Anda di halaman 1dari 7

PENINGKATAN TARIF LISTRIK

YULIA AYU ASYARI 41609120022

KATAPE

ANTAR

Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-Nya saya masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa saya ucapkan kepada Bapak Nacep selaku dosen yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini. Saya menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh sebab itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan semoga sengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi teman-teman sekalian yang membacanya. Amin. Jakarta, Juli 2011

Penulis

PENDAHULUAN

Manusia sangat membutuhkan energi listrik apa lagi di zaman yang semakin maju seprti sekarang.Listrik menjadi kebutuhan pokok bagi hampir setiap manusia karna dapat mempermudah dalam kehidupan sehari-hari. Banyak alat-alat dari alat rumah tangga bersekala kecil seperti alat rumah tangga hingga industri membutuhkan enargi listrik.Energi lstri berskala kecil dari batu batre hingga berskala besar seperti listrik yang kita gunakan sehari -hari di rumah membutuhkan biaya.PLN adalah satu-satunya perusahaan milik negara yang menyupali listrik ke masyarakat Indonesia.

PEMBAHASAN

Tarif dasar listrik atau biasa disingkat TDL, adalah tarif yang boleh dikenakan oleh pemerintah untuk para pelanggan PLN. PLN adalah satu-satunya perusahaan yang boleh menjual listrik secara langsung kepada masyarakat Indonesia, maka TDL bisa dibilang adalah tarif untuk penggunaan listrik di Indonesia. Saat ini TDL rata -rata adalah USD 0,065 /kWh. Pada 2004, tarif nonsubsidi pelanggan 6.600 VA ke atas sekitar Rp 1.380 per kilowatt -hour (kWh), sedang tarif subsidi sekitar Rp 600 per kWh
[1]

. Pada awal 2008 , diberlakukan tarif

non subsidi untuk pelanggan listrik dengan daya 6600 keatas.Mulai 1 Juli 2010, pemerintah memutuskan menaikkan TDL rata -rata 10%. Hal ini didasarkan pada Pasal 8 UU No.2 Tahun 2010, untuk menutupi kekurangan subsidi sebesar Rp4,8 triliun karena alokasi anggaran subsidi listrik ditetapkan Rp.55,1 triliun. Tetapi untuk TDL 450-900 VA, DPR memutuskan tidak ada kenaikan. Kenaikan TDL ini mengundang aksi demo dari Mahasiswa dan masyarakat, menurut mereka kenaikan hanya menambah penderitaan rakyat, terutama dari kalangan menengah ke bawah. Tetapi menurut PLN, kenaikan TDL adalah untuk meningkatkan kinerja PLN. Selama ini PLN berusaha menutupi kekurangan pasokan dengan menambah pembangkit kecil dan genset. Dir ektur Utama PLN Dahlan Iskan, mengatakan bahwa terjadinya pemadaman di beberapa daerah bukan karena kurangnya pasokan listrik, melainkan karena rusaknya trafo listrik akibat kelebihan beban, yang menurutnya ideal kalau satu trafo maksimal hanya melayani 150 pelanggan. Tapi yang terjadi selama ini melayani lebih dari 200 pelanggan. kenaikan TDL tersebut dilakukan untuk menutupi kekurangan anggaran subsidi listrik tahun depan yang mencapai Rp 20 triliun saat ini pemerintah tengah berupaya mencapai target 66,2 persen rasio elektrifikasi melalui pemberian Solar Home System (SHS) maupun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) komunal, di samping peningkatan jangkauan jaringan listrik PLN di semua Provinsi.

Berikut daftar alokasi APBN di Departemen ESDM untuk membangun pembangkit Energi Baru Terbarukan (EBT), jaringan, dan gardu distribusi: Tahun 2009 meliputi: Rp 658,7 Miliar untuk 94 KK di daerah terpencil seluruh Indonesia dan 18 pulau terluar serta daerah perbatasan.Rp 841,3 Miliar untuk pengembangan jaringan PLNSementara untuk tahun 2010 : Rp 561,5 Miliar untuk 81.000 KK di daerah terpencil di seluruh IndonesiaRp 591,5 Miliar untuk pengembangan jaringan PLN. Berikut ini simulasi biaya beban listrik untuk pelanggan perumahan (R1) dengan daya terpasang 1300 Watt, dengan beban 200 KWH (sumber pln.co.id). Biaya Blok Blok beban: I II (20 (60 1300 / 1000 20 40 x x x Rp. Rp. Rp. 30.100 3 85 445 = = = Rp. Rp Rp. 39.130 7.700 17.800

KWH): KWH):

Blok III (> 60 KWH: 140 x Rp. 495 = Rp. 69.300 Total Biaya yang harus dibayarkan sebesar Rp. 133.930. Sementara saat diterapkan tariff bonus dan denda, maka tariff normal hanya akan dihitung sampai dengan 158 KWH, atau senilai Rp. 113.140, - dan sisa 42 KWH akan dikenai denda dengan perhitungan 48 * Rp. 495 * 1,6 = Rp. 38.016 , Dan total biaya yang harus ditanggung adalah Rp 113.140 + Rp 38.016 = Rp. 151.156,-. Lebih mahal Rp. 17.226, Perhitungan di atas masih menggunakan TDL 2003.

Secara tidak langsung kenaikan TDL me micu kenaikan harga bahan kebutuhan pokok atau semba ko serta kebutuhan dapur lainya. Kenaikan harga harga ini disambut miris oleh para masyarakat.Intinya, kita dipaksa untuk selalu berhemat dalam mengkonsumsi energi listrik. Saya sangat mengerti kesulitan pemerintah karena kenaikan harga BBM yang ternyata juga menjadi salah satu bahan bakar utama pembangkit listrik. Yang saya gak ngerti kenapa quota listrik

ditetapkan secara nasional, mengapa bukan per wilayah disesuaikan dengan kondisi di lapangan, karena saya yakin akan selalu kena denda walau dengan pemakaian normal seperti biasa.
Solusi: . Masyarakat harus hemat dan bijak dalam menggunakan energi listrik. . Mencari solusi sumber energi listrik alternatif. 3. Memperbaiki kinerja PLN.

Referensi:
http://arsipberita.com/show/tarif-listrik-dipastikan-naik-di-2010-29426.html http://hileud.com/hileudnews?title=Kenaikan+TDL+Rangsang+Harga+Sembako&id=139211 http://www.hedwigus.com/tarif-listrik-naik http://id.wikipedia.org/wiki/Tarif_dasar_listrik

Anda mungkin juga menyukai