Anda di halaman 1dari 2

Bagus Aditiya Priambada 1041160016 1B JTD Politeknik Negeri Malang

Mahasiswa Kos Semanggi Barat 33


Lain ladang lain belalang, lain lubuk lain ikannya. Peribahasa yang berarti bahwa setiap daerah memiliki adat istiadat yang berbeda ini sepertinya cocok dipelajari oleh mahasiswa yang akan mencari kos-kosan. Setiap kos-kosan pasti memiliki adat istiadatnya sendiri. Berikut ini akan diceritakan salah satu keadaan dan kehidupan mahasiswa kos yang tinggal di kos-kosan dengan alamat, Jalan Semanggi Barat nomor 33, Malang. Mahasiswa yang kos di jalan Semanggi Barat nomor 33 memiliki keunikan masing-masing. Kenunikan yang pertama adalah bau mereka. Khususnya untuk bau kamar mereka. Bau kamar milik mahasiswa fakultas peternakan berbeda dengan bau kamar milik mahasiswa fakultas teknik. Bau kamar mahasiswa fakultas peternakan berbau seperti bau hamster karena mahasiswa ini memlihara hamster di dalam kamarnya. Sedangkan mahasiswa fakultas teknik bau kamarnya lebih banyak di dominasi bau keringat karena mahasiswa yang satu ini jarang mandi. Ada pula kamar mahasiswa yang tidak berbau tapi pengap karena lokasi kamar berada di pojokan dan terdapat sedikit ruang ventilasi di kamarnya. Keunikan kedua adalah cara bicara mereka. Hal ini dikarenakan mahasiswa yang kos di tempat ini berasal dari berbagai daerah luar kota. Ada yang berasal dari Tulungagung, ada yang berasal dari Pontianak, ada yang berasal dari Magetan namun sudah cukup lama tinggal di Malang dan ada pula yang berasal dari Banyuwangi. Keunikan selanjutnya ada pada cara berpikir mereka. Beberapa diantara mahasiswa ini berpikir bahwa makan haruslah dengan nasi yang banyak. Alasannya, agar tenaga yang didapatkan juga banyak. Namun satu mahasiswa berpikir bahwa makan itu bukan nasinya yang banyak, melainkan lauknya. Alasannya, protein dan vitamin yang ada pada lauk lebih penting untuk pertumbuhan daripada karbohidrat pada nasi. Meskipun memiliki keunikan masing-masing, mahasiswa-mahasiswa ini juga memiliki kesamaan. Mereka sama-sama kurang rapi. Baju-baju tergantung di dinding, entah itu kotor atau bersih. Buku dan kertas di atas kasur. Barang-barang yang tergeletak dan tidak pada tempatnya. Di luar kamar, sepatu yang yang mereka letakkan begitu saja kadang-kadang terkena air hujan. Kesamaan lain mahasiswa ini adalah tentang kedisiplinan. Mereka sama-sama kurang disiplin. Mereka sering tergesa-gesa berangkat kuliah karena tahu dia sudah terlambat. Bangunpun jarang ada yang mendahului matahari keluar dari sarangnya. Sampai-sampai pernah terjadi antrian panjang di depan kamar mandi dimana antrian itu sudah melewati jam masuk kuliah mereka. Mahasiswa di kos-kosan ini merasa memiliki kebebasan. Hal ini dikarenakan mereka bebas keluar masuk kos-kosan. Pulang malam hari ataupun pulang pagi harinya. Mereka diberi dua buah kunci, satu kunci untuk pintu depan dan kunci yang lain kamar mereka sendiri. Mereka juga diberi kebebasan membawa teman masuk ke dalam kamar. Namun, ada hal yang dikeluhkan oleh mahasiswa-mahasiswa ini. Keluhan mereka tentang kos-kosan yang mereka tinggali. Beberapa keluhan mereka tentang kos-kosan ini antara lain

tentang biaya, luas kamar, dan listrik. Biaya kos per tahun yang mereka anggap terlalu mahal dan mereka hanya mendapat kamar yang mereka rasa kecil untuk ditempati. Dan fasilitas listrik yang putus-nyambung namun harus dibayar 100%. Seperti itulah kehidupan dan keadaan mahasiswa yang kos di Jalan Semanggi Barat nomor 33. Mereka meiliki banyak perbedaan dalam sifat namun secara tidak langsung mereka sama dalam kebiasaan.

Anda mungkin juga menyukai