Anda di halaman 1dari 100

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

HASIL PEMERIKSAAN

ATAS

LAPORAN KEUANGAN

KOTA MOJOKERTO

TAHUN ANGGARAN 2004

DI SURABAYA BPK PERWAKILAN IV DI YOGYAKARTA

Nomor Tanggal

Daftar Isi

BAGIAN PERTAMA .........................................................................................................................4 LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN...............................................................................................5 LAPORAN KEUANGAN YANG DIBERI OPINI OLEH BPK ............................................................7 A. B. C. D. E. NERACA PER 31 DESEMBER 2004 ..............................................................................................7 LAPORAN REALISASI APBD TAHUN ANGGARAN 2004.................................................................9 LAPORAN ALIRAN KAS TAHUN ANGGARAN 2004.......................................................................12 PENJELASAN POS-POS NERACA ...............................................................................................14 KEBIJAKAN AKUNTANSI ...........................................................................................................18 1. Asumsi Dasar ......................................................................................................... 18 2. Kebijakan Akuntansi Aktiva..................................................................................... 18 3. Kebijakan Akuntansi Utang..................................................................................... 24 4. Kebijakan Akuntansi Ekuitas Dana ......................................................................... 25

BAGIAN KEDUA ............................................................................................................................27 BAB I ..............................................................................................................................................28 GAMBARAN UMUM PEMERIKSAAN ...........................................................................................28 A. GAMBARAN UMUM ...................................................................................................................28 1. Dasar Hukum Pemeriksaan .................................................................................... 28 2. Tujuan Pemeriksaan............................................................................................... 28 3. Lingkup Pemeriksaan ............................................................................................. 28 4. Standar Pemeriksaan ............................................................................................. 29 5. Batasan dan Kendala Pemeriksaan........................................................................ 29 LAPORAN KEUANGAN YANG DIPERIKSA BPK (PRAAUDIT) .........................................................30 1. Neraca per 31 Desember 2004............................................................................... 30 2. Laporan Realisasi APBD Tahun 2004 .................................................................... 32 3. Laporan Aliran Kas Tahun Anggaran 2004............................................................. 34

B.

BAB II .............................................................................................................................................35 LAPORAN PEMERIKSAAN ...........................................................................................................35 A. B. PENELAAHAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH PEMERINTAH KOTA MOJOKERTO ..............................................................................................35 KOREKSI PEMBUKUAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KOTA MOJOKERTO TAHUN ANGGARAN 2004 ......................................................................................................................................38 1. Kesalahan karena Belum Dicatat............................................................................ 38 2. Kesalahan Pembebanan......................................................................................... 44 CATATAN PEMERIKSAAN ..........................................................................................................48 1. Catatan Pemeriksaan yang Mempengaruhi Kewajaran Laporan Keuangan........... 48 a. Saldo Kas dan Bank yang disajikan dalam Neraca disajikan tidak tepat ....... 48 b. Piutang Pajak, Piutang Retribusi dan Persediaan Senilai Rp464.078.731,00 belum dilaporkan dalam Neraca..................................................................... 52 c. Penyertaan Modal pada Bank Jatim dilaporkan lebih rendah ........................ 54

C.

i2

d. Penyertaan Modal Senilai Rp1.465.000.000,00 Belum Disajikan Dalam Laporan Keuangan Daerah............................................................................ 57 e. Pelaporan Aktiva Tetap dalam Neraca Tidak Tepat....................................... 59 f. Pembangunan Fasilitas Publik Senilai Rp10.390.038.000,00 Dilaksanakan Kurang Terencana dan Belum Disajikan Sebagai Aktiva Dalam Neraca ....... 63 g. Hutang Dalam Negeri untuk Proyek PDAM, Pembangunan Terminal Kertojoyo dan Persampahan sebesar Rp3.319.164.319,70 belum disajikan dalam Neraca ........................................................................................................... 66 h. Pelaporan Realisasi Belanja Sejumlah Rp2.372.639.809,00 pada Unit Kerja Kepala Daerah dan Sekretariat Daerah Tidak Tepat ..................................... 68 2. Catatan Pemeriksaan yang Tidak Mempengaruhi Kewajaran Laporan Keuangan. 70 a. Tunjangan Daerah dan Uang Representasi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Tidak Sesuai Dengan Ketentuan Sebesar Rp86.608.800,00 ............ 70 b. Realisasi Pada Pos Sekretariat DPRD Sebesar Rp1.252.000.000,00 Tidak Sesuai Ketentuan........................................................................................... 73 c. Biaya Operasional Telepon, Perjalanan Dinas, Pemeliharaan Kendaraan, serta Bantuan Listrik dan Telepon Rumah Pejabat Eselon II & III Tidak Sesuai dengan Ketentuan Sebesar Rp167.955.000,00 ............................................. 75 d. Pengeluaran Senilai Rp500.000.000,00 untuk Belanja Modal Tanah Digunakan Tidak Tepat .................................................................................. 77 e. Belanja Bagi Hasil dan Bantuan Keuangan Sebesar Rp14.222.228.297,00 Tidak Sesuai Ketentuan ................................................................................. 80 f. Pengeluaran sebesar Rp1.850.000.000,00 pada Rekening Belanja Tidak Tersangka tidak tepat dan tidak didukung dengan bukti yang lengkap dan sah 85 g. Penyusunan, Pelaksanaan, dan Pelaporan Realisasi Anggaran Oleh Beberapa Unit Kerja Tidak Sesuai Ketentuan ................................................................ 88 LAMPIRAN ........................................................................................................................................91

BAGIAN PERTAMA

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


PERWAKILAN IV DI YOGYAKARTA
Jalan HOS Cokroaminoto 52 Yogyakarta Telp. 0274-563635 Fax.588736

LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

Kepada Para Pengguna Laporan Keuangan Pemerintah Kota Mojokerto Tahun Anggaran 2004

Berdasarkan ketentuan Pasal 23E Perubahan Ketiga Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Pasal 2 Undang-undang No. 5 Tahun 1973, dan Pasal 31 UU No. 17 tahun 2004, Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK-RI) telah memeriksa Laporan Keuangan Kota Mojokerto Tahun Anggaran 2004 yang telah disusun oleh Pemerintah Kota Mojokerto. Laporan Keuangan tersebut adalah tanggung jawab Kota Mojokerto. Tanggung jawab BPK-RI terletak pada pernyataan pendapat atas Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2004 berdasarkan Pemeriksaan BPK-RI. Pemeriksaan atas Laporan Keuangan tersebut dilakukan dengan berpedoman pada Standar Audit Pemerintahan (SAP) yang ditetapkan oleh BPK-RI. Standar tersebut mengharuskan BPK-RI untuk merencanakan, mengumpulkan bukti yang cukup dan melaksanakan pemeriksaan agar memperoleh keyakinan yang memadai sebagai dasar untuk memberikan pendapat. Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2004 bertujuan untuk memberikan keyakinan apakah Laporan Keuangan tersebut telah disajikan secara wajar sesuai dengan Prinsip Akuntansi yang ditetapkan di dalam Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Kota Mojokerto Tahun Anggaran 2004 meliputi pengujian atas Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Aliran Kas, Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2004. Dalam Laporan Keuangan 2004 Pemerintah Kota Mojokerto belum mampu menyajikan Aktiva Tetap dalam Neraca secara tepat karena saldo yang disajikan tidak didasarkan dari hasil pendataan kekayaan secara lengkap dan benar sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 29 Tahun 2002.

Berdasarkan Pemeriksaan terhadap Laporan Keuangan Kota Mojokerto Tahun Anggaran 2004, BPK-RI berpendapat bahwa Laporan Keuangan Kota Mojokerto Tahun Anggaran 2004, kecuali atas akibat atas hal-hal yang dimuat dalam paragraf sebelumnya telah disajikan secara wajar untuk semua hal yang material sesuai dengan Prinsip Akuntansi yang ditetapkan di dalam berbagai peraturan perundangan yang berlaku. Dalam hasil pemeriksaan atas Laporan Keuangan Kota Mojokerto Tahun Anggaran 2004, BPK-RI menyampaikan beberapa hal yang perlu mendapat perhatian Pemerintah Daerah dan DPRD Kota Mojokerto dalam upaya penyempurnaan Laporan Keuangan Daerah sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban Keuangan Daerah.

Yogyakarta,

Juli 2005

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Perwakilan IV Yogyakarta Ketua Tim

Eko Yulianto, MSc, Akuntan. Akuntan Reg. Neg. D-23.865

LAPORAN KEUANGAN YANG DIBERI OPINI OLEH BPK


A. Neraca per 31 Desember 2004
Uraian AKTIVA Aktiva Lancar Kas dan Bank Surat Berharga Deposito Berjangka Piutang Pajak Piutang Retribusi Piutang Bagian Laba Usaha Daerah Piutang Lain-lain Piutang Fasos dan Fasum Piutang Dana Perimbangan Persediaan Bahan Pakai Habis/Material Belanja Dibayar Dimuka Investasi Jangka Panjang Investasi dalam Saham Investasi dalam Obligasi Pinjaman kepada BUMN/D dan Pemerintah Pusat/Daerah Penyertaan Modal pada BUMD Aktiva Tetap Tanah Jalan dan Jembatan Bangunan Air Instalasi Jaringan Bangunan Gedung Monumen dan Tugu Alat Berat Alat Angkutan Alat Bengkel dan Alat Ukur Alat Pertanian Alat Kantor dan Rumah Tangga Alat Studio dan Alat Komunikasi Alat Kedokteran dan Kesehatan Alat Laboratorium Buku Perpustakaan Barang Bercorak Seni dan Budaya Hewan Ternak dan Tanaman Peralatan Persenjataan/Keamanan Barang Persediaan dan Pakai Habis Aktiva Tetap Lain-lain Dana Cadangan Jumlah (Rp) 18.452.841.518,58 17.994.739.119,58 480.000,00 42.875.000,00 458.102.399,00 15.164.778.310,60 1.445.000.000,00 2.307.348.375,38 11.412.429.935,22 526.049.658.109,00 121.723.491.154,00 271.348.785.480,00 51.472.642.203,00 3.213.242.000,00 945.520.000,00 2.243.234.857,00 75.102.742.415,00 -

Uraian Aktiva Lain- lain Piutang Jangka Panjang Aset Kemitraan dari Pihak Ketiga Bangunan dalam Pekerjaan Lain-lain JUMLAH AKTIVA KEWAJIBAN Kewajiban Jangka Pendek Utang Bank dan Utang Jangka Pendek Lainnya Bagian Lancar Utang Jangka Panjang Utang Belanja Pendapatan Diterima Dimuka Utang Lain-lain Kewajiban Jangka Panjang Utang Jangka Panjang Dalam Negeri Utang Jangka Panjang Luar Negeri Utang Jangka Panjang Lainnya JUMLAH KEWAJIBAN EKUITAS Ekuitas Dana Umum Ekuitas Dana Yang Dicadangkan Ekuitas Dana Donasi JUMLAH EKUITAS JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS

Jumlah (Rp) 11.855.038.000,00 1.465.000.000,00 10.390.038.000,00 571.522.315.938,18

3.319.164.319,70 3.319.164.319,70 3.319.164.319,70

568.203.151.618,48 568.203.151.618,48 571.522.315.938,18

B. Laporan Realisasi APBD Tahun Anggaran 2004


Uraian PENDAPATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH Pajak Daerah Retribusi Daerah Hasil PMD dan Hasill Pengel Keky Drh yg Dipisahkan Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah DANA PERIMBANGAN Bagi Hasil Pajak / Bagi Hasil Bukan Pajak Dana Alokasi Umum Dana Alokasi Khusus Bagi Hasil Pajak Dan Bantuan Keuangan Dari Propinsi LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH Bantuan Dana Penyeimbang Dari Pemerintah BELANJA BELANJA APARATUR Belanja Administrasi Umum Belanja Pegawai / Personalia Belanja Barang Dan Jasa Belanja Perjalanan Dinas Belanja Pemeliharaan Belanja Operasi dan Pemeliharaan Belanja Pegawai / Personalia Belanja Barang Dan Jasa Belanja Perjalanan Dinas Belanja Pemeliharaan Belanja Modal Belanja Modal Tanah Belanja Modal Jalan Dan Jembatan Belanja Modal Bangunan Air (Irigasi) Belanja Modal Instalasi Belanja Modal Jaringan Belanja Modal Bangunan Gedung Belanja Modal Monumen Belanja Modal Alat-Alat Besar Belanja Modal Alat-Alat Angkutan Belanja Modal Alat-Alat Bengkel Belanja Modal Alat-Alat Pertanian Belanja Modal Alat-Alat Kantor Dan Rumah Tangga Belanja Modal Alat-Alat Studio Dan Komunikasi Belanja Modal Alat-Alat Kedokteran Belanja Modal Alat-Alat Laboratorium Belanja Modal Buku / Perpustakaan Belanja Modal Barang Bercorak Kesenian, Kebudayaan Belanja Modal Hewan, Ternak Serta Tanaman Belanja Modal Alat-Alat Persenjataan Anggaran (Rp) 168.364.485.700,00 17.436.477.600,00 3.628.769.000,00 5.583.213.500,00 150.000.000,00 8.074.495.100,00 146.764.008.100,00 11.019.753.100,00 110.501.994.000,00 17.500.000.000,00 7.742.261.000,00 4.164.000.000,00 4.164.000.000,00 178.931.327.100,00 100.427.344.700,00 82.263.843.700,00 69.124.904.500,00 8.280.478.500,00 1.169.480.400,00 3.688.980.300,00 12.742.588.000,00 9.648.041.000,00 2.345.612.000,00 645.135.000,00 103.800.000,00 5.420.913.000,00 880.000.000,00 1.837.000.000,00 35.025.000,00 1.613.250.000,00 80.850.000,00 54.388.000,00 6.900.000,00 913.500.000,00 Realisasi (Rp) 166.225.417.746,68 11.956.088.365,68 3.219.243.786,00 4.995.451.517,00 170.635.174,17 3.570.757.888,51 150.105.329.381,00 12.799.588.381,00 110.591.994.000,00 17.500.000.000,00 9.213.747.000,00 4.164.000.000,00 4.164.000.000,00 157.806.452.785,00 97.134.178.532,00 80.149.811.328,00 67.886.656.647,00 7.624.432.845,00 1.179.008.700,00 3.459.713.136,00 12.106.291.929,00 9.206.816.599,00 2.276.232.575,00 519.463.100,00 103.779.655,00 4.878.075.275,00 860.959.500,00 1.516.870.250,00 34.625.000,00 1.496.600.045,00 77.350.000,00 52.770.480,00 6.900.000,00 832.000.000,00

Uraian BELANJA PUBLIK Belanja Administrasi Umum Belanja Pegawai / Personalia Belanja Barang Dan Jasa Belanja Perjalanan Dinas Belanja Pemeliharaan Belanja Operasi dan Pemeliharaan Belanja Pegawai / Personalia Belanja Barang Dan Jasa Belanja Perjalanan Dinas Belanja Pemeliharaan Belanja Modal Belanja Modal Tanah Belanja Modal Jalan Dan Jembatan Belanja Modal Bangunan Air (Irigasi) Belanja Modal Instalasi Belanja Modal Jaringan Belanja Modal Bangunan Gedung Belanja Modal Monumen Belanja Modal Alat-Alat Besar Belanja Modal Alat-Alat Angkutan Belanja Modal Alat-Alat Bengkel Belanja Modal Alat-Alat Pertanian Belanja Modal Alat-Alat Kantor Dan Rumah Tangga Belanja Modal Alat-Alat Studio Dan Komunikasi Belanja Modal Alat-Alat Kedokteran Belanja Modal Alat-Alat Laboratorium Belanja Modal Buku / Perpustakaan Belanja Modal Barang Bercorak Kesenian, Kebudayaan Belanja Modal Hewan, Ternak Serta Tanaman Belanja Modal Alat-Alat Persenjataan Belanja Bagi Hasil dan Bantun Keuangan Belanja Bantuan Keuangan kepada Kelurahan Belanja Bantuan Keuangan kepada Org. Kemasyarakatan Belanja Bantuan Keuangan kepada Organisasi Profesi Belanja Bantuan Penunjang Peningkatan Daerah Belanja Tidak Tersangka Belanja Tidak Tersangka SURPLUS (DEFISIT) PEMBIAYAAN Penerimaan Pembiayaan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Lalu Transfer Dari Dana Cadangan Penerimaan Pinjaman Dan Obligasi Hasil Penjualan Aset Daerah Yang Dipisahkan Pengeluaran Pembiayaan Transfer Ke Dana Cadangan Penyertaan Modal Pembayaran Hutang Pokok Yang Jatuh Tempo

Anggaran (Rp) 78.503.982.400,00 1.620.000.000,00 1.620.000.000,00 22.027.738.900,00 14.113.755.200,00 2.389.313.700,00 94.320.000,00 5.430.350.000,00 30.760.414.500,00 3.320.000.000,00 1.627.500.000,00 220.000.000,00 836.320.500,00 22.732.194.000,00 250.000.000,00 270.000.000,00 299.500.000,00 526.000.000,00 153.900.000,00 525.000.000,00 19.439.300.900,00 825.000.000,00 105.000.000,00 325.000.000,00 18.184.300.900,00 4.656.528.100,00 4.656.528.100,00 (10.566.841.400,00)

Realisasi (Rp) 60.672.274.253,00 1.768.280.210,00 1.768.280.210,00 21.139.594.312,00 13.769.177.723,00 2.031.563.584,00 94.260.000,00 5.244.593.005,00 20.227.503.934,00 1.407.000.000,00 1.530.998.200,00 69.232.200,00 149.000.000,00 822.265.100,00 14.290.058.901,00 248.905.000,00 269.671.250,00 238.928.650,00 522.899.483,00 153.887.150,00 524.658.000,00 15.759.979.497,00 510.000.000,00 105.000.000,00 234.250.000,00 14.910.729.497,00 1.776.916.300,00 1.776.916.300,00 8.418.964.961,68

11.441.838.600,00 11.441.838.600,00 345.635.200,00 345.635.200,00 -

9.921.409.332,07 9.921.409.332,07 345.635.174,17 345.635.174,17 -

10

Uraian Pembiayaan Neto Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Berjalan

Anggaran (Rp) 11.096.203.400,00 529.362.000,00

Realisasi (Rp) 9.575.774.157,90 17.994.739.119,58

Catatan: Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Berjalan sebesar Rp17.994.739.119,58 terdiri dari: Saldo Kas pada Bank Jatim Saldo rekening unit kerja Pengeluaran RSUD Tahun 2004 yang belum di-SPJ-kan Jumlah Rp Rp Rp Rp 17.917.288.298,58 49.043.295,00 28.407.526,00 17.994.739.119,58

11

C. Laporan Aliran Kas Tahun Anggaran 2004


Uraian AKTIVITAS OPERASI Aliran Kas Masuk Pendapatan Asli Daerah Pendapatan dari Dana Perimbangan Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah Aliran Kas Keluar Belanja Administrasi Umum Belanja Pegawai Belanja Barang dan Jasa Belanja Perjalanan Dinas Belanja Pemeliharaan Belanja Operasi dan Pemeliharaan Belanja Pegawai Belanja Barang dan Jasa Belanja Perjalanan Dinas Belanja Pemeliharaan Belanja Bagi Hasil dan Bantuan Keuangan Belanja Tidak Tersangka Aliran Kas Bersih dari Aktivitas Operasi AKTIVITAS INVESTASI Aliran Kas Masuk Penjualan Investasi Jangka Panjang Penjualan Aktiva Tetap Aliran Kas Keluar Belanja Modal Pembelian Investasi Jangka Panjang Aliran Kas Bersih dari Aktivitas Investasi AKTIVITAS PEMBIAYAAN Aliran Kas Masuk Transfer dari Dana Cadangan Penerimaan Pinjaman dan Obligasi Penjualan Aset Daerah yang Dipisahkan Aliran Kas Keluar Transfer ke Dana Cadangan Penyertaan Modal Pembayaran Pokok Pinjaman dan Obligasi Aliran Kas Bersih dari Aktivitas Pembiayaan 25.105.579.209,00 25.105.579.209,00 Jumlah (Rp) 166.225.417.746,68 11.956.088.365,68 150.105.329.381,00 4.164.000.000,00 132.700.873.576,00 81.918.091.538,00 67.886.656.647,00 9.392.713.055,00 1.179.008.700,00 3.459.713.136,00 33.245.886.241,00 22.975.994.322,00 4.307.796.159,00 613.723.100,00 5.348.372.660,00 15.759.979.497,00 1.776.916.300,00 33.524.544.170,68

(25.105.579.209,00)

345.635.174,17 345.635.174,17 (345.635.174,17)

12

Uraian KENAIKAN BERSIH KAS SELAMA PERIODE SALDO AWAL KAS SALDO AKHIR KAS

Jumlah (Rp) 8.073.329.787,51 9.921.409.332,07 17.994.739.119,58

Catatan: Saldo akhir Kas terdiri dari:


Saldo Kas pada Bank Jatim Saldo rekening unit kerja Penerimaan/pengeluaran RSUD Tahun 2004 yang belum dipertanggungjawabkan Jumlah Rp Rp Rp Rp 17.917.288.298,58 49.043.295,00 28.407.526,00 17.994.739.119,58

13

D. Penjelasan Pos-pos Neraca


AKTIVA LANCAR Kas dan Bank Rp Rp 18.452.841.518,58 17.994.739.119,58

Saldo tersebut merupakan posisi Kas per 31 Desember 2004 pada Bank Jatim yang terdiri dari: Rekening Nomor 0161000022 (PAD) Rekening Nomor 0161006044 (DAU) Rekening Nomor 0161011860 (DAK) Saldo rekening unit kerja Penerimaan/pengeluaran RSUD Tahun 2004 yang belum dipertanggungjawabkan Jumlah Piutang Pajak Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp 17.655.767.541,75 192.342.748,83 69.178.008,00 49.043.295,00 28.407.526,00 17.994.739.119,58 480.000,00

Saldo Piutang Pajak tersebut berasal dari Piutang Pajak Parkir sebesar Rp480.000,00

Piutang Retribusi Saldo Piutang Retribusi tersebut terdiri dari: Retribusi Tempat Parkir dan Olahraga Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor Jumlah Persediaan Bahan Pakai Habis/Material

Rp

42.875.000,00

Rp Rp Rp Rp

33.335.000,00 9.540.000,00 42.875.000,00 420.723.731,00

Saldo Persediaan Bahan Pakai Habis/Material tersebut terdiri dari: Persediaan Obat di Gudang Farmasi Persediaan Obat di Puskesmas Jumlah Rp Rp Rp 252.980.303,00 161.767.096,00 414.747.399,00

14

INVESTASI JANGKA PANJANG Investasi Dalam Saham Saldo Investasi Dalam Saham tersebut terdiri dari: Investasi Saham pada Bank Jatim Investasi Saham pada PD.BPR Bank Pasar Jumlah Investasi Dalam Saham Pinjaman kepada BUMN/D dan Pemerintah Pusat/ Daerah

Rp Rp

15.164.778.310,60 1.445.000.000,00

Rp Rp Rp

1.295.000.000,00 150.000.000,00 1.445.000.000,00

Rp

2.307.348.375,38

Saldo Pinjaman kepada BUMN/D dan Pemerintah Pusat merupakan piutang Pemerintah Kota Mojokerto kepada PDAM Kota Mojokerto sebesar Rp2.307.348.375,38 Penyertaan Modal Pada BUMD Rp 11.412.429.935,22

Saldo Penyertaan Modal pada BUMD merupakan Penyertaan Modal Pemerintah Kota Mojokerto pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) sebesar Rp11.412.429.935,22.

AKTIVA TETAP Tanah sebesar Rp121.723.491.154,00. Jalan dan Jembatan

Rp Rp

526.049.658.109,00 121.723.491.154,00

Sampai dengan 31 Desember 2004, Pemerintah Kota Mojokerto melaporkan Saldo Tanah

Rp

271.348.785.480,00

Sampai dengan 31 Desember 2004, Pemerintah Kota Mojokerto melaporkan Saldo Jalan dan Jembatan sebesar Rp271.348.785.480,00. Bangunan Gedung Rp 51.472.642.203,00

Sampai dengan 31 Desember 2004, Pemerintah Kota Mojokerto melaporkan Saldo

15

Bangunan Gedung sebesar Rp51.472.642.203,00 Alat Angkutan Rp 3.213.242.000,00

Sampai dengan 31 Desember 2004, Pemerintah Kota Mojokerto melaporkan Saldo Alat Angkutan sebesar Rp3.213.242.000,00. Alat Bengkel dan Alat Ukur Rp 945.520.000,00

Sampai dengan 31 Desember 2004, Pemerintah Kota Mojokerto melaporkan Saldo Alat Bengkel dan Alat Ukur sebesar Rp945.520.000,00. Alat Kantor dan Rumah Tangga Rp 2.243.234.857,00

Sampai dengan 31 Desember 2004, Pemerintah Kota Mojokerto melaporkan Saldo Alat Kantor dan Rumah Tangga sebesar Rp2.243.234.857,00. Aktiva Tetap Lain-lain Rp 75.102.742.415,00

Sampai dengan 31 Desember 2004, Pemerintah Kota Mojokerto melaporkan Saldo Aktiva Tetap Lain-lain sebesar Rp75.102.742.415,00. AKTIVA LAIN-LAIN Aset Kemitraan dari Pihak Ketiga Rp Rp 11.855.038.000,00 1.465.000.000,00

Saldo Aset Kemitraan dari Pihak Ketiga sebesar Rp1.465.000.000,00 terdiri dari: Pengelolaan Gedung Pertemuan S.Ramelan antara Pemkot Mojokerto dengan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan Balongsari Kota Mojokerto Pengelolaan Taman Wisata Tirta Suam Sekar Putih antara Pemkot Mojokerto dengan CV Sari Alam Jombang. Jumlah Rp 715.000.000,00

Rp Rp

750.000.000,00 1.465.000.000,00

16

Bangunan dalam Pekerjaan

Rp

10.390.038.000,00

Saldo Bangunan dalam Pekerjaan sebesar Rp10.390.038.000,00 terdiri dari: Gedung RSUD Gedung Uji Kendaraan Bermotor GOR Tertutup dan Gedung Kesenian Jumlah UTANG JANGKA PENDEK Bagian Lancar Utang Jangka Panjang Rp Rp Rp Rp Rp Rp 7.576.845.000,00 937.348.000,00 1.875.845.000,00 10.390.038.000,00 3.319.164.319,70 3.319.164.319,70

Saldo Bagian Lancar Utang Jangka Panjang sebesar Rp3.319.164.319,70 merupakan kewajiban yang masih harus dibayar atas dana Pinjaman dalam Negeri yang dirinci sebagai berikut: Pinjaman PDAM (P3KT EJBUDP) Pembangunan Terminal Kertojoyo Proyek Persampahan (P3KT-EJBUDP) Rp Rp Rp Rp EKUITAS DANA Rp 2.307.348.375,38 522.455.941,01 489.360.003,31 3.319.164.319,70

568.203.151.618,48

Saldo Ekuitas Dana merupakan Saldo Ekuitas Dana Umum sebesar Rp568.203.151.618,48

17

E. Kebijakan Akuntansi

Kebijakan akuntansi bertujuan untuk mengatur perlakuan akuntansi konsistensi pelaporan keuangan yang dihasilkan.

yang akan

diterapkan dalam suatu entitas ( dalam hal ini pemerintah daerah ) dan menjamin terjadinya

Kebijakan akuntansi yang diterapkan pada penyusunan Neraca Daerah Pemerintah Kota Mojokerto per tanggal 31 Desember 2004 ini berdasarkan kepada Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah, Peraturan Pemerintah Nomor 108 Tahun 2000 tentang Tatacara Pertanggungjawaban Kepala Daerah, dan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 29 Tahun 2002 tentang Pedoman Pengurusan, Pertanggungjawaban dan Pengawasan Keuangan Daerah serta Tata Cara Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, Pelaksanaan Tata Usaha Keuangan Daerah dan Penyusunan Perhitungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Selain ketentuan tersebut diatas juga berdasarkan Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU).

1. Asumsi Dasar
a. Transaksi dan kejadian diakui atas dasar kas modifikasian, yaitu kombinasi dasar kas dengan dasar akrual; b. Transaksi penerimaan kas atau pengeluaran kas dibukukan pada saat uang diterima atau dibayar (dasar kas). Pada akhir periode dilakukan penyesuaian untuk mengakui transaksi dan kejadian dalam periode berjalan meskipun penerimaan atau pengeluaran kas dari transaksi dan kejadian dimaksud belum terealisasi. merupakan

2. Kebijakan Akuntansi Aktiva


Aktiva adalah sumber daya ekonomis yang dimiliki dan atau dikuasai oleh suatu entitas dan dapat diukur dalam satuan uang. Aktiva tersebut dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

18

a. Kas 1) Kas adalah alat pembayaran yang sah dan dapat digunakan untuk membiayai kegiatan Pemerintah Kabupaten setiap saat. 2) Kas diakui pada saat diterima atau dikeluarkan oleh Kantor Kas

Daerah/Bendaharawan Umum Daerah berdasarkan nilai nominal uang. 3) Setara Kas yaitu investasi jangka pendek dan sangat likuid yang siap dikonversikan menjadi Kas.

b. Piutang 1) Piutang merupakan hak atau klaim kepada pihak ketiga yang diharapkan dapat dijadikan kas dalam satu periode akuntansi terdiri dari: Piutang Pajak, Piutang Retribusi, Piutang DAU dan Piutang Lain-Lain. 2) Piutang dinilai sebesar nilai bersih yang diperkirakan dapat direalisasikan. 3) Piutang diakui pada akhir periode akuntansi berdasarkan jumlah kas yang akan diterima dan jumlah pembiayaan yang telah diakui dalam periode berjalan.

c. Persediaan 1) Persediaan adalah barang yang dijual atau dipakai habis dalam sebagainya; 2) Persediaan bahan baku yang dimiliki dan akan dipakai dalam pekerjaan pembangunan fisik yang dikerjakan secara swakelola, tidak termasuk sebagai persediaan dalam kelompok aktiva lancar; 3) Persediaan diakui pada akhir periode akuntansi berdasarkan nilai barang yang belum terjual atau terpakai; 4) Persediaan dalam neraca dinilai berdasarkan: a) Harga pembelian terakhir apabila diperoleh dengan pembelian; b) Harga standar bila diperoleh dengan memproduksi sendiri; satu periode

akuntansi terdiri atas: Bahan habis pakai kantor , Obat-obatan , Bibit tanaman, dan

19

c) Harga/nilai wajar atau estimasi nilai penjualannya apabila diperoleh dengan cara lainnya seperti donasi.

d. Belanja Dibayar Dimuka Belanja dibayar dimuka merupakan penurunan aktiva yang digunakan untuk uang muka pembelian barang atau jasa dan belanja yang maksud penggunaannya akan dipertanggungjawabkan kemudian. Belanja dibayar dimuka diakui dalam periode berjalan berdasarkan jumlah kas yang dikeluarkan.

e. Investasi Jangka Panjang. 1) Investasi jangka panjang adalah penyertaan modal yang dimaksudkan untuk memperoleh manfaat ekonomis dalam jangka waktu lebih dari satu periode akuntansi; 2) Investasi jangka panjang antara lain terdiri dari: a) Penyertaan modal pemerintah pada BUMD, Lembaga Keuangan Daerah, Badan Internasional dan Badan Usaha Lainnya yang bukan milik daerah; b) Pinjaman kepada BUMD, Lembaga Keuangan Daerah, Pemerintah Daerah Otonomi atau sebaliknya dan pihak lainnya yang diteruspinjamkan; c) Investasi jangka panjang lainnya yang dimiliki untuk menghasilkan pendapatan; d) Investasi jangka panjang diakui pada akhir periode akuntansi berdasarkan harga perolehan yaitu jumlah kas yang dikeluarkan atau akan dikeluarkan dalam rangka memperoleh kepemilikan yang sah atas investasi tersebut; e) Investasi jangka panjang yang diukur dengan valuta asing harus dikonversi ke mata uang rupiah dengan menggunakan nilai tukar (kurs tengah BI) yang berlaku pada saat kepemilikan; f) Investasi dalam saham BUMD yang dijual/ditukar dengan aktiva yang lain, nilai sahamnya ditetapkan dengan menggunakan metode penilaian harga perolehan rata-rata.

20

f.

Aktiva Tetap 1) Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu periode akuntansi dan digunakan untuk penyelenggaraan kegiatan pemerintah dan pelayanan publik; 2) Aktiva tetap dapat diperoleh dari dana yang bersumber dari sebagian atau seluruh APBD melalui pembelian, pembangunan, donasi, dan pertukaran dengan aktiva lainnya; 3) Aktiva tetap antara lain terdiri dari: a) Tanah b) Jalan dan jembatan c) Bangunan Air d) Instalasi dan jaringan e) Gedung f) Mesin dan peralatan g) Kendaraan h) Meubelair dan perlengkapan i) j) Buku Perpustakaan Aktiva tetap lainnya

4) Aktiva tetap dinilai dengan nilai historis atau harga perolehan. Jika penilaian aktiva tetap dengan menggunakan nilai historis tidak memungkinkan, maka nilai aktiva tetap didasarkan pada harga perolehan yang diestimasikan; 5) Aktiva tetap yang diperoleh dari donasi diakui pada akhir periode akuntansi berdasarkan jumlah belanja modal yang telah diakui dalam periode berkenaan; 6) Aktiva tetap yang diperoleh dari donasi diakui dalam periode berkenaan, yaitu pada saat aktiva tersebut diterima dan hak kepemilikannya berpindah; 7) Dalam pengakuan aktiva tetap harus dibuat ketentuan yang membedakan antara penambahan, pengurangan, pengembangan dan penggantian utama;

21

8) Penambahan adalah peningkatan nilai aktiva tetap karena diperluas atau diperbesar. Biaya penambahan akan dikapitalisasi dan ditambahkan pada harga perolehan aktiva tetap yang bersangkutan; 9) Pengurangan adalah penurunan nilai aktiva tetap karena berkurangnya kuantitas. Pengurangan aktiva tetap dicatat sebagai pengurangan harga perolehan aktiva tetap yang bersangkutan. Pengurangan tersebut didasarkan atas persetujuan pejabat yang berwenang; 10) Pengembangan adalah peningkatan nilai aktiva tetap karena meningkatnya manfaat aktiva tetap. Pengembangan aktiva tetap diharapkan akan: (a) Memperpanjang usia manfaat, (b) Meningkatkan efisiensi, dan/atau (c) Menurunkan biaya pengoperasian sebuah aktiva tetap. Biaya pengembangan akan dikapitalisasi dan ditambahkan pada harga perolehan aktiva tetap; 11) Penggantian utama adalah memperbaharui bagian utama aktiva tetap. Biaya penggantian utama akan dikapitalisasi dengan cara mengurangi nilai bagian yang diganti dari harga aktiva yang semula dan menambah biaya penggantian pada harga aktiva; 12) Aktiva tetap yang diperoleh dari donasi diukur berdasarkan nilai wajar dari harga pasar atau harga gantinya; 13) Aktiva tetap diukur berdasarkan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh aktiva tetap sampai dengan siap digunakan; 14) Hal-hal yang perlu dilakukan pengungkapan (disclosure) dalam pelaporan aktiva tetap antara lain mengenai penilaian, penyusutan (depresiasi), pelepasan, penghapusan, dan perubahan nilai aktiva tetap; 15) Pengungkapan nilai aktiva tetap menjelaskan dasar harga yang digunakan dalam penilaian aktiva tetap; 16) Metode penyusutan (depresiasi) yang diterapkan adalah metode garis lurus, untuk Tahun 2004 belum dilakukan penyusutan; 17) Pelepasan aktiva tetap dapat dilakukan melalui penjualan atau pertukaran. Hasil penjualan aktiva tetap akan diakui seluruhnya sebagai pendapatan. Aktiva tetap yang diperoleh karena pertukaran dinilai sebesar nilai wajar aktiva tetap yang diperoleh atau nilai wajar aktiva tetap yang diserahkan, mana yang lebih murah;

22

18) Penghapusan aktiva tetap dilakukan jika aktiva tetap tersebut rusak berat, usang hilang dan sebagainya. Penghapusan aktiva tetap ditetapkan berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku; 19) Perubahan nilai aktiva tetap dapat disebabkan oleh penambahan, pengurangan, pengembangan dan penggantian.

g. Aktiva Lain-Lain 1) Aktiva lain-lain adalah aktiva yang tidak dapat dikelompokkan ke dalam aktiva lancar, investasi jangka panjang, aktiva tetap dan dana cadangan. 2) Aktiva lain-lain antara lain terdiri dari: a) Built Operate and Transfer ( BOT ) b) Piutang Angsuran c) Bangunan Dalam Pengerjaan d) Pinjaman Pemerintah Kabupaten Kepada Pihak Lain. 3) BOT adalah hak yang akan diperoleh atas suatu bangunan atau aktiva tetap lainnya yang dibangun dengan cara kemitraan pemerintah dan swasta berdasarkan perjanjian; 4) BOT diakui berdasarkan harga perolehan pada saat bangunan atau aktiva lainnya tersebut selesai dibangun; 5) Piutang angsuran adalah jumlah yang dapat diterima dari penjualan rumah, kendaraan, aktiva tetap yang lain, atau hak lainnya kepada pegawai daerah; 6) Piutang angsuran diakui pada akhir periode akuntansi berdasarkan jumlah pembiayaan yang telah diakui dalam periode berjalan dengan harga nominal dari kontrak penjualan aktiva; 7) Bangunan dalam pengerjaan adalah bangunan yang sampai dengan akhir periode akuntansi belum selesai pengerjaannya sehingga belum dapat digunakan; 8) Bangunan dalam pengerjaan diakui pada akhir periode akuntansi berdasarkan jumlah akumulasi biaya sampai dengan akhir periode akuntansi.

23

3. Kebijakan Akuntansi Utang


Utang adalah kewajiban kepada pihak ketiga yang terjadi akibat transaksi keuangan masa lalu. Utang dapat diklasifikasikan sebagai berikut.

a. Utang Jangka Pendek 1) Utang Jangka Pendek merupakan hutang yang harus dibayar kembali atau jatuh tempo dalam satu periode akuntansi; 2) Utang Jangka Pendek antara lain terdiri dari: a) Bagian lancar hutang jangka panjang; b) Perhitungan pihak ketiga, antara lain utang Belanja dan utang kepada BUMD. 3) Bagian lancar hutang jangka panjang adalah bagian hutang jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu periode akuntansi; 4) Utang Perhitungan pihak ketiga adalah kewajiban kepada pihak ketiga sebagai akibat transaksi keuangan masa lalu yang harus dibayar kembali atau jatuh tempo dalam satu periode akuntansi; 5) Bagian lancar hutang jangka panjang diakui pada saat reklasifikasi dalam periode berjalan atau berdasarkan jumlah pembiayaan yang berupa pembayaran bagian lancar hutang jangka panjang yang telah diakui dalam periode berjalan; 6) Utang Perhitungan pihak ketiga diakui pada akhir periode akuntansi berdasarkan nilai sekarang kas yang akan dibayarkan atau jumlah pembiayaan yang berupa penerimaan atau pembayaran hutang Perhitungan pihak ketiga yang telah diakui dalam periode berjalan; 7) Utang lancar diukur dengan nilai nominal mata uang rupiah yang harus dibayar kembali. Utang Jangka Pendek yang diukur dalam mata uang asing dikonversikan ke mata uang rupiah berdasarkan nilai tukar ( kurs tengah BI ) pada tanggal transaksi.

24

b. Utang Jangka Panjang 1) Utang jangka panjang adalah hutang yang harus dibayar kembali atau jatuh tempo lebih dari satu periode akuntansi; 2) Utang jangka panjang terdiri dari pinjaman dalam negeri dan pinjaman luar negeri; 3) Utang dalam negeri adalah hutang jangka panjang kepada pihak ketiga di dalam negeri; 4) Utang dalam negeri diakui pada akhir periode akuntansi berdasarkan jumlah pembiayaan yang berupa penerimaan hutang dalam negeri yang telah diakui dalam periode berjalan; 5) Utang luar negeri adalah hutang jangka panjang kepada pihak ketiga di luar negeri; 6) Utang luar negeri diakui pada akhir periode akuntansi berdasarkan jumlah pembiayaan yang berupa penerimaan hutang luar negeri yang telah diakui dalam periode berjalan; 7) Utang jangka panjang diukur dengan nilai nominal mata uang rupiah yang harus dibayar kembali. Utang jangka panjang yang diukur dalam mata uang asing dikonversikan ke mata uang rupiah berdasarkan nilai tukar ( kurs tengah BI ) pada tanggal transaksi.

4. Kebijakan Akuntansi Ekuitas Dana


a. Ekuitas Dana adalah jumlah kekayaan bersih pemerintah daerah yang merupakan selisih antara jumlah aktiva dengan jumlah hutang pemerintah; b. Ekuitas Dana terdiri dari ekuitas dana umum, ekuitas dana yang dicadangkan dan ekuitas dana donasi; c. Ekuitas Dana Umum adalah jumlah kekayaan bersih tidak termasuk aktiva yang berasal dari donasi dan dana cadangan; d. Ekuitas Dana Umum diakui pada akhir periode akuntansi berdasarkan jumlah pembiayaan yang berupa sisa lebih perhitungan anggaran, hasil penjualan aset daerah yang dipisahkan dan jumlah surplus atau defisit; e. Ekuitas Dana Dicadangkan adalah jumlah kekayaan bersih berupa aktiva yang dicadangkan;

25

f.

Ekuitas Dana diakui pada akhir periode akuntansi berdasarkan jumlah dana cadangan yang ditransfer dalam periode berjalan;

g. Ekuitas Dana Donasi adalah jumlah kekayaan bersih berupa aktiva yang berasal dari donasi; Ekuitas Dana Donasi diakui pada akhir periode akuntansi berdasarkan jumlah pembiayaan berupa penerimaan hibah, bantuan, atau sumbangan yang telah diakui dalam periode berjalan.

26

BAGIAN KEDUA

27

BAB I Gambaran Umum Pemeriksaan

A. Gambaran Umum
1. Dasar Hukum Pemeriksaan
a. Pasal 23 E Perubahan Ketiga Undang-Undang Dasar 1945; b. Pasal 2 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1973 tentang Badan Pemeriksa Keuangan; c. Pasal 31 Ayat (2) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2004 tentang Keuangan Negara; d. Pasal 56 Ayat (3) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara; e. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara.

2. Tujuan Pemeriksaan
Untuk memberikan keyakinan bahwa Laporan Keuangan Pemerintah Kota Mojokerto Tahun Anggaran 2004 sebagai laporan pertanggungjawaban atas realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2004 telah disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang ditetapkan dalam berbagai peraturan perundang-undangan mengenai Pengelolaan Keuangan Daerah.

3. Lingkup Pemeriksaan
Untuk mencapai tujuan pemeriksaan tersebut, kami telah melakukan pemeriksaan terhadap Laporan Keuangan Pemerintah Kota Mojokerto Tahun Anggaran 2004, meliputi: a. Neraca Pemerintah Kota Mojokerto per 31 Desember 2004

28

b. Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2004 c. Laporan Aliran Kas Tahun Anggaran 2004 d. Catatan atas Laporan Keuangan Pemerintah Kota Mojokerto Tahun Anggaran 2004

4. Standar Pemeriksaan
Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Kota Mojokerto Tahun Anggaran 2004 dilakukan dengan berpedoman pada Standar Audit Pemerintahan (SAP) dan Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP).

5. Batasan dan Kendala Pemeriksaan


Dalam pelaksanaan tugas pemeriksaan, Tim BPK RI tidak menemukan batasan dan kendala yang dapat menghambat pelaksanaan tugas tersebut.

29

B. Laporan Keuangan yang Diperiksa BPK (Praaudit)


1. Neraca per 31 Desember 2004
Uraian AKTIVA Aktiva Lancar Kas dan Bank Surat Berharga Deposito Berjangka Piutang Pajak Piutang Retribusi Piutang Bagian Laba Usaha Daerah Piutang Lain-lain Piutang Fasos dan Fasum Piutang Dana Perimbangan Persediaan Bahan Pakai Habis/Material Belanja Dibayar Dimuka Investasi Jangka Panjang Investasi dalam Saham Investasi dalam Obligasi Pinjaman kepada BUMN/D dan Pemerintah Pusat/Daerah Penyertaan Modal pada BUMD Aktiva Tetap Tanah Jalan dan Jembatan Bangunan Air Instalasi Jaringan Bangunan Gedung Monumen dan Tugu Alat Berat Alat Angkutan Alat Bengkel dan Alat Ukur (Peralatan dan Mesin) Alat Pertanian Alat Kantor dan Rumah Tangga (Mebelair dan Perlengkapan) Alat Studio dan Alat Komunikasi Alat Kedokteran dan Kesehatan Alat Laboratorium Buku Perpustakaan Barang Bercorak Seni dan Budaya Hewan Ternak dan Tanaman Peralatan Persenjataan/Keamanan Aktiva Tetap Lainnya Dana Cadangan Jumlah 20.003.620.170,58 20.003.620.170,58 -

1.100.635.174,00 1.100.635.174,00

526.049.658.109,00 121.723.491.154,00 271.348.785.480,00 -

51.472.642.203,00

3.213.242.000,00 945.520.000,00 2.243.234.857,00

75.102.742.415,00 -

30

Uraian Aktiva Lain- lain Piutang Jangka Panjang Aset Kemitraan dari Pihak Ketiga Bangunan dalam Pekerjaan Lain-lain JUMLAH AKTIVA KEWAJIBAN Kewajiban Jangka Pendek Utang Bank dan Utang Jangka Pendek Lainnya Bagian Lancar Hutang Jangka Panjang Utang Belanja Pendapatan Diterima Dimuka Utang Lain-lain Kewajiban Jangka Panjang Utang Jangka Panjang Dalam Negeri Utang Jangka Panjang Luar Negeri Utang Jangka Panjang Lainnya JUMLAH KEWAJIBAN EKUITAS Ekuitas Dana Umum Ekuitas Dana Yang Dicadangkan Ekuitas Dana Donasi JUMLAH EKUITAS JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS

Jumlah

547.153.913.453,58

546.053.278.279,58 1.100.635.174,00 547.153.913.453,58 547.153.913.453,58

31

2. Laporan Realisasi APBD Tahun 2004


Uraian PENDAPATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH Pajak Daerah Retribusi Daerah Hasil PMD dan Hasill Pengel Keky Drh yg Dipisahkan Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah DANA PERIMBANGAN Bagi Hasil Pajak / Bagi Hasil Bukan Pajak Dana Alokasi Umum Dana Alokasi Khusus Bagi Hasil Pajak Dan Bantuan Keuangan Dari Propinsi LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH Bantuan Dana Penyeimbang Dari Pemerintah BELANJA BELANJA APARATUR Belanja Administrasi Umum Belanja Pegawai / Personalia Belanja Barang Dan Jasa Belanja Perjalanan Dinas Belanja Pemeliharaan Belanja Operasi dan Pemeliharaan Belanja Pegawai / Personalia Belanja Barang Dan Jasa Belanja Perjalanan Dinas Belanja Pemeliharaan Belanja Modal Belanja Modal Tanah Belanja Modal Bangunan Air (Irigasi) Belanja Modal Jaringan Belanja Modal Bangunan Gedung Belanja Modal Alat-Alat Besar Belanja Modal Alat-Alat Angkutan Belanja Modal Alat-Alat Bengkel Belanja Modal Alat-Alat Pertanian Belanja Modal Alat-Alat Kantor Dan Rumah Tangga Belanja Modal Alat-Alat Studio Dan Komunikasi Belanja Modal Alat-Alat Laboratorium Belanja Modal Buku / Perpustakaan Belanja Modal Barang Bercorak Kesenian, Kebudayaan Belanja Modal Hewan, Ternak Dan Tanaman Belanja Modal Alat-Alat Persenjataan BELANJA PUBLIK Belanja Administrasi Umum Belanja Pegawai / Personalia Belanja Barang Dan Jasa Belanja Perjalanan Dinas Belanja Pemeliharaan Anggaran (Rp) 168.364.485.700,00 17.436.477.600,00 3.628.769.000,00 5.583.213.500,00 150.000.000,00 8.074.495.100,00 146.764.008.100,00 11.019.753.100,00 110.501.994.000,00 17.500.000.000,00 7.742.261.000,00 4.164.000.000,00 4.164.000.000,00 178.931.327.100,00 100.427.344.700,00 82.263.843.700,00 69.124.904.500,00 8.280.478.500,00 1.169.480.400,00 3.688.980.300,00 12.742.588.000,00 9.648.041.000,00 2.345.612.000,00 645.135.000,00 103.800.000,00 5.420.913.000,00 880.000.000,00 1.837.000.000,00 35.025.000,00 1.613.250.000,00 80.850.000,00 54.388.000,00 6.900.000,00 913.500.000,00 78.503.982.400,00 1.620.000.000,00 1.620.000.000,00 Realisasi (Rp) 166.463.659.321,68 12.194.329.940,68 3.506.528.656,00 4.995.451.517,00 170.635.174,17 3.521.714.593,51 150.105.329.381,00 12.799.588.381,00 110.591.994.000,00 17.500.000.000,00 9.213.747.000,00 4.164.000.000,00 4.164.000.000,00 157.556.242.655,00 97.592.785.332,00 80.862.303.328,00 68.311.042.907,00 7.932.806.085,00 1.133.831.700,00 3.484.622.636,00 11.852.406.729,00 8.927.931.399,00 2.301.232.575,00 519.463.100,00 103.779.655,00 4.878.075.275,00 860.959.500,00 1.516.870.250,00 34.625.000,00 1.493.600.045,00 80.350.000,00 52.770.480,00 6.900.000,00 832.000.000,00 59.963.457.323,00 1.768.280.210,00 1.768.280.210,00 -

32

Uraian Belanja Operasi dan Pemeliharaan Belanja Pegawai / Personalia Belanja Barang Dan Jasa Belanja Perjalanan Dinas Belanja Pemeliharaan Belanja Modal Belanja Modal Tanah Belanja Modal Jalan Dan Jembatan Belanja Modal Bangunan Air (Irigasi) Belanja Modal Instalasi Belanja Modal Jaringan Belanja Modal Bangunan Gedung Belanja Modal Monumen Belanja Modal Alat-Alat Besar Belanja Modal Alat-Alat Angkutan Belanja Modal Alat-Alat Bengkel Belanja Modal Alat-Alat Pertanian Belanja Modal Alat-Alat Kantor Dan Rumah Tangga Belanja Modal Alat-Alat Studio Dan Komunikasi Belanja Modal Alat-Alat Kedokteran Belanja Modal Alat-Alat Laboratorium Belanja Modal Buku / Perpustakaan Belanja Modal Barang Bercorak Kesenian, Kebudayaan Belanja Modal Hewan, Ternak Serta Tanaman Belanja Modal Alat-Alat Persenjataan Belanja Bagi Hasil dan Bantun Keuangan Belanja Bantuan Keuangan kepada Kelurahan Belanja Bantuan Keuangan kepada Org. Kemasyarakatan Belanja Bantuan Keuangan kepada Organisasi Profesi Belanja Bantuan Penunjang Peningkatan Daerah Belanja Tidak Tersangka Belanja Tidak Tersangka SURPLUS (DEFISIT) PEMBIAYAAN Penerimaan Pembiayaan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Lalu Transfer Dari Dana Cadangan Penerimaan Pinjaman Dan Obligasi Hasil Penjualan Aset Daerah Yang Dipisahkan Pengeluaran Pembiayaan Transfer Ke Dana Cadangan Penyertaan Modal Pembayaran Hutang Pokok Yang Jatuh Tempo Pembiayaan Neto Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Berjalan

Anggaran (Rp) 22.027.738.900,00 14.113.755.200,00 2.389.313.700,00 94.320.000,00 5.430.350.000,00 30.760.414.500,00 3.320.000.000,00 1.627.500.000,00 220.000.000,00 836.320.500,00 22.732.194.000,00 250.000.000,00 270.000.000,00

299.500.000,00 526.000.000,00 153.900.000,00 525.000.000,00 19.439.300.900,09 825.000.000,00 105.000.000,00 325.000.000,00 18.184.300.900,09 4.656.528.100,00 4.656.528.100,00 (10.566.841.400,00) 11.441.838.600,00 11.441.838.600,00 345.635.200,00 345.635.200,00 11.096.203.400,00 529.362.000,00

Realisasi (Rp) 21.192.497.732,00 13.769.177.723,00 2.090.295.504,00 94.260.000,00 5.238.764.505,00 20.213.988.584,00 1.407.000.000,00 1.530.998.200,00 69.232.200,00 149.000.000,00 822.265.100,00 14.290.058.901,00 248.905.000,00 269.671.250,00 225.413.300,00 522.899.483,00 153.887.150,00 524.658.000,00 14.281.774.497,00 510.000.000,00 105.000.000,00 303.926.299,00 13.362.848.198,00 2.506.916.300,00 2.506.916.300,00 8.907.416.666,68 11.441.838.678,07 11.441.838.678,07 345.635.174,17 345.635.174,17 11.096.203.503,90 20.003.620.170,58

33

3. Laporan Aliran Kas Tahun Anggaran 2004


Uraian AKTIVITAS OPERASI Aliran Kas Masuk Pendapatan Asli Daerah Pendapatan dari Dana Perimbangan Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah Aliran Kas Keluar Belanja Administrasi Umum Belanja Pegawai Belanja Barang dan Jasa Belanja Perjalanan Dinas Belanja Pemeliharaan Belanja Operasi dan Pemeliharaan Belanja Pegawai Belanja Barang dan Jasa Belanja Perjalanan Dinas Belanja Pemeliharaan Belanja Bagi Hasil dan Bantuan Keuangan Belanja Tidak Tersangka Aliran Kas Bersih dari Aktivitas Operasi AKTIVITAS INVESTASI Aliran Kas Masuk Penjualan Investasi Jangka Panjang Penjualan Aktiva Tetap Aliran Kas Keluar Belanja Modal Pembelian Investasi Jangka Panjang Aliran Kas Bersih dari Aktivitas Investasi AKTIVITAS PEMBIAYAAN Aliran Kas Masuk Transfer dari Dana Cadangan Penerimaan Pinjaman dan Obligasi Penjualan Aset Daerah yang Dipisahkan Aliran Kas Keluar Transfer ke Dana Cadangan Penyertaan Modal Pembayaran Pokok Pinjaman dan Obligasi Aliran Kas Bersih dari Aktivitas Pembiayaan KENAIKAN BERSIH KAS SELAMA PERIODE SALDO AWAL KAS SALDO AKHIR KAS Jumlah (Rp) 166.463.659.321,68 12.194.329.940,68 150.105.329.381,00 4.164.000.000,00 132.464.178.796,00 82.630.583.538,00 68.311.042.907,00 9.701.086.295,00 1.133.831.700,00 3.484.622.636,00 33.044.904.461,00 22.697.109.122,00 4.391.528.079,00 613.723.100,00 5.342.544.160,00 14.281.774.497,00L 2.506.916.300,00 33.999.480.525,68

25.092.063.859,00 25.092.063.859,00 (25.092.063.859,00)

345.635.174,17 345.635.174,17 (345.635.174,17) 8.561.781.492,51 11.441.838.678,07 20.003.620.170,58 34

BAB II Laporan Pemeriksaan


A. Penelaahan Sistem Pengendalian Intern Pengelolaan Keuangan Daerah Pemerintah Kota Mojokerto

Pembukuan dan penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Kota Mojokerto dilakukan oleh Bagian Keuangan. Pembukuan dan penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Kota Mojokerto Tahun Anggaran 2004 diselenggarakan dengan menggunakan sistem pembukuan ganda dengan dasar kas modifikasian sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah dan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 29 Tahun 2002 tentang Pedoman Pengelolaan, Pengurusan, dan Pertanggungjawaban Pengelolaan APBD. Atas dasar hal tersebut Pemerintah Kota Mojokerto menerbitkan Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 2003 Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah dan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 29 tentang Pedoman Pengurusan, Pertanggungjawaban dan Pengawasan Keuangan Daerah serta Tata Cara Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, Pelaksanaan Tata Usaha Keuangan Daerah dan Penyusunan Perhitungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Laporan keuangan yang disusun oleh Pemerintah Kota Mojokerto untuk Tahun Anggaran 2004 terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan. Kami menelaah dan menguji sistem pembukuan dan penyusunan Laporan Keuangan serta pelaksanaan APBD yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Mojokerto. Hasil penelaahan dan pengujian kami menunjukkan bahwa masih terdapat kelemahan-kelemahan sistem pengendalian intern sebagai berikut:

1. Proses Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kurang Memadai


Pemerintah Kota Mojokerto telah menyusun dan menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun Anggaran 2004 dengan Peraturan Daerah Kota Mojokerto Nomor 16 Tahun 2003 tanggal 30 Desember 2003. Dari segi waktu, Tim menilai bahwa penyusunan dan penetapan APBD tersebut sudah baik. Akan tetapi dari segi

35

proses, Tim menemukan beberapa hal yang perlu ditingkatkan. Dalam wawancara dengan beberapa Anggota Panitia Anggaran dan Tim Anggaran diketahui bahwa proses pembahasan dan evaluasi anggaran tidak dilakukan secara memadai. Salah satu indikasi akan hal itu yaitu penetapan Anggaran Pendapatan pada Pos Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah, khususnya pada rekening Penerimaan Lain-lain (1.01.03.1.4.08). Pada rekening tersebut, Pemerintah Kota Mojokerto telah menganggarkan penerimaan sebesar Rp5.211.629.000,00, akan tetapi sampai akhir Tahun Anggaran 2004 hanya tereralisasi sebesar Rp314.100.300,00 (6,03%) Tim memperoleh penjelasan bahwa pos tersebut diproyeksikan untuk menampung penerimaan-penerimaan yang biasanya dibukukan dalam pos Urusan Kas dan Perhitungan (UKP), yang ternyata tidak terealisasi. Tim menilai penerimaan-penerimaan semacam itu bukan merupakan pendapatan daerah, jadi tidak sepantasnya dianggarkan.

2. Fungsi Verifikasi Tidak Memadai


Kepala Sub Bagian Verifikasi telah melaksanakan tugas dengan rutin menguji setiap SPJ yang masuk ke Bagian Keuangan, namun masih terdapat SPJ yang belum cukup bukti pendukungnya, lolos dari proses verifikasi. Kami menemukan masih banyak buktibukti pengeluaran hanya berupa kwitansi, tanpa bukti pendukung lainnya. Melalui observasi atas pelaksanaan pekerjaan staf Bagian Keuangan kami menemukan bahwa dokumen pertanggungjawaban keuangan tidak disimpan secara memadai, tetapi hanya ditumpuk-tumpuk dan dibendel setiap bulan serta diletakkan di lantai, bukan di lemari penyimpanan. Petugas Verifikasi harus membuka setiap bendel untuk mencari akun yang dibutuhkan sesuai dengan kode rekeningnya. Kepala Bagian Verifikasi hanya dibantu oleh seorang staf untuk menangani 29 Dinas di Pemerintah Kota Mojokerto. Sedangkan verifikasi untuk Bagian Sekretariat Daerah ditangani oleh dua orang staf yang membantu memverifikasi SPJ seluruh unit kerja di lingkungan Pemerintah Kota Mojokerto. Kami juga menemukan bagian verifikasi tidak memeriksa kembali kelengkapan Surat Permintaan Pembayaran (SPP) sebagai dasar untuk menerbitkan Surat Perintah Membayar (SPM) Beban Tetap/Pengisian Kas, terbukti dari tidak adanya tanda tick mark ( ) pada setiap lampiran kelengkapan yang dirinci dalam Daftar Pengantar Surat Permintaan Pembayaran.

3. Penggunaan Kode Rekening Tidak Sesuai


Untuk memudahkan identifikasi unit kerja, kelompok dan jenis belanja dalam Perhitungan APBD dibuat kode rekening yang telah ditentukan. Berdasarkan pemeriksaan yang telah dilakukan, ditemukan bahwa dalam penggunaan kode rekening Perhitungan
36

APBD Pemerintah Kota Mojokerto Tahun Anggaran 2004, diantaranya masih belum sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Berdasarkan hasil pemeriksaan secara uji petik terhadap APBD Tahun Anggaran 2004, kami menemukan beberapa pengeluaran dianggarkan dengan menggunakan satu kode rekening. Misalnya, pada unit kerja Sekretariat Daerah, pengeluaran untuk kegiatan Peningkatan dan Pelaksanaan Pengelolaan Keuangan Daerah Tahun Anggaran 2004 Sesuai Kepmendagri Nomor 29 Tahun 2002, dianggarkan dengan menggunakan kode rekening Belanja Pegawai-BOP. Dalam realisasi anggaran ditemukan alokasi pengeluaran tidak hanya pada belanja pegawai, tetapi juga terdapat belanja barang dan jasa, belanja pemeliharaan dan belanja perjalanan dinas yang memiliki kode rekening tersendiri. Penggunaan kode rekening yang tidak tepat tersebut akan menyulitkan identifikasi alokasi biaya yang dikeluarkan.

4. Pendataan dan Pelaporan Aset Tidak Memadai


Untuk mengetahui kekayaan yang dimiliki suatu daerah, perlu dilakukan pendataan dan pelaporan jumlah asset yang pengadaannya atas beban APBD. Pemerintah Kota Mojokerto telah melaporkan jumlah asset yang dimiliki dalam Laporan Neraca Tahun Anggaran 2004. Namun dalam pemeriksaan yang telah dilakukan, ditemukan sistem pendataan dan pelaporan asset yang kurang memadai. Dalam Laporan Neraca Pemerintah Kota Mojokerto Tahun Anggaran 2004, diantaranya belum dilaporkan jumlah persediaan, piutang pajak dan retribusi selama tahun 2004.Selain itu jumlah aktiva tetap tidak mencerminkan jumlah yang sesungguhnya. Untuk pendataan/ inventarisasi aktiva tetap, Pemerintah Kota Mojokerto bekerjasama dengan pihak ketiga yaitu Kantor Akuntan Publik untuk menilai keseluruhan jumlah aktiva tetap yang dimiliki Pemerintah Kota Mojokerto sampai akhir Tahun Anggaran 2004. Dari hasil pemeriksaan, diketahui bahwa jumlah aktiva tetap yang disajikan dalam laporan neraca tidak mencerminkan jumlah yang sesungguhnya. Kami tidak dapat meyakini jumlah aktiva tetap per 31 Desember 2004 karena selama pemeriksaan belum memperoleh data yang akurat tentang aktiva tetap dari unit-unit kerja di Pemerintahan Kota Mojokerto. Hal ini disebabkan, masing-masing unit kerja tidak memiliki sistem yang memadai untuk membukukan dan melaporkan jumlah aktiva tetap yang dimiliki sehingga nilai aktiva tetap yang disajikan tidak informatif. Atas kelemahan pengendalian intern tersebut, BPK-RI menyarankan agar Pemerintah Kota Mojokerto melakukan review dan perbaikan atas sistem pembukuan dan Laporan Keuangannya.

37

B. Koreksi Pembukuan atas Laporan Keuangan Kota Mojokerto Tahun Anggaran 2004

Dari hasil pemeriksaan atas Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2004 yang telah disajikan oleh Pemerintah Kota Mojokerto, BPK RI telah mengajukan 23 koreksi atas Perhitungan APBD dengan nilai koreksi saldo akun menurut objek sebesar Rp2.655.924.679,00 dan 11 koreksi atas akun-akun Neraca dengan nilai koreksi sebesar Rp29.530.450.978,92 kepada Pemerintah Kota Mojokerto dhi. Bagian Keuangan Sekretariat Daerah Kota Mojokerto. Koreksi yang dilakukan oleh BPK RI didasarkan atas kebenaran formal dari bukti akuntansi. Koreksi-koreksi tersebut adalah sebagai berikut:

1. Kesalahan karena Belum Dicatat


a. Saldo Kas dan Bank Tidak Mencerminkan Keadaan Sebenarnya Dalam Neraca per 31 Desember saldo Kas dan Bank yang dilaporkan adalah sebesar Rp20.003.620.170,58. Saldo ini tidak mencerminkan keadaan sebenarnya karena termasuk pengeluaran-pengeluaran yang belum dipertanggungjawabkan dengan jumlah keseluruhan Rp2.057.924.346,00 yang meliputi:
Uraian DPA RSUD Tahun 2003 Panjar biaya administrasi penyelesaian proyek Tahun 2003 Sumbangan untuk pihak ketiga Tahun 2003 Panjar pembelian tanah di Pacet Tahun 2003 yang belum di-SPJ-kan Pengeluaran RSUD Tahun 2004 yang belum di-SPJ-kan Jumlah Jumlah (Rp) 63.080.775,00 65.363.571,00 3.985.000,00 1.388.000.000,00 537.495.000,00 2.057.924.346,00

Kepala Sub Bagian Pembukuan menjelaskan dari pengeluaran-pengeluaran yang belum dipertanggungjawabkan sampai dengan akhir Tahun 2004 tersebut terdapat panjar pembelian tanah di Pacet Tahun 2003 sebesar Rp1.388.000.000,00 yang dibelanjakan Tahun 2004 dan pengeluaran RSUD Tahun 2004 sebesar Rp537.495.000,00. Atas hal ini, Tim mengusulkan koreksi pada rekening Kas dan Bank dan rekening-rekening terkait. Sementara itu untuk pengeluaran Tahun 2003 yang dipertanggungjawabkan sejumlah Rp132.429.346,00 (Rp63.080.775,00 + Rp65.363.571,00 + Rp3.985.000,00) Tim mengusulkan koreksi pada saldo Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Akhir Tahun

38

2003 (atau Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Lalu untuk Tahun Anggaran 2004) dan saldo rekening Kas dan Bank. Selain itu, Tim ternyata juga menemukan saldo rekening-rekening bank yang dikuasai oleh unit kerja (selain RSUD) yang tidak dilaporkan kepada Bagian Keuangan dengan jumlah keseluruhan Rp49.043.295,00 (Lihat Catatan Pemeriksaan 1 huruf a). Atas dasar kondisi tersebut, kami mengajukan koreksi sebagai berikut:
Uraian Ekuitas Dana Umum Kas dan Bank Ekuitas Dana Umum Kas dan Bank Ekuitas Dana Umum Kas dan Bank Kas dan Bank Ekuitas Dana Umum Debit (Rp) 1.388.000.000,00 Kredit (Rp) 1.388.000.000,00 537.495.000,00 537.495.000,00 132.429.346,00 132.429.346,00 49.043.295,00 49.043.295,00

Atas usulan tersebut, Pemerintah Kota Mojokerto bersedia melakukan koreksi pada Laporan Keuangan Tahun 2004.

b. Piutang Pajak dan Retibusi Belum Dicatat Dalam Neraca per 31 Desember 2004 Pemerintah Kota Mojokerto tidak melaporkan Piutang Pajak dan Piutang Retribusi. Namun dalam pemeriksaan, kami menemukan bahwa Pemerintah Kota Mojokerto mempunyai pajak-pajak dan retribusi yang belum tertagih sampai akhir Tahun Anggaran 2004 (Lihat Catatan Pemeriksaan 1 huruf b):
Pajak Parkir Retribusi Tempat Parkir & Olahraga Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor Jumlah Rp Rp Rp Rp 480.000,00 33.335.000,00 9.540.000,00 43.355.000,00

Berdasarkan kondisi tersebut, maka kami mengajukan koreksi sebagai berikut:


Uraian Piutang Pajak Daerah Piutang Retribusi Daerah Ekuitas Dana Umum Debit (Rp) 480.000,00 42.875.000,00 Kredit (Rp)

43.355.000,00

Atas usulan tersebut, Pemerintah Kota Mojokerto bersedia melakukan koreksi pada Laporan Keuangan Tahun 2004.

39

c. Persediaan Barang Pakai Habis/Material Belum Dicatat Dalam Neraca per 31 Desember 2004 Pemerintah Kota Mojokerto tidak melaporkan Persediaan Barang Habis Pakai/Material. Namun dalam pemeriksaan, kami menemukan bahwa pada akhir tahun Pemerintah Kota Mojokerto masih memiliki barang-barang yang dapat diklasifikasikan sebagai persediaan barang pakai habis/material, antara lain (Lihat Catatan Pemeriksaan 1 huruf b):
Persediaan Obat di Gudang Farmasi Persediaan Obat di Puskesmas Jumlah Rp Rp Rp 252.980.303,00 161.767.096,00 414.747.399,00

Berdasarkan fakta tersebut, maka kami mengajukan koreksi sebagai berikut:


Uraian Persediaan Barang Pakai Habis/Material Ekuitas Dana Umum Debit (Rp) 414.747.399,00 Kredit (Rp) 414.747.399,00

Atas usulan tersebut, Pemerintah Kota Mojokerto bersedia melakukan koreksi pada Laporan Keuangan Tahun 2004.

d. Investasi Saham pada Bank Jatim Tidak Dilaporkan Secara Tepat Dalam Neraca per 31 Desember 2004 Pemerintah Kota Mojokerto melaporkan Investasi Dalam Saham senilai Rp1.100.635.174,00, yang terdiri dari: Penyertaan Modal kepada PD BPR Bank Pasar Investasi Dalam Saham Bank Jatim Rp150.000.000,00 Rp950.635.174,00

Kami menilai bahwa pelaporan investasi dalam saham pada Bank Jatim tersebut tidak tepat karena tidak mencerminkan jumlah penyertaan modal secara keseluruhan. Dari bukti-bukti penyertaan modal (saham) dan laporan terakhir dari Bank Jatim, kami menemukan bahwa nilai investasi saham sesungguhnya sebesar Rp1.295.000.000,00, sehingga masih kurang dilaporkan (understated) sebesar Rp344.364.826,00 (Lihat Catatan Pemeriksaan 1 huruf c): Berdasarkan fakta tersebut, maka kami mengajukan koreksi sebagai berikut:
Uraian Investasi Dalam Saham Ekuitas Dana Umum Debit (Rp) 344.364.826,00 Kredit (Rp) 344.364.826,00

Atas usulan tersebut, Pemerintah Kota Mojokerto bersedia melakukan koreksi pada Laporan Keuangan Tahun 2004.

40

e. Pinjaman PDAM kepada Pemerintah Kota Mojokerto Belum Dilaporkan Dalam Neraca per 31 Desember 2004 Pemerintah Kota Mojokerto tidak melaporkan adanya pinjaman yang diberikan kepada PDAM. Tim menemukan bahwa Pemerintah Kota Mojokerto telah mengambil alih atau membayar pinjaman-pinjaman PDAM kepada Pemerintah Pusat senilai Rp2.307.348.375,38. Dengan pembayaran tersebut berarti PDAM mempunyai pinjaman kepada Pemerintah Daerah. Berdasarkan fakta tersebut, maka kami mengajukan koreksi sebagai berikut:
Uraian Pinjaman kepada BUMD Ekuitas Dana Umum Debit (Rp) 2.307.348.375,38 Kredit (Rp) 2.307.348.375,38

Atas usulan tersebut, Pemerintah Kota Mojokerto bersedia melakukan koreksi pada Laporan Keuangan Tahun 2004.

f.

Penyertaan Modal dalam BUMD (PDAM) Belum Dilaporkan Dalam Neraca per 31 Desember 2004 Pemerintah Kota Mojokerto tidak melaporkan Penyertaan Modal pada Perusahaan Daerah. Dari laporan keuangan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tahun 2004 kami mengetahui bahwa sampai dengan 31 Desember 2004 Pemerintah Kota telah menyertakan modalnya senilai Rp11.412.429.935,22 dan belum dilaporkan. Berdasarkan fakta tersebut, maka kami mengajukan koreksi sebagai berikut:
Uraian Penyertaan Modal pada BUMD Ekuitas Dana Umum Debit (Rp) 11.412.429.935,22 Kredit (Rp) 11.412.429.935,22

Atas usulan tersebut, Pemerintah Kota Mojokerto bersedia melakukan koreksi pada Laporan Keuangan Tahun 2004.

g. Aktiva Tetap Tidak Dilaporkan Secara Tepat Pemerintah Kota Mojokerto telah mengadakan kegiatan pendataan aktiva tetap dengan Konsultan untuk penyusunan Neraca Awal Tahun 2003. Kami telah memperoleh draft Neraca tersebut dari Konsultan, akan tetapi kami menilai bahwa draft dimaksud tidak memadai dari sisi kelengkapan (completeness), penilaian (valuation) dan alokasi (allocation). Kami mengusulkan perbaikan Neraca tersebut

41

kepada Konsultan, tetapi sampai dengan disusunnya laporan ini kami belum menerima Neraca yang telah diperbaiki. Disamping itu, Konsultan juga terlibat dalam penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Kota Mojokerto Tahun 2004, sebagai kelanjutan dari Proyek Implementasi Program Aplikasi Sistem Akuntansi Keuangan Daerah. Dalam kaitan ini, Konsultan juga belum mampu menyajikan Neraca seperti dipersyaratkan Kepmendagri Nomor 29 Tahun 2002, terutama yang terkait dengan pelaporan Aktiva Tetap. Konsultan juga menjelaskan bahwa pengadaan aktiva tetap (dari Belanja Pembangunan) Tahun 2003 belum dilaporkan sebagai bagian dari saldo akhir Aktiva Tetap Tahun 2004. Berdasarkan fakta tersebut, maka kami tidak bisa mengajukan koreksi terhadap akun Aktiva Tetap. Koreksi baru bisa kami berikan setelah data pengadaan tahun 2003 beserta reklasifikasi Aktiva Tetap kami terima.

h. Kemitraan dengan Pihak Ketiga Belum Dilaporkan Sampai dengan 31 Desember 2004 Pemerintah Kota Mojokerto telah mengadakan setidaknya dua perjanjian kerjasama dengan pihak ketiga untuk pengelolaan asset dengan pola bagi hasil, yaitu Taman Wisata Tirta Suam Sekar Sari dan Gedung Pertemuan S. Ramelan. Kami menemukan bahwa nilai penyertaan pada kedua objek tersebut belum dilaporkan oleh Pemerintah Kota Mojokerta dalam Neraca. Dana Pemerintah yang disertakan dalam Taman Wisata Tirta Suam Sekar Sari yang dikelola oleh CV. Sari Alam adalah Rp750.000.000,00. Nilai penyertaan ini belum termasuk nilai tanah lokasi taman wisata (Lihat Catatan Pemeriksaan 1 huruf d). Sedangkan penyertaan Pemerintah dalam gedung pertemuan yang dikelola oleh Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan Balongsari adalah senilai Rp715.000.000,00. Berdasarkan fakta tersebut, maka kami mengajukan koreksi sebagai berikut:
Uraian Aset Kemitraan dengan Pihak Ketiga Ekuitas Dana Umum Debit (Rp) 1.465.000.000,00 Kredit (Rp) 1.465.000.000,00

Atas usulan tersebut, Pemerintah Kota Mojokerto bersedia melakukan koreksi pada Laporan Keuangan Tahun 2004.

i.

Tiga Proyek Pembangunan yang Belum Selesai Tidak Dilaporkan dalam Neraca Pemerintah Kota Mojokerto telah merencanakan dan mulai membangun tiga fasilitas publik yang penyelesaiannya memerlukan lebih dari satu tahun anggaran, yaitu Rumah Sakit Umum Daerah, Bangunan dan Alat Uji Kendaraan Bermotor, dan
42

Gedung Olah Raga tertutup dan Gedung Kesenian. Sampai dengan 31 Desember 2004 belum ada satupun fasilitas yang selesai, akan tetapi oleh Pemerintah Kota hal tersebut belum dilaporkan dalam Neraca. Nilai ketiga proyek dalam pengerjaan tersebut sebesar Rp10.390.038.000,00, dengan rincian sebagai berikut (lihat Catatan Pemeriksaan 1 huruf f):
No. 1. Nama Proyek / Kontraktor Gedung RSUD Tahap I: Pengurugan Tanah / CV Galih Perkasa, Jombang Pembuatan Pagar / CV Dua Jaya, Mojokerto Tahap II: Pembangunan Gedung Poliklinik/CV Bumi Karya Muda, Jombang Tahap III: Pembangunan Gedung IRD dan Entrance Hall/CV Ekadhana, Mojokerto Tahap IV: Finishing Gedung Poliklinik, Dapur, Power House & Laundry / PT Anugerah Citra Abadi Gedung Uji Kendaraan Bermotor Tahap I: CV Lacar Jaya, Mojokerto Gedung Olah Raga Tertutup dan Gedung Kesenian Tahap I: PT Rahinda Rahma Jaya, Surabaya Total Nilai Proyek Tahun Anggaran 2001 2001 2002 2003 Biaya (Rp) 988.700.000,00 676.011.000,00 1.904.000.000,00 1.887.396.000,00

2004 2004 2004

2.120.738.000,00 937.348.000,00 1.875.845.000,00 10.390.038.000,00

2. 3.

Berdasarkan fakta tersebut, maka kami mengajukan koreksi sebagai berikut:


Uraian Bangunan Dalam Pengerjaan Ekuitas Dana Umum Debit (Rp) 10.390.038.000,00 Kredit (Rp) 10.390.038.000,00

Atas usulan tersebut, Pemerintah Kota Mojokerto bersedia melakukan koreksi pada Laporan Keuangan Tahun 2004.

j.

Pinjaman kepada Pemerintah Pusat yang Telah Jatuh Tempo Tidak Dilaporkan Dalam Neraca Pemerintah Kota Mojokerto telah melakukan perjanjian pinjaman dengan Pemerintah Pusat sejak Tahun 1993. Namun, sampai dengan 31 Desember 2004 jumlah pinjaman tersebut belum dilaporkan dalam Neraca. Jumlah keseluruhan pinjaman tersebut yaitu Rp3.319.164.319,70, yang semuanya sudah harus lunas pada Tahun 2004. Rincian pinjaman tersebut adalah (lihat Catatan Pemeriksaan 1 huruf g):
No. & Tanggal Pinjaman / Plafond Pinjaman / (Jangka Waktu Pinjaman/Masa Tenggang) Pinjaman PDAM (P3KT EJBUDP) No.RDA.PS-129A/DP3/1993 3-8-1993 Jatuh Tempo Juml. Kumulatif (Rp) Per 3-8-2004 1.639.496.364,68 Kewajiban Yang Masih Harus Dibayar (Rp) 212.679.796,27

No. 1.

Telah Dibayar (Rp) 1.426.816.568,41

43

Plafond Pinjaman: Rp1.300.670.000,00 (20 / 5 tahun) Pinjaman PDAM (P3KT EJBUDP) No.RDA-230/DP3/1996 12-2-1996 Plafond Pinjaman: Rp8.900.000.000,00 (18 /5 tahun) Pembangunan Terminal Kertojoyo No.RDA-231/DP3/1996 12-2-1996 Plafond Pinjaman: Rp3.300.000.000,00 (13 /3 tahun) Proyek Persampahan (P3KT-EJBUDP) No.RDA-230/DP3/1996 12-2-1996 Plafond Pinjaman: Rp250.000.000,00 (20 /5 tahun) Jumlah Per 12-8-2004 10.893.503.177,22 Per 12-2-2003 5.738.884.827,01 Per 15-10-2004 490.604.044,27 18.762.488.413,18 8.798.834.598,11 2.094.668.579,11

2.

5.216.428.886,00

522.455.941,01

3.

1.244.040,96 15.443.324.093,48

489.360.003,31 3.319.164.319,70

Berdasarkan fakta tersebut, maka kami mengajukan koreksi sebagai berikut:


Uraian Ekuitas Dana Umum Utang kepada Pemerintah Pusat Debit (Rp) 3.319.164.319,70 Kredit (Rp) 3.319.164.319,70

Atas usulan tersebut, Pemerintah Kota Mojokerto bersedia melakukan koreksi pada Laporan Keuangan Tahun 2004.

2. Kesalahan Pembebanan
a. Saldo Ekuitas Dana Dicadangkan Tidak Berasal dari Akun Dana Cadangan Dalam Neraca per 31 Desember 2004 Pemerintah Kota Mojokerto melaporkan saldo Ekuitas Dana Dicadangkan sebesar Rp1.100.635.174,00. Angka ini berasal dari saldo Investasi Dalam Saham pada Bank Jatim. Pelaporan ini tidak tepat karena akun Ekuitas Dana Dicadangkan hanya digunakan untuk melaporkan dana-dana yang disisihkan untuk investasi pada masa yang akan datang melalui akun Dana Cadangan. Berdasarkan fakta tersebut, maka kami mengajukan koreksi sebagai berikut:
Uraian Ekuitas Dana Dicadangkan Ekuitas Dana Umum Debit (Rp) 1.100.635.174,00 Kredit (Rp) 1.100.635.174,00

Atas usulan tersebut, Pemerintah Kota Mojokerto bersedia melakukan koreksi pada Laporan Keuangan Tahun 2004.

b. Pengembalian Sisa Biaya Langganan Listrik Dicatat Sebagai Pendapatan Pajak Penerangan Jalan

44

Dalam Neraca per 31 Desember 2004 Pemerintah Kota Mojokerto melaporkan pendapatan dari Pajak Penerangan Jalan (PPJ) sebesar Rp2.977.285.950,00. Melalui konfirmasi kepada Dinas Pendapatan Daerah dan PT. PLN Area Pelayanan dan Jaringan Mojokerto diketahui bahwa total penerimaan PPJ selama Tahun 2004 adalah Rp2.690.001.080,00. Dari pemeriksaan lebih lanjut diketahui bahwa perbedaan tersebut disebabkan oleh kesalahan dalam membukukan penyetoran kembali biaya langganan listrik PJU dari Dinas Kebersihan Kota senilai Rp287.284.870,00 yang dilakukan pada tanggal 29 April 2004. Seharusnya pengembalian tersebut dicatat sebagai pengurang belanja yang bersangkutan. Berdasarkan fakta tersebut, maka kami mengajukan koreksi sebagai berikut:
Rekening 1.01.05.1.1.05 2.17.01.2.2.02.01.2 Uraian Pajak Penerangan Jalan Biaya Langganan Listrik PJU Debit (Rp) 287.284.870,00 Kredit (Rp) 287.284.870,00

Atas usulan tersebut, Pemerintah Kota Mojokerto bersedia melakukan koreksi pada Laporan Keuangan Tahun 2004.

c. Pergeseran Laporan Realisasi Belanja pada pos Kepala Daerah dan Sekretariat Daerah Pemerintah Kota Mojokerto telah menyiapkan draft Perhitungan APBD Tahun Anggaran 2004 pada saat Tim BPK memulai pemeriksaan. Melalui pemeriksaan terhadap bukti-bukti pembukuan berupa SPM dan SPJ, Tim menemukan adanya penggeseran laporan realisasi belanja pada pos Kepala Daerah dan Sekretariat Daerah. Menurut Kepala Sub Bagian Pembukuan dan mantan Kepala Bagian Keuangan hal itu dilakukan dengan tujuan untuk mengatur agar tidak tampak adanya pelampauan anggaran pada pos-pos belanja tertentu (Lihat Catatan Pemeriksaan 1 huruf h). Atas dasar kondisi tersebut, kami mengajukan koreksi berikut:
Pergeseran pada Pos Kepala Daerah Rekening 2.01.02.1.1.04.00.1 2.01.02.1.3.01.02.1a 2.01.02.1.1.06.01.1a 2.01.02.1.1.06.02.1a 2.01.02.1.1.06.02.1b 2.01.02.1.4.08.01.1a 2.01.02.1.1.06.03.1b Uraian Biaya Perawatan dan Pengobatan Biaya Perjalanan Dinas Luar Daerah Biaya Listrik KDh Biaya Listrik Wakil KDh Biaya Telepon Wakil KDh Biaya Pemeliharaan Alat Angkutan Biaya Belanja Rumah Tangga Wakil KDh Debit (Rp) 6.463.000,00 Kredit (Rp) 6.463.000,00 14.962.070,00 12.524.800,00 2.437.270,00 1.972.000,00 1.972.000,00

45

Rekening 2.01.02.1.4.08.01.1b 2.01.02.1.1.04.00.1 2.01.02.1.4.08.01.1c 2.01.02.1.4.08.01.1d 2.01.02.1.1.07.01.1 2.01.02.1.1.07.02.1 2.01.03.1.2.05.02.1

Uraian Biaya Pemeliharaan Alat Angkutan Biaya Perawatan dan Pengobatan Bahan Bakar dan Pelumas Accu dan Ban Mobil Biaya Penunjang Operasional KDh Biaya Penunjang Operasional Wakil KDh Biaya Makanan dan Minuman Rapat

Debit (Rp) 1.768.500,00

Kredit (Rp) 1.768.500,00

2.500.000,00 2.500.000,00 61.350.000,00 7.041.240,00 68.391.240,00

Pergeseran pada Pos Sekretariat Daerah Rekening 2.01.03.4.7.01.01.2 2.01.03.5.1.01.01.2 2.01.03.4.7.01.03.2 2.01.03.1.1.10.01.1 2.01.03.1.1.04.05.1 2.01.03.1.1.10.02.1 2.01.03.1.2.05.03.1 2.01.03.4.7.01.02.2 2.01.03.4.7.03.03.2 2.01.03.2.2.03.05.1 2.01.03.4.6.02.00.2 2.01.03.1.2.05.02.1 2.01.03.1.4.03.01.1 2.01.03.1.4.02.01.1d 2.01.03.1.2.06.07.1 2.01.03.1.2.03.01.1 2.01.03.1.2.06.06.1 2.01.03.1.2.06.02.1a 2.01.03.1.2.06.01.1 2.01.03.1.2.06.01.1 2.01.03.1.2.06.07.1 2.01.03.1.2.06.07.1e 2.01.03.4.7.01.04.2 2.01.03.1.3.01.02.1 2.01.03.4.7.01.04.2 2.01.03.3.12.04.01.1 2.01.03.3.12.04.03.1 2.01.03.4.7.01.06.2 2.01.03.4.6.09.00.2 Uraian Debit (Rp) Biaya Bantuan Pembangunan, Kegiatan 1.419.185.200,00 Pemerintahan serta Pembinaan Kemasy. Belanja Tidak Tersangka Biaya Bantuan Pengamanan PILKADA Bantuan Transport Biaya bantuan perawatan dan kesehatan Bantuan Kesejahteraan Biaya Makanan dan Minuman Tamu Biaya bantuan penunjang kegiatan ops Sekretariat Daerah Biaya bantuan Peningkatan Sarana dan Prasarana Peribadatan Biaya penyusunan dokumen kegiatan Bantuan Operasional GOPTKI Biaya Makanan dan Minuman Rapat Biaya pemeliharaan alat-alat kantor (mesin tik, stensil) Biaya Pemeliharaan Alat-alat Angkutan ( BBM dan Pelumas ) Biaya bantuan seragam ( bantuan Seragam GTT ) Biaya Cetak dipakai Habis Biaya kelengkapan pakaian dinas 46.200.000,00 Biaya Pakaian Sipil Lengkap Muspida Biaya Pakaian Sipil Harian Eselon II dan 2 Ajudan Biaya Pak. Sipil Harian Eselon II dan 2 Ajudan Biaya bantuan seragam Biaya Bantuan Pakaian PAM Pemilu Biaya Bantuan Pengamanan Pemilu Biaya Perjalanan Dinas Luar Daerah Biaya Bantuan Pengamanan Pemilu Belanja Meja Kursi Kerja Kepala Daerah Belanja 750 Kursi Kelas SD-SMU Biaya Penunjang Promosi Daerah Bantuan Operasional APEKSI 20.000.000,00 20.000.000,00 59.755.000,00 59.755.000,00 47.690.000,00 47.690.000,00 3.901.500,00 3.901.500,00 25.000.000,00 25.000.000,00 Kredit (Rp)

480.000.000,00 57.035.200,00 150.000.000,00 170.000.000,00 175.500.000,00 175.000.000,00 1.500.000,00 20.000.000,00 25.000.000,00 5.000.000,00 76.000.000,00 15.000.000,00 17.000.000,00 21.900.000,00 17.250.000,00 13.000.000,00

46.200.000,00

46

Rekening 2.01.03.4.7.07.00.2 2.01.03.4.6.01.00.2 2.01.03.4.7.01.02.2 2.01.03.4.7.01.03.2 2.01.03.4.7.01.01.2 2.01.03.4.7.01.02.2 2.01.03.4.7.01.04.2 2.01.03.4.7.02.01.2

Uraian Bantuan Penunjang Operasional Panwaslu Bantuan Operasional Wartawan Biaya Bantuan Penunjang Kegiatan Operasional Sekretariat Daerah Biaya bantuan pengamanan PILKADA

Debit (Rp) 25.000.000,00

Kredit (Rp) 25.000.000,00

106.575.000,00 106.575.000,00

Biaya bantuan pembangunan, kegiatan 170.000.000,00 pemerintahan serta pembinaan kemasy. Biaya bantuan penunjang kegiatan ops Sekretariat Daerah 75.000.000,00 Biaya Bantuan Pengamanan Pemilu Biaya Bant. kpd BPN, Kejaksaan Negeri, Depag, Pengadilan, Kodim, Korem, Kepolisian,Kant. Pelay.PBB dll Biaya Bant. kpd BPN, Kejaksaan Negeri, Depag, Pengadilan, Kodim, Korem, Kepolisian,Kant. Pelay.PBB dll Bantuan Kepada BAPENKAR

170.000.000,00

75.000.000,00

2.01.03.4.7.02.01.2 2.01.03.4.6.10.00.2 2.01.03.4.7.03.01.2 2.01.03.4.7.03.03.2 2.01.03.4.7.03.02.2 2.01.03.4.7.03.03.2 2.01.03.4.7.06.00.2 2.01.03.5.1.01.01.2 2.01.03.4.7.01.02.2 2.01.03.5.1.01.01.2

14.676.299,00 14.676.299,00

6.000.000,00 Biaya Bantuan Keg. Hari Besar Keagamaan Biaya Bantuan Peningkatan Sarana dan Prasarana Peribadatan 3.600.000,00 Biaya Bantuan Kehidupan Beragama Biaya Bantuan Peningkatan Sarana dan Prasarana Peribadatan Bantuan Penunjang Operasional KPU Belanja Tak Tersangka Biaya Penyelenggaraan Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Belanja Tidak Tersangka 150.000.000,00

6.000.000,00

3.600.000,00

150.000.000,00 100.000.000,00 100.000.000,00

Atas usulan tersebut, Pemerintah Kota Mojokerto bersedia melakukan koreksi pada Laporan Keuangan Tahun 2004.

47

C. Catatan Pemeriksaan
1. Catatan Pemeriksaan yang Mempengaruhi Kewajaran Laporan Keuangan
a. Saldo Kas dan Bank yang disajikan dalam Neraca disajikan tidak tepat Dalam Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2004 Pemerintah Kota Mojokerto melaporkan saldo akun Kas dan Bank dalam Neraca per 31 Desember 2004 sebesar Rp20.003.620.170,58. Angka ini sama dengan saldo Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Berjalan yang dilaporkan dalam Perhitungan APBD (Laporan Realisasi Anggaran). Dalam pemeriksaan Tim berupaya untuk memperoleh bukti yang mendukung kebenaran pelaporan saldo kas di bank tersebut. Berdasarkan saldo rekening-rekening Pemerintah Kota yang dikelola oleh Bagian Keuangan, Tim mengetahui bahwa saldo kas yang disimpan di Bank Jatim ternyata hanya sebesar Rp17.917.288.298,58, sehingga terdapat selisih sebesar Rp2.086.331.872,00. Dari Kepala Sub Bagian Keuangan beserta stafnya diperoleh informasi bahwa selisih tersebut berasal dari uang-uang panjar dan pengeluaran Tahun Anggaran 2003 yang belum dipertanggungjawabkan sampai akhir Tahun 2003, dan pengeluaran Tahun Anggaran 2004 yang juga belum dipertanggungjawabkan sampai akhir Tahun 2004. Rekonsiliasi perbedaan saldo tersebut dapat disajikan sebagai berikut:
Uraian Saldo Kas menurut Neraca Panjar pembelian tanah di Pacet Tahun 2003 DPA RSUD yang belum di-SPJ-kan Panjar biaya administrasi penyelesaian proyek Tahun 2003 Sumbangan untuk pihak ketiga yang belum di-SPJ-kan Pengeluaran RSUD Tahun 2004 yang belum di-SPJ-kan Saldo Kas sesungguhnya Jumlah (Rp) 20.003.620.170,58 (1.388.000.000,00) (63.080.775,00) (65.363.571,00) (3.985.000,00) (537.495.000,00) 17.945.695.824,58

Selanjutnya, untuk meyakini asersi kelengkapan (completeness) Tim meminta konfirmasi sisa kas sampai akhir Tahun 2004 yang masih dikelola oleh semua unit kerja di lingkungan Pemerintah Kota Mojokerto. Dari konfirmasi tersebut, diperoleh bukti bahwa semua unit kerja memiliki rekening di Bank Jatim yang masing-masing masing terdapat saldo berkisar antara Rp1.000.000,00 - Rp7.000.000,00. Saldo-saldo rekening ini belum dilaporkan sebagai sisa kas dalam Neraca per 31 Desember 2004.

48

Berikut adalah rinciannya rekening yang dikuasai oleh semua unit kerja di luar Sekretariat Daerah.
Unit Kerja Sekretariat DPRD Dinas Pendapatan Daerah Badan Perencanaan Pembangunan Badan Pengawasan Daerah Kecamatan Parjurit Kulon Kecamatan Magersari Dinas Informasi dan Komunikasi Badan Kepegawaian Daerah Badan Penelitian dan Pengembangan Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat Satuan Polisi Pamong Praja Kantor Arsip Kantor Pengolahan Data Elektronik Badan Pemberdayaan Masyarakat Dinas Pertanian Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Penanaman Modal Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Dinas Tenaga Kerja Dinas Kesehatan Dinas Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Dinas Sosial Dinas Pekerjaan Umum Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kantor Lingkungan Hidup Dinas Kependudukan Jumlah Nomor Rekening 0161012173 0161012181 0161012190 0161012203 0161012220 0161012211 0161012238 0161012246 0161012254 0161012262 0161012467 0161012360 0161012378 0161012271 0161012289 0161012297 0161012301 0161012319 0161012327 0161012432 0161012343 0161012386 0161012394 0161012408 0161012416 0161012351 0161012424 Saldo 31 Des 2004 (Rp) 1.339.650,00 3.040.000,00 1.954.635,00 7.445.000,00 1.000.000,00 1.000.000,00 1.000.000,00 1.000.900,00 1.077.660,00 1.705.823,00 1.000.171,00 1.000.000,00 1.001.101,00 1.031.100,00 1.011.391,00 0,00 0,00 1.000.000,00 2.780.510,00 3.614.370,00 480.229,00 0,00 11.496.500,00 1.000.000,00 1.000.875,00 1.063.380,00 1.000.000,00 49.043.295,00

49

Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa jumlah sisa kas yang masih dikuasai oleh unit-unit kerja dan belum dilaporkan adalah Rp49.043.295,00. Dengan demikian, saldo Kas dan Bank yang harus dilaporkan oleh Pemerintah Kota Mojokerto adalah Rp17.945.695.824,58+ Rp49.043.295,00 = Rp17.994.739.119,58.

Pelaporan saldo Kas dan Bank dalam Neraca tersebut tidak sesuai dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 29 Tahun 2002 tentang Pedoman Pengurusan, Pertanggungjawaban, dan Pengawasan Keuangan Daerah serta Tata Cara Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, Pelaksanaan Tata Usaha Keuangan Daerah dan Penyusunan Perhitungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah: 1) Pasal 81 Ayat (2) yang antara lain menyatakan bahwa Laporan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah harus mengungkapkan secara wajar dan menyeluruh dari kegiatan pemerintah daerah, pencapaian kinerja keuangan daerah dan pemanfaatan sumber daya ekonomis serta ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan; 2) Pasal 85 Ayat (1) yang menyatakan bahwa Neraca menyajikan mengenai posisi aktiva, utang, dan ekuitas dana pada akhir tahun anggaran.

Pelaporan saldo Kas dan Bank yang tidak tepat akan mengakibatkan Laporan Keuangan Daerah tidak informatif dan menyesatkan sehingga setiap keputusan yang didasarkan atas laporan tersebut akan menjadi tidak valid. Terkait dengan sisa dana dalam rekening bank yang tidak dilaporkan akan membuka peluang penyalahgunaan rekening tersebut pada masa yang akan datang.

Hal tersebut disebabkan oleh: 1) Ketidaktahuan Kepala Bagian Keuangan akan tata cara pelaporan Kas dan Bank dalam Neraca; 2) Kelalaian para kepala unit kerja di lingkungan Pemerintah Kota Mojokerto dalam melaporkan semua sisa dana yang dimiliki pada akhir tahun anggaran.

50

BPK RI menyarankan Walikota Mojokerto agar memerintahkan: 1) Kepala Bagian Keuangan untuk selalu memantau sisa dana dalam rekening yang dimiliki oleh semua unit kerja per 31 Desember dan melaporkannya dalam Neraca; 2) Semua kepala unit kerja untuk selalu menyetorkan semua sisa dana per 31 Desember, termasuk sisa dalam rekening per 31 Desember 2004, ke Kas Daerah.

51

b. Piutang Pajak, Piutang Retribusi dan Persediaan Senilai Rp464.078.731,00 belum dilaporkan dalam Neraca

Dalam Neraca per 31 Desember 2004 yang disusun oleh Pemerintah Kota Mojokerto tidak disajikan mengenai tunggakan atas pendapatan pajak, retribusi dan persediaan. Pemeriksaan atas pendapatan dan persediaan barang daerah yang dilakukan pada Dinas Pendapatan Daerah, Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, dan Dinas Kesehatan, diketahui bahwa terdapat tunggakan pajak, retribusii dan persediaan barang dengan nilai keseluruhan sebesar Rp464.078.731,00. Tunggakan pajak dan retribusi dihitung dari nilai Surat Ketetapan Pajak (SKP) dan Surat Ketetapan Retribusi (SKR) yang belum tertagih sampai dengan tanggal 31 Desember 2004. Sedangkan persediaan barang dihitung berdasarkan buku penerimaan dan pengeluaran barang yang dikerjakan oleh Bendaharawan Barang dengan rincian sebagai berikut:
Tunggakan Pajak Parkir Tunggakan Retribusi Tempat Parkir & Olahraga Tunggakan Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor Persediaan Obat di Gudang Farmasi Persediaan Obat di Puskesmas Jumlah Rp Rp Rp Rp Rp Rp 480.000,00 33.335.000,00 9.540.000,00 252.980.303,00 161.767.096,00 458.102.399,00

Dari hasil wawancara dengan para pejabat terkait pada Dinas-dinas tersebut Tim mengetahui bahwa selama ini piutang yang disajikan dalam laporan keuangan dihitung berdasarkan selisih antara target dan realisasi penerimaan pajak dan retribusi. Dengan konsep ini, piutang akan diakui apabila realisasi penerimaan pendapatan lebih kecil dari pada anggarannya. Tim menilai bahwa SKP dan SKR merupakan dokumen yang memiliki kekuatan hukum sebagai dasar penagihan kepada wajib pajak dan wajib retribusi. SKP dan SKR dapat dipersamakan dengan aktiva lancar Pemerintah Daerah yang dalam tahun berjalan harus diwujudkan dalam bentuk uang tunai sebagai hasil pembayaran oleh wajib pajak dan wajib retribusi. Sedangkan persediaan barang pada akhir periode akuntansi menunjukkan efektivitas kerja dengan sumber daya yang telah dikeluarkan. Dengan demikian, tunggakan pajak dan retribusi serta persedian sebesar Rp464.078.731,00 seharusnya dilaporkan sebagai piutang dan persediaan yang disajikan dalam Neraca per 31 Desember 2004. Kondisi tersebut tidak sesuai dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 29 Tahun 2002 tanggal 10 Juni 2002 dalam Lampiran XXIX mengenai Kebijakan Akuntansi

52

Pemerintah Propinsi/Kabupaten/Kota mengenai Kebijakan Akuntansi Aktiva, bahwa Piutang merupakan hak atau klaim kepada pihak ketiga yang diharapkan dapat dijadikan kas dalam satu periode akuntansi. Sedangkan Persediaan adalah barang yang dijual atau dipakai habis dalam satu periode akuntansi.

Belum disajikannya hutang dalam Laporan Keuangan Daerah tersebut maka posisi keuangan Pemerintah Daerah khususnya posisi Piutang dan Persediaan menjadi tidak informatif bagi pemakai laporan dan pengambil keputusan.

Hal tersebut terjadi karena penyajian laporan keuangan belum sepenuhnya mendasarkan ketentuan mengenai Kebijakan Akuntansi yang berlaku dan masih didasarkan pada target sesuai APBD. Selain itu Dinas-dinas penghasil belum diwajibkan untuk melaporkan piutang/tunggakan pajak/retribusi.

BPK RI menyarankan Walikota Mojokerto agar memerintahkan para kepala dinas/unit kerja penghasil agar mendasarkan pemungutan pajak/retribusi pada potensi riil (bukan target) dan selalu melaporkan pendapatan yang belum tertagih (tunggakan) per 31 Desember 2004 kepada Bagian Keuangan.

53

c. Penyertaan Modal pada Bank Jatim dilaporkan lebih rendah

Untuk meningkatkan penerimaan daerah Pemerintah Kota Mojokerto melaksanakan kegiatan investasi berupa penyertaan modal. Dalam Neraca Pemerintah Kota Mojokerto Tahun 2004 dilaporkan Investasi Jangka Panjang berupa Penyertaan modal sebesar Rp1.100.635.174,00 yang terdiri dari:
Penyertaan Modal kepada Bank Jatim Penyertaan Modal kepada PD. BPR Bank Pasar Jumlah Rp Rp Rp 950.635.174,00 150.000.000,00 1.100.635.174,00

Berdasarkan hasil pemeriksaan dokumen berupa Surat Kolektif Saham Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur yang berkedudukan di Surabaya dan penerimaan Stock Deviden Tahun 2004 diketahui Penyertaan Modal ke Bank Jatim berupa Setoran Saham senilai Rp1.295.000.000,00 yang terdiri dari 1.295 lembar saham dengan nilai nominal per lembar saham sebesar Rp1.000.000,00. Rincian Penyertaan Modal ke Bank Jatim sebagai berikut:
No. 1. 2. 3. Nomor Saham 229795-230399 312918-313165 358626-359067 Jumlah Lembar Saham 605 248 442 1.295 Nominal Per Lembar Saham (Rp) 1.000.000,00 1.000.000,00 1.000.000,00 1.000.000,00 Jumlah (Rp) 605.000.000,00 248.000.000,00 442.000.000,00 1.295.000.000,00 Tahun 31 Desember 2002 28 November 2003 08 Februari 2005

Dari rincian tersebut dapat diketahui bahwa saldo investasi saham yang dilaporkan oleh Pemerintah Kota Mojokerto tidak tepat, yaitu lebih rendah sebesar Rp344.364.826,00 (Rp1.295.000.000,00 - Rp950.635.174,00). Dalam wawancara dengan Kepala Subbagian Perbendaharaan diketahui bahwa selisih tersebut karena yang bersangkutan selama ini tidak secara tertib menatausahakan seluruh investasi saham pada Bank Jatim. Tim menilai bahwa yang bersangkutan tidak memahami tugas-tugas yang harus dilakukan selaku penanggungjawab perbendaharaan pada Bagian Keuangan Pemerintah Kota Mojokerto.

54

Kondisi tersebut tidak sesuai dengan Kepmendagri Nomor 29 Tahun 2002 tanggal 10 Juni 2002 yang antara lain menyatakan pada: 1) Pasal 36: Bendahara Umum Daerah menyimpan seluruh bukti sah kepemilikan atau sertifikat atas kekayaan daerah lainnya dengan tertib. 2) Pasal 37: Bendahara Umum Daerah menyerahkan bukti transaksi yang asli atas penerimaan dan pengeluaran uang secara harian kepada unit yang melaksanakan akuntansi keuangan Daerah untuk dasar pencatatan transaksi penerimaan dan pengeluaran kas. 3) Lampiran XXIX mengenai Kebijakan Akuntansi Investasi Jangka Panjang (39): Investasi jangka panjang diakui pada akhir periode akuntansi berdasarkan harga perolehan yaitu jumlah kas yang dikeluarkan atau akan dikeluarkan dalam rangka memperoleh kepemilikan yang sah atas investasi tersebut.

Kondisi tersebut disebabkan oleh: 1) Kelalaian Kepala Sub Bagian Perbendaharaan yang tidak menyimpan seluruh bukti sah kepemilikan atau sertifikat atas kekayaan daerah lainnya dengan tertib dan menyerahkan bukti tersebut kepada unit yang melaksanakan akuntansi keuangan Daerah sebagai dasar pencatatan di Laporan Neraca Tahun Anggaran 2004. 2) Kelalaian Sub Bagian Verifikasi dan Pembukuan tidak secara aktif menanyakan dan meminta bukti transaksi asli atas penerimaan dan pengeluaran kas termasuk penyertaan modal sebagai dasar pencatatan Laporan Keuangan serta membuat Neraca Daerah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Kondisi diatas mengakibatkan Laporan Neraca Daerah Tahun Anggaran 2004 tidak menggambarkan posisi aktiva-investasi jangka panjang yang sebenarnya per 31 Desember 2004 sehingga tidak informatif dan menyesatkan (misleading) sehingga keputusan yang didasarkan padanya tidak akan valid.

55

BPK RI menyarankan Walikota Mojokerto agar memerintahkan Kepala bagian Keuangan: 1) Menegur Kepala Sub Bagian Perbendaharaan untuk selalu menatausahakan setiap pengeluaran untuk investasi saham pada Bank Jatim 2) Menegur Kepala Sub Bagian Verifikasi dan Pembukuan yang lalai dalam melaksanakan tugasnya.

56

d. Penyertaan Modal Senilai Rp1.465.000.000,00 Belum Disajikan Dalam Laporan Keuangan Daerah

Dalam rangka meningkatkan pendapatan daerah dan pemanfaatan aset daerah, Pemerintah Kota Mojokerto telah menjalin kerjasama dengan pihak ketiga. Dalam kerjasama ini Pemerintah Kota menyertakan aset daerah dan/atau menyertakan dana untuk dikelola oleh swasta yang menjadi mitra pemerintah. Berdasarkan penelitian atas beberapa dokumen perjanjian yang dikelola oleh Bagian Hukum, Tim menemukan dua macam kerjasama investasi dengan pihak ketiga, yaitu:
No. 1. Nomor dan Tanggal / Uraian / Jangka Waktu Kerjasama No.643/09/417.104/2003 28 Maret 2003 Pengelolaan Gedung Pertemuan S. Ramelan antara Pemkot Mojokerto dengan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan Balongsari Kota Mojokerto 1 April 2003 s.d. 31 Maret 2008 No.426.24/12/407.104/2001 10 September 2001 Pengelolaan Taman Wisata Tirta Suam Sekar Putih antara Pemkot Mojokerto dengn CV Sari Alam, Jombang 1 Juli 2002 s.d. 30 Juni 2023 Jumlah Penyertaan atau Nilai Investasi (Rp) Pemkot Pihak Ketiga Dana Rp 715.000.000,00 Tanah 2.250 m2

2.

Dana Rp750.000.000,00 Lokasi Taman Wisata Rp 1.465.000.000,00

Rp1.027.875.000,00

Rp1.027.875.000,00

Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa jumlah keseluruhan investasi Pemerintah Kota Mojokerto pada Gedung Pertemuan S. Ramelan dan Taman Wisata Tirta Suam tersebut adalah sebesar Rp1.465.000.000,00. Nilai investasi ini belum termasuk harga tanah/bangunan yang digunakan untuk Taman Wisata. Selanjutnya, Tim mengetahui bahwa Pemerintah Kota Mojokerto belum melaporkan nilai kerjasama investasi ini dalam Laporan Keuangan Daerah, khususnya Neraca. Kondisi tersebut tidak sesuai dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 29 Tahun 2002 tanggal 10 Juni 2002 tentang Pedoman Pengurusan, Pertanggungjawaban Keuangan Daerah serta Tata Cara Penyusunan APBD, Pelaksanaan Tata Usaha Keuangan Daerah dan Penyusunan Perhitungan APBD pada Lampiran XXIX mengenai Kebijakan Akuntansi Aktiva, angka: (15) Investasi jangka panjang adalah penyertaan modal yang dimaksudkan untuk memperoleh manfaat ekonomis dalam jangka waktu lebih dari satu periode akuntansi;

57

(16) Investasi jangka panjang antara lain terdiri dari penyertaan modal pemerintah pada Badan Usaha Milik Daerah, lembaga keuangan daerah, badan internasional dan badan usaha lainnya yang bukan milik daerah. (39) Investasi jangka panjang diakui pada akhir periode akuntansi berdasarkan harga perolehan yaitu jumlah kas yang dikeluarkan atau akan dikeluarkan dalam rangka memperoleh kepemilikan yang sah atas investasi tersebut. Belum disajikannya nilai investasi dalam Laporan Keuangan Daerah tersebut maka nilai aset kurang dilaporkan minimal sebesar Rp1.465.000.000,00 dan Laporan Keuangan Daerah menjadi kurang informatif bagi pemakai dan pengambil keputusan. Kondisi tersebut terjadi karena Pemerintah Kota Mojokerto belum sepenuhnya menerapkan kebijakan akuntansi khususnya atas penyertaan modal/investasi. BPK RI menyarankan Walikota Mojokerto agar memerintahkan Kepala Bagian Keuangan untuk: 1) Melaporkan nilai aktiva tanah dan/atau bangunan milik Pemerintah Kota Mojokerto pada Taman Wisata Tirta Suam dalam Penyertaan Modal; 2) Mematuhi kebijakan akuntansi tentang penyertaan modal/investasi dengan menyajikan nilai investasi sebesar Rp1.465.000.000,00 dalam Laporan Keuangan Daerah.

58

e. Pelaporan Aktiva Tetap dalam Neraca Tidak Tepat

Dalam Neraca per 31 Desember 2004, Pemerintah Kota Mojokerto melaporkan aktiva tetap dengan nilai keseluruhan Rp526.049.658.109,00. Rinciannya adalah sebagai berikut:
Kelompok Aktiva Tetap Tanah Jalan dan Jembatan Bangunan Gedung Alat Angkutan Peralatan & Mesin Mebelair & Perlengkapan Aktiva Tetap Lainnya Jumlah Jumlah (Rp) 121.723.491.154,00 271.348.785.480,00 51.472.642.203,00 3.213.242.000,00 945.520.000,00 2.243.234.857,00 75.102.742.415,00 526.049.658.109,00

Menurut Kepala Sub Bagian Keuangan, Neraca tersebut disusun oleh konsultan dari Kantor Akuntan Publik Sri Suharni, Yogyakarta, sebagai bagian dari perjanjian kerjasama penyusunan Neraca Awal yang didasarkan pada Surat Perjanjian Kerja (SPK) Nomor 005/SS4100/SPK/V/2003 tanggal 22 Mei 2003. Dalam kontrak/SPK tersebut tidak disebutkan sanksi denda apabila konsultan tidak memenuhi isi perjanjian sehingga tidak bisa dikenakan denda. Dalam konfirmasi dengan konsultan, Tim memperoleh informasi bahwa sampai dengan saat pemeriksaan neraca awal Pemerintah Kota Mojokerto belum selesai disusun dan diserahkan kepada Pemerintah Kota Mojokerto seperti diperjanjikan dalam kontrak, yakni pada bulan Desember 2003. Angka sementara aktiva tetap per 31 Desember 2002 yang dapat disajikan oleh konsultan tersebut adalah sebagai berikut:
Kelompok Aktiva Tetap Tanah Jalan dan Jembatan Bangunan Gedung Alat Angkutan Peralatan & Mesin Mebelair & Perlengkapan Aktiva Tetap Lainnya Jumlah Jumlah (Rp) 121.644.691.100,00 271.348.785.480,00 51.332.642.203,00 5.792.102.000,00 945.520.000,00 2.238.184.857,00 0,00 453.301.925.640,00

Dari perbandingan kedua tabel Tim menilai bahwa pelaporan Aktiva Tetap tersebut janggal dan tidak tepat. Kejanggalan dimaksud terutama berasal dari perkembangan saldo Aktiva Tetap yang dilaporkan. Misalnya, perbedaan saldo Tanah antara Tahun 2004 dan 2002
59

hanya sebesar Rp78.800.054,00 (Rp121.723.491.154,00 - Rp121.644.691.100,00). Padahal, pada Tahun 2004 saja Pemerintah Kota Mojokerto telah merealisasikan pembelian tanah di Pacet senilai Rp3.320.000.000,00. Kejanggalan lain juga munculnya kelompok Aktiva Tetap Lainnya sebesar Rp75.102.742.415,00 pada Neraca Tahun 2004. Dalam penjelasan pos-pos Neraca, Pemerintah Kota Mojokerto juga tidak membuat rincian aktiva yang digolongkan dalam Aktiva Tetap Lainnya tersebut. Tabel berikut dapat memperlihatkan perkembangan (pertambahan) nilai aktiva Pemerintah Kota Mojokerto.
Kelompok Aktiva Tetap Tanah Jalan dan Jembatan Bangunan Gedung Alat Angkutan Peralatan & Mesin Mebelair & Perlengkapan Aktiva Tetap Lainnya Jumlah 31 Des 2002 (Rp) 121.644.691.100,00 271.348.785.480,00 51.332.642.203,00 5.792.102.000,00 945.520.000,00 2.238.184.857,00 0,00 453.301.925.640,00 31 Des 2004 (Rp) 121.723.491.154,00 271.348.785.480,00 51.472.642.203,00 3.213.242.000,00 945.520.000,00 2.243.234.857,00 75.102.742.415,00 526.049.658.109,00 Perkembangan Nilai Aktiva (Rp) 78.800.054,00 0,00 140.000.000,00 -2.578.860.000,00 0,00 5.050.000,00 75.102.742.415,00 72.747.732.469,00

Sementara itu ketidaktepatan dimaksud terkait dengan pengklasifikasian aktiva tetap. Seperti terlihat dalam tabel, Pemerintah Kota Mojokerto hanya menggolongkan aktiva tetap dalam tujuh kelompok aktiva. Ketika Tim meminta kepastian soal asersi kelengkapan (completeness) dan penilaian (valuation) pada Kepala Sub Bagian Pembukuan, diperoleh informasi bahwa Neraca yang dibuat tersebut belum lengkap dan belum akurat nilainya. Hal ini disebabkan oleh belum terkumpulnya semua data aktiva tetap dari beberapa unit kerja, misalnya Rumah Sakit Umum Daerah dan Dinas Pekerjaan Umum. Di samping itu, juga dinyatakan bahwa pengadaan barang Tahun 2003 belum termasuk dalam laporan tersebut. Selanjutnya, berkaitan dengan ketidaktepatan nilai aktiva tetap yang dilaporkan Konsultan menyatakan bahwa hal itu disebabkan oleh ketidakmampuan yang bersangkutan dalam menaksir nilai rupiah beberapa aktiva tertentu yang dilaporkan oleh unit kerja.

Tim menyimpulkan bahwa pelaporan aktiva tetap yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Mojokerto belum tepat baik dari sisi klasifikasi maupun penilaiannya. Ketidaktepatan klasifikasi dan penilaian aktiva tetap dalam Neraca tersebut tidak sesuai dengan: a. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 29 Tahun 2002 Pedoman Pengurusan, Pertanggungjawaban, dan Pengawasan Keuangan Daerah serta Tata Cara Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, Pelaksanaan Tata Usaha Keuangan Daerah dan Penyusunan Perhitungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah:
60

1)

Pasal 65 a) Ayat (1) Seluruh barang yang pengadaannya atas beban APBD wajib dibukukan ke dalam rekening Aset Daerah yang berkenaan dan dicatat dalam Daftar Aset Daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. b) Ayat (2) Pembukuan Aset Daerah, termasuk penghitungan nilai buku, depresiasi, dan kapitalisasi, dilakukan oleh satuan kerja yang melaksanakan oleh satuan kerja yang melaksanakan fungsi akuntansi pemerintah daerah.

2)

Lampiran XXXIX tentang Susunan Aktiva ditetapkan bahwa Aktiva Tetap diklasifikasikan ke dalam 19 kelompok aktiva, seperti telah disajikan dalam tabel berikut:
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 Nama Kelompok Aktiva Tetap Tanah Jalan dan Jembatan Bangunan Air Instalasi Jaringan Bangunan Gedung Monumen dan Tugu Alat Berat Alat Angkutan Alat Bengkel dan Alat Ukur Alat Pertanian Alat Kantor dan Rumah Tangga Alat Studio dan Alat Komunikasi Alat Kedokteran dan Kesehatan Alat Laboratorium Buku Perpustakaan Barang Bercorak Seni dan Budaya Hewan Ternak dan Tanaman Peralatan Persenjataan/Keamanan

b. Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2004 tentang Pengadaan Barang dan Jasa, seharusnya isi perjanjian kerjasama dicantumkan juga mengenai sanksi denda apabila terjadi wanprestasi.

Pelaporan Aktiva Tetap yang tidak tepat baik dari sisi klasifikasi maupun penilaiannya akan mengakibatkan Laporan Keuangan Daerah tidak informatif dan menyesatkan sehingga setiap keputusan yang didasarkan atas laporan tersebut akan menjadi tidak valid. Selanjutnya,

61

keterlambatan penyerahan data neraca awal oleh konsultan mengakibatkan terhambatnya proses penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan Daerah sebagai bahan pertanggungjawaban Walikota Mojokerto.

Kondisi tersebut diatas disebabkan oleh: 1) Kelalaian konsultan KAP Sri Suharni dalam melaksanakan kewajiban yang tidak sesuai dengan kontrak kerjasama; 2) Kelalaian Pimpinan Proyek dalam menyusun kontrak perjanjian kerjasama yang tidak mencantumkan sanksi-sanksi bila terjadi wanprestasi yang dilakukan oleh konsultan.

BPK RI menyarankan Walikota Mojokerto agar: 1) Mengirimkan teguran tertulis kepada KAP Sri Suharni atas kelalaiannya tersebut dan meminta agar Neraca Awal segera diserahkan kepada Pemerintah Kota Mojokerto sesuai dengan format yang diatur dalam Kepmendagri Nomor 29 Tahun 2002; 2) Menegur Pimpinan Proyek atas kelalaiannya dalam menyusun perjanjian kerjasama tersebut.

62

f. Pembangunan Fasilitas Publik Senilai Rp10.390.038.000,00 Dilaksanakan Kurang Terencana dan Belum Disajikan Sebagai Aktiva Dalam Neraca

Dalam rangka meningkatkan pelayanan publik, Pemerintah Kota Mojokerto telah melaksanakan pembangunan tiga fasilitas publik yaitu gedung RSUD, Gedung Uji Kendaraan Bermotor dan Gedung Olah Raga dan Gedung Kesenian, seluruhnya sebesar Rp10.390.038.000,00. Tahapan pelaksanaan dan nilai pembangunan ketiga fasilitas publik tersebut dapat dirinci sebagai berikut:
No. 1. Nama Proyek / Kontraktor Gedung RSUD Tahap I: Pengurugan Tanah / CV Galih Perkasa, Jombang Pembuatan Pagar / CV Dua Jaya, Mojokerto Tahap II: Pembangunan Gedung Poliklinik/CV Bumi Karya Muda, Jombang Tahap III: Pembangunan Gedung IRD dan Entrance Hall/CV Ekadhana, Mojokerto Tahap IV: Finishing Gedung Poliklinik, Dapur, Power House & Laundry / PT Anugerah Citra Abadi Gedung Uji Kendaraan Bermotor Tahap I: CV Lacar Jaya, Mojokerto Gedung Olah Raga Tertutup dan Gedung Kesenian Tahap I: PT Rahinda Rahma Jaya, Surabaya Total Nilai Proyek Tahun Anggaran 2001 2001 2002 2003 Biaya (Rp) 988.700.000,00 676.011.000,00 1.904.000.000,00 1.887.396.000,00

2004 2004 2004

2.120.738.000,00 937.348.000,00 1.875.845.000,00 10.390.038.000,00

2. 3.

Dalam pemeriksaan, Tim mengetahui bahwa ketiga proyek pembangunan gedung tersebut belum dilaporkan dalam Neraca, khususnya dalam kelompok Aktiva Lain-lain (akun Bangunan Dalam Pengerjaan). Selanjutnya dari pengecekan fisik pembangunan ketiga gedung tersebut diketahui halhal berikut: 1) Gedung RSUD sampai dengan Tahap IV yang telah selesai dibangun pada akhir Desember 2004 meliputi Gedung Poliklinik, Dapur, Power House dan Laundry, belum dimanfaatkan, kondisinya tidak terawat dan tidak dilakukan pengamanan. Selanjutnya dari hasil penelitian atas pelaksanaan pembangunan gedung Tahap IV diketahui bahwa Perhitungan Volume Pekerjaan yang dibuat oleh Konsultan Perencana dalam pelaksanaan telah direvisi oleh Pemimpin Kegiatan. Jumlah revisi volume dan harga berdasarkan Berita Acara Pekerjaan Tambah Kurang yang dibuat oleh Pemimpin Kegiatan dan Kontraktor

63

meliputi 45 item senilai Rp180.547.032,69 dari 57 item pekerjaan seluruhnya senilai Rp2.120.738.000,00 2) Gedung Uji Kendaraan Bermotor yaang telah selesai dibangun pada akhir Desember 2004 belum dimanfaatkan karena alat uji belum tersedia dan tidak dianggarkan dalam APBD 2005. Menurut penjelasan mantan Kepala Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, ketiadaan alat uji ini disebabkan adanya ketidakberhasilan Pemerintah Kota Mojokerto dalam memperoleh bantuan atau hibah alat tersebut dari Pemerintah Pusat. Berdasarkan fakta tersebut, Tim menilai bahwa perencanaan pembangunan fasilitas publik yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Mojokerto kurang memadai. Pemerintah Kota kurang dapat mengalokasikan sumber daya keuangan yang terbatas untuk pembangunan fasilitas publik yang memiliki prioritas tinggi. Dari proses pembangunan RSUD, misalnya, Tim menilai bahwa Pemerintah Kota hanya mengutamakan keinginan membangun rumah sakit yang representatif tetapi tidak disertai dengan kesiapan pendanaan yang memadai. Menurut penjelasan Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Pemerintah berencana akan secara bertahap menganggarkan kurang lebih dua milyar rupiah untuk menyelesaikan bangunan rumah sakit tersebut. Akan tetapi, karena dana yang diperlukan agar RSUD bisa beroperasi mencapai 60 milyar rupiah lebih, alternatif pendanaan ini dipandang tidak feasible. Tim menilai bahwa proses pembangunan rumah sakit dengan model tambal sulam seperti ini hanya akan menghambur-hamburkan dana karena tidak didasarkan pada rencana yang integratif. Hal ini dikuatkan dengan adanya bukti bahwa revisi pekerjaan seperti dijelaskan di atas. Hal serupa juga bisa terjadi pada dua proyek pembangunan lainnya, yaitu Gedung Uji Kendaraan Bermotor dan Gedung Olah Raga dan Kesenian. Dengan tidak adanya perencanaan yang matang, tidak menutup kemungkinan terjadinya kegagalan pencapaian tujuan proyek pembangunan di masa yang akan datang.

Kondisi tersebut tidak sesuai dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 29 Tahun 2002 tanggal 10 Juni 2002 tentang Pedoman Pengurusan, Pertanggungjawaban Keuangan Daerah serta Tata Cara Penyusunan APBD, Pelaksanaan Tata Usaha Keuangan Daerah dan Penyusunan Perhitungan APBD, khususnya pada: 1) Lampiran XXIX mengenai Kebijakan Akuntansi Aktiva, dinyatakan bahwa: a) Bangunan Dalam Pengerjaan adalah bangunan yang sampai dengan akhir periode akuntansi belum selesai pengerjaannya sehingga belum dapat digunakan.

64

b) Bangunan dalam pengerjaan diakui pada akhir periode akuntansi berdasarkan jumlah akumulasi biaya sampai dengan akhir periode akuntansi. 2) Pasal 64 ayat (1) ditetapkan bahwa pengadaan barang dan jasa dalam rangka pelaksanaan APBD didasarkan pada prinsip hemat, tidak mewah, efisien dan sesuai dengan kebutuhan teknis yang disyaratkan/ditetapkan serta terarah dan terkendali.

Belum disajikannya proyek pembangunan gedung yang belum selesai dalam Laporan Keuangan Daerah mengakibatkan posisi keuangan Pemerintah Daerah khususnya posisi Aktiva Lain-lain menjadi tidak informatif bagi pemakai laporan dan pengambil keputusan.

Kondisi tersebut terjadi karena Pemerintah Kota Mojokerto: 1) Belum sepenuhnya menerapkan Kebijakan Akuntansi khususnya Aktiva Lain-lain; 2) Tidak tepat dalam menetapkan prioritas pembangunan sehubungan dengan keterbatasan dana APBD.

BPK RI menyarankan Walikota Mojokerto agar: 1) Memerintahkan Kepala Bagian Keuangan untuk melaporkan seluruh nilai pembangunan fisik yang belum selesai pengerjaannya sampai akhir Tahun Anggaran 2004 ke dalam akun Aktiva Dalam Pengerjaan; 2) Segera menetapkan prioritas pembangunan fasilitas publik yang memiliki nilai strategis bagi kepentingan umum.

65

g. Hutang Dalam Negeri untuk Proyek PDAM, Pembangunan Terminal Kertojoyo dan Persampahan sebesar Rp3.319.164.319,70 belum disajikan dalam Neraca

Dalam rangka meningkatkan pelayanan dan prasarana publik, Pemerintah Kota Mojokerto telah melakukan pembangunan prasarana air bersih yang dilaksanakan oleh PDAM Kota Mojokerto, prasarana perhubungan berupa Terminal Tipe A Kertojoyo dan prasarana Persampahan dengan dana Pinjaman Dalam Negeri sebagai berikut:
No. & Tanggal Pinjaman / Plafond Pinjaman / (Jangka Waktu Pinjaman/Masa Tenggang) Pinjaman PDAM (P3KT EJBUDP) No.RDA.PS-129A/DP3/1993 3-8-1993 Plafond Pinjaman: Rp1.300.670.000,00 (20 / 5 tahun) Pinjaman PDAM (P3KT EJBUDP) No.RDA-230/DP3/1996 12-2-1996 Plafond Pinjaman: Rp8.900.000.000,00 (18 /5 tahun) Pembangunan Terminal Kertojoyo No.RDA-231/DP3/1996 12-2-1996 Plafond Pinjaman: Rp3.300.000.000,00 (13 /3 tahun) Proyek Persampahan (P3KT-EJBUDP) No.RDA-230/DP3/1996 12-2-1996 Plafond Pinjaman: Rp250.000.000,00 (20 /5 tahun) Jumlah Jatuh Tempo Juml. Kumulatif (Rp) Per 3-8-2004 1.639.496.364,68 Per 12-8-2004 10.893.503.177,22 Per 12-2-2003 5.738.884.827,01 Per 15-10-2004 490.604.044,27 18.762.488.413,18 Telah Dibayar (Rp) 1.426.816.568,41 Kewajiban Yang Masih Harus Dibayar (Rp) 212.679.796,27

No. 1.

8.798.834.598,11

2.094.668.579,11

2.

5.216.428.886,00

522.455.941,01

3.

1.244.040,96 15.443.324.093,48

489.360.003,31 3.319.164.319,70

Dari catatan akuntansi diketahui bahwa plafond pinjaman dan kewajiban yang masih harus dibayar tersebut belum disajikan dalam Laporan Keuangan Daerah (LKD), khususnya Neraca. Kondisi tersebut tidak sesuai dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 29 Tahun 2002 tanggal 10 Juni 2002 tentang Pedoman Pengurusan, Pertanggungjawaban Keuangan Daerah serta Tata Cara Penyusunan APBD, Pelaksanaan Tata Usaha Keuangan Daerah dan Penyusunan Perhitungan APBD pada Lampiran XXIX mengenai: 1) Kebijakan Akuntansi Hutang, angka: (09) Hutang jangka panjang adalah hutang yang harus dibayar kembali atau jatuh tempo lebih dari satu periode akuntansi; (11) Hutang Dalam Negeri adalah hutang jangka panjang kepada pihak ketiga di dalam negeri;

66

(15) Hutang Dalam Negeri diakui pada akhir periode akuntansi berdasarkan jumlah pembiayaan yang berupa penerimaan hutang dalam negeri yang telah diakui dalam periode berjalan. 2) Kebijakan Akuntansi Neraca, angka (27) Posisi Keuangan Daerah adalah keadaan aktiva, hutang dan ekuitas dana yang dimiliki pemerintah daerah pada akhir periode akuntansi.

Belum disajikannya hutang dalam Laporan Keuangan Daerah tersebut maka posisi keuangan Pemerintah Daerah khususnya posisi hutang menjadi tidak informatif bagi pemakai laporan dan pengambil keputusan.

Kondisi tersebut terjadi karena Pemerintah Kota Mojokerto belum sepenuhnya menerapkan kebijakan akuntansi khususnya atas transaksi hutang.

BPK RI menyarankan Walikota Mojokerto agar memerintahkan Kepala Bagian Keuangan untuk melaporkan semua pinjaman Pemerintah Kota Mojokerto yang telah jatuh tempo tersebut dalam akun Bagian Lancar Utang Jangka Panjang.

67

h. Pelaporan Realisasi Belanja Sejumlah Rp2.372.639.809,00 pada Unit Kerja Kepala Daerah dan Sekretariat Daerah Tidak Tepat

Pemerintah Kota Mojokerto telah menyusun seperangkat laporan keuangan sebagai bentuk pertanggungjawaban keuangan Walikota pada akhir Tahun Anggaran 2004. Laporan Keuangan tersebut terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Aliran Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan. Dalam pemeriksaan Tim berupaya untuk meyakini kebenaran dan ketepatan pelaporan anggaran dan realisasi keuangan Tahun Anggaran 2004. Melalui penelusuran terhadap SPM dan dokumen-dokumen pendukung pertanggungjawaban keuangan ternyata Tim menemukan adanya upaya penggeseran pelaporan realisasi APBD oleh Bagian Keuangan. Pergeseran-pergeseran itu terjadi pada dua pos belanja, yaitu belanja Kepala Daerah dan Sekretariat Daerah. Dari mantan Kepala Bagian Keuangan diperoleh informasi bahwa upaya pergeseran itu dilakukan dengan tujuan agar tidak terjadi pelampauan anggaran pada rekening belanja tertentu. Adapun jumlah keseluruhan nilai realisasi yang saling digeser adalah sebesar Rp2.372.639.809,00. Rinciannya dapat dilihat pada lampiran.

Hal tersebut tidak sesuai dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 29 Tahun 2002 tentang Pedoman Pengurusan, Pertanggungjawaban, dan Pengawasan Keuangan Daerah serta Tata Cara Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, Pelaksanaan Tata Usaha Keuangan Daerah dan Penyusunan Perhitungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, Pasal 81 Ayat (2) yang menyatakan bahwa Laporan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah harus mengungkapkan: 1) Secara wajar dan menyeluruh dari kegiatan pemerintah daerah, pencapaian kinerja keuangan daerah dan pemanfaatan sumber daya ekonomis serta ketaatan terhadap peraturan perundang undangan; 2) Perbandingan antara realisasi dan anggaran serta penyebab terjadinya selisih antara realisasi dengan anggarannya.

Pergeseran pelaporan realisasi APBD tersebut mengakibatkan Laporan Keuangan Daerah yang disajikan tidak mencerminkan keadaan yang sebenarnya. Di samping itu dengan
68

pergeseran tersebut penilaian kinerja keuangan Pemerintah Kota Mojokerto tidak bisa dilakukan secara objektif karena didasarkan pada Laporan Keuangan Daerah yang tidak valid.

Pergeseran pelaporan realisasi APBD tersebut disebabkan oleh adanya upaya dari Kepala Bagian Keuangan untuk mengurangi pelampauan realisasi anggaran pada rekeningrekening belanja tertentu pada pos Kepala Daerah dan Sekretariat Daerah.

BPK RI menyarankan Walikota Mojokerto agar menegur dan memerintahkan Kepala Bagian Keuangan untuk: 1) Segera mengoreksi pelaporan realisasi anggaran dimaksud agar tercermin besaran realisasi pengeluaran yang sesungguhnya pada akun-akun dimaksud; 2) Tidak lagi melakukan penggeseran realisasi anggaran dengan tujuan untuk menutupi pelampauan anggaran pada akun-akun tertentu.

69

2. Catatan Pemeriksaan yang Tidak Mempengaruhi Kewajaran Laporan Keuangan


a. Tunjangan Daerah dan Uang Representasi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Tidak Sesuai Dengan Ketentuan Sebesar Rp86.608.800,00

Pada Tahun Anggaran 2004 Pemerintah Kota Mojokerto menganggarkan Belanja Pegawai pada unit kerja Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah sebesar Rp611.366.500,00. Sampai akhir Tahun 2004 Realisasi Belanja Pegawai tersebut sebesar Rp605.185.276,00 (98,99%) dengan rincian sebagai berikut :
Kode Rekening 2.01.02.1.1.02.01.1 2.01.02.1.1.02.02.1 2.01.02.1.1.02.03.1 2.01.02.1.1.02.06.1 2.01.02.1.1.02.07.1 2.01.02.1.1.02.08.1 2.01.02.1.1.04.00.1 2.01.02.1.1.06.02.1 2.01.02.1.1.06.02.1 2.01.02.1.1.06.03.1 2.01.02.1.1.07.01.1 2.01.02.1.1.10.01.1 2.01.02.1.1.10.03.1 Gaji Pokok Tunjangan Keluarga Tunjangan Jabatan Tunjangan Beras Tunjangan Pajak Penghasilan Psl.21 Pembulatan Gaji Biaya Perawatan dan Pengobatan Biaya Listrik Biaya Telepon Biaya Belanja Rumah Tangga Biaya Penunjang Operasional Tunjangan Daerah Uang Representasi Jumlah Uraian Jumlah (Rp) 43.590.800,00 6.300.000,00 85.320.000,00 2.647.920,00 6.463.060,00 880,00 39.928.500,00 12.444.676,00 61.436.275,00 35.386.616,00 225.057.749,00 64.500.000,00 22.108.800,00 605.185.276,00

Dari daftar tersebut, Tim menilai bahwa Tunjangan Daerah dan Uang Representasi bukan merupakan komponen yang seharusnya diterima oleh Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. Dari hasil wawancara dengan tim anggaran diketahui bahwa penganggaran Tunjangan Daerah dan Uang Representasi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah berdasarkan pada Surat Keputusan Walikota Mojokerto Nomor 188.45/2/417.104/2004 Tanggal 5 Januari 2004 tentang Pemberian Tunjangan Daerah dan Uang Representasi kepada Walikota Mojokerto dan Wakil Walikota Mojokerto, yang besarnya setiap bulan sebagai berikut:

70

1. Walikota a. Tunjangan Daerah sebesar Rp3.500.000,00. b. Uang Representasi sebesar Rp1.120.000,00. 2. Wakil Walikota a. Tunjangan Daerah sebesar Rp2.500.000,00. b. Uang Representasi sebesar Rp963.200,00. Berdasarkan ketentuan tersebut diketahui bahwa realisasi Tunjangan Daerah dan Uang Representasi yang diterima tunai oleh Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah selama Tahun 2004 adalah sebesar Rp86.608.800,00 dengan perhitungan sebagai berikut:
No. 1. 2. Uraian Kepala Daerah Wakil Kepala Daerah Jml Bulan 12 9 Total Tunjangan Daerah (Rp) 3.500.000,00 2.500.00,00 Uang Representasi (Rp) 1.120.000,00 963.200,00 Jumlah (Rp) 55.440.000,00 31.168.800,00 86.608.800,00

Penerimaan Tunjangan Daerah dan Uang Representasi tersebut tidak sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 109 Tahun 2000 Tanggal 30 November 2000 tentang Kedudukan Keuangan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, Pasal 4: 1) Ayat (1): Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah diberikan gaji, yang terdiri dari gaji pokok, tunjangan jabatan, dan tunjangan lainnya. 2) Ayat (3): Tunjangan jabatan dan tunjangan lainnya ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku bagi Pejabat Negara, kecuali ditentukan lain dengan peraturan perundang-undangan.

Pengeluaran Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah berupa Tunjangan Daerah dan Uang Representasi tersebut mengakibatkan kerugian sebesar Rp86.608.000,00.

Kondisi tersebut disebabkan adanya upaya untuk meningkatkan penghasilan yang tidak memperhatikan ketentuan yang berlaku.
71

BPK RI menyarankan Walikota dan Wakil Walikota Mojokerto untuk segera menyetor kembali tunjangan dan uang representasi yang telah diterima tersebut ke Kas Daerah.

72

b. Realisasi Pada Pos Sekretariat DPRD Sebesar Rp1.252.000.000,00 Tidak Sesuai Ketentuan

Pada Tahun Anggaran 2004 Pemerintah Kota Mojokerto menganggarkan Belanja Administrasi Umum pada Sekretariat DPRD (Kode Rekening 2.01.04.1.1.) sebesar Rp3.649.340.300,00. Sampai dengan akhir tahun seluruh belanja tersebut telah terealisir sebesar Rp2.670.238.471,00 (73,17%). Pada pos Belanja Administrasi Umum tersebut antara lain dianggarkan dan direalisasikan pengeluaran-pengeluaran berikut.
Kode Rekening 2.01.04.1.1.04.00.1 2.01.04.1.1.10.02.1 2.01.04.1.1.10.01.1 Uraian Biaya Perawatan dan Pengobatan Tunjangan Kesejahteraan Biaya Tali Asih Purna Tugas DPRD Anggaran (Rp) 50.000.000,00 612.500.000,00 625.000.000,00 1.287.500.000,00 Realisasi (Rp) 25.000.000,00 602.000.000,00 625.000.000,00 1.252.000.000,00

Dari hasil pemeriksaan atas bukti-bukti pengeluaran diketahui bahwa : 1) Bantuan biaya pengobatan kepada anggota Dewan ternyata diterimakan secara tunai setiap orang sebesar Rp1.000.000,00, sehingga seluruh anggota Dewan menerima Rp25.000.000,00 (25 orang x Rp1.000.000,00). Bantuan biaya pengobatan tersebut diterimakan pada bulan Maret 2004; 2) Tunjangan Kesejahteraan kepada anggota Dewan diterimakan secara tunai sebesar Rp3.500.000,00 setiap bulan, sehingga seluruh anggota Dewan menerima Rp602.000.000,00 yang dapat dirinci sebagai berikut :
No. 1. 2. Uraian Januari s.d. April (25 orang x Rp3.500.000,00) x 4 bln Mei s.d. Juli (24 orang x Rp3.500.000,00) x 3 bln Jumlah Jumlah (Rp) 350.000.000,00 252.000.000,00 602.000.000,00 Seorang anggota Dewan menjadi Wawali Keterangan

3) Biaya Tali Asih Purna Tugas DPRD diterimakan secara tunai kepada setiap anggota Dewan sebesar Rp25.000.000,00 sehingga seluruh anggota Dewan menerima Rp625.000.000,00 (25 orang x Rp25.000.000,00). Biaya Tali Asih Purna Tugas DPRD diterimakan pada bulan Maret 2004.

73

Hal tersebut tidak sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah dalam pasal 4 bahwa Pengelolaan Keuangan Daerah dilakukan secara tertib, taat pada peraturan perundangundangan yang berlaku, efisien, efektif, transparan dan bertanggung jawab dengan memperhatikan asas keadilan dan kepatutan. Selanjutnya berdasarkan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 161/3211/SJ Tanggal 29 Desember 2003 tentang Pedoman tentang Kedudukan Keuangan Pimpinan dan Anggota DPRD bahwa belanja kegiatan DPRD meliputi uang representasi, uang paket, tunjangan jabatan, tunjangan panitia, tunjangan komisi, tunjangan badan kehormatan dan tunjangan khusus

Realisasi untuk Tunjangan Kesejahteraan dan Tali Asih Purna Tugas DPRD tersebut mengakibatkan kerugian keuangan daerah Tahun Anggaran 2004 sebesar Rp1.252.000.000,00 (Rp25.000.000,00 + Rp602.000.000,00 + Rp625.000.000,00).

Hal tersebut disebabkan karena kesengajaan Panitia Anggaran Legislatif dan Tim Anggaran Eksekutif yang kurang memperhatikan ketentuan yang berlaku.

BPK RI menyarankan Walikota Mojokerto agar: a. Meminta Pimpinan dan para Anggota DPRD dimaksud untuk segera menyetorkan kembali Bantuan Biaya Pengobatan Tunjangan Kesejahteraan dan Tali Asih Purna Tugas yang telah diterima ke Kas Daerah. b. Menegur Panitia Anggaran Legislatif dan Tim Anggaran Eksekutif untuk tidak menganggarkan lagi Tunjangan Kesejahteraan dan Biaya Tali Asih Purna Tugas DPRD.

74

c. Biaya Operasional Telepon, Perjalanan Dinas, Pemeliharaan Kendaraan, serta Bantuan Listrik dan Telepon Rumah Pejabat Eselon II & III Tidak Sesuai dengan Ketentuan Sebesar Rp167.955.000,00

Pada Tahun 2004, Pemerintah Kota Mojokerto menganggarkan biaya operasional telepon, perjalanan dinas, pemeliharaan kendaraan, serta bantuan listrik dan telepon rumah pejabat eselon II dan III sebesar sebesar Rp1.004.597.600,00 yang dirinci sebagai berikut :
Kode Rekening 2.01.03.1.2.02.02.1 2.01.03.1.2.02.10.1 2.01.03.1.3.01.02.1 2.01.03.1.4.02.01.1 Uraian Biaya Telepon Bantuan Biaya Listrik dan Telepon (eselon/pimpinan) Biaya Perjalanan Dinas Biaya Pemeliharaan Kendaraan Total Jumlah (Rp) 60.000.000,00 68.600.000,00 250.000.000,00 625.997.600,00 1.004.597.600,00

Dalam pemeriksaan lebih lanjut atas SPMU, SPJ, beserta bukti-bukti pengeluaran terkait diketahui bahwa dari realisasi tersebut diantaranya sebesar Rp167.955.000,00 digunakan untuk pengeluaran biaya telepon, listrik, perjalanan dinas, dan pemeliharaan kendaraan dinas yang tidak sesuai ketentuan. Tim BPK-RI menemukan bahwa pengeluaran tersebut dilakukan dengan disertai dengan kuitansi saja. Dari hasil wawancara dengan Tim Anggaran diketahui bahwa pengeluaran tersebut sebenarnya merupakan penerimaan tunai kepada pejabat-pejabat eselon II dan III di lingkungan Pemerintah Kota Mojokerto. Oleh Tim Anggaran diungkapkan bahwa pengeluaran tersebut didasarkan pada hasil rapat tanggal 1 April 2002 yang dipimpin oleh Sekretaris Daerah Kota Mojokerto dan dihadiri oleh seluruh Kepala Bagian yang memutuskan adanya biaya operasional telepon, perjalanan dinas, pemeliharaan, serta bantuan listrik dan telepon rumah pejabat eselon II dan III diterima secara tunai tiap triwulan sejak 1 April Tahun 2002. Adapun rincian realisasi biaya operasional yang diterima tunai pada Tahun 2004 tersebut dapat disajikan sebagai berikut:
Kode Rekening Jenis Biaya 2.01.03.1.2.02.02.1 Biaya Langganan Telp. Kantor

No 1.

Uraian Ruang Sekda (2 nomor) Ruang Kepala Bagian Ruang Sandi Rumah Dinas Sekda

Jumlah Diterima (Rp) 1.400.000 x 12 200.000 x 12 x 7 200.000 x 12 400.000 x 12 = = = = 16.800.000 16.800.000 2.400.000 4.800.000 40.800.000 1.800.000 12.600.000 48.600.000

2.

2.01.03.1.2.02.10.1 Biaya Bant. Listrik, Telp Rumah

Sekretaris Daerah Kota Kepala Bagian Ka. Din/Badan/Kantor/Camat

150.000 x 12 150.000 x 12 x 7 150.000 x 12 x 27

= = =

75

No

Kode Rekening Jenis Biaya

Uraian Kepala BKKBN

Jumlah Diterima (Rp) 150.000 x 3 = 450.000 63.450.000 6.000.000 25.200.000 31.200.000 9.000.000 10.500.000 11.250.000 1.755.000 32.505.000 167.955.000

3.

2.01.03.1.4.02.01.1 Biaya Perjalanan Dinas

Sekretaris Daerah Kota Kepala Bagian

500.000 x 12 300.000 x 12 x 7

= =

4.

2.01.03.1.4.02.01.1 Biaya Pemel. Kendaraan

Kendaraan Sekretaris Daerah Kendaraan Bagian Kendaraan Operasional Tambahan Kend. Ops 3 unit

1.000.000 x 9 500.000 x 3 x 7 1.250.000 x 9

Penerimaan tunai untuk biaya telepon, listrik, perjalanan dinas, dan pemeliharaan kendaraan dinas tersebut tidak sesuai dengan Kepmendagri Nomor 29 Tahun 2002 Tanggal 10 Juni 2002, yang menyatakan antara lain: Pasal 55 ayat (2): Pengguna Anggaran dilarang melakukan pengeluaran-pengeluaran atas beban Belanja Daerah untuk tujuan lain dari pada yang ditetapkan. Pasal 57 ayat (1): Anggaran wajib mempertanggungjawabkan uang yang digunakan dengan cara membuat SPJ yang dilampiri dengan bukti-bukti yang sah.

Pengeluaran biaya operasional yang tidak sesuai ketentuan tersebut tidak dapat diyakini kebenarannya dan mengakibatkan pemborosan keuangan daerah sebesar Rp167.955.000,00.

Kondisi tersebut disebabkan oleh Kebijakan Walikota yang tidak memperhatikan ketentuan yang berlaku. BPK RI menyarankan Walikota Mojokerto agar memerintahkan para Kepala Satuan Kerja dimaksud untuk tidak menganggarkan pengeluaran-pengeluaran tersebut dalam anggaran satuan kerja (DASK).

76

d. Pengeluaran Senilai Rp500.000.000,00 untuk Belanja Modal Tanah Digunakan Tidak Tepat

Pada Tahun Anggaran 2004 Pemerintah Kota Mojokerto telah menganggarkan Belanja Modal Tanah Untuk Gedung Diklat (2.01.03.1.11.01.2) sebesar Rp3.320.000.000,00. Pembelian tanah ini merupakan kelanjutan dari rencana yang telah ditetapkan pada tahun sebelumnya. Sesuai dengan draft Perhitungan APBD yang disajikan oleh Bagian Keuangan, realisasi belanja tersebut adalah Rp1.407.000.000,00. Melalui penelitian atas dokumen-dokumen pengeluaran dan wawancara dengan staf Bagian Keuangan Tim mengetahui bahwa jumlah pengeluaran untuk pembelian tanah tersebut sebenarnya Rp3.320.000.000,00, sama dengan anggarannya. Perbedaan angka realisasi sebesar Rp1.913.000.000,00 menurut draft perhitungan tersebut disebabkan oleh adanya panjar pembelian tanah yang dikeluarkan pada Tahun 2003 dan kesalahan pencatatan pengeluaran. Sampai dengan akhir Tahun Anggaran 2004, panjar tersebut tidak diperhitungkan sebagai pengeluaran pada Tahun 2004. Disamping itu kesalahan pencatatan pembukuan tersebut juga belum dibetulkan. Secara ringkas, perhitungan realisasi belanja modal untuk pembelian tanah dapat disajikan sebagai berikut:
Panjar pembelian tanah Tahun 2003 Realisasi belanja modal tanah Tahun 2004: Dilaporkan dalam draft Perhitungan Salah dibukukan ke rekening lain (2.01.03.4.7.01.02.1) 1.407.000.000,00 25.000.000,00 Rp3.320.000.000,00 Rp1.888.000.000,00

Berdasarkan bukti-bukti pertanggungjawaban keuangan, Tim berusaha merinci pengeluaran-pengeluaran yang telah dilakukan Pemerintah Kota Mojokerto untuk pembelian tanah tersebut. Secara kronologis, rincian pengeluarannya adalah sebagai berikut:
No SPM 1616/R 1751/R 2407/R Tanggal 2/9/2003 30/9/2003 29/12/2003 Uraian Biaya Pengadaan Tanah untuk Gedung Diklat Mojokerto Uang muka pengadaan tanah di Pacet Uang Muka Panjar Tambahan Pembelian Tanah Pacet (Panjar sebesar Rp1.888.000.000,00 disetor kembali sebesar Rp750.000.000,00) Nilai SPM (Rp) 500.000.000,00 250.000.000,00 1.138.000.000,00

77

No SPM 29/R 148/R 211/R 227/R 1892/R 3256/R

Tanggal 8/1/2004 19/2/2004 5/3/2004 9/3/2004 22/9/2004 31/12/2004

Uraian Biaya Administrasi Pelepasan Hak Tanah Pacet Mojokerto Kekurangan biaya administrasi Pengadaan Tanah di Pacet Mojokerto. Biaya Pengadaan Tanah Pacet Biaya kekurangan biaya balik nama pengadaan tanah di Pacet Biaya Administrasi Belanja Modal Tanah Pacet Biaya Administrasi Belanja Modal Tanah Pacet Jumlah

Nilai SPM (Rp) 168.000.000,00 450.000.000,00 500.000.000,00 284.000.000,00 25.000.000,00 5.000.000,00 3.320.000.000,00

Dari hasil pemeriksaan atas bukti-bukti pengeluaran Tim BPK-RI menemukan selembar kuitansi senilai Rp500.000.000,00 yang mencantumkan nama Satori Suarta, Anggota DPRD yang menjabat Wakil Ketua DPRD periode 1999 2004, sebagai penerimanya. Dalam wawancara dengan yang bersangkutan, Tim memperoleh penjelasan bahwa dana yang diterima tersebut merupakan kompensasi dari Pemerintah Kota Mojokerto kepada Pimpinan dan Anggota DPRD periode 1999 2004. Meskipun diakui sebagai tanda jasa Anggota DPRD dalam proses pengadaan tanah di Pacet, namun secara implisit yang bersangkutan menyatakan bahwa dana tersebut merupakan pelunasan kekurangan dana purna bakti bagi Pimpinan dan Anggota DPRD periode 1999 2004 yang sebelumnya telah disepakati Rp100.000.000,00 per orang.

Hal tersebut tidak sesuai dengan: 1) Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 29 Tahun 2002 Pedoman Pengurusan, Pertanggungjawaban, dan Pengawasan Keuangan Daerah serta Tata Cara Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, Pelaksanaan Tata Usaha Keuangan Daerah dan Penyusunan Perhitungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah: a) Pasal 49 Ayat (5) yang menyatakan bahwa setiap pengeluaran kas harus didukung oleh bukti yang lengkap dan sah mengenai hal yang diperoleh pihak yang menagih; b) Pasal 55 Ayat (2) yang menyatakan bahwa Pengguna Anggaran dilarang melakukan pengeluaran-pengeluaran atas beban Belanja Daerah untuk tujuan lain dari pada yang ditetapkan. 2) Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan

Pertanggungjawaban Keuangan Daerah dalam pasal 4 bahwa Pengelolaan Keuangan


78

Daerah dilakukan secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan yang berlaku, efisien, efektif, transparan dan bertanggung jawab dengan memperhatikan asas keadilan dan kepatutan. 3) Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 161/3211/SJ Tanggal 29 Desember 2003 tentang Pedoman tentang Kedudukan Keuangan Pimpinan dan Anggota DPRD bahwa belanja kegiatan DPRD meliputi uang representasi, uang paket, tunjangan jabatan, tunjangan panitia, tunjangan komisi, tunjangan badan kehormatan dan tunjangan khusus.

Pemberian biaya administrasi pengadaan tanah yang tidak sesuai ketentuan tersebut mengakibatkan kerugian daerah sebesar Rp500.000.000,00.

Kondisi tersebut terjadi karena kesengajaan pihak Legislatif yang merasa berperan aktif dan meminta kompensasi dalam pelaksanaan pengadaan tanah dan pihak Eksekutif yang tidak kuasa untuk menolak permintaan dimaksud.

BPK RI menyarankan Walikota Mojokerto agar meminta Pimpinan dan para Anggota DPRD penerima dana tersebut untuk menyetorkannya kembali ke Kas Daerah.

79

e. Belanja Bagi Hasil dan Bantuan Keuangan Sebesar Rp14.222.228.297,00 Tidak Sesuai Ketentuan

Pemerintah Kota Mojokerto pada Tahun Anggaran 2004 menganggarkan Belanja Bagi Hasil dan Bantuan Keuangan (2.01.03.4.2.) sebesar Rp19.439.300.900,00. Sampai dengan akhir tahun, anggaran tersebut telah terealisasi sebesar Rp14.281.774.497,00 (73,47%). Berdasarkan draft Perhitungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Mojokerto Tahun Anggaran 2004 Belanja Bagi Hasil dan Bantuan Keuangan (BBHBK) tersebut dirinci untuk pengeluaran-pengeluaran berikut:
Jenis Belanja Belanja Bantuan Keuangan kepada Kelurahan Belanja Bantuan Keuangan kepada Organisasi Kemasyarakatan Belanja Bantuan Keuangan kepada Organisasi Profesi Belanja Bantuan Penunjang Peningkatan Daerah Jumlah Anggaran (Rp) 825.000.000,00 105.000.000,00 325.000.000,00 18.184.300.900,00 19.439.300.900,00 Realisasi (Rp) 510.000.000,00 105.000.000,00 303.926.299,00 13.362.848.198,00 14.281.774.497,00

Dari nomenklatur rekening Belanja Bagi Hasil dan Bantuan Keuangan tersebut dapat diketahui bahwa Pemerintah Kota Mojokerto telah menyediakan pos belanja yang tidak diatur dalam Kepmendagri Nomor 29 Tahun 2002, yaitu Belanja Bantuan Penunjang Peningkatan Daerah yang terealisasi sebesar Rp13.362.848.198,00 (Jumlah realisasi setelah koreksi BPK adalah Rp14.910.729.497,00. Perbedaan ini disebabkan oleh penggeseran pelaporan realisasi seperti terungkap dalam Catatan Pemeriksaan 1 huruf h halaman 65). Menurut draft Perhitungan APBD Tahun Anggaran 2004 realisasi pos belanja tersebut dirinci untuk pengeluaran-pengeluaran berikut:
1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) Pengeluaran Bantuan Penunjang Peningkatan Daerah Bantuan Penunjang Operasional Daerah Bantuan kepada Instansi Vertikal Bantuan Keagamaan Bantuan Kegiatan Pemuda dan Olahraga Bantuan kepada Perusahaan Daerah Bantuan Penunjang Operasional KPU Bantuan Penunjang Operasional Panwaslu Jumlah Realisasi (Rp) 7.623.651.928,00 2.000.456.270,00 1.594.015.000,00 1.129.225.000,00 150.000.000,00 790.500.000,00 75.000.000,00 13.362.848.198,00

Selain itu, dalam pemeriksaan lebih lanjut atas SPMU, SPJ serta bukti-bukti pendukung lainnya atas pengeluaran pada pos tersebut Tim BPK menemukan realisasi pengeluaran sebesar Rp14.222.228.297,00 tidak sesuai dengan ketentuan karena pertanggungjawabannya hanya berupa tanda terima kwitansi dan digunakan untuk

80

pengeluaran-pengeluaran yang tidak semestinya. Klasifikasi pengeluaran yang tidak sesuai ketentuan tersebut adalah sebagai berikut.
Uraian Bantuan untuk kegiatan operasional Pemerintah Kota Mojokerto Bantuan untuk instansi vertikal Bantuan untuk kegiatan/organisasi terkait dengan Pemilu 2004 Bantuan keuangan untuk anggota DPRD periode 1999-2004 Pengeluaran lain yang tidak tepat dibebankan pada pos BBHBK Jumlah Jumlah (Rp) 3.078.134.050,00 2.042.742.569,00 1.372.700.000,00 774.500.000,00 6.954.151.678,00 14.222.228.297,00

1) 2) 3) 4) 5)

Pengeluaran-pengeluaran tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Bantuan untuk kegiatan operasional Pemerintah Kota Mojokerto Pemerintah Kota Mojokerto telah mengalokasikan dana untuk kegiatan operasional setiap bulan. Dari total realisasi sebesar Rp7.623.651.928,00 (lihat tabel sebelumnya) Tim BPK menemukan bahwa Rp3.078.134.050,00. diantaranya hanya dipertanggungjawabkan dengan kuitansi saja. 2) Bantuan untuk instansi vertikal Melalui penelusuran terhadap bukti-bukti pengeluaran Tim BPK menemukan bahwa pengeluaran untuk instansi vertikal ternyata Rp2.042.742.569,00. Pengeluaran tersebut digunakan untuk membiayai kegiatan operasional maupun insidentil Polres, Kodim, Pengadilan Negeri, dan Kejaksaan. Tim menilai bahwa secara administratif pengeluaran ini tidak tepat karena hanya disertai bukti pertanggungjawaban berupa kuitansi. Pengeluaran untuk instansi-instansi vertikal pun tidak diperbolehkan karena mereka sudah memperoleh anggaran dari APBN. 3) Bantuan keuangan untuk kegiatan Pemilu 2004 Seperti terlihat dalam tabel, total pengeluaran yang terkait dengan bantuan Pemilu 2004 adalah Rp1.372.700.000,00. Pengeluaran ini digunakan untuk biaya pengamanan Pemilu dan biaya operasional KPU dan Panwaslu. Tim menemukan bahwa SPJ untuk pengeluaran ini tidak memadai karena hanya didasarkan pada kuitansi dan tidak didukung dengan perincian penggunaannya. Tim juga menilai bahwa pembebanan biaya yang terkait dengan Pemilu pada pos ini tidak tepat. Seharusnya biaya ini dibebankan pada pos Belanja Tak Tersangka.

81

4) Belanja Bantuan Keuangan untuk Anggota DPRD periode 1999-2004 Pengeluaran untuk bantuan dana untuk mendukung aktivitas DPRD sebesar Rp774.500.000,00 juga dinilai tidak tepat dengan dua alasan. Pertama, tidak didukung bukti pertanggungjawaban keuangan yang sah (hanya kuitansi dan tanda terima lain yang diragukan kebenarannya). Kedua, seluruh belanja yang terkait dengan DPRD harus dianggarkan pada pos DPRD dan Sekretariat DPRD yang telah disediakan. Berdasarkan bukti-bukti yang ada Tim berhasil mengungkap bahwa pengeluaran tersebut digunakan untuk hal-hal berikut:
1) 2) 3) 4) Uraian Bantuan dana biaya transportasi DPRD Kota Mojokerto Bantuan biaya untuk kegiatan pembinaan di Wilayah Kota Mojokerto (untuk kegiatan Wakil Ketua DPRD) Biaya penyelenggaraan pemerintahan dalam rangka pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Mojokerto (untuk kegiatan Ketua DPRD) Bantuan biaya untuk kegiatan pembinaan di wilayah Kota Mojokerto (untuk kegiatan Wakil Ketua DPRD) Jumlah Jumlah (Rp) 52.000.000,00 382.500.000,00 100.000.000,00 240.000.000,00 774.500.000,00

5) Pengeluaran Lain yang Tidak Tepat Dibebankan pada Pos BBHBK Dalam pemeriksaan Tim menemukan pengeluaran sebesar Rp6.954.151.678,00 yang tidak tepat dibebankan pada pos BBHBK yang bukti-bukti pertanggungjawabannya juga berupa kuitansi dan bukti pendukung lain yang tidak memadai. Secara ringkas pengeluaran-pengeluaran tersebut dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) 9) 10) 11) 12) Uraian Bantuan dana untuk penyelesaian masalah daerah Pengeluaran untuk Asuransi karyawan Bantuan untuk kegiatan KONI Bantuan untuk menutup kekurangan biaya proyek tahun 2003 Bantuan dana untuk tali asih purna tugas perangkat Bantuan untuk pencairan dana dari Pemerintah Pusat Bantuan dana untuk penyelesaian salah beban Bantuan dana untuk pembinaan wilayah Bantuan dana untuk kegiatan perpisahan Sekretaris Daerah Bantuan dana restitusi PPh 21 Bantuan untuk perjalanan dinas Bantuan dana untuk keperluan lain-lain Jumlah Jumlah (Rp) 1.919.000.000,00 685.980.000,00 655.000.000,00 605.287.478,00 510.000.000,00 500.000.000,00 500.000.000,00 382.500.000,00 201.050.000,00 150.000.000,00 145.900.000,00 699.434.200,00 6.954.151.678,00

Dari tabel tersebut terlihat bahwa pengeluaran-pengeluaran tersebut lebih banyak untuk kepentingan Pemerintah Kota Mojokerto sendiri. Penganggaran dan pengeluaran belanja ini tidak perlu terjadi jika Pemerintah Kota Mojokerto telah secara cermat membuat anggaran untuk setiap unit kerja.

82

Kondisi tersebut tidak sesuai dengan: 1) Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 29 Tahun 2002 Pedoman Pengurusan, Pertanggungjawaban, dan Pengawasan Keuangan Daerah serta Tata Cara Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, Pelaksanaan Tata Usaha Keuangan Daerah dan Penyusunan Perhitungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah: a) Pasal 49 Ayat (5) yang menyatakan bahwa setiap pengeluaran kas harus didukung oleh bukti yang lengkap dan sah mengenai hal yang diperoleh pihak yang menagih; b) Pasal 55 Ayat (2) menyebutkan bahwa Pengguna Anggaran dilarang melakukan pengeluaran-pengeluaran atas Belanja Daerah untuk tujuan lain daripada yang ditetapkan; c) Lampiran IV Susunan Belanja Daerah untuk penganggaran Belanja Bagi Hasil dan Bantuan Keuangan diuraikan sebagai berikut : (1) Belanja Bantuan Keuangan kepada Pemerintah Desa/Kelurahan. (2) Belanja Bantuan Keuangan Kepada Organisasi Kemasyarakatan (3) Belanja Bantuan Keuangan Kepada Organisasi Profesi 2) Keputusan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 1994 tanggal 5 Oktober 1994 pada pasal 14 ayat (1) menyebutkan bahwa Atas beban Anggaran Belanja Daerah bagi Dinas/Lembaga/Satuan Kerja Daerah lainnya dilarang melakukan pengeluaranpengeluaran untuk keperluan: a) Perayaan/Peringatan hari besar/Hari Raya/Hari Ulang Tahun/Hari Jadi dan sebagainya. b) Pemberian ucapan selamat, hadiah, tanda mata, karangan bunga dan sebagainya untuk berbagai peristiwa. c) Iklan ucapan selamat dan lain sebagainya. d) Pesta untuk berbagai peristiwa. e) Pekan Olah Raga pada Dinas/Lembaga/Satuan Kerja Daerah lainnya. f) Lain-lain pengeluaran untuk kegiatan Dinas/Lembaga/Satuan Kerja Daerah lainnya yang sejenis/serupa dengan yang tersebut diatas. 3) Peraturan Pemerintah Nomor 105 tanggal 10 Nopember Tahun 2000 tentang Pertanggungjawaban Keuangan Daerah pada pasal 4 menyebutkan bahwa Pengelolaan

83

Keuangan Daerah dilakukan secara tertib, taat pada Peraturan Perundang-undangan yang berlaku, efisien, efektif, transparan dan bertanggungjawab dengan memperhatikan asas keadilan dan kepatutan. Realisasi Belanja Bantuan yang tidak sesuai ketentuan tersebut mengakibatkan terjadinya pemborosan keuangan daerah sebesar Rp14.222.228.297,00 (Rp1.435.700.000,00 + Rp774.500.000,00 + Rp12.012.028.297,00). Dalam kaitan dengan pengeluaran yang tidak didukung dengan pertanggungjawaban yang lengkap, hal tersebut mengakibatkan pengeluaran tersebut belum dapat diyakini kebenarannya.

Hal tersebut disebabkan kebijakan Walikota dalam merealisasikan Belanja Bantuan Keuangan yang tidak sepenuhnya memperhatikan ketentuan yang berlaku.

BPK RI menyarankan Walikota Mojokerto agar: a) Pada APBD 2005 dan seterusnya tidak menggunakan pos BBHBK untuk menganggarkan pengeluaran-pengeluaran selain bagi hasil dengan pemerintah desa/keluarahan dan bantuan keuangan kepada organisasi kemasyarakatan dan organisasi profesi. b) Pada APBD 2005 dan seterusnya tidak lagi menganggarkan bantuan untuk instansi vertikal, seperti TNI, Kepolisian, Kejaksanaan, dan Pengadilan, karena instansi-instansi ini sudah memperoleh alokasi anggaran dari APBN. Jika memang dirasa perlu, bantuan hendaknya diberikan secara selektif dengan mengutamakan asas tertib dan efisiensi anggaran daerah. c) Meminta pertanggungjawaban Pimpinan/para Anggota DPRD Kota Mojokerto periode 1999-2004 yang menerima dana dengan jumlah keseluruhan sebesar Rp774.500.000,00 dengan cara memberikan bukti-bukti pendukung penggunaan dana tersebut atau mengembalikan dana tersebut apabila terbukti menggunakan dana tersebut untuk kepentingan pribadi. d) Menyusun anggaran satuan kerja dengan lebih cermat agar pada masa yang akan datang tidak terjadi pengeluaran untuk kepentingan kegiatan Pemerintah Kota yang dibiayai dari pos BBHBK.

84

f. Pengeluaran sebesar Rp1.850.000.000,00 pada Rekening Belanja Tidak Tersangka tidak tepat dan tidak didukung dengan bukti yang lengkap dan sah

Pada Tahun Anggaran 2004 Pemerintah Kota Mojokerto menganggarkan Belanja Tidak Tersangka sebesar Rp4.656.528.100,00. Sampai dengan akhir tahun realisasi untuk pos tersebut sebesar Rp2.506.916.300,00. Pengeluaran Belanja Tidak Tersangka tersebut antara lain dipergunakan untuk menanggulangi bencana banjir yang melanda Kota Mojokerto pada bulan Februari 2004 yang telah mendapat persetujuan Ketua DPRD Kota Mojokerto dengan surat Nomor 900/26/417.200/2004 tanggal 5 Pebruari 2004. Dalam pemeriksaan Tim BPK-RI menemukan pengeluaran-pengeluaran dengan jumlah keseluruhan Rp1.850.000.000,00 tidak tepat. Ketidaktepatan tersebut disebabkan terutama oleh kurang lengkapnya bukti-bukti pendukung pertanggungjawaban karena hanya dilampiri dengan kuitansi yang mencantumkan nama-nama penerima dana, yaitu:
No. 1. Uraian Bantuan bencana alam/banjir di wilayah Kota Mojokerto diterima oleh H. Satori Suarta, SH, Wakil Ketua DPRD Kota Mojokerto periode 1999 2004 2. Bantuan dana bencana alam/banjir di Kota Mojokerto diterima oleh Hari Utomo, SH, Ketua DPRD Kota Mojokerto periode 1999 2004 3. Bantuan bencana alam/banjir di Wilayah Kota Mojokerto diterima oleh H. Tegoeh Soejono, SH, Walikota Mojokerto 1999 2004 4.. Bantuan bencana alam/banjir di Kota Mojokerto diterima oleh Djoni Sugeng Haryono, SH (almarhum), Kabag Pembangunan Jumlah 1.850.000.000,00 250.000.000,00 150.000.000,00 125.000.000,00 Jumlah (Rp) 1.325.000.000,00

Untuk memperoleh kejelasan mengenai pemanfaatan dana-dana yang diserahkan kepada perorangan tersebut, Tim BPK-RI melakukan serangkaian wawancara dengan mantan Wakil Ketua DPRD Kota Mojokerto, Satori Suarta, salah seorang penerima dana untuk bantuan bencana alam/banjir. Yang bersangkutan secara implisit menyatakan bahwa dana yang diterima tersebut sebenarnya merupakan kompensasi kekurangan dana purna tugas bagi Pimpinan dan Anggota DPRD periode 1999 2004. Kompensasi tersebut dilakukan untuk meredam ketidaksetujuan masyarakat atas besarnya dana purna tugas yang pada awalnya telah dianggarkan Rp100.000.000,00. Untuk menyiasati hal tersebut, oleh Tim dan Panitia Anggaran diputuskan agar besaran dana purna tugas yang dicantumkan dalam APBD 2004
85

hanya sebesar Rp25.000.000,00. Kemudian, untuk menutup kekurangan dana purna tugas, diambil langkah dengan cara membebankan pada rekening belanja lainnya, termasuk Belanja Tidak Tersangka. Sementara itu, untuk dana yang diterima oleh Hari Utomo (Ketua DPRD periode 19992004) dan Tegoeh Soejono (Walikota periode 1999 2004), Tim tidak memperoleh konfirmasi dari yang bersangkutan. Begitu juga dengan dana yang diberikan kepada alm. Djoni Sugeng Haryono (Kabag Pembangunan).

Tim menyimpulkan bahwa pengeluaran-pengeluaran tersebut tidak tepat. Disamping diragukan keberanannya, pengeluaran tersebut merupakan bentuk penyalahgunaan dana APBD yang tidak sesuai dengan : 1) Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 29 Tahun 2002 tanggal 10 Juni 2002: a) Pasal 49 Ayat (5) yang menyatakan bahwa setiap pengeluaran kas harus didukung oleh bukti yang lengkap dan sah mengenai hal yang diperoleh pihak yang menagih; b) Pasal 55 Ayat (2) yang menyatakan bahwa Pengguna Anggaran dilarang melakukan pengeluaran-pengeluaran atas beban Belanja Daerah untuk tujuan lain dari pada yang ditetapkan. 2) Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2000 tanggal 30 November 2000 dan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 161/3211/SJ Tanggal 29 Desember 2003 yang tidak mengatur mengenai pesangon yang diperuntukkan bagi pejabat atau anggota Dewan maupun Walikota yang mengakhiri masa tugasnya.

Penggunaan dana untuk purna tugas yang diterima oleh Pimpinan DPRD dan Walikota Mojokerto periode 1999-2004 tersebut mengakibatkan kerugian daerah minimal sebesar Rp1.325.000.000,00. Sedangkan pengeluaran lain dengan jumlah Rp525.000.000,00 yang diserahkan kepada Hari Utomo, Tegoeh Soejono, dan Djoni Sugeng Haryono (alm) diragukan kebenarannya.

86

Hal tersebut disebabkan oleh:

1) Adanya upaya Pimpinan dan Anggota DPRD dan Walikota Mojokerto periode 1999-2004 untuk memperoleh penghargaan finansial selepas masa jabatan tanpa memperhatikan ketentuan yang berlaku; 2) Kelalaian Kepala Bagian Keuangan yang memberikan persetujuan SPJ yang tidak dilengkapi dengan bukti-bukti pertanggungjawaban yang sah.

BPK RI menyarankan Walikota Mojokerto agar: 1) Menarik kembali pengeluaran sebesar Rp1.325.000.000,00 tersebut dari yang bersangkutan dan segera menyetorkannya kembali ke Kas Daerah. Untuk pengeluaran sebesar Rp525.000.000,00 Walikota Mojokerto agar meminta yang bersangkutan untuk mempertanggungjawabkan dan/atau mengembalikannya ke Kas Daerah. 2) Menegur Kepala Bagian Keuangan atas kelalaiannya dalam memberikan persetujuan SPJ yang tidak dilengkapi dengan bukti yang sah.

87

g. Penyusunan, Pelaksanaan, dan Pelaporan Realisasi Anggaran Oleh Beberapa Unit Kerja Tidak Sesuai Ketentuan

Pada Tahun Anggaran 2004, Pemerintah Kota Mojokerto menyusun APBD Tahun 2004 berdasarkan pendekatan kinerja APBD. Dengan demikian setiap alokasi biaya yang direncanakan harus dikaitkan dengan tingkat pelayanan atau hasil yang diharapkan dapat dicapai. Hasil pemeriksaan secara uji petik terhadap APBD Tahun Anggaran 2004 dan Dokumen Anggaran Satuan Kerja (DASK) yang disusun oleh unit-unit kerja pada Pemerintah Kota Mojokerto, diketahui bahwa penyusunan anggaran kegiatan dilakukan tidak sesuai dengan ketentuan. Tim menemukan beberapa pengeluaran yang dianggarkan, direalisasikan, dan dilaporkan pada pos-pos belanja yang tidak tepat. Misalnya, pada unit kerja Kepala Daerah tim menemukan adanya pengeluaran untuk pengadaan barang dan jasa yang dianggarkan dan direalisasikan pada pos Belanja Pegawai. Hal serupa juga terjadi pada unit kerja lain, misalnya Badan Kepegawaian Daerah, Dinas Pendapatan Daerah, Dinas Kebersihan dan Pertamanan Daerah, dan Sekretariat Daerah. 1) Belanja Barang dan Jasa (BAU) dianggarkan pada Belanja Pegawai (BAU)
No. Rekening 2.01.02.1.1.06.01.1 2.01.02.1.1.06.02.1 2.01.02.1.1.06.03.1 2.01.10.1.1.07.11.1 2.01.10.1.1.07.12.1 Unit Kerja Kepala Daerah Kepala Daerah Kepala Daerah BKD BKD Biaya Listrik Biaya Telepon Biaya Belanja Rumah Tangga Validasi Data PNS Pengadaan Map File Pegawai Uraian Jumlah (Rp) 12.444.676,00 61.436.275,00 35.386.616,00 3.100.000,00 7.500.000,00

2) Belanja Barang dan Jasa (BOP) dianggarkan pada Belanja Pegawai (BOP).
No. Rekening 2.01.05.2.1.06.05.1 Unit Kerja Dipenda Uraian Biaya Pakaian dan Kelengkapan Kerja Lapangan Jumlah (Rp) 5.340.000,00

88

3) Belanja Pemeliharaan (BOP) dianggarkan pada Belanja Pegawai (BOP)


No. Rekening 2.01.05.2.1.07.04.1 Unit Kerja Dipenda Uraian Biaya Perbaikan Kereta Sampah Jumlah (Rp) 10.000.000,00

4) Belanja Barang dan Jasa (BOP) dianggarkan pada Belanja Pemeliharaan (BOP)
No. Rekening 2.17.01.2.4.19.06.2 2.17.01.2.4.19.07.2 Unit Kerja DKPD DKPD Uraian Biaya Pembelian Jaringan Listrik Biaya Pembelian Peralatan Kerja Jumlah (Rp) 64.400.000,00 90.793.000,00

5) Belanja Barang dan Jasa untuk Biaya Pakaian Sipil Lengkap Anggota DPRD, Bantuan Seragam PDAM, Seragam Bank Pasar, Pakaian & Sepatu PAM Pemilu dianggarkan pada Belanja Barang dan Jasa Sekretariat Daerah.
No. Rekening 2.01.03.1.2.06.02.1 2.01.03.1.2.06.07.1 Unit Kerja Sekda Sekda Uraian Biaya Pakaian Sipil Lengkap Anggota DPRD Biaya Bantuan Seragam a. PDAM b. Bank Pasar c. Pakaian PAM Pemilu d. Sepatu PAM Pemilu 6.556.000,00 894.000,00 59.940.000,00 123.590.000,00 Jumlah (Rp) 31.250.000,00

Biaya Pakaian sipil lengkap Anggota DPRD seharusnya dianggarkan pada pos belanja Sekretariat DPRD dan biaya bantuan seragam PDAM, Bank Pasar, Pakaian dan Sepatu PAM Pemilu tidak tepat dibebankan pada pos belanja Sekretariat Daerah karena bukan merupakan bagian dari kegiatan Sekretariat Daerah.

Kondisi tersebut tidak sesuai dengan Kepmendagri Nomor 29 Tahun 2002 Tanggal 10 Juni 2002: 1) Lampiran IV mengenai Format Susunan Belanja Daerah, disebutkan bahwa komponen Belanja Administrasi Umum dan Belanja Operasi dan Pemeliharaan adalah Belanja Pegawai/Personalia, Belanja Barang dan Jasa, Belanja Perjalanan Dinas, dan Belanja Pemeliharaan.

89

2) Pasal 55 ayat (2), disebutkan bahwa Pengguna Anggaran dilarang melakukan pengeluaran-pengeluaran atas beban Belanja Daerah untuk tujuan lain dari pada yang ditetapkan.

Penyusunan anggaran yang tidak sesuai ketentuan tersebut mengakibatkan Perhitungan APBD Tahun Anggaran 2004 yang telah disusun tidak menggambarkan kinerja yang sesungguhnya.

Kondisi tersebut disebabkan oleh kesengajaan Tim Penyusun Anggaran di masingmasing Unit Kerja yang kurang memperhatikan ketentuan yang berlaku.

BPK RI menyarankan Walikota Mojokerto agar menegur dan memerintahkan kepada kepala unit kerja menganggarkan, merealisasikan, dan melaporkan penggunaan anggaran sesuai dengan peruntukan setiap rekening yang telah diatur oleh Kepmendagri Nomor 29 Tahun 2002.

90

Lampiran I
Pergeseran Laporan Realisasi Anggaran pada pos Kepala Daerah dan pos Sekretariat Daerah
Kode Rekening 2.01.02.1.1.04.00.1 2.01.02.1.3.01.02.1a 2.01.02.1.1.06.01.1a Rekening Asal Uraian Biaya Perawatan dan Pengobatan Biaya Perjalanan Dinas Luar Daerah Biaya Listrik KDh Jumlah (Rp) 6.463.000,00 4.000.000,00 14.962.070,00 Kode Rekening 2.01.02.1.3.01.02.1a 2.01.02.1.1.06.01.1b 2.01.02.1.1.06.02.1a 2.01.02.1.1.06.02.1b 2.01.02.1.1.06.03.1b 2.01.02.1.1.04.00.1 2.01.02.1.4.08.01.1d 2.01.03.1.2.05.02.1 2.01.03.5.1.01.01.2 2.01.03.5.1.01.01.2 2.01.03.4.7.01.03.2 2.01.03.4.7.01.03.2 2.01.03.4.7.01.03.2 2.01.03.1.1.10.01.1 2.01.03.1.1.04.05.1 2.01.03.1.1.10.02.1 2.01.03.1.1.10.02.1 2.01.03.1.2.05.03.1 2.01.03.4.7.01.02.2 2.01.03.4.7.03.03.2 2.01.03.2.2.03.05.1 Dipindah ke Uraian Biaya Perjalanan Dinas Luar Daerah Biaya Listrik Wakil KDh Biaya Listrik Wakil KDh Biaya Telepon Wakil KDh Biaya Belanja Rumah Tangga Wakil KDh Biaya Perawatan dan Pengobatan Accu dan Ban Mobil Biaya Makanan dan Minuman Rapat Belanja Tidak Tersangka Belanja Tidak Tersangka Biaya Bantuan Pengamanan PILKADA Biaya Bantuan Pengamanan PILKADA Biaya Bantuan Pengamanan PILKADA Bantuan Transport Biaya bantuan perawatan dan kesehatan Bantuan Kesejahteraan Bantuan Kesejahteraan Biaya Makanan dan Minuman Tamu Biaya bantuan penunjang kegiatan ops Sekda Biaya Bantuan Peningkatan Sarana dan Prasarana Peribadatan Biaya penyusunan dokumen kegiatan Jumlah (Rp) 10.463.000,00 2.551.935,00 9.972.865,00 2.437.270,00 1.972.000,00 1.768.500,00 2.500.000,00 68.391.240,00 240.000.000,00 240.000.000,00 50.000.000,00 3.000.000,00 4.035.200,00 150.000.000,00 170.000.000,00 175.000.000,00 500.000,00 175.000.000,00 1.500.000,00 20.000.000,00 25.000.000,00

2.01.02.1.4.08.01.1a 2.01.02.1.4.08.01.1b 2.01.02.1.4.08.01.1c 2.01.02.1.1.07.01.1 2.01.02.1.1.07.02.1 2.01.03.4.7.01.01.2

Biaya Pemeliharaan Alat Angkutan Biaya Pemeliharaan Alat Angkutan Bahan Bakar dan Pelumas Biaya Penunjang Operasional KDh Biaya Penunjang Operasional Wakil KDh Biaya Bantuan Pembangunan, Kegiatan Pemerintahan serta Pembinaan Kemasy.

1.972.000,00 1.768.500,00 2.500.000,00 61.350.000,00 7.041.240,00 1.419.185.200,00

91

Kode Rekening

Rekening Asal Uraian

Jumlah (Rp)

2.01.03.1.2.06.02.1a 2.01.03.1.2.06.01.1 2.01.03.1.2.06.07.1e 2.01.03.1.3.01.02.1

Biaya Pakaian Sipil Lengkap Muspida Biaya Pak. Sipil Harian Eselon II & 2 Ajudan Biaya Bantuan Seragam PAM Pemilu Biaya Perjalanan Dinas Luar Daerah

46.200.000,00 20.000.000,00 59.755.000,00 47.690.000,00

2.01.03.3.12.04.01.1 2.01.03.4.7.01.06.2 2.01.03.4.7.07.00.2 2.01.03.4.7.01.02.2

Belanja Meja Kursi Kerja Kepala Daerah Biaya Penunjang Promosi Daerah Bantuan Penunjang Operasional Panwaslu Biaya Bant. Penunj. Keg. Ops Sekda

3.901.500,00 25.000.000,00 25.000.000,00 106.575.000,00

2.01.03.4.7.01.01.2

Biaya bantuan pembangunan, kegiatan

170.000.000,00

Kode Rekening 2.01.03.4.6.02.00.2 2.01.03.1.2.05.02.1 2.01.03.1.2.05.02.1 2.01.03.1.2.05.02.1 2.01.03.1.4.03.01.1 2.01.03.1.4.02.01.1d 2.01.03.1.2.06.07.1 2.01.03.1.2.03.01.1 2.01.03.1.2.03.01.1 2.01.03.1.2.06.06.1 2.01.03.1.2.06.01.1 2.01.03.1.2.06.07.1 2.01.03.4.7.01.04.2 2.01.03.4.7.01.04.2 2.01.03.4.7.01.04.2 2.01.03.4.7.01.04.2 2.01.03.4.7.01.04.2 2.01.03.4.7.01.04.2 2.01.03.4.7.01.04.2 2.01.03.4.7.01.04.2 2.01.03.4.7.01.04.2 2.01.03.3.12.04.03.1 2.01.03.4.6.09.00.2 2.01.03.4.6.01.00.2 2.01.03.4.7.01.03.2 2.01.03.4.7.01.03.2 2.01.03.4.7.01.03.2 2.01.03.4.7.01.03.2 2.01.03.4.7.01.03.2 2.01.03.4.7.01.02.2

Dipindah ke Uraian Bantuan Operasional GOPTKI Biaya Makanan dan Minuman Rapat Biaya Makanan dan Minuman Rapat Biaya Makanan dan Minuman Rapat Biaya pemeliharaan alat-alat kantor Biaya Pemeliharaan Alat-alat Angkutan Biaya bantuan seragam Biaya Cetak dipakai Habis Biaya Cetak dipakai Habis Biaya kelengkapan pakaian dinas (sepatu) Biaya Pak. Sipil Harian Eselon II dan 2 Ajudan Biaya bantuan seragam Biaya Bantuan Pengamanan Pemilu Biaya Bantuan Pengamanan Pemilu Biaya Bantuan Pengamanan Pemilu Biaya Bantuan Pengamanan Pemilu Biaya Bantuan Pengamanan Pemilu Biaya Bantuan Pengamanan Pemilu Biaya Bantuan Pengamanan Pemilu Biaya Bantuan Pengamanan Pemilu Biaya Bantuan Pengamanan Pemilu Belanja 750 Kursi Kelas SD-SMU Bantuan Operasional APEKSI Bantuan Operasional Wartawan Biaya bantuan pengamanan PILKADA Biaya bantuan pengamanan PILKADA Biaya bantuan pengamanan PILKADA Biaya bantuan pengamanan PILKADA Biaya bantuan pengamanan PILKADA Biaya bantuan penunjang kegiatan ops

Jumlah (Rp) 5.000.000,00 59.000.000,00 7.000.000,00 10.000.000,00 15.000.000,00 17.000.000,00 21.900.000,00 15.500.000,00 1.750.000,00 13.000.000,00 46.200.000,00 20.000.000,00 59.755.000,00 6.250.000,00 15.985.000,00 10.000.000,00 8.500.000,00 5.000.000,00 1.000.000,00 500.000,00 455.000,00 3.901.500,00 25.000.000,00 25.000.000,00 52.000.000,00 25.000.000,00 5.075.000,00 19.500.000,00 5.000.000,00 170.000.000,00

92

Kode Rekening 2.01.03.4.7.01.04.2 2.01.03.4.7.02.01.2 2.01.03.4.7.02.01.2 2.01.03.4.7.02.01.2 2.01.03.4.7.03.01.2 2.01.03.4.7.03.02.2 2.01.03.4.7.06.00.2 2.01.03.4.7.01.02.2

Rekening Asal Uraian pemerintahan serta pembinaan kemasy. Biaya Bantuan Pengamanan Pemilu Biaya Bant. kpd BPN, Kejaksaan Negeri, Depag, Pengadilan, Kodim, Korem, Kepolisian,Kant. Pelay.PBB dll Biaya Bant. kpd BPN, Kejaksaan Negeri, Depag, Pengadilan, Kodim, Korem, Kepolisian,Kant. Pelay.PBB dll Biaya Bant. kpd BPN, Kejaksaan Negeri, Depag, Pengadilan, Kodim, Korem, Kepolisian,Kant. Pelay.PBB dll Biaya Bantuan Kegiatan Hari-hari Besar Keagamaan Biaya Bantuan Kehidupan Beragama Bantuan Penunjang Operasional KPU Biaya Penyelenggaraan Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Jumlah

Jumlah (Rp) 75.000.000,00 996.631,00 5.140.000,00 8.539.668,00 6.000.000,00 3.600.000,00 150.000.000,00 100.000.000,00 2.372.639.809,00

Kode Rekening 2.01.03.4.7.02.01.2 2.01.03.4.6.10.00.2

Dipindah ke Uraian Sekretariat Daerah Biaya Bant. kpd BPN, Kejaksaan Negeri, Depag, Pengadilan, Kodim, Korem, Kepolisian,Kant. Pelay.PBB dll Bantuan Kepada BAPENKAR

Jumlah (Rp) 75.000.000,00 14.676.299,00

2.01.03.4.7.03.03.2 2.01.03.4.7.03.03.2 2.01.03.5.1.01.01.2 2.01.03.5.1.01.01.2

Biaya Bantuan Peningkatan Sarana dan Prasarana Peribadatan Biaya Bantuan Peningkatan Sarana dan Prasarana Peribadatan Belanja Tak Tersangka Belanja Tidak Tersangka Jumlah

6.000.000,00 3.600.000,00 150.000.000,00 100.000.000,00 2.372.639.809,00

93

Lampiran II Pengeluaran pada pos Belanja Bagi Hasil dan Bantuan Keuangan yang Pertanggungjawabannya Berupa Kuitansi a. Pengeluaran untuk kegiatan operasional Pemkot Mojokerto
TGL 06-Jan-04 25-Mar-04 29-Mar-04 31-Mar-04 07-Apr-04 29-Apr-04 27-Mei-04 27-Mei-04 01-Jun-04 07-Jun-04 17-Jun-04 18-Jun-04 21-Jun-04 25-Jun-04 30-Jun-04 12-Jul-04 12-Jul-04 20-Jul-04 20-Jul-04 21-Jul-04 21-Jul-04 21-Jul-04 26-Jul-04 26-Jul-04 10-Agust-04 11-Agust-04 12-Agust-04 12-Agust-04 16-Agust-04 16-Agust-04 24-Agust-04 24-Agust-04 25-Agust-04 NO SPMU 2/R 327/R 356/R 377/R 446/R 604/R 824/R 832/R 1124/R 889/R 975/R 994/R 1011/R 1051/R 1097/R 1190/R 1191/R 1229/R 1241/R 1244/R 1245/R 1254/R 1284/R 1285/R 1428/R 1446/R 1456/R 1470/R 1486/R 1487/R 1534/R 1542/R 1557/R URAIAN Bantuan penunjang kegiatan operasional Sekda Dana operasional pengupahan dan DKD oleh Disnaker Kota Mojokerto Bantuan dana untuk kegiatan Pemkot Bantuan operasonal Pemkot Mojokerto Bantuan dana kegiatan tamu daerah dalam rangka pelaksanaan survai & evaluasi banjir oleh Tim Depkimraswil Jakarta Bantuan operasional kegiatan pemerintah Kota Mojokerto Bantuan dana kegiatan Pemkot Mojokerto Bantuan dana dukungan Pemkot Mojokerto untuk Pilpres Bantuan dana kekurangan biaya kegiatan Pem kot Cawu II Bantuan dana operasional kegiatan Pemkot Mr Bantuan dana kegiatan Pemkot Mr Bantuan biaya kegiatan pemkot Mr Bantuan dana kegiatan Pemkot Mr Bantuan dana kegiatan Pemkot Cawu II Bantuan dana kegiatan Pemkot Mr Bantuan dana kegiatan Pemkot Mr Bantuan dana kegiatan Pemkot Mr Bantuan dana kegiatan Pemkot Mojokerto Bantuan dana kegiatan Pemkot Mr Bantuan dana kegiatan Pemkot Mr Bantuan dana kegiatan Pemkot Mr Bantuan dana kegiatan Pemkot Mr Bantuan dana kegiatan Pemkot Mr Bantuan dana kegiatan Pemkot Mr Bantuan dana anggaran kegiatan Pemkot Mr Biaya kegiatan Pemkot bulan Agustus 2004 Bantuan kegiatan Pemkot bantuan kegiatan bulan Agustus 2004 Bantuan kegiatan Pemkot bulan Agustus Bantuan kegiatan Pemkot bulan Agustus Bantuan kegiatan Pemkot bulan Agustus Bantuan kegiatan karnaval Sekretariat Kota Mr Bantuan simulasi JPKM JUMLAH (Rp) 6.685.000 15.000.000 35.000.000 45.000.000 175.000.000 50.000.000 45.000.000 20.000.000 6.800.000 175.000.000 46.165.000 47.500.000 50.000.000 33.381.000 240.000.000 88.000.000 19.027.000 6.441.400 94.000.000 97.000.000 84.000.000 4.821.500 20.000.000 50.000.000 51.000.000 2.263.250 85.000.000 10.760.000 20.345.000 36.504.250 70.000.000 25.000.000 15.000.000

94

TGL 02-Sep-04 02-Sep-04 02-Sep-04 09-Sep-04 09-Sep-04 09-Sep-04 22-Sep-04 22-Sep-04 22-Sep-04 30-Sep-04 13-Okt-04 13-Okt-04 13-Okt-04 20-Okt-04 20-Okt-04 25-Okt-04 25-Okt-04 29-Okt-04 29-Nop-04 29-Nop-04 29-Nop-04 29-Nop-04 29-Nop-04 06-Des-04 29-Des-04 30-Des-04

NO SPMU 1657/R 1658/R 1659/R 1736/R 1737/R 1738/R 1848/R 1856/R 1910/R 1969/R 2027/R 2028/R 2032/R 2083/R 2084/R 2134/R /R 2232/R 2502/R 2503/R 2504/R 2507/R 2523/R 2593/R 3098/R 3230/R

URAIAN Bantuan kegiatan pemkot Mr Bantuan kegiatan pemkot Mr Bantuan dana kegiatan perpisahan mantan pejabat Pemkot Bantuan dana kegiatan Pemkot Mr Bantuan dana kegiatan Pemkot Mr Bantuan dana kegiatan Pemkot Mr Bantuan dana kegiatan Pemkot Mr Bantuan dana kegiatan Pemkot Mr Bantuan biaya kekurangan bulan Agustus 2004 Bantuan dana untuk Pemkot Mr Bantuan operasional Kota Mojokerto Bantuan kegiatan operasional Pemkot Mr Bantuan kegiatan operasional Pemkot Mr Bantuan kegiatan operasional Pemkot Mr Bantuan kegiatan operasional Pemkot Mr Bantuan biaya kegiatan daerah bantuan dana ops Triwulan IV Bantuan biaya kegiatan bulan Oktober bantuan dana kegiatan Pemkot Mr bantuan dana kegiatan Pemkot Mr bantuan dana kegiatan Pemkot Mr bantuan dana kegiatan Pemkot Mr bantuan dana kegiatan Pemkot Mr Bantuan biaya penunjang operasional Bawasda bantuan dana operasional komisi pengupahan dan DKD oleh Disnaker Kota Mojokerto Bantuan kegiatan pemkot Mr Total

JUMLAH (Rp) 60.000.000 50.000.000 27.000.000 20.000.000 17.000.000 13.000.000 280.000.000 210.000.000 2.900.000 38.000.000 4.500.000 1.500.000 13.000.000 125.000.000 150.000.000 50.000.000 4.500.000 60.000.000 10.000.000 21.000.000 15.500.000 12.900.000 55.000.000 19.500.000 19.000.000 29.140.650 3.078.134.050

b. Pengeluaran untuk Instansi Vertikal


TGL 08-Jan-04 09-Jan-04 09-Jan-04 03-Feb-04 18-Feb-04 21-Apr-04 07-Mei-04 14-Mei-04 09-Jun-04 16-Jun-04 24-Jun-04 NO SPMU 30/R 34/R 35/R 76/R 123/R 529/R 673/R 719/R 911/R 970/R 1028/R URAIAN Dana operasi lilin semeru Polres Mr Bantuan operasional Kejaksaan Bantuan dana Pemda Kota Mr Bantuan operasional Kodim Mr Bantuan operasional pengadilan Negeri Biaya pembayaran tuanggakan pajak PBB Pembelian tempat tidur lengkap dan meja rias Bantuan dana Pam Presiden wilayah Mr Biaya operasionl kejaksanaan Biaya oparesional Pengadilan negeri bantuan operasional Kodam V Brawijaya JUMLAH (Rp) 75.000.000 25.000.000 60.000.000 25.000.000 25.000.000 8.539.668 5.720.000 4.300.000 25.000.000 25.000.000 25.000.000

95

TGL 26-Jun-04 16-Jul-04 11-Agust-04 16-Agust-04 27-Agust-04 27-Agust-04 02-Sep-04 02-Sep-04 02-Sep-04 02-Sep-04 30-Sep-04 13-Okt-04 10-Nop-04 10-Nop-04 11-Nop-04 11-Nop-04 11-Nop-04 23-Nop-04 24-Nop-04 24-Nop-04 30-Nop-04 06-Des-04 06-Des-04 10-Des-04 13-Des-04 24-Des-04 28-Des-04 29-Des-04 30-Des-04 30-Des-04 30-Des-04 30-Des-04 30-Des-04 30-Des-04 30-Des-04 31-Des-04 16-Jun-04 17-Sep-04 22-Sep-04

NO SPMU 1052/R 1185/R 1454/R 1483/R 1600/R 1604/R 1661/R 1662/R 1663/R 1664/R 1970/R 2022/R 2288/R 2380/R 2439/R 2441/R 2442/R 2459/R 2468/R 2469/R 2528/R 2595/R 2600/R 2672/R 2673/R 3019/R 3086/R 3088/R 3202/R 3225/R 3226/R 3228/R 3229/R 3243/R 3253/R 3259/R 971/R 1773/R 1891/R

URAIAN Biaya Peringatan Hari Internasional Narkoba (untuk Polres) Biaya tagihan pajak SPPT dan PBB Biaya operasional Muspida Agustus 2004 Bantuan dana operasional Muspida Plus Bantuan perbaikan kamar LP Bantuan biaya penyelesaian pembangunan kantor Depag Bantuan operasional Kodim Bantuan dana TMKK Bantuan operasional Pengadilan Negeri Biaya rehap gedung Polres Bantuan kegiatan pemkot Bantuan pencak silat Dandim Cup Bantuan dana kegiatan Pemkot Bantuan dabna liputanm lebaran Bantuan dana pembangunan pos Polisi Bantuan dana kegiatan daerah Bantuan dana kegiatan bulan Nopember Bantuan dana pengadaan CPNS Bantuan dana kodim Bantuan dana lebaran Polres Bantuan dana Denpom bantuan operasional Pengadilan Negeri Bantuan kegiatan Pemda Bantuan dana pembangunan kali Brangkal Bantuan Korem Bantuan dana operasional Pengadilan Negeri Bantuan dukungan dana Polresta Bantuan BPHTB Pusat Bantuan dana pembinaan Bantuan hari natal dan tahun baru Bantuan kegiatan kebakaran Pulorejo bantuan pengadaan CPNS Bantuan uang saku hari natal dan tahun baru Bantuan biaya pembuatan baliho Polresta Bantuan dana kegiatan daerah Bantuan dana kegiatan daerah Biaya Pam Pemilu Presiden Kodim Bantuan dana pengamanan Pilpres Bantuan dana Pam Pemilu Putaran II Total

JUMLAH (Rp) 3.000.000 996.631 130.000.000 45.000.000 2.500.000 10.000.000 15.370.000 2.500.000 25.000.000 25.000.000 25.000.000 5.000.000 200.000.000 5.000.000 4.000.000 105.000.000 187.000.000 100.000.000 5.000.000 5.000.000 2.000.000 10.000.000 135.000.000 21.233.700 5.000.000 15.000.000 300.000.000 96.757.570 600.000 10.000.000 7.500.000 100.000.000 60.000.000 450.000 7.500.000 24.775.000 25.000.000 9.000.000 9.000.000 2.042.742.569

96

c. Pengeluaran untuk organisasi/kegiatan terkait dengan Pemilu 2004


TGL 26-Feb-04 12-Mar-04 01-Apr-04 02-Jul-04 30-Des-04 15-Mar-04 15-Apr-04 17-Sep-04 15-Okt-04 25-Mar-04 29-Mar-04 29-Mar-04 16-Jun-04 16-Sep-04 17-Sep-04 17-Sep-04 30-Sep-04 NO SPMU 164/R 255/R 394/R 1134/R 3247/R 270/R 472/R 1777/R 2050/R 331/R 348/R 341/R 969/R 1766/R 1778/R 1779/R 1959/R Bantuan KPU Tahap I Bantuan KPU Tahap II Bantuan KPU Bantuan KPU Bantuan KPU Bantuan untuk Panwaslu Kota Mojokerto Bantuan dana operasional kegiatan pemilu 2004 untuk Panwaslu Penunjang operasional Panwaslu Penunjang operasional Panwaslu Bantuan alat peraga Parpol Bantuan operasional pengamanan pemilu Bantuan Pam Pemilu 2004 Polres Mojokerto Bantuan dana pemilu Wapres untuk Polres Bantuan penunjang pemilu Bantuan dana pengamanan pilpres Bantuan tambahan penunjang pemilu Bantuan dana untuk pemilihan Wapres Total URAIAN JUMLAH (Rp) 125.000.000 150.000.000 267.420.000 153.080.000 50.000.000 50.000.000 15.000.000 25.000.000 50.000.000 34.500.000 20.000.000 150.000.000 75.000.000 50.000.000 3.000.000 150.000.000 4.700.000 1.372.700.000

d. Pengeluaran lain yang tidak tepat dibebankan pada pos BBHBK


TGL 27-Apr-04 07-Mei-04 30-Jun-04 01-Jul-04 03-Sep-04 22-Sep-04 18-Feb-04 07/04/2004 03-Sep-04 23-Des-04 NO SPMU 576/R 671/R 1096/R 1123/R 1694/R 1851/R 86/R 422/R 1675/R 2976/R URAIAN Bantuan biaya penyelesaian permasalahan daerah Bantuan dana untuk penyelesaian permasalahan daerah Bantuan dana penyelesaian permasalahan daerah Bantuan dana penyelesaian permasalahan daerah Masalah daerah Total Biaya asuransi kesejahteraan karyawan Biaya umum kegiatan dalam pengelolaan program asuransi karyawan Asuransi Total Bantuan KONI Bantuan KONI Bantuan KONI Bantuan KONI KONI Total Biaya administrasi untuk penyelesaian kekurangan proyek tahun 2003 Kekurangan proyek 2003 Total 26-Okt-04 2144/R Bantuan tali asih purna tugas perangkat JUMLAH (Rp) 45.000.000 45.000.000 1.775.000.000 54.000.000 1.919.000.000 666.000.000 19.980.000 685.980.000 75.000.000,00 200.000.000,00 200.000.000,00 180.000.000,00 655.000.000,00 605.287.478 605.287.478 510.000.000

20-Jan-04

52/R

97

Tali asih Total 01-Jun-04 30-Jun-04 04-Agust-04 26-Feb-04 17-Mar-04 27-Mei-04 28-Des-04 18-Jun-04 01-Apr-04 07-Apr-04 30-Agust-04 22-Sep-04 02-Nop-04 15-Jan-04 20-Jan-04 20-Jan-04 20-Jan-04 26-Jan-04 29-Jan-04 29-Jan-04 29-Jan-04 29-Jan-04 13-Feb-04 26-Feb-04 04-Mar-04 25-Mar-04 02-Apr-04 27-Apr-04 29-Apr-04 05-Mei-04 07-Mei-04 07-Mei-04 10-Mei-04 861/R 1098/R 1384/R 161/R 284/R /R 3055/R 985/R 389/R 431/R 1622/R 1843/R 2274/R 44/R 48/R 50/R 51/R 54/R 61/R 62/R 63/R 64/R 99/R 162/R 191/R 324/R 276/R 567/R 605/R 643/R 669/R 672/R 687/R Biaya pencarian/permohonan dana dari Pusat Dana pusat Total Bantuan dana penyelesaian kesalahan pembebanan Salah beban Total Bantuan biaya kegiatan pembinaan wilayah Kota Pembinaan wilayah Total Biaya Perjalanan dinas ratek monef jakarta Bantuan biaya ke Bappenas jakarta dlm rangka pasca banjir Bantuan dana kunjungan kerja DPRD untuk eksekutif Bantuan dana transport ke Dep keu jakarta Perjalanan dinas Total Biaya operasional retribusi PPh Ps 21 Restitusi PPh Total Biaya pelantikan pisah kenal Biaya cetak dan bingkai foto mantan sekda Biaya pembuatan buku memory serah terima jabatan Sekda Bantuan biaya pelantikan Sekdaa Biaya tambahan pamit kenal Sekda Pisah kenal sekda Total Pembalian hewan Qurban Bantuan biaya rakor korwil IV Apeksi di Kupang Bantuan kompensasi paguyupan keluarga Kromojayan Bantuan biaya penyusunan buku The City Of Tomorrow Biaya pembuatan leaflet penunjang promosi daerah dlm 2 bahasa Bantuan dana hari raya Idul Adha Arrosyid Biaya pelaksanaan takbir Idul Adha bantuan dana Qurban Korpri Bantuan dana menmyambut Idul Adha Masjid As Sholihiyah Transport instruktur SKJ Bantuan dana peringatan Tahun Baru Islam Biaya pengadaan sarana kelengkapan kawasan Makan minum Bantuan bencana banjir Bantuan dana kompensasi penghapusan kendaraan dinas Walikota & Wakil bantuan dana untuk PNS yg menunaikan ibadah haji Bantuan uang transport seminar ke Bali Biaya gelar makanan dan minuman Bantuan biaya diklat Pimpinan II bantuan dana perinagatan maulid nabi Dana operasional Dekopinda Tahun 2004

510.000.000 500.000.000 500.000.000 500.000.000 500.000.000 382.500.000 382.500.000 2.400.000 97.500.000 21.000.000 25.000.000 145.900.000 150.000.000 150.000.000l 170.000.000 1.050.000 2.000.000 27.500.000 500.000 201.050.000 25.000.000 4.000.000 15.000.000 7.870.000 11.500.000 5.000.000 3.500.000 2.000.000 3.000.000 900.000 5.000.000 25.750.000 3.000.000 3.000.000 4.035.200 1.900.000 4.280.000 20.000.000 14.250.000 12.500.000

98

19-Mei-04 25-Mei-04 25-Mei-04 01-Jun-04 02-Jun-04 04-Jun-04 10-Jun-04 02-Jul-04 13-Jul-04 21-Jul-04 22-Jul-04 26-Jul-04 26-Jul-04 03-Agust-04 06-Agust-04 02-Sep-04 02-Sep-04 06-Sep-04 07-Sep-04 07-Sep-04 08-Sep-04 21-Sep-04 22-Sep-04 22-Sep-04 22-Sep-04 30-Sep-04 06-Okt-04 11-Okt-04 25-Okt-04 27-Okt-04 28-Okt-04 01-Nop-04 01-Nop-04 08-Nop-04 09-Nop-04 09-Nop-04 10-Nop-04 10-Nop-04

753/R 776/R 777/R 850/R 862/R 875/R 926/R 1136/R 1197/R 1255/R 1283/R 1288/R 1292/R 1382/R 1488/R 1660/R 1674/R 1702/R 1708/R 1709/R 1732/R 1783/R 1853/R 1872/R 1905/R 1971/R /R 2018/R 2133/R 2198/R 2203/R 2240/R 2303/R 2327/R 2371/R 2372/R 2300/R 2344/R

Bantuan biaya seminar KPPOD Bantuan dana pendukung pelaksanaan job market fair Bantuan dana penyambutan presiden RI Bantuan dana peringatan Harkitnas 2004 Bantuan pemberangkatan peserta musda Bantuan dana mengikuti KTNA Penas XI di Sulawesi Utara Bantuan biaya studi banding PLS ke Malaysia dan Singapura Bantuan siaga Pam Linmas Bantuan tim evaluasi kel. Berhasil Bantuan tim evaluasi kel berhasil prop Bantuan dana penggantian pembelian kendaraan dinas roda 2 Kantor Arsip Bantuan penghijauan Bantuan isntruktur senam Biaya pinjam kendaraan dlm rangka memfasilitasi kunjungan presiden Bantuan dana kegiatan larungan & vestifak Onde Bantuan biaya operasional & koordinasi kantor depatemen Bantuan kegiatan tertib lalu lintas Bantuan dana rutin Triwulan II Bantuan dana penyambutan Bojonegoro tamu Bakorwil

8.000.000 7.000.000 1.600.000 15.026.000 1.500.000 7.365.000 21.250.000 1.500.000 15.800.000 5.000.000 11.153.000 5.000.000 975.000 12.000.000 14.000.000 5.400.000 46.000.000 150.000 5.890.000 200.000 25.000.000 1.700.000 100.000 19.000.000 8.300.000 21.900.000 3.000.000 975.000 15.000.000 6.000.000 4.500.000 11.800.000 12.500.000 25.030.000 2.500.000 1.600.000 15.000.000 59.000.000

Bantuan istruktur SKJ Bantuan dana pembayaran kompensasi RM Raden Wijaya bantuan Haornas Bantuan dana Babin V Brawijaya Biaya operasional dewan ketenegakerjaan Triwulan III Tahun 2004 Bantuan dana Isro' Mi'roj Bantuan biaya sewa bus dan sewa polwil Bantuan dana kegiatan rakorbang Bantuan instruktur SKJ Bantuan biaya berbuka puasa Walikota dan Tk Becak Bantuan dana Tim PKK Bantuan dana buka puasa bersama Nuzulul Q Bantuan dana bingkisan ulama dll Dana operasional Dekopinda Tahun 2004 Bantuan dana kegiatan persiapan pembangunan plengsengan Bantuan rapat asisten Bantuan dana pelksanaan Ru'iyat di Sby Bantuan biaya kunjungan tim evaluasi lomba pengelola dan kel BKB Bantuan kegiatan bulan Nopember 2004

99

10-Nop-04 10-Des-04 27-Des-04 30-Des-04 30-Des-04 30-Des-04 30-Des-04 30-Des-04 02-Apr-04

2391/R 2664/R 3035/R 3177/R 3209/R 3212/R 3241/R 3242/R /R

Bantuan dana buka bersama Nuzulul Q Bantuan safari Ramadhan Bantuan biaya konsumsi makan hari Jumat Bantuan konsumsi senam hari Jumat Des 2004 Biaya promosi daerah untuk kegiatan pariwisata Biaya promosi daerah untuk kegiatan pariwisata Bantuan buku UU 32 Bantuan penunjang asisten Bantuan pawai ta'ruf Lain Total Grand Total

18.785.000 4.600.000 1.250.000 5.000.000 25.000.000 25.000.000 10.000.000 600.000 20.000.000 699.434.200 6.954.151.678

100

Anda mungkin juga menyukai