Anda di halaman 1dari 9

TUGAS PENGANTAR STRUKTUR NAMA : Gendewa TR Widhianti Manika (080810262) (080810 )

1. Jelaskan pembagian bangunan berdasarkan tingkat! Bangunan berdasarkan tingkat dibagi menjadi 3, yaitu: a. Bangunan rendah, yaitu bangunan dengan 1-5 lantai dan dirancang dengan sederhana. Pada bangunan ini terdapat tangga untuk menghubungkan tiap lantainya. Contoh masjid agung Al-Akbar Surabaya. b. Bangunan sedang, yaitu bangunan dengan 5-10 lantai. Terdiri dari struktur rangka yang murni. c. Bangunan tinggi, yaitu bangunan dengan lebih dari 10 lantai. Bangunan ini menggunakan lift/escalator, tetapi tetap membutuhkan adanya tangga. Contoh Bangunan Hotel Indonesia, Jakarta 2. Jelaskan beban/gaya yang bekerja pada bangunan ? Perencanaan pembebanan di Indonesia diatur melalui SNI 03-1727-1989-F, Tata cara perencanaan pembebanan untuk rumah dan gedung. Gambar 1 menunjukkan diagram bebanbeban yang harus diperhatikan dan cara untuk menentukan karakteristiknya.

Gambar 1. Skema pembebanan struktur Sumber: Schodek, 1999 Hal penting yang mendasar yaitu pemisahan antara beban-beban yang bersifat statis dan dinamis sebagai berikut :

A.

Gaya statis adalah gaya yang bekerja secara terus-menerus pada struktur. Deformasi ini akan mencapai puncaknya apabila gaya statis maksimum Gaya statis pada umumnya . dapat dibagi menjadi: 1) Beban Mati, yaitu beban-beban yang bekerja vertikal ke bawah pada struktur dan mempunyai karakteristik bangunan, seperti misalnya penutup lantai, alat mekanis, partisi yang dapat dipindahkan. Berat eksak elemen-elemen ini pada umumnya diketahui atau dapat dengan mudah ditentukan dengan derajat ketelitian cukup tinggi. Semua metode untuk menghitung beban mati suatu elemen adalah didasarkan atas peninjauan berat satuan material yang terlihat dan berdasarkan volume elemen tersebut. Berat satuan (unit weight) material secara empiris telah ditentukan dan telah banyak dicantumkan tabelnya pada sejumlah sumber untuk memudahkan perhitungan beban mati (Tabel 3.1). 2) Beban hidup, yaitu beban-beban yang bisa ada atau tidak ada pada struktur untuk suatu waktu yang diberikan. Meskipun dapat berpindah-pindah, beban hidup masih dapat dikatakan bekerja secara perlahan-lahan pada struktur. Beban penggunaan (occupancy loads) adalah beban hidup. Dalam peraturan pembebanan Indonesia, beban hidup meliputi:  Beban hidup pada lantai gedung y Beban sudah termasuk perlengkapan ruang sesuai dengan kegunaan ruang yang bersangkutan, serta dinding pemisah ringan dengan berat tidak lebih 100 kg/m2. Beban untuk perlengkapan ruang yang berat harus ditentukan tersendiri. y Beban tidak perlu dikalikan koefisien kejut y Beban lantai untuk bangunan multi guna harus menggunakan beban terberat yang mungkin terjadi Beban hidup pada atap bangunan y Untuk bagian atap yang dapat dicapai orang harus digunakan minimum sebesar 100 kg/m2 bidang datar y Untuk beban akibat air hujan sebesar (40 0.8 ) kg/m2, dengan adalah sudut kemiringan atap bila kurang dari 50 y Beban terpusat untuk pekerja dan peralatan pemadam kebakaran sebesar minimum 100 kg y Bagian tepi atap yang terkantilever sebesar minimum 200 kg y Pada bangunan tinggi yang menggunakan landasan helicopter diambil sebesar 200 kg/m2 3) Beban Angin Struktur yang berada pada lintasan angin akan menyebabkan angin berbelok atau dapat berhenti. Sebagai akibatnya, energi kinetik angin akan berubah bentuk menjadi energi potensial yang berupa tekanan atau isapan pada struktur. Besar tekanan atau isap yang an diakibatkan oleh angin pada suatu titik akan bergantung pada kecepatan angin, rapat massa udara, lokasi yang ditinjau pada struktur, perilaku permukaan struktur, bentuk geometris, dimensi dan orientasi struktur. Aliran angin di sekitar bangunan dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 2. Aliran angin di sekitar bangunan Sumber: Schodek, 1999 Beban angin ditentukan dengan menganggap adanya tekanan positif dan tekanan negatif atau hisapan yang bekerja tegak lurus pada bidang-bidang.  Tekanan tiup y Pada kondisi umum diambil rata-rata 25 kg/m2 y Di laut dan tepi laut sampai sejauh 5 km minimum 40 kg/m2 y Pada daerah dengan kecepatan angin besar digunakan perhitungan tekanan sebesar : V2 / 16 (kg/m2 ), dengan v adalah kecepatan yang ditentukan oleh instansi yang berwenang y Pada bentuk cerobong ditentukan: (42,5 + 0,6 h) kg/m2, dengan h adalah tinggi cerobong y Apabila bangunan terlindung dari angin dapat dikalikan dengan koefisien reduksi sebesar 0,5 y Koefisien angin, berdasarkan posisi dan kondisi bangunan seperti pada Tabel 3.3. 4) Beban Gempa Gempa bumi adalah fenomena getaran yang dikaitkan dengan kejutan pada kerak bumi. Kejutan yang berkaitan dengan benturan tersebut akan menjalar dalam bentuk gelombang. Gelombang ini menyebabkan permukaan bumi dan bangunan di atasnya bergetar. Pada saat bangunan bergetar, timbul gaya-gaya pada struktur bangunan karena adanya kecenderungan massa bangunan untuk mempertahankan dirinya dari gerakan. Gaya yang timbul ini disebut gaya inersia. Besar gaya-gaya tersebut bergantung pada banyak faktor. Massa bangunan merupakan faktor yang paling utama karena gaya tersebut melibatkan inersia. Faktor lain adalah cara massa tersebut terdistribusi, kekakuan struktur, kekakuan tanah, jenis pondasi, adanya mekanisme redaman pada bangunan, dan tentu saja perilaku dan besar getaran itu sendiri. Perilaku dan besar getaran merupakan aspek yang sulit ditentukan secara tepat karena sifatnya yang acak (random), sekalipun kadang kala dapat ditentukan juga. Gerakan yang diakibatkan tersebut berperilaku tiga dimensi. Gerakan tanah horisontal biasanya merupakan yang terpenting dalam tinjauan desain struktural. Massa dan kekakuan struktur, yang juga periode alami dari getaran yang berkaitan, merupakan faktor terpenting yang mempengaruhi respons keseluruhan struktur terhadap gerakan dan besar serta perilaku gaya-gaya yang timbul sebagai akibat dari gerakan tersebut. Salah satu cara untuk memahami fenomena respons yang terlihat dapat

diperhatikan terlebih dahulu bagaimana suatu struktur kaku memberikan respons terhadap getaran sederhana gedung. Strukturnya cukup fleksibel, seperti yang umumnya terdapat pada semua struktur gedung. B. Gaya dinamis adalah gaya yang bekerja secara tiba-tiba dan/atau kadang-kadang pada struktur. Pada umumya mempunyai karakterisitik besar dan lokasinya berubah dengan cepat. Deformasi pada struktur akibat beban ini juga berubah-ubah secara cepat. Gaya dinamis dapat menyebabkan terjadinya osilasi pada struktur hingga deformasi puncak tidak terjadi bersamaan dengan terjadinya gaya terbesar.
Macam-macam Gaya dalam Struktur Bangunan

 Gaya exsternal, yaitu gaya yang berasal dari luar bangunan seperti angin, gempa bumi.  Gaya internal, yaitu gaya yang berasal dari dalam bangunan seperti beban bagunan tersebut. Beban bangunan terbagi atas beban mati (contoh berat fondasi, kolom, dinding) dan beban hidup (contoh berat manusia, lemari, kursi).

3. Apa saja yang termasuk bagian pokok suatu bangunan? Yang termasuk bagian pokok suatu bangunan, yaitu kolom (tiang), dinding, pondasi, balok, lantai, atap, tangga. 4. Apa yang dimaksud dengan bangunan bentang lebar ? Bangunan bentang lebar merupakan bangunan yang memungkinkan penggunaan ruang bebas kolom yang selebar dan sepanjang mungkin. Bangunan bentang lebar biasanya digolongkan secar umum menjadi 2 yaitu bentang lebar sederhana dan bentang lebar kompleks. Bentang lebar sederhana berarti bahwa konstruksi bentang lebar yang ada dipergunakan langsung pada bangunan berdasarkan teori dasar dan tidak dilakukan modifikasi pada bentuk yang ada. Sedangkan bentang lebar kompleks merupakan bentuk struktur bentang lebar yang melakukan modifikasi dari bentuk dasar, bahkan kadang dilakukan penggabungan terhadap beberapa sistem struktur bentang lebar. Contoh bangunan bentang lebar, baik sederhana maupun kompleks adalah sebagai berikut :

Bentuk Bangunan Bentang Lebar Sederhana

Bentuk Bangunan Bentang Lebar Kompleks Struktur bentang lebar, memiliki tingkat kerumitan yang berbeda satu dengan lainnya. Kerumitan yang timbul dipengaruhi oleh gaya yang terjadi pada struktur tersebut. Struktur bentang lebar dibagi ke dalam beberapa sistem struktur yaitu (Schodek, 1998) : a) Struktur Rangka Batang dan rangka Ruang b) Struktur Furnicular, yaitu kabel dan pelengkung c) Struktur Plan dan Grid d) Struktur Membran meliputi Pneumatik dan struktur tent(tenda) dan net (jaring) e) Struktur Cangkang Struktur bentang lebar dibagi ke dalam beberapa sistem struktur yaitu (Sutrisno, 1989): a) Struktur ruang, yang terdiri atas:  Konstruksi bangunan petak ( Struktur rangka batang)  Struktur Rangka Ruang b) Struktur permukaan bidang, terdiri atas:  Struktur Lipatan  Struktur Cangkang  Membran dan Struktur Membran  Struktur Pneumatik c) Struktur Kabel dan jaringan 5. Apa yang dimaksud dengan struktur biomorfik ? Struktur biomorfik adalah Suatu aliran yang memanfaatkan keadaan alam sebagai contoh disain untuk gedung-gedung yang mempergunakan prinsip struktur dan motif alam. Aliran ini disebut arsitektur biomorfik. Struktur biomorfik adalah segala hal yang berhubungan erat dengan pemanfaatan keadaan alam sebagai sistem struktur yang aktif dengan mempergunakan sistem yang ada di alam untuk tujuan arsitektur. 6. Jelaskan metode penstabilan struktur sederhana ? Kestabilan struktur diperlukan untuk menjamin adanya kestabilan bangunan pada segala kondisi pembebanan yang mungkin terjadi. Semua struktur akan mengalami perubahan bentuk atau deformasi apabila mengalami pembebanan. Pada struktur yang stabil, deformasi yang terjadi akibat beban pada umumnya kecil, dan gaya internal yang timbul dalam struktur mempunyai kecenderungan mengembalikan bentuk struktur ke bentuk semula apabila beban dihilangkan. Pada struktur yang tidak stabil, deformasi yang terjadi akan cenderung

bertambah selama struktur dibebani, sistem tidak meberikan gaya-gaya internal untuk mengembalikan bentuk struktur ke bentuk semula. Struktur yang tidak stabil mudah mengalami keruntuhan (collapse) secara menyeluruh dan seketika begitu dibebani. Berikut adalah gambar analisis kestabilan struktur:

Gambar 3. Analisa kestabilan struktur Sumber: Schodek, 1999 Cara untuk membentuk sistem struktur menjadi sistem yang stabil adalah sebagai berikut :  Penambahan elemen diagonal pada struktur, dengan demikian struktur tidak akan mengalami deformasi menjadi jajaran genjang. Elemen diagonal harus tidak mengalami perubahan besar pada panjangnya pada saat mengalami deformasi karena beban horisontal, sehingga elemen diagonal harus dirancang cukup untuk menahan beban tersebut  Menggunakan dinding geser. Elemennya berupa elemen permukaan bidang kaku yang dapat menahan deformasi akibat beban horisontal. Elemen bidang permukaan kaku dapat terbuat dari konstruksi beton bertulang atau dinding bata, baik dinding penuh atau sebagian. Ukuran dinding tergantung pada besar gaya yang bekerja padanya.  Membentuk hubungan antara elemen struktur sedemikian rupa sehingga perubahan sudut yang terjadi berharga konstan untuk suatu kondisi pembebanan yang diterimanya. Hal ini dapat dilakukan dengan membuat titik hubung kaku antara elemen struktur pada sudut pertemuan antara elemen struktur tersebut. Struktur yang menggunakan titik hubung kaku untuk menjamin kestabilan sering disebut sebagai rangka (frame).

Gambar 4. Contoh komponen struktur untuk bangunan yang umum Sumber: Schodek, 1999 Untuk menjamin kestabilan struktur selain menggunakan cara-cara yang telah disebutkan, dapat pula menggunakan penggabungan dari cara-cara mendasar tersebut, misalnya elemen struktur dihubungkan secara kaku dan mempunyai elemen diagonal (Gambar 4). Hal ini akan semakin memperbesar derajat kestabilan. Pada rakitan komponen struktur, salah satu atau lebih komponen yang menjamin kestabilan harus digunakan agar struktur tidak runtuh secara lateral. Satu elemen struktur dapat didesain dengan menggunakan satu cara yang menjamin stabilitas struktur untuk satu arah lateral, dan cara yang lain untuk arah yang lainnya. 7. Jelaskan bentuk bentuk struktur bidang lengkung/ cangkang ? Struktur cangkang adalah sistem dengan pelat melengkung ke satu arah atau lebih yang tebalnya jauh lebih kecil daripada bentangnya. Gaya-gaya yang harus didukung dalam struktur cangkang disalurkan secara merata melalui permukaan bidang sebagai gaya -gaya membran yang diserap oleh elemen strukturnya. Gaya-gaya disalurkan sebagai gaya normal, dengan demikian tidak terdapat gaya lintang dan lentur. Resultan gaya yang tersebar diserap ke dalam struktur dengan gaya tangensial yang searah dengan kelengkungan bidang permukaannya. Struktur cangkang dapat dibagi ke dalam beberapa sub, yaitu :  Struktur cangkang tebal  Struktur cangkang tipis  Struktur membran  Struktur pneumatik  Struktur dengan bentuk bertahan sendiri  Struktur rangka permukaan bidang

8. Apa yang dimaksud dengan Vault? Vault adalah bangunan yang memiliki struktur lengkung atau kubah. Vault sering digunakan pada bangunan gothic. Vault juga sering digunakan di istana. Bagian tengah dari gedung ini, yang merupakan titik tertinggi (crown) merupakan tempat bertemunya segmen segmen vault. 9. Jelaskan pembagian struktur kabel ? Struktur kabel dan jaringan dikembangkan dari kemampuan kabel menahan gaya tarik yang tinggi. Dengan menggunakan sistem tarik maka tidak diperlukan sistem penopang vertikal untuk elemen horisontalnya (lantai atau atap), sehingga daerah di bawah elemen horisontal (ruang) memiliki bentangan yang cukup besar. Bangunan dengan aplikasi sistem struktur ini akan sangat mendukung untuk bangunan bentang luas berbentang lebar, seperti dome, stadion, dll (Gambar 5). Sistem yang dikembangkan pada struktur kabel antara lain: Struktur atap tarik dengan kolom penunjang Struktur kabel tunggal Struktur kabel ganda

Gambar 5. Struktur bangunan modern dengan sistem permukaan bidang dan kabel Sumber: Macdonald, 2002

Klasifikasi Struktur Kabel, yaitu:

1. Struktur Kabel Tunggal Sistem Roda Sepeda (Single Layer Sistem) Pada sistem ini dipakai satu susunan kabel yang menghubungkan cincin dinding luar dari beton sebagai penahan tiang yang silindris ke cincin dalam di titik pusat lingkaran dari baja. Dinding tepi melingkar dibuat dari beton tulang yang tipis. Penutup atap terdiri dari pelat beton prefabrikasi berbentuk baja yang didukung oleh kabel-kabel radial. Ujungnya ditekuk ke atas pada tulangan pelat. Agar stabil, pelatpelat dibebani bata atau kantong-kantong berisi pasir sementara untuk memberi tarik tambahan pada kabel. Lubang-lubang diantara dua pelat sebagai cetakan diisi adukan beron. Bilamana beton mongering, atap menjadi pelat yang monolit dan merupakan bundaran. Kabel akan memendek tetapi ditahan oleh beton tepi yang merupakan silinder yang telah membantu. Jadi atap beton yang melengkung ke bawah itu mendap prategang dari at kabel-kabel, sehingga cukup kaku untuk menahan flutter effect (mengepak seperti sayap). Drainase air hujan dilakukan dengan memompa air yang ada di atas atap melalui pipa-pipa. 2. Struktur Kabel Ganda Sistem Roda Sepeda (Double Layer Sistem) Sistem kabel ganda terdiri atas dua susunan kabel yang letaknya tidak sebidang, tidak berpotongan tetapi bersilang. Kedua susunan kabel ini merupakan struktur utama dari atap, susunan yang satu melengkung ke atas dan susunan yang lainnya melendut ke bawah. Kedua susunan kabel dijaga supaya tetap pada tempatnya oleh penunjangpenunjang tekan dengan berbagai panjang yang masing-masing dapat disetel. Bahan atap terdiri dari pelat metal prefabrikasi. Atap bebas dari bahaya flutter effect karena gaya tarik dalam kabel yang cukup besar membuat susunan keseluruhan lebih kaku daripada kabel-kabel yang digantungkan. Jelaskan pembagian struktur membran ? Struktur membran mempunyai prinsip yang sama dengan struktur cangkang, tetapi dengan bahan bidang permukaan yang sangat tipis. Kekakuan selaput tipis tersebut diperoleh dengan elemen tarik yang membentuk jala-jala yang saling membantu untuk menambah kapasitas menahan beban-beban lendutan. 10.

Anda mungkin juga menyukai