Anda di halaman 1dari 3

Ekonomi Thailand bergantung pada ekspor, dengan nilai ekspor sekitar 60% PDB.

Kepulihan Thailand dari Krisis Finansial Asia pada 1997-1998 banyak tergantung permintaan luar dari Amerika Serikat dan pasar asing lainnya. Pemerintahan Thaksin yang mulai menjabat pada Februari 2001 dengan maksud menstimulasi permintaan domestik dan mengurangi ketergantungan Thailand kepada perdagangan dan investasi asing. Sejak itu, administrasi Thaksin telah memperbaiki pesan ekonominya dengan mengambil ekonomi "jalur ganda" yang menggabungkan stimulan domestik dengan promosi tradisional Thailand tentang pasar terbuka dan investasi asing. Ekspor yang lemah menahan pertumbuhan PDB pada 2001 hingga 1,9%. Namun pada 2002-3 stimulan domestik dan kembalinya ekspor menambah performa yang semakin baik, dengan pertumbuhan PDB pada 5,3% dan 6,3%. Sebelum krisis finasial, ekonomi Thai memiliki pertumbuhan ekonomi produksi yang bagus -dengan rata-rata 9,4% untuk dekade sampai 1996. Tenaga kerja dan sumber daya yang lumayan banyak, konsevatis fiskal, kebijakan investasi asing terbuka, dan pendorongan sektor swasta merupakan dasar dari sukses ekonomi pada tahun-tahun sampai pada 1997. Ekonominya intinya sebuah sistem perusahaan-bebas. Beberapa jasa, seperti pembangkit listrik, transportasi, dan komunikasi, dimiliki dan dioperasikan negara, tetapi pemerintah sedang mempertimbangkan menswastakan mereka pada awal krisis finansial. Pemerintah Kerajaan Thailand menyambut investasi asing, dan investor yang bisa memenuhi beberapa persyaratan dapat mendaftar hak investasi istimewa melalui Dewan Investasi Thailand. Untuk menarik investasi asing lainnya, pemerintah telah memodifikasi peraturan investasinya. Gerakan serikat buruh tetap lemah dan terpecah-pecah di Thailand. Hanya 3% dari seluruh angkatan kerja tergabung dalam serikat buruh. Pada tahun 2000, Undang-undang Hubungan Kerja-Perusahaan Negara (SELRA) disahkan, hingga memberikan para pegawai sektor publik hak-hak yang sama dengan mereka yang bekerja di sektor swasta, termasuk hak untuk bergabung dengan serikat buruh. Sekitar 60% dari seluruh angkatan kerja Thailand dipekerjakan di bidang pertanian. Beras adalah hasil bumi yang paling penting. Thailand adalah eksportir besar di pasar beras dunia. Komoditi pertanian lainnya yang dihasilkan dengan jumlah yang cukup besar adalah ikan dan produkproduk perikanan lainnya, tapioka, karet, biji-bijian, dan gula. Ekspor makanan jadi seperti tuna kaleng, nenas dan udang beku juga sedang meningkat.

Partai Demokrat di Thailand Dituding Lakukan Korupsi


19 Oct 2010

y y

International Pikiran Rakyat

BANGKOK, (PR).Perdana Menteri Thailand Abhisit Vejjajiva, tampil sebagai saksi di Mahkamah Konstitusi Thailand. Senin (18/10). Abhisit harus menangkis tudingan korupsi yang ditimpakan kepada partainya yaitu Demokrat. Di mana, Demokrat diduga menyalahgunakan dana kampanye pada pemilu 2005 lalu. Jika terbukti bersalah, partai tersebut akan bubar dan ini akan memicu instabilitas politik di Thailand. Sementara itu, para petinggi Partai Demokrat termasuk Abhisit, bisa dikenai hukuman tidak boleh berpolitik selama lima tahun. Dalam hal ini, koalisi yang ada di pemerintahan sekarang terancam pecah. Berdasarkan penyidikan aparat keamanan setempat, kasus penyalahgunaan dana kampanye merupakan salah satu dari dua kasus dugaan penyimpangan pada partai tersebut. Sepanjang sejarah pengadilan Thailand, putusan MK tersebut sudah dua kali menyebabkan dua perdana menteri lengser dari kekuasaannya. Tak tertutup kemungkinan kalau Abhisit mengalami nasib yang sama. Pada persidangan itu, Abhisit memang resmi menjadi saksi untuk membela partainya. Akan tetapi, pada saat yang sama dia juga mempertaruhkan karier politiknya pada masa mendatang. Sidang Mahkamah Konstitusi tersebut, diperkirakan merupakan yang terakhir dalam kasus menyangkut korupsi dana negara sebesar 900.000 dolar AS pada 2005 itu. Diketahui, Thailand merupakan salah satu negara di kawasan Asia Tenggara yang pergolakan politiknya nyaris tidak pernah mereda. Kudeta secara ilegal maupun penurunan perdana menteri secara legal, berlangsung silih berganti. Penurunan perdana menteri biasanya dilakukan lewat tekanan unjuk rasa besar-besaran. Tekanan unjuk rasa ini tidak serta-merta berhasil. Sementara itu, gugatan hukum juga dilayangkan. Gugatan hukum inilah yang kemudian mendorong jatuhnya seorang perdana menteri dari kursinya. Belakangan, massa terkonsentrasi ke kubu Baju Kuning dan Kaus Merah. Massa Kaus Merah dikenal sebagai massanya Thaksin Shinawatra, Perdana Menteri Thailand yang digulingkan lewat kudeta. Sementara massa Baju Kuning adalah propemerintah saat ini. (BBC/A-133)"*
Konflik Thailand-Kamboja Selesaikan Secara Pershabatan Jakarta ( Berita ) : Konflik dua negara anggota ASEAN, Thailand dan Kamboja, yang berawal dari sengketa perbatasan di mana candi Preah Vihear berada, sebaiknya diselesaikan secara persahabatan sehingga tidak berlarut-larut.

Kami prihatin atas kejadian itu, dan kami sarankan agar konflik perbatasan itu segera bisa diselesaikan di meja perundingan dengan semangat persahabatan ASEAN, kata Theo L. Sambuaga, ketua Komisi I DPR yang membidangi masalah-masalah luar negeri, di Jakarta, Jumat [08/08]. Ia menyatakan prihatin saat mendengar, angkatan bersenjata kedua negara telah berhadaphadapan, dan mengimbau kedua pihak saling mengendalikan diri untuk tidak mencetuskan keributan. Kalau ketegangan itu berlarut-larut, kita khawatir akan terjadi ekskalasi. Konflik bersenjata jelas akan merugikan stabilitas kawasan Asia Tenggara. Karena itu, sebaiknya kita dorong mereka melakukan dialog, katanya. Menlu kedua negara, telah berupaya melakukan dialog, namun masalahnya belum terpecahkan. Ketua Komisi I mengharapkan, agar persoalan itu tidak dibawa ke Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB). Ketua DPP Partai Golkar ini berkeyakinan, konflik perbatasan kedua negara bisa diatasi dengan semangat bertetangga baik, apalagi dalam lingkup ASEAN. Ia juga mengimbau negara-negara ASEAN untuk memberikan sumbangan pemikiran bagi penyelesaian masalah yang dihadapi Thailand-Kamboja. Kita akan siap kalau diminta sebagai penengah, tapi hendaknya jangan melibatkan pihak ketiga di luar ASEAN, katanya. Sebelumnya, Sekjen PBB Ban Ki-moon juga menilai konflik dapat dicairkan hanya melalui solusi politik. Ban Ki-moon menyatakan hal itu dalam pernyataan tertulisnya pada seminar Konferensi Internasional Cendekiawan Islam (ICIS) III di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu pekan lalu. Sementara itu, PM Kamboja Hun Sen juga berharap, Thailand dan Kamboja harus melupakan masa lalu dalam perselisihan atas candi Hindu berumur 900 tahun itu. Kita tidak boleh membawa negara kita ke perang akibat sengketa di perbatasan kita, kata Hun Sen, dalam siaran langsung televisi baru-baru ini. Kita perlu tinggal bersama sebagai tetangga baik sampai puluhan ribu tahun mendatang. Kita perlu membatasi perselisihan kita dan mengutamakan kerjasama dwipihak, termasuk perdagangan, katanya. Hun Sen juga mengharapkan pertemuan lagi antara kedua Menlu di Thailand pada 18 Agustus dapat membantu mempersempit perbedaan. ( ant )

Anda mungkin juga menyukai