Anda di halaman 1dari 6

D I S U S U N OLEH

Nama Kelas

: DAMAYANTI : X7

Beberapa tahun yang lalu disebuah kota di pedalaman pulau jawa ada satu keluarga yang hidup dalam kemewahan, keluarga itu mempunyai seorang anak perempuan yang sangat manis, saat itu ia berusia sekitar 4 tahun, panggil saja namanya Novi, dia anak yang pintar, baik,, dan patuh terhadap orang tuanya. Keluarga Novi termasuk keluarga yang kurang harmois, kedua orang tuanya sering bertengkar entah apa yang mereka ributkan, setiap hari ada saja persoalan, itu semua terus terjadi dan terus berulang sampai Novi menginjak usia 12 tahun, saat itu dia mempunyai adik perempuan bernama Indri. Pada suatu hari di pagi yan cerah suara burung berkicau mengiringi angin pagi yang sejuk, matahari mulai tinggi menyinari sudut sudut terang kamarku. Baiklah aku bangun. Hoooaahh . . .!!! Teriakku sambil menguap. Selamat Pagi Dunia ^_^ Hai perkenalkan Namaku Noviyanti panggil saja aku Novi aku lahir 17 November 1995 . Dan usia ku sudah 9 tahun aku sekolah disalah satu sekolah dekat negeri di daerah tempat tinggal ku aku duduk di kelas 5 SD, aku termasuk anak yang pandai dari kelas 1 SD aku selalu dapat juara, dari mulai juara kelas sampai juara berbagai lomba lomba aku hidup dalam keluarga yang lumayan berkecukupan namun sayang kelaurgaku kurang harmonis. Ayahku memang punya sifat yang jelek yang senang minum minuman keras, main jud, main cewek. Dia sering kali menghamburkan uang untuk kesenangan belaka. Hal itulah yang selalu menjadi pemicu keributan dalam keluarga kami. Begitu juga dengan ibuku dia tidak terlalu peduli terhadap keluarga sifatnya yang acuh tidak acuh itupun sering membuat ayah marah. Suatu pagi mereka ribut hebat sampai terucap kata cerai dari mulut ibu. Saat itu aku berusaha untuk melarangnya. Aku tak ingin kelaurgaku berantakan sia sia. Tak banyak ingin ku saat itu, aku hanya meminta pada mereka untuk tetap mempertahankan keutuhan keluarga kami. Akhirnya pertengkaran itu selesai dengan damai, semua bisa diselesaikan baik baik. Selang berapa bulan setelah itu, Ibu mengandung adikku yang ketiga, ayah berharap anaknya kali ini laki lak. Aku berjanji jika anakku yang ketiga ini laki laki aku akan berubah dan meninggalkan masa lalu ku Sumpah Ayah.

Setelah 9 bulan ibu mengandung, akhirnya ia melahirkan seperti yang diharapkan. Ibu melahirkan anak laki laki namun tak ada sedikitpun perubahan dari ayah seperti apa yang ia janjikan. Tuha, berikan kesadaran kepada Ayah ku 2 Tahun kemudia Kini aku sudah duduk dibangku kelas 1 SMP aku sekolah disalah satu SMP Negeri di daerah pandeglang. Keadaan dari masalah dalam keluarga ku tak kunjung selesai, sifat ayah makin menjadi menjadi dan membuat ku sangat bosan. Masalah mulai memuncak saat aku mulai beranjak remaja, kedua orang tuaku mulai lupa akan aku dan keluarganya, mereka sibuk dengan pekerjaan mereka masing masing sehingga terkadang aku mereka tak ada yang peduli lagi dengan aku. Kini aku sudah kelas 2 SMP, aku sudah mulai sangat bosan dengan semua sikap kedua orang tuaku, aku sering kali membantah perkataan mereka, mungkin ini bentukrasa protes aku atas semua sikap mereka terhadap aku dan adik adik ku selama ini. Malam itu sekitar pukul. 07.00 WIB aku bergegas meninggalkan rumah tanpa aku sadar, Ayah melihatku yang sedang berusaha mengeluarkan motor dari dalam rumah. Mau kemana kamu ? tanya Ayah Aku hanya terdiam seolah tak mendengar apa apa Mau kemana kamu novi ? Tanya Ayah dengan nada lebih keras Memang ayah masih peduli dengan aku ? jawabku sedikit kesal Sejak kapan kamu mulai berani membatah ayah ? Sudah Lama ! Jawabku tanpa melihat wajahnya Novi Lihat Ayah Aku terdiam tak perduli Novi lihat Ayah kata ayah dengan wajah marah Apa sih yah ? udah deh, Novi cape Novi gak mau hidup Novi kaya gini. Novi mau keluarga kita kaya orang lain, bahagia, harmonis, Novi mau kita makan satu meja bersama. Novi mau ayah dan ibu nemenin Novi saat Novi sedi. Saat novi bahagia, ok hidup Novi enak, Novi mau ini ada mau itu ada, uang cukup, tapi bukan itu yang Novi mau Yah. Bukan itu yang Novi butuhkan, Novi mau ayah, Novi mau Ibu, Novi mau kalian ada saat Novi butuh. Jawabku disertai tangisan. Ayah hanya terdiam melihatku, sampai aku pergipun dia tidak berkata apa apa.

Aku pergi dari rumah, aku cape melihat tingkah laku kedua orang tuaku. Sementara aku pergi dari rumah, aku tinggal dirumah sahabat kecilku, aku selalu cerita padanya jika sedang ada masalah, dia sahabat yang baik, Ira namanya. Suatu hari saat sedang sekolah, aku mersakan sakit yang begitu hebat pada perutku aku tidak tahu sakit apa yang aku rasakan ini. Aku pingsan, Pihak sekolah langsung membawaku ke RSUD Pandeglang yang kebetulan tidak jauh dari lokasi sekolahku. Dan pIhak sekolah segera menghubungi keluargaku tentang keadaan aku saat ini. Setelah ibu dan ayahku smapai dirumah sakit. Saat itu juga dokter memponis aku menderita Usus Buntu Kronis, orang tua ku sangat kaget mendengarnya, karena selama ini yang mereka lihat aku sehat. Aku dirawat. Dokter menyarankan aku agar segera dioperasi tapi aku menolak. Belum selesai masalah penyakitku, masalah lain datang keluargaku mengalami musibah ayah terkena penipuan, ayah kehilangan banyak modal atas usahanya akbiat kejadian itu. Sedikit demi sedikit usaha ayah menurun tak lama setelah itu usaha ayah gukung tikar. Ia bangkrut aku tak berfikir sampai seperti ini. Betapa terpukulnya ayah atas semua kejaidan ini. Perekonomian kami muali krisis. Sekolahku mulai terancam aku terancam mogok sekolah. Atu persatu harta benda kami hilang untuk menutupi hutang hitang ayah kepada rekan rekan kerjanya aku sampai berontak. Aku sampai tidak ingin pergi sekolah lagi. Keluargaku terus berusaha membujukku agar mau melanjutkan sekolah, awalnya aku menolak, namun akhirnya menurut juga. Segala upaya terus diupayakan unuk menyelamatkan sekolahku betapa sulit menerima semua ini. Tuhan, kenapa jadi begini, kenapa harus seperti ini jalan yang kau berikan kepadaku ? kau jahat ! Dengan penuh ketabahan, usaha dari seluruh keluargaku tidak sia sia aku lulus dari SMP. Awalnya aku berfikir akan terhenti sampai SMP, tetapi tuhan sungguh baik. Kini aku sudah menginjak dewasa, usiaku kini sudah hampir 16 tahun. Sekarang aku bersekolah di SMA Negeri di daerah Kab. Tangerang aku bersyukur sekali bisa melanjutkan ke tingkat SMA. Namun kini aku harus hidup dengan segala yang berlalu. 2 tahun sudah kejadian itu berlalu

Sifat ayah mulai membaik, banyak perubahan dalam dirinya saat ini. Begitu juga dengan ibu. Dia jadi lebih dekat dengn aku dan adik adik ku. Kini mereka sadar, kemewahan bukan segalanya, uang telah membuat mereka lupa akan segalanya, harta hanya kiasan hidup semata. Kejadian itu mengajariku pengalaman berharga. Semua ini akan jadi bekalku kelak jika sudah dewasa. Semua telah merubah segalanya, kini semua telah terjadi, aku harus meminta maaf kepada tuhan yang telah aku salahkan. Tuhan, maafkan aku aku sudah terlalu egois untuk hal ini, sedih memang, bila aku terus berharap semua akan kembali. Kini usiaku sudah 16 tahun di usiaku yang ke 16 tahun ini aku telah belajar banyak dari berbagai pengalaman hidup. Namun bolehkah aku berkata jujur ? Sampai saat ini, aku belum bisa menerima semuanya tapi .... biarlah ! Mungkin ini jalan kterbaik untuk aku dan keluargaku kekayaan dan kemewahan memang bukan segalanya. Terima kasih tuhan Karenamu aku mengerti segalanya. Walau semua telah hilang dan aku harus hidup begini, aku senang !

Tuhan. Semoga ini yang terakhir dalam kehidupan ku dan buatlah aku lebih dewasa dengan semua ini. Sekali lagi Terima Kasih Terima Kasih atas pelajaran yang telah engkau berikan, bawalah aku terus melewati jalanmu, sampai kelak nanti aku tertidur disamping mu.

Anda mungkin juga menyukai