Terdengar bunyi langkah jeritan yang berasal dari “Hammam panggil
larian kecil anak SD dari pintu kamar Hammam kiki.” kamar Syiasha. Ya, dan Hanif. Setelah kembali mereka adalah kakak- “Ka, Hanif kekunci memarahinya, Syiasha beradik yang tak lain dikamar,” suara panic menyuruh Hammam sepupunya Syiasha Hammam yang tertuju untuk mengambil sendiri. kepada Syiasha. kakeknya. “Ih, Ya Allah berisik Syiasha segera berjalan Ketika Hammam banget deh,” batin ke arah kamar Hanif. memanggil kakeknya, Syiasha. Dengan suara pintu kamarpun Keasyikan mereka kencangnya Syiasha akhirnya terbuka dan bermain-main yang menyuruh Hanif Hanif segera ke bawah membuat Syiasha gerah membuka pintu sembari karena dipanggil oleh dengan berisiknya suara mengetuk-ngetuk pintu. kakeknya. mereka itu membuat Namun, pintunya tidak Syiasha melontarkan bias terbuka meskipun kekesalannya, “Jangan Hanif sudah mencoba berisik dong.” memutar-mutar “Kenapa kak ?” kuncinya. Hammam bertanya Mungkin pintunya tidak sambil tertawa cekikan bias terbuka karena ia bersama adiknya. tak kuat, memutarnya, “Jangan berisik,” jawab dicampur lagi dengan Syiasha dengan nada kepanikannya itu. lebih keras dari “Mangkanya, udah kaka kamarnya. bilang jangan mainan Tak lama setelah itu, pintu. Salah sendiri sambil mengerjakan pr- mainan pintu,” Syiasha mya Syiasha kembali hanya memarahinya berteriak, “jangan karena itu resiko yang mainan pintu.” harus sepupunya Teguran dari Syiasha tanggung. seperti tidak “Kaka bukain……,” didengarkan oleh teriak jeritan tangisan sepupu-sepupunya itu. kepanikan Hanif yang Mereka hanya asyik kala itu sedang berlari-lari dan menendang-nendang bersembunyi sambil lantai. membuka-tutup pintu “Salah Hanif, udah kamarnya. dibilangin jangan mainin Beberapa menit pintu. Gak didengerin kemudian, terdengar sih.” suara tangisan dan