Anda di halaman 1dari 16

Senin, 30 Agustus 2010 SILABUS: KHB1-AQIDAH AKHLAK MADRASAH ALIYAH (MA) Di sini saya akan menampilkan beberapa contoh

silabus yang digunakan para guru s ebagai peganDAFTAR ISI

BAB I : PENDAHULUAN 1 A. Desentralisasi Pendidikan 1 B. Kurikulum Berbasis Kompetensi Sebagai Sistem Kurikulum Nasional 1 BAB II : PENGELOLAAN KURIKULUM AQIDAH AKHLAK BERBASIS MADRASAH ALIYAH 5 1. Pengertian 5 2. Pengelolaan Kurikulum Aqidah Akhlak Berbasis Madrasah Aliyah dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi 5 3. Prinsip Pengelolaan 5 4. Peran dan Tanggung Jawab 6 5. Pengelolaan Kurikulum Berbasis Madrasah Sebagai Upaya Pemberdayaan Madrasah 8 6. Organisasi 9 7. Pelayanan Informasi Kurikulum 9 C. 1. 2. 3. 4. D. PENGEMBANGAN SILABUS 9 Pembentukan Tim Pengembang Silabus 9 Penyusunan Silabus 9 Penilaian Silabus 10 Pembiayaan 11 PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR 12

E. MONITBAB I PENGERTIAN DAN PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM DAN HASIL BELAJAR A. Rasional Kehidupan dan peradaban manusia pada saat ini mengalami banyak berubahan. Dalam merespon fenomena itu, manusia berpacu mengembangkan pendidikan baik di bidang i lmu-ilmu sosial, ilmu alam, ilmu pasti maupun ilmu terapan. Namun bersamaan deng an itu muncull sejumlah krisis dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, misalnya krisis politik, ekonomi, sosial, hukum, etnis, agama, golongan dan ras. Akibatn ya peranan serta efektivitas pendidikan Aqidah Akhlak di Madrasah Aliyah sebagai landasan bagi pengembangan spiritual terhadap kesejahteraan masyarakat dipertan yakan. Dengan demikian asumsi jika pendidikan Aqidah Akhlak yang dijadikan landa san pengembangan nilai spiritual dilakukan dengan baik, maka kehidupan masyaraka t akan lebih baik. Pendidikan Aqidah Akhlak di Madrasah Aliyah memang bukan satu-satunya faktor yan g menentukan dalam pembentukan watak dan kepribadian siswa. Apalagi dalam pelaks anaan pendidikan Aqidah Akhlak tersebut masih terdapat kelamahn-kelamahan yang m endorong dilakukannya penyempurnaan terus menerus. Kelemahan lain, materi pendid ikan aqidah akhlak, lebih terfkus pada pengayaan pengetahuan (kognitif) dan mini m dalam pembentukan sikap (apektif) serta pembiasaan (psikomotorik). Kendala lai n adalah kurangnya keikutsertaan guru mata pelajaran lain dalam memberi motivasi kepada peserta didik untuk mempraktekan nilai-nilai keyakinan tauhid dan akhlak ul karimah dalam kehidupan sehari-hari. Lalu lemahnya sumber daya guru dalam pen gembangan pendekatan dan metode yang lebih variatif, minimnya berbagai sarana pe latihan dan pembangunan, serta rendahnya peran serta orang tua siswa. Dalam kurikulum pendidikan aqidah akhlak tahun 1975, 1984 dan 1994 lebih menekan kan pada materi pokok dan lebih bersifat memaksakan target bahan ajar sehingga t

ingkat kemampuan peserta didik terabaikan. Hal ini kurang sesuai dengan prinsip pendidikan yang menekankan pengembangan peserta didik lewat fenomena bakat, mina t serta dukungan sumber daya lingkungan. Dalam implementasinya juga lebih didominasi pencapaian kemampuan kognitif. Kuran g mengakomodasikan keragaman kebutuhan daerah. Meski secara nasional kebutuhan k eberagaman siswa MTs pada dasarnya tidak berbeda. Dengan pertimbangan ini, maka disusun kurikulum nasional Pendidikan Aqidah Akhlak yang berbasis pada kompetens i dasar (basic competency) yang mencerminkan kebutuhan keberagaman siswa MTs sec ara nasional. Standar ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai acuan dalam meng embangkan kurikulum aqidah akhlak MTs sesuai dengan kebutuhan daerah/sekolah. B. Pengertian dan fungsi Pendidikan Aqidah Akhlak adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peser ta didik untuk mengenal, memahami, menghayatii dan mengimani Allah SWT dan meral isasikannya dalam perilaku akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan al-Qur an dan Hadits melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, serta peng gunaan pengalaman. Dibarengi tuntutan untuk menghormati penganut agama lain dan hubungannya dengan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat hingga terwuju d kesatuan dan persatuan bangsa. Pelajaran Aqidah Akhlak berfungsi memberikan kemampuan dan keterampilan dasar ke pada peserta didik untuk mengetahui, memahami, menghayati dan mengamalkan akhlak Islami dalam kehidupan sehari-hari sebagai pengamalan nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan. Mata pelajaran akidah akhlak berisi bahan pelajaran dengan ketentuan sebagai ber ikut: a. Bahan pelajaran Akidah Akhlak diarahkan untuk memberikan kemampuan dasar pese rta didik untuk dapat mendalami akidah Islamiyah dengan baik dan benar serta pen gamalan dan pembiasaan berakhlak Islami untuk dapat dijadikan landasan perilaku terpuji dalam kehidupan sehari-hari, serta sebagai bekal memasuki jenjang pendid ikan berikutnya. b. Bahan pelajaran Akidah Akhlak dai Madrasah Aliyah merupakan pendalaman dan pe rluasan kemampuan dasar yang telah diberikan di MI dan MTs. C. Prinsip-prinsip Pengembangan Kurikulum Aqidah Akhlak Sesuai dengan kondisi negara, kebutuhan masyarakat, dan berbagaii perkembangan s erta perubahan yang sedang berlangsung dewasa ini, maka dalam pengembangan kurik ulum aqidah akhlak berbasis kompetensi perlu memperhatikan dan mempertimbangkan perinsip-prinsip: (1) keimanan, nilai, dan budi pekerti luhur; (2) penguatan int egritas nasional; (3) keseimbangan etika; (4) kesamaan memperoleh kesempatan; (5 ) abad pengetahuan dan teknologi informasi; (6) pengembangan keterampilan hidup; (7) belajar sepanjang hayat; (8) berpusat pada anak dengan penilaian yang berke lanjutan dan komprehensif; dan (9) pendekatan menyeluruh dan kemitraan. 1. Keimanan, Nilai, dan Budi Pekerti Luhur Keimanan, nilai-nilai, dan budi pekerti luhur yang dianut dan dijunjung tinggi m asyarakat sangat berpengaruh terhadap sikap dan arti kehidupannya. Oleh karena i tu, hal tersebut perlu digali, dipahami, dan diamalkan oleh peserta didik melalu i pengembangan kurikulum berbasis kompetensi bidang studi Aqidah Akhlak. 2. Penguatan Integritas Nasional Pengembangan Kurikulum berbasis kompetensi Aqidah Akhlak harus memperhatikan pen guatan integritas nasional melalui pendidikan Aqidah Akhlak yang memberikan pema haman tentang masyarakat Indonesia yang majemuk dan kemajuan peradaban dalam tat anan kehidupan dunia yang multikultural dan multi bahasa.

3. Keseimbangan Etika, Logika, Estetika, dan Kinestetika Keseimbangan pengalaman belajar siswa yang meliputi etika, logika, estetika, dan kinestetika sangat dipertimbangkan dalam penyusunan kurikulum dan hasil belajar Aqidah Akhlak. 4. Kesamaan Memperoleh Kesempatan Pengembangan Kurikulum berbasis kompetensi mata pelajaran Aqidah Akhlak seyogyan ya dapat memberdayakan semua peserta didik untuk memperoleh pengetahuan, keteram pilan, dan sikap. Seluruh peserta didik dari berbagai kelompok seperti kelompok yang kurang beruntung secara ekonomi dan sosial, yang memerlukan bantuan khusus, berbakat, dan unggul berhak menerima pendidikan yang tepat sesuai dengan kemamp uan dan kecepatannya. 5. Abad Pengetahuan dan Teknologi Informasi Keyakinan tauhid, dan kesadaran berakhlak karimah mendasari kemampuan berpikir d an belajar dengan mengakses, memilih, dan menilai pengetahuan untuk mengatasi si tuasi yang cepat berubah dan penuh ketidakpastian merupakan kompetensi penting d alam menghadapi abad ilmu pengetahuan dan teknologi informasi. 6. Pengembangan Keteramppilan Hidup Kurikulum berbasis kompetensi perlu memasukan unsure keterampilan, sikap, dan pe rilaku adaptif, kooperatif dan kooperatif dalam mengahadapi tantangan dan tuntut an kehidupan seharii-hari secara efektif. Kurikulum juga perlu mengintegrasikan unur-unsur penting yang menunjang kemampuan untk bertahan hidup. 7. Belajar Sepanjang Hayat Pendidikan berlanjut sepanjang hidup manusia untuk mengembangkan, menambah kesad aran, dan selalu beljar memahami dunia yang selalu berubah dalam berbagai bidang . Kemampuan belajar sepanjang hayat dapat dilakukan melalui pendidikan formal da n non formal, serta pendidikan alternatif yang diselenggarakan baik oleh pemerin tah maupun oleh masyarakat. 8. Berpusat pada Anak dengan Penilaian yang Berkelanjutan dan komprehensif Pengembangan Kurikulum Aqidah Akhlak seyogyanya mampu memandirikan peserta didik untuk belajar, bekerja sama, dan menilai diri sendiri agar mampu membangun pema haman dan pengetahuannya. Penilaian berkelanjutan dan komprehensif menjadi sanga t penting dalam rangka pencapaian upaya tersebut. 9. Pendekatan Menyeluruh dan Kemitraan Semua pengalaman belajar dirancang secra berkesinambungan mulai dari level yang paling rendah sampai yang tertinggi. Pendekatan yang digunakan dalam mengorganis asikan pengalaman belajar berfokus pada kebutuhan siswa yang bervariasi dan meng integrasikan berbagai disiplin ilmu. Keberhasilan pencapaian pengalaman belajar menuntut kemitraan dan tanggung jawab bersama dari siswa, guru, sekolah, orang t ua, perguruan tinggi, dunia usaha dan industri, dan masyarakat.

BAB II STRUKTUR KURIKULUM DAN HASIL BELAJAR AQIDAH AKHLAK DI MADRASAH IBTIDAIYAH a. Rumpun Pengembangan dan Rumpun Pelajaran Susunan program kurikulum memuat jenis-jenis mata pelajaran dan penjatahan waktu yang dialokasikan bagi setiap mata pelajaran sebagaimana terdapat dalam susunan program kurikulum Madrasah Aliyah. Mata pelajaran aqidah akhlak di Madrasah Ali yah disampaikan selama 2 jam dalam satu minggu mulai dari kelas 1 sampai kelas 3 . Mata pelajaran akidah akhlak di Madrasah Tsanawiyah lebih menekankan pada pemb iasaan penggunaan kalimah Thayibah, akhlak karimah dan cerita keteladanan hikmah kehidupan.

Kurikulum dan hasil belajar aqidah akhlak di Madrasah Aliyah mendeskripsikan apa yang seharusnya siswa ketahui (mulai dari level V sampai ke level VI) yang memb erikan kompetensi cukup rinci bagi madrasah dan masyarakat agar lebih jelas meng enai hasil belajar yang diharapkan para siswanya. Untuk mencapai hal tersebut, m adrasah akan melakukan cara terbaik untuk mengelola program pembelajarannya. Pengembangan kurikulum akidah akhlak dirancang sesuai dengan kemampuan dan kebut uhan siswa agar dapat berkembang secara optimal, serta memperhatikan pula tantan gan moralitas dalam kehidupan. Untuk itu, dipilih materi-materi akidah akhlak de ngan memperhatikan struktur keilmuan, tingkat kedalaman materi, serta sifat esse nsial materi dan keterpakaiannya dalam kehidupan sehari-hari. b. Fokus dan hasil Belajar Akidah Akhlak Fokus kurikulum akidah akhlak berisi pernyataan/ uraian singkat kompetensi dan m ateri yang yang tercakup pada setiap jenjang,level, dan kelas. Hasil belajar akidah akhlak dirinci menjadi tiga bagian : fokus kompetensi dasar , hasil belajar, dan indikator. Pernyataan hasil belajar akidah akhlak diberikan untuk setiap level dan setiap aspek. Pernyataan ini memuat materi dan menguraik an konteks yang sesuai untuk pengembangan pembelajaran, tetapi bukan merupakan p erencanan pembelajaran yang tidak menjelaskan metode pembelajaran secara spesifi k. Guru akan merancang dan menerapkan dalam berbagai cara sebagai tanggung jawab nya melayani secara individual. Hasil belajar Akidah akhlak ditetapkan untuk setiap level. Perumusan hasil belaj ar adalah untuk menjawab pertanyaan, Apa yang harus siswa ketahui dan mampu lakuk an sebagai hasil belajar mereka pada mata pelajaranakidah akhlak pada level ini. Sifat dari hasil belajar mencerminkan keluasan, kedalaman, dan kompleksitas komp etensi, dan dinyatakan dengan kata kerja yang dapat diukur dengan berbagai tekni k penilaian. Setiap hasil belajar memiliki seperangkat indikator. Perumusan indi kator adalah untuk menjawab pertanyaan, Bagaimana kita mengetahui siswa telah men capai hasil belajar yang diharapkan. Guru akan menggunkan indikator sebagai dasar untuk menilai apakah siswa telah mencapai hasil belajar yang diharapkan. Indika tor merupakan pernyataan ketercapaian hasil belajar siswa misalnya bila indikart or menyatakan bahwa siswa menjelaskan konsep atau gagasan tertentu, maka hal ini dapat ditunjukkan dengan kegiatan menulis, presetasi, atau melalui kinerja sisw a ketika melakukan tugas. Oleh karena itu, sebagai tambahan dari hasil belajar d an indikator, kurikulum akidah akhlak perlu dilengkapi dengan contoh kegiatan pe mbelajaran. Ini membantu menjawab pertanyaan Apakah kegiatan pembelajaran mata pe lajaran akidah akhlak pada siswa telah seperti yang diharapkan ? Kurikulum dan hasil belajar mata pelajaran akidah akhlak bukan merupakan silabus atau program perencanaan pembelajaran akidah akhlak yang memuat metode pembelaj aran, alokasi waktu untuk rumpun pelajaran, atau bahan dan metode penilaian yang digunakan. Rincian tentang ini ditentukan oleh pihak sekolah atau daerah yang b ersangkutan. Rumusan tentang kurikulum dan hasil pembelajaran ini membantu madrasah dalam men gembangkan program dengan memberikan fokus pembelajaran dan kompetensi yang jela s mengenai apa yang seharusnya siswa capai pada hasil belajarnya. Sekolah secara mandiri yang akan membuat semua program sebenarnya. c. Level, Aspek dan Sub Aspek Pembelajaran akidah akhlak di Madrasah Aliyah di bagi ke dalam dua level, yaitu level V (lima) meliputi hasil belajar secara simultan dari kelas satu sampai kel as tiga yang berkaitan dengan kompetensi penguasaan dasar-dasar aqidah akhlak, a khlak terpuji dan akhlak tercela. Level VI (enam) meliputi hasil belajar secara simultan dan terutama dari kelas tiga yang berkaitan dengan kompetensi untuk mel anjutkan ke perguruan tinggi selain pembekalan keyakinan, sikap dan keterampilan

hidup. Ketika menjadi mahasiswa atau tenaga kerja secara individu, keluarga mau pun masyarakat. Uraian cakupan materi pada setiapl level sebagai berikut : Level V Pada level ini, pembahasan materi dan hasil pembelajaran terbagi pada empat sub aspek, Pertama; sub aspek konsep dasarr tentang makna akidah akhlak dan hubungan antara keduanya. Kedua, sub aspek aqidah yang meliputi : rukun iman yang enam, peneguhan rukun iman berdasarkan argumen nakli dan aqli dan usaha menurunkannya menjadi motif perbuatan (akhlak). Ketiga, sub aspek akhlak terpuji sebagai turun an atas keyakinan terhadap rukun iman yang menjadi kompetensi dasar untuk bentuk -bentuk perilaku keseharian seperti : ukhuwah, kreatif, dinamis, tawakal, sabar, bijaksana, amanah, solidaritas, tasamuh, taawun, orientasi masa depan (futuristi k) dan zuhud. Keempat, sub aspek akhlak tercela sebagai turunan atas keyakinan t erhadap rukun iman yang menjadi kompetensi dasar untuk bentuk-bentuk peilaku kes eharian seperti : pasif, putus asa, pesimis, bergantung pada orang lain, picik, khianat, ananiyah, hedonisme dan materialistik (hubbud dunya). Level VI Pada level ini pembahasan kurikulum dan hasil belajar terbagi kepada tiga sub as pek: Pertama, sub aspek yang membahas kompetensi dasar yang berkaitan dengan pem bekalan keterampilan hidup yang secara simultan berupa keteguhan iman, dorongan dan pembiasaan mewujudkan akhlak terpuji dan menghindari akhlak tercela. Kedua, sub aspek yang membahas kompetensi dasar yang berkaitan dengan pemahaman akademi k untuk membekali siswa guna pendidikan lanjutan meliputi konsep-konsep dasar il mu kalam secara garis besar. Ketiga, sub aspek yang membahas kompetensi dasar ya ng berkaitan dengan pemahaman akademik untuk membekali siswa guna pendidikan lan jutan meliputi konsep-konsep dasar ilmu tasawwuf secara garis besar. Cakupan materi pada setiap level dikembangkan dalam suasana pembelajaran yang te rpadu, meliputi: (a) keimanan, yang memberikan peluang kepada peserta didik untu k mengembangkan pemahaman adanya Allah SWT sebagai sumber kehidupan. (b) Pengama lan, memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mempraktekan dan merasakan hasil-hasil pengamalan keyakinan akidah dan akhlak dalam menghadapi tugas-tugas dan masalah dalam kehidupan. (c) Pembiasaan, memberikan kesempatan kepada peser ta didik untuk membiasakan sikap dan perilaku yang baik yang sesuai dengan ajara n Islam dan bidaya bangsa dalam menghadapi masalah kehidupan. (d) Rasional, usah a memberikan peranan kepada rasio (akal) peserta didik dalam memahami dan membed akan berbagai materi dalam standar materi serta kaitannya dengan perilaku yang b aik dengan perilaku yang buruk dalam kehidupan duniawi. (e) Emosional, upaya men ggugah perasaan (emosi) peserta didik dalam menghayati perilaku yang sesuai deng an ajaran agama dan budaya bangsa. (f) Fungsional, menyajikan materi akidah akhl ak dari segi manfaatnya bagi peserta didik dalam kehidupan sehari-hari dalam art i luas. (g) Keteladanan, yaitu menjadikan figur pribadi-pribadi teladan dan perf oman guru akidah akhlak, sebagai cerminan dari manusia yang memiliki keyakinan t auhid yang teguh dan berakhlak karimah. d. Standar, Hasil Belajar, dan Indikator (terlampir) BAB II KOMPETENSI SEBAGAI PERWUJUDAN TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL A. Pengertian Pendayaagunaan pendidikan secara mikro menghadapi berbagai masalah, antara lain berkaitan dengan pengembangan kurikulum yang menghasilkan standar nasionak/globa l; penciptaan iklim yang kondusif bagi pelaksanaan pendidikan yang berorientasi kecakapan hidup (life skill) dan pendidikan akademik, serta peningkatan mutu dn kesejahteraantenaga pengajar. Dalam kaitannya dengan peningkatan mutu pendidikan , yang mendapat perhatian besar adalah penciptaan iklim pembelajaran yang kondus if bagi terlaksananya kurikulum yang fleksibel sesuai dengan potensi sekolsh. Ku rikulum dimaksud adalah kurikulum berbasis kompetensi (KBK).

Kurikulum Berbasis Kompetensi adalah suatu konsep kurikulum yang meneknkan pda p engembangan kemampuan melakukan (kompetensi) tugas-tugas dengan standar performa nsi tertentu, sehingga hasilnya dapat dirasakan peserta didik, berupa penguasaan terhadap seperangkat kompetensi tertentu. Dengan demikian, implementasi kurikul um dapat menumbuhkan tanggung jawab, dan partisipasi peseerta didik untuk belaja r menilaidan mempengaruhi kebijakan umum(public policy), serta memberanikan diri berperanserta dalam berbagai kegiatan, baik di sekolah maupun di masyarakat. Kurikulum berbasis kompetensi memberikan keleluasaan kepada sekolah untuk menyus un dan mengembangkan silabus ,mata pelajaran esuai dengan potensi sekolah, sehin gga dimungkinkan beragamnya kurikulum antar sekolah atau wilayah tanpa mengurang i kompetensi yang telah ditetapkan dan berlaku secara nasional (standar akademis ). Implemetasi kurikulum berbasis kompetensi di sekolah sangat erat kaitannya denga n Depdiknas mengenai pelaksanaan Broad Based Education (BBE) dalam mewujudkan pr ogram peningkatan mutu pendidikan. Oleh karena itu penerapan KBK menggunakan kon sep BBE yang berorientasi life skill (BBE-LS), dan mendayagunakan semua potensi sumber belajar yang dimiliki sekolah dan yang ada disekitar sekolah, baik yang d irencanakan untuk kepentingan belajar (learning resources by design), maupun yan g dimanfaatkan (learning resources by utilization).

B. Kurikulum dan Hasil Belajar dan Tujuan Pendidikan Nasional Kurikulum dan Hasil Belajar (KHB) yang merupakan salah satu komponen Kurikulum B erbasis Kompetensi memuat perencanaan pengembangan kompetensi peserta didik yang perlu dicapai secara keseluruhan. Kurikulum hasil belajar (KHB) memuat kompeten si, hasil belajar, dan indikator hasilbelajar. Kurikulum dan hasil belajar menun tut setiap siswa di sekolah dan madrasah negeri atau swasta untuk menggali, mema hami, menghargai, dan melakukan sesuatu, sebagai hasil belajar yang dilaksanakan di sekolah. Kurikulum dan hasil belajar mempunyai dua keistimewaan yaitu berbasis kompetensi dan pendekatan menyeluruh dari TK dan RA sampai dengan kelas XII (SMU dan MA) Pendekatan ini merupakan salah satu usaha kekuatan dari Kurikulum dan Hasil Bela jar yang menggambarkan seluruh rangkaian masa persekolahan. Dengan demikian memu ngkinkan siswa untuk maju bertahap, berkelanjutan dan konsisten dalam pendidikan nya seiring dengan perkembangan dan kedewasaan psikologis siswa. Pendekatan berfokus pada hasil belajar memberikan kelonggaran bagi guru untuk me nentukan pendekatan yang paling tepat dan menantang para siswa untuk mencapai ha sil belajar setinggi mungkin. Sekolah dan guru akan menggunakan kurikulum dan ha sil belajar untuk mengembangkan pembelajaran dan program pengajaran sesuai denga n tuntutan kehidupan, keadaan sekolah, dan kebutuhan siswa. Kurikulum disusun sesuai dengan tujuan pendidikan nasional, kematangan daya sera p siswa, pertimbangan tuntutan sekarang dan masa depan, nilai-nilai, dan kompete nsi lintas kurikulum untuk pendidikan dasar dan menegah. Dengan demikian siswa memperoleh manfaat karena pendidikannya lebih sesuai denga n kebutuhan perkembangan dan kedewasaan psikologisnya. Guru memperoleh kelonggar an dalam menggunakan keahlian profesionalnya, menggunakan pengetahuannya untuk m enyusun kegiatan pembelajaran yang meningkatkan potensi dan kesenangan belajar s iswa. Masyarakat memperoleh manfaat karena siswa disiapkan untuk pendidikan lanj utan, kehidupan nyata dan dunia kerja.

Pengembangan professional guru-guru dalam menggunakan Kurikulum dan Hasil Belaja r terutama diarahkan untuk pengembangan silabus dan pelaksanaan penilaian berbas is kelas. C. Kurikulum Hasil Belajar (KHB) dan Kompetensi Tamatan Kompetensi tamatan merupakan pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai ya ng direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak setelah siswa menyelesai kan suatu jenjang tertentu. Kompetensi tamatan ini pun merupakan batas dan arah kompetensi yang harus dimiliki dan dapat dilakukn oleh siswa setelah mengikuti p roses pembelajaran suatu mata pelajaran tertentu. Kompetensi tamatan untuk untuk setiap jenjang ini dimuat dalam buku Kurikulum Berbasis kompetensi. Untuk meluluskan tamatan diperlukan kompetensi lulusan. Kompetensi lulusan suatu jenjang madrasah dapat dijabarkan dari visi dan misi yang ditetapkan sekolah. A cuan untuk merumuskan kompetensi lulusan adalah struktur keilmuan mata pelajaran , perkembangan psikologis siswa, dan persyaratan yang ditentukan oleh pengguna l ulusan (jenjang sekolah berikutnya, pendidikan tinggi atau dunia kerja). Sejalan dengan tujuan pendidikan nasional, kompetensi yang diharapkan dimiliki o leh lulusan atau tamatan madrasah dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Berkenaan dengan aspek afektif, siswa memiliki: keimanan dan ketaqwaan terhad ap Tuhan Yang Maha esa sesuai dengan ajaran agama masing-masing yang tercermin d alam perilaku sehari-hari; memiliki nilai-nilai etika dan estetioka, serta mampu mengamalkan dan mengekspresikannya dalam kehidupan sehari-hari; memiliki nilainilai demokrasi, toleransi, dan humaniora; serta menerapkannya dalam kehidupan b ermasyarakat, berbangsa dan bernegara baik dalam lingkup nasional maupun global. 2. Berkenaan dengan aspek kognitif, menguasai ilmu, teknologi, dan kemampuan aka demik untuk melajutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. 3. Berkenaan dengan aspek psikomotorik, memiliki keterampilan berkomunikasi, ket erampilan hidup, dan mampu beradaptasi dengan perkembangan lingkungan social, bu daya dan lingkungan alam baik local, regional, maupun global; memiliki kesehatan jasmani dan rohani yang bermanfaat untuk melaksanakan tugas/kegiatan sehari-har i. Pada tingkat Sekolah Dasar atau Madrasah Ibtidaiyah tamatan diharapkan memiliki kompetensi : 1. Mengenali dan berprilaku sesuai dengan ajaran aga yang diyakini 2. Mengenali dan menjalankan hak dan kewajiban diri, beretos kerja , dan peduli terhadap lingkungan 3. Berpikir secara logis , kritis dan kreatif, serta berkomunikasi melalui berba gai media 4. Menyenangi keindahan 5. Membiasakan hidup bersih, bugar dan sehat 6. Memiliki rasa cinta dan b angga terhadap bangsa dan tanah air Indonesia Pada tingkat Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah tamatan diharap me miliki: 1. Meyakini, memahami, dan menjalankan ajaran agama yang diyakini dalam kehidupa n 2. Memamhami dan menjalankan hak dan kewajiban untuk berkarya dan memanfaatkan l ingkungan secra bertanggung jawab. 3. Berpkir secara logis, kritis, kratif inovatif, memecahkan masalah serta berko munikasi melalui berbagai media 4. Menyenangi dan menghargai seni 5. Menjalankan pola hidup bersih, bugar, dan sehat 6. Berpartisipasi dalam kehidupan sebagai cerminan rasa cinta dan bangga terhada p bangsa dan tanah air Indonesia Pada tingkat Sekolah Menengah Atas dan Madrasah Aliyah tamatan diharapkan memili ki kemampuan sebagai berikut:

1. Memiliki keyakinan dan ketaqwaan sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya 2. Memiliki nilai dasar humaniora untuk menetapkan kebersamaan dalam kehidupan 3. Menguasai pengetahuan dan keterampilan akademik serta beretos belajar untuk m elanjutkan pendidikan 4. Mengalihgunakan kemampuan akademik dan keterampilan hidup di masyarakat lokal dan global 5. Berorientasi dan menghargai seni 6. Menjaga kebersihan, kesehatan, dan kebugaran jasmani 7. Berpartisipasi dan berwawasan kebangsaan dalam kehidupan bermasyarakat, berba ngsa, dan bernegara secara demokratis D. Kompetensi Lintas Kurikulum Kompetensi lintas kurikulum merupakan kompetensi yang perlu dicapai melalui selu ruh rumpun pelajaran dalam kurikulum. Kompetensi lintas kurikulum merupakan pern yataan tentang pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang direfleksik an dalam kebiasaan berfikir dan bertindak yang mencakup kecakapan belajar sepanj ang hayat dan keterampilan hidup yang harus dimiliki. Hasil belajar dan kompeten si lintas kurikulum ini perlu dicapai melalui pembelajaran-pembelajaran dari sem ua rumpun pelajaran. Tamatan diharapkan memiliki kompetensi lintas kurikulum sebagai hasil sinergis y ang diperoleh dari pengalaman belajar dalam menguasai kompetensi dasar berbagai mata pelajaran dan pencapaian kompetensi rumpun pelajaran. Kompetensi lintas kurikulum yang diharapkan dikuasai siswa adalah sebagai beriku t: 1. Menjalankan hak dan kewajiban secara bertanggungjawab terutama dalam menjamin perasaan aman dan menghargai sesama. 2. Menggunakan bahasa untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain. 3. Memilih, memadukan, dan menerapkan konsep-konsep dan teknik-teknik numeric da n spasial, serta mencari dan menyusun pola, struktur , dan hubungan. 4. Menemukan pemecahan masalah-masalah baru berupa prosedur maupun produk teknol ogi melalui penerapan dan penilaian pengetahuan, konsep, prinsip, dan prosedur y ang telah dipelajari; serta memilih, mengembangkan, memanfaatkan, mengevaluasi, dan mengelola teknologi komunikasi/informasi. 5. Berpikir kritis dan bertindak secara sistematis dalam setiap pengambilan kepu tusan berdasarkan pemahaman dan penghargaan terhadap dunia fisik, makhluk hidup, dan teknologi. 6. Berwawasan kebangsaan dan global, terampil serta aktif berpartisipasi dalam k ehidupan berbangsa dan bernegara dilandasi dengan pemahaman terhadap nilai-nilai dan konteks budaya, geografis dan sejarah. 7. Berperadaban, berbudaya dan bersikap religius, bercitarasa seni, susila, sert a kreatif dengan menampilkan dan menghargai karya artistic dan intelektual, sert a meningkatkan kematangan pribadi. 8. Berpikir terarah/terfokus, berpikir lateral, memperhitungkan peluang dan pote nsi, serta luwes untuk menghadapi berbagai kemungkinan. 9. Percaya diri dan komitmen dalam bekerja baik secara mandiri maupun bekerjasam a. Pengembangan Kompetensi Lintas Kurikulum Pengembangan kompetensi dan hasil belajar setiap rumpun pelajaran dalam kurikulu m dan hasil belajar ini memperhatikan : 1. Keterkaitan Rumpun belajar bukan merupakan subjek berdiri sendiri atau terasing satu sama la innya. Hasil belajar dalam kurikulum ini saling berhubungan sebagaimana kompeten si siswa dalam dunia nyata. 2. Pengembangan Keseluruhan Semua pengalaman belajar dirancang secara keseluruhan mulai dari pendidikan usia

dini sampai dengan kelas 12. 3. Luwes Kompetensi dalam kurikulum ini disesuaikan dengan kebutuhan sekolah masyarakat y ang berbeda. Kompetensi yang dikembangkan juga responsif terhadap perubahan sosi al dan teknologi serta dapat memenuhi kebutuhan siswa yang timbul karena proses perubahan tersebut. 4. Kompetensi yang dikembangkan Kurikulum mendorong siswa menghubungkan gagasan, manusia, dan benda, serta menga itkan kejadian dan gejala lokal nasional dan global. Dengan demikian, mendorong siswa untuk melihat berbagai bentuk pengetahuan terkait dan bagian-bagian penget ahuan secara utuh. 5. Berorientasi pada siswa Para siswa berkembang dan belajar dengan kecepatan dan cara yang berbeda. Mereka membangun pengetahuan dan pemahaman baru dengan mengaitkannya pada pembelajaran dan pengalaman sebelumnya. Kompetensi pada Kurikulum dan Hasil belajar, mengako modasi kebutuhan ini.

BAB IV KOMPETENSI DALAM KURIKULUM DAN HASIL BELAJAR A. Kompetensi dan Hasil Belajar 1. Hasil Belajar Tamatan Hasil belajar tamatan dikelompokkan ke dalam tiga jenjang yaitu : Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah, Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah, Sekol ah Menengah Atas dan Madrasah Aliyah. a. Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah Sekolah Dasar dan madrasah ibtidaiyah dimaksudkan untuk menghasilkan lulusan yan g memiliki dasar-dasar karakter, kecakapan, keterampilan dan pengetahuan yang me madai untuk mengembangkan potensi dirinya secara optimal sehingga memiliki ketah anan dan keberhasilan dalam pendidikan lanjutan atau dalam kehidupan yang selalu berubah sesuai dengan perkembangan zaman. b. Sekolah Menengah Sekolah menengah yang bersifat umum terdiri atas : (1) Sekolah menengah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah dan (2) Sekolah menengah atas atau Madrasah Aliyah Penyelenggaraan sekolah menengah dimaksudkan untuk menghasilkan lulusan yang mem iliki karakter, kecakapan, dan keterampilan yang kuat untuk digunakan dalam meng adakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya dan alam sekitarny a, serta mengembangkan kemampuan lebih lanjut dalam dunia kerja atau pendidikan lebih lanjut. 2. Makna Pemeringkatan Prestasi Siswa (level) dalam KHB Hasil belajar dalam KHB memberilkan pernyataan-pernyataan kompetensi yang seharu snya siswa ketahui, pahami, lakukan, dan sikapi sebagai hasil pembelajaran. Kurikulum dan hasil belajar menetapkan tingkatan pencapaian siswa untuk setiap a spek rumpun pelajaran dalam delapan level prestasi siswa selama 14 tahun berseko lah termasuk TK dan RA. Rincian kedelapan level dapat dilihat pada tabel berikut : No Level Penjelasan 1 Level 0 Level 0 merupakan tingkat pencapaian prestasi anak setelah menyelesaik an pendidikan prasekolah melalui TK/RA. Pada level ini kompetensi dan hasil bela jar dari setiap rumpun pelajaran dan mata pelajaran diintegrasikan kedalam 10 bi dang pengembangan TK/RA.

Level ini merupakan keberlangsungan rangkaian persekolahan sejak dini untuk menc apai kompetensi tamatan TK dan RA seperti yang dijelaskan dalam kebijakan kuriku lum yaitu memiliki kompetensi kesiapan bersekolah. Walau demikian, level ini buk an prasyarat yang harus dicapai sebelum masuk Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidai yah. Masyarakat dapat menggunakan level 0 ini dalam pendidikan keluarga apabila anak tidak mengikuti TK dan RA. 2 Level 1 Level ini menekankan literasi dan numerasi. Level ini merupakan bagian dari pendidikan usia dini di madrasah (MI). Pada level ini ditetapkan hasil bel ajar yang perlu dicapai melalui mata pelajaran Pendidikan Agama, Kewarganegaraan , Bahasa Indonesia termasuk membaca, menulis permulaan, Matematika, Kesenian, Ke terampilan, Pendidikan Jasmani, Sains, dan Pengetahuan Sosial yang terintegrasi ke dalam tema-tema pembelajaran. 3 Level 2 Level ini masa-masa dimana siswa MI diorientasikan untuk lebih menguas ai konsep-konsep yang lebih abstrak secara bertahap, karena pada tahap ini sebag ian siswa masih pada tahap berfikir operasional konkrit. Pada level ini mata pel ajaran yang disebut di level 1 diberikan secara berdiri sendiri, namun dengan te tap memperhatikan keterkaitan dengan mata pelajaran lainnya. 4 Level 3 Level ini adalah penguasaan kompetensi tamatan MI dan persiapan untuk berlatih ke jenjang sekolah menengah. Pada level ini kompetensi mata pelajaran y ang diberikan lebih diarahkan untuk melatih meningkatkan kemandirian dalam setia p aspek dan maslah kehidupan yang dihadapi siswa sehari-hari. 5 Level 4 Pada level ini kompetensi mata pelajaran yang diberikan lebih diarahka n untuk melatih dan meningkatkan keterampilan berfikir dan penalaran proses, abs traksi siswa melalui konsep-konsep yang dipelajari dan penerapannya dalam pemeca han masalah sehari-hari. 6 Level 4a Level ini memberikan pemecahan prestasi sesuai dengan wajib belajar s embilan tahun dan penacapaian kompetensi tamatan MTs. Level ini juga merupakan m asa transisi pada jenjang MTs ke jenjang madrsah Aliyah, serta diberikan pula pe mantapan pembekalan ketrampilan hidup yang memadai untuk wajib belajar sembilan tahun. 7 Level 5 Level ini merupakan pencapaian prestasi siswa yang bermanfaat untuk me nentukan penjurusan di MA. Kompetensi dan hasil belajarnya ditekankan pada pengu asaan dasar-dasar kompentensi secara generik. 8 Level 6 Level ini merupakan pencapaian prestasi siswa untuk melanjutkan ke per guruan tinggi dengan pemantapan pembekalan keterampila hidup sehingga tamatan MA dapat menjadi individu yang produktif, kompetitif dan adaptif ketika menjadi ma hasiswa, tenaga kerja, individu dan keluarga/masyarakat.

BAB V KAITAN HASIL BELAJAR DENGAN JENJANG SEKOLAH Hasil belajar ditetapkan untuk setiap aspek rumpun pelajaran pada setiap level. Perumusan hasil belajar adalah untuk menjawab pertanyaan,Apa yang harus siswa ket ahui dan mampu lakukan sebagai hasil belajar mereka pada level ini? Sifat dari hasil belajar: Mencerminkan keluasan, kedalaman, dan kompetensi Dinyatakan dengan kata kerja yang dapat diukur dengan berbagai teknik penilaian. Hasil belajar dirinci menjadi tiga bagian: fokus kompetensi dasar, hasil belajar , dan indikator. Pernyataan hasil belajar diberikan untuk setiap level pada seti ap aspek. Pernyataan ini memuat materi dan menguraikan konteks yang sesuai untuk

pengembangan pembelajaran, tetapi bukan merupakan poerencanaan pembelajaran dan tidak menjelaskan metode pembelajaran secara spesifik. Guru akan merancang dan menerapkan pembelajaran dalam berbagai cara sebagai tanggung jawabnya melayani s iswa secara individual. Kompetensi Dasar Kompetensi dasar merupakan pernyataan minimal atau memadai tentang pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak setelah siswa menyelesaikan aspek-aspek atau subaspek mata pelaja ran tertentu. Kompetensi menentukan apa yang harus dilakukan siswa untuk mengert i, menggunakan, meramalkan, menjelaskan dan mengapresiasi atau menghargai. Kompe tensi adalah gambaran umum tentang apa yang dapat dilakukan siswa. Bagaimana car a menilai seorang siswa sudah meraih kompetensi tertentu tidak langsung digambar kan didalam pernyataan tentang kompetensi. Rincian yang lebih banyak tentang apa yang diharapkan dari siswa digambarkan dalam hasil belajar dan indikator hasil belajar. Hasil Belajar Hasil belajar merupakan uraian untuk menjawab pertanyaan Apa yang harus digali, d ipahami, dan dikerjakan siswa. Hasil belajar ini merefleksikan keluasan, kedalama n, dan kompleksitas (secara berdegradasi) dan digambarkan secara jelas serta dap at diukur dengan taknik-teknik tertentu. Perbedaan antara kompetensi dengan hasi l belajar terdapat pada batasan dan patokan-patokan kinerja siswa yang dapat diu kur. Indikator Hasil Belajar Indikator menjawab pertanyaan,Bagaimana kita dapat mengetahui bahwa siswa sudah d apat mencapai hasil pembelajarannya. Indikator ini dapat digunakan sebagai dasar penilaian terhadap siswa dalam mencapai pembelajaran dan kinerja yang diharapkan . Indikator hasil belajar merupakan uraian kemampuan yang harus dikuasasi siswa dalam berkomunikasi secara spesifik serta dapat dijadikan ukuran untuk menilai k etercapaian hasil pembelajaran. Siswa hendaklah diberi kemampuan untuk menggunak an keterampilan, pengetahuan, atau sikap yang sudah merek kembangkan selama pemb elajaran dalam menyelesaikan tugas-tugas yang sudah ditentukan/ Selama proses in i, guru dapat menilai apakah siswa telah mencapai suatu hasil belajar yang ditun jukkan dengan pencapaian beberapa indikator dari hasil belajar tersebut. Apakah hasil belajar siswa telah direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak m aka siswa tersebut telah mencapai suatu kompetensi. Setiap hasil belajar memiliki seperangkat indikator. Perumusan indikator adalah untuk menjawab pertanyaan di atas. Guru akan menggunakan indikator sebagai dasar untuk menilai apakah siswa telah mencapai hasil belajar seperti yang diharapkan . Indikator merupakan pernyataan ketercapaian hasil belajar siswa misalnya bila indikator menyatakan bahwa siswa mampu menjelaskan konsep atau gagasan tertentu, maka ini dapat ditunjukkan dengan kegiatan menulis, presentasi, atau melalui ki nerja siswa ketika melakukan tugas. BAB VI PROSES PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN A. Proses Pembelajaran 1. Pembelajaran Peserta didik memiliki potensi yang sangat luar biasa, tetapi sayangnya sebagian besar materi dan suasana pembelajaran di madrasah pada saat ini kurang bisa mem berdayakan potensi-potensi tersebut. Di sinilah tampaknya perlu ada rumusan baru tentang model pembelajaran yang memberdayakan. UNESCO mengusulkan tentang perlunya perubahan paradigma pembelajaran dari teachi ng menjadi learning. Dengan perubahan itu, proses pendidikan menjadi proses bagai mana belajar bersama antara guru dengan para peserta didik. Guru dalam konteks in

i juga sedang dalam belajar. Sehingga lingkungan madrasah, menjadi learning socie ty (masyarakat belajar). Dalam paradigma ini, peserta didik tidak disebut sebagai peserta didik (pupil) tetapi peserta didik yang belajar (learner). Implementasi dari paradigma di atas, dalam proses pembelajaran harus lebih memen tingkan aktivitas peserta didik ketimbang subyek matter. Sebab, jika mementingka n subyek matter daripada peserta didik, akibatnya peserta didik seringkali meras a dipaksa untuk menguasaii pengetahuan dan melahap informasi dari para guru, tanpa memberi peluang kepada peserta didik untuk melakukan perenungan secara kritis. Karena itu, suasana dialogis dalam proses pembelajaran adalah mutlak diperlukan. Agar suasana dialogis itu terasa dalam proses pembelajaran, seyogyanya dikemban gkan berdasar pada prinsip-prinsip berikut : a. Berpusat pada peserta didik; kegiatan pembelajaran disesuaikan dengan karakte ristik peserta didik. Proses pembelajaran menempatkan peserta didik sebagai suby ek yang belajar. Artinya, proses pembelajaran harus memperhatikan bakat, minat, kemampuan, cara dan strategi belajar, motivasi belajar, dan latar belakang sosia l peserta didik. Proses pembelajaran mendorong peserta didik mengembangkan bakat dan potensinya secara optimal. b. Belajar dengan melakukan; proses pembelajaran memberikan pengalaman nyata dal am kehidupan sehari-hari, tyerutama yang terkait dengan penerapan konsep, kaidah dan prinsip-prinsip ilmu yang dipelajari. c. Mengembangkan kemampuan sosial; peserta didik lebih mudah membangun pemahaman apabila dapat mengkomunikasikan gagasannya dengan yang lainnya atau dengan guru . Proses pembelajaran mendorong peserta didik untuk mengkomunikasikan gagasan ha sil kreasi dan temuannya kepada peserta didik yang lain, guru atau pihak-pihak l ain. Dengan demikian proses pembelajaran memungkinkan peserta didik bersosialisa si dengan menghargaii perbedaan (pendapat, sikap, kemampuan, prestasi) dan berla tih untuk bekerjasama. Artinya, proses pembelajaran akan mendorong peserta didik mengembangkan empatinya sehingga dapat mengembangkan saling pengertian dengan m enyeleraskan pengetahuan dan tindakannya. d. Mengembangkan keingintahuan, imajinasi dan fitrah ber-Tuhan; potensi ini meru pakan modal dasar untuk bersikap peka, kritis, mandiri dan kreatif, serta membin a keimanan dan ketaqwaan. Proses pembelajaran memperhatikan rasa ingin tahu, ima jinasi, dan fitrah ber-Tuhan agar bermakna bagi peserta didik. e. Mengembangkan kreatifitas dan keterampilan pemecahan masalah; proses pembelaj aran dipilih dan dirancang agar mampu mendorong dan melatih peserta didik mengid entifikasi masalah dan memecahkannya dengan menggunakan kemampuan kognitif dan m eta kognitif dengan menggunakan prosedur ilmiah. Proses pembelajaran juga perlu dipilih dan dirancang agar memberikan kesempatan dan kebebasan berkreasi secara berkesinambungan, untuk mengembangkan dan mengoptimalkan kreativitas pesrta didi k. f. Mengembangkan kemampuan menggunakan ilmu dan teknologi; proses pembelajaran p erlu memberikan peluang agar peserta didik memperoleh informasi dari multi media setidaknya dalam penyajian materi dan penggunaan media pembelajaran. g. Menumbuhkan kesadaran sebagai warga negara yang baik; proses pembelajaran per lu memberikan wawasan nilai-nilai moral dan sosial yang dapat membekali peserta didik agar menjadi warga masyarakat dan warga negara yang bertanggungjawab. Pros es pembelajaran pun hendaknya mampu menggugah kesadaran peserta didik akan hak d an kewajibannya sebagai warga negara. h. Belajar sepanjang hayat; proses pembelajaran perlu mendorong peserta didik un tuk dapat melihat dirinya secara positif, mengenali dirinya sendiri (kelebihan m aupun kekurangannya) untuk kemudian dapat mensyukuri anugerah Tuhan kepadanya. i. Perpaduan kompetisi kerjasama dan solidaritas; proses pembelajaran perlu memb erikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan semangat berkompetisi secara sehat, bekerjasama, dan solidaritas. 2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Pembelajaran Keberhasilan belajar dan mengajar bergantung pada keyakinan kita tentang faktorfaktor pendukung terjadinya pembelajaran yang efisien. Beberapa faktor mengajar yang perlu diperhatikan proses belajar berlangsung baik antara lain :

Kesempatan untuk belajar, kegiatan pembelajaran perlu menjamin pengalaman siswa untuk secara langsung mengamati dan mengalami proses, produk, kerampilan, dan ni lai yang diharapkan. Pengetahuan awal siswa, kegiatan mengajar perlu menyediakan pengalaman belajar y ang dikaitkan dengan pengetahuan awal siswa serta disesuaikan dengan keterampila n dan nilai yang dimiliki siswa sambil memperluas dan menunjukkan keterbukaan pa da cara pandnag dan cara tindak sehari-hari. Refleksi, kegiatan mengajar perlu menyediakan pengalaman belajar bermakna yang m ampu mendorong tindakan (aksi) dan renungan (refleksi) pada setiap siswa. Motvasi, kegiatan mengajar harus mempu menyediakan pengalaman belajar yang membe ri motivasi dan kejelasan tujuan. Keragaman individu, kegiatan mengajar perlu menyediakan pengalaman belajar yang mempertimbangkan individu. Kemandirian dan kerjasama, kegiatan mengajar perlu menyediakan pengalaman belaja r yang mendorong siswa untuk memiliki simpati, enpati, dan toleransi pada orang lain. Siswa sebagai pembangun gagasan, kegiatan mengajar perlu menyediakan pengalaman belajar ynag mengakomodasi pandangan bahwa pembangun gagasan adalah siswa sedang kan guru hanya sebagai penyedia kondisi supaya peristiwa belajar berlangsung. Rasa ingin tahu, kreatifitas, dan ketuhanan, kegiatan mengajar perlu menyediakan pengalaman belajar yang memupuk rasa ingin tahu, mendorong kreatifitas, dan sel alu mengagungkan kebesaran Tuhan Yang maha Esa. Menyenangkan, kegiatan mengajar perlu menyediakan pengalaman belajar yang menyen angkan siswa. Interaksi dan komunikasi, kegiatan mengajar perlu menyediakan pengalaman belajar yang meyakinkan siswa terlibat secara aktif, mental, fisik, sosial. Belajar cara belajar, kegiatan mengajar perlu menyediakan pengalaman belajar yan g memuat keterampilan belajar sehingga siswa terampil belajar bagaimana belajar (learn how to learn) Pembelajaran pada hakikatnya adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik . Dal am interaksi tersebut banyak sekali factor yang mempengaruhinya, baik factor int ernal yang dating dari dalam individu , maupun factor eksternal ysng dating dari luar lingkungan. Dalam pembelajaran, tugas guru yang paling utama adalah mengkondisikan lingkunga n agar menunjang terjadinya perubahan perilaku bagi peserta didik. Umumnya pelak sanaan pembelajaran mencakup tiga hal: pree tes, proses, dan post test. Ketiga h al tersebut dijelaskan sebagai berikut: 1. Pre Tes (tes awal) Pada umumnya pelaksanaan proses pembelajaran dimulai dengan pre tes. Pre tes ini memiliki banyak kegunaan dalam menjjagi proses pembelajaran yang akan dilaksana kan. Oleh karena itu pre tes memegang peranan yang cukup penting dalam proses pe mbelajaran. Fungsi pre tes ini antara lain dapat dikemukakan sebagai berikut: a. Untuk menyiapkan peserta didik dalam proses belajar, karena dengan pre tes ma ka pikiran mereka akan terfokus pada soal-soal yang harus mereka jawab/kerjakan. b. Untuk mengetahui tingkat kemajuan peserta didik sehubungan dengan proses pemb elajaran yang dilakukan. Hal ini dapat dilakukan dengan membandingkan hasil pre tes dengan post tes. c. Untuk mengetahui kemampuan awal yang telah dimiliki peserta didik mengenai ba han ajaran yang akan dijadikan topik dalam proses pembelajaran. d. Untuk mengetahui darimana seharusnya proses pembelajaran dimulai, tujuan-tuju an mana yang telah dikuasai peserta didik, dan tujuan-tujuan mana yang perlu men dapat penekanan dan perhatian khusus. Untuk mencapai fungsi yang ketiga dan keempat, mak hasil pre tes harus egera dip eriksa, sebelum pelaksanaan proses pembelajaran inti dilaksanakan. Pemeriksaan i ni harus dilakukan secara cepat dan cermat, jangan sampai mengganggu perhatian p eserta didik . Untuk itu pada saat memeriksa pre tes perlu diberikan kegiatan la

in. 2. Proses Proses disini dimaksudkan sebagai kegiatan inti dari pelaksanaan proses pembelaj aran, yakni bagaimana tujuan-tujuan belajar direallisasikan melalui modul. Prose s pembelajaran perlu dilakukan dengan tenang dan menyenangkan, haltersebut tentu saja menuntut aktivitas dan kreativitas guru dalam menciptakan lingkungan yang kondusif. Proses pembelajaran dikatakan efektif apabila seluruh peserta didik te rlihat secara aktif, baik mental, fisik maupun sosialnya. Kualitas pembelajaran dapat dilihat dari sego proses dan dari segi hasil. Dari s egi proses, pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabila seluruhnya a tau setidak-tidaknya sebagian besar (75%) peserta didik terlibat secara aktif, b aik secara fisik, mental maupun sosialnya dalam proses pembelajaran, disampingme nunjukkan kegairahan belajar yang tinggi, semangat belajar yang besar, dan rasa percaya diri sendiri. Sedangkan dari segi hasil, proses pembelajaran dikatakan b erhasil apabila terjadi perilakuyang positif pada diri peserta didik seluruhnay atau setidak-tidaknya sebagian besar (75%). Lebih lanjut proses pembelajaran dik atakan berhasil dan berkualitas apabila masukan merata, menghasilkan output yang banyak dan bermutu tinggi, serta sesuai dengan kebutuhan, perkembangan masyarak at dan pembangunan. Untuk memenuhi tuntutan tersebut di atas perlu dikembangkan pengalaman belajar y ang kondusif untuk membentuk manusia yang berkualitas tinggi, baik mental, moral maupun fisik. Hal ini berarti kalau tujuan bersifat afektif psikomorik, tidak c ukup hanya diajarkan dengan modul, atau sumber yang mengandung nilai kognitif. N amun perlu penghayatan yang disertai dengan pengalaman nilai-nilai konatif, afek tif, yang dimanifestasikan dalam perilaku sehari-hari. Metode dan strategi belaj ar mengajar yang kondusif untuk hal tersebut perlu dikembangkan, misalnya metode inquiry, discovery, problem solving dan sebagainya. Sehingga lebih cepat akan m enyesuaikan diri dengan kebutuhan masyarakat apabila mereka telah menyelesaikan suatu program pendidikan. 3. Post Test Pada umumnya pelaksanaan pembelajaran diakhiri dengan post test. Sama halnya den gan pre test, post test juga memiliki banyak kegunaan, terutama dalam melihat ke berhasilan pembelajaran. Fungsi post test antara lain dapat dikemukakan sebagai berikut: a. Untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap kompetensi yang te lah ditentukan, baik secara individu maupun kelompok. Hal ini dapat diketahui de ngan membandingkan antara hasil pre test dan post test. b. Untuk mengetahui kompetensi dan tujuan-tujuan yang dapat dikuasai oleh pesert a didik, serta kompetensi dan tujuan-tujuan yang belum dikuasainya. Sehubungan d engan kompetensi dan tujuan yang belum dikuasai ini, apabila sebagian besar belu m menguasainya maka perlu dilakukan pembelajaran kembali (remedial teaching). c. Untuk mengetahui peserta didik-peserta didik yang perlu mengikuti kegiatan re medial, dan peserta didik yang perlu mengikuti kegiatan pengayaan, serta untuk m engetahui tingkat kesulitan dalam mengerjakan modul (kesulitan belajar) d. Sebagai bahan acuan untuk melakukan perbaikan terhaadap komponen-komponen mod ul, dan proses pembelajaran yang telah dilaksanakan, baik terhadap perencanaan, pelaksanaan maupun evaluasi. B. Penilaian Evaluasi hasil belajar dalam kurikulum berbasis kompetensi dilakukan dengan peni laian kelas, tes kemampuan dasar, penilaian akhir satuan pendidikan dan sertifik asi, bench marking, dan penilaian program. 1. Penilaian Kelas Penilaian kelas dilakukan dengan dengan ulangan harian, ulangan umum dan ujian a

khir. Ulangan harian dilakukan setiap selesai proses pembelajaran dan satuan bahasan a tau kompetensi tertentu. Ulangan harian initerdiri dari seperangkat soal yang ha rus dijawab oleh peserta didik, dan tugas-tugas terstruktur yang berkaitan denga n konsep yang sedang dibahas. Ulangan harian minimal dilakukan tiga kali dalam s etiap semester. Ulangan harian ini terutama ditunjukan untuk memperbaiki modul d an program pembelajaran, tetapi tidak menutup kemungkinan digunakan untuk tujuan -tujuan lain, misalnya sebagai bahan pertimbangan dalam memberikan nilai bagi pa ra peserta didik. Ulangan umum dilaksanakan setiap akhir semester, dengan bahan yang diujikan seba gai berikut: j. ulangan umum semester pertama soalnya diambil dari materi semester pertama. k. Ulangan umum semester kedua soalnya merupakan gabungan dari materi semester p ertama dan kedua, dengan penekanan pada materi semester kedua. Ulangan umum dilaksanakan secara besamaan untuk kelas-kelas pralel, dan pada umu mnya dilakukan ulangan umum bersama, baik tingkat rayon, kecamatan, kodya/kabupa ten maupun propinsi. Hal ini dilakukan terutama dimaksudkan untuk meningkatkan p emerataan mutu pendidikan dan untuk menjaga keakuratan soal-soal yang diujikan. Disamping itu untuk menghemat tenaga dan biaya, pengembangan soal bisa dilakukan oleh bang soal, dan bisa digunakan secara berulang-ulang selama soal tersebut m asih layak dipergunakan. Ujian akhir dilakukan pada akhir program pendidikan. Bahan-bahn yang diujikan me liputi seluruh materi modul yang telah diberikan, dengan penekanan pada bahan-ba han yang diberikan pada kelas-kelas tinggi. Hasil evaluasi ujian akhir ini terut ama digunakan untuk menentukan kelulusan bagi setiap peserta didik, dan layak ti daknya untuk melanjutkan pendidikan pada tingkat diatasnya. Penilaian kelas dilakukan oleh guru untuk mengetahui kemajuan dan hasil belajar peserta didik, mendiagnosa kesulitan belajar , memberikan umpan balik untuk peba ikan proses pembelajaran, dan penentuan kenaikan kelas. 2. Tes Kemampuan Dasar Tes kemampuan dasar dilakukan untuk mengetahui kemampuan membaca, menulis, dan b erhitung yang diperlukan dalam rangka memperbaiki program pembelajaran (program remedial). Tes kemampuan dasar dilakukan pada setiap tahun.

3. Penilaian Akhir Satuan Pendidikan dan Sertifikasi Pada setiap akhir semester dan tahun pelajaran diselenggarakan kegiatan penilaia n guna mendapatkan gambaran secara utuh dan menyeluruh mengenai ketuntasan belaj ar peserta didik dalam satuan waktu tertentu. Untuk keperluan sertifikasi, kiner ja, dan hasil belajar yang dicantumkan dalam Surat Tnda tamat Belajar tidak sema ta-mata didasarkan atas hasil penilaian pada akhir jenjang sekolah. 4. Benchmarking Benchmarking merupakan suatu standar untuk mengukur ninerja yang sedang berjalan , proses, dan hasil untuk mencapai suatu keunggulan yang memuaskan. Ukuran keung gulan dapat ditentukan di tingkat sekolah, daerah, atau nasional. Penilaian dila ksanakan secara berkesinambungan sehingga peserta didik dapat mencapai satuan ta hap keunggulan pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan usaha dan keuletannya. Untuk dapat memperoleh data dan informasi tentang pencapaian benchmarking terten tu dapat diadakan penilaian secara nasional yang dilaksanakan pada akir satuan p endidikan. Hasil pennilaian tersebut dapat dipakai untuk memberikan peringkat ke las dan tidak untuk memberikan nilai akhir peserta didik. Hal ini dimaksudkan se bagai salah satu dasar untuk pembinaan guru dan kinerja sekolah.

Penilaian berbasis kelas merupakan penilaian yang dilaksanakan terpadu dengan ke giatan belajar mengajar di kelas (berbasis kelas) melalui pengumpulan kerja sisw a (portofolio), hasil krya (produk), penugasan (proyek), kinerja (perormance), d an tes tertulis (paper and pen) Prinsip-prinsip Penilaian Berbasis kelas Hal-hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan PBK adalah : a. Valid Penilaian harus memberikan informasi yang akurat tentang hasil belajar siswa mis alnya apabila pembelajaran menggunakan pendekatan eksperimen maka kegiatan melak ukan eksperimen harus menjadi salah satu objek yang bernilai. b. Mendidik Penilaian memberikan sumbangan positif terhadap pencapaian belajar siswa. Hasil belajar harus dinyatakan dan dirasakan sebagai penghargaan bagi siswa yang berha sil atau sebagai pemicu semangat belajar bagi yang kurang berhasil. c. Berorientasi pada kompetensi Penilaian harus menilai pencapaian kompetensi yang dimaksud dalam kurikulum. d. Adil Pelaksanaan penilaian harus adil terhadap semua siswa dengan tidak membedakan la tar belakang sosial-ekonomi, budaya, bahasa dan jender. e. Terbuka Kriteria penampilan dan dasar pengambilan keputusan harus jelas dan terbuka semu a pihak. f. Berkesinambungan Penilaian dilakukan secara berencana dan terus menerus untuk memperoleh gambaran tentang perkembangan belajar siswa sebagai hasil kegiatan belajarnya. g. Menyeluruh Penilaian dapat dilakukan dengan berbagai teknik dan prosedur termasuk pengumpul an berbagai bukti hasil belajar siswa. Penilian terhadap hasil belajar siswa mel iputi pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotor), sikap dan nilai (afekti f) yang direfleksikan dalam kegiatan berpikir dan bertindak. h. Bermakna Penilaian hendaknya mudah dipahami, mempunyai arti, berguna dan bisa ditindaklan juti oleh semua pihak.

Anda mungkin juga menyukai