Anda di halaman 1dari 26

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Pertumbuhan Setiap anak tumbuh dan berkembang melalui proses belajar tentang dirinya sendiri dan dunia sekitarnya. Proses ini berlangsung dan

berkesinambungan terus selama masa hidup seseorang, sejak anak usia bayi sampai mencapai usia dwwasa. Ketika anak mulai beranjak usia, maka dunia nya pun berkembang dari dunia rumah (orang tua, kakak/adik, lingkungan keluarga) dan beranjak ke dunia luar rumah (teman seusia, sekolah, lingkungan masyarakat, dan seterusnya) (Harjaningrum, 2007). Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan interseluler, berarti bertambahnya ukuran ukuran fisik dan struktur tubuh dalam arti sebagian atau keseluruhan. Jadi bersifat kuantitatif sehingga dengan demikian dapat kita ukur dengan mempergunakan satuan panjang atau satuan berat. Perkembangan ialah bertambahnya kemampuan stukturnya dan fungsi tubuh yang lebih kompleks, jadi bersifat kualitatif yang pengukurannya jauh lebih sulit daripada pengukuran pertumbuhan, seperti dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian (Soetjiningsih, 2002).

Tumbuh kembang merupakan proses yang khas pada anak yang tidak dijumpai lagi pada orang dewasa. Tumbuh adalah bertambahnya jumlah atau ukuran sel atau organ sedangkan kembang adalah bertambahnya matangnya suatu organ atau individu. Untuk dapat menjalani proses tersebut secara optimal diperlukan kondisi kesehatan yang baik, termasuk kesehatan rongga mulut (Kompas, 2007). Pertumbuhan dan perkembangan berjalan menurut norma-norma tertentu. Walaupun demikian seorang anak dalam banyak hal tergantung kepada orang dewasa, misalnya mengkunsumsi makanan, perawatan, bimbingan, perasaana aman, pencegahan penyakit dan sebaginya. Oleh karena itu semua orang-orang yang mendapat tugas mengawasi anak harus mengerti persoalan anak yang sedang tumbuh dan berkembang. Banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan, diantaranya adalah faktor lingkungan. Bila lingkungan karena suatu hal menjadi buruk, maka keadaan tersebut hendaknya diubah (dimodifikasi) sehingga pertumbuhan dan perkembangan anak dapat berjalan dengan sebaik-baik.

B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Dan Perkembangan Anak Proses pertumbuhan dan perkembangan anak, tidak selamanya berjalan sesuai yang diharapkan. Hal ini disebabkan karena banyak faktor yang mempengaruhinya, baik faktor yang dapat diubah/dimodifikasi yaitu faktor keturunan, maupun faktor yang tidak dapat diubah/dimodifikasi yaitu faktor

lingkungan. Apabila ada faktor lingkungan yang menyebabkan gangguan terhadap proses tumbuh kembang anak, maka faktor tersebut perlu diubah(dimodifikasi). Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi

pertumbuhan dan perkembangan anak tersebut adalah sebagai berikut 1. Ras Anak keturunan bangsa Eropa lebih tinggi dan besar dibandingkan dengan anak keturunan bangsa Asia. 2. Faktor lingkungan. Lingkungan merupakan faktor yang sangat menetukan tercapai atau tidaknya potensi bawaan. Lingkungan yang cukup baik akan

memungkinkan tercapainya potensi bawaan, sedangkan yang kurang baik akan menghambatnya. Lingkungan ini merupakan bio-fisiko-psikososial yang mempengaruhi individu setiap hari, mulai dari konsepsi sampai akhir hayatnya. Faktor ini secara garis besar dibagi menjadi : a. Faktor Pre natal Faktor lingkungan yang mempengaruhi anak pada waktu masih dalam kandungan. b. Faktor Persalinan Komplikasi persalinan pada bayi seperti trauma kepala dan asfiksia dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan otak. c. Faktor Post natal

10

Faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan perkembangan anak setelah lahir.

3. Status sosial Ekonomi keluarga keadaan sosial ekonomi keluarga dapat mempengaruhi pola asuhan terhadap anak. Misalnya orang tua yang mempunyai pendidikan cukup mudah menerima dan menerapkan ide-ide utuk pemberian asuhan terhadap anak 4. Nutrisi Untuk tumbuh kembang, anak memerlukan nutrisi yang adekuat yang didapat dari makan yang bergizi. Kekurangan nutrisi dapat diakibatkan karena pemasukan nutrisi yang kurang baik kualitas maupun kuantitas, aktivitas fisik yang terlalu aktif, penyakit-penyakit fisik yang

menyebabkan nafsu makan berkurang, gangguan absorpsi usus serata keadaan emosi yang menyebabkan berkurangnya nafsu makan. 5. Hormon Ada tiga hormon yang mempengaruhi pertumbuhan anak yaitu: somatotropin, hormon yang mempengaruhi jumlah sel untuk merangsang sel otak pada masa pertumbuhan, berkuragnya hormon ini dapat menyebabkan gigantisme; hormon tiroid, mempengaruhi pertumbuhan, kurangnya hormon ini apat menyebabkan kreatinisme; hormon

gonadotropin, merangsang testosteron dan merangsang perkembangan seks laki-laki dan memproduksi spermatozoa. Sedangkan estrogen

11

merangsang perkembangan seks sekunder wanitadan produksi sel telur. Kekurangan hormon gonadotropin ini dapat menyebabkan terhambatnya perkembangan. 6. Pelayanan Kesehatan Yang ada di sekitar Lingkungan Dengan adanya pelayanan kesehatan disekitar lingkungan anak dapat mempengaruhi tunbuh kembang anak, karena dengan anak diharapkan dapat terkontrol perkembangannya dan jika ada masalah dapat segera diketahui sedini mungkin serta dapat dipecahkan dicari jalan keluarnya dengan cepat. 7. Pola pertumbuhan dan Perkembangan Pola pertumbuhan dan

perkembangan terjadi secara terus menerus. Pola ini dapat

merupakan

dasar bagi semua kehidupan manusia, petunjuk urutan dan langkah dalam perkembangan anak ini sudah ditetapkan tetapi setiap orang mempunyai keunikan secara individu. Pertumbuhan fisik dapat dilihat secara lebih nyata, namun sebenarnya disertai pula dengan pertumbuhan. Pengertian PertumbuhanPertumbuhan adalah bertambah besarnya ukuran sel, mereka membagi dan menyatu dengan protein, bertambahnya ukuran dan berat badan secara keseluruhan atau sebagian ( Donna L. Wong,2000)

Tumbuh kembang merupakan ciri khas anak. Tumbuh dan kembang merupakan proses yang berjalan bersamaan, saling berkaitan dan sulit dipisahkan satu dengan lainnya. Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran fisik anak dalam hal panjang/tinggi, berat badan dan l ngkar kepala. i Panjang/tinggi merupakan indikator pertumbuhan linier. Berat badan berkaitan

12

dengan status gizi dan hidrasi, oleh karena itu dapat berubah ubah. Pertambahan lingkar kepala berkaitan dengan pertumbuhan otak yang selanjutnya berhubungan dengan perkembangan anak. Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan fungsi individu, antara lain dalam bidang motor/gerak kasar, halus, pendengaran, penglihatan, komunikasi, bahasa, intelektual, emosi dan sosial.

C. Pengertian Perkembangan Anak

Perkembangan kemampuan dasar anak-anak berkolerasi dengan pertumbuhan dan mempunyai pola yang tetap dan berlangsung secara berurutan. Dalam rangka merangsang tumbuh kembang anak secara optimal maka pengembangannya harus dilakukan secara menyeluruh terhadap semua aspek kemampuan yang sesuai dengan pembagian kelompok umur.

Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa, serta sosialisai dan kemandirian. Proses tumbuh kembang anak mempunyai beberapa ciri yang saling berkaitan. Ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut.

1. Perkembangkan menimbulkan perubahan Perkembangan terjadi bersamaan dengan pertumbuhan. Setiap

pertumbuhan disertai dengan perubahan fungsi.

13

2. Pertumbuhan

dan

perkembangan

pada

tahap

awal

menentukan

perkembangan selanjutnya Setiap anak tidak akan bisa melewati satu tahap perkembangan sebelum ia mengalami tahapan sebelumnya. Contoh: seorang anak tidak akan bisa berjalan sebelum ia bisa berdiri, d tidak an akan bisa berdiri jika pertumbuhan kai dan bagian tubuh lain yang terkait dengan fungsi berdiri anak terlambat. Karena itu perkembangan awal ini merupakan selanjutnya. masa kritis karena akan menentukan perkembangan

D. Pengertian Anak Balita

Anak Balita sebagai masa emas atau "golden age" yaitu insan manusia yang berusia 0-6 tahun (UU No. 20 Tahun 2003), meskipun sebagian pakar menyebut anak balita adalah anak dalam rentang usia 0-8 tahun.

Kelompok anak

yang berada

dalam proses pertumbuhan dan

perkembangan yang bersifat unik, artinya memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan motorik kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku serta agama), bahasa dan komunikasi yang khusus sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan yang sedang dilalui oleh anak tersebut. Secara psikologis, rentang usia tersebut dibagi dalam 3 tahapan yaitu masa sebelum lahir, masa bayi dan masa awal kanak kanak. Pada ketiga tahapan tersebut banyak terjadi perubahan yang mencolok,

14

baik fisik maupun psikologis, karena tekanan budaya dan harapan untuk menguasai tugas-tugas perkembangan tertentu, yang akan mempengaruhi tumbuh kembang anak. Pembagian menurut tahapan tersebut sangat tergantung pada faktor sosial, yaitu tuntutan dan harapan untuk menguasai proses perkembangan yang harus dilampaui anak dari lingkungannya. Pada setiap tahap perkembangan, terdapat beberapa aspek fisik dan psikologis yang terjadi, misalnya pada masa bayi secara umum menunjukkan bahwa anak sangat tergantung pada orang dewasa, sedangkan saat anak memasuki awal masa kanak-kanak, ketergantungan mulai berkurang dan ada harapan serta perlakuan tertentu dari kelompok sosial serta mulai tumbuh kemandirian, yang akan berakhir saat anak mulai masuk sekolah dasar. Perkembangan pada setiap aspek memiliki tingkat dan kecepatan yang berbeda-beda baik, tergantung dari faktor individu maupun lingkungan yang menstimulirnya. Seluruh perkembangan ini akan dilampaui anak dan setiap aspek perkembangannya tidak berdiri sendiri melainkan saling terkait satu sama lain.

Bedasarkan hal tersebut, maka tumbuh kembang anak serta kemampuan mereka dapat diidentifikasi lebih awal, yang selanjutnya dapat dikembangkan. Berbekal pemahaman tentang perkembangan anak balita maka orang tua atau orang dewasa lainnya dapat mengetahui titik terpenting untuk

pengembangannya, dengan menitik beratkan pada masa belajar anak. Dengan demikian pertumbuhan dan perkembangan anak balita tersebut perlu diarahkan pada peletakan dasar-dasar yang tepat bagi pertumbuhan dan perkembangan fisik, daya pikir, daya cipta, sosio-emosional, bahasa,

15

komunikasi yang seimbang sebagai dasar pembentukan pribadi. Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda-beda, baik dalam pertumbuhan fisik maupun perkembangan fungsi organ dan perkembangan pada masing-masing anak.

E. Periode dan Tahap Perkembangan Anak Menurut Umur dan Aspek Kemampuan

Perkembangan kemampuan dasar anak-anak berkorelasi dengan pertumbuhan. Perkembangan kemampuan dasar mempunyain pola yang tetap dan berlangsung secara berurutan. Oleh karenanya stimulasi yang diberikan kepada anak balita dalam rangka merangsang tumbuh kembang anak dapat dilakukan sesuai dengan pembagian kelompok umur anak berikut ini:

No 1. 2. 3. 4.

Periode Tumbuh Kembang Masa prenatal, janin dalam kandungan Masa bayi Masa anak balita Masa pra sekolah

Kelompok Umur Masa Prenatal Umur 0 - 1 tahun Umur 2 - 5 tahun Umur 5 - 6 tahun

Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita. Pada masa balita ini perkembangan kemampuan berbahasa, kreativitas, kesadaran sosial, emosional dan intelegensia berjalan sangat cepat dan merupakan landasan perkembangan berikutnya. Tiga tahun pertama masa kehidupan anak

16

merupakan masa paling rawan sebab gangguan yang terjadi pada masa ini dapat menyebabkan efek yang menetap. Masalah yang sering timbul dalam pertumbuhan dan perkembangan anak meliputi gangguan pertumbuhan fisik, perkembangan motorik, bahasa, emosi, dan perilaku.

F. Gangguan Yang Menghambat Pertumbuhan 1. Gangguan Pertumbuhan Fisik Gangguan pertumbuhan fisik meliputi gangguan pertumbuhan di atas normal dan gangguan pertumbuhan di bawah normal. Pemantauan berat badan dapat menggunakan KMS, bila grafik berat badan anak lebih dari 120% kemungkinan anak mengalami obesitas atau kelainan hormonal. Sedangkan, apabila grafik berat badan di bawah normal kemungkinan anak mengalami kurang gizi, menderita penyakit kronis, atau kelainan hormonal. Ukuran lingkar kepala juga penting untuk diperhatikan, karena menggambarkan isi kepala termasuk otak dan cairan serebrospinal. Lingkar kepala yang lebih dari normal dapat dijumpai pada anak yang menderita hidrosefalus, megaensefali, tumor otak ataupun hanya

merupakaan variasi normal. Sedangkan apabila lingkar kepala kurang dari normal dapat diduga anak menderita retardasi mental, malnutrisi kronis ataupun hanya merupakan variasi normal. Deteksi dini gangguan penglihatan dan gangguan pendengaran juga perlu dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya gangguan yang lebih berat. Jenis gangguan penglihatan yang dapat diderita oleh anak antara lain adalah maturitas visual yang terlambat, gangguan refraksi, juling,

17

nistagmus, ambliopia, buta warna, dan kebutaan akibat katarak, neuritis optik, glaukoma, dan lain sebagainya. Sedangkan ketulian pada anak dapat dibedakan menjadi tuli konduksi dan tuli sensorineural. tuli pada anak dapat disebabkan karena faktor prenatal dan postnatal. Faktor prenatal antara lain adalah genetik dan infeksi TORCH yang terjadi selama kehamilan. Sedangkan faktor postnatal yang sering mengakibatkan ketulian adalah infeksi bakteri atau virus yang terkait dengan otitis media. 2. Gangguan perkembangan motorik Perkembangan motorik yang lambat dapat disebabkan oleh beberapa hal. Salah satu penyebab gangguan perkembangan motorik adalah kelainan tonus otot atau penyakit neuromuskular. Anak dengan serebral palsi dapat mengalami keterbatasan perkembangan motorik sebagai akibat spastisitas, athetosis, ataksia, atau hipotonia. Kelainan sumsum tulang belakang seperti spina bifida juga dapat menyebabkan keterlambatan perkembangan motorik. Penyakit neuromuscular sepeti muscular distrofi memperlihatkan keterlambatan dalam kemampuan berjalan. Namun, tidak selamanya gangguan perkembangan motorik selalu didasari adanya penyakit tersebut. Faktor lingkungan serta kepribadian anak juga dapat mempengaruhi keterlambatan dalam perkembangan motorik. Anak yang tidak mempunyai kesempatan untuk belajar seperti sering digendong atau diletakkan di baby walker dapat mengalami keterlambatan dalam mencapai kemampuan motorik.

18

3. Gangguan perkembangan bahasa Kemampuan bahasa merupakan kombinasi seluruh system

perkembangan anak. Kemampuan berbahasa melibatkan kemapuan motorik, psikologis, emosional, dan perilaku. Gangguan perkembangan bahasa pada anak dapat diakibatkan berbagai faktor, yaitu adanya faktor genetik, gangguan pendengaran, intelegensia rendah, kurangnya interaksi anak dengan lingkungan, maturasi yang terlambat, dan faktor keluarga. Selain itu, gangguan bicara juga dapat disebabkan karena adanya kelainan fisik seperti bibir sumbing dan serebral palsi. Gagap juga termasuk salah satu gangguan perkembangan bahasa yang dapat disebabkan karen a adanya tekanan dari orang tua agar anak bicara jelas. 4. Gangguan Emosi dan Perilaku Selama tahap perkembangan, anak juga dapat mengalami berbagai gangguan yang terkait dengan psikiatri. Kecemasan adalah salah satu gangguan yang muncul pada anak dan memerlukan suatu intervensi khusus apabila mempengaruh interaksi sosial dan perkembangan anak. Contoh kecemasan yang dapat dialami anak adalah fobia sekolah, kecemasan berpisah, fobia sosial, dan kecemasan setelah mengalami trauma. Gangguan perkembangan pervasif pada anak meliputi autisme serta gangguan perilaku dan interaksi sosial. 5. Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hyperaktivitas (GPPH) GPPH disebut juga sebagai Attention Dificultty Hyperactivity Disorder (ADHD). Merupakan gangguan dimana anak mengalami

19

kesulitan untuk memusatkan perhatian dan seringkali disertai dengan hiperaktivitas . Menurut Widyastuti (2001) autism adalah kelainan neurobiologis yang menunjukkan gangguan komunikasi, interaksi, dan perilaku. Autisme ditandai dengan terhambatnya perkembangan bahasa, munculnya gerakangerakan aneh seperti berputar-putar, melompat-lompat, atau mengamuk tanpa sebab. Banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Secara garis besar faktor-faktor tersebut dapat dibagi menjadi 2 golongan, yaitu faktor dalam (internal) dan faktor luar (eksternal/lingkungan). Pertumbuhan dan perkembangan merupakan hasil interaksi dua faktor tersebut. Faktor internal terdiri dari perbedaan ras/etnik atau bangsa, keluarga, umur, jenis kelamin, kelainan genetik, dan kelainan kromosom. Anak yang terlahir dari suatu ras tertentu, misalnya ras Eropa mempunyai ukuran tungkai yang lebih panjang daripada ras Mongol. Wanita lebih cepat dewasa dibanding laki-laki. Pada masa pubertas wanita umumnya tumbuh lebih cepat daripada laki-laki, kemudian setelah melewati masa pubertas sebalinya laki-laki akan tumbuh lebih cepat. Adanya suatu kelainan genetik dan kromosom dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak, seperti yang terlihat pada anak yang menderita Sindrom Down. Sedangkan contoh faktor lingkungan yang banyak mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak adalah gizi, stimulasi, psikologis, dan sosial ekonom Tumbuh kembang otak yang

20

pesat, terutama terjadi pada masa prenatal dan selama dua tahun pertama setelah lahir. Sekitar 100 juta sel neuron terdapat di otak yang berkembang sempurna, dan replikasi neuron selesai sebelum lahir. Sebagian besar pertumbuhan ini terjadi dalam 3 bulan pertama kehamilan. Myelinisasi bermula di medulla spinalis pada bulan keempat kehamilan; di otak mulai pada semester ketiga. Waktu lahir, sistem saraf autonom telah matang dan ber-myelinisasi. Nervus kranialis, kecuali nervus I dan ervus II, juga sudah ber-myelinisasi. Korteks serebri dan hubungan ke talamus serta ganglia basalia belum ter-myelinisasi. Diperlukan waktu 2 tahun untuk proses myelinisasi area tersebut dan medulla spinalis. Oleh karena itu, bila anak yang tumbuh kembang otaknya dalam periode kritis kurang baik, maka kemampuan intelektual pada waktu dewasapun kurang memuaskan. Angka Kejadian gangguan tumbuh kembang Dalam suatu survei dengan tumbuh kembang anak balita dengan cara multi stage random sampling di sebuah kelurahan di Jakarta Timur pada tahun 1997, didapatkan status gizi normal 5,2 %, gizi kurang 18,6 %, gizi lebih 1,37 % dan obesitas 15,7 %, perkembangan yang normal 74,5 % serta diduga keterlambatan perkembangan 25,5 %. G. Pemantauan Tumbuh Kembang Pertumbuhan anak dipantau secara klinis dan secara antropometris. Untuk tinggi dan berat badan dipakai kurva National Centre of Health Statistic (NCHS) tahun 2001 1. Tinggi Badan

21

Tinggi Badan adalah parameter sederhana, mudah dilakukan dan diulang, bila dikaitkan dengan berat badan akan memberikan informasi yang bermakna bagi klinikus. Seperti berat badan, evaluasi tinggi badan juga memerlukan data umur yang tepat, dan jenis kelamin. 2. Berat Badan Pemantauan berat badan membantu mendeteksi gangguan pertumbuhan. Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan di-plot dalam kurva berat dan tinggi NCHS. Balita normal pada umumnya mempunyai berat badan di atas persentil 5 NCHS, tetapi berat badan dapat naik atau turun memotong 1 - 2 kurva persentil berat badan. Jika kurva berat badan memotong lebih dari 2 kurva persentil, keadaan ini disebut failure to thrive (gagal tumbuh), yang dapat disebabkan oleh faktor medis (penyakit), faktor nutrisi, maupun faktor psikososial (deprivasi maternal). 3. Lingkar Kepala Lingkar kepala dipengaruhi oleh status gizi anak sampai usia 36 bulan. Lingkar kepala dipantau dengan menggunakan kurva lingkar kepala Nelhaus (lampiran 2). Ukuran kepala yang lebih kecil dari persentil 2, disebut mikrosefali, berhubungan dengan gangguan perkembangan. Mikrosefali yang progresif berhubungan dengan kelainan degenerasi SSP (Susunan Saraf Pusat). Makrosefali, lingkar kepala lebih dari persentil 98, mungkin disebabkan oleh Hidrosefalus, Neurofibromatosis atau

Megaensefali. 4. Perkembangan

22

Bayi atau anak dengan resiko tinggi perlu dipantau perkembangannya dengan melakukan skrining perkembangan secara periodik. Perkembangan anak merupakan maturasi fungsi, meliputi : motor/gerak kasar, halus, pendengaran, penglihatan, komunikas, bahasa, intelektual, emosi dan sosial. 5. Jadwal Pemantauan Bayi, dipantau tiap bulan sampai umur 1 tahun, sedangkan pada anak balita, dipantau tiap 3 bulan sampai umur 5 tahun. Bayi yang perlu dipantau Bayi yang memerlukan skrining perkembangan secara berkala adalah bayi dengan resiko tinggi, yaitu : a. Faktor resiko biologis, antara lain : prematuritas, hiperbilirubinemia, perdarahan intra kranial, retardasi pertumbuhan intra uterin,

mikrosefali, malformasi kongenital, meningitis/sepsis, penyakit paru seperti : sindrom gawat napas, sindrom aspirasi mekonium, kejang pada neonatus, ibu penyalahguna obat. b. Faktor resiko lingkungan, antara lain : sosial ekonomi rendah, anak yang tidak diinginkan, ibu remaja, orang tua cerai, orang tua/pengasuh dengan gangguan emosi atau retardasi mental atau tidak mempunyai keterampilan mengasuh, atau menyalahgunakan obat. I. Test skrining perkembangan menurut denver DDST adalah salah satu dari metode skrining terhadap kelainan perkembanagan anak, tes ini bukanlah tes diagnostik atau tes IQ. DDST memenuhi semua persyaratan yang diperlukan untuk metode skrining yang

23

baik. Tes ni mudah dan cepat (15 20 menit), dapat diandalkan dan menunjukan validitas yang tinggi. Dari beberapa penelitian yang pernah dilakukan ternyata DDST secara efektif dapat mengidentifikasi antara 85 100 % bayi dan anak anak pra sekolah yang mengalami keterlambatan perkembangan, dan pada Follow-up selanjutnya ternyata 89% dari kelompok DDST abnormal mengalami keterlambatan disekolah 5 6 tahun kemudian. (Soetjiningsih, 1995) a. Prosedur DDST terdiri dari 2 tahapan, yaitu : - Tahap pertama : secara periodik dilakukan pada semua anak yang berusia :
y y y y y y

3 6 bulan 9 12 bulan 18 24 bulan 3 tahun 4 tahun 5 tahun

- Tahap kedua : dilakukan pada mereka yang dicurigai adanya hambatan perkembangan pada tahap pertama. Kemudian dilanjutkan dengan evaluasi diagnostik yang lengkap. b. Penilaian

24

Dari buku petunjuk terdapat penjelasan tentang bagaimana melakukan penilaian, apakah lulus (passed = P), gagal (Fail =F), ataukah anak tidak mendapat kesempatan melakukan tugas (No Opportunity = N. O). Kemudian ditarik garis berdasarkan umur kronologis yang memotong garis horinsontal tugas perkembangan pada formulir DDST. Setelah itu di hitung pada masing masing sektor, berapa yang P dan berapa yang F, selanjutnya berdasarkan pedoman, hasil tes di klasifikasikan dalam: Normal, Abnormal, Meragukan (Questionable) dan tidak dapat dites (Unstestable). 1) Abnormal Bila didapatkan 2 atau lebih keterlambatan, pada 2 sektor atau lebih. Bila dalam 1 sektor atau lebih didapatkan 2 atau lebih keterlambatan plus 1 sektor atau lebih dengan keterlambatan dan pada sektor yang sama tersebut tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis vertikal usia. 2) Meragukan Bila pada satu sektor diapatkan keterlambatan atau lebih. Bila pada satu sektor atau lebih didapatkan 1 keterlambatan dan pada sektor yang sama tidak ada yang lulus pada kotak yang perpotongan dengan garis vertical usia. 3) Tidak dapat di tes Apabila terjadi penolakan yang menyebabkan hasil tes menjadi abnormal atau meragukan

25

4) Normal a. Semua yang tidak tercantum dalam kriteria tersebut di atas

J. Pengetahuan 1. Pengertian Pengetahuan adalah hasil dari tahu yang terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, rasa dan raba. Tetapi sebagian besar melalui proses yaitu proses belajar dan membutuhkan suatu bantuan misalnya buku. Pengetahuan seseorang tentang suatu obyek mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan negatif. Kedua aspek inilah yang akan menentukan sikap seseorang terhadap obyek tertentu. Semakin banyak aspek positif dari obyek yang diketahui maka menimbulkan sikap makin positif terhadap aspek tersebut. (Notoatmodjo, 2003) Pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang diketahui atau disadari oleh seseorang. Dalam pengertian lain pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan indrawi (Wikipedia, 2008). 2. Cara Memperoleh pengetahuan Menurut Notoadmojo (2005) ada beberapa cara untuk memperoleh pengetahuan, yaitu:

26

a. Cara Coba-Salah (Trial and Error) Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain. Apabila kemungkinan kedua ini gagal pula, maka dicoba dengan kemungkinan ketiga, dan apabila kemungkinan ketiga gagal dicoba kemungkinan keempat dan seterusnya, sampai masalah tersebut dapat dipecahkan. Itulah sebabnya maka cara ini disebut metode trial (coba) and errol (gagal atau salah) atau metode coba-salah/ coba-coba. b. Cara Kekuasaan atau Otoritas Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali kebiasaankebiasaan dan tradisi-tradisi yang dilakukan oleh orang, tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan tersebut baik atau tidak. Kebiasaan kebiasaan ini biasanya diwariskan turun temurun dari generasi ke generasi berikutnya.dengan kata lain, pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan, baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun ahli-ahli ilmu pengetahuan. Prinsip ini adalah, orang lain menerima pendapat yang dikemukakan oleh orang yang memppunyai otoritas, tanpa terlebih dulu menguji atau membuktikan kebenarannya, baik berdasarkan fakta empiris ataupun berdasarkan penalaran sendiri. Hal ini disebabkan karena

27

orang yang menerima pendapat tersebut menganggap bahwa yang dikemukakannya adalah benar. c. Berdasarkan Pengalaman Pribadi Pengalaman adalah guru yang baik, demikian bunyi pepatah, pepatah ini mengandung maksud bahwa pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh pengetahuan. d. Melalui Jalan Pikiran Sejalan dengan perkembangan umat manusia, cara berpikir manusia pun ikut berkembang. Dari sini manusia telah mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuannya. Dengan kata lain, dalam memperoleh kebenaran pengetahuan manusia telah

menggunakan jalan pikirannya, baik melalui induksi maupun deduksi. e. Cara Modern dalam Memperoleh Pengetahuan Cara baru dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini disebut metode penelitian ilmiah, atau lebih popular disebut metodelogi penelitian (research methodology). 3. Tingkatan Pengetahuan Menurut Notoadmojo (2005) ada beberapa tingkat pengetahuan, yaitu: a. Tahu Adalah sesuatu kemampuan dalam mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Yang termasuk dalam tingkatan pengetahuan

28

ini adalah mengingat kembali terhadap suatu hal spesifik yang dipelajari dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima. Tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur pengetahuan ini adalah: mengurakan, mengidentifikasi, menyatakan dan lain-lain. Misalnya ibu dapat menyebutkan pengertian dari tumbuh kembang. b. Paham Merupakan suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah memahami objek tertentu harus mampu menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, terhadap objek yang dipelajari. Misalnya ibu dapat menjelaskan pertumbuhan dan perkembangan pada anak 0 - 3 tahun. c. Aplikasi Aplikasi adalah suatu kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi-situasi dan kondisi yang sebenarnya. Mengaplikasikan dapat diartikan dengan menggunakan

hukum-hukum, rumus-rumus, metode, atau prinsip dalam konteks atau situasi yang lain. Misalnya ibu dapat mengaplikasikan cara untuk menjaga kesehatan anak usia 1-3 tahun. d. Analisis

29

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek dalam komponen-komponen tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu saran lain. Kemampuan menganalisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja seperti: menggambarkan, membedakan, memisahkan,

mengelompokkan dan lain-lain. e. Sintesis Sintesis menunjukkan suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru, dengan kata lain mensintesa adalah kemampuan untuk menyusun, merencanakan, meringkas, menyesuaikan, terhadap suatu rumusan yang telah ada. f. Evaluasi Mengevaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu objek. Penilaian-penilaian ini didasarkan pada suatu kriteria yang dilakukan sendiri atau kriteria-kriteria yang sudah ada. 4. Faktor-faktor yang berhubungan dengan pengetahuan Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah: a. Umur Umur merupakan sesuatu hal yang mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang dan dalam hal pengambilan suatu keputusan. Menurut pendapat Hurlock.B.E (2002), bahwa semakin meningkatnya umur

30

tingkat kematangan dan kekuatan seseorang dalam berfikir dan bekerja akan lebih matang. b. Pendidikan Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka makin mudah menerima informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai baru yang diperkenalkan. c. Kepercayaan Adalah sikap untuk menerima suatu pernyataan atau pendirian tanpa menunjukkan sikap pro atau anti kepercayaan. Sering diperoleh dari orang tua, kakek atau nenek. Seseorang menerima kepercayaan itu berdasarkan keyakinan dan tanpa adanya pembuktian terlebih dahulu. Kepercayaan berkembang dalam masyarakat yang mempunyai tujuan dan kepentingan yang sama. Kepercayaan dapat tumbuh bila berulang kali mendapatkan informasi yang sama (Notoatmodjo, 2005). d. Sumber informasi Sumber informasi mempengaruhi seseorang untuk memperoleh pengetahuan. Sumber informasi yang akurat dan bermanfaat dapat meningkatkan pola pikir seseorang maka makin mudah menerima informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki. 5. Pengukuran Pengetahuan

31

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari subyek penelitian atau responden ke dalam pengetahuan yang ingin kita ukur atau kita ketahui dapat kita sesuaikan dengan tingkatan-tingkatannya. Adapun pertanyaan yang dapat digunakan untuk pengukuran pengetahuan secara umum dapat dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu: a. Pertanyaan subyektif, misalnya jenis pertanyaan essay. b. Pertanyaan obyektif, misalnya pertanyaan pilihan ganda (multiple choise), bentul salah, dan pertanyaan menjodohkan. Pertanyaan essay disebut pertanyaan subyektif karena penilaian untuk pertanyaan ini melibatkan faktor subyektif dari penilai, sehingga nilainya akan berbeda dari seseorang penilai satu dibandingkan dengan yang lain dari satu waktu ke waktu yang lainnya. Pertanyaan pilihan ganda, betul salah, menjodohkan disebut pertanyaan obyektif karena pertanyaan-pertanyaan itu dapat dinilai secara pasti oleh penilai. Dari kedua jenis pertanyaan tersebut, pertanyaan obyektif khususnya pertanyaan pilihan ganda lebih disukai untuk dijadikan sebagai alat ukur dalam pengukuran pengetahuan karena lebih mudah disesuaikan dengan pengetahuan yang akan diukur dan penilaiannya akan lebih cepat (Arikunto, 2001). Seseorang dapat melakukan evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek yang ditentukan oleh pengetahuan yang baik.

32

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tinggi atau rendah maka digunakan perhitungan median yaitu nilai yang terletak di tengah setelah data diurutkan atau nilai yang membagi data menjadi dua bagian yang sama besar.

Anda mungkin juga menyukai