Anda di halaman 1dari 10

Janter Naibaho 070401014

1
Computational Fluid Dynamics (CFD)
Analisis Perpindahan Panas Konveksi Alamiah pada Ruang Tertutup ( Cavity )
dengan Menggunakan CFD

Nama :Janter Naibaho
NIM : 07 0401 014
Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara, Medan Indonesia
Abstrak
Tugas ini adalah analisis perpindahan panas pada ruang tertutup (cavity) misalkan sebuah
rumah atau kamar (room) dengan menggunakan perangkat lunak CFD. Analisa dilakukan
untuk aliran steadi, incompressible, laminar, dan dua dimensi. Sebuah rumah dinding persegi
dengan dimensi 4m 4m, dengan tinggi atap 2 m. Pada bagian atap kanan mengalir fluks
panas I = 800 W/m
2
.Dinding kanan, bawah, kiri, dan atap kiri mempunyai temperatur 303 K,
293 K, 298 K dan 313K secara berurutan. Koefisien perpindahan panas rata-rata dari
rumah dibandingkan dengan koefisien perpindahan panas yang terdapat pada literatur.
Hasil analisa dengan CFD dan hasil dengan perhitungan dari literatur menunjukkan
hasil yang sama. Medan temperatur dan vektor kecepatan juga ditampilkan. Variasi
bilangan Reynolds yang diuji pada analisis ini adalah 40 Re 40000. Koefisien
perpindahan panas rata-rata dari rumah dibandingkan dengan koefisien perpindahan panas
yang terdapat pada literatur. Hasil analisis dengan CFD dan hasil dengan perhitungan dari
literatur menunjukkan hasil yang sama. Medan temperatur dan vector kecepatan juga
ditampilkan. Persamaan menghitung bilangan Nu yang sesuai untuk kasus ini dirumuskan
dengan persamaan R
m
L
Nu C a = . Hasil analisa CFD digunakan untuk menghitung konstanta
C dan n yang sesuai dengan teknik regresi. Konstanta yang sesuai adalah C=0,607937718 dan
n=0,920059852.
Keywords: konveksi alamiah, ruang tertutup (Cavity) atau rumah, CFD

I. Pendahuluan
Perpindahan panas pada rumah dapat dijumpai pada analisa perpindahan panas konveksi
melalui pipa pada komponen sistem pendingin seperti kondensor dan evaporator, tabung dan
bentuk rumah lainnya. Persamaan menghitung koefisien perpindahan panas pada rumah ini
dapat dijumpai buku literatur perpindahan, seperti pada [1] dan [2]. persamaan-persamaan
yang dirumuskan secara analitik akan diuji dengan menggunakan perangkat lunak komersial
CFD. Perangkat lunak yang akan digunakan adalah FLUENT.
Tujuan tugas ini antara lain:
Janter Naibaho 070401014

2
Computational Fluid Dynamics (CFD)
(1) Mengulang kembali (review) pelajaran perpindahan panas konveksi bebas atau
alamiah (natural flow), khususnya aliran yang melalui ruang tertutup misalkan rumah.
(2) Mengetahui cara mengaplikasikan CFD untuk analisis perpindahan panas konveksi
alamiah.
(3) Memberikan pemahaman dasar untuk melakukan analisis CFD yang lebih rumit.
II. Perumusan Masalah

Untuk mendapatkan tujuan-tujuan itu pada tugas ini dilakukan analisis pada masalah yang
sangat sederhana. Pada suatu rumah yang mempunyai diameter 0,1 m dan temperatur
permukaan dijaga konstan pada 350K dialirkan udara lingkungan yang bertemperatur 300K.
Skema dari rumah dan aliran udara ditampikan pada gambar berikut ini.


Gambar 1 Daerah perhitungan

Udara yang mengalir di atas rumah adalah diasumsikan sebagai gas ideal dan incompressible.
Asumsi-asumsi lain yang digunakan adalah aliran laminar, steadi, dua dimensi, efek
difusivitas dan gravitasi diabaikan. Dengan mengunakan asumsi - asumsi ini, maka
persamaan pembentuk aliran (governing equations) yang akan dianalisis adalah:
a. Persamaan kontinuitas
( ) 0
u v
x y

=

(1)
b. Persamaan momentum
Janter Naibaho 070401014

3
Computational Fluid Dynamics (CFD)

Momentum arah -x :
2 2
2 2
( ) ( )
u v p u u
u v
x y x x y


=

(2)
Momentum arah y:

2 2
2 2
( ) ( )
v v p v v
u v g
x y y x y



=

(3)
c. Persamaan energi
2 2
2 2
( ) ( )
p
T T k T T
u v
x y C x y

=

(4)
Persamaan-persamaan di atas, masih dapat disederhanakan lagi. Misalnya tekanan
searah sumbu-x dapat dianggap konstan, sehingga / 0 x = . Selanjutnya turunan tekanan
searah sumbu-y dapat dianggap sama dengan turunan tekanan hidrostatis fluida diam diluar
lapisan batas. Atau dalam bentuk persamaan menjadi:
h
dp
y y

=


Dengan menggunakan defenisi tekanan hidrostatis
h r
p gy = ,dimana
r
adalah massa jenis
fluida yang diam diluar lapisan batas (biasa disebut fluida referensi), maka:
r
g
y


Jika persamaan (6) dan (5) disubstitusi pada persamaan (3), maka akan di dapat:
( )
2 2
2 2 r
v v v v
u v g
x y x y


( )


=


( )

Perbedaan massa jenis pada persamaan (7) biasa dikenal sebagai perbedaan massa jenis
semu, pseudo-density difference. Pendekatan Boussinesq dapat digunakan untuk mengubah
perubahan rapat massa ini menjadi perbedaan temperatur. Dengan menganggap udara
bertindak sebagai gas ideal, maka massa jenis udara dapat dinyatakan dengan persamaan:
( ) 1
r r
T T
l
=
l

Dimana 1/
r
T = adalah koefisien ekspansi volume gas.
r
T adalah temperatur fluida
Janter Naibaho 070401014

4
Computational Fluid Dynamics (CFD)
pada suhu referensi, yaitu suhu dilua lapisan batas. Jika persamaan ini disubstitusi ke
persamaan (7), dan massa jenis dapat dianggap konstan, maka persamaan menjadi:
( )
2 2
2 2 r
v v v v
u v g T T
x y x y

( )


=


( )

Persamaan (9) ini untuk selanjutnya akan digunakan sebagai pengganti persamaan (3).
Perbedaan utama persamaan (9) dan persamaan (3) ada dua. Pertama, rapat massa dapat
dianggap konstan (tidak perlu dihitung lagi). Kedua,gaya yang bekerja pada partikel udara,
sekarang sudah bukan lagi fungsi rapat massa tetapi telah berubah menjadi fungsi temperatur.
Dengan kata lain, seandainya distribusi temperatur diketahui, maka distribusi kecepatan akan
dapat dihitung. Metode inilah yang telah diikuti selama puluhan tahun untuk menyelesaikan
permasalah konveksi alamiah.
Bilangan tanpa dimensi
Pada kasus-kasus konveksi paksa persamaan empirik yang digunakan untuk mencari bilangan
Nusselt dinyatakan dengan bilangan tanpa dimensi yaitu bilangan Reynolds. Sementara pada
konveksi alamiah digunakan bilangan tanpa dimensi yang lain. Untuk mengetahui bilangan
tanpa dimensi yang digunakan, maka persamaan pembentuk aliran harus diubah ke dalam
bentuk tanpa dimensi. Parameter-parameter tanpa dimensi yang digunakan adalah:
, , , ,
r
s r
T T x y u v
X Y U V dan
L L V V T T


= = = = =


Pada persamaan (10) huruf besar menyatakan bilangan tanpa dimensi. L adalah panjang plat
datar dan V adalah kecepatan rata-rata fluida. Jika persaman (10) didifferensialkan, akan
didapat:
1 1 1 1 1
, , , ,
s r
X x Y y U y V y dan T
L L V V T T
= = = = =


Substitusi persamaan (11) ke dalam persamaan (9) dan dilakukan sedikit manipulasi akan
didapat persamaan:
( )
2 3
2 2 2
2 2 2 2 2 2
s r
g T T L
V V V V
U V
X Y V L VL Y X


l
( ) ( ) ( )


l
=


l
( ) ( ) ( )
l
l

Bagian yang di dalam kurung adalah bilangan-bilangan tanpa dimensi. Dengan
mengelompokkan semua bilangan tanpa dimensi menjadi satu group, maka persamaan (12)
dapat ditulis menjadi:
2 2
2 2 2 2
1
Re Re
L
Gr V V V V
U V
X Y Y X

( )


=


( )

Janter Naibaho 070401014

5
Computational Fluid Dynamics (CFD)
Dimana:
Bilangan Grashof:
( )
2 3
2
s r
L
g T T L
Gr

=
Dan bilangan Reynolds, Re
VL

=
Sebagai catatan, bilangan tanpa dimensi yang lebih sering digunakan untuk menuliskan
rumus empirik pada kasus-kasus konveksi alamiah adalah bilangan Rayleigh biasa disebut
sebagai Rayleigh number yang didefenisikan sebagai:
( )
3
s r
L
g T T L
Ra

=
Dimana / = adalah viskositas kinematik, dan /
p
k C = adalah difusivitas termal.
Dengan menggunakan parameter-parameter tanpa dimensi pada persamaan (10) dan
turunannya pada persamaan (11), persamaan energi pada persamaan (4) dapat diubah dalam
bentuk tanpa dimensi menjadi:
2 2
2 2
1
Re Pr
U V
X Y X Y

( )


=


( )


Kondisi batas yang digunakan pada daerah perhitungan adalah wall yang dibagi atas AB, BC,
CD, DE dan EA. Pada batas AB dimasukkan fluks panas I= 800 W/m
2
. Pada bagian
BC,CD,DE dan EA mempunyai temperature 303 K, 293 K, ,298 K, dan 313 K berturut-turut.
Pada seluruh bagian bagian kondisi batas yang digunakan tekanannya sama dengan tekanan
atmosfer atau p = p
a
= 0 dengan gravitasi sebesar = 9,81 m/s
2
.
Koefisien perpindahan panas konveksi lokal pada rumah dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan:
0
( / )
y
x
s in
k T y
h
T T
=

=

(5)
persamaan bilangan nusselt lokal adalah:
4/ 5
5/ 8
1/ 2 1/ 3
1/ 4
2/ 3
0, 62Re Pr Re
0, 3 1
282000
1 (0, 4/ Pr)
Nu
l
( )
l
=

l
( )
l
l
l
l
l

Bilangan Reynold Re
vD

= =
0,1 0,1
190,736 10-7

= 524,284875429914
Janter Naibaho 070401014

6
Computational Fluid Dynamics (CFD)
Karena 40 Re 4000 maka
0,466 1/ 3
0, 683Re Pr Nu =
Dengan menggunakan teknik similaritas persamaan temperatur dapat dipecahkan dan
persamaan koefisien konveksi lokal menjadi:
0,466 1/ 3
0, 683Re Pr
x
Nu k k
h
D D

= = =
0,466
1/ 3
0, 683Pr
in
U D k
D

l
l
l

0,466
1/ 3
0, 683Pr
in
x
U D k
h
D

l
=
l
l
(6)
Koefisien perpindahan panas rata-rata di sepanjang rumah dapat dihitung dengan persamaan:
1
x
h h dx
D
=

(7)
Sifat fisik fluida dievaluasi pada T=300K sebagai berikut: density 1,1614 kg/m
3
,konduktifitas
panas k= 0,0263 W/m.K , kapasitas panas c
p
= 1,007 J/kgK, viskositas = 158,9 10
-7
Ns/m
2

= 1,589 10
-5
kg/m.s dan bilangan Prandtl Pr=0,707. = 10
-5
1/K, Ra
L
=5 x 10
5
Pl = 0,02

III. Metode Numerik
Persamaan pembentuk aliran (governing equations) akan didiskritisasi dengan menggunakan
teknik volume atur (disebut grid). Pada proses diskritisasi persamaan momentum dan
persamaan energi, digunakan orde pertama upwind scheme. Untuk mengkopling medan
kecepatan dan medan tekanan digunakan algoritma SIMPLE.
Bentuk grid yang digunakan adalah segiempat dengan segitiga di bagian atasnya.

Gambar 2 Bentuk grid yang digunakan
Janter Naibaho 070401014

7
Computational Fluid Dynamics (CFD)
III.1 Pengujian Jumlah Grid yang Sesuai
Pada penyelesaian numerik jawaban yang didapatkan adalah merupakan jawaban pendekatan
dan akan semakin dekat dengan jawaban sebenarnya jika ukuran grid semakin kecil atau
jumlah grid makin besar. Sementara, jumlah grid yang banyak membuat perhitungan semakin
lambat. Maka untuk memastikan bahwa ukuran grid yang digunakan tidak berpengaruh besar
pada jawaban akhir, maka dilakukan pengujian jumlah grid yang sesuai (grid independency
test).
Lima jumlah grid yang berbeda Nx Ny yaitu: 100 10=1000, 100 20=2000, 100
25=2500, 100 32=3200, dan 120 30=3600 telah diuji pada kecepatan udara di sisi masuk
0,1 m/s. Sebagai parameter pengujian koefisien konveksi ratarata pada permukaan rumah
sebagai fungsi dari jumlah grid ditampilkan pada Gambar 3.

Pada gambar dapat dilihat semakin besar jumlah grid maka koefisien konveksi rata-rata akan
semakin mengerucut. Koefisien konveksi rata-rata yangdihasilkan oleh grid 2500 dan 3200
masing-masing 4,546607 W/m
2
K dan 4,468907 W/m
2
K. Perbedaan kedua angka ini hanya
0,0777. Dari grafik juga dapat dilihat bahwa perbedaan koefisien konveksi untuk jumlah grid
>2500 tidak terlalu besar selisihnya dengan grid 2500. Maka dapat diambil kesimpulan
bahwa perhitungan dengan grid 2500 akan memberikan hasil yang hampir sama dengan
3200. Maka untuk menghemat waktu perhitungan dan juga mendapatkan hasil yang baik
maka jumlah grid yang akan digunakan pada perhitungan ini adalah N
x
= 100 dan N
y
= 25
dengan jumlah total grid 2500.


Gambar 3 Koefisien konveksi rata-rata fungsi grid
III. 2 Validasi Metode Numerik
Sebelum hasil dari sebuah metode numerik dianalisis, maka perlu dilakukan validasi. Pada
laporan ini koefisien konveksi lokal yang dihitung dengan menggunakan persamaan (6) yang
telah diyakini benar akan dibandingkan dengan koefisien konveksi lokal yang merupakan
hasil perhitungan CFD. Perhitungan dilakukan pada kecepatan udara masuk 0,1 m/s. Hasilnya
dalam bentuk grafik ditampilkan pada Gambar 4. Grafik ini menunjukkan bahwa hasil
dengan CFD hampir sesuai dengan hasil dengan persamaan (6). Maka dapat diambil
kesimpulan bahwa metode numerik yang digunakan ini dapat digunakan untuk melakukan
analisa.
Janter Naibaho 070401014

8
Computational Fluid Dynamics (CFD)


Gambar 4 Perbandingan hasil CFD dan teori

IV. Hasil dan Diskusi

Dengan menggunakan metode ini perhitungan untuk menganalisis koefisien perpindahan
panas pada plat datar dilakukan dengan variasi kecepatan V=0,1m/s, 0,25 m/s, 0,5m/s,
0,75m/s, dan 1 m/s.
Bilangan Reynolds dihitung dengan menggunakan persamaan :

Re
VD

= (8)

Dengan menggunakan persamaan ini maka didapat variasi untuk bilangan Reynolds adalah
40 Re 40000. Nilai bilangan Re ini masih berada di bawah bilangan Re kritis 510
5

sebagai batas aliran turbulent. Maka asumsi yang digunakan pada persamaan pembentuk
aliran yaitu aliran laminar dapat diterima.

Hasil pertama yang akan ditampilkan adalah bilangan Nusselt sebagai fungsi dari bilangan
Reynolds dan ditampilkan pada Gambar 5. Bilangan Nusselt rata-rata dirumuskan dengan
persamaan berikut:

hD
Nu
k
= (9)
Dimana D adalah diameter rumah dan h adalah koefisien konveksi rata-rata yang dihitung
dengan menggunakan persamaan (7).

Janter Naibaho 070401014

9
Computational Fluid Dynamics (CFD)


Gambar 5 Bilangan Nu sebagai fungsi dari bilangan Re

Grafik Nu pada Gambar 5 menunjukkan bahwa semakin besar bilangan Re (kecepatan juga
semakin besar) maka bilangan Nu akan semakin besar. Hal ini juga dapat dibuktikan dengan
melakukan experiment. Secara teori, telah ada diusulkan persamaan yang dapat digunakan
untuk menghitung bilangan Nusselt pada rumah. Pada tugas ini akan diusulkan suatu
persamaan baru yaitu:

R
m
L
Nu C a = (10)

Dengan menggunakan regresi pangkat, maka nilai C dan n yang sesuai adalah 0,607937718
dan 0,920059852. Persamaan ini memang sebaiknya harus diuji dengan menggunakan
experiment dan jika tervalidasi dengan baik dapat digunakan untuk menghitung bilangan Nu
rata-rata pada plat datar yang sesuai dengan batasan Re yang ada.




Gambar 6 Distribusi temperatur
Janter Naibaho 070401014

10
Computational Fluid Dynamics (CFD)


Gambar 7 Vektor kecepatan pada
Distribusi temperatur dan vektor kecepatan pada daerah perhitungan pada kecepatan
udara masuk ditampilkan pada Gambar 6 dan Gambar 7. Kedua gambar ini menunjukkan
kecenderungan yang sama dengan beberapa literatur.

V. Kesimpulan
Pada tugas ini telah dilakukan analisis perpindahan panas secara konveksi alamiah melalui
sebuah rumah dengan mengunakan perangkat lunak CFD. Asumsi aliran yang dianalisis
adalah dua dimensi, incompressible, laminar, dan steady. Hasil yang didapatkan dengan CFD
menujukkan trend yang sama dengan hasil teory yang dirumuskan dari referensi untuk
distribusi temperatur dan vektor kecepatan, tetapi sedikit berfluktuasi untuk Perbandingan
koefisien perpindahan panas lokal h (W/m
2
K) hasil CFD dan teori (yang ada di literatur).
Kemungkinan disebabkan oleh ketidaktelitian dalam memasukkan input sehingga
mendapatkan hasil yang berbeda dengan literatur. Pada tugas ini juga telah diajukan
persamaan yang dapat digunakan untuk menghitung bilangan Nu, yaitu
0,920059852
R
0,607937718 R
m
L
L
Nu C a
Nu a
=
=


Daftar Pustaka
[1]. Fundamentals of Heat and Mass Transfer, Incropera/ DeWitt/ Bergman/ Lavine, Sixth
Edition
[2]. Heat and Mass Transfer; A Practical Approach, Yunus A Cengel, Second Edition.

Anda mungkin juga menyukai