Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
B. DASAR HUKUM
Keselamatan dan Kesehatan Kerja didasarkan pada Undang-Undang Keselamatan kerja No.1 Tahun 1970, Undang-undang No. 2 Tahun 1963, dan peraturan-peraturan pelaksanaannya. Dengan dasar hukum yang kuat tesebut, setiap perusahaan berkewajiban untuk melindungi keselamatan karyawannya, sedangkan dilain pihak karyawanpun berkewajiban untuk mentaati dan mematuhi ketentuan-ketentuan/peraturan-peraturan keselamatan kerja yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, untuk pelaksanaan undang-undang ini, setiap tempat kerja/perusahaan perlu dibentuk bahagian kursus keselamatan kerja yang menangani langsung usaha-usaha pencegahan kecelakaan tersebut.
1. Manusia
Seorang karyawan yang ahli (skill) diperoleh melalui proses waktu yang panjang (pendidikan dan pengalaman) serta dengan biaya yang tidak sedikit, karena itu merupakan aset (kekayaan/harta benda)yang sangat bernilai bagi perusahaan. Bila seorang karyawan/pekerja mengalami kecelakaan, ia mengalami cidera dan tidak mampu bekerja sementara atau mungkin untuk keselamatannya. Dengan demikian, bila yang bersangkutan mendapat cidera, maka harus ada atau dicari penggantinya, jelas hal ini merupakan kerugian yang tidak ternilai, disamping itu sipekerja sendiri akan menderita dan tak mampu bekerja yang membawa efek terhadap penghasilannya, yang kemudian berpengaruh terhadap keluarganya, apalagi jika karyawan tersebut tidak mampu bekerja untuk selama-lamanya.
3. Waktu
Akibat kecelakaan kerja dapat menyebabkan terganggunya rencana produksi yang telah disusun, pekerjaan terhenti seketika sehingga mengakibatkan kerugian yang tidak sedikit.
4. Kepercayaan (goodwill)
Akibat kecelakaan kerja dapat menyebabkan kepercayaan masyarakat juga akan berkurang yang dapat dilihat dari nilai premi asuransinya, apabila perusahaan itu tidak aman, maka nilai premi asuransinya akan tinggi (meningkat). Bila suatu perusahaan sering mengalami kecelakaan, semangat serta gairah kerja karyawannya akan menurun (selalu dihinggapi rasa takut) dan membawa akibat terhadap efisiensi serta produktivitas.
D. SEBAB-SEBAB KECELAKAAN
Dalam sejarahnya sebagian besar kecelakaan kerja diakibatkan oleh faktor manusia yang bekerja, misalnya mata pekerja terkena beram hasil pengerindaan, terkena beram hasil pembubutan dan pengeboran. Kecelakaan tersebut disebabkan manusia yang bekerja tidak mau mengunakan alat-alat keselamatan kerja, yaitu kacamata. 1. Tidak mematuhi peraturan tentang keselamatan kerja, seperti tidak memakai baju kerja, tidak menggunakan sarung tangan, tidak memakai kaca mata,dan alat-alat yang lainnya. 3. Pekerja tidak tahu cara mengoperasikan alat/mesin dengan benar, dan malu untuk bertanya.
4. Pekerja tidak mampu mengoperasikan mesin disebabkan ia belum terlatih. Sikap kerja yang tidak benar, seperti berlari-lari dalam bengkel, bersendagurau, menggangu rekan bekerja, tidak mengindahkan aturan-aturan bengkel. 5. Faktor lingkungan kerja. 6. Banyak kecelakaan kerja diakibatkan oleh kondisi lingkungan kerja yang tidak aman, seperti : a. Kondisi tempat kerja yang tidak rapi, misalnya banyak beram dan potongan-potongan bahan berserakan disekitar tempat bekerja, sehingga pekerja kemungkinan dapat jauh akibat terpeleset. b. Bekerja dekat dengan bagian-bagian benda yang berputar, atau bahagian mesin yang berputar, dan tanpa pelindung. Bila ditinjau dari awal perkembangan usaha keselamatan kerja diperusahaan/industri, manusia menganggap bahwa kecelakaan kerja terjadi karena nasib belaka, namun sebenarnya setiap kecelakaan disebabkan oleh salah satu faktor sebagai berikut, baik secara sendiri-sendiri atau bersamasama, yaitu :
MELAKUKAN
Seseorang melakukan tindakan kesalahan yang mengakibatkan kecelakaan kerja dapat disebabkan oleh: 1. Yang bersangkutan tidak mengetahui bagaimana melakukan pekerjaan dengan aman dan tidak tahu bahaya-bahayanya sehingga terjadi kecelakaan, karena itulah harus diberi pendidikan dan latihan. 2. Yang bersangkutan sudah mengetahui cara yang aman, bahaya-bahaya dan sebagainya, tetapi karena belum mampu/kurang terampil atau kurang ahli, dan akhirnya melakukan kesalahan yang gagal 3. Walaupun yang bersangkutan telah mengetahui dengan jelas cara kerja/peraturan, sedangkan yang bersangkutan dapat melaksanakannya, tetapi karena kemauan tidak ada, akhirnya ia melakukan kesalahan yang mengakibatkan kecelakaan, misalnya tidak mau memakai alat-alat keselamatan kerja yang disediakan, sengaja melepas alat pengaman dan lain-lain. Karena itu usaha pencegahan kecelakaan dari faktor manusia ini dapat dilakukan dengan pengawasan, pembinaan karyawan dan latihan serta kerja sama yang baik dalam bekerja.
4. Keadaan lingkungan kerja yang tidak aman, seperti bekerja dekat dengan ketell-ketel uap, bekerja dekat dengan bahan-bahan kimia yang berbahaya dan sebagainya. Sedangkan apabila ditinjau dari segi jenis kecelakaan yang sering terjadi didalam bengkel kerja mesin atau perusahaan adalah dapat diperlihatkan pada pernyataan sebagai berikut : 1. Jatuh 20% 2. Objek jatuh, bergerak, atau akan mengangkat 10% 3. Mesin 9% 4. Peralatan tangan 10% 5. Menabrak benda diam 6% 6. Alat angkat 5% 7. Terkena arus listrik 2% 8. Terbakar 2% 9. Terluka akibat mengangkat barang 30% 10. Lain-lain 6%
10
keselamatan kerja. Dengan demikian bahaya luka akibat terkena bahan kimia yang berbahaya sewaktu pengangkutan bisa dihindari. Semua kegiatan yang telah dilakukan seperti yang dibicarakan diatas tidak akan berhasil tanpa adanya dukungan dan sikap dari para pekerjaan itu sendiri, maka sudah waktunya diperlukan suatu peraturan atau intruksi agar semua pekerja selalu mentaati segala peraturan yang berlaku mengenai masalah keselamatan kerja. Dan diharuskan semua pekerja memakai alat-alat keselamatan kerja sesuai dengan jenis pekerjaan yang telah dilakukan.
11
bersifat terpaksa, bukan merupakan kebutuhan. Untuk itu diperlukan beberapa tindakan agar para pekerja mau memakai alat keselamatan kerja, seperti : 1. Diharuskan setiap pekerja memakai alat-alat keselamatan kerja, baik pada waktu sedang bekerja atau tidak sedang bekerja, apabila mereka berada didalam bengkel kerja. Artinya para pekerja harus menggunakan alat-alat keselamatan kerja, selama ia berada didalam bengkel kerja. 2. Disediakan alat-alat keselamatan kerja dengan berbagai ukuran, sehingga para pekerja dapat memilih alat keselamatan kerja yang sesuai dengan ukuran badan dan anggota badannya. Dengan demikian para pekerja akan merasa nyaman memakainya. 3. Menerapkan sistem sangsi bagi pekerja yang tidak menggunakan alat-alat keselamatan kerja pada saat ia bekerja, atau pada saat ia berada didalam bengkel kerja. Perlu diingat bahwa sangsi tersebut harus bersifat mendidik, sehingga dapat meningkatkan sikap kerja yang aman.
12
bahan aluminium yang dipakai untuk pekerja dengan kemungkinan terkena tumbukan sangat besar. Tetapi helmet dari bahan aluminium tidak boleh dipergunakan untuk bekerja pada daerah dimana kecendrungan terkena arus listrik sangat besar, sebab helmet ini mengalirkan atau dapat dialiri oleh arus listrik. Helmet jenis ini tahan terhadap benturan. Jenis bahan helmet yang lain ialah fiberglass yang diperkaya dengan damar. Jenis helmet dari bahan ini sangat banyak digunakan, sebab ia mempunyai daya tahan yang tinggi terhadap kelembaban.
13
Khusus bagi pekerja yang bekerja pada malam hari helmet yang cocok untuknya ialah jenis helmet yang dapat mengeluarkan sinar pada malam hari atau memancarkan sinar pada daerah yang gelap. Khusus untuk helmet yang akan digunakan untuk daerah yang kecendrungan terjadi kecelakaan akibat arus listrik maka helmet tersebut harus selalu diperiksa secara teratur sifat hambatnya terhadap listrik. Bagian dalam dari helmet dilengkapi dengan pelapisan dan tempat kedudukan kepala. Lapisan dipilih yang dapat menyebabkan rasa nyaman bagi pemakainya dan tempat kedudukan kepala hendaknya bisa distel besar kecilnya sehingga sesuai dengan ukuran kepala pemakainya. Untuk pekerja wanita dan pekerja pria yang mempunyai rambut panjang dan mereka bekerja di daerah dimana banyak bagian-bagian mesin yang berputar seperti rantai, dan ban diharuskan memakai alat pelindung rambut. Fungsi alat tersebut adalah agar rambut bisa ditutupi secara sempurna, sehingga kecelakaan kerja akibat terbelitnya rambut pada bagian-bagian mesin yang berputar dapat dihindari. Alat pelindung rambut atau penutup rambut yang dipakai ialah sorban, jala rambut dan penutup kepala yang dapat menutup secara sempurna. Pemakaian jaring rambut kurang aman apabila pekerja tersebut bekerja pada daerah dimana percikan api sering terjadi. Untuk itu jenis penutup rambut yang cocok adalah jenis penutup kepala. Syarat penutup kepala ialah : a. Tahan terhadap bahan kimia. b. Tahan panas. c. Enak dipakai (nyaman/sejuk). d. Tahan terhadap pukulan. e. Ringan dan kuat. f. Berwarna menarik. g. Mempunyai ventilasi apabila tidak untuk perlindungan terhadap debu.
14
15
3. Pelindung Mata.
Luka pada mata dapat diakibatkan oleh adanya bahan atau beram yang masuk ke mata akibat pekerjaan pemotongan bahan, percikan bunga api sewaktu pengelasan,debu-debu, radiasi dan sinar ultraviolet lainnya. Kecelakaan pada mata dapat mengakibatkan cacat seumur hidup, dimana mata tidak dapat berfungsi lain atau dengan kata lain orang menjadi buta. Dengan demikian kecelakaan pada mata akan dapat menimbulkan kerugian yang sangat besar baik bagi perusahaan maupun bagi pekerja itu sendiri. Dalam suatu survey diperoleh data bahwa kecelakaan atau luka pada mata diakibatkan oleh : a. Obyek atau bahan yang mengenai mata (pecahan logam, beragam-ragam, pecahan batu gerinda, paku, percikan bunga api, dan lain sebagainya). b. Debu dari penggerindaan c. Karat. d. Sinar atau cahaya. e. Percikan logam. f. Gas beracun atau asap beracun. Banyak jenis peralatan yang digunakan untuk melindungi mata yang disesuaikan dengan kebutuhan perlindungan yang dibutuhkan. Jenis kaca mata yang banyak digunakan dalam industri ialah :
16
mata tersebut tidak tahan terhadap sinar yang panas atau kena bahan kimia. Apabila lensa kaca mata tersebut kena panas maka ia akan pecah atau rusak, sehingga kaca mata tersebut tidak dapat berfungsi lagi. Pemakaian cover glass ini terutama pada penggerindaan berat, pekerjaan pengecoran logam, dan pekerjaan pemesinan berat lainnya, serta pada pengelasan.
Gambar 2.4. Contoh Peralatan Pelindung Mata Bentuk kaca mata untuk las asetelin dan kaca mata untuk las listrik bisa sama, tetapi lensa yang dipasang tidak sama. Hal tersebut dikarenakan sinar yang dihasilkan oleh api las listrik lebih tajam dibandingkan sinar yang dihasilkan oleh api las asetelin. Perbedaannya hanya pada warna lensanya. Selain bentuk kaca mata pada pengelasan listrik disediakan khusus peralatan untuk melindungi muka dan mata dari sinar api las listrik yang dikenal dengan masker las.
4. Pelindung Muka
Banyak jenis peralatan dibuat untuk melindungi muka para pekerja. Biasanya alat tersebut juga berfungsi sebagai pelindung kepala dan leher sekaligus. Alat tersebut berfungsi melindungi muka dari cairan bahan kimia, logam panas dan percikan bunga api, dan luka lainnya yang akan terjadi pada kepala, leher dan muka pekerja. Bahan untuk alat pelindung muka biasanya dari plastik transparant, sehingga mata masih dapat tetap melihat kegiatan yang dilakukan. Misalnya pada penggerindaan, pengangkutan bahan-bahan kimia dan pada saat melakukan penggergajian. Pelindung muka yang akan digabungkan dengan penutup kepala harus mudah diganti bila terjadi kerusakan atau sudah tidak jelas lagi/tidak transparant. Pelindung muka ini harus dapat diatur kedudukannya, sehingga para pemakainya merasa nyaman. Jenis alat pelindung kepala dan muka seperti babbitting helmet (helmet dari bahan babbit), yang dapat melindungi kepala dan muka dari percikan logam panas dan radiasi panas. Bentuk helmet ini dilengkapi dengan jendela dan penutup dagu serta penutup rambut. Peralatan lain untuk pelindung muka adalah masker las. Jenis peralatan ini digunakan untuk melindungi mata dan muka dari percikan api las dan percikan logam cair hasil pengelasan. Pada jendela kacanya dilengkapi dengan
17
lensa tambahan untuk menjaga agar lensa yang gelap tidak rusak kena panas /percikan api las dan percikan logam cair hasil pengelasan. Bahan untuk membuat masker las harus tahan terhadap panas dan benturan-benturan ringan. Ia juga harus dapat menahan panas dengan baik, sehingga muka pekerja tidak merasa panas. Disamping itu juga harus tahan terhadap arus listrik atau non konduktor, jenis masker las ini ada yang dipegang dengan tangan sewaktu memakainya dan ada yang ditempatkan dikepala pekerja. Untuk masker las yang ditempatkan dikepala pekerja dilengkapi dengan tempat dudukan kepala. Syarat tempat dudukan kepala ini harus bisa diatur, sehingga pekerja merasa nyaman dalam memakainya.
5. Pelindung Tangan
Jari-jari tangan merupakan bahagian tubuh yang sering kali mengalami luka akibat kerja, seperti : tepotong oleh pisau, luka terbakar karena memegang benda panas, tergores oleh permukaan benda yang tidak halus, dan masih banyak lagi bentuk luka lainnya. Untuk itu tangan dan jari-jari sangat perlu dilindungi dengan baik, karena semua pekerjaan seluruhnya dikerjakan dengan mengunakan tangan. Alat pelindung tangan yang biasa digunakan ialah a. Sarung tangan dari bahan asbes, digunakan untuk melindungi tangan dari panas. Jenis sarung tangan ini fleksibel sehingga sangat enak dipakainya. b. Sarung tangan dengan bahan kulit, digunakan untuk melindungi tangan dari percikan api atau keadaan benda kerja yang tak terlalu panas, beram-beram dan benda kerja yang kasar permukaannya. Biasanya sarung tangan dari bahan kulit yang telah disamak dapat dipakai untuk pekerjaan pengelasan. c. Sarung tangan dari bahan karet, digunakan oleh pekerja bagian kelistrikan. d. Sarung tangan yang terbuat dari bahan campuran karet, neoprene, dan vinyl, digunakan untuk pekerjaan pengangkutan bahan-bahan kimia. Sedangkan
18
sarung tangan dari bahan neoprene dan vinyl digunakan untuk pengangkutan bahan-bahan minyak atau petroleum. e. Metal mesh gloves, sarung tangan jenis ini digunakan oleh pekerja yang selalu bekerja mengunakan pisau dan benda-benda tajam lainnya. Dengan pemakaian sarung tangan ini maka bahaya luka akibat pisau dan benda tajam lainnya bisa dihindarkan. f. Sarung tangan dari bahan cotton digunakan untuk pelindungan tangan dari debu dan kotoran.
Gambar 2.6. Contoh Peralatan Pelindung Tangan Disamping sarung tangan ada bahan lain yang dapat melindungi kulit tangan dan kulit lengan dan luka pedih, yaitu sejenis cream. Cream ini dioleskan pada tangan dan lengan agar kulit terhindar dari bahan-bahan yang dapat melukai kulit.
6. Pelindung Kaki
Sepatu kerja atau alat pelindung kaki yang harus digunakan pada bengkel kerja mesin, harus memenuhi persyaratan tertentu, yaitu: harus dapat melindungi kaki pekerja dari luka kejatuhan benda berat, terkena beram, benda panas/pijar, bahan-bahan kimia yang berbahaya, dan lain kecelakaan yang mungkin timbul dan menyebabkan luka bagi pekerja. Konstruksi sepatu kerja pada bengkel kerja mesin adalah, pada bagian ujung sepatu dipasang atau dilapisi dengan plat baja, agar mampu menahan benda yang jatuh menimpa kaki. Dengan adanya penahan tersebut, maka kaki tidak mengalami luka. Bagian alasnya harus cukup kuat dan tidak mudah tergelincir. Bahan yang umum dipakai dalam pembuatan sepatu kerja adalah kulit yang telah disamak. Khusus untuk pekerja bidang kelistrikan, maka bahan pembuat sepatu hendak dipilih bahan non conduktor.
19
20
8. Baju Kerja.
Baju kerja atau pakaian kerja adalah pakaian yang khusus dibuat untuk digunakan bekerja didalam bengkel atau laboratorium. Bahannya harus cukup kuat dan bentuknya harus sesuai dengan jenis pekerjaan yang dikerjakan. Baju kerja harus dapat melindungi pekerja yang luka akibat beram, serpihan benda kerja, goresan-goresan dan panas. Pakaian harus benar-benar terikat atau pas dengan pemakaiannya. Sewaktu bekerja pakaian harus terkancing secara sempurna, sehingga tidak ada bagian-bagian anggota badan yang terbuka atau tidak dilindungi.
21
g. h.
i. j. k. l. m. n. o. p. q. r. s. t. u. v.
agar penyesuaian bidang gesek dari pad dengan piringan atau tromol lebih baik. Bila terjadi penggantian sepatu rem/pad yang baru, maka perlu dijelaskan pada pemilik bahwa dianjurkan tidak melakukan pengereman dengan keras jika kendaraan berjalan pada kecepatan 150 km. Sangat dianjurkan tidak membersihkan silinder master, silinder roda atau silinder kaliper dengan amplas atau pasta gosok, membersihkan dilakukan hanya dengan cairan rem itu sendiri atau dengan alkohol, jika terpaksa dilakukan pembersihan dengan pasta gosok maka pakailah jenis yang diperbolehkan/yang paling halus. Selalu perhatikan dengan seksama baut-baut atau pengunci atau pipa/selang rem yang rusak atau cacat harus diganti baru. Segala permukaan yang bergesekan pada pad, sepatu rem atau tromol rem harus dijaga dari kemungkinan terkena pelumas, vet atau gemuk lainnya. Dilarang membersihkan debu sistem rem dengan udara tekan, karena debu pada sepatu/pad rem yang mengandung asbes dan karbon sangat berbahaya, bersihkanlah dengan air yang ditampung pada bak. Semua pekerjaan atau komponen yang dikerjakan harus selalu dalam keadaan besih. Pemasangan semua komponen harus dengan teliti dan benar. Rem adalah kelengkapan utama sistem pengaman kendaraan, oleh karena itu setelah pekerjaan selesai pastikan dengan seksama tidak ada kebocoran minyak rem yang terjadi pada instalasi rem. Khusus pada sistem rem dengan ABS, jika dilakukan pengelasan pada bodi kendaraan, maka unit kontrol elektronik ABS harus dilepas. Perhatian ! Unit kontrol elektronik ABS dapat rusak jika suhunya mencapai 80 oC. Minyak rem beracun, iritasi pada kulit dan mudah terbakar, hati-hati bekerja dengan minyak rem, selalu bersihkan segera bagian-bagian tubuh yang terkena minyak rem dengan air Dilarang mengobati luka dengan minyak rem. Dilarang memakai minyak rem bekas. Minyak rem harus diganti baru paling lama setiap 2 tahun sekali, atau telah mengandung uap air dengan melakukan pengujian pada minyak rem. Dilarang membuang minyak rem bekas di tanah atau air dapat merusak lingkungan, bakarlah minyak rem bersama dengan sampah. Hindari tumpahan minyak rem pada cat atau lantai, segera bilas dengan air tumpahan minyak rem tersebut.
22
b. Jangan menyentuh komponen yang bekerja dengan tegangan tinggi (sistem pengapian) saat mesin hidup, bisa berakibat fatal. c. Selama bekerja dengan sistem listrik-elektronik kendaraan yang beresiko pada hubung singkat rangkaian listrik, hendaknya lebih dulu melepas kabel massa-bodi dari baterai.
23
d. Kurangi tekanan bahan bakar lewat saluran/ventilasi khusus dengan menggunakan pengukur tekanan bahan bakar dan kumpulkan tumpahan bahan bakar yang tercecer dalam tempat yang benar . e. Jika meguras bahan bakar pada tangki, hindari penguapan bahan bakar yang berlebihan. Simpan bahan bakar yang telah dikuras ditempat yang aman dan tertutup rapat. f. Gunakan selalu alat yang benar untuk mengganti filter bahan bakar. g. Sebelum melepas komponen sistem bahan bakar, pastikan semua hubungan bersih. Setelah pelepasan saluran bahan bakar, harus dikeraskan/dirapatkan dengan menggunakan alat yang sesuai. h. Periksa saluran bahan bakar dan saluran vakum dan kencangkan sambungan-sambungannya. i. Saat memasang pipa saluran bahan bakar pastikan terlebih dulu pipa tidak penyok ataupun tergores, luka yang dapat menyebabkan lubang. j. Periksa saluran sistem bahan bakar dari kebocoran dan harus segera diperbaiki.
O. RANGKUMAN
Keselamatan kerja tidak hanya untuk dipelajari, tetapi harus dihayati dan dilaksanakan, karena keselamatan kerja adalah merupakan bagian yang sangat penting dalam bekerja di bengkel. Keselamatan kerja bukan hanya diperuntukkan bagi orang yang bekerja, tetapi juga diperuntukkan bagi peralatan atau mesin yang digunakan untuk bekerja. Mempelajari bagaimana bekerja dengan baik dan berhasil, harus selalu diikuti dengan mempelajari bagaimana bekerja dengan selamat. Bekerja dengan selamat adalah merupakan tujuan utama dari manusia yang bekerja. Menciptakan keadaan atau kondisi kerja yang aman, bukanlah hanya tanggung jawab para instruktur atau kepala bengkel, tetapi menjadi tanggung jawab antara pekerja/siswa dan instruktur/kepala bengkel. Para siswa atau pekerja harus belajar bagaimana bekerja tanpa menimbulkan kecelakaan/melukai dirinya atau melukai orang lain yang bekerja disekitarnya, serta menimbulkan kerusakan pada mesin atau peralatan yang digunakan untuk bekerja.
24
P. EVALUASI
1. Sebutkan 3 (tiga) kegiatan yang harus dilakukan sebelum melakukan pekerjaan pada bengkel, agar tidak terjadi kecelakaan kerja. 2. Sebutkan 6 (enam) kerugian yang diderita baik oleh pekerja, perusahaan, dan alat/mesin akibat terjadinya kecelakaan kerja. 3. Sebutkan 3 (tiga) faktor utama yang sering menimbulkan kecelakaan kerja. 4. Sebutkan jenis peralatan pada keselamatan kerja 5. Jelaskan klasifikasi helmet yang anda ketahui.