Bab1-Bank Dan Manajemen Bank Sebuah Gambaran Umum
Bab1-Bank Dan Manajemen Bank Sebuah Gambaran Umum
1. PENGANTAR
Pada waktu sekarang dalam perekonomian manapun di permukaan bumi ini tumbuh dan berkembang berbagai macam lembaga keuangan. Semua lembaga keuangan tersebut mempunyai fungsi pokok menyalurkan dana pinjaman yang berasal dari para penabung kepada para fihak-fihak yang telah melakukan atau merencanakan pendefisitan atas anggaran belanjanya. Salah satu di antara lembaga-lembaga keuangan tersebut~ yang nampaknya paling besar peranannya dalam perekonomian ialah lembaga keuangan bank. Lembaga keuangan biasa dibedakan antara lembaga k~uanganbank, yang lazim hanya disebut bank, dan lembaga keuanganbukan bank, yang dengan pertimbangantertentu seperti disebutkan di bawah nanti, dalam buku ini akan penulis gunakan istilah lembaga keuangan selain bank, dengan akronim LKSB. Selanjutnya lembaga keuangan bank bisa dibeda lagi ke dalam jenis-jenis bank dengan pembedaan yang bisa didasarkan pada aspek-aspek seperti misalnya kepemilikan, fungsi atau jenis usaha utama bank, struktur hubungannya dengan bank-bank lain, dan sebagainya. Lembaga keuangan bukan.bank (LKBB) dapat diartikan dalam artian yang luas dan dapat pula diartikan dalam artian yang sempit. Dalam artian yang luas lembaga keuangan bukan bank mencakup semua lembaga keuangan yang tidak memenuhi syarat untuk disebut sebagai 'bank', termasuk di dalamnya lembaga keuangan bukan bank dalam artiannya yang sempit, yang biasajuga diungkapkan dengan menggunakan akronim LKBR Deriganmelihat kenyataan bahwa istilah LKBB dalam penerbitan-penerbitan resmi hampir senantiasa digunakan dalam arti annya yang sempit1,maka dalam buku ini penulis menyarankan untuk digunakannya istilah LKSB, yaitu singkatan lembaga keuangan. selain bank, sebagai pengganti istilah lembaga keuangan bukan bank dalam artian yang luas. Peranan bank dalam perekonomian bisa ditinjau dari berbagai aspek. Antara lain bank sebagai lembaga perantara keuangan, sebagai lembaga pencipta kredit dan uang, sebagai
'Dalam Laporan Tahunan yang diterbitkan oleh Bank Indonesia misalnya, Istllah lembaga keuangan bukan bank selalu dipergunakan dalam artian semplt.
sumber penghasilandan pencipta lapanganJ\~rja, sebagai pemasok aneka ragam jasa perbankandan sebagainya. .
Manajer bank bertanggungjawab kepada banyak fihak, yang pada pokoknya terdiri dari:' . fihak pemilik bank, para nasabah penabung, para nasabah pengambil kredit, para karyawan banf sendiri, Pemerintah, khususnya Bank Indonesja selaku bank sentral, dan sebagainya. Asalkan para pempimpin bank dapatmenggunakan prinsip-prinsip manajemen (perusahaan) bank secara tepat dan benar, maka pertentangan kepentingan di antara berbagai golongan masyarakat yang kecenderungannya berbeda-beda tersebut akan dapat dengan mudah dipecahkan.
1966, ha!.
30p.cit., ha!. 54. 'Harold Karr Charlesworth, A Banking System in Transition: The Origin, Concept and Growth of the Indonesian Banking System, The New Nusantara Publishing Coy., Jakarta, 1959, hal. 3.
pelaku ekonomi, yang bisa berupa rumahtangga konsumen, rumahtailgga produsen, maupun untuk sejumlah negara tertentu juga rumahtangga pemerintah, dimungkinkan untuk melakukan anggaran belanja defisit. Untuk negara-negara yang perekonomiannya memiliki lembaga keuangan yang telah berkembang, bertambah besarnya kesempatan kerjil dan produk nasional sebagai akibat pelaksanaan fungsi pertama perantara keuangan ini adalah sangat besar. Fungsi umum kedua lembaga perantara keuangan seperti disebutkan di atas dapat diterangkan sebagaiberikut. Tanpa adanyaperantara-,-penabung ams langsungmeminjamkan h dana mereka kepada orang lain (bisa orang perorangan, rumah tangga keluarga ataupun rumahtangga perusahaan) yang memerlukan. Risiko tidak terbayarnya kembali pokok pinjaman beserta bunganya, dalam hal ini dengan sendirinya sepenuhnya ditanggung oleh para penabung itu sendiri. Tetapi dengan adanya perantara, yaitu bank misalnya, penabung menyerahkan dananya kepl;idabank, dan banklah yang melaksanakan pemberian kredit kepada pihak-pihak yang membutuhkan. Kalau debitur tidak melaksanakan kewajiban membayar bunga dan bahkan juga pokok pinjamannya sekalipun, maka selama bank masih ada, yaitu tidak jatuh pailit, penabung sepenuhnya masih akan memperoleh k~mbali pokok pinjaman beserta bunga yang menjadi haknya, secara penuh. Menurunnyarisiko kerugian yang ditanggung oleh penabung akan menurun lebih rendah lagi sebagai akibat lebih profesionalnya bank dalam menangani pemberian kredit kepada berbagai golongan masyarakat yang memerlukan. Tambahan pula nilai transaksi keseluruhanyang dilakukan oleh bank dalam pemberian kredit (begitu juga kegiatankegiatan lainnya) bisa ribuan kali lebih besar dibandingkan dengan transaksi pemberian' kredit yang bisa dilakukan oleh ptmabung individual. Ini berarti bahwa melalui bank mereka dapat memanfaat kan penghematan beroperasi secara besar~besaran yang dilakukan oleh bank, yang tidak mungkin bisa ditiru oleh penabung individual. Mengenai fungsinya yang menyangkut masl,\lahlikuiditas dapatlah dikatakan bahwa bank, seperti halnya dengan lembaga-Iembaga perantara keuarigan lainnya, bisa meningkatkan likuiditas dalam perekonomian tanpa harus mengurangi tingkat likuiditas dari pihak-pihak penabung. Bcrlakunya hukum angka besar ('the la,wof large number'), memungkinkan bank menerbitkan surat tagihanl' claim' melebihi jumlah dana milik penabung yang disimpan di bank dalam bentuk-bentuk giro, deposito berjangka dan tabungan. Selanjutnya kita mengetahui bahwa saldo giro yang ada pada semua lembaga keuangan dalam perekonomian merupakan salah unsur dari jumlah uang yang beredar. Dengan demikian jelaslah kiranya, bahwa dengan menerbitkan surat tagihari para nasabah kepada bank d~ngan jumlah yang melebihi dana yang disimpan oleh para penabung tersebut berarti bahwa bank telah melaksanakan fungsinya menciptakan uang/ 'money creation'
tingkat kesejahteraan yang dinikrnati oleh warganya, seperti misalnya besarnya dan tingkat pertumbuhan produk nasional, tingkat inftasi atau deftasi, tingkat kesempatan kerja, neraca pembayaran, kurs valuta asing dan sebaga inya. Sehubungan dengan kenyataan inilah maka telah lama pula para pemikir ekonomi maupun para teknokrat memikirkan mengenai bagaimana caranya mengendalikan jumlah uang yang beredar agarsupaya jumlah dan susunan nilai-nilai ekonomi agregatif tidak banyak menyimpang dari yang diharapkan. Mengenai peranan bank umum sebagai lembaga yang ikut berfungsi menciptakan uang sudah lama dikenal dan tidak lagi adayang meragukan. Pendapat diantara para pengamat dan pemikir ekonomi mengenai keikutsertaan sementara lembaga perantara keuangan bukan bank dalam bertindak sebagai pencipta uang timbulnya barn kemudian7. Dengan memiliki kemampuan ikut menciptakan uang dengan jumlah yang sangat berarti, para teknokrat dan para pemikir ekonomi sepakat untuk menganggap bank umum sebagai salah satu lembaga moneter. Terutama melalui lembaga perbankan itulah pengarnh kebijakan.-kebijakan moneterBankIndonesiaselakubank sentral,dalamberbagaibentuknya, disalurkan ke dalam perekonomian. Apabila Pemerintah menganggap perlu mengurangi (atau menambah) laju pertumbuhan jumlah uang yang beredar maka kebijakan-kebijakan uang ketat (atau uang longgar) dalam bentuk peningkatan (atau penurunan) 'legal reserve ratio', peningkatan (atau penurunan) 'rediscount rate', 'open market selling' (atau 'open market buying'), melalui 'moral suasion' atau melalui cara-cara lainnya, akan diambil oleh Bank Indonesia. Dengan adanya kebijakan atau kebijakan-kebijakan tersebut bank-bank umum terutama, dengan mendasarkan pada kepentingan bisnis mereka sendiri akan memberikan reaksi dalam bentuk penu runan (ataupeningkatan) saldo giral para nasabahnya. Dengan cara seperti inilah jumlah uang yang beredar dalam masyarakat menurun (atm: meningkat) seperti yang dikehendaki oleh Pemerintah. Mengingat demikian besarnya peranan bank-bank dan lembaga-lembaga keuangan dalam perekonomian, maka mudah kiranya mudah difahami besarnya campur tangaD Pemerintah, dengan sendirinya kebanyakan lewat Bank Indonesia selaku bank sentral, bai\ dalam bentuk pen gawasan, tetapijuga dalam bentuk bimbingan diberikan kepada bank-bank dan lembaga-lembaga keuangan lainnya. Campur tangan tersebut tidak hanya bersifat tida!( langsung, tetapi bila memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan dalam peraturan, pengambilalihan kepengurusanpun bisa terjadi. Setiap manajer bank harns menyadari hal ini. Mereka harns bisa mengikuti secara saksama peraturan-peraturan barn yang setiap saat bisa timbul. Adalah cukup beralasan untukmengatakanbahwaperaturan-peraturanyang berlakubagi lembaga-lembagakeuangan, terutama sekali bagi bank umum, pada umumnya pelaksanaannya adalah sangat ketal. Sebagai contoh, ambil saja misalnya peraturan mengenai likuiditas. Untuk bidang usaha-bidang usaha lain, misalnya saja bidan g usaha perkebunan, manufaktur, perdagangan, konstruksi dan sebagainya, tidak pemah ada campurtangan Pemerintah dahim bidang
7[Wood Jr.
hal.51
1978,
--
---
--
,,~~:.::_~*;;:.;:%:
likuiditas perusahaan. Tetapi dalam bidang perbankan di lain fihak, seperti nanti kita saksikan, peraturan mengenai likuiditas diuraikan secara tegas dan terinci, sedangkan penerapannya sangat ketat. Seminggu sekali bank hams mengirimkan laporan likuiditas kepada Bank Indonesia..Sela!J.jutnya apabila dari laporan likuiditas tersebut diketemukan bahwa tingkat likuiditas bank melanggar ketentuan yang berlaku, maka melalui prosedur yang telah diatur sebelumnya, Bank Indonesia bisa mengambil alih untuk sementara kepengurusan bank tersebut. Pembinaandan pengawasanyang ctemikianketat dalambidangjasa keuangan, khususnya dalam bidang perbankan, merupakan sesuatu yang wajar. Hampir semua negara, termasuk Ametika Serikat dan negara-negara Eropa Barat yang terkenal sebagai penganjur dan penganut ekonomi liberal, menjalankan hal serupa.
Untuk ilmu manajemen bidang-bidang khusus, misalnya manajemen bank, man~jemen transportasi, manajemen hotel dan sebagainya, pembedaan materi bahas yang didasarkan pada pembedaan bidang fungsionalnya kiranya lebih tepat, dan karenanyajuga lebih berarti. Oengan dasar pembedaan ini ki13menemukan: akuntansi bank, manajemen pemasaranjasajasa perbarikan, analisis kredit bank, manajemen portfolio bank, manajemen sumber dana bank sebagainya. Oengan memperhatikan sistematikapengelompokan ilmu-ilmu ma.'1ajemen perusahaan seperti diuraikan di a13s,timbulpertanyaan: "Di manakahletak llmu Manajemen Bank dalam kerangka tersebut?". Daribaganpengelompokkansepertidiungkapkandia13sbisadisaksikan bahwa manajemen bank tergolong kategori manajemen 'special area' atau Umumanajemen
bidang khusus'
Cabang-cabang ilmu manajemen perusahaan yang termasuk dalam kelompok pertama, yaitu kelompok 'functional area' berisi di dalamnya prinsip-prinsip dan teori-teori yang sifatnya sangat umum, tidak terikat oleh tempat dan waktu. Sifat seperti itu biasa disebu t abstrak universal. Demikian juga ilmu pengeta.1'lUanang termasuk kategori 'tools of y analysis' bersifat masih bebas dan belum dikait kan dengan bidang atau masalah tertentu. Olehkarenabersifatabstrakuniversalitulahmakaprinsip-prinsiptersebutbisaditerapkanuntuk semua bidang usaha/' special area' manapun. Hanya saja dalam menggunakan alat analisis, prinsip-prinsip dan teori-teori termaksud harns disesuaikan dengan permasalahannya. Selanjutnya,perludiketengahkanpulabahwacabang-cabangilmumanajemenperusahaan yang termasuk kelompokfimgsional dan alat analisis, masalah-masalah yang di13yangkan pada umumnya merupakan masalah-masalahhipotesis, yaitu masalah yang merupakan hasil rekayasa dalamangan-angan yangtujuannya hanya sekedarmemberikan peragaan mengenai bagairnanacaranyamenggunakanteori-teori,prinsip-prinsipataupunteknik-teknikpemecahan yang disajikan. Selain digunakan contoh-contoh khayal, yaitu yang ki13 sebut juga contoh-contoh hipotesis a13ucontoh-contoh rekayasa, cabang-cabang ilmu manajemen perusahaan yang masuk kategori pertama (fungsional) a13upunkedua (alat analisis) bisa menggunakanjuga permasalahan yang diambil dari dunia praktek/dunia nyata. Kalau diambilkan dari dunia praktek dan sifatnya mengandung unsur kompleksitas (sekalipun hanya sedikit), maka permasalahannya biasa disebut kasus manajemenperusahaan, yang untuk bidang pfrbankan dengan sendirinya dapat disebut kasus-kasus manajemen bank a tau kasus-kasusperbankan. Berbeda dengan cabang-cabang ilmu manajemen perusahaan yang tergolong dalam kelompok pertama dan kedua, yang memulai dari pemyataan-pemyataan yang sifatnya umum, pada umumnya diikuti dengan contoh-contoh penerapannya, maka untuk cabang-cabang ilmu mhnaje men perusahaan yang tergolong dalam kategori ketiga (yaitu manajemen dalam bidang tertentul'special area') pemfokusan perhatian diarahkan. pada bidang usahanya. Bidang usaha yang dimaksud diambilkan dari dunia praktek/dunia nyata. Apabila dirasakan oleh masyarakat (yaitu l~wat lembaga pendidikan) betul-betul diperlu!can, maka muncullah cabang ilmu manajemen bidang khusus barn. Sekalipun lembaga perbankan sudah dikenal paling tidak sejak puluhan 7
abad yang lalu misalnya. namun cabang Hmu manajemen perbankan. kepopulerannya baru menonjol di abad ke 20 ini. Telah disebut-sebut di atas, bahwa-cabang ilmu Manajemen Bank tennasuk kelompok ketiga, yaitu kelompok 'management of special ar:ea'. Seperti halnya dengan mailajemen bi<l;ang-bidangkhusus lainnya, misalnya saja manajemen toko swalayan, manajemen perusahaan kereta api, manajemen perusahaan,asuransi, manajemen bank pembangunan dan sebagainya, cabang ilmu manajemen bank mengambil sebagai 1angkah pertamanya adalah untuk membeberkan deskripsi lembaga bank beserta segala sesuatu yang berkaitan, tennasuk did~lamnya lingkungan perbankan. Uraian secara deskriptif mengenai lembaga perbankan tersebut diperlukan di samping dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana lembagalembaga perbankan tersebut secara kongkrit berkiprah dan masalah-masalah kongkrit apa saja yang dihadapi oleh para manajer bank, juga hanya dengan cara tersebut teori-teori, prinsip-prinsip dan metoda::metodaanalisis bisa dimanfaatkan sebagai mana mestinya. Oleh karena itulah, maka sebelum nanti kita mulai berbincang-bincang mengenai misalnya likuiditas bank, solvabilitas bank, laporan keuangan bank, analisis produk jasa perbankan, masalah pemasaran jasa perbankan dan lain lainnya lagi, terlebih dahulu akan disajikan uraian-uraian deskriptif mengemiijenis-jenis bank dan lembaga-lembaga keuangan lainnya, ketentuan-ketentuan Pemerintah (tennasuk di dalamnya ketentuan-ketentuan Bank Indonesia selaku bank sentral),lingkungan bisnis perhankan di Inponesia,keadaan persaingan pasar kredit dam sebagainya. Dalam langkah pertama tersebut teori-teori dan prinsip-prinsip yang mempunyai sifat. abstrak universal seperti dimaksudkan di atas, besar juga jasanya. Untuk kelengkapan data faktual yang diperlukan, teori-teori dan prinsip-prinsip, sepanjang digunakan secara betul, bisa memberikan semacam panduan dan juga semacam a1at pengecek keberiaran dan kelengkapan data faktual yang dikumpulkan itu .
pemiliknya.
.
bahwa di samping bertanggung jawab kepada para pt!miliknya, manajer perusahaan bertanggung jawab juga kepada beberapa fihak yang lain, dalam arti bahwa sikap serta sepak-terjangnya manajer itu sendiri maupunjuga yang dilakukan oleh Perusahaan, yang berlawanan dengan sistem nilai dan aspirasi yang dimiliki oleh fihak-fihak tersebut dapat membawa dampak yang negatif terhadap jalannya perusahaan.
"
Adapun fihak-fthak yang pada umumnya perlu diperhitungkan oleh pimpinan perusahaan,
meliputi antara lain: I. Para pemilik perus8haan. Parapemilikperusahaanmenghendakibahwadari penanaman modalnya di perusahaan, mereka akan memperoleh penghasilan berupa laba, dividen dan atau dari meningkatnya harga saham perusahaan. Dengan perkataan lain, semakin besar laba yang dihasilkan perusahaan, semakin senanglah para pemilik perusahaan. Ini berarti juga semakin kuatlah kedudukan sang manajer. 2. Nasabah pemakai dana dan pemakai jasa perbankan lainnya. Golongan masyarakat inilah yang bagi perusahaanbukan lembaga keuangandisebut konsumen.Dari golongan masyarakat inilah bank memperoleh penerimaan/penghasilan dalam bentuk bunga pinjaman dan dalam bentuk harga jasa perbankan yang berhasil dijual kepada para nasabahnya. Dari hasil perolehan inilah bank bisa membayar gaji dan upah para karyawannya,membayarbungadeposito, membayarpajakkepadaPemerintah,membayar dividen kepada para pemegang saham, dan sebagainya. Golongan masyarakat ini dengan sendirinyamenghendakiuntuk mendapatkan"pelayanan yang baikdari karyawan dan manajer bank. 3. Nasabah pemasok dana. Seperti halnya dengan fihak nasabah p~makaidana, nasabah pemasok dana juga merupakan fihak yang m empunyai peranan sangat penting dari segi kelestarian bank. Tanpa nasabah pemakai dana, bagi bank berarti tidak ada uang masuk. Tanpa uang masuk, bank tidak dapat membiayai berbagai macam biaya operasionalnya, yang antara lain berupa pembayaran bunga, upah, gaji, sewa, pajak dan sebagainya. Selanjutnya, tanpa nasabah pemasok dana, bank tidak mampu memberikan pinjaman kepada para nasabah pemakai dana, yang sering juga disebut debitur, secara memadai sehingga penerimaan bank yang berasal dari debiturpun tidak lagi bisa diharapkan. Yang dimaksudkan sebagai pemasok dana di sini mencakup pada pokoknya: para pemegang rekening giro, deposito atau tabungan. 4. Karyawan. Para karyawan pada umumnya menghendaki lingkungan kerja yang nyaman, penghasilan (meliputi antara lain upah atau gaji, tunjangan keluarga,jaminan kesehatan, jaminan sosial dan sebagainya), yang memadai, hubungan kerja yang baik dan sebagainya. 5. Sesama bank. Selain timbul sebagai akibat adanya transaksi-transaksi yang diadakan oleh para nasabah, antar bank sendiri banyak mengadakan transaksi juga. Untuk b!sa dijaminnya kelancaran kerjasama antar bank tersebut diperlukan perhatian yang memadai dari para manajer bank. 6. M~yarakat setempat. Masyarakatdi mana perusahaanmenjalankankegiatannyapada umunya menghendaki antara lain:perusahaan tidak menimbulkandampak yang negatip terhadap lingkungan; baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial. Selain itu masyarakat setempat banyak yang mengharapkan juga bahwa perusahaan dapat turut membantu memenuhi kebutuhan mereka akan barang-barang atau jasa-jasa publik sepertimisalnyapoliklinik,tempat-tempatibadah,rumahsekolahdan sebagainya. 7. Pemerintah. Seperti telah disebutkan sebelumnya tugas pemerintah antara lain berup, melaksanakan pengadaan barang-barang danjasa-jasa publik. Untuk membiayai semua 9
---
ini pemerintah memungut dana dari masyarakat berupa pajak dalam berbagai bentuknya. Oalam kaitannya denganpungutan pajak, pemerintah mengharapkan bahwaperusahaanperusahaan dapat bertindaksebagai 'agenpemunglft pa jak' yang baik. Oengan perkataan lain perusahaan diharapkan melaksanakan dengan tertib pemungutan pajak penjualan, pemungutan pajak penghasilan atas penerimaan penghasilan para karyawan perusahaan dan pajak-paj~ lain yang berlakuyangmenjadi tugasnya untuk mela kukan pemungutan, yang selanjutnya diikuti kegiatan penyetoran pajak kepada pemerintah. Berbincang mengenai qubungan dengan pemerintah I'government relations', dapat kiranya diketengahkan di sini,bahwa mengingat sangat vitalnya lembaga keuangan pada umumnya dan lembaga perbankan,pada khususnya bagi setiap perekonomian, maka di negara manapun juga lembaga pemerintah yang disebut bank sentral diberi kewajiban dan tanggungjawab yangluasuntukmengatur,melaksanakanpembinaandanpengawasan terhadap semua bank yang ada dalam perekonomian. Untuk negara kita, lembaga pemerintah yang melihat fungsinya maupun senyatanya diakui sebagai bank sentral ialah Bank Indonesia. Para m~ajer bank paling tidak betul-betul harns bisa menghayati peraturan-peraturan yang mengatur hubungan antara Bank Indonesia selaku Bank Sentral dengan semua macam bank pada umumnya, dan dengan bank umum pada khususnya. Uraian mengeQai hal tersebut akan disajikan dalam bab-bab berikutnya. Kalau kita perhatikan tuntutan dari masing-masing pihak, maka kita akan menjumpai kenyataan,bahwa satu dengan yang lain, keinginan atau tuntutannya bisa berbeda, bahkan tidak jarang berlawanan. Beberapa contoh dapat ditunjukkan di bawah ini: (Karyawan menghendaki upah yang tinggi, yang kalau dipenuhi akan membawa konsekuensi berupa tingginya biaya operasi. Sebaliknya nasabah menghendaki pelayanan yang baik tetapi dengan harga yang rendah. Semuanya ini dengan sendirinya mendorong menurunnya sisa hasil usaha bank. yang karenanya juga bisa berakhir dengan menurunnya dividen dan juga menurunnya harga pasar saham perusahaan bersangkutan. Ini dengan sendirinya tidak dikehendaki o1ehpara pemilik perusahaan. Keinginan para penabung dan para deposan untuk memperoleh bunga tabungan dan bunga deposito yang tinggi bertolak belakang dengan pemenuhan keinginan para nasabah pemanfaat kredit yang menghendaki suku bunga kredit yang rendah dan pelayanan yang baik. Kenyataan adanya perbedaan-perbedaan keinginan antar kelompok masyarakat seperti inilah yang senantiasa merupakan tantangan bagi setiap pemegang pimpinan bank. Para manajer bank itulah yang berkewajiban mengambil keputusan untuk memecahkan masalahmasalah yang dihadapi oleh bank yang dipimpinnya. Oi sinilah ilmu pengetahuanmenampilkkan dirinyasebagai'dewi penyelamat'.IImu pengetahuan dalam bidangnya masing-masing menyediakan alat-alat analisis, yang sepanjang dipergunakannya secara tepat dan bijaksana dapat merupakan pedoman yang ampuh dalam memecahkan masalah-masalah tersebut. Ilmu Manajemen Bank bukanlah 10
merupakan pengecualian. IImu manajemen bank menunjukkan hasil generalisasi masalahmasalah apa saja yang banyak dihadapi oleh para manajer bank. Selanjutnya, Ilmu Manajemen Bank juga menyajikan alat-alat analisis yang dapat dipergunakan untuk mengevaluasi alternatif-alternatif pemecahan masalah yang dihadapi oleh lembaga perbankan pada umumnya.
7. RANGKUMAN
Bank merupakan salah satu bentuk lembaga perantara keuangan. Menurut sejarahnya sudah semenjak 2000 tahun sebelum Masehi, umat manusia telah mengenal lembaga keuangan tersebut. Bangsa Indonesia mengenal bank telah lebih dari satu abad. Oleh bangsa Belanda, De Javasche Bank didirikan di Indonesia pada tahun 1827. Melalui sejarah yang panjang, akhirnya bank tersebut berganti nama Bank Indonesia, nama yang sesuai dengan yang dikehendaki oleh Undang-Undang Dasar 1945. Kalau dulu bank tersebut merupakan bank campuran, yaitu campuran antarabank sentral dengan bank umum, kini oleh Pemerintah misinya selaku bank umum telah dihapus. Semenjak saat itulah Bank Indonesia betul-betul merupakan Bank Sent ral mumi. Sebagai lembaga perantara keuangan, bank mempunyai tiga fungsi pokok: (1) menyalurkan dana dari para penabung ke para peminjam, (2) mengurangi risiko para penabung, dan (3) meningkatkan likuiditas perekonomian. Fungsi ketiga biasajuga disebut sebagai fungsi penciptaan uang lembaga perbankan.
Ilmu Manajemen Bank dapat dikatakan sebagai ilmu manajemen terapan, yang khusus diberlakukan dalam bidang perbankan. Teori-teori, prinsip-prinsip dan.teknikteknik manajerial mempunyai sifat abstrak juga, tetapi terbatas hanya dalam bidang perbankan. Dalam kenyataan, dalam melaksanakan tugasnya manajer bank tidak hanya bertanggungjawab kepada para pemiliknya saja, akan tetapijuga bertanggungjawab kepada fihakfihak lainnya: para nasabah, para karyawan baik perorangan maupun dalam kelompok, para leveransir, masyarakat dan pemerintah, yang satu dengan lainnya mempunyai kepentingan serta keinginan yang berbeda-beda, yang tidak jarang satu dengan lainnya saling bertentangan. Di sinilah peranan ilmu sebagai "dewi penyelamat" menampakkan diri, membantu menyediakan berbagai teori, prinsip-prinsip dan teknik manajerial untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya. Sekedar untuk memberikan gambaran lebih lanjut mengenai bagaimana ilmu manajemen dalam artian yang luas memberikan sumbangan menyajikan teori-teori, prinsip- prinsip dan teknik-teknik manajerial, maka pada bagian Lampiran disajikan suntingan tulisan berjudul "Sumbangan IImu Pengetahuan Dal am Pengelolaan Perusahaan".
11
BOAL LATIHAN
Lingkarilah hurufB untuk pernyataan yang menurut pendapat Anda isinya betul dan
1. Empat ribu tabun yang lalu manusia telah mengenalleJDbaga keuangan yang pada masa kini disebut .bank: 2. Dalamkerangkailmu manajemen,cabangilmumanajemenperbankantergolong sebagai ilmu fungsional. 3. Karena berada diluar sektor nyata, seperti halnyadengan lembaga perantara keuangan jenis lainnya, bank umum dapat dikatakan tidak produktif. 4. Untuk kepentingan sendiri bank umum sering-sering menjalankan kebijakan moneter uang ketat. 5.01eh karena banyak sekali peraturan-peraturan di bidang perbankan oleh bank Indonesia maka peluang-peluang untiik menghasilkan laba bagi bank-bank umum adalah sangat kedl. 6. Pembahasan kasus-kasusbanyak dilakukan sebagai latihan menggunakan teori4eori dan prinsip-prinsip dalam mengambil keputusan. 7. Kesirnpulan-kesimpulan yang berbentuk teori-teori atau prinsip-prinsip
mempunyaisifatabstrakuniversal.
8. Abstrak universal mempunyai makna tergantung kepada ruang dan waktu. 9. Bank Indonesia merupakan Bank umum terbesar di Indonesia 10. Bank umum dapat dikatakan berfungsijuga sebagai agen pemungut pajak.
12