Anda di halaman 1dari 10

APA ITU DIARE

Diare atau gastroenteritis (GE) adalah suatu infeksi usus yang menyebabkan keadaan feses bayi encer dan/atau berair, dengan frekuensi lebih dari 3 kali perhari, dan kadang disertai muntah. Muntah dapat berlangsung singkat, namun diare bisa berlanjut sampai sepuluh hari. Diare sendiri sebenarnya adalah kondisi dimana seseorang buang air besar (BAB) lembek/cair bahkan dapat berupa air saja yang terjadi lebih sering dari biasanya, dengan atau danpa lendir/darah dalam tinja. Diare yang sangat serius tidak hanya menyebabkan dehidrasi, tapi juga kekurangan gizi. Pada balita yang sudah bergizi buruk atau kurang, diare jelas sangat berbahaya. Ditemukan Angka Kesakitan diare semua umur adalah 37 orang per 100 penduduk, sedangkan rata-rata Balita 1-2 kali diare setiap tahunnya. Kelompok usia dini ini juga lebih rentan terhadap kekurangan cairan dan garam tubuh (dehidrasi). Padahal dehidrasi yang tidak segera diatasi dapat menimbulkan kematian. Pada banyak kasus, pengobatan tidak diperlukan. Bayi usia sampai enam bulan dengan diare dapat terlihat sangat sakit, akibat terlalu banyak cairan yang dikeluarkannya.

MENGAPA DIARE BERBAHAYA?


Diare menyebabkan kehilangan garam (natrium) dan air secara cepat, yang sangat penting untuk hidup. Jika air dan garam tidak digantikan cepat, tubuh akan mengalami dehidrasi. Kematian terjadi jika kehilangan sampai 10% cairan tubuh. Diare berat dapat menyebabkan kematian. Berikut adalah beberapa bahaya yang ditimbulkan oleh penyakit tropis diare : a. Zat-zat gizi hilang dari tubuh b. Penderita akan kehilangan cairan tubuh c. Seseorang dengan diare tidak merasa lapar d. Penderita tersebut menjadi lesu dan lemas e. Penderita dapat meninggal bila kehilangan cairan tubuh lebih banyak

PENCEGAHAN DIARE
Mengetahui cara diare menyebar, maka kiat utama memerangi diare adalah menjaga kebersihan air serta menggunakan jamban untuk BAB. Selanjutnya juga jaga kebersihan diri, makanan, minuman, dan tentunya alat makan. Semua ini hanya mungkin dapat dilakukan jika air yang digunakan bersih dari kuman. Cuci tangan dengan sabun diketahui mampu menekan kemungkinan terkena diare hingga 35%.
1

Menghindari diare berarti mengkonsumsi air dan makanan yang bersih. Minum air dari sumber air yang tidak terkontaminasi. Selain dicuci bersih, makanan juga perlu dimasak hingga matang, dan dijaga kebersihannya dengan ditutup sebelum disajikan untuk disantap. Untuk bayi, pencegahan diare dapat dilakukan dengan pemberian ASI dan memperbaiki mutu gizi maupun kebersihan makanan pendamping. Selain itu, buang tinja bayi ke dalam jamban, dan bersihkan sisa kotorang dengan antiseptik atau desinfektan. Beberapa cara mencegah diare antara lain : a. Berikan hanya ASI selama 4 6 bulan pertama dan teruskan menyusui paling kurang selama tahun pertama. b. Berikan makanan penyapih bergizi yang bersih pada 4 6 bulan. c. Berikan makanan yang baru dimasak dengan baik dengan menggunakan air bersih. d. Semua anggota keluarga mencuci tangannya dengan air sabun sebelum makan, sebelum menyiapkan makanan dan setelah berak. e. Secepatnya membuang tinja anak kecil ke kakus.

PENYEBAB DIARE
Di kebanyakan negara berkembang, tinginya prevalensi diare disebabkan oleh kombinasi mutu air yang tercemar dengan kekurangan protein dan kalori. Bakteri penyebar diare akan terdapat dalam tinja pendierita diare. Bakteri kemudian menyebar lewat udara atau kontak langsung, menempel pada makanan, minuman, atau tempat makan yang dikonsumsi calon penderita. Beberapa perilaku yang meningkatkan risiko terkena diare adalah :

Tidak memberikan Air Susu Ibu (ASI) saat bayi berumur 0 4 atau 6 bulan. Menggunakan botol susu. Botol susu tidak selalu mudah dibersihkan sehingga kuman bercokol di situ. Menggunakan air minum yang tercemar, baik dari sumbernya atau ketika dibiarkan tidak tertutup di rumah. Tidak mencuci tangan sesudah buang air besar atau membuang tinja anak. Tidak membuang tinja (termasuk tinja bayi) dengan benar. Menyimpan makanan terbuka (pada suhu kamar) selama beberapa jam. Minum air tidak dimasak Makan jajanan kurang bersih Makan dengan tangan yang kotor Berak disembarang tempat Mengguankan air kotor untuk keperluan sehari-hari
2

Makanan tidak ditutup sehingga dihinggapi lalat dan terkena debu & kotoran Ikan, jamur atau singkong dan makan makanan yang mengandung racun Makanan dan minuman yang basi atau menggunakan zat pewarna berlebihan

JENIS DIARE
Penanganan diare bergantung pada jenis klinis penyakitnya, yang dengan mudah ditentukan saat anak pertama kali sakit. Pemeriksaan laboratorium tidak diperlukan. Empat jenis klinis diare antara lain: a. Diare akut bercampur air (termasuk kolera) yang berlangsung selama beberapa jam/hari: bahaya utamanya adalah dehidrasi, juga penurunan berat badan jika tidak diberikan makan/minum Diare akut bercampur darah (disentri) : bahaya utama adalah kerusakan usus halus (intestinum), sepsis (infeksi bakteri dalam darah) dan malnutrisi (kurang gizi), dan komplikasi lain termasuk dehidrasi. Diare persisten (berlangsung selama 14 hari atau lebih lama) : bahaya utama adalah malnutrisi (kurang gizi) dan infeksi serius di luar usus halus, dehidrasi juga bisa terjadi. Diare dengan malnutrisi berat (marasmus atau kwashiorkor) : bahaya utama adalah infeksi sistemik (menyeluruh) berat, dehidrasi, gagal jantung, serta defisiensi (kekurangan) vitamin dan mineral.

b.

c.

d.

Pada beberapa kasus, diare memerlukan perawatan medis yang serius. Diare di bawah ini biasanya diperlukan pengawasan medis:

Diare pada balita Diare menengah atau berat pada anak-anak Diare yang bercampur dengan darah. Diare yang terus terjadi lebih dari 2 minggu. Diare yang disertai dengan penyakit umum lainnya seperti sakit perut, demam, kehilangan berat badan, dan lain-lain. Diare pada orang bepergian (kemungkinan terjadi infeksi yang eksotis seperti parasit) Diare dalam institusi seperti rumah sakit, perawatan anak, institut kesehatan mental

GEJALA DIARE
Gejala yang umum dijumpai pada penderita diare antara lain : a. b. c. d. e. f. Berak encer atau cair lebih dari 3 kali dalam 24 jam Gelisah dan rewel Badan lemah dan lesu Muntah-muntah Rasa haus Menurunnya nafsu makan

PENGOBATAN & PERAWATAN PENDERITA


Jika terlanjur terkena diare, maka sebaiknya dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :
1. CEGAH DEHIDRASI.

Pastikan masuknya cairan cairan dengan cukup. Minumlah banyak air, tentu saja air matang. Masukan air dapat juga berupa air tajin, atau kuah sayur. Derajat dehidrasi dinilai dari tanda dan gejala yang menggambarkan kehilangan cairan tubuh. Pada tahap awal, yang ada hanya mulut kering dan rasa haus. Seiring meningkatnya dehidrasi, muncul tanda-tanda seperti: meningkatnya rasa haus, gelisah, elastisitas (turgor) kulit berkurang, membran mukosa kering, mata tampak cekung, ubun-ubun mencekung (pada bayi), dan tidak adanya air mata sekalipun menangis keras. Dehidrasi minimal atau tanpa dehidrasi (kehilangan < 3% cairan tubuh):

Status mental: baik, waspada Rasa haus: minum baik, mungkin menolak cairan Denyut nadi: normal Kualitas kecukupan isi nadi: normal Pernapasan: normal Mata: normal Air mata: ada Mulut dan lidah: lembap (basah) Elastisitas kulit: cepat kembali setelah dicubit Pengisian kapiler darah: normal Suhu lengan dan tungkai: hangat Produksi urin: normal sampai berkurang

Dehidrasi ringan sampai sedang (kehilangan 3 9% cairan tubuh):


4

Status mental: normal, lesu, atau rewel Rasa haus: haus dan ingin minum terus Denyut nadi: normal sampai meningkat Kualitas kecukupan isi nadi: normal sampai berkurang Pernapasan: normal; cepat Mata: agak cekung Air mata: berkurang Mulut dan lidah: kering Elastisitas kulit: kembali sebelum 2 detik Pengisian kapiler darah: memanjang (lama) Suhu lengan dan tungkai: dingin Produksi urin: berkurang

Dehidrasi berat (kehilangan > 9% cairan tubuh)


Status mental: lesu, sampai tidak sadar Rasa haus: minum sangat sedikit, sampai tidak bisa minum Denyut nadi: meningkat, sampai melemah pada keadaan berat Kualitas kecukupan isi nadi: lemah, sampai tidak teraba Pernapasan: dalam Mata: sangat cekung Air mata: tidak ada Mulut dan lidah: pecah-pecah Elastisitas kulit: kembali setelah 2 detik Pengisian kapiler darah: memanjang (lama), minimal Suhu lengan dan tungkai: dingin, biru Produksi urin: minimal (sangat sedikit)

2. ATASI DEHIDRASI. Jika mata penderita mulai cekung, bibir kering, gelisah, rewel, lemas, dan kulit perut jika dicubit tidak lentur, lambat kembali, berarti sedang terjadi dehidrasi tingkat ringan-sedang. Bawa penderita ke sarana kesehatan untuk mendapatkan oralit selama 3 jam pertama. Bila membaik dan dapat pulang, berikan oralit setiap kali BAB. Seperempat gelas untuk anak usia dibawah satu tahun, dan setengah gelas untuk anak usia 1-4 tahun. Berikan satu gelas untuk anak usia lebih dari 5 tahun. Bila air kencing lebih pekat dan ujung jari tangan-kaki menjadi dingin, segera rujuk ke sarana kesehatan yang lengkap untuk mendapatkan pemberian cairan melalui infus.

3. BERIKAN MAKANAN. Tetap berikan makanan. Pada Balita yang masih minum ASI, berikan ASI lebih sering. Pada Balita yang minum susu formula, berikan susu lebih sering dari biasanya.
5

4. OBATI MASALAH LAIN. Jika ditemui penyakin lain selain diare, berikan pengobatan sesuai indikasi dengan tetap berusaha mengatasi dehidrasi.

PENANGANAN DIARE DI RUMAH


1. Membuat Larutan Gula Garam (LGG)

Bahan dan alat yang diperlukan :


-

Gula pasir sebanyak 1 (satu) sendok teh penuh Garam dapur yang halus sebanyak (seperempat) sendok teh Air masak atau air teh yang hangat (tidak selagi mendidih) sebanyak 1 (satu) gelas Gelas belimbing / lainnya yang sama ukurannya, dan sendok teh

Cara membuat :
-

Sebelum membuat, cucilah tangan sampai bersih Tuangkan air masak, atau air teh ke dalam gelas sebanyak 1 (satu) gelas Masukkanlah gula pasir dan garam menurut takaran yang telah ditentukan Aduklah sampai gula dan garam menjadi larut semua Minumlah sebanyak anak mau. Bila habis dibuatkan lagi dengan cara yang sama.

DIARE PADA ANAK-ANAK & BAYI Anak dengan diare ringan dapat dirawat di rumah. Perawatan yang utama adalah menjaga agar asupan cairannya tercukupi, yaitu dengan memastikan anak tetap minum. Cairan ini dibutuhkan untuk menggantikan cairan yang hilang lewat muntah ataupun diare. Cairan sangat penting untuk diberikan, bahkan bila diare bertambah buruk.
6

Jangan berikan obat yang dapat mengurangi muntah atau diare. Obatobatan itu tidak berguna dan berbahaya. Berikan sedikit cairan namun sering. Berikan cairan semulut penuh setiap 15 menit sekali, hal ini baik diberikan untuk anak anda yang sering muntah.

Hal penting yang harus diingat :


Bayi dan anak kecil mudah mengalami dehidrasi, oleh karena itu mereka butuh cairan yang diberikan sedikit namun sering. Bayi berusia di bawah enam bulan dengan diare perlu diperiksa oleh dokter setelah 6-12 jam penanganan diare. Beri minum setiap kali bayi muntah. Tetap berikan ASI untuk bayi yang masih menyusui. Bagi bayi yang minum susu formula, susu tetap diberikan sampai lebih dari 12-24 jam. Berikan anak yang lebih besar satu cangkir (150-200 ml) cairan untuk setiap muntah banyak atau diare. Teruskan pemberian makanan jika anak anda masih mau makan. Jangan sampai anak tidak mendapat asupan makanan sama sekali dalam 24 jam. Bayi atau anak anda sangat infeksius, jadi cuci tangan sampai bersih dengan sabun dan air hangat, khususnya sebelum memberi makan dan sesudah mengganti popok atau celana. Pisahkan anak atau bayi yang terkena diare dari anak atau bayi lain sebisa mungkin, sampai diare berhenti. Penanganan di rumah : a. Pemberian makanan bayi Jika ibu menyusui, ASI terus diberikan dan diberikan lebih sering. Bayi dengan susu formula boleh diberikan cairan rehidrasi oral selama 12 jam pertama, setelah itu dilanjutkan dengan pemberian susu formula lebih sedikit dari jumlah yang biasa diberikan, namun diberikan lebih sering. b. Cairan Rehidrasi Oral (CRO)/Clear fluid Anak dengan diare harus terus minum CRO atau clear fluid. CRO yang kita kenal bisanya oralit (dalam bentuk kantung sachet dengan atau tanpa rasa tambahan) atau CRO khusus anak (yang tersedia dalam kemasan botol plastik dengan aneka rasa). Cairan tersebut dapat dibeli di apotek atau toko obat, tapi bila tidak tersedia dapat diberikan CRO lain seperti yang disebutkan di bawah ini. Untuk bayi hingga usia sembilan bulan, pembuatan CRO harus menggunakan air mendidih yang telah didinginkan. CRO CARA MEMBUAT
7

Oralit CRO khusus anak (kemasan botol) Larutan gula

Satu sachet dilarutkan dengan dua gelas (400 ml) air Siap digunakan Satu sendok makan gula dilarutkan dengan dua gelas (200 ml) air yang rendah Satu gelas limun dilarutkan dengan empat gelas (800 ml) air Satu gelas jus dilarutkan dengan empat gelas (800 ml) air

Limun kalori)

(bukan

Jus Buah

PERHATIAN: Minuman mengandung gula harus diencerkan, karena terlalu banyak gula pada bayi kecil dapat memperberat diare.

Pemberian Cro Berdasarkan Berat Dan Derajat Dehidrasi

BERAT SAAT INI [kg] 3.0 kg 4.0 kg 5.0 kg 6.0 kg 7.0 kg 8.0 kg 9.0 kg 10 kg 12 kg 15 kg 20 kg

DERAJAT DEHIDRASI SEDANG (4-6%) BERAT (>7%) ml/jam ml/jam ml/jam ml/jam 0 6 jam 7 24 jam 0 6 jam 7 24 jam 25 20 45 20 35 30 60 30 45 35 75 35 55 40 90 40 60 45 100 45 70 50 115 50 80 55 130 55 90 60 150 60 105 65 175 65 135 70 220 70 175 85 290 85
8

30 kg

260

90

440

90

Pemberian makanan : Anak awalnya akan menolak bila diberi makan. Hal ini bukan masalah selama CRO tetap diberikan. Anak dapat diberikan makanan apa saja yang mereka suka, dan berikan setiap kali mereka ingin makan, dan jenis makanan tidak dibatasi. Anak tidak boleh berhenti makan lebih dari 24 jam.

Ke rumah sakit bila :


o Anak tidak mau minum dan tetap muntah dan diare. o Anak dengan diare yang sangat banyak (8-10 kali atau 2-3 kali diare

dalam jumlah yang banyak), atau diare berlangsung lebih dari sepuluh hari. o Anak muntah terus-menerus dan tidak bisa menerima asupan cairan. o Anak dengan gejala dehidrasi yaitu tidak/jarang kencing, pucat, berat badan turun, kaki dan tangan dingin, mata cekung, atau susah bangun. o Anak dengan sakit perut hebat. o Orangtua khawatir dengan alasan apapun.

DIARE DAN MENYUSUI : Meningkatkan upaya menyusui dengan ASI pada bayi sampai usia 6 bulan dapat menyelamatkan kurang-lebih 1,5 juta bayi setiap tahunnya. Sampai dengan 55% kematian pada bayi akibat penyakit diare dan infeksi saluran napas akut terjadi akibat upaya menyusui yang tidak tepat. Upaya menyusui optimal bagi kesehatan anak dan pertumbuhannya adalah memberikan ASI dalam beberapa jam setelah melahirkan, ASI eksklusif selama enam bulan, memberikan makanan pendamping ASI (MPASI) pada waktunya dengan makanan yang tepat, serta meneruskan memberikan ASI sampai umur dua tahun atau lebih. Selama enam bulan pertama, bayi harus diberikan ASI eksklusif. Hal ini berarti bahwa bayi yang sehat hanya menerima ASI, dan tidak ada cairan lain termasuk air putih, teh, jus, dan susu formula. Bayi yang diberikan ASI secara eksklusif lebih jarang mengalami diare atau mengalami kematian akibatnya, dibandingkan bayi yang tdak mendapatkan ASI, atau mendapatkan ASI tidak eksklusif. Memberikan ASI juga melindungi bayi dari risiko alergi, dan infeksi lain seperti penumonia. Jika tidak memungkinkan memberikan ASI, susu sapi atau susu formula sebaiknya diberikan menggunakan cangkir. Hal ini mungkin sekalipun
9

terhadap bayi kecil. Botol susu jangan digunakan karena sukar dibersihkan dan dengan mudah membawa organisme yang menyebabkan diare. Risiko lain juga terjadi pada bayi yang mulai mendapatkan MPASI. Hal ini dikarenakan potensi kuman yang terdapat dalam makanan, dan kehilangan perlindungan dari ASI yang memiliki potensi anti infeksi. Untuk itu perlu mempersiapkan makanan bergizi, dan higienis dalam penyajiannya.

PERAN SERTA MASYARAKAT Semua tindakan pencegahan diare dapat dengan mudah dilakukan oleh setiap anggota masyarakat, dari usia kanak-kanak hingga usia lanjut. Untuk tindakan mengatasi diare, selain dilakukan oleh petugas kesehatan, masyarakat juga perlu tahu cara tepat untuk mencampur dan mengkonsumsi oralit. Dalam keadaan darurat, gunakan air matang (tidak panas), satu sendok teh gula, dan satu pujuk sendok teh garam. Aduk hingga gula dan garam melarut. Berikan pada penderita sesering mungkin.

10

Anda mungkin juga menyukai