dan fungsi otak. 2. CT Scan, Untuk mendapatkan gambaran otak tiga dimensi 3. Single Photon Emission Computed Tomography (SPECT), Melihat wilayah otak dan tanda-tanda abnormalitas pada otak dan menggambarkan perubahan-perubahan aliran darah yang terjadi. 4. Magnetic Resonance Imaging (MRI), Suatu tehnik radiologi dengan menggunakan magnet, gelombang radio dan komputer untuk mendapatkan gambaran struktur tubuh atau otak dan dapat mendeteksi perubahan yang kecil sekalipun dalam struktur tubuh atau otak. Beberapa prosedur menggunakan kontras gadolinium untuk meningkatkan akurasi gambar Selain gangguan pada struktur otak, apabila dilakukan pemeriksaan lebih lanjut dengan alat-alat tertentu kemungkinan akan ditemukan ketidakseimbangan neurotransmitter di otak seperti: 1. Acetylcholine (ACh), untuk pengaturan atensi dan mood, mengalami penurunan. 2. Norepinephrine, mengatur fungsi kesiagaan, pusat perhatian dan orientasi; mengatur fight-flight dan proses pembelajaran dan memori, mengalami penurunan yang mengakibatkan kelemahan dan depresi. 3. Serotonin, mengatur status mood, mengalami penurunan yang mengakibatkan klien lebih dikuasai oleh pikiran-pikiran negatif dan tidak berdaya. 4. Glutamat, mengalami penurunan, terlihat dari kondisi klien yang kurang energi, selalu terlihat mengantuk. Selain itu berdasarkan diagnosa medis klien yaitu skizofrenia yang sering mengindikasikan adanya penurunan glutamat. Adapun jenis alat untuk pengukuran neurotransmitter yang dapat digunakan adalah: 1. Positron Emisssion Tomography (PET), mengukur emisi/ pancaran dari bahan kimia radioaktif yang diberi label dan telah disuntik ke dalam aliran darah untuk menghasilkan gambaran dua atau tiga dimensi melalui distribusi dari bahan kimia tersebut di dalam tubuh dan otak. PET dapat memperlihatkan gambaran aliran darah, oxigen, metabolisme glukosa dan konsentrasi obat dalam jaringan otak. Yang merefleksikan aktivitas otak sehingga dapat dipelajari lebih lanjut tentang tentang fisiologi dan neuro-kimiawi otak

2. Transcranial Magnetic Stimulations (TMS) dikombinasikan dengan MRI, para ahli dapat melihat dan mengetahui fungsi spesifik dari otak. TMS dapat menggambarkan proses motorik dan visual dan dapat menghubungkan antara kimiawi dan struktur otak dengan perilaku manusia dan hubungannya dengan gangguan jiwa. Berdasarkan faktor psikologis , harga diri rendah konis sangat berhubungan dengan pola asuh dan kemampuan individu menjalankan peran dan fungsi. Hal-hal yang dapat mengakibatkan individu mengalami harga diri rendah kronis meliputi penolakan orang tua, harapan orang tua yang tidak realistis, orang tua yang tidak percaya pada anak, tekanan teman sebaya, peran yang tidak sesuai dengan jenis kelamin dan peran dalam pekerjaan Faktor sosial: secara sosial status ekonomi sangat mempengaruhi proses terjadinya harga diri rendah kronis, antara lain kemiskinan, tempat tinggal didaerah kumuh dan rawan, kultur social yang berubah misal ukuran keberhasilan individu. Faktor kultural: tuntutan peran sesuai kebudayaan sering meningkatkan kejadian harga diri rendah kronis antara lain : wanita sudah harus menikah jika umur mencapai duapuluhan, perubahan kultur kearah gaya hidup individualisme. Akumulasi faktor predisposisi ini baru menimbulkan kasus harga diri rendah kronis setelah adanya faktor presipitasi. Faktor presipitasi dapat disebabkan dari dalam diri sendiri ataupun dari luar, antara lain ketegangan peran, konflik peran, peran yang tidak jelas, peran berlebihan, perkembangan transisi, situasi transisi peran dan transisi peran sehat-sakit. C. DIAGNOSA DAN TERAPI MEDIS Pemberian terapi medis pada kasus harga diri rendah juga tidak digolongkan sendiri dan lebih mengarah kepada pemberian obat golongan antidepresan, karena fungsi dari obat anti depresan adalah memblok pengambilan kembali neurotransmitter norepineprin dan serotonin, meningkatkan konsentrasinya pada sinaps dan mengkoreksi defisit yang diperkirakan menyebabkan alam perasaan melankolis. Hal ini sesuai dengan masalah neurotransmitter yang dihadapi oleh klien dengan harga diri rendah yaitu adanya penurunan neurotransmitter seperti serotonin, norepineprin. Terdapat banyak jenis antidepresan tetapi pada kasus harga diri rendah kali ini pemberian obat yang dapat diberikan lebih banyak dalam jenis Tricyclic Anti Depresan (TCA) : Amitriptiline, Imipramine, desipramine, notriptilin, sesuai dengan fungsi dari obatnya yaitu untuk meningkatkan reuptake seorotonin dan norepinefrin sehingga meningkatkan motivasi klien dan sesuai dengan indikasinya yaitu pengobatan yang diberikan pada klien dengan depresi tetapi juga mengalami skizofrenia sehingga mempunyai efek pengobatan yang saling meningkatkan. D. TERAPI KEPERAWATAN Terapi keperawatan yang diberikan pada klien dengan harga diri rendah kronis ini meliputi tindakan untuk klien secara pribadi, juga untuk keluarga dan komunitas di lingkungan klien tinggal. Terapi yang diberikan tetap dengan menggunakan tindakan keperawatan generalis

ditambah dengan tindakan berupa terapi kognitif untuk individu, triangle terapi untuk keluarga dan terapi aktivitas kelompok sosialisasi dan logoterapi untuk terapi kelompok pada klien harga diri rendah kronis. Terapi tersebut akan diuraikan sebagai berikut: 1. Tindakan keperawatan pada klien: a. Tujuan: 1) 2) 3) 4) 5) Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki Kien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan Klien dapat menetapkan/memilih kegiatan yang sesuai kemampuan Klien dapat melatih kegiatan yang sudah dipilih, sesuai kemampuan Klien dapat merencanakan kegiatan yang sudah dilatihnya

b. Tindakan keperawatan: 1) Terapi generalis Prinsip tindakan:


y y y y y y y y y

Identifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki klien. Bantu klien menilai kemampuan yang dapat digunakan Bantu klien memilih/menetapkan kemampuan yang akan dilatih Latih kemampuan yang dipilih klien Beri pujian yang wajar terhadap keberhasilan klien Bantu menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan yang dilatih Evaluasi kemampuan pasien sesuai jadwal kegiatan harian Latih kemampuan kedua Motivasi klien memasukkan kemampuan kedua kedalam jadwal harian

2) Terapi Kognitif Prinsip tindakan: Sesi I Sesi II : Mengungkapkan pikiran otomatis : Mengungkapkan alasan

Sesi III : Tanggapan terhadap pikiran otomatis Sesi IV : Menuliskan pikiran otomatis

Sesi V

: Penyelesaian masalah

Sesi VI : Manfaat tanggapan Sesi VII : Mengungkapkan hasil Sesi VIII : Catatan harian Sesi IX : Support system 2. Tindakan keperawatan pada keluarga a. Tujuan : 1) 2) Keluarga dapat membantu pasien mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki Keluarga memfasilitasi aktifitas pasien yang sesuai kemampuan

3) Keluarga memotivasi pasien untuk melakukan kegiatan sesuai dengan latihan yang dilakukan 4) Keluarga mampu menilai perkembangan perubahan kemampuan pasien

b. Tindakan keperawatan : 1) Terapi generalis Prinsip tindakan:


y y y y

Menjelaskan tanda-tanda dan cara merawat klien harga diri rendah Menjelaskan cara-cara merawat klien dengan HDR Mendemonstrasikan dihadapan keluarga cara merawat klien denganHDR Memberikan kesempatan kepada keluarga mempraktekkan cara merawat klien dengan HDR seperti yang telah di demonstrasikan perawat sebelumnya

2) Triangle terapi Prinsip tindakan : Sesi I Sesi II : Mengenali dan mengekspresikan perasaan : Menerima orang lain (klien)

Sesi III : Penyelesaian masalah

Sesi IV : Mengungkapkan hasil 1. Tindakan keperawatan untuk kelompok 1) Terapi generalis : TAKS Prinsip tindakan:
y y y y y y y

Sesi 1 : Membantu klien meningkatkan kemampuan memperkenalkan diri Sesi 2 : Membantu klien berkenalan dengan anggota kelompok Sesi 3 : Membantu klien untuk mampu bercakap-cakap dengan anggota kelompok Sesi 4 : Membantu klien untuk mampu menyampaikan topik pembicaraan tertentu dengan anggota kelompok Sesi 5 : Bantu klien untuk mampu menyampaikan dan membicarakan masalah pribadi dengan orang lain Sesi 6 : Bantu klien untuk mempu bekerja sama dalam permainan sosialisasi kelompok Sesi 7 : Bantu klien untuk mamu menyampaikan pendapat tentang manfaat kegiatan kelompok yang telah dilakukan

2) Logo terapi Prinsip tindakan :


y y y y y

Sesi 1 : Mengenal masalah Sesi 2 : Mengajukan pertanyaan pada diri sendiri Sesi 3 : Melihat dan merenungkan pengalaman yang bermakna Sesi 4 : Mengungkap makna dalam kondisi kritis Sesi 5 : Evaluasi dan terminasi

Beberapa terapi keperawatan yang dapat diberikan kepada klien dengan harga diri rendah kronis ini adalah terapi kognitif, logo therapy dan triangle therapy untuk di modifikasi dengan terapi medis yang diberikan. Dengan pertimbangan pemberian psikofarmaka hanya untuk mengatasi masalah penyakitnya saja dimana gejalanya diharapkan menjadi berkurang atau hilang tetapi tidak merubah pola pikir, perasaan dan perbuatan klien, sehingga klien akan kembali pada situasi mengalami harga diri rendah. Karena sebenarnya masalah utama penyebab dari harga diri rendah kronis yang dialami belum diatasi dan kemampuan koping yang dipergunakan dalam menghadapi tekanan belum digunakan seefektif mungkin. Terapi Kognitif Kata cognitive atau cognition berarti pengetahuan atau pemikiran, oleh karena itu kognitif terapi dianggap sebagai pengobatan psikologi untuk pikiran. Secara sederhana terapi kognitif menjalankan asumsi tentang pikiran, keyakinan, sikap dan persepsi terhadap prasangka tanpa tekanan emosi yang berpengalaman dan juga intensitas emosi tersebut. Terapi kognitif ini ditemukan oleh Aaron Beck,M.D untuk terapi depresi. Dr Beck dan peneliti lainnya mengembangkan metode untuk menggunakan terapi kognitif untuk masalah psikiatrik lainnya,

seperti, panik, masalah untuk pengontrolan marah dan pengguna obat. Bentuk terapi ini diterima sangat baik dalam menyokong penelitian, terutama terapi yang menyangkut depresi. (Westermeyer, 2005). Harga diri rendah kronis merupakan gejala yang dominan pada kondisi klien dengan depresi, sehingga terapi kognitif sangat tepat dilakukan pada klien dengan harga diri rendah kronis. Dengan dilakukannya terapi kognitif, diharapkan dapat merubah pikiran negatif klien menjadi pikiran yang positif. Menurut Burns (1988), hasil penelitian di Amerika menyimpulkan bahwa terapi kognitif lebih cepat mengatasi depresi dan gangguan emosional lainnya daripada psikoterapi konvensional seperti terapi perilaku, terapi kelompok dan terapi yang berorientasi pada pengenalan diri (insight oriented) maupun terapi obat-obatan (anti depresan). Terapi kognitif dapat melatih klien untuk mengubah cara klien menafsirkan dan memandang segala sesuatu pada saat klien mengalami kekecewaan, sehingga klien merasa lebih baik dan dapat bertindak lebih produktif. Terapi kognitif merupakan bentuk psikoterapi yang digunakan untuk pengobatan klien depresi, kecemasan, phobia, dan bentuk lain dari penyakit mental. Cognitive therapy merupakan dasar pemikiran tentang bagaimana klien berfikir (kognitif), bagaimana klien merasakan (emosi) dan bagaimana klien bertingkah laku dalam semua interaksi. Secara khusus, apa yang klien pikirkan menentukan perasaan dan tingkah laku klien. Karena itu pikiran negatif dapat menyebabkan distress dan menghasilkan masalah. Cognitive Therapy merupakan salah satu pendekaan psikoterapi yang paling banyak diterapkan dan telah terbukti efektifitasnya dalam mengatasi berbagai gangguan, termasuk kecemasan dan depresi. Asumsi yang mendasari terapi kognitif terutama untuk kasus depresi yaitu bahwa gangguan emosional berasal dari distorsi (penyimpangan) dalam berfikir. Perbaikan dalam keadaan emosi hanya dapat berlangsung lama kalau dicapai perubahan pola-pola berfikir selama proses proses terapi. Demikian pula pada pasien pola pikir yang maladaptif (disfungsi kognitif) dan gangguan prilaku, diharapkan klien mampu melakukan perubahan cara berfikir dan mampu mengendalikan gejala-gejala dari gangguan yang dialami. Terapi kognitif berorientasi pada pemecahan masalah, dengan terapi yang dipusatkan pada keadaan disini dan sekarang, yang memandang individu sebagai pengambilan keputusan penting tentang tujuan atau masalah yang akan dipecahkan dalam proses terapi. Tujuan utama dalam terapi kognitif menurut Gara (2003) adalah: 1. Membangkitkan pikiran-pikiran negatif/berbahaya, dialog internal atau bicara sendiri (self talk), dan interpretasi terhadap kejadian-kejadian yang dialami. Pikiran-pikiran negatif tersebut muncul secara otomatis, sering diluar kesadaran klien, apabila menghadapi situasi stress atau mengingat kejadian penting masa lalu. Distorsi kognitif tersebut perilaku maladaptif, yang menambah berat masalah. 2. Terapi bersama klien mengumpulkan bukti yang mendukung atau menyanggah interpretasi yang telah diambil. Oleh karena pikiran otomatis sering didasari atas kesalahan logika atau pemahaman yang salah, maka terapi kognitif diarahkan untuk membantu klien mengenali dan mengubah distorsi kognitif. Klien dilatih mengenali pikirannya, dan mendorong untuk menggunakan keterampilan, menginterpretasikan secara lebih rasional terhadap struktur kognitif yang maladaptif.

3. Menyusun desain eksperimen (pekerjaan rumah) untuk menguji validitas interpretasi dan menjaring data tambahan untuk diskusi didalam proses terapi. Dengan demikian terapi kognitif diharapkan berperan sebagai mekanisme proteksi agar kecemasan dan depresi tidak mengancam, karena klien belajar mengatasi faktor-faktor yang menyebabkan munculnya gangguan. Menurut Burns (1988) , teknik kontrol mood yang efektif dan sederhana dalam terapi kognitif yang bertujuan : 1. Perbaikan simptomatik secara cepat: Terhentinya segala gejala depresi sering terjadi dalam waktu singkat (12 minggu) 2. Memahami: Penjelasan tentang mengapa klien murung dan apa yang dapat klien lakukan untuk mengubahnya. Klien akan mengetahui penyebab cengkraman kuat perasaannya dan dapat membedakan emosi yang normal dan abnormal. 3. Kendali diri: Klien akan mengetahui cara menerapkan strategi pertolongan diri yang efektif dan aman, sehingga dapat kembali merasa lebih baik. Terapis akan membimbing klien mengembangkan rencana bantu-diri (self-help) secara bertahap, realistis dan praktis. 4. Pencegahan dan pertumbuhan pribadi: Pencegahan yang bertahan lama terhadap gelombang rasa murung di masa depan dapat bersandar pada penilaian kembali beberapa nilai dan sikap dasar yang melatarbelakangi kecenderungan klien mengalami depresi. Terapis akan membantu klien bagaimana menghadapi dan mengevaluasi kembali beberapa asumsi tertentu mengenai nilai dan martabat manusia. Logo Therapy Logoterapi berfokus pada arti eksistensi manusia dan usahanya mencari arti itu. Logoterapi memandang manusia sebagai totalitas yang terdiri dari tiga dimensi: fisik, psikologis, dan spiritual. Untuk memahami diri dan kesehatan kita harus memperhitungkan ketiganya. Selama ini dimensi spiritual diserahkan kepada agama, dan pada gilirannya agama tidak diajak bicara untuk urusan fisik dan psikologis. Kedokteran, termasuk psikoterapi telah mengabaikan dimensi spiritual sebagai sumber kesehatan dan kebahagiaan. Teknik analisa dalam logoterapi meliputi mengajukan pertanyaan pada diri sendiri, melihat dan merenungkan pengalaman yang bermakna dan mengungkap makna dalam kondisi kritis. Pada klien dengan harga diri rendah kronis, dimana klien lebih dominan memandang aspek negatif dirinya dan kurang bergairah dalam mencari makna kehidupan ataupun dalam pencapaian tujuan hidup. Penerapan logoterapi pada klien dengan harga diri rendah kronis akan membantu klien dalam mengungkapkan perasaan dan menemukan makna kehidupan serta akan meningkatkan neurotransmitter di otak (terutama serotonin), sehingga harga diri klien dapat meningkat secara bermakna. Triangle Therapy Setiap hubungan antara terapis, klien dan keluarga dalam psikoterapi merupakan bagian dari triangle relationship (hubungan segitiga). Hal ini karena setiap klien merupakan bagian dari

multi generasi yang disebut keluarga. Setiap terapi berpengaruh bagi keluarga dan dipengaruhi oleh keluarga. Hal ini sesuai dengan konsep triangle therapy bahwa jika dua orang anggota keluarga terjadi konflik, maka dibutuhkan pihak ketiga untuk menyelesaikan dan mendukung penyelesaian masalah mereka. Secara alamiah, proses dalam kehidupan manusia dipengaruhi oleh tiga sisi jaringan hubungan tersebut. Ketiga jaringan tersebut membentuk hubungan yang disebut emotional triangle. Pada klien dengan harga diri rendah kronis, pola interaksi dengan keluarga tidak berjalan dengan baik. Sehingga dengan dilakukannya triangle therapy ini dapat membantu klien dalam mengekspresikan perasaannya dan klien dapat diterima dalam keluarganya dan mendapat support dari keluarga dalam penyelesaian masalah klien. Inti dari terapi ini adalah bukan saja menghilangkan gejala yang ditimbulkan dari masalah yang dihadapi. Akan tetapi adalah bagaimana membantu klien dengan harga diri rendah kronis yang biasanya menggunakan koping regresi menjadi lebih dewasa dalam menghadapi masalah yang dialaminya dan mencegah supaya gejala yang dialaminya tidak muncul kembali. Proses pendewasaan ini adalah proses belajar menjadi diri sen

MINDER ALIAS HARGA DIRI RENDAH 1.

Pengertian

Harga diri rendah adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisa seberapa jauh perilaku memenuhi ideal diri (Stuart dan Sundeen, 1998 :227). Menurut Townsend (1998:189) harga diri rendah merupakan evaluasi diri dari perasaan tentang diri atau kemampuan diri yang negatif baik langsung maupun tidak langsung. Pendapat senada dikemukan oleh Carpenito, L.J (1998:352) bahwa harga diri rendah merupakan keadaan dimana individu mengalami evaluasi diri yang negatif mengenai diri atau kemampuan diri. Dari pendapat-pendapat di atas dapat dibuat kesimpulan, harga diri rendah adalah suatu perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilangnya kepercayaan diri, dan gagal mencapai tujuan yang diekspresikan secara langsung maupun tidak langsung, penurunan harga diri ini dapat bersifat situasional maupun kronis atau menahun. 2. Tanda dan gejala Menurut Carpenito, L.J (1998: 352); Keliat, B.A (1994:20); perilaku yang berhubungan dengan harga diri rendah antara lain: Data a. b. c. d. e. subjektif: diri sendiri atau orang lain dirinya sangat penting yang berlebih-lebihan Perasaan tidak mampu Rasa bersalah negatif pada diri sendiri

Mengkritik Perasaan

Sikap

f. g. h. i. j. k. l. m. n. Data a. b. c. d. e. f. g. h.

Sikap Keluhan

pesimis

Pandangan hidup Menolak kemampuan diri Pengurangan diri/mengejek diri Perasaan cemas dan Merasionalisasi penolakan/menjauh dari umpan Mengungkapkan kegagalan Ketidak mampuan menentukan

pada sakit yang

kehidupan fisik terpolarisasi sendiri sendiri takut balik positif pribadi tujuan objektif: menurun sendiri lain zat sosial bersalah makan) marah

Produktivitas destruktif pada diri destruktif pada orang Penyalahgunaan Menarik diri dari hubungan Ekspresi wajah malu dan rasa Menunjukkan tanda depresi (sukar tidur dan sukar Tampak mudah tersinggung/mudah Perilaku Perilaku

3. Penyebab Harga diri rendah sering disebabkan karena adanya koping individu yang tidak efektif akibat adanya kurang umpan balik positif, kurangnya system pendukung, kemunduran perkembangan ego, pengulangan umpan balik yang negatif, disfungsi system keluarga serta terfiksasi pada tahap perkembangan awal (Townsend, M.C, 1998: 366). Menurut Carpenito, L.J (1998: 82) koping individu tidak efektif adalah keadaan dimana seorang individu mengalami atau berisiko mengalami suatu ketidakmampuan dalam menangani stressor internal atau lingkungan dengan adekuat karena ketidakadekuatan sumber-sumber (fisik, psikologis, perilaku atau kognitif). Sedangkan menurut Townsend, M.C (1998: 312) koping individu tidak efektif merupakan kelainan perilaku adaptif dan kemampuan memecahkan masalah seseorang dalam memenuhi tuntunan kehidupan dan peran. Dari pendapat-pendapat di atas dapat dibuat kesimpulan, individu yang mempunyai koping individu tidak efektif akan menunjukkan ketidakmampuan dalam menyesuaikan diri atau tidak dapat memecahkan masalah terhadap tututan hidup serta peran yang dihadapi. Adanya koping individu tidak efektif sering ditunjukkan dengan perilaku (Carpenito, L.J, 1998:83; Townsend, M.C, 1998:313) sebagai berikut: Data subjektif a. Mengungkapkan ketidakmampuan untuk mengatasi b. Mengungkapkan perasaan khawatir dan c. Mengungkapkan ketidakmampuan : masalah atau meminta bantuan cemas yang berkepanjangan menjalankan peran

Data Objektif : a. Perubahan partisipasi dalam masyarakat b. Peningkatan ketergantungan c. Memanipulasi orang lain disekitarnya untuk tujuan-tujuan memenuhi keinginan sendiri d. Menolak mengikuti aturan-aturan yang berlaku e. Perilaku destruktif yang diarahkan pada diri sendiri dan orang lain: f. Memanipulasi verbal/perubahan dalam pola komunikasi g. Ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar h. Penyalahgunaan obat terlarang 4. Akibat

Harga diri rendah dapat berisiko terjadinya isolasi sosial : menarik diri, isolasi sosial menarik diri adalah gangguan kepribadian yang tidak fleksibel pada tingkah laku yang maladaptif, mengganggu fungsi seseorang dalam hubungan sosial (DepKes RI, 1998:336). Isolasi Sosial menarik diri sering ditunjukkan dengan perilaku antara lain: Data a. Mengungkapkan enggan b. Mengungkapkan perasaan malu c. Mengungkapkan kekhawatiran Data a. b. c. d. e. Bicara subjektif hubungan/pembicaraan dengan orang lain oleh orang lain Objektif bicara Apatis kosong verbal berbicara

untuk untuk terhadap

memulai berhubungan penolakan

Kurang

spontan

ketika wajah

diajak

Ekspresi Menurun/tidak dengan suara pelan

dan

adanya tidak

ada

komunikasi kontak mata

saat

C. Data yang perlu dikaji pada diagnosa Isolasi sosial :menarik diri
y y y y y y y y y y y y

Mengungkapkan enggan berbicara dengan orang lain Klein mengatakan malu bertemu dan berhadapan dengan orang lain Merusak diri sendiri Merusak orang lain Ekspresi malu Menarik diri dari hubungan sosial Tampak mudah tersinggung Tidak mau makan dan tidak tidur Tampak ketergantungan pada orang lain Tampak sedih dan tida melakukan aktivitas yang seharusnya dapat dilakukan Wajah tampak murung Ekspresi wajah kosong,

y y y y

Tidak ada kontak mata ketika diajak bicara Suara pelan dan tidak jelas Hanya memberijawaban singkat (ya/tidak) Menghindar ketika didekati DIAGNOSA harga FOKUS KEPERAWATAN rendah INTERVENSI

E. 1. F.

Gangguan

diri

Pasien SP 1 1. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien 2. Membantu pasien menilai kemampuan pasien yang masih digunakan 3. Membantu pasien memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan kemampuan pasien 4. Melatih pasien sesuai kemampuan yang dipilih 5. Memberikan pujian yang wajar terhadap keberhasilan pasien 6. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian SP 1. 2. 3. 2 pasien kedua harian

Mengevaluasi Melatih Menganjurkan pasien

jadwal memasukkan

kegiatan harian kemampuan dalam jadwal kegiatan

Keluarga SP 1 1. mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien 2. menjelaskan pengertian, tanda dan gejala harga diri rendah yang dialami pasien beserta proses terjadinya 3. menjelaskan cara cara merawat pasien harga diri rendah SP 2 1. melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan harga diri rendah 2. melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada pasien harga diri rendah SP 3 1. Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas dirumah termasuk minum obat (discharge planning) 2. menjelaskan follow up pasien setelah pulang G. DAFTAR PUSTAKA 1. Carpenito, L.J, (1998). Buku Saku Diagnosa keperawatan (terjemahan), Edisi 8, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta

2. DepKes RI, (1989). Petunjuk Teknik Asuhan Keperawatan Pasien Gangguan Skizofrenia, Direktorat Kesehatan Jiwa, Jakarta. 3. Keliat, B.A, (1994). Seri Keperawatan Gangguan Konsep Diri, Cetakan II, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta 4. Stuart, G.W & Sundeen, S.J, (1998). Buku Saku Keperawatan Jiwa (terjemahan). Edisi 3, EGC, Jakarta 5. Townsend, M.C, (1998). Buku Saku Diagnosa Keperawatan Pada Keperawatan Psikitari (terjemahan), Edisi 3, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai