Anda di halaman 1dari 52

ANALISA UJI PRODUKSI

DENGAN METODE UJI DATAR PADA SUMUR MHB-16


DI PT PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGY
AREA KAMOJANG

LAPORAN TUGAS AKHIR

OIeh:
Muhammad Hasan Basri
NIM: 070016

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN
AKADEMI MINYAK DAN GAS BALONGAN
INDRAMAYU
2011

ii

SARI
Uji produksi suatu sumur geothermal merupakan kelanjutan dari
pengukuran-pengukuran sebelumnya seperti Completion Test yang terdiri
dari Gross Permeability dan Water Loss Test dimana didapat gambaran
tentang njektivitas, Kapasitas Spesifik, Transmisifitas, skin factor dan
dugaan-dugaan lain terhadap kemampuan sumur baik secara kualitatif
maupun kuantitatif.
Dalam suatu uji produksi kemampuan sumur dapat dilihat secara
nyata sehingga hasilnya dapat dipergunakan sebagai pembanding
terhadap pengujian sebelumnya ataupun menentukan tindak lanjut
terhadap sumur tersebut. Salah satu tujuan uji produksi adalah untuk
menentukan kapasitas produksi atau deliverability sumur. Permeabilitas
dari reservoir gas akan mempengaruhi lama waktu aliran mencapai
kondisi stabil. Pada reservoir yang ketat kestabilan dicapai pada waktu
yang lama. Untuk mencapai keadaan ini maka ada beberapa macam test
yang dapat digunakan untuk memperoleh deliverability, yaitu Back
Pressure, Isochronal, dan Modified Isochronal.
Uji produksi yang dilakukan pada sumur MHB-16 menggunakan
metode Uji Datar. Dari metode uji produksi tersebut dapat dianalisa
beberapa hal diantaranya waktu yang dibutuhkan untuk pengujian,
penghematan uap selama pengujian dan keakuratan dalam menentukan
kapasitas produksi atau deliverability sumur.
Kelebihan dari metode Uji Datar ini adalah diperolehnya data actual
antara TKS dan laju produksi yang stabil. Pelaksanaan dari test
konvensional ini dimulai dengan menstabilkan tekanan reservoir dengan
cara menutup sumur lalu ditentukan harga
R
. Selanjutnya sumur
diproduksi diubah-ubah empat kali dan setiap kali sumur itu dibiarkan
berproduksi sampai tekanan mencapai stabil sebelum diganti dengan laju
produksi lainnya. Setiap perubahan laju produksi tidak didahului dengan
penutupan sumur. Dari keempat titik TKS dan laju alir yang berbeda dapat
ditentukan kapasitas produksi atau deliverability sumur.

iii

LEMBAR PENGESAHAN
ANALISA UJI PRODUKSI
DENGAN METODE UJI DATAR PADA SUMUR MHB-16
DI PT PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGY
AREA KAMOJANG

OIeh:
Muhammad Hasan Basri
NIM: 070016
Disahkan,
Bandung, ________________


Pembimbing


Riyanto Tri Priyadi

iv

RIWAYAT HIDUP

Nama : Muhammad Hasan Basri
Program Studi : Teknik Perminyakan
Usia : 19 tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Kewarganegaraan : ndonesia
Tempat Tanggal Lahir : Jakarta 26 Juli 1991
Agama : slam
PK Terakhir : 3.35
Alamat :
Rumah : Jl. Penggilingan No.53 RT 011 RW 07
Kel.Penggilingan Kec.Cakung Jakarta Timur
Kode Pos 13940 Telp (021)4613951
Kampus : Akamigas Balongan Jl. Jendral Sudirman
No.17 ndramayu Jawa Barat 45212
Telp (0234)272448 Fax (0234)275259
My mobile : 0856 9315 2258
Email : hasan_a4@yahoo.com

v


Pendidikan

Formal :
1. SD Negeri Penggilingan 07 Pagi 1996-2002
2. SMP Negeri 236 Jakarta 2002-2005
3. SMA Negeri 31 Jakarta 2005-2008
4. Diploma Tiga Akamigas Balongan 2008-Sekarang
Non Formal :
1. English Course di LA Jakarta 2006-2008
2. English Course di LA Cirebon 2008
Sertifikat :
1. Praktik badah Pendidikan Agama slam Tingkat Sekolah Dasar 2002.
2. Peserta Perlombaan Pramuka Penggalang & Keterampilan 2003.
3. Elementary Level at LA Jakarta 2006.
4. ntermediate Level at LA Jakarta 2007.
5. High ntermediate Level at LA Cirebon 2008.
6. Peserta Stadium General LPG Manufacturing Process and Operations
2008.
7. Peserta General Stadium Pengolahan Limbah ndustry Migas 2009.
8. Peserta Seminar Offshore Structure Oceanovolution 2009.

vi

KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT yang
telah melimpahkan segala rahmat dan hidayah-NYA sehingga penulis
dapat menyelesaikan Laporan Tugas akhir ini dengan judul ANALSA UJ
PRODUKS DENGAN METODE UJ DATAR PADA SUMUR MHB-16 D
PT PERTAMNA GEOTHERMAL ENERGY AREA KAMOJANG. Laporan
Tugas akhir ini diajukan untuk memenuhi syarat untuk melakukan Tugas
akhir.
Perwujudan laporan ini adalah berkat do'a dan dukungan dari Ayah
dan Mama tercinta serta bantuan dari berbagai pihak sehingga laporan ini
dapat diselesaikan. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini
perkenankanlah penulis untuk mengucapkan terima kasih kepada :
1. bu r. Hanifah Handayani selaku Ketua Yayasan Akamigas
Balongan, ndramayu.
2. Bapak Nahdudin slami selaku Direktur Akamigas Balongan,
ndramayu.
3. Bapak M. Achyar Karim, selaku Ass.Manager Lab. Mutu.
4. Bapak Djoko Santoso, Bapak Oman Fudoli dan Bapak Endang
sebagai Divisi SDM PT PGE Area Geothermal Kamojang.
5. Bapak dham Pulungan, selaku Pws Manager Operasi Produksi.
6. Bapak Riyanto Tri Priyadi selaku Pembimbing dalam tugas akhir.
7. Bapak Asep Saripudin, Bapak Sidiq Nurbiyantoko, bu Rani
Febriani, dan Bapak Dikih Safari.
vii



8. Seluruh staff control room fungsi operasi (Bapak Djarno, Bapak
Efrizal, Bapak Fahmi Fahrudin, Bapak Aa. Eka Yono, Bapak Gani
Ramdhani, Bapak Devi rawan, Bapak Hari Susanto, Bapak Dede
Burhanudin).
9. Bapak Ewon sanjaya, selaku staff HSE layanan umum PT
Pertamina Geothermal Kamojang.
10. Bapak Taman dan keluarga yang telah banyak membantu selama
Tugas Akhir.
11. Seluruh staff dan karyawan PT. Pertamina Geothermal Energy
Area Kamojang.
12. Teman-teman Teknik Perminyakan Akamigas Balongan, ndramayu
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih banyak
terdapat kekurangan baik dilihat dari segi menyajikan data maupun
penulisannya. Kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan
demi penulisan selanjutnya yang lebih baik.

Bandung, 00 Juli 2011

Penulis

viii

DAFTAR ISI
HaIaman
JUDUL ........................................................................................................ i
SARI ........................................................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................... iii
RIWAYAT HIDUP ..................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ................................................................................. vi
DAFTAR ISI ............................................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... x
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ...................................................................... 1
1.2. Tema ..................................................................................... 2
1.3. Tujuan ................................................................................... 2
1.3.1. Tujuan Umum .............................................................. 2
1.3.2. Tujuan Khusus ............................................................ 2
1.4. Manfaat ................................................................................. 3
1.4.1. Manfaat bagi Mahasiswa ............................................. 3
1.4.2. Manfaat bagi Akamigas Balongan .............................. 3
1.4.3. Manfaat bagi nstitusi Tempat Tugas Akhir ................. 4
BAB II TINJAUAN TEORI.......................................................................... 5
2.1. Back Pressure ....................................................................... 9
2.2. Uji Datar (Orifice Plate) ....................................................... 10
ix



2.3. Konstruksi Orifice Plate ....................................................... 13
2.4. Prosedur Perhitungan Menggunakan Orifice Radius Tapping14
2.5. Desain Orifice ...................................................................... 20
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...................................................... 23
3.1 Studi Literatur ...................................................................... 23
3.2 Studi Lapangan ................................................................... 23
3.3 Wawancara ......................................................................... 23
3.4 Analisis ................................................................................ 24
BAB IV PEMBAHASAN .......................................................................... 25
4.1. Uji Datar (Orifice Plate) ....................................................... 25
4.2. Data Lapangan .................................................................... 25
4.2.1. Desain Orifice ........................................................... 25
4.2.2. Laju Alir Massa Uap .................................................. 26
4.3. Pengolahan Data................................................................. 26
4.3.1. Design Orifice ........................................................... 26
4.3.2. Laju Alir Massa Uap .................................................. 30
4.4. Analisa Data ........................................................................ 39
BAB V KESIMPULAN ............................................................................. 40
DAFTAR PUSTAKA


x

DAFTAR GAMBAR
HaIaman
Gambar 2.1 Hubungan Linier antara A
2
vs o
sc
dalam Skala Log-Log ...... 8
Gambar 2.2 Skema Tekanan dan Laju Alir pada Uji Back Pressure ........ 10
Gambar 2.3 Multiplying Factor For Thermal Expansion ........................... 15
Gambar 2.4 P
atm
vs Ketinggian................................................................. 16
Gambar 2.5 Rasio Panas Spesifik Uap (y) atau CO
2
............................... 17
Gambar 2.6 Konstanta Orifice Radius ...................................................... 18
Gambar 2.7 Faktor Koreksi Bilangan Reynold (Z
R
) .................................. 19
Gambar 2.8 Faktor Koreksi Ukuran Pipa (Z
D
) .......................................... 19
Gambar 4.1 CmE vs m ............................................................................. 28
Gambar 4.1 Perbandingan Hasil Perhitungan Laju Alir saat Stabil .......... 36
Gambar 4.2 Plot Penentuan Nlai C dan n ............................................... 37
Gambar 4.3 Kurva Output Produksi Hasil Uji Datar Sumur MHB-16 ........ 39


xi

DAFTAR TABEL
HaIaman
Tabel 4.1 Hasil Uji Datar Menggunakan Proxi .......................................... 33
Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Laju Alir saat Stabil...................................... 36
Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Mencari Harga C dan n ............................... 37
Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Kurva Output Produksi Sumur MHB-16 ....... 38


1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar BeIakang
Meskipun dalam beberapa hal reservoir panas bumi tampak
serupa dengan reservoir minyak, namun kenyataannya ada cukup
banyak perbedaan antara kedua sistem tersebut yang tidak dapat
diabaikan dalam mengembangkan metode-metode untuk
menentukan karakteristik reservoirnya dan teknik-teknik yang
digunakan untuk memproduksikan fluidanya. Hal ini menyebabkan
pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan di bidang panas bumi tidak
seluruhnya sama dengan yang dilakukan di sektor migas.
Suatu sumur panas bumi harus dilakukan pengujian dan
pengukuran sumur. Pengukuran dan pengujian sumur dapat
dilakukan baik pada waktu pemboran maupun setelah pemboran
selesai, yaitu setelah pemboran mencapai kedalaman yang
diinginkan atau setelah sumur diproduksikan. Pengukuran dan
pengujian sumur merupakan kegiatan yang sangat penting dilakukan
untuk mendapat data atau informasi.
Uji produksi pada suatu sumur panas bumi terutama bertujuan
untuk mengetahui deliverabilitas suatu sumur dimana hal ini sangat
penting untuk mengetahui pada kondisi apa sebaiknya suatu sumur
dioperasikan. Pada dasarnya ada beberapa macam metode uji
produksi yang dapat digunakan untuk memperoleh deliverability,
2



yaitu Back Pressure, Isochronal, Modified Isochronal, Uji Datar, Uji
Tegak, Uji Kalorimeter dan Uji Separator.
Untuk mengetahui deliverabilitas suatu sumur metode uji
produksi yang digunakan untuk sumur-sumur di lapangan Kamojang
adalah metode Uji Datar. Dari Dari metode uji produksi tersebut
dapat dianalisa beberapa hal diantaranya waktu yang dibutuhkan
untuk pengujian, penghematan uap selama pengujian dan
keakuratan dalam menentukan kapasitas produksi atau deliverability
sumur.
1.2. Tema
Laporan Tugas Akhir ini bertemakan tentang "Analisa Uji
Produksi dengan Metode Uji Datar pada Sumur MHB-16.
1.3. Tujuan
1.3.1. Tujuan Umum
1. Sebagai syarat dalam menyelesaikan tugas akhir.
2. Mengetahui secara umum tentang uji produksi pada
sumur panas bumi.
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Mengetahui pelaksanaan kerja uji produksi sumur.
2. Mengetahui parameter yang dibutuhkan untuk uji
produksi.
3. Mengetahui data yang didapat dari uji produksi.
4. Menentukan kapasitas produksi atau deliverability sumur.
3



5. Mengetahui perbandingan perhitungan laju alir
menggunakan Proxi dengan British Standard 1042.
1.4. Manfaat
1.4.1. Manfaat bagi Mahasiswa
1. Mengetahui berbagai masalah di lapangan.
2. Mendapat pengetahuan dan keterampilan yang lebih
aplikatif dalam bidang yang diminati.
3. Bekerja dalam tim untuk memecahkan masalah.
4. Menggunakan metodologi yang relevan untuk
menganalisa situasi, mengidentifikasi masalah,
menetapkan alternatif pemecahan masalah,
merencanakan program intervensi, menerapkan program
intervensi, melakukan pemantauan kegiatan intervensi,
serta menilai keberhasilan intervensi.
1.4.2. Manfaat bagi Akamigas BaIongan
1. Terbinanya suatu jaringan kerjasama dengan intuisi
tempat tugas akhir dalam upaya meningkatkan
keterkaitan dan kesepadanan antara substansi akademik
dengan pengetahuan dan keterampilan sumber daya
manusia yang dibutuhkan dalam dunia industri.
2. Tersusunnya kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan
nyata di lapangan.
4



3. Meningkatkan kapasitas dan kualitas pendidikan dengan
melibatkan tenaga terampil dari lapangan dalam tugas
akhir.
1.4.3. Manfaat bagi Institusi Tempat Tugas Akhir
1. Dapat mengembangkan kemitraan dengan Akamigas
Balongan dan institusi lain yang terlibat dalam kegiatan
kerja praktek, baik untuk kegiatan penelitian maupun
pengembangan.

5

BAB II
TINJAUAN TEORI
Uji produksi suatu sumur geothermal merupakan kelanjutan dari
pengukuran-pengukuran sebelumnya seperti Completion Test yang terdiri
dari Gross Permeability dan Water Loss Test dimana didapat gambaran
tentang njektivitas, Kapasitas Spesifik, Transmisifitas, skin faktor dan
dugaan-dugaan lain terhadap kemampuan sumur baik secara kualitatif
maupun kuantitatif.
Tujuan pengujian sumur ini adalah mencari parameter data yang
dapat menggambarkan kemampuan aktual untuk:
1. Keperluan analisa reservoir.
2. Perencanaan analisa mengenai aliran massa uap, enthalpy
discharge, kandungan gas dan sifat-sifat uap.
Dalam suatu uji produksi kemampuan sumur dapat dilihat secara
nyata sehingga hasilnya dapat dipergunakan sebagai pembanding
terhadap pengujian sebelumnya ataupun menentukan tindak lanjut
terhadap sumur tersebut.
Seperti diketahui ada dua cara yang biasa dipergunakan
melakukan flowing test yaitu:
1. Output test, pengukuran dilakukan terhadap karakteristik aliran
pada tekanan yang berbeda dalam suatu interval waktu yang
pendek (jam/hari).
6



2. Run down transient, dalam hal ini tekanan/aliran ditahan tetap dan
perubahan aliran/tekanan terhadap waktu diukur dalam waktu yang
panjang selama berbulan-bulan/tahun, hal ini dilakukan biasanya
untuk mengetahui perubahan yang berhubungan dengan efek
reservoir atau interaksi sumur.
Waktu pengujian yang diperlukan untuk mendapatkan aliran stabil
dalam suatu output test sangat bervariasi. Sumur basah dengan
permeability tinggi dapat stabil dalam waktu pendek setelah pembukaan
sumur sehingga pengujian dapat diselesaikan dalam waktu singkat.
Sumur dengan produksi uap kering memerlukan waktu panjang
untuk mendapatkan laju aliran dan enthalpy yang stabil. Sedang sumur
dengan produksi dari reservoir pada titik didihnya atau dua fasa
memerlukan waktu pengujian di antara dua tipe di atas.
Uji produksi adalah suatu kegiatan untuk mengetahui kemampuan
produksi suatu sumur yang sebenarnya/nyata. Untuk menentukan potensi
dan produksi sumur panas bumi diperlukan suatu pengukuran laju alir
massa fluida yang keluar dari sumur tersebut. Pengukuran laju alir pada
sumur panas bumi ada dua metode uji produksi, yaitu:
1. Uji Tegak (Lip Pressure).
2. Uji Datar (Orifice Plate).
Salah satu tujuan uji produksi adalah untuk menentukan kapasitas
produksi atau deliverability sumur. Persamaan dasar yang digunakan
dalam tes penentuan deliverability ini adalah:
7



o =
R

2
-
w]
2

n
............................................................................. (2.1)
Persamaan ini menyatakan hubungan antara q terhadap A

2
pada
kondisi aliran yang stabil dimana:
q : laju produksi pada keadaan standar, kg/detik.

: tekanan reservoir rata-rata, ksc.

w]
: tekanan alir dasar sumur, ksc.
C : konstanta, tergantung pada satuan dari q
sc
dan p.
n : harga berkisar antara 0.5 1.0.
harga n ini mencerminkan derajat pengaruh faktor inersia turbulensi aliran.
Persamaan grafik pada persamaan 2.1 pada sistem koordinat log-log
akan menghasilkan hubungan yang linier.
log o
sc
= log +n log A
2
..................................................................... (2.2)
A
2
=
R

2
-
w]
2
.............................................................................. (2.3)
Contoh grafik dapat dilihat pada gambar 2.1 di bawah ini.
8




Gambar 2.1 Hubungan Linier antara A
2
vs o
sc
dalam Skala Log-Log
Harga C dapat dicari secara grafis, yaitu berdasarkan titik
perpotongan grafik dengan bersumbu mendatar (o
sc
). Harga n diperoleh
dari sudut kemiringan grafik dengan sumbu tegak (A
2
). Satuan ukuran
lain yang digunakan dalam analisa deliverability adalah Absolute Open
Flow Potential (AOF). Besar potensial ini diperoleh bila dalam persamaan
kita masukkan harga
w]
sama dengan nol.
=
R

2
...................................................................................... (2.4)
Analisa deliverability berdasarkan persamaan dikenal sebagai analisa
konvensional.
Permeabilitas dari reservoir gas akan mempengaruhi lama waktu aliran
mencapai kondisi stabil. Pada reservoir yang ketat kestabilan dicapai pada
9



waktu yang lama. Untuk mencapai keadaan ini maka ada 3 macam test
yang dapat digunakan untuk memperoleh deliverability yaitu:
a. Back Pressure.
b. Isochronal.
c. Modified Isochronal.
2.1. Back Pressure
Merupakan suatu metode test sumur gas untuk mengetahui
kemampuan sumur berproduksi dengan memberikan tekanan balik
(back pressure) yang berbeda-beda. Pelaksanaan dari test
konvensional ini dimulai dengan menstabilkan tekanan reservoir
dengan cara menutup sumur lalu ditentukan harga
R
. Selanjutnya
sumur diproduksi diubah-ubah empat kali dan setiap kali sumur itu
dibiarkan berproduksi sampai tekanan mencapai stabil sebelum
diganti dengan laju produksi lainnya. Setiap perubahan laju produksi
tidak didahului dengan penutupan sumur. Gambar skematis dari
proses 'back pressure' diperlihatkan pada gambar di bawah:
10




Gambar 2.2 Skema Tekanan dan Laju Alir pada Uji Back Pressure
Analisa deliverability didasarkan pada kondisi aliran yang
stabil. Untuk keperluan ini diambil tekanan alir dasar sumur,
w]
,
pada akhir perioda suatu laju produksi. Pada gambar sebelumnya
dinyatakan oleh
w]x
. Analisa data untuk keperluan pembuatan
grafik deliverability didasarkan pada metode konvensional.
2.2. Uji Datar (rifice Plate)
Uji produksi dengan metode orifice plate dilaksanakan setelah
pengujian tegak selesai, mengingat sumur di area panas bumi
Kamojang dikategorikan uap kering maka uji produksi ini dilakukan
dengan menggunakan metode orifice plate.
Uji datar dengan metode orifice plate bertujuan untuk
mendapatkan data yang sesungguhnya dari potensi sumur dan perlu
dilaksanakan dalam jangka waktu yang lebih panjang dibandingkan
dengan pengujian tegak karena dalam uji datar ini dilakukan pada
11



berbagai variasi Tekanan Kepala Sumur (TKS) sesuai program uji
yang telah ditentukan dan pada pengujian ini dilakukan pengambilan
contoh uap dan gas yang dilakukan sebelum dan sesudah pengujian.
Pada setiap pengetesan tekanan dilakukan dalam jangka
waktu yang cukup panjang sampai tekanan kepala sumur stabil.
Biasanya tekanan stabil bervariasi antara 1 sampai dengan 6 hari
sesuai dengan perilaku sumur.
Pipa uji datar ini berukuran 6, 8 dan 10 tergantung dari
besarnya laju alir uap yang diperkirakan dan jenis orifice plate yang
sering digunakan di lapangan panas bumi Kamojang adalah jenis
orifice plate bertepi persegi (sharp edge) dengan lubang tekanan
terletak di pipa. Ada berbagai macam letak lubang tekanan, yaitu:
1. Flange Tap.
2. Corner Tap.
3. Radius Tap.
4. Pipe Tap.
5. Vena Tap.
Radius Tapping yaitu dua buah lubang tekanan ditempatkan
pada jarak masing-masing satu kali diameter (di bagian upstream)
dan setengah kali (di bagian downstream) diameter pipa uji datar
yang diukur dari titik pusat orifice untuk mencatat tekanan upstream
dan perbedaan tekanan antara upstream dan downstream dengan
alat bantu yaitu Barton Recorder dan hasilnya dicetak pada lembaran
12



Barton Chart. Tekanan upstream adalah tekanan di dalam pipa uji
datar menuju orifice plate (hulu) dan tekanan downstream setelah
orifice plate ke silencer (hilir).
Di samping itu pada pipa upstream dibuat dua buah lubang
yang dikoneksikan dengan sok berukuran untuk tempat
thermowell dan pengambilan contoh kondensat. Pada ujung akhir
pipa uji dipasang sebuah peredam bawah tanah (silencer) untuk
mengurangi tingkat kebisingan akibat kecepatan aliran uap tersebut.
Aliran massa uap dialirkan ke pipa uji datar dengan membuka
master valve dan wing valve (horizontal discharge valve) dan
menutup vertical discharge valve serta memprogram tekanan kepala
sumur dengan mengatur throttle valve pada pipa downstream. Akibat
pengaturan aliran uap pada throttle valve maka terjadilah hambatan
di orifice plate yang menimbulkan perbedaan tekanan (A) antara
sebelum dan sesudah orifice plate (hulu dan hilir).
Dengan mempergunakan alat ukur tekanan Barton Recorder
dapat diketahui harga tekanan dari differential pressure yaitu
pengukuran perbedaan tekanan antara tekanan upstream dan
tekanan downstream ( A). ni dilakukan dengan tekanan kepala
sumur tertentu sesuai dengan program. Selama pengujian untuk
setiap tekanan kepala sumur tertentu dengan program yang
dirancang sebelumnya, dilaksanakan juga dengan pengambilan
13



sampel kondensat dan gas untuk dianalisa pada laboratorium
besarnya kandungan kimia dan gas.
Rumus Dasar Perhitungan
H = . Z e
2
.A ..................................................... (2.5)
Keterangan:
M : laju alir massa (ton/jam).
C : koefisien dasar.
Z : faktor koreksi.
e : faktor ekspansibilitas.
y : rasio panas spesifik dari uap dan CO
2
.
d : diameter dalam orifice (mm).
D : diameter dalam pipa uji (mm).
D dan d dikoreksi sesuai dengan faktor panas logam pada
T
U
.
m : perbandingan luas (m) = (d/D)
2
.
E : faktor kecepatan (E) = (1 m
2
)
-0.5
.
A : selisih tekanan di upstream dan downstream (ksc).
: berat jenis fluida (kg/m
3
).
2.3. Konstruksi rifice Plate
Pengukuran laju alir massa uap di sumur mempergunakan
metode orifice plate dengan Radius Tappings. Sesuai persyaratan
yang terdapat dalam buku British Standard 1042 dengan bantuan
throttle valve yang dipasang di bagian downstream plate untuk
14



menjaga supaya tidak terjadi perubahan spesifik volume yang terlalu
besar antara bagian upstream dan downstream yang dapat
menyebabkan kesalahan dalam hasil perhitungan.
Untuk menentukan diameter orifice plate yang akan dipasang
diperlukan perhitungan-perhitungan dengan bantuan hasil
pengukuran laju alir maksimum yaitu uji tegak.
Orifice plate yang akan dibahas disini adalah susunan yang
mempunyai lubang-lubang tekanan pada jarak satu kali garis tengah
pipa di sebelah upstream dan setengah kali garis tengah pipa
sebelah downstream orifice plate. Sedangkan bentuk lubang orifice-
nya adalah tajam di bagian sisi upstream. Diameter lubang tekanan
baik setelah upstream dan downstream harus sama besar dan tidak
boleh melampaui 0.1D dan permukaan lubang tekanan harus halus
tanpa ada bagian-bagian yang menonjol ke dalam pipa.
2.4. Prosedur Perhitungan Menggunakan rifice Radius Tapping
Prosedur dan urut-urutan perhitungan adalah sebagai berikut:
1. Mencatat temperatur alir uap, T
U
di upstream ().
2. Mengoreksi diameter lubang orifice (d) dan diameter dalam pipa
(D) hasil pengukuran dengan menggunakan grafik pada Gambar
2,3 di bawah berdasarkan T
U
.
15




Gambar 2.3 Multiplying Factor For Thermal Expansion
3. Mencatat perbedaan tekanan pada lubang tekanan di orifice, A
(ksc).
4. Mencatat tekanan di upstream, P (ksc gauge); dan tentukan P
U

abs-nya di upstream (P
U

abs
= P
U
+ P
a
). P
a
diperoleh dari grafik
pada Gambar 2.4 di bawah ini.
16




Gambar 2.4 P
atm
vs Ketinggian
5. Menentukan berat jenis fluida (kg/m
3
) pada kondisi upstream
(kondisi T
U
dan P
U abs
).
6. Menentukan viskositas fluida, (poise) pada kondisi T
U
dan
P
Uabs
.
7. Menentukan harga specific heat ratio y sesuai grafik pada
Gambar 2.5, jika harga yang dicari tidak sesuai dengan tekanan
yang ada, dilakukan interpolasi (heat ratio).
17




Gambar 2.5 Rasio Panas Spesifik Uap (y) atau CO
2

8. Menghitung m = (d/D)
2
setelah dilakukan koreksi menggunakan
langkah 2 di atas. Harga m harus lebih besar dari 0.1 dan lebih
kecil dari 0.7.
9. Menghitung faktor kecepatan E = (1 m
2
)
-0.5
.
10. Menentukan koefisien dasar C, gunakan grafik pada Gambar 2.6
sesuai rasio luas (m) antara penampang lubang orifice dan
diameter dalam pipa uji.
18




Gambar 2.6 Konstanta Orifice Radius
11. Menghitung perkiraan laju alir massa, M
1
(kg/detik) = 0.659862 C
E d
2
.A (faktor Z dan e akan ditentukan kemudian).
12. Menghitung bilangan Reynold. Rd = 3.54 X 3600 M
1
/d, dimana
M
1
dalam kg/s, dalam Pa.s dan d dalam m.
13. Menghitung harga Z besarnya tergantung m, D dan Rd (bilangan
Reynold) Z = Z
R
X Z
D
. Tentukan Z
R
dan Z
D
dengan grafik pada
Gambar 2.7 dan 2.8.
19




Gambar 2.7 Faktor Koreksi Bilangan Reynold (Z
R
)

Gambar 2.8 Faktor Koreksi Ukuran Pipa (Z
D
)
20



14. Menentukan faktor ekspansibilitas (Ekspansibility Factor), e
sesuai dengan AP, P
U
, y dan m, atau dengan persamaan berikut
e = - {(. + .
2
)( y / )(A
0 ubs
/ )]
15. Menghitung kembali M; M = M
1
Z e.
2.5. Desain rifice
Sebelum uji produksi dengan menggunakan orifice, pertama
yang harus dilakukan adalah mendesain atau menentukan berapa
besarnya diameter orifice yang akan dipasang pada instalasi pipa
yang akan dilewati fluida. Pendesainan orifice ini penting mengingat
selama uji dengan menggunakan orifice, orifice yang telah dipasang
jarang sekali atau sulit untuk dilakukan penggantian orifice dengan
diameter yang berbeda. Desain ini dilakukan agar diameter orifice
tersebut akan mampu digunakan untuk melakukan pengukuran pada
range laju alir yang akan diukur. Untuk menentukan berapa besarnya
diameter orifice yang akan dipasang, data yang umum dipakai untuk
memperkirakan laju alir maksimum adalah dari uji tegak.
Rumus perhitungan diameter lubang orifice diperoleh dari
turunan rumus laju aliran massa, laju aliran (volume) dan persamaan
untuk mendapatkan bilangan Reynold dengan mensubstitusi mD
2

untuk d
2
. Perhitungan diawali dengan menentukan harga N yang
didapat dari persamaan 2.6 berikut.
=
3600 M
0.01252
2
.AP10000p
.............................................................. (2.6)
21



Besarnya N dapat dievaluasi dari data yang sudah diketahui
sebelumnya.
Tahapan berikutnya adalah menghitung besarnya mE yang
berhubungan dengan N dengan persamaan 2.7:
=
N
Czs
...................................................................................... (2.7)
Tetapi karena C, Z dan e tergantung harga m, besarnya mE
tidak dapat dievaluasi langsung dari persamaan tersebut di atas. Hal
ini ditemukan dengan satu metode perkiraan berikut yang
diterangkan di bawah ini dengan menggunakan hubungan:
=
N
zs
on =
CmL
C
.............................................................. (2.8)
Bilangan Reynold diperlukan pada tahapan pertengahan untuk
perhitungan mE yang diberikan oleh persamaan 2.9:
=
M
15.8 u Vm
............................................................................. (2.9)
Tahap akhir adalah menghitung rasio diameter d/D dari mE,
dan kemudian diameter lubang orifice, dengan mengikuti persamaan
2.10:

=
(mL)
2
1+(mL)
2

1
4
............................................................................. (2.10)
Dimana:
N : adalah nilai CZeEm (non-dimensional).
M : perkiraan alir laju massa (kg/s).
A : perbedaan tekanan (ksc).
D : diameter pipa uji (mm).
22



d : diameter lubang orifice (mm).
: densitas fluida (kg/m
3
).
: viskositas fluida pada lubang di upstream (poise).
C : koefisien dasar.
Z : faktor koreksi.
e : faktor ekspansibilitas.
E : faktor pendekatan kecepatan.
m : rasio luas penampang.
Rd : bilangan Reynold.

23

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan dalam penyusunan laporan
tugas akhir ini adalah sebagai berikut:
3.1 Studi Literatur
Kegiatan ini dilakukan untuk mempelajari referensi atau buku
pustaka maupun handbook, browsing Internet, yang berkaitan
dengan laporan tugas akhir ini. Selain itu juga untuk mengetahui
dasar-dasar ilmu pengetahuan mengenai tugas yang dikerjakan.
3.2 Studi Lapangan
Kegiatan ini dilakukan untuk mencari data yang diperlukan
dalam proses pembuatan laporan tugas akhir. Studi lapangan ini
dilaksanakan di PT. Pertamina Geothermal Energy area Kamojang
karena di area tersebut berhubungan dengan topik laporan tugas
akhir yang diambil dan merupakan tempat dimana penulis
melakukan tugas akhir tersebut.
3.3 Wawancara
Kegiatan ini dilakukan dengan bertanya langsung pada
narasumber atau konsultasi dengan pembimbing di lapangan
maupun dengan operator yang bersangkutan tentang teori-teori yang
berhubungan dengan masalah dalam laporan tugas akhir yang
dikerjakan.


24



3.4 AnaIisis
Semua informasi yang didapatkan, baik dari studi literatur,
studi lapangan dan wawancara dipadukan untuk menganalisis
permasalahan yang diambil dalam laporan tugas akhir ini.

25

BAB IV
PEMBAHASAN
4.1. Uji Datar (rifice Plate)
Seperti yang telah diterangkan pada Tinjauan Teori pada BAB
, Uji datar sumur MHB-16 dimulai dengan menutup sumur sampai
dicapai kondisi reservoir yang stabil. Kondisi stabil ini
merepresentasikan tingkat energy reservoir pada saat akan
dilakukan Uji Datar Tersebut. Pada kondisi stabil ini dicatat Tekanan
Reservoir (P
R
) sebesar 30.1 ksc. Lamanya penutupan sumur sampai
diperoleh kondisi stabil tergantung dari besar kecilnya permeabilitas
reservoir.
Setelah mencapai kondisi stabil, sumur diproduksikan pada
berbagai TKS dimana masing-masing TKS akan diubah saat
mencapai tekanan stabil kembali. Dalam pengujian kali ini
menggunakan metode orifice plate dengan Radius Tapping. Uji datar
ini dilakukan pada berbagai harga tekanan kepala sumur (TKS) dari
10 ksc, 12.5 ksc dan 15 ksc kemudian tekanan tersebut stabil pada
9.9 ksc, 12.3 ksc dan 14.9 ksc.
4.2. Data Lapangan
4.2.1. Desain rifice
Data lapangan untuk desain orifice sebagai berikut:
O Laju alir massa (M), kg/jam: 37890 kg/jam.
O Tekanan upstream (P
U
): 9.7 kscg.
26



O Temperatur upstream (T
U
): 185.1.
O Diameter dalam pipa (D): 10 inch.
O elta pressure (A): 0.59 ksc.
O Jenis material pipa: Gun Metal.
O Jenis material orifice: Cast Iron.
O Type tapping: Radius tapping.
4.2.2. Laju AIir Massa Uap
Data lapangan untuk perhitungan laju alir massa uap sebagai
berikut:
O Tekanan kepala sumur (TKS): 12.3 ksc.
O Tekanan upstream (P
U
): 11.89 ksc.
O Tekanan atmosfir (P
a
): 0.864 ksc.
O Temperature upstream (T
U
): 187.8 .
O Perbedaan tekanan (A): 0.36 ksc.
O Diameter orifice plate: 162.46 mm.
O Diameter pipa uji datar: 257.454 mm.
4.3. PengoIahan Data
4.3.1. Design rifice
1. Menghitung tekanan upstream (P
U

abs
) dalam bar abs:
P
U

abs
= P
U

gauge
+ P
atm
= 9.7 + 0.864 = 10.564 ksc =
10.360 bar.
27



2. Menghitung densitas steam (
s
) sebagai fungsi dari
temperatur upstream (T
U
) dan tekanan upstream (P
U

abs
)
menggunakan steam table maka didapat:

s
= 5.264 kg/m
3
.
3. Menentukan viskositas fluida, (poise) pada kondisi
upstream menggunakan steam table maka didapat:
= 1.528 x 10
-5
poise.
4. Mengoreksi diameter dalam pipa (D) hasil pengukuran
dengan menggunakan grafik pada Gambar 2.3
berdasarkan T
U
sebesar 185.1 diperoleh:
Pipa uji datar faktor koreksi ekspansi panas Gun Metal
= 1.002819
Diameter pipa uji datar koreksi (D) = 254 x 1.002819
D
corr
= 254.716 mm.
5. Menentukan harga specific heat ratio y sesuai Gambar 2.5
diperoleh:
y = 1.252.
6. Menghitung besar nilai N menggunakan persamaan 2.6:
N = 0.266.
7. Jika diasumsikan N = CmE maka harga m didapatkan
berdasarkan gambar 4.1
28




Gambar 4.1
CmE vs m
m = 0.396.
8. Menentukan koefisien dasar C menggunakan grafik pada
gambar 2.6 sesuai dengan nilai m yang didapat dari
langkah 8 sehingga diperoleh:
C = 0.607
9. Menghitung nilai mE = N/C sehingga diperoleh:
mE = 0.438.
10. Menghitung nilai d/D dari persamaan 2.10 sehingga
didapat:
d/D = 0.634.
11. Menghitung nilai d = d/D x D
corr
didapat hasil:
d = 160.955 mm.
29



12. Menghitung nilai Rd dari persamaan 2.9 diperoleh:
Rd = 9.82 x 10
15

13. Menghitung harga Z besarnya tergantung m, D dan Rd
(bilangan Reynold) Z = Z
R
X Z
D
. Tentukan Z
R
dan Z
D

dengan grafik pada Gambar 2.7 dan Gambar 2.8 sehingga
didapatkan:
Z = 1 X 1.0007 = 1.0007.
14. Menentukan faktor ekspansibilitas (Ekspansibility Faktor),
e sesuai dengan A P, P
U
, y dan m, atau dengan
persamaan berikut
e = - {(. +.
2
)( y / )(A
0 ubs
/ )]
e = 0.979.
15. Menghitung nilai CmE = N/( e x Z)
CmE = 0.272.
16. Mengulangi langkah 7 sampai 11 sehingga didapat d
sebesar:
d = 160.966 mm.
17. d hasil perhitungan adalah d pada working themperature.
d pada kondisi ruangan (room condition) adalah d =
d/expansi thermal material sehingga didapat:
d = 160.690 mm.


30



4.3.2. Laju AIir Massa Uap
1. Mengoreksi diameter lubang orifice (d) dan diameter
dalam pipa (D) hasil pengukuran dengan menggunakan
grafik pada Gambar 2.3 berdasarkan T
U
sebesar 187.8
diperoleh:
Orifice plate faktor koreksi ekspansi panas Cast Iron =
1.001754
Diameter orifice plate koreksi (d) = 162.46 x 1.001754
d = 162.745 mm.
Pipa uji datar faktor koreksi ekspansi panas Cast Iron
=1.001754
Diameter pipa uji datar koreksi (D) = 257.454 x
1.001754
D = 257.906 mm.
2. Menentukan P
U
abs di upstream (P
U

abs
= P
U
+ P
a
). P
a

diperoleh dari Gambar 2.4, yaitu:
P
U

abs
= 11.89 + 0.864 = 12.754 ksc.
3. Menentukan berat jenis fluida (kg/m
3
) pada kondisi
tekanan upstream sebesar 12.754 ksc = 12.507 bar
menggunakan steam table diperoleh:
= 6.3738 kg/m
3
.
4. Menentukan viskositas fluida, (poise) pada kondisi T
U

sebesar 187.8 menggunakan steam table diperoleh:
31



= 1.5294 x 10
-5
poise.
5. Menentukan harga specific heat ratio y sesuai Gambar 2.5
diperoleh:
y = 1.257.
6. Menghitung m = (d/D)
2
setelah dilakukan koreksi
menggunakan langkah 1 di atas. Harga m harus lebih
besar dari 0.1 dan lebih kecil dari 0.7 maka diperoleh:
m = (257.906/162.745)
2
= 0.398.
7. Menghitung faktor kecepatan E = (1 m
2
)
-0.5
. maka
diperoleh:
E = (1 0.398
2
)
-0.5
= 1.090
8. Menentukan koefisien dasar C menggunakan grafik pada
Gambar 2.6 sesuai rasio luas (m) antara penampang
lubang orifice dan diameter dalam pipa uji diperoleh:
C = 0.607.
9. Menghitung perkiraan laju alir massa, M
1
menggunakan
persamaan 2.5 dengan mengabaikan faktor koreksi Z dan
e sehingga didapat M
1
sebesar:
M
1
= 37.88 ton/jam. (BS appr)
10. Menghitung bilangan Reynold. Rd = 3.54 M
1
/d, dimana
M
1
dalam kg/jam, dalam Pa.s dan d dalam mm, maka
didapat:
Rd = 4732760.
32



11. Menghitung harga Z besarnya tergantung m, D dan Rd
(bilangan Reynold) Z = Z
R
X Z
D
. Tentukan Z
R
dan Z
D

dengan grafik pada Gambar 2.7 dan Gambar 2.8 sehingga
didapatkan:
Z = 1 X 1.0007 = 1.0007.
12. Menentukan faktor ekspansibilitas (Ekspansibility Faktor),
e sesuai dengan A P, P
U
, y dan m, atau dengan
persamaan berikut
e = - {(. +.
2
)( y / )(A
0 ubs
/ )]
e = 0.990.
13. Menghitung kembali M; M = M
1
Z e. = 32.91
ton
/
jam
. (BS corr)
Jadi laju alir uap yang diperoleh setelah dikoreksi sebesar 32.91
ton
/
jam
.


33

Tabel 4.1 Hasil Uji Datar Menggunakan Proxi
Jam TKS PU DP SUHU (Ton/Jam)
Pantauan (Kscg) (Kscg) (Kscg) (C) AG KMJ
24 Mei 2011 10.00 10 9.7 0.59 185.1 37.89 Setting TKS 10,0 ksc
13.40 10 9.7 0.57 185.1 37.27
16,00 10 9.7 0.56 184.9 36.97 PU = 600 psi
23.00 10 9.7 0.56 184.9 36.97 DP = 23 psi
06.00 10 9.7 0.57 184.6 37.30
25 Mei 2011 10.00 9.9 9.7 0.56 184.6 36.98
14.00 13.1 12.7 0.35 190.6 33.58 Setting TKS 12,5 ksc
16.00 12.5 12.24 0.38 189 34.37 dalam Pipa : 257,454 mm
23.00 12.5 12.3 0.37 189 34.01 Orifice : 162,46 mm
06.00 12.4 12.23 0.37 188.7 33.93 Koreksi Tks = +0,1 ksc
26 Mei 2011 10.00 12.5 12.17 0.37 188.8 33.83
16.00 12.5 12.17 0.37 188.7 33.84
23.00 12.4 12.07 0.37 188.7 33.69
06.00 12.4 12.3 0.37 188.4 34.04
TanggaI : 24 Mei s.d 02 Juni 2011
OPERASI AREA GEOTHERMAL KAMOJANG
UJI DATAR PRODUKSI MHB-16
TANGGAL KETERANGAN


34

Jam TKS PU DP SUHU (Ton/Jam)
Pantauan (Kscg) (Kscg) (Kscg) (C) AG KMJ
27 Mei 2011 10.00 12.4 12.08 0.37 188.5 33.72
16.00 12.3 11.99 0.37 188.3 33.59 PU = 600 psi
23.00 12.2 11.8 0.36 188.5 32.86 DP = 23 psi
06.00 12.3 12.1 0.37 188.1 33.77
28 Mei 2011 10.00 12.3 12.25 0.37 188.1 33.99
16.00 12.2 11.81 0.37 188.1 33.34 dalam Pipa : 257,454 mm
23.00 12.2 11.85 0.37 187.9 33.41 Orifice : 162,46 mm
06.00 12.2 11.81 0.37 188 33.34 Koreksi Tks = +0,1 ksc
29 Mei 2011 10.00 12.2 11.99 0.37 188.1 33.60
16.00 12.3 11.98 0.37 187.9 33.60
23.00 12.3 11.81 0.37 187.8 33.35
06.00 12.3 11.89 0.36 187.8 33.03
30 Mei 2011 10.00 12.3 11.89 0.36 187.8 33.03
16.00 15.4 15.3 0.23 189 30.27 Setting TKS 15,0 ksc
23.00 15 14.43 0.25 196.4 29.98
06.00 15 14.54 0.25 196.4 30.30
TanggaI : 24 Mei s.d 02 Juni 2011
OPERASI AREA GEOTHERMAL KAMOJANG
UJI DATAR PRODUKSI MHB-16
TANGGAL KETERANGAN


35

Jam TKS PU DP SUHU (Ton/Jam)
Pantauan (Kscg) (Kscg) (Kscg) (C) AG KMJ
31 Mei 2011 10.00 15 14.49 0.26 196.5 30.83
16.00 14.9 14.47 0.26 196.5 30.80 PU = 600 psi
23.00 15 14.538 0.25 196.3 30.30 DP = 23 psi
06.00 15 14.6 0.25 196.3 30.37
01 Juni 2011 10.00 15 14.68 0.26 196.9 31.02
16.00 14.9 14.3 0.26 196.5 30.60 dalam Pipa : 257,454 mm
23.00 15 14.43 0.25 196.3 30.18 Orifice : 162,46 mm
06.00 14.9 14.39 0.26 196.3 30.72 Koreksi Tks = +0,1 ksc
02 Juni 2011 08.30 14.9 14.53 0.26 196.8 30.86
09.00 26.6 Tutup/bleeding
TanggaI : 24 Mei s.d 02 Juni 2011
OPERASI AREA GEOTHERMAL KAMOJANG
UJI DATAR PRODUKSI MHB-16
TANGGAL KETERANGAN
36



Analisa data hasil Uji Datar dimaksudkan untuk mencari nilai
'n' dan 'C' yang selanjutnya digunakan untuk membangun
persamaan deliverabilitas (persamaan 2.1) dan Kurva Output
Produksi dari sumur MHB-16. Hubungan TKS dan Laju Produksi
pada saat stabil dari sumur MHB-16 bisa dilihat pada Tabel 4.2 dan
Gambar 4.1 di bawah ini:
Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Laju Alir saat Stabil
TKS Pu dP Tu Proxi BS Appr BS Corr
deg-C
9.9 9.7 0.56 184.6 36.98 37.88 37.16
12.3 11.89 0.36 187.8 33.03 33.24 32.91
14.9 14.53 0.26 196.8 30.86 30.93 30.76
ksc ton/jam


Gambar 4.1 Perbandingan Hasil Perhitungan Laju Alir saat Stabil
0
2
4
6
8
10
12
14
16
0 3 10 13 20 23 30 33 40
1
k
5


k
s
c
M ton/[am
roxl 8S Appr 8S Corr
Llnear (roxl) Llnear (8S Appr) Llnear (8S Corr)
37



Untuk mencari nilai n dan C digunakan plot antara Laju
Produksi (M) dan dP
2
dalam skala log-log. Hasil perhitungan dan plot
tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.3 dan Gambar 4.2.
Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Mencari Harga C dan n


Gambar 4.2 Plot Penentuan Nlai C dan n
Berdasarkan Gambar 4.2 didapatkan harga C(Proxi) = 10
-1.5147

= 0.03057 dan n(Proxi) = 1.058; C(BS Appr) = 10
-1.8649
= 0.01365
dan n(BS Appr) = 1.1816; C(BS Corr) = 10
-1.6427
= 0.02277 dan n(BS
Corr) = 1.1025. sehingga Output Curve untuk sumur MHB-16 dapat
direpresentasikan menggunakan persamaan 2.1. menjadi
persamaan deliverabilitas, yaitu:
1. Proksi: H = .(
R
2
- K
2
)
1.058
................................... (4.1)
2. BS Appr: H = .(
R
2
- K
2
)
1.1816
.............................. (4.2)
1038x 13147
8 09403
11816x 18649
8 09288
11023x 16427
8 09306
146
148
13
132
134
136
138
16
283 284 283 286 287 288 289 29 291 292

o
g
(
M
)


t
o
n
/
[
a
m
og(d2) ksc
2
roxl 8S Appr 8S Corr
Llnear (roxl) Llnear (8S Appr) Llnear (8S Corr)
38



3. BS Corr: H = .(
R
2
-K
2
)
1.1025
............................... (4.3)
Persamaan di atas merupakan persamaan deliverabilitas
sumur MHB-16 dari hasil Uji Datar. Kurva output produksi dibangun
dengan menggunakan persamaan di atas, dengan mengasumsikan
berbagai harga TKS. Hasil perhitungan dan Kurva Output Produksi
Sumur MHB-16 dapat dilihat pada Tabel 4.4 dan Gambar 4.3 berikut:
Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Kurva Output Produksi Sumur MHB-16
Proxi BS Appr BS Corr
ksc
0 41.11 42.58 41.45
2 40.92 42.36 41.25
4 40.34 41.70 40.65
6 39.38 40.59 39.64
8 38.04 39.05 38.24
10 36.33 37.09 36.44
12 34.23 34.71 34.25
14 31.76 31.93 31.68
16 28.93 28.76 28.74
18 25.74 25.24 25.45
20 22.20 21.40 21.81
22 18.32 17.27 17.85
24 14.12 12.91 13.61
26 9.64 8.43 9.14
28 4.93 3.98 4.55
30 0.20 0.11 0.16
30.1 0.00 0.00 0.00
TKS
M
ton/jam

39




Gambar 4.3 Kurva Output Produksi Hasil Uji Datar Sumur MHB-16
4.4. AnaIisa Data
Secara umum terlihat dari Gambar 4.2 bahwa perhitungan laju
alir metode orifice dengan menggunakan BS Appr. selalu
memberikan hasil yang lebih besar dari jika prosedur BS 1042 diikuti
secara penuh (BS Corr). Hal ini terjadi karena BS Appr. (pendekatan)
tidak dilakukan koreksi terhadap bilangan Reynold dan diameter pipa.
Semakin rendah tekanan upstream maka penyimpangan terhadap
BS Corr. akan semakin besar. Hal ini berbeda pada perhitungan
dengan menggunakan software Proxi. Hasil software Proxi bahkan
mendekati nilai BS Corr. dibandingkan dengan BS Appr.
Penyimpangan BS Appr. akan semakin mengecil dengan naiknya
tekanan upstream.
0
3
10
13
20
23
30
33
0 3 10 13 20 23 30 33 40 43
1
k
5


k
s
c
M ton/[am
roxl 8S Appr 8S Corr

40

BAB V
KESIMPULAN
Uji produksi dengan metode uji datar yang dilakukan pada sumur
MHB-16 dapat memberikan beberapa kesimpulan, yaitu:
1. Dengan berbagai harga TKS pada keadaan stabil untuk
menentukan persamaan deliverability maka dapat diketahui lebih
banyak berbagai nilai laju alir dengan beragam harga TKS yang
berbeda.
2. Parameter yang dibutuhkan untuk uji produksi sumur MHB-16 yaitu
TKS, P
U
, A, T
U
, diameter pipa, dan diameter orifice.
3. Kapasitas produksi atau deliverability sumur MHB-16 saat TKS
sebesar 15 ksc maka diperoleh laju alir sebesar 30.39 ton/jam
(Proxi); 30.39 ton/jam (BS Appr); 30.26 ton/jam (BS Corr).
Perbedaan yang tidak terlalu signifikan antara Proxi dengan BS
1042 akan menyimpang makin jauh dengan hasil perhitungan
dengan menggunakan BS 1042 jika tekanan upstream menurun.
4. Back Pressure Test dapat memberikan gambaran kapasitas
produksi sumur MHB-16 dengan mengasumsikan beberapa harga
TKS.




DAFTAR PUSTAKA
Miryani Saptadji, Neny. Teknik Panas Bumi. Bandung: TB.
http://www.ichionline.com/rar/dhinst602.pdf.
http://www.boilerroomservices.com/Facts/SteamTables.pdf.

Anda mungkin juga menyukai