Anda di halaman 1dari 6

DEFINISI Untuk mempertahankan kesehatan dibutuhkan keseimbangan cairan dan elektrolit asam basa dalam tubuh, Keseimbangan ini

dipertahankan oleh asupan, distribusi dan keluaran air dan elektrolit, serta pengaturan komponen-komponen tersebut oleh sistem renal dan paru. B.VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT 1.USIA a.Bayi Total proporsi air dalam tubuh bayi lebih besar daripada total proporsi air dalam tubuh anak-anak dan dewasa, Namun walaupun bayi memiliki proporsi air tubuh lebih besar, mereka terlindungi dari kehilangan cairan karena mereka setiap hari mengonsumsi dan mengekresi volume air dalam jumlah relatif besar dari orang dewasa. b.Anak-anak Demam karena respon dari suatu penyakit dapat meningkatkan kecepatan kehilangan air yang dirasakan. c.Remaja Perubahan keseimbangan cairan pada remaja perempuan lebih besar karena adanya pengaruh hormon yang berhubungan dengan siklus menstruasi d.Lansia Berhubungan dengan penurunan fungsi ginjal dan ketidakmampuan mengorientasikan urin. Jumlah total air dalam tubuh menurun seiring dengan meningkatnya usia. 2.UKURAN TUBUH 3.TEMPERATUR LINGKUNGAN 4.GAYA HIDUP 5.DIET 6.STRESS 7.OLAHRAGA

C.PENGATURAN CAIRAN TUBUH 1.Asupan Cairan Asupan cairan terutama diatur melalui mekanisme rasa haus dihipotalamus serta melalui asupan mekanan sekitar 220 ml air juga diproduksi setiap hari selama metabolisme karbohidrat, protein dan lemak berlangsung ( Weldy, 1992 ) 2.Haluran Cairan Cairan terutama dikeluarkan melalui ginjal dan saluran gostrolntestinal 3.Rata-rata haluran cairan setiap hari, pada orang dewasa Organ / Sistem Jumlah ( me ) Ginjal Kulit Kehilangan tak kasat mata Kehilangan kasat mata Paru-paru Saluran pencernaan Jumlah total 1500 600-900 600 400 100 3200-3500 4.Hormon a.ADH Meningkatkan reabsorbsi air pada tubulus ginjal b.Aldosteron Mengatur keseimbangan natrium dan kalium c.Glukokortiroid Meningkatkan reabsorbsi Na dan air d.Prostaglandin

D.GANGGUAN KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTRIOLIT Gangguan Cairan Ketidakseimbangan isotonik a.Hipovolemi Terjadi karena kekurangan pemasukan air atau pengeluaran barlebih

Penyebab Muntah, diare berlebihan Pendarahan Demam dan status hipermetabolisme Penggunaan diuretik berlebih b.Hipervalemi Terjadi saat air dan natrium dipertahankan dalam proporsi isotonik sindrom ruang ketiga Berefek kekurangan volume cairan ekstra sel Ketidakseimbangan asmolor a.Dehidrasi Terjadi jika ada kehilangan cairan tanpa disertai kehilangan elektriolit yang proporsional faktor resiko terjadinya dehidrasi Penurunan fungsi neurologis Penurunan sekresi ADH b.Edema Akumulasi cairan abnormal di jaringan infertital atau rongga tubuh. Penyebab edema : a.Peningkatan tekanan hidrostatik b.Penurunan tukanan osmostik plasma c.Sumbatan limfatik d.Refensi urine e.Kerusakan pembuluh darah kopiler Gangguan Elektrolit 1.Hiponatremia Suatu kondisi dengan nilai konsentrasi natrium di dalam darah lebih rendah dari normal 2.Hipernatremia Suatu kondisi dengan konsentrasi lebih tinggi dari normal dalam cairan ekstrasel sel disebabkan kehilangan cairan yang ekstrem dan berlebihan natrium 3.Hipokalem Merupakan kondisi ia ketika jumlah kalium bersirkulasi dalam cairan ekstra sel tidak adekuat, Penyebab poling umum adalah penggunaan obat-obat diuretik yang membuang kalium, bila pernah dapat mempengaruhi kondisi jantung 4.Hiperkalemia Merupakan kondisi lebih besarnya jumlah kalium dari normal dalam darah penyebab utama adalah gagal ginjal 5.Hipokalsemia 6.Hiperkalsemia 7.Hipomagnesia Terjadi ketika konsentrasi serum dibawah 1,5 mEg/d 8.Hipermagnesia Terjadi karena magnesium serum melebihi 2,5 mEg/d sehingga menurunkan eksitabilitas sel-sel otot 9.Hiperkloemia dan Hipokloremi Jarang terjadi sebagai proses penyakit yang tunggal, umumnya berhubungan dengan

ketidakseimbangan asam basa. PENGKAJIAN FOKUS 1.Riwayat Kesehatan a.Riwayat penyakit sekarang b.Riwayat penyakit dahulu c.Riwayat penyakit keluarga 2.Data Fokus a.Pola nutrisi : Frekuensi, jenis, nafsu makan b.Pola diminasi : BAB dan BAK c.Pola aktivitas dan latihan : Dibanttu dan mandiri d.Pola istirahat / tidur : Kebiasaan sebelum tidur, lama, waktu e.Pola cairan dan elektrolit f.Kenyamanan : Kaji apakah adanya nyeri ( pqrst ) 3.Pemeriksaan Fisik a.Kondisi umum pasien ( ringan, sedang, berat ) b.TTV : Suhu, TD, RR, Nadi c.Keadaan kulit, keadaan membran mukosa mulut dan mata d.Sistem kordiovaskuler e.Sistem respiratesi f.Sistem neurologi E.DIAGNOSA KEPERAWATAN Resiko kekurangan volume cairan yang b/d Kehilangan plasma berkaitan dengan luka bakar Kegagalan mekanisme pengaturan Kekurangan integritor kulit b/d edema Gangguan pertukaran gas yang b/d : Perubahan suplai oksigen Perubahan membran alveolar kapiler Perubahan cairan darah Perubahan kapasitas pengangkut oklsigen darah Penurunan curah jantung b/d distritmia yang berkaitan dengan ketidakseimbangan elektrolit RENCANA KEPERAWATAN Dx kep I : Resiko kekurangan volume cairan Tujuan : Klien akan memiliki keseimbangan cairan elektrolit KH : TTV BB Stabil Urine output 30-50 ml/jam BJ Urine normal ( 1%-1,025 ) Hematokrit 35-50 % Turgar kulit membaik

Membran mukosa lembab Fokus Intervensi 1.Monitor tanda-tanda kekurangan cairan Rasional : Mengetahui seberapa jauh cairan yang hilang 2.Monitor TTV Rasional :Kekurangan / perpindahan cairan meningkat frekuensi jantung TD menurun, mengurangi volume nadi 3.Monitor intake dan output Rasional : Memberikan informasi tentang status cairan umum 4.Ganti kekurangan cairan lewat oral Rasional : Memperbaiki / mempertahankan vol sirkulasi dan tekanan asmotik Dx kep II : Kerusakan integritas kulit b/d Edema Tujuan : Klien mampu mempertahankan integritas kulit KH : Tidak ada nyeri / nyeri berkurang : Tidak ada tanda-tanda infeksi : Menunjukkan penyembuhan sesuai waktu tanpa komplikasi. Fokus Intervensi 1.Pantau TTV Rasional : Mengetahui adanya infeksi 2.Atur arah baring Rasional : Menjaga keamanan / kenyamanan menimbulkan tekanan pada kulit 3.Berikan perawatan kulit, terutama pada lipatan kulit Rasional : Kelembapan meningkatkan pertumbuhan bakteri 4.Berikan terapi kinetik sesuai indikasi Rasional : Menurunkan tekanan kulit dan meningkatkan sirkulasi Dx Kep III : Gangguan pertukaran gas Tujuan : Menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi adekuat KH : Bebas gejala distres pernafasan Berpartisipasi dalam program pengobatan CRT ( 2 detik, RR = 16 X 24 X/menit Kulit tidak pucat, akral hangat Fokus Intervensi 1.Kaji status pasien pernafasan peningkatan frekuensi pernafasan perubahan pola nafas Rasional : Peningkatan upaya pernafasan dapat menunjukkan derajat hipoksemia 2.Catat adanya bunyi nafas tambahan Rasional : Krekels bukti peningkatan cairan dalam area jariangan 3.Berikan oksigen tambahan sesuai indikasi Rasional : Memaksimalkan sediaan oksigen untuk pertukaran gas

4.Berikan periode istirahat dan lingkungan tenang Rasional : Menghemat energi pasien, menurunkan kebutuhan oksigen Dx kep IV : Penurunan curah jantung b/d disritmia yang berkaitan dengan ketidakseimbangan elektrolit Tujuan : Mempertahankan / meningkatkan curah jantung adekuat KH : TD sistotik 90-50 mmHg Nadi 60-100 v/mnit, kuat, teratur Tidak ada disritmia Haluaran urine adekuat 30-50 cc/jam Kesadaran Fokus Intervensi 1.Auskulturasi bunyi jantung catat frekuensi dan irama Rasional : Disretmia khusus lebih jelas terdeteksi dengan pendengaran 2.Tentukan tipe disritmia Rasional : Berguna selama menentukan kebutuhan 3.Pantau TTV dan kaji keadekuatan curah jantung Rasional : Penanganan cepat untuk mengakhiri disritmia diperlukan pada adanya gangguan curah jantung 4.Berikan lingkungan tenang dan batasi aktivitas Rasional : Menurunkan kerja miokandia 5.Berikan obat sesuai indikasi Rasional : Memperbaiki

Anda mungkin juga menyukai